Malaria Dalam Kehamilan

47
MALARIA DALAM MALARIA DALAM KEHAMILAN KEHAMILAN

description

Powerpoint tentang penyakit malaria dalam masa kehamilan

Transcript of Malaria Dalam Kehamilan

Page 1: Malaria Dalam Kehamilan

MALARIA DALAM MALARIA DALAM KEHAMILANKEHAMILAN

Page 2: Malaria Dalam Kehamilan

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Malaria: infeksi parasitik yg paling pentingMalaria: infeksi parasitik yg paling penting 35% penduduk di daerah risiko tertular 35% penduduk di daerah risiko tertular

malariamalaria Anak < 5 tahun dan wanita hamil paling Anak < 5 tahun dan wanita hamil paling

rentanrentan Morbiditas dan mortalitas ibu dan janin Morbiditas dan mortalitas ibu dan janin

Page 3: Malaria Dalam Kehamilan

Wanita hamil risiko lebih besar terinfeksi: Wanita hamil risiko lebih besar terinfeksi: hamil pertama atau keduahamil pertama atau kedua usia mudausia muda berasal dari daerah dengan tingkat penularan berasal dari daerah dengan tingkat penularan

rendah rendah terinfeksi HIV/AIDSterinfeksi HIV/AIDS

Kehamilan menjadi masalah khususKehamilan menjadi masalah khusus Perubahan sistem imunitasPerubahan sistem imunitas Perubahan fisiologi kehamilanPerubahan fisiologi kehamilan Parasitemia 10 x lebih tinggiParasitemia 10 x lebih tinggi Kematian ibu hamil 2x lipatKematian ibu hamil 2x lipat Pengobatan selektif Pengobatan selektif

Page 4: Malaria Dalam Kehamilan

Infeksi malaria pd kehamilan Infeksi malaria pd kehamilan tergantung:tergantung: Derajat penularan di daerahDerajat penularan di daerah Tingkat kekebalan individuTingkat kekebalan individu

Wanita hamil:Wanita hamil: kekebalan ( - ) kekebalan ( - ) rentan komplikasi rentan komplikasi kekebalan (+) kekebalan (+) anemia dan BBLR anemia dan BBLR

Program WHO: Program WHO: Roll Back Malaria Roll Back Malaria (Gebrak Malaria)(Gebrak Malaria)

Page 5: Malaria Dalam Kehamilan

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI WHO: WHO:

40% populasi 40% populasi dunia hidup di dunia hidup di daerah endemis daerah endemis malariamalaria

300 juta terinfeksi 300 juta terinfeksi malariamalaria

1/3 nya menjadi 1/3 nya menjadi penyakit klinispenyakit klinis

1-2,7 juta kematian1-2,7 juta kematian 80% di sub Sahara 80% di sub Sahara

Afrika, 8% India, Afrika, 8% India, 12% beberapa 12% beberapa negara negara

Page 6: Malaria Dalam Kehamilan

Indonesia:Indonesia: 46,2% populasi tinggal di daerah endemis46,2% populasi tinggal di daerah endemis 3,2 juta kasus kecurigaan malaria klinis3,2 juta kasus kecurigaan malaria klinis 160.282 kasus konfirmasi laboratorium160.282 kasus konfirmasi laboratorium P. vivax :predominan di Jawa BaliP. vivax :predominan di Jawa Bali P. falciparum: di luar Jawa BaliP. falciparum: di luar Jawa Bali 1998-1999 : insidensi 1998-1999 : insidensi

15 juta penduduk mengidap malaria15 juta penduduk mengidap malaria 13 propinsi KLB (1998-2001)13 propinsi KLB (1998-2001)

