EPILEPSI dalam KEHAMILAN

Click here to load reader

download EPILEPSI dalam KEHAMILAN

of 17

description

epilepsi

Transcript of EPILEPSI dalam KEHAMILAN

EPILEPSI dalam KEHAMILAN

Oleh:Hawania Rahtio, S.kedSiti Soraya Manda Sari, S.kedRizkiana Rama Dona, S.ked

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDOEL MOELOEKPERIODE JANUARI 2014EPILEPSI dalam KEHAMILANPendahuluan Etiologi Epilepsi pada wanita hamil

Epilepsi merupakan kelainan neurogenik, dimana pada ibu hamil membutuhkan tatalaksana yang adekuat agar tidak beresiko terhadap kehamilanya. Untuk menanggulangi banyaknya resiko, maka dokter ahli kandungan bekerjasama dengan dokter ahli neurologi.Pengaruh epilepsi dalam kehamilanKehamilan dapat meningkatkan serangan epilepsi akibat perubahan hormon esterogen dan progesteronKondisi epilepsi dapat menyebabkan kelahiran prematur, BBLR, dan juga dapat menyebab mikrosephali pada bayi, apgar scor rendah.Efek kehamilan terhadap epilepsiPada wanita hamil dengan epilektic seizure dan yang mendapat pengobatan antiepilepsi maka pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu: 1. pemeriksaan kadar obat dalam darah 2. EEG 3. CT-scan, bila ada kelainan neurologi 4. Periksa perubahan-perubahan konsentrasi obat anti epilepsi secara teratur dan harus dimonitoring setiap bulan.Pengaruh epilepsi terhadap kehamilan Efek Terotogenik Obat Anti EpilepsiTrimetadion Dapat mengakibatkan kelainan pada janin yang spesifik disebut sindrom trimetadion fetus. German dan kawan-kawan (1970); dalam studi lanjutan mengkonfirmasi terhadap resiko tinggi pada sindrom ini,yang mana dapat menyebabkan perkembangan yang lambat, anomali kraniofasial dan kelainan jantung bawaan. Golongan obat ini tidak digunakan pada kehamilan (Laidlaw,1988; Gilroy, 1992; Johnston, 1992)2. FenitoinPenggunaan fenitoin dapat mengakibatkan terjadinya sindrom hidantoin fetus. Sindrom ini pertama kali diperkenalkan oleh Hanson dan Smith (1975)Sindrom ini terdiri dari abnormalitas kraniofasial,kelainan anggota gerak, defisiensi pertumbuhan, retardasi mental baik ringan atau sedang (Gilroy, 1992). Studi prospektif dari 35 bayi pada prenatal diberi obat golongan hidantoin, Hansons dan kawan-kawan (1976)menemukan 11% mempunyai gambaran sebagai sindroma ini (laidlaw, 1988 Yerbi, 1991). Dosis fenitoin antara 150-600 mg/hari.3. Sodium Valproat Obat ini relatif baru dan sedikit data yang berefek pada uterus. Penggunaan obat ini dapat mengakibatkan kelainan pada janin berupa sindrom valproat fetus. Pernah dilaporkan terhadap 7 bayi yang dilahirkan dari ibu epilepsi yang menggunakan obat ini berupa kelainan pada wajah dengan ciri-ciri:lipatan epikantus inferior, jembatan hidung yang datar, filtrum yang dangkal(Yerby, 1991). Obat ini pada manusia dapat menembus plasenta secara bebas dan memberikan dosis yang lebih tinggi pada neonatus dari ibu.(Laidlaw, 1988).Dosis sodiumm valproat antara 600-3000 mg/hari4. KarbamazepinObat ini tidak terlibat pada malformasi mayor tetapi dapat menyebabkanretardasi pertumbuhan kepala janin. Hiilesmaa dan kawan-kawan (1981)didalam penelitiannya terhadap 133 wanita menunjukkan bahwa penggunaanobat ini (tunggal) atau kombinasi dengan fenobarbital dapat menyebabkan retardasi (Laidlaw, 1988).Belakangan ini dilaporkan bahwa karbamazepin mengakibatkan meningkatnya kasus spina bifida sebanyak 0,5 1,0%(Dikutip dari Warta Epilepsi, 1992). Dosis karbamazepin 400-1800 mg/hari.5. FenobarbitalPemakaian obat ini dapat mengakibatkan sindrom fenobarbital fetus, yang berupa Dismorfim wajah, gangguan pertumbuhan pre dan postnatal,perkembangan lambat (Yerby, 1991).Bagian Obstetri dan Ginekologi Akademi Amerika menganjurkan pemakaian fenobarbital sebagai obat pilihan untuk wanita epilepsi yang hamil (Yerby,1991).Sullivan (1975), pada penelitiannya terhadap tikus yang hamil diberikan obat ini mengakibatkan bibir and palatum sumbing berkisar antara 0.6 3.9%(Yerbi, 1991). Dosis Fenobarbital antara 30 240 mg/hari (Gilman AG, 1991)Prosentase malformasi akibat obat anti epilepsi Edukasi terhadap wanita hamil yang memiliki riwayat epilepsiIbu hamil harus menjelaskan kondisi nya terhadap dokter kandungan yang memeriksanya bahwa sang ibu memiliki riwayat epilepsi secara detail sehingga dokter dapat memberikan obat antiepilepsi kusus yang aman untuk kehamilanyaMonitoring ketat terhadap perkembangan janin melalui USG. Hal ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada kehamilanya.Pertimbangan memilih tempat bersalin yang memiliki fasilitas lengkap kususnya peralatan yang mendukung persalinan.Pengaruh epilepsi dalam persalinanFrekuensi bangkitan kejang meningkat 33%Perdarahan post partum 10%Apabila tanpa profilaksis vitamin K pada ibu, resiko perdarahan perinatal pada bayi 1%.