GANGLIOSIDA DALAM KEHAMILAN
-
Upload
vinson-lai -
Category
Documents
-
view
21 -
download
4
description
Transcript of GANGLIOSIDA DALAM KEHAMILAN
1
GANGLIOSIDA DALAM KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep 'pemrograman awal kehidupan' memandang pentingnya paparan
dini lingkungan selama periode kehamilan pada hasil kesehatan keturunan
selanjutnya.1 Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup
mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai
sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan
nutrien meningkat secara proporsional. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil,
tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak
ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu
memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena
makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya.2
Pada manusia, pertumbuhan otak terjadi dari 12 minggu kehamilan
melalui tiga tahun pertama bayi. Nutrisi yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan yang cepat dan perkembangan otak selama periode ini adalah yang
terpenting. Hasil kekurangan gizi dalam pembangunan gangguan, koneksi saraf
yang lebih sedikit, gangguan konektivitas sinaptik dan konsekuensi ireversibel
untuk fungsi kognitif sepanjang hidup. Hal ini diterima secara luas bahwa
gangliosida berperan penting dalam fungsi saraf dan perkembangan otak, yang
mempengaruhi proses seperti neurotransmisi, neurogenesis, synaptogenesis,
modulasi transmisi sinaptik, proliferasi sel, dan diferensiasi neuron. Banyak dari
proses ini merupakan dasar bagi apa yang disebut neuroplastisitas otak yaitu
kemampuan otak untuk menjalani renovasi fungsional dan morfologi kegiatan-
dependent yang subserves pembelajaran dan memori. Sementara perkembangan
otak prenatal terutama melibatkan neurogenesis dan migrasi, perkembangan otak
setelah melahirkan sebagian besar melibatkan renovasi, renovasi khusus vaskular,
putih peduli (myelin) pembangunan dan pengembangan sinaptik dan
2
pemangkasan. Renovasi otak yang paling dramatis terjadi selama tahun pertama
setelah melahirkan, tetapi renovasi terus sepanjang hidup sehingga otak orang
dewasa yang matang mempertahankan plastisitas fungsional yang cukup.
Selanjutnya, ada bukti bahwa diet dapat mempengaruhi plastisitas otak sepanjang
hidup.3
Pada paruh pertama abad ke-20,ditemukan molekul yang baru diisolasi
dari ganglion sel-sel jaringan saraf bernama gangliosida. Molekul-molekul ini
merupakan bentuk glycosphingolipids yang terdiri dari ceramide hidrofobik dan
rantai oligosakarida hidrofilik. Rantai ini mengandung asam N-acetylneuraminic
(asam sialat atau 'NANA' atau 'SA' atau Neu5Ac), atau, lebih jarang, asam N-
glycoloylneuraminic (Neu5Gc), di mana sekelompok glikol terikat dengan gugus
amino C5. Variasi struktural dapat terjadi di bagian lipid dari Gangliosida;
misalnya, panjang rantai dasar sphingosine atau komposisi asam lemak dapat
bervariasi. Gangliosida tersebar luas di hampir semua jaringan manusia, dengan
jumlah tertinggi ditemukan pada jaringan saraf dan organ extraneural seperti paru-
paru, limpa dan usus.4
Gangliosida sedang menerima perhatian yang banyak karena mereka
terbukti berpartisipasi dalam proses biologi yang beragam.5 Telah dilaporkan
bahwa makanan yang mengandung gangliosida memiliki peran penting dalam
mencegah infeksi dan perkembangan otak pada awal masa bayi.6 Contohnya, ASI
mengandung gangliosida manusia yang mungkin memainkan peran penting dalam
perkembangan saraf bayi.7
Dengan pengakuan yang berkembang tentang pentingnya nutrisi tertentu
dalam pengembangan dan pemeliharaan fungsi kognitif otak, gangliosida telah
menjadi target baru untuk nutrisi bayi.7 Ulasan ini secara singkat merangkum
peran gangliosida dalam kehamilan, baik menyangkut perkembangan otak, fungsi
dan neuroplastisitas, dengan penekanan pada hubungan antara asupan gangliosida
dan berpengaruh pada fungsi kognitif, dan fokus khusus pada peran suplementasi
gangliosida pada neonatus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. nutrisi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.2
Nutrisi pada Kehamilan
Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil.
Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk
pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana
organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapat
menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur. Karena itu, gizi
seimbang penting untuk pertumbuhan janin.8
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan
mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan
organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun
meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali
volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga
kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.8
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
4
metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke
pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.2
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah
Sumber kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat
seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E.
Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya
DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.2
Sumber Kalori2
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan
gizinya berada pada kondisi baik. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 %
ibu hamil di indonesia menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan 51 %
menderita anemia, dan ini menyebabkan kecenderungan melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi
memerlukan tambahan. Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu
tambahan kira-kira 80.000 kalori selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan
ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan. Energi tambahan untuk trimester II diperlukan untuk pemekaran
jaringan ibu seperti, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan
payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III tambahan energi
digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak.
Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan
karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak
juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam
fungsi-fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi
membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping
itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam
5
kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang
tinggi.
Protein2
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga
meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan
protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Hal ini terjadi
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru.
Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak
925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan
penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian
dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari
jumlah total kalori). Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein dapat
mencapai 67-100 gr.
Asam Folat2
Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan
asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau
setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti
bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu
folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.
Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam
amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam
nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah
merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai
pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme pada molekul hemoglobin.
Kekurangan asam folat menyebakan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya
terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat
membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina
dan servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam
perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube pada bulan
pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan
sumsum tulang belakang.
6
Di Jakarta, tiga dari lima atau 60 % wanita usia subur memiliki kadar folat
kurang dari kadar folat ideal. Kekurangan folat dapat terjadi karena intake
makanan berkurang, gangguan absorbsi pada pencernaan, alkoholis, pengaruh
obat, atau kebutuhan internal yang meningkat karena pertumbuhan sel yang cepat
misalnya pada kehamilan, ibu menyusui, anemia hemolitik dan leukimia.
Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya resiko
anemia, keguguran, neural tube defect. Pada janin kekurangan asam folat akan
meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir dengan cacat
bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, down’s syndrome,
bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya plasenta sebelum
waktunya.
Dianjurkan penambahan sebanyak 200 μg untuk ibu hamil, yang dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan
sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya
suplementasi adalah 280, 660, dan 470 μg per hari, masing-masing pada trimester
I, II, dan III. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi,
hati, brokoli, sayuran hijau, kacangkacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.
Zat Besi2
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin,
sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan
pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,
kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan berat badan
rendah dan anemia pada bayi.
Kalsium2
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan
tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk
membantu pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium
7
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari
tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari.
Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi
membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga
digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi.
Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan
sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium
yang dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu
seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Dianjurkan penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil
trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh
ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium
diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk olahan susu
seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan
tekanan darah ibu menjadi meningkat.
Vitamin C2
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya.
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan
dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.
Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari.
Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat,
jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A2
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk
fungsi penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio.
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat
lahir rendah.
8
Fungsi Nutrisi untuk Janin8
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang memerlukan perawatan
khusus karena menyangkut kehidupan ibu dan janin, untuk itu perlu perawatan
kehamilan yang tepat agar dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas
dengan baik serta menghasilkan bayi yang sehat. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan salah satu upaya perawatan kehamilan. Kebutuhan nutrisi selama
hamil meningkat sesuai kebutuhan ibu dan janin, kekurangan atau kelebihan
nutrisi mengakibatkan kelainan, jika kekurangan menyebabkan anemia, abortus
dan partus prematurus yang berdampak timbulnya perdarahan post partum,
sedangkan kelebihan mengakibatkan komplikasi pre eklampsia dan bayi terlalu
besar.
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa
kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. gizi pada saat kehamilan adalah zat
makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil
setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan
dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat
menentukan kesehatan ibu hamil.
Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan
energi, protein, vitamin, dan mineral.
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun
susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi
kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke
uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang
sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.