Re-emerging disesaseRe-emerging disesase

Page 7: Malaria Dalam Kehamilan

Manusia

Vektor

Lingkungan

Hewan

Perubahan iklim

Polusi

Eksploitasi

Kota besar

Migrasi

Pertumbuhan populasi

Pertumbuhan vektor

Resistensi vektor

Antibiotik

ZoonosisProduksi makanan

Intensifikasi pertanian

Transmisi

Gambar 1. Hubungan antar manusia dengan lingkungan, vektor dan hewan

Page 8: Malaria Dalam Kehamilan

FAKTOR PARASITFAKTOR PARASIT Plasmodium falciparum: Plasmodium falciparum:

masa infeksi paling pendekmasa infeksi paling pendek parasitemia paling tinggi parasitemia paling tinggi gejala paling beratgejala paling berat

Plasmodium vivax dan ovale: Plasmodium vivax dan ovale: parasitemia lebih rendahparasitemia lebih rendah gejala lebih ringangejala lebih ringan masa inkubasi lebih lamamasa inkubasi lebih lama

Page 9: Malaria Dalam Kehamilan

FAKTOR MANUSIAFAKTOR MANUSIA Nyamuk Anopheles 2x lipat lebih tertarik Nyamuk Anopheles 2x lipat lebih tertarik

pada wanita hamilpada wanita hamil Perubahan fisiologis dan tingkah laku Perubahan fisiologis dan tingkah laku

selama kehamilanselama kehamilan Trimester ke 3, hembusan nafas 21% Trimester ke 3, hembusan nafas 21%

lebih banyaklebih banyak Kehangatan badan ( lebih tinggi 0,7ºC)Kehangatan badan ( lebih tinggi 0,7ºC) Bau badanBau badan Meninggalkan kelambu untuk BAKMeninggalkan kelambu untuk BAK

Page 10: Malaria Dalam Kehamilan

FAKTOR NYAMUKFAKTOR NYAMUK Nyamuk Anopheles betinaNyamuk Anopheles betina Di Indonesia: 24 spesies Anopheles vektor Di Indonesia: 24 spesies Anopheles vektor

malariamalaria Menggigit antara waktu senja dan subuhMenggigit antara waktu senja dan subuh Jarak terbang 2-3 km dari tempat perindukanJarak terbang 2-3 km dari tempat perindukan Bila angin yang kuat, terbawa sampai 30 kmBila angin yang kuat, terbawa sampai 30 km

Nyamuk Anopheles berbeda dengan nyamuk lainnya dilihat dari posisi tubuhnya. Tubuh nyamuk Anopheles mengarah ke atas di udara membentuk satu garis, tetapi pada nyamuk lain, bagian belakang tubuhnya membengkok dan mengarah ke bawah.

Page 11: Malaria Dalam Kehamilan

FAKTOR LINGKUNGANFAKTOR LINGKUNGAN Lingkungan fisikLingkungan fisik

Suhu, kelembaban, hujan, ketinggian, anginSuhu, kelembaban, hujan, ketinggian, angin

Lingkungan biologikLingkungan biologik Ikan pemakan larva, ternakIkan pemakan larva, ternak

Lingkungan sosial budayaLingkungan sosial budaya Kebiasaan di luar rumah, pemukiman baru, Kebiasaan di luar rumah, pemukiman baru,

transmigrasi, pembuatan jalantransmigrasi, pembuatan jalan

Page 12: Malaria Dalam Kehamilan

SIKLUS HIDUP PARASIT SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIAMALARIA

Protozoa obligat intraseluler, genus Protozoa obligat intraseluler, genus PlasmodiumPlasmodium Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum : Malaria tropika: Malaria tropika Plasmodium vivaxPlasmodium vivax : Malaria tertiana: Malaria tertiana Plasmodium malariaePlasmodium malariae : Malaria kuartana: Malaria kuartana Plasmodium ovalePlasmodium ovale : Malaria ovale: Malaria ovale

Penularan:Penularan: Gigitan nyamukGigitan nyamuk Transfusi darah/ jarum suntik yang tercemarTransfusi darah/ jarum suntik yang tercemar Ibu hamil ke janin Ibu hamil ke janin

