Epidemiologi Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas(1)

35
EPIDEMIOLOGI, SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS Selvi Indriani Nasution 1010311002 Preseptor : Dr. dr. Hafni Bachtiar, M.Kes

description

Epidemiologi Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas(1)

Transcript of Epidemiologi Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas(1)

EPIDEMIOLOGI, SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS

Selvi Indriani Nasution1010311002

Preseptor :Dr. dr. Hafni Bachtiar, M.Kes

Bab IPendahuluan

1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan integral yang penting dari pembangunan Indonesia seutuhnya dan Puskesmas sebagai perwujudanya

Demi pencapaian tujuan, puskesmas melakukan berbagai upaya kesehatan. Agar semua berjalan dengan baik, dibutuhkan mekanisme kontrol yang baik, baku, dan ilmiah.

2. BATASAN MASALAHMakalah ini membahas surveilans epidemiologi, sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Andalas serta permasalahannya.

3. TUJUAN PENULISANTUJUAN UMUM : Makalah ini bertujuan untuk mengetahui surveilans epidemiologi, pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Andalas

TUJUAN KHUSUS: • Mengetahui pelaksanaan kegiatan surveilans epidemiologi,

pencatatan dan pelaporan penyakit di Puskesmas Andalas• Mengetahui distribusi dan frekuensi penyakit di Puskesmas Andalas• Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap epidemiologi

penyakit di Puskesmas Andalas

4. METODE PENULISANTinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literatur dan laporan Puskesmas Andalas, analisis, dan diskusi bersama pemegang program.

Bab IITinjauan Pustaka

1. DEFINISI EPIDEMIOLOGIEpi pada atau tentang, demos penduduk dan logos ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk (UI : 2010).

Dalam pengertian modern ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat (UI : 2010).

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

PENGERTIAN : kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan dan pengolahan, dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

TUJUAN surveilan

s

•Untuk mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan atau penyakit pada suatu wilayah. •Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan prioritas masalah kesehatan.•Untuk mengetahui cakupan pelayanan. •Untuk kewaspadaaan dini terjadinya kejadian Luar Biasa (KLB).•Untuk memantau dan menilai program.

Komponen surveilans

PENGUMPULAN •Pengumpulan distribusi dan frekuensi serta karakteristik dari penyakit.

INTERPRESTASI DATA •Transformasi data

PENYEBARAN •Promosi dan Advokasi

• Pendeteksian kasus (case detection).• Pencatatan kasus (registration)• Konfirmasi (confirmation)• Pelaporan (reporting)• Analisis data (data analysis)• Respon segera/ kesiapsiagaan wabah• Respon terencana (response and control)

• Umpan balik (feedback)

AKTIVITAS INTI SURVEILANs

KEGUNAAN SURVEILANS1. Identifikasi KLB, wabah, epidemi.2. Memantau pelaksanaan dan daya guna

program.3. Membantu dalam menentukan prioritas

masalah kesehatan.4. Mengidentifikasi frekuensi dan distribusi

penyakit tertentu.

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan

kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam bentuk tulisan.

Manfaat pencatatan dan pelaporan

1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan kab/kota

2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka pengembangan tenaga kesehatan

3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

SP2TPSistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI no.63/Menkes/SK/II/1981

Jenis pencatatan

Di Dalam Gedung

Di Luar Gedung

Jenis pelaporanLaporan Mingguan (Formulir W2)

Laporan Bulanan (Formulir C1)

Laporan Tahunan

Laporan KLB

Prosedur pengisian pencatatan dan pelaporan

1. Formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan. Formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.

2. Hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.

3. Pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau staf pengelola program bersangkutan.

4. Data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti di dalam pertangungjawaban akhir minimal 2 tahun.

5. Semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas

Bab IIIAnalisis Situasi

Surveilans merupakan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus untuk menemukan, mengumpulkan data tentang penyakit agar dapat menentukan solusi keadaan tersebut.

Surveilans di Puskesmas Andalas meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penanggulangan bencana.

Data surveilans di Puskesmas Andalas diperoleh dari tiga sumber, yakni:1. Dari penderita per kasus yang datang ke

puskesmas.2. Dari warga yang melaporkan kasus ke

puskesmas, dalam hal ini biasanya tokoh masyarakat setempat.

3. Laporan dari petugas lapangan puskesmas, baik itu dari pustu, puskeskel, dll

Pengumpulan data kesehatan dilakukan secara sistematis

untuk kasus KLB (kejadian luar biasa) pengumpulan data didapatkan dari informasi masyarakat, lintas sektor, lintas program di lingkungan KLB, lalu bekerja sama dengan masyarakat, lintas sektor, lintas program di lingkungan KLB untuk melakukan survey berupa penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap kasus tersebut

setelah dinyatakan kasus tersebut suatu kejadian luar biasa, tim surveilans langsung melaporkan kepada dinas kesehatan kota dalam jangka waktu 24 jam.

Dinas kesehatan akan melakukan peninjauan terhadap kasus KLB tersebut dan melaporkan kembali kepada dinas kesehatan provinsi, provinsi juga akan melaporkan kepada dinas kesehatan pusat.