Gangliosida
Gangliosida ditemukan pertama kali di dalam jaringan otak pada tahun
1942 oleh ilmuwan Jerman Erns Klenk. Gangliosida merupakan komponen utama
membran sel, menyusun kira-kira 6% lipida membran pada subtansia grisea
korteks serebri. Senyawa ini adalah komponen penting dari sisi reseptor spesifik
9
ujung saraf tempat terikatnya molekul neurotransmiter selama transmisi kimiawi
suatu impuls dari satu neuron ke neuron yang berdekatan. Gangliosida merupakan
zat yang penting pada sel dan mempunyai berbagai fungsi biologis.9 Secara umum
gangliosida berperan dalam pembentukan struktur dan fungsi sinaps, serta
membantu proses transmisi neuron dengan cara menfasilitasi pengikatan molekul-
molekul transmiter membran sinaps. Beberapa lipid, termasuk gangliosida tidak
dibentuk oleh tubuh sehingga harus mendapat asupan dari makanan.10,11
ASI mengandung gangliosida yang kadarnya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan air susu sapi. Gangliosida merupakan komponen bioaktif
opsional, yaitu komponen yang bisa ditambahkan pada susu formula agar
komposisinya menyerupai air susu ibu (ASI). Penelitian-penelitian terbaru secara
meyakinkan menyatakan bahwa gangliosida berperan pada proses anti inflamasi
di usus dan berperan pada fungsi perkembangan kognitif.12
Gangliosida merupakan golongan glikosfingolipid yang terdiri atas rantai
oligosakarida hidrofilik dan seramida hidrofobik yang mengandung residu satu
atau lebih asam sialat. Sistem penamaan gangliosida yang diperkenalkan oleh
Svennerholm paling banyak dan telah lama digunakan karena sangat spesifik
untuk gangliosida otak, sederhana, dan mudah diingat dibanding nomenklatur
lainnya.13,14
Secara keseluruhan, tubuh saat penelitian mendukung gagasan bahwa
gangliosida makanan penting dalam mendukung perkembangan otak pada awal
kehidupan dan lebih lanjut, bahwa mereka mungkin berdampak pada fungsi
kognitif sepanjang hidup dan krusial selama masa bayi ketika ada permintaan gizi
tinggi sebagai otak mengalami renovasi yang cepat . Meskipun banyak penelitian
yang jelas diperlukan, penjelasan mekanisme potensial melalui mana gangliosida
diet mungkin mengerahkan efek mereka pada pembelajaran dan memori
merupakan perkembangan baru yang menarik, dan meminjamkan kepercayaan
kepada gagasan manfaat gizi.13
ASI manusia adalah sumber alami gangliosida untuk neonatus. Karena
konten ganglioside IF umumnya lebih rendah dari ASI, ada kemungkinan bahwa
dalam kasus-kasus di mana makan pengganti dengan IF diperlukan, pasokan
10
ganglioside diet mungkin sub-optimal. Dalam hal ini, suplementasi rutin IF
dengan gangliosida ke tingkat ASI untuk memastikan hasil kognitif yang optimal
akan tampak dibenarkan. Juga, karena nutrisi selama kehamilan adalah sangat
penting untuk hasil perkembangan dan kognitif janin, dan gangliosida makanan
atau eksogen dapat melewati plasenta dan mengasimilasi dalam jaringan otak,
konsep melengkapi diet ibu untuk memastikan pasokan optimal ganglioside
selama kehamilan, seperti yang telah disarankan di tempat lain, adalah salah satu
yang menarik. Meskipun gangliosida ditemukan dalam produk makanan lainnya,
produk susu menyediakan sumber nyaman, alami dan relatif kaya untuk
suplementasi.15
Secara khusus, sapi susu yang diturunkan CML adalah makanan-dapat
diterima dan substrat yang sesuai untuk ganglioside fortifikasi IF, dan keamanan
penggunaan untuk bayi telah dikonfirmasi dalam dua uji klinis baru-baru ini.
Otak orang dewasa mengandung gangliosida dari kompleksitas yang lebih
tinggi daripada jaringan lain. Selama perkembangan otak, tingkat pola dan
ekspresi gangliosida mengalami perubahan yang ditandai, dari GM3 dan GD3
bentuk sederhana dominan di otak embrio, dengan bentuk yang lebih kompleks
dan terkait erat GM1a, GD1a, GD1b dan GT1b, yang GM3 dan GD3 merupakan
prekursor. Keempat gangliosida kompleks adalah spesies dominan di otak
manusia, yang terdiri dari hingga 90% dari gangliosida hadir dalam otak orang
dewasa. Gangliosida otak lainnya termasuk 9-O-asetil GD3 serta bentuk-bentuk
kompleks GM2, GT1a dan GQ1b.15
Perubahan ekspresi ganglioside otak sangat-wilayah tertentu , tampaknya
diatur secara ketat dan berkorelasi dengan tonggak perkembangan saraf termasuk
saraf pembentukan tabung, neuritogenesis, synaptogenesis, axonogenesis dan
mielinisasi. Sebuah peningkatan dramatis dalam ganglioside otak akresi terjadi
pada minggu ke-10 kehamilan dan berlanjut melalui lima tahun pertama setelah
melahirkan, bertepatan dengan masa paling aktif dari mielinisasi. Secara khusus,
GM1a dan GD1a meningkat 12-15 kali lipat selama periode ini dengan
pertambahan paling aktif berada di jangka, bertepatan dengan dendrit arborisation,
perkembangan aksonal dan synaptogenesis. Munculnya gm4, yang ganglioside
11
paling melimpah ketiga di materi putih manusia, terjadi setelah awal mielinisasi.