Page 13: Malaria Dalam Kehamilan

Gambar 2. Siklus hidup Plasmodium

Page 14: Malaria Dalam Kehamilan

IMUNOLOGI DAN IMUNOLOGI DAN PATOBIOLOGIPATOBIOLOGI

Imunitas terhadap malaria sangat Imunitas terhadap malaria sangat komplekskompleks

Respon imunitas non spesifik: Respon imunitas non spesifik: makrofag, monosit, lekosit PMN, sitokin, makrofag, monosit, lekosit PMN, sitokin,

komplemen dan sel NKkomplemen dan sel NK Respon imunitas spesifikRespon imunitas spesifik

Spesies spesifikSpesies spesifik Strain spesifikStrain spesifik Stage spesificStage spesific

Page 15: Malaria Dalam Kehamilan

Spesies spesifikSpesies spesifik Penderita pernah terinfeksi P. vivax, masih Penderita pernah terinfeksi P. vivax, masih

dapat terinfeksi P. falciparumdapat terinfeksi P. falciparum Strain spesifikStrain spesifik

Seseorang yang pernah terinfeksi dg suatu Seseorang yang pernah terinfeksi dg suatu strain, akan kebal bila terpapar ulang dg strain, akan kebal bila terpapar ulang dg strain homolog, tetapi dg strain heterolog strain homolog, tetapi dg strain heterolog infeksi walaupun ringaninfeksi walaupun ringan

Stage spesificStage spesific Imunitas terhadap stadium ekso-eritrositer Imunitas terhadap stadium ekso-eritrositer

berbeda dengan stadium eritrositerberbeda dengan stadium eritrositer Antigen berbeda pada setiap stadiumAntigen berbeda pada setiap stadium

Page 16: Malaria Dalam Kehamilan

Wanita hamil: imunitas Wanita hamil: imunitas Perubahan hormonalPerubahan hormonal

Pe Pe sekresi gonadotropin plasental sekresi gonadotropin plasental Pe Pe steroid adrenal steroid adrenal Pe Pe feto-protein feto-protein

Kadar antibodi Kadar antibodi :: Depresi limfositDepresi limfosit Pe Pe sintesis gamma globulin sintesis gamma globulin Hambatan sistem retikuloendotelialHambatan sistem retikuloendotelial

Wanita hamil lebih rentan dan parasitemia Wanita hamil lebih rentan dan parasitemia lebih tinggi dibandingkan wanita tidak lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamilhamil

Page 17: Malaria Dalam Kehamilan

Daerah endemisDaerah endemis Imunitas (+), walaupun gejala klinis (-), Imunitas (+), walaupun gejala klinis (-),

tetapi terjadi parasitemia di plasentatetapi terjadi parasitemia di plasenta anemia dan BBLRanemia dan BBLR

Daerah non endemisDaerah non endemis Kekebalan rendahKekebalan rendah Morbiditas lebih berat Morbiditas lebih berat Keluaran kehamilan yang lebih burukKeluaran kehamilan yang lebih buruk

abortus, kematian janin, persalinan kurang abortus, kematian janin, persalinan kurang bulan serta infeksi berat pada maternal.bulan serta infeksi berat pada maternal.

Page 18: Malaria Dalam Kehamilan

Pertahanan berlapis terhadap infeksi Pertahanan berlapis terhadap infeksi malaria oleh P. falciparum:malaria oleh P. falciparum: Pertahanan non spesifikPertahanan non spesifik

Tergantung adanya reseptor untuk invasi Tergantung adanya reseptor untuk invasi parasit dan sekuestrasiparasit dan sekuestrasi

Pertahanan spesifikPertahanan spesifik Antibodi terhadap Pf-EMP-1Antibodi terhadap Pf-EMP-1