Pengumpulan data mingguan dan bulanan diambil dari pemegang program masing- masing Puskesmas. Semua hasil surveilans, pencatatan dan pelaporan diketahui dan dianalisis kembali oleh kepala Puskesmas Andalas

sawahan; laki-laki; 2

jati baru; laki-laki; 5jati; laki-laki;

3sawahan

timur; laki-laki; 0

simp. Haru; laki-laki; 4

kb mara-palam; laki-

laki; 0andalas;

laki-laki; 2

kb dlm prk karakah;

laki-laki; 3

prk gadang timur; laki-

laki; 3ganting prk

gadang; laki-laki; 2

puskesmas; laki-laki; 24

sawahan; perempuan;

2

jati baru; perempuan;

3

jati; perem-puan; 3

sawahan timur;

perempuan; 0

simp. Haru; perempuan;

2

kb mara-palam;

perempuan; 2

andalas; perempuan;

4

kb dlm prk karakah;

perempuan; 5

prk gadang timur;

perempuan; 5

ganting prk gadang;

perempuan; 2

puskesmas; perempuan;

28laki-laki perempuan DBD

Diare

jati; laki-laki; 23

jati baru; laki-laki;

7

sawahan ; laki-laki;

13

sawahan timur;

laki-laki; 5

andalas; laki-laki;

62kb

mara-palam;

laki-laki; 6

prk gadang timur;

laki-laki; 16

ganting prk gdg; laki-laki;

10

simp haru;

laki-laki; 6

kb dlm prk

karakah; laki-laki;

28

luar wilayah; laki-laki;

8

jati; perem-

puan; 30jati baru; perem-puan; 7

sawahan ;

perem-puan; 13

sawahan timur; perem-puan; 3

andalas; perem-

puan; 69kb mara-palam; perem-puan; 1

prk gadang timur; perem-

puan; 19

ganting prk gdg; perem-

puan; 12

simp haru;

perem-puan; 14

kb dlm prk

karakah; perem-

puan; 47luar

wilayah; perem-

puan; 13

laki-laki perempuan

DifteriNO KELURAHAN KASUS STATUS

IMUNISASI PROFILAK

1. GANTING PARAK GADANG

1 ( perempuan, 10 th )

ada 9 orang

2. JATI BARU 1 ( laki-laki, 4 th ) ada 40 orang

JUMLAH 2 orang

e. Cakupan Imunisasi

NO KELURAHAN HB 0 BCG POLIO 1 DPT/HB 1 DPT/HB 3 POLIO 4 CAMPAK80 % 95 % 95 % 95 % 90 % 90 % 90 %

1 sawahan 81,2 96 96 95,9 92,9 91,8 92,9 2 jati baru 80,5 95,5 97 95,3 90,7 90,7 90,7 3 jati 83,1 95,5 97 96,4 90,8 90,8 91,3

4 sawahan timur 80,5 96,1 95,3 95,2 92,7 92,7 90,3 5 simp. Haru 82,8 96,6 96,6 97,6 94,1 95,3 91,8

6 kb marapalam 86,1 96,7 95,9 96,6 91,5 91,5 90,7 7 andalas 80,8 95,3 95,3 95,2 92 90,4 90,9

8kb dlm prk karakah 78,1 93,8 94,2 93,5 92,6 90,8 87,6

9prk gadang timur 80,3 96,2 96,8 96,7 91,4 92,8 91,4

10ganting prk gadang 75,2 93,5 93,9 94,9 90,2 90,2 89

  puskesmas 80,2 95,2 95,6 95,5 91,7 91,4 90,3

Penyakit tidak menular

hipertensi; laki-

laki; 537DM; laki-laki; 83

jantung koroner; laki-laki;

65

PPOK; laki-laki;

43

cedera akibat kece-

lakaan; laki-laki;

50

hipertensi;

perem-puan; 935

DM; perempuan; 204

jantung koroner; perem-puan; 105

PPOK; perem-

puan; 34

cedera akibat kece-

lakaan; perem-

puan; 46

•W1 :kejadian luar biasa penyakit tertentu•W2 :penyakit yang sedang ditanggulangi

Laporan Minggua

n• LB1, berisi data kesakitan ; penyakit

terbanyak• LB2, berisi data kematian• LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll• LB4, berisi data obat-obatan ; pemakaian

obat (dan antibiotik) terbanyak

Laporan Bulanan

•LT1 : Data Puskesmas

•LT2 : Program-progam Puskesmas

•LT3 : Sarana Prasarana.

•berupa data dan grafik, setiap bulan Januari / Februari.

Laporan

Tahunan

BAB IVPembahasan

Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan, agar dapat melakukan tindakan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan dan pengolahan, serta penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Surveilans epidemiologi

Surveilans epidemiolo

gi

Penyakit tidak

MenularPenyakit Menular

Kendala yang dihadapi berupa kurangnya koordinator surveilans untuk masing-masing penyakit menular.

Pada awalnya Puskesmas Andalas hanya memiliki satu orang koordinator untuk penyakit menular, namun dikarenakan beratnya tugas maka ditunjuk koorditator masing-masing penyakit untuk melapor pada koordinator utama.

Kendala lain yang dihadapi adalah belum maksimalnya pelaporan penyakit-penyakit menular tersebut dari pustu maupun puskeskel kepada petugas surveilans sehingga masih ada kasus yang belum terdata oleh puskesmas.

Bab VPenutup

Kesimpulan Surveilans merupakan elemen penting di dalam sistem

monitoring upaya kesehatan di puskesmas agar mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Campak, Diare, dan DBD merupakan beberapa penyakit yang tinggi kejadiannya. Sedangkan untuk penyakit tidak menular hipertensi masih menjadi penyakit yang tinggi kejadianya.

Ketiga penyakit menular tersebut mengemukakan karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan sanitasi lingkungan.

Saran Optimalisasi SP2TP sebagai sistem kontrol untuk

menemukan solusi yang tepat dalam memecahkan masalah kesehatan.

Kerjasama lintas sektoral untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan.

Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat tentang penyakit menular dan tidak menular

Kerjasama lintas sektoral dan instansi untuk penjaringan penyakit

Kerja sama lintas program untuk penaggulangan penyakit seperti kesling dan imunisasi

Terima kasih