Konten dan komposisi gangliosida dalam otak juga berubah selama penuaan,
dengan sebanyak 64% dari total gangliosida yang hilang lebih dari 6 dekade, serta
peningkatan GQ1b, GT1b, dan GD1b dengan penurunan bersamaan di GM1a dan
GD1a.15
Perubahan tingkat ekspresi dan pola gangliosida selama perkembangan
otak sebagian besar disebabkan spatiotemporally-diatur perubahan perkembangan
pada tingkat ekspresi dan pola glycosyltransferases otak endogen.
Glycosyltransferases ini penting untuk ganglioside biosintesis dan di otak, seperti
pada jaringan lain, serangkaian glycosyltransferases tertentu mengkatalisis
penambahan berurutan dari gugus karbohidrat ke prekursor glikosil ceramide,
dengan gangliosida kompleks yang disintesis secara berurutan dari gangliosida
sederhana di jalur yang berbeda, lihat Gambar 1 . GM3 sintase terjadi pada titik
penting dalam jalur ini, menghasilkan ganglioside sederhana GM3, yang
berfungsi sebagai prekursor untuk gangliosida kompleks dari a dan b-series yang
umum di otak. Sebaliknya, ganglioside katabolisme terjadi bertahap melalui
exoglycosidases-glycan spesifik, dengan aksi sialidases menyediakan mekanisme
untuk renovasi fungsional in vivo.
12
Gambar 1. jalur biosintesis dan nomenklatur gangliosida otak besar. gangliosida disintesis secara berurutan oleh serangkaian glikosil
dan sialyl (S) transferase (T).
13
Studi awal pada neuron yang terisolasi menunjukkan pengayaan
gangliosida dalam akson terminal dan ujung sinaptik, menunjukkan peran dalam
pembentukan, pengembangan dan pemeliharaan sistem saraf.16 Pentingnya
gangliosida dalam fungsi normal dan integritas sistem saraf dan perkembangan
saraf dan regenerasi saraf sejak itu telah ditunjukkan oleh studi. Pada manusia,
cacat pada gen synthase GM3 mengakibatkan tidak adanya GM3 dan gangliosida
kompleks kunci dalam otak merupakan penyebab bentuk warisan epilepsi yang
memanifestasikan tidak hanya di awal kejang pada bayi, namun penurunan
neurologis dan kebutaan. Banyak gangguan lain metabolisme gangliosida pada
manusia yang disebabkan oleh kekurangan enzim yang berhubungan dengan
penyakit neurologis, menyebabkan akumulasi yang tidak terkendali di otak sering
dengan konsekuensi berat. Selain spektrum mapan gangguan yang dikenal sebagai
gangliosidoses yang meliputi penyakit Tay-Sachs, penyakit Sandhoff, dan GM1a
gangliosidoses, GM1a dan GM2 di otak juga terlibat dalam kondisi neurologis
lainnya termasuk Alzheimer, Huntington dan penyakit Parkinson. Ada juga
implikasi dari peran gangliosida dalam kondisi lain termasuk infeksi, peradangan,
metabolisme insulin dan kanker. Dari sudut pandang terapi pandang, uji klinis
telah menunjukkan bahwa disuntikkan ganglioside GM1a mampu memulihkan
gejala penyakit Parkinson dan stroke iskemik akut, dan juga meningkatkan
perbaikan saraf setelah cedera tulang belakang.17
Pada tingkat sel, kemampuan eksogen diterapkan gangliosida untuk