Untuk tjd infeksi (parasitemia), Untuk tjd infeksi (parasitemia), parasit harus melewati 2 lapisan parasit harus melewati 2 lapisan pertahananpertahanan

Page 19: Malaria Dalam Kehamilan

Gambar 3. Pertahanan terhadap infeksi Plasmodium falciparum yang tergantung pada imunitas spesifik dan imunitas non-spesifik

Page 20: Malaria Dalam Kehamilan

Perlindungan jangka pendek 3-6 bln. Perlindungan jangka pendek 3-6 bln. Antibodi subklas Ig G3, waktu paruh Antibodi subklas Ig G3, waktu paruh pendekpendek

Sekuestrasi: Sekuestrasi: Proses akumulasi sejumlah eritrosit berparasit Proses akumulasi sejumlah eritrosit berparasit

pada berbagai organpada berbagai organ Sitoadherens eritrosit berparasit dg endotel Sitoadherens eritrosit berparasit dg endotel

mikrovaskulermikrovaskuler Plasenta: Plasenta:

Tempat yg baik untuk sekuestrasi dan Tempat yg baik untuk sekuestrasi dan pertumbuhan parasitpertumbuhan parasit

Eritrosit berparasit berakumulasi di ruang Eritrosit berparasit berakumulasi di ruang intervili plasentaintervili plasenta

Pembuluh darah perifer, parasit matur (-)Pembuluh darah perifer, parasit matur (-)

Page 21: Malaria Dalam Kehamilan

Plasmodium falciparum Erytrocyte Plasmodium falciparum Erytrocyte Membrane Protein-1 (Pf-EMP1)Membrane Protein-1 (Pf-EMP1) Protein diekspresikan pada permukaan Protein diekspresikan pada permukaan

eritrosit yang berperan pada proses eritrosit yang berperan pada proses sitoadherenssitoadherens

Sitoadherens Sitoadherens SekuestrasiSekuestrasi RossettingRossetting Agregasi eritrosit terinfeksi dg trombositAgregasi eritrosit terinfeksi dg trombosit

obstruksi mikrosirkulasi obstruksi mikrosirkulasi ggn metabolik ggn metabolik organorgan

Page 22: Malaria Dalam Kehamilan

P. falciparum mengalami sitoadherens dg P. falciparum mengalami sitoadherens dg Chondroitin sulphate A Chondroitin sulphate A (CSA) pada (CSA) pada permukaan sinsitiotrofoblaspermukaan sinsitiotrofoblas

Antibodi anti adhesi terhadap ikatan CSA Antibodi anti adhesi terhadap ikatan CSA dengan parasit dengan parasit proteksi thp malaria proteksi thp malaria selama kehamilanselama kehamilan

Daerah endemis, wanita multigravida, Daerah endemis, wanita multigravida, antibodi anti adhesi terhadap ikatan CSA dg antibodi anti adhesi terhadap ikatan CSA dg parasitparasit

Antibodi timbul setelah beberapa kali hamilAntibodi timbul setelah beberapa kali hamil Primigravida : antibodi anti adhesi (-)Primigravida : antibodi anti adhesi (-)

Page 23: Malaria Dalam Kehamilan

Plasenta yang terinfeksi secara histologi:Plasenta yang terinfeksi secara histologi: Eritrosit berparasit dan pigmen malari dlm Eritrosit berparasit dan pigmen malari dlm

ruang intervilli plasentaruang intervilli plasenta Monosit mengandung pigmenMonosit mengandung pigmen Infiltrasi mononuklearInfiltrasi mononuklear Knotting sinsitialKnotting sinsitial Nekrosis fibrinoidNekrosis fibrinoid Kerusakan trofoblasKerusakan trofoblas Penebalan membrana basalis trofoblasPenebalan membrana basalis trofoblas

Dasar gangguan nutrisi fetal: Dasar gangguan nutrisi fetal: nekrosis sinsitiotrofoblastnekrosis sinsitiotrofoblast penebalan membran basalis trofoblaspenebalan membran basalis trofoblas pengecilan mikrovilli kronispengecilan mikrovilli kronis

