ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

114
ii ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA MODAL ASET TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI Oleh SYAMSINAR 105730521115 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

Page 1: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

ii

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA MODAL ASET TETAP PADA BADAN PENGELOLA

KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Oleh

SYAMSINAR 105730521115

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

iii

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA MODAL ASET TETAP PADA BADAN PENGELOLA

KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

SYAMSINAR

NIM 105730521115

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Penelitian pada

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2019

Page 3: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Aset

Tetap pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar”

ini kupersembahkan kepada Bapak, Ibu dan Saudaraku tercinta, terima

kasih atas segala kasih sayang serta dukungan dan doa yang tulus kalian.

MOTTO HIDUP

FASTABIQUL KHAIRAT

Page 4: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

v

Page 5: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

vi

Page 6: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

vii

Page 7: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan

Belanja Modal Aset Tetap pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

Kabupaten Takalar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program sarjana (S1) pada Fakultas ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penuis sampaikan ucapan terima kasih yang

tulus disertai rasa penghormatan yang teramat sangat penulis haturkan kepada

kedua orang tuaku tercinta bapak Syamsuddin dan ibu Sawiah yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus. Dan

saudara-saudaraku tercinta Erna, Ancu, Sri dan Kamal yang senantiasa

mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh

keluarga besar atas pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan

demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah

diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan

didunia dan akhirat.

Page 8: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

ix

Begitu pula penghargaan setinggi-tingginya dan terimakasih banyak

disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim,SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong,SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Ibu Nurniah, SE.,M.SA.Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Faidul Adzim, SE.,M.Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.

6. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak H. Basri Sulaiman, SE.,MM selaku Kepala Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kabupaten Takalar beserta staf dan karyawan yang telah

memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis butuhkan.

8. Keluarga besar Ak.B 2015 tanpa terkecuali yang selama ini selalu berjuang

bersama, saling memberi motivasi dan semangat.

9. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2015 yang sama-sama

berjuang untuk menyelesaikan skripsinya masing-masing.

10. Teman rasa saudara Arwinni Amalia dan Nuriftitah Nufri yang selalu ada

memberikan semangat dan motivasi untuk penulis.

Page 9: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

x

11. Teman rasa saudara Alda, Marwa, Rihul, Ira dan Wahda yang selalu ada

memberikan doa, semangat dan motivasi untuk penulis

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal dan skripsi ini

rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan namun, berkat motivasi,

dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis juga

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya,

melainkan awal dari semuanya, awal dari perjuangan hidup.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, Agustus 2019

SYAMSINAR

Page 10: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xi

ABSTRAK

Syamsinar, 2019 Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Aset tetap pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Nurniah dan Pembimbing II Faidul Adzim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar telah melakukan pencatatan dan pelaporan belanja modalnya dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, wawancara, dan teknik pustaka untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar dalam melakukan pencatatan dan pelaporan belanja modal aset tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 terdapat 2 penyajian akuntansi yang berbeda diantaranya paragraf 49 dan paragraf 66. Selanjutnya Item yang tidak relevan dalam penyajian akuntansi terdapat 5 item yaitu paragraf 42, , paragraf 43-45, paragraf 55, paragraf 58-59, dan paragraf 62-63. Selebihnya penyajian akuntansi pada laporan keuangan sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.

.

Kata Kunci: Pencatatan, Pelaporan, Belanja Modal Aset Tetap

Page 11: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xii

ABSTRACT

Syamsinar, 2019 Analysis of the Recording and Reporting of Fixed Asset Capital Expenditure at Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar, Thesis Faculty of Economics and Business Department of Accounting Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Supervisor I Nurniah and Advisor II Faidul Adzim.

This study aims to determine whether Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar has recorded and reported its capital expenditure properly in accordance with Government Regulations Number 71 year 2010. This type of research used in this study is a qualitative descriptive study, while data collection techniques use documentation techniques, interview and library techniques to collect the required data. Based on the results of the study showed that the Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD0 kabupaten Takalar in recording and reporting capital expenditure on fixed assets based on government regulation number 71 year 2010. There are 2 different accounting presentations including paragraphs 49 and 66. Further irrelevant items in the accounting presentation there are 5 namely paragraph 42, paragraph 43-45, paragraph 55, paragraph 58-59, paragraph 62-63. The rest is presented in the accounting report finance is in accordance with government regulation number 71 year 2010 concerning accrual bassed accounting standard.