mempotensiasi neurite perkembangan dalam neuron primer, ganglia sensorik dan
baris sel neuroblastoma, dan aksonal tumbuh dalam regenerasi akson telah lama
didirikan. Baru-baru ini, mekanisme multifaktorial untuk neurite hasil melibatkan
GM1a pengelompokan di rakit lipid telah dijelaskan. Selain itu, GD3 diduga
memainkan peran penting dalam menjaga kapasitas pembaruan diri dari sel induk
saraf, dan karenanya neurogenesis, dengan mempertahankan EFG-diinduksi
EFGR sinyal melalui perekrutan, dan interaksi dengan, EFGR di rakit lipid
domain mikro . The ganglioside 9-O-asetil GD3 telah terlibat dalam neuronal
migrasi dan neurite hasil glial-dipandu baik pengembangan dan dewasa tikus
14
sistem saraf, dan di fasilitasi pertumbuhan aksonal dan Schwann sel-induced
mielinisasi selama kedua pengembangan dan regenerasi mouse saraf perifer. Studi
dalam mengembangkan otak manusia (minggu kehamilan 6-15) menunjukkan
keterlibatan GM1a di kontak glia-saraf selama migrasi neuroblast, dan GM3
lokalisasi di zona proliferasi sel. Selain itu, gangliosida dapat meningkatkan atau
mengatur kelangsungan hidup sel. Mereka telah terbukti neuroprotektif terhadap
penghinaan beracun, anti-apoptosis selama diferensiasi sel saraf, dan pro-
apoptosis selama proliferasi sel saraf.16
Pada tingkat lain, gangliosida telah terbukti menjadi penting untuk
menstabilkan arsitektur dan berfungsi rakit lipid, dan oleh karena itu untuk
pemeliharaan integritas dalam jaringan saraf. Dalam konteks ini, GD1a dan GT1b
diperkirakan memediasi interaksi akson-myelin melalui asosiasi dengan myelin
terkait glikoprotein, sehingga membantu untuk memastikan jangka panjang
akson-myelin stabilisasi, perlindungan dan regenerasi aksonal.16,18
Gangliosida pada Kehamilan
Gangliosida adalah sialylated glycosphingolipids yang secara luas
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh, terutama sebagai komponen dari
membran sel.19 Mereka menyatakan lebih dominan dalam jaringan saraf dan
sangat melimpah di otak, di mana mereka merupakan 10% -12% dari materi lipid
dari membran neuronal dan sebagian besar terkonsentrasi di materi abu-abu.
Gangliosida yang terletak di leaflet luar membran plasma di mana mereka
berlabuh oleh bagian ceramide lipid mereka dengan glycans memperluas ke dalam
ruang ekstraselular. Mereka sebagian besar lokal di microdomains membran, juga
dikenal sebagai rakit lipid, berkaitan dengan sphingolipids lain dan kolesterol.
Interaksi lateral dalam rakit lipid ini dan dengan protein membran memainkan
peranan penting dalam proses seluler termasuk sitokin dan adhesi transduksi
sinyal dan regulasi protein membran. Gangliosida kontribusi yang signifikan
terhadap glycans permukaan sel pada sel saraf dan merupakan 75% dari asam
sialat terkonjugasi di otak. Mereka menengahi fungsi seperti pengenalan sel-sel
15
melalui komponen mereka tertentu sialoglycan, dan adhesi sel, motilitas dan
pertumbuhan melalui microdomains glycosynaptic.