Page 24: Malaria Dalam Kehamilan

Gambar 5. Dengan mikroskop cahaya pembesaran (X800) tampak ruang plasenta terisi oleh eritrosit yang mengandung parasit. Dalam sel yang terinfeksi tampak residual dari hemoglobin yang dicerna oleh organisme berbentuk titik terang (panah pendek), dikelilingi oleh lekosit (panah panjang). Sebaliknya eritrosit janin (panah segitiga) pada kapiler dari villi plasenta, bebas dari parasit, hal ini menunjukkan infeksi malaria tidak menembus plasenta

Page 25: Malaria Dalam Kehamilan

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Pada kehamilan komplikasi akan lebih Pada kehamilan komplikasi akan lebih sering terjadi dan lebih beratsering terjadi dan lebih berat

Episode serangan malaria meningkat Episode serangan malaria meningkat secara bermakna 3-4 kali lipat selama secara bermakna 3-4 kali lipat selama trimester ke 2 dan 3 kehamilan serta 2 trimester ke 2 dan 3 kehamilan serta 2 bulan post partumbulan post partum

Kehamilan meningkatkan komplikasi Kehamilan meningkatkan komplikasi infeksi malaria falciparum khususnya pada infeksi malaria falciparum khususnya pada wanita nullipara yang tidak memiliki wanita nullipara yang tidak memiliki kekebalankekebalan

Page 26: Malaria Dalam Kehamilan

2 bentuk gambaran klinis2 bentuk gambaran klinis

1.      Malaria tanpa komplikasi1.      Malaria tanpa komplikasiTimbul gejala setelah masa inkubasi 8 – 20 Timbul gejala setelah masa inkubasi 8 – 20 hari. Penderita akan demam dimana bersifat hari. Penderita akan demam dimana bersifat periodik Gejala lain adalah sakit kepala, periodik Gejala lain adalah sakit kepala, astenia, artralgia, mialgia dan gastroenteritis.astenia, artralgia, mialgia dan gastroenteritis.

2.      Malaria dengan komplikasi2.      Malaria dengan komplikasi Timbul sebagai malaria berat dengan tanda Timbul sebagai malaria berat dengan tanda dan gejala: koma, kejang umum, anemia berat, dan gejala: koma, kejang umum, anemia berat, oligouria, udem paru, hipoglikemi, kolaps oligouria, udem paru, hipoglikemi, kolaps kardiovaskuler, sindroma hemoragik, kardiovaskuler, sindroma hemoragik, hemoglobinuria, dan asidosishemoglobinuria, dan asidosis

Page 27: Malaria Dalam Kehamilan

RISIKO PADA JANINRISIKO PADA JANIN Demam tinggi, insufisiensi plasental, Demam tinggi, insufisiensi plasental,

anemia, komplikasi lain anemia, komplikasi lain efek ke janin efek ke janin Mortalitas perinatal dan neonatal 15-Mortalitas perinatal dan neonatal 15-

70% 70% Abortus spontan, kelahiran prematur, Abortus spontan, kelahiran prematur,

kematian janin dalam kandungan, kematian janin dalam kandungan, insufisiensi plasental, insufisiensi plasental, IUGRIUGR, BBLR, dan , BBLR, dan fetal distress fetal distress

Infeksi yang menyebar transplasenta ke Infeksi yang menyebar transplasenta ke janin menimbulkan malaria kongenital.janin menimbulkan malaria kongenital.