Keywords: Recording, Reporting, Capital Expenditure for Fixed Asset

Page 12: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ....................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A. Pengertian Pencatatan ........................................................................... 7

B. Pengertian Belanja Modal ...................................................................... 9

C. Pengelolaan Keuangan Daerah ............................................................. 12

D. Akuntansi SKPD/SKPKD ........................................................................ 14

E. Akuntansi Belanja dan Akuntansi Aset Tetap ........................................ 28

F. Kerangka Pikir......................................................................................... 38

Page 13: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 39

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 39

B. Lokasi dan waktu Penelitian ................................................................... 39

C. Sumber Data ........................................................................................... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41

E. Metode Analisis data .............................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 42

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 42

1. Visi dan Misi ....................................................................................... 43

2. Uraian Tugas dan Fungsi................................................................... 44

3. Struktur Organisasi BPKD ................................................................ 59

B. Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Aset Tetap BPKD ................ 60

1. Mekanisme Pencairan Dana dan Belanja ......................................... 60

2. Pencatatan Belanja Modal Aset Tetap .............................................. 64

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 91

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 97

A. Kesimpulan ............................................................................................... 97

B. Saran ......................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 99

Page 14: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Contoh Format Jurnal Finansial Untuk Mencatat Aset .................... 10

Tabel 2.2 Contoh Format Jurnal Anggaran Untuk Mencatat Aset ................... 10

Tabel 2.3 Contoh Format Jurnal Finansial Untuk Mencatat Pembelian .......... 29

Tabel 2.4 Contoh Format Jurnal Anggaran Untuk Mencatat Pembelian ......... 29

Tabel 2.5 Contoh Format Jurnal Finansial Untuk Mencatat Beban ................. 30

Tabel 2.6 Contoh Format Jurnal Anggaran Untuk Mencatat Beban ................ 31

Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 35

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 41

Tabel 4.1 Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kab.Takalar .................. 65

Page 15: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKD ........................................................... 59

Page 16: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat di hindari

oleh seluruh masyarakat dunia. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari

masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi

dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).

Dalam rangka mewujudkan good governance diperlukan paradigma

pemerintahan yang mendasar dari sistem lama yang serba sentralistis, di mana

pemerintah pusat sangat kuat dalam menentukan kebijakan. Menanggapi

paradigma baru maka pemerintah memberikan otonomi daerah yang bertujuan

untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri agar mampu berdaya

guna dan berhasil guna untuk penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan serta dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Penyelenggaraan otonomi daerah di laksanakan dengan memberikan otonomi

seluas-luasnya dan secara proporsional kepada daerah yang di wujudkan

dengan adanya pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional

yang berkeadilan serta adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

World Bank dalam Mardiasmo (2004:18) mendefinisikan (good

governance) sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang

sejalan dengan prinsip demokrasi, penghindaran salah alokasi dana investasi,

pencegahan korupsi baik secara politik dan administratif. Kepemerintahan yang

baik setidaknya di tandai dengan tiga elemen yaitu transparansi, partisipasi, dan

akuntabilitas. Transparansi di bangun atas dasar kebebasan memperoleh

informasi. Partisipasi maksudnya mengikutsertakan keterlibatan masyarakat

Page 17: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

2

dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Sedangkan

akuntabilitas adalah pertanggunjawaban kepada public atas setiap aktivitas yang

dilakukan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,

daerah diberi kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pengelolaan

keuangan sendiri. Hal ini tentu saja menjadikan daerah provinsi,kabupaten dan

kota menjadi entitas-entitas otonom yang harus melakukan pengelolaan

pertanggungjawaban keuangan sendiri. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

dalam pasal 35 mengamanatkan bahwa ”penatausahaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah berpedoman pada standar akuntansi

keuangan pemerintah”. Pada Tahun 2004 terbit Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang perbendaharaan negara kembali mengamanatkan penyusunan

laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintah.

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual menjadi pedoman

untuk menyatukan persepsi antara penyusunan, penggunaan, dan auditor.

Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar akuntansi

pemerintah sesungguhnya dapat di gunakan sebagai salah satu cara untuk

mewujudkan good governance. Keinginan untuk mewujudkan good governance

merupakan salah satu agenda pokok reformasi yang di harapkan dapat di

laksanakan secara kosisten oleh pemerintah daerah.

Lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 yang

kemudian disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun

2011 mengakibatkan reformasi dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, reformasi

Page 18: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

3

tersebut mencakup penyerahan kekuasaan pemerintah daerah oleh pemerintah

pusat dalam sistem akuntansi dan keuangan, dimana unit kerja memperoleh

wewenang untuk mengelola keuangannya sendiri. Wewenang tersebut

ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pengelolaan sumber

daya keuangan daerah. Terdapat dua satuan kerja untuk pengelolaan keuangan

daerah yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban,

aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta

mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan

anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Pasal 1 ayat

11 Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 menyatakan bahwa Sistem

Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi

sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan

organisasi pemerintah. Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan sesungguhnya adalah dalam rangka peningkatan kualitas laporan

keuangan, sehingga laporan keuangan yang dimaksud dapat meningkatkan

kredibilitasnya pada giliran selanjutnya akan dapat mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah sehingga good

governance dapat tercapai secara efektif.

SKPD memiliki kewenangan dalam menentukan belanja-belanja yang

akan dilaksanakan dalam memenuhi kebutuhan, guna meningkatkan efektivitas

Page 19: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

4

dan efisiensi pengelolaan sumber daya keuangan daerah dalam rangka

peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Belanja –

belanja yang dilakukan oleh SKPD adalah belanja langsung yang meliputi

belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Nadya,dkk (2018) menunjukkan

Pencatatan dan Pelaporan atas Belanja Modal pada UPTD Pusat

Pengembangan Mutu Guru (PPMG) Wilayah I Dinas Pendidikan Aceh telah

menerapkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2013

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah. Pelaporan belanja

yang dilakukan oleh UPTD Pusat Pengembangan Mutu Guru (PPMG) Wilayah I

Dinas Pendidikan Aceh telah menerapkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang

pencatatan berbasis akrual, yang bisa dilihat dari pencatatan akun belanja yang

terdiri atas belanja operasi meliputi belanja pegawai dan belanja barang dan

Jasa dan belanja modal yang meliputi belanja peralatan dan mesin serta belanja

aset tetap lainnya.

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan Rumbaru.S (2018) hasil

penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum dalam penerapan

penyusutan aset tetap, penentuan nilai penyusutan, masa manfaat aset,

penggunaan metode penyusutan dan penentuan nilai buku aset sesuai dengan

PSAP 07, namun dalam pelaksanaan pencatatan kedalam pelaporan penyusutan

aset tetap, belum dilaksanakan secara mandiri tetapi dilakukan oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Sulawesi Utara tidak

sesuai dengan asumsi independensi entitas dalam Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Page 20: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

5

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar

merupakan instansi yang berkedudukan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar menerapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 berbasis akrual sejak tahun 2014 sampai

dengan saat ini. Dari hasil observasi dan wawancara dari salah satu pegawai

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) mengatakan bahwa terdapat

kekeliruan pencatatan aset tetap yang tidak sesuai yaitu pada SKPD BP2KP

(Badan Pelaksanaan Penyuluh dan Ketahanan Pangan) dimana terjadi mutasi

tambahan kedalam aset tetap sebesar 3.135.000,00 yang merupakan buku

perpus Rp 275.000 dan tanaman Rp 2.860.000 dicatat sebagai persediaan

padahal itu tidak masuk kedalam aset tetap. Berdasarkan latar belakang tersebut

di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Analisis

Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Aset Tetap pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini dapat dirumuskan ”Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan

Belanja Modal Aset Tetap yang disusun oleh Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kabupaten Takalar berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Badan Pengelola

Keuangan Daerah Kabupaten Takalar telah melakukan Pencatatan dan

Page 21: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

6

Pelaporan Belanja Modal Aset Tetap dengan baik sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis berharap ada manfaat yang

dapat di ambil oleh berbagai pihak sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Merupakan persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus menambah wawasan

dan pemahaman mengenai pencatatan dan pelaporan belanja modal aset

tetap pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar.

2. Bagi BPKD

Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam hal

pencatatan dan pelaporan belanja modal aset tetap bagi Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar.

3. Bagi Peneliti

Khususnya mahasiswa dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain

yang mengadakan penelitian dalam bidang yang sama.

Page 22: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pencatatan

Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu

aktivitas dalam bentuk tulisan. Pencatatan di lakukan di atas kertas, disket,pita

nama dan pita film. Bentuk pencatatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan

suara. (syahlan :253)

Setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan laporan.

Laporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu

dan hasilnya yang di sampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan

dengan kegiatan tersebut (syahlan : 256)

Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran

bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang

terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak yang bersifat final.

Proses pencatatan data akuntansi dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan

tangan, memakai mesin pembukuan, atau dengan menggunakan komputer.

Apabila pembukuan dilakukan dengan tangan atau memakai mesin pembukuan,

maka data akuntansi akan dicatat dalam jurnal dan rekening (baik yang ada

dalam buku besar maupun buku pembantu).

Menurut Mursyidi (2010:18), bahwa tahapan dalam proses akuntansi

mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pencatatan transaksi-transaksi keuangan. Pada tahap ini setiap transaksi

keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis dalam periode tertentu

di dalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal. Tiap catatan itu

harus di tunjang oleh dokumen sumbernya (nota, faktur, kwitansi, bukti

Page 23: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

8

memorial, dan lain-lain). Pencatatan dalam akuntansi ada dua tahap

yaitu: pencatatan transaksi dalam buku jurnal dan pencatatanayat jurnal

ke buku besar.

2. Pengelompokan. Pada tahap ini menunjukkan aktivitas transaksi-

transaksi yang sudah di catat itu dikelompokan menurut kelompok akun

yang ada, yaitu kelompok akun kewajiban, akun ekuitas, akun

pendapatan dan akun beban.

3. Pengikhtisaran . Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan nilai untuk

setiap akun yang di sajikan dalam bentuk saldo masing-masing sisi debit

dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara

berkala semua transaksi yang sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan

secara rigat dalam daftar sendiri, yang di sebut neraca saldo.

4. Pelaporan. Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan ringkasan dari

hasil peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk dapat di

pahami dan dapat di bandingkan serta di sajikan secara lengkap. Laporan

keuangan terdiri dari laba rugi, laporan perubahan ekuitas,laporan

neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

5. Penafsiran. Tahap ini merupakan lanjutan dari proses akuntansi secara

teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan formula tertentu

sehingga dapat di ketahui kinerja dan posisi keuangan dan perubahannya

untuk suatu organisasi.

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan.

Tanpa ada pencatatn dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang

dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan

ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila

Page 24: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

9

menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi

merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan

informasilahyang bebicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi

tersebut.

B. Pengertian Belanja Modal

Menurut Mulyanto (2014:3), belanja modal merupakan belanja daerah

yang dilakukan pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan

sektor pendidikan, kesehatan, transportasi sehingga masyarakat juga menikmati

manfaat dari pembangunan daerah. Sedangkan Menurut PP Nomor 71 Tahun

2010, belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset

tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan

bangunan, peralatan dan aset tak berwujud.

Ciri-ciri belanja modal yaitu:

1. Berwujud

2. Sifatnya menambah

3. Memiliki manfaat yang lebih dari satu periode

4. Nilainya relatif material.

Prinsip pengakuan dan pengukuran belanja modal sebagai berikut:

1. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum

daerah.

2. Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran yang disahkan

oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan

Page 25: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

10

3. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode

dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima pada periode

berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain.

Apabila pembelian aset tetap dilakukan dengan mekanisme UP/GU/TU,

pengakuannya dilakukan berdasarkan bukti pembayaran (bukti belanjanya).

Jurnal yang dibuat oleh PPK-SKPD jika ada belanja modal adalah:

Tabel 2.1

Contoh Format Jurnal Finansial untuk Mencatat Penambahan Aset

Tgl

No.

Bukti

Kode

Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit

….. …… Aset Tetap….

Kas dibendahara pengeluaran

Xxx

-

-

Xxx

Sumber: Buku Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Tabel 2.2

Contoh Format Jurnal Anggaran untuk Mencatat Penambahan Aset

Tgl No.

Bukti

Kode

Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit

….. …… Belanja modal

Perubahan SAL

Xxx

-

-

Xxx

Page 26: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

11

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), pengertian belanja modal

adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang

sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberi manfaat lebih dari satu

periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,

serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Standar Akuntansi Pemerintah, belanja modal terdiri dari beberapa jenis

diantaranya adalah:

1. Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan

untuk pengadaan/pembelian/pembebasan, penyelesaian, balik nama dan

sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah,

pembuatan sertifikat dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan

perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap

pakai.