Pada manusia, pertumbuhan otak terjadi dari 12 minggu kehamilan
melalui tiga tahun pertama bayi. Nutrisi yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan yang cepat dan perkembangan otak selama periode ini sangat
penting.20 Hasil kekurangan gizi dalam pengembangan gangguan, koneksi saraf
yang lebih sedikit, gangguan konektivitas sinaptik dan konsekuensi ireversibel
untuk fungsi kognitif sepanjang hidup. Hal ini diterima secara luas bahwa
gangliosida berperan penting dalam fungsi saraf dan perkembangan otak, yang
mempengaruhi proses seperti neurotransmisi, neurogenesis, synaptogenesis,
modulasi transmisi sinaptik, proliferasi sel, dan saraf diferensiasi. Banyak dari
proses ini merupakan dasar bagi apa yang disebut neuroplastisitas otak yaitu
kemampuan otak untuk menjalani renovasi fungsional dan morfologi kegiatan-
dependent yang subserves pembelajaran dan memori. Sementara perkembangan
otak prenatal terutama melibatkan neurogenesis dan migrasi, perkembangan otak
setelah melahirkan sebagian besar melibatkan renovasi, renovasi khusus vaskular,
putih peduli (myelin) pembangunan dan pengembangan sinaptik dan
pemangkasan. Renovasi otak yang paling dramatis terjadi selama tahun pertama
setelah melahirkan, tetapi renovasi terus sepanjang hidup sehingga otak orang
dewasa yang matang tetap cukup plastisitas fungsional. Selanjutnya, ada bukti
bahwa diet dapat mempengaruhi plastisitas otak sepanjang hidup.16
Dengan pengakuan yang berkembang tentang pentingnya nutrisi tertentu
dalam pengembangan dan pemeliharaan fungsi kognitif otak, gangliosida telah
menjadi target baru untuk nutrisi janin dan bayi.16
Peran penting gangliosida dalam pengembangan postnatal pra dan awal
dari otak, dan memang dalam fungsi normal dan pemeliharaan otak, menimbulkan
pertanyaan diet dan peran yang dimainkannya dalam memberikan latar belakang
gizi yang memadai untuk mendukung ekspresi dan distribusi otak yang tepat
gangliosida, terutama selama periode penting pertumbuhan otak, belajar dan
16
asimilasi. Ada banyak bukti yang mendukung gagasan bahwa diet memodulasi
struktur dan fungsi otak, di plastisitas otak tertentu (neurogenesis, pembentukan
sinaps dan fungsi), mengerahkan pengaruhnya di seluruh umur suatu organisme.
Saat ini ada banyak kepentingan dalam perbaikan dari penurunan kognitif yang
berkaitan dengan usia melalui modifikasi diet dan dalam hal ini, studi longitudinal
telah menunjukkan asupan susu sering yang terkait dengan kinerja yang lebih baik
kognitif, dalam perbaikan khususnya dalam memori kerja spasial. Pada neonatus
telah lama diakui bahwa diet ibu selama kehamilan dan menyusui dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, dan gizi dapat memiliki
efek mendalam pada belajar dan perilaku sepanjang hidup.20
17
BAB III
KESIMPULAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan. Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang
ibu berencana hamil. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan
dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan
adalah masa di mana organ tubuh yang penting terbentuk. Beberapa nutrisi
penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber kalori (Karbohidrat
& Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C,
vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan
bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat
besi, EFA, FE dan kolin.
Pada manusia, pertumbuhan otak terjadi dari 12 minggu kehamilan
melalui tiga tahun pertama bayi. Nutrisi yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan yang cepat dan perkembangan otak selama periode ini sangat
penting. Hasil kekurangan gizi dalam pengembangan gangguan, koneksi saraf
yang lebih sedikit, gangguan konektivitas sinaptik dan konsekuensi ireversibel
untuk fungsi kognitif sepanjang hidup. Hal ini diterima secara luas bahwa
gangliosida berperan penting dalam fungsi saraf dan perkembangan otak, yang
mempengaruhi proses seperti neurotransmisi, neurogenesis, synaptogenesis,
modulasi transmisi sinaptik, proliferasi sel, dan saraf diferensiasi. Nutrisi
terpenting untuk perkembangan otak anak dikenal dengan senyawa gangliosida
(GA). Gangliosida merupakan komponen utama membran sel, menyusun kira-kira
6% lipida membran pada subtansia grisea korteks serebri. Senyawa ini adalah
komponen penting dari sisi reseptor spesifik ujung saraf tempat terikatnya
molekul neurotransmiter selama transmisi kimiawi suatu impuls dari satu neuron
ke neuron yang berdekatan.
18
Dengan pengakuan yang berkembang tentang pentingnya nutrisi tertentu
dalam pengembangan dan pemeliharaan fungsi kognitif otak, gangliosida telah
menjadi target baru untuk nutrisi janin dan bayi.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Adrienne O’Neil1, Catherine Itsiopoulos, Helen Skouteris, Rachelle S
Opie, Skye McPhie, Briony Hill, Felice N Jacka1. Preventing mental
health problems in offspring by targeting dietary intake of pregnant
women. BMC Medicine 2014, 12:208
2. Nikolaos Katsilambros, Charilaos Dimosthenopoulos, Meropi
Kontogianni, Evangelia Manglara, Kalliopi-Anna Poulia. Clinical
Nutrition in Practice. United Kingdom Blackwell Publishing Ltd.2010.1-
27
3. Kate Palmano, Angela Rowan, Rozey Guillermo, Jian Guan and Paul Mc
Jarrow. The Role of Gangliosides in Neurodevelopment. Nutrients 2015,
7(5), 3891-3913.