Page 28: Malaria Dalam Kehamilan

Plasmodium falciparum malaria

Anemia

Transportasi nutrisi

Sekuestrasi pada plasenta

Berat badan lahir rendah

risiko mortalitas bayi

Gambar 4. Pengaruh Plasmodium falciparum malaria terhadap bayi

Page 29: Malaria Dalam Kehamilan

Malaria kongenitalMalaria kongenital Jarang terjadi, <5% dari kehamilan Jarang terjadi, <5% dari kehamilan

dengan malaria yang non-imun dengan malaria yang non-imun Plasenta berfungsi sebagai barier, Plasenta berfungsi sebagai barier,

dimana parasit malaria hanya dapat dimana parasit malaria hanya dapat masuk ke sirkulasi darah janin apabila masuk ke sirkulasi darah janin apabila terdapat kerusakan pada plasentaterdapat kerusakan pada plasenta

Barier plasenta dan antibodi IgG Barier plasenta dan antibodi IgG maternal yang melewati plasenta dapat maternal yang melewati plasenta dapat melindungi janinmelindungi janin

Page 30: Malaria Dalam Kehamilan

DIAGNOSISDIAGNOSIS

Berdasarkan:Berdasarkan: manifestasi klinismanifestasi klinis uji imunoserologisuji imunoserologis ditemukan parasit (Plasmodium) di ditemukan parasit (Plasmodium) di

dalam darah penderitadalam darah penderita Stadium dingin, demam, dan Stadium dingin, demam, dan

berkeringatberkeringat

Page 31: Malaria Dalam Kehamilan

Parameter infeksi

Plasmodium

vivax

Plasmodium

ovale

Plasmodium

malariae

Plasmodium

falciparum

Periode inkubasi

8-17 hari 10-17 hari 18-40 hari 8-11 hari

Gejala prodromal

Derajat

Pola awal demam

Ringan – sedang

Ireguler (48 jam)

Ringan

Ireguler (48 jam)

Ringan – sedang

Reguler (72 jam)

Ringan

Continuous-

remittent (48 jam)

Periodisitas gejala 48 jam 48 jam 72 jam 36-48 jam

Paroksismal awal

Derajat

Durasi rata-rata

Sedang – berat

10 jam

Ringan

10 jam

Sedang – berat

11 jam

Berat

16-36 jam

Limitasi

parasitemia

Eritrosit muda Eritrosit muda Eritrosit tua Semua jenis

eritrosit

Anemia Ringan - sedang Ringan Ringan - sedang Berat

Keterlibatn SSP Jarang Mungkin Jarang Sering

Sindroma nefrotik Mungkin Jarang Sering Jarang

Tabel 1. Karakteristik klinis dari infeksi plasmodium

Page 32: Malaria Dalam Kehamilan

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang Pemeriksaan mikroskopisPemeriksaan mikroskopis Teknik Teknik Quantitative Buffy CoatQuantitative Buffy Coat Uji imunoserologisUji imunoserologis

Standar emas adalah pemeriksaan Standar emas adalah pemeriksaan mikroskopis untuk menentukan mikroskopis untuk menentukan parasit Plasmodium di dalam darah parasit Plasmodium di dalam darah tepi.tepi.

Page 33: Malaria Dalam Kehamilan

Malaria-Demam mengigil-Spenomegali-Anemia

Anamnesis Riwayat

Mendapat transfusi atau pecandu obat intravena Bukan

malaria

Negatif

Konfirmasi diagnosis

Apusan darah tebal dan tipis

Resisten klorokuin

Positif

Negatif

Negatif Bukan malaria

Positif

P. vivaxP. ovaleP. malariae

spesies

Sensitif klorokuin

P. falciparum

Terapi

Terapi

Terapi

Gambar 5. Algoritma diagnosis malaria

Page 34: Malaria Dalam Kehamilan

PENGELOLAANPENGELOLAAN

Aspek pengelolaan malaria dlm Aspek pengelolaan malaria dlm kehamilan:kehamilan: Pengobatan terhadap malariaPengobatan terhadap malaria Pengelolaan komplikasiPengelolaan komplikasi Pengelolaan persalinanPengelolaan persalinan