2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran atau biaya yang

digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan

kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan

manfaat lebih dari dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin

dimaksud dalam kondisi siap pakai.

3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran atau biaya

yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan

termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan

Page 27: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

12

pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai

gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran atau biaya

yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian,

peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk

pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan

irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan

jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

5. Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran atau biaya yang

digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, peningkatan

pembangunan, pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang

tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan

dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan. Termasuk

dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian

barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum,

hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah belanja modal

dan pengakuan belanja modal, dimana variabel-variabel tersebut akan

diukur dengan skala rasio.

C. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Anggaran pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah rencana keuangan tahunan

Page 28: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

13

pemerintah daerah yang di bahas dan disetujuibersama oleh pemerintah daerah

dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Widjaja (2011:147) mengemukakan bahwa keuangan daerah adalah

semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah

daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut

dalam APBD. Ditinjau dari aspek administrasi atau manajemen yang dimaksud

dengan pengelolaan keuangan adalah proses pengurusan, penyelenggaraan,

penyediaan dan penggunaan uang dalam setiap usaha kerjasama sekelompok

orang untuk tercapainya suatu tujuan.

Sistem Akuntasni Pemerintah Daerah merupakan bagian dari

pengelolaan keuangan daerah secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan menyatakan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan

masyarakat. Tujuan utama dan kedua undang-undang tersebut bukan hanya

keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembiayaan dari pemerintah pusat

ke pemerintah daerah, tetapi yabg lebih penting adalah peningkatan efesiensi

dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam struktur pemerintah daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan

pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja

tersebut. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

Page 29: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

14

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam kontribusi keuangan

daerah, terdapat dua jenis satuan kerja yaitu:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah

perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran

atau pengguna barang.

2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat

SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku

pengguna anggaran atau pengguna barang, yang juga melaksanakan

pengelolaan keuangan daerah.

D. Sistem Akuntansi SKPD/SKPKD

Peraturan Menteri Dalam Negeri (permendagri) Nomor 21 Tahun 2011

mengatur prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, dan aset pada

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang meliputi serangkaian proses mulai

dari pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan

penerimaan kas, pengeluaran kas, dan atas perolehan, rehabilitas, perubahan

klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan

SKPD dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat

dilakukan secara manual atau dengan menggunakan aplikasi komputer.

Fungsi akuntansi SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah)

membuat bukti memorial berdasarkan bukti transaksi dan atau kejadian. Bukti

memorial tersebut dicatat ke dalam jurnal dan sekurang-kurangnya memuat

informasi mengenai jenis atau nama aktiva tetap, kode rekening, klasifikasi, nilai

tetap, serta tanggal transaksi dan atau kejadian. Bukti memorial harus

dilampirkan dengan dokumen-dokumen:

Page 30: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

15

1. Berita acara penerimaan barang

2. Surat keputusan penghapusan barang

3. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPKD)

4. Berita acara pemusnahan barang

5. Berita acara serah terima barang

6. Berita acara penilaian

7. Berita acara penyelesaian pekerjaan.

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat dijelaskan dengan rinci melalui

siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan tahap-tahap yang ada dalam

sistem akuntansi. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis Transaksi

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan

akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan keuangan

SKPD (terutama untuk penjurnalan) adalah dengan melakukan analisis terhadap

dokumen transaksi. Jika tidak memahami makna dari transaksi yang terjadi

tersebut, maka akan sulit untuk menentukan perkiraan mana yang didebet dan

mana yang dikredit. Masing-masing elemen dari laporan keuangan dapat

berubah yaitu dengan bertambah maupun berkurang.

Dalam hal ini mendebet suatu perkiraan bukan berarti penambahan

terhadap perkiraan tersebut, demikian pula dengan mengkredit suatu perkiraan

bukan berarti pengurangan terhadap perkiraan yang bersangkutan, tergantung

pada jenis perkiraannya. Untuk dapat lebih memahami bertambah atau

berkurangnya suatu perkiraan, maka perlu diketahui aturan debet kredit dalam

akuntansi keuangan daerah, serta saldo normal dari masing-masing perkiraan.

Page 31: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

16

2. Jurnal

Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi

keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai

jumlahnya masing-masing serta referensinya. Penjurnalan didasarkan pada

dokumen transaksi dan direkam dengan menggunakan ayat jurnal pada buku

jurnal.