4. Lacomba R, Salcedo J, Alegrı´a A, Lagarda MJ, Barbera´ R, Matencio E
(2009) Determination of sialic acid and gangliosides in biological samples
and dairy products:accessed at http://www.sciencedirect.com/science/
article/pii/S0731708509002611
5. Hyeyoung Lee, Daniel Garrido, David A. Mill,Daniela Barile. Hydrolysis
of milk gangliosides by infant-gut associated bifidobacteria determined by
microfluidic chips and highresolution mass spectrometry. NIH-Public
Access: Electrophoresis. 2014 June ; 35(11): 1742–1750.
6. Francesca Giuffrida, Isabelle Masserey Elmelegy ,Sagar K. Thakkar,
Cynthia Marmet , Fre´de´ric Destaillats. Longitudinal Evolution of the
Concentration of Gangliosides GM3 and GD3 in Human Milk.
Lipids.2014. 49:997–1004
7. Gurnida DA, Rowan AM, Idjradinata P, Muchtadi D, Sekarwana
N.Association of complex lipids containing gangliosides with cognitive
development of 6-month-old infants. Early Hum Dev.2012. accessed on
August 19, 2015 at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22289412
8. Yu, R.K.; Nakatani, Y.; Yanagisawa, M. The role of glycosphingolipid
metabolism in the developing brain. J. Lipid. Res. 2009, 50, S440–S445.
20
9. De Chaves, E.P.; Sipione, S. Sphingolipids and gangliosides of the
nervous system in membrane function and dysfunction. FEBS Lett. 2010,
584, 1748–1759.
10. Kolter, T. Ganglioside biochemistry. ISRN Biochem. 2012, 2012, 1–36.
11. Schnaar, R.L.; Gerardy-Schahn, R.; Hildebrandt, H. Sialic acid in the
brain: Gangliosides and polysialic acid in nervous system development,
stability, disease, and regeneration. Physiol. Rev. 2014, 94, 461–518.
12. Uauy, R.; Mena, P.; Peirano, P. Mechanisms for nutrient effects on brain
development and cognition. Nestle Nutr. Workshop Ser. Clin. Perform.
Program. 2001. accessed on August 19, 2015 at
https://www.karger.com/Article/Abstract/61845
13. Kracun, I.; Rosner, H.; Drnovsek, V.; Heffer-Lauc, M.; Cosovic, C.; Lauc,
G. Human brain gangliosides in development, aging and disease. Int. J.
Devel. Biol. 1991, 35, 289–295.
14. Yu, R.K.; Tsai, Y.T.; Ariga, T.; Yanagisawa, M. Structures, biosynthesis,
and functions of gangliosides—An overview. J. Oleo. Sci. 2011, 60, 537–
544.
15. Wang, B. Molecular mechanism underlying sialic acid as an essential
nutrient for brain development and cognition. Adv. Nutr. 2012, 3, 465S–
472S.
16. Sandhoff, K.; Harzer, K. Gangliosides and gangliosidoses: Principles of
molecular and metabolic pathogenesis. J. Neurosci. 2013, 33, 10195–
10208.
17. Crichton, G.E.; Elias, M.F.; Dore, G.A.; Robbins, M.A. Relation between
dairy food intake and cognitive function: The maine-syracuse longitudinal
study. Int. Dairy J. 2012, accessed on August 19, 2015 at
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0958694611001956
18. Wang, B.; McVeagh, P.; Petocz, P.; Brand-Miller, J. Brain ganglioside and
glycoprotein sialic acid in breastfed compared with formula-fed infants.
Am. J. Clin. Nutr. 2003, 78, 1024–1029.
21
19. Mitchell, M.D.; Henare, K.; Balakrishnan, B.; Lowe, E.; Fong, B.Y.;
McJarrow, P. Transfer of gangliosides across the human placenta.
Placenta 2012, 33, 312–316.
20. Amanuel Berihu,Gerez giher Buruh Abera,Hailemariam Berhe, Kalayou
Kidanu. Mother’s Knowledge on Nutritional Requirement of Infant and
Young Child Feeding in Mekelle, Ethiopia, Cross Sectional Study. Global
Journal Inc.2013, 13, 13-24.