Page 35: Malaria Dalam Kehamilan

PENGOBATAN TERHADAP PENGOBATAN TERHADAP MALARIAMALARIA

Pemilihan obat anti malaria Pemilihan obat anti malaria Semua trimester: Klorokuin, Kina, Gol Semua trimester: Klorokuin, Kina, Gol

ArtemisinArtemisin Trimester 2 & 3: Sulfadoksin-Trimester 2 & 3: Sulfadoksin-

pirimetamin, Meflokuinpirimetamin, Meflokuin Kontraindikasi : Primakuin, Tetrasiklin, Kontraindikasi : Primakuin, Tetrasiklin,

Doksisiklin, dan HalofanatrinDoksisiklin, dan Halofanatrin

Page 36: Malaria Dalam Kehamilan

Pengobatan malaria ringan (tanpa Pengobatan malaria ringan (tanpa komplikasi)komplikasi) Lini ILini I : Klorokuin 3 hari (4 tb – 4 tb – 2 tb): Klorokuin 3 hari (4 tb – 4 tb – 2 tb) Lini II Lini II : Kina 7 hari (3 x 2 tb): Kina 7 hari (3 x 2 tb)

Pengobatan radikal (pemeriksaan Pengobatan radikal (pemeriksaan mikroskopis)mikroskopis) MonoterapiMonoterapi Kombinasi : obat yang bersifat skizontosida Kombinasi : obat yang bersifat skizontosida

darahdarah

Page 37: Malaria Dalam Kehamilan

Obat anti malaria yang baru:Obat anti malaria yang baru: Golongan artemisinin (artesunate, Golongan artemisinin (artesunate,

artemeter, artemisin, arteether, artemeter, artemisin, arteether, dihidroartemisinin)dihidroartemisinin)

MeflokuinMeflokuin PiperakuinPiperakuin AmodiakuinAmodiakuin

Gol ArtemisininGol Artemisinin Bila resistensi multidrugBila resistensi multidrug Malaria berat dimana kina tidak efektif Malaria berat dimana kina tidak efektif

lagilagi

Page 38: Malaria Dalam Kehamilan

Meflokuin: bila kina atau sulfadoksin-Meflokuin: bila kina atau sulfadoksin-pirimetamin sudah resisten. pirimetamin sudah resisten.

Meflokuin pada kehamilan muda harus Meflokuin pada kehamilan muda harus dipertimbangkan, data penggunaannya dipertimbangkan, data penggunaannya pada trimester pertama masih terbatas pada trimester pertama masih terbatas

Dosis Meflokuin 15 mg/kgBB per oral dosis Dosis Meflokuin 15 mg/kgBB per oral dosis tunggal dan dilanjutkan dengan 10 tunggal dan dilanjutkan dengan 10 mg/kgBB sehari kemudian. mg/kgBB sehari kemudian.

Untuk memperlambat timbulnya resistensi Untuk memperlambat timbulnya resistensi terhadap obat ini, maka meflokuin terhadap obat ini, maka meflokuin dikombinasikan dengan sulfadoksin-dikombinasikan dengan sulfadoksin-pirimetaminpirimetamin

Page 39: Malaria Dalam Kehamilan

PENGOBATAN MALARIA BERATPENGOBATAN MALARIA BERAT Kina intra vena per-infus: obat pilihan Kina intra vena per-infus: obat pilihan

1 ampul berisi 500 mg/2 ml, Kina HCl 1 ampul berisi 500 mg/2 ml, Kina HCl 25%25%

Dosis : 10 mg/kgBB. Dilarutkan dalam Dosis : 10 mg/kgBB. Dilarutkan dalam 500 ml D5% setiap 8 jam, diulang 500 ml D5% setiap 8 jam, diulang dengan cairan yang sama setiap 8 jam dengan cairan yang sama setiap 8 jam terus menerus sampai penderita dapat terus menerus sampai penderita dapat minum obat.minum obat.