Keberadaan jurnal dalam siklus akuntansi tidak menggantikan peranan

perkiraan dalam mecatat transaksi, tetapi merupakan sumber utama untuk

mencatat kebuku besar suatu oerkiraan. Dengan bantuan jurnal, maka

pencatatan ke masing-masing perkiraan akan menjadi lebih mudah, karena jurnal

sudah memisahkan suatu perkiraan dalam debet dan kredit. Penjurnalan dapat

dilakukan pada buku jurnal baik secara harian maupun bulanan sesuai dengan

terjadinya transaksi.

Buku jurnal merupakan media tempat pecatatan transaksi pertama kali,

yang didalamnya telah dilakukan pengelompokan berdasarkan pos atau

rekening/perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut beserta nilainya.

Selain buku jurnal harian (jurnal umum), untuk memudahkan pencatatan,

pengomtrolan dan pemindahan jurnal ke buku besar maka dapat digunakan

jurnal khusus, yaitu jurnal yang dirancang untuk setiap kelompok transaksi.

3. Posting Ke Buku Besar

Pemindah-bukuan (posting) berarti pemindahan jumlah uang dari jurnal

ke perkiraan-perkiraan yang bersangkutan dalam buku besar ini merupakan

tahapan selanjutnya dari proses akuntansi setelah pencatatan transaksi dalam

jurnal. Posting ke buku besar dapat dilakukan baik secara harian maupun

bulanan.

Page 32: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

17

Pemindah-bukuan (posting) dari jurnal khusus ke buku besar sama

halnya seperti posting dari jurnal umum, namun jumlah nominal yang

dipindahkan adalah jumlah pada akhir periode dan perkiraan-perkiraan yang

terdapat dalam jurnal khusus dipindahkan ke perkiraan-perkiraan yang

bersangkutan di buku besar. Buku besar merupakan catatan akuntansi

permanen yang terakhir.

4. Neraca saldo

Neraca saldo adalah daftar yang berisi kumpulan dari seluruh rekening

atau perkiraan buku besar. Neraca percobaan secara sederhana mendata setiap

perkiraan didalam buku besar bersamaan dengan saldo debet atau kredit

terbarunya. Langkah ini memungkinkan pengecekan umum pada keakuratan

catatan dalam pengertian bahwa jumlah saldo debet sama dengan saldo kredit.

Namun keseimbangan ini bukan berarti catatan akuntansi benar-benar akurat.

5. Jurnal penyesuaian

Tahapan selanjutnya setelah neraca saldo adalah melakukan

penyesuaian terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal

penyesuaian. Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari perkiraan-

perkiraan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca sudah menunjukkan nilai

wajar pada tanggal pelaporan serta untuk memisahkan antara pendapatan dan

beban dari suatu periode dengan periode berikutnya.

Penyesuaian dilakukan terhadap perkiraan-perkiraan tertentu karena

akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan Laporan

Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk penyusunan Neraca. Penyesuaian ini

meliputi penyesuaian koreksi kesalahan pencatatan, pencatatan untuk transaksi

yang belum dicatat, transaksi penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu

Page 33: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

18

pengakuan transaksi seperti piutang dan persediaan, penyesuaian akumulasi

penyusutan diakhir periode akuntansi.

Perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan pada akhir tahun dan ayat

jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan sampai dengan

31 Desember tahun yang bersangkutan belum diterima.

b. Standar jurnal penyesuaian untuk persediaan dari hasil investarisasi

fisik.

6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Setelah penyesuaian selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah

memposting jurnal penyesuaian tersebut kedalam buku besar masing-masing

perkiraan. Setelah penyesuaian dimasukkan maka akan dihasilkan jumlah-jumlah

saldo setelah penyesuaian. Saldo dari perkiraan-perkiraan yang ada dalam

neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo yang dari buku besar dari setiap

perkiraan setelah disesuaikan. Apabila dalam penyesuaian muncul perkiraan

baru, maka perkiraan baru tersebut dimasukkan dalam neraca saldo setelah

penyesuaian.

7. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD dengan

menggunakan bantuan kertas kerja (worksheet).

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama

Page 34: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

19

digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan

pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,

mengevaluasi efektivitas dan efesiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu

menentukan ketaataannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah

dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip

yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Laporan

keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian akan dijadikan

dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian,

pengukuran, pencatatan, dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas

akuntansi yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang dijadikan sebagai

informasi dalam rangka pertanggungjawaban pengeloaan keuangan entitas

akuntansi dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang

memerlukannya.