Dosis maksimal : 2000 mg/hari.Dosis maksimal : 2000 mg/hari. Artemeter injeksi im. Efektifitas sama Artemeter injeksi im. Efektifitas sama

dengan kina.dengan kina.

Page 40: Malaria Dalam Kehamilan

PENGELOLAAN KOMPLIKASIPENGELOLAAN KOMPLIKASI Hipoglikemia (GD < 40%)Hipoglikemia (GD < 40%)

50-100 ml Dekstrosa 40% bolus iv50-100 ml Dekstrosa 40% bolus iv Infus D10% maintenanceInfus D10% maintenance Monitoring kadar gulaMonitoring kadar gula

Anemia beratAnemia berat Transfusi PRCTransfusi PRC

Udem paru akutUdem paru akut Adult respiratory distress syndrome Adult respiratory distress syndrome

(ADRS): pemasangan ventilator(ADRS): pemasangan ventilator

Page 41: Malaria Dalam Kehamilan

Gagal ginjal akutGagal ginjal akut Pengelolaan cairan dan elektrolitPengelolaan cairan dan elektrolit DiuretikDiuretik Penyesuaian dosis anti malariaPenyesuaian dosis anti malaria

Page 42: Malaria Dalam Kehamilan

Pengelolaan persalinanPengelolaan persalinan Malaria berat: perawatan intensifMalaria berat: perawatan intensif Demam menimbulkan kontraksi uterusDemam menimbulkan kontraksi uterus Pemantauan kontraksi uterus dan djjPemantauan kontraksi uterus dan djj Induksi persalinan dipertimbangkanInduksi persalinan dipertimbangkan Peringan kala 2 atau SC Peringan kala 2 atau SC

dipertimbangkandipertimbangkan

Page 43: Malaria Dalam Kehamilan

PENCEGAHANPENCEGAHAN

Rekomendasi WHORekomendasi WHO Insecticide Treated NetsInsecticide Treated Nets Intermittent Preventive TreatmentIntermittent Preventive Treatment Pengelolaan kasus malaria secara efektifPengelolaan kasus malaria secara efektif

Page 44: Malaria Dalam Kehamilan

VaksinasiVaksinasi Vaksin anti penyakitVaksin anti penyakit Vaksin anti infeksiVaksin anti infeksi Vaksin penghambat transmisiVaksin penghambat transmisi

Edukasi dan KonselingEdukasi dan Konseling

Page 45: Malaria Dalam Kehamilan

RINGKASANRINGKASAN

Infeksi malaria pada kehamilan sangat Infeksi malaria pada kehamilan sangat merugikan bagi ibu maupun janin yang merugikan bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. dikandungnya.

Infeksi malaria meningkatkan morbiditas Infeksi malaria meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin seperti dan mortalitas ibu maupun janin seperti abortus, persalinan prematur, berat badan abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian janin maupun lahir rendah, kematian janin maupun kematian ibu.kematian ibu.

Infeksi malaria serta komplikasinya pada Infeksi malaria serta komplikasinya pada wanita hamil sangat mudah terjadi, hal ini wanita hamil sangat mudah terjadi, hal ini disebabkan adanya perubahan sistem disebabkan adanya perubahan sistem imunitas ibu selama kehamilan. imunitas ibu selama kehamilan.

Page 46: Malaria Dalam Kehamilan

Pengobatan malaria pada wanita Pengobatan malaria pada wanita hamil perlu perhatian khusus karena hamil perlu perhatian khusus karena adanya obat-obat yang adanya obat-obat yang kontraindikasi kontraindikasi

Usaha pencegahan telah diupayakan Usaha pencegahan telah diupayakan dengan obat anti malaria, mencegah dengan obat anti malaria, mencegah gigitan nyamuk, serta vaksinasigigitan nyamuk, serta vaksinasi

Page 47: Malaria Dalam Kehamilan

TERIMA KASIHTERIMA KASIH