Tujuan laporan keuangan yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah adalah pelaporan

keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

Page 35: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

20

c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi;

d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggaran;

e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah;

g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

8. Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuatkan untuk menutup saldo

nominal menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah

perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan

dan Belanja. Jurnal penutup diperlukan agar semua perkiraan yang bersifat

nominal tidak ikut atau tidak terbawa pada periode berikutnya, sehingga saldo

perkiraan tersebut perlu dinihilkan. Pada dasarnya, jurnal penutup

mempengaruhi nilai SLPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) dineraca jumlah

yang benar.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah, disebutkan bahwa peranan laporan keuangan adalah

untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai

dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu

periode pelaporan untuk kepentingan:

Page 36: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

21

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu

entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi

perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban

dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban

pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya

dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antar Generasi

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan

pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran

yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan

ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber

daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang

direncanakan.

Page 37: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

22

Bentuk laporan keuangan sektor publik, khususnya laporan keuangan

yang harus disusun oleh pemerintah menurut Standar Akuntansi Pemerintah

yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat atau

daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya

dalam satu periode pelaporan.

Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran

terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing

unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh bendahara umum Negara atau

bendahara umum daerah oleh entitas pemerintah lainnya yang

menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah.

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum negara atau

bendahara umum daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam

periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan atau pengeluaran yang tidak

berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali

Page 38: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

23

atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain

dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan

antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh

pemerintah.

2. Neraca

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Neraca ini menyajikan informasi mengenai posisi keuangan SKPD pada tanggal

tertentu.

Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.

Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh,

baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam

satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Aset diklasifikasikan kedalam aset lancer dan aset nonlancar

Page 39: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

24

1) Aset Lancar

Digolongkan sebagai aset lancar jika diharapkan segera dapat

direalisasikan atau dimiliki atau dipakai atau dijual dalam waktu dua

belas bulan sejak tanggal pelaporan. Yang masuk dalam kategori ini

adalah kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan

persediaan.

2) Aset Nonlancar

Mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud

yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan

pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum, terdiri dari:

a) Investasi jangka panjang

Merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk

mendapat manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka

waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang

meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi

nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara,

penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi

nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan

modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.

b) Aset Tetap

Meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,

irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam

pengerjaan.

Page 40: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

25

c) Aset Nonlancar lainnya

Diklasifikasikan sebagai aset lainnya, termasuk dalam aset lainnya

adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).

b. Kewajiban

Kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini

yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya

ekonomi dimasa yang akan datang.

Dalam pemerintah kewajiban dapat muncul karena penggunaan

pembiayaan pinjaman untuk menutup defisit anggaran. Pembiayaan

pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat, lembaga keuangan,

pemerintah Negara lain, atau dari lembaga internasional. Kewajiban juga

bias muncul karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada

pemerintah, misalnya dalam bentuk gaji, tunjangan atau dengan

pemberian jasa lainnya. Kwajiban dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang

diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal

pelaporan.

2) Kewajiban jangka panjang merupakan kelompok kewajiban yang

penyelesaiaannya dilakukan setelah dua belas bulan setelah tanggal

pelaporan.

c. Ekuitas Dana

Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas

dana dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Page 41: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

26

1) Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan

kewajiban jangka pendek.

2) Ekuitas dana investasi, mencerminkan kekayaan pemerintah daerah

yang tertanam dalam aset nonlancar selain dana cadangan, dikurangi

dengan kewajiban jangka panjang.

3) Ekuitas dana cadangan, mencerminkan kekayaan pemerintah daerah

yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

sesuai dengaan peraturan perundang-undangan.

3. Laporan Operasional

Laporan operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporan yang

menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas

pelaporan yang tercemin dalam pendapatan-LO, beban dan surplus atau defisit

operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan

dengan periode sebelumnya.

Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri

dari pendapatan-LO, beban, transfer dan pos-pos luar biasa.

a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambahan

nilai kekayaan bersih.

b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai

kekayaan bersih.

c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari

suatu entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lainnya, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang

terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi

Page 42: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

27

biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali

atau pengaruh entitas bersangkutan.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas yang disingkat LPE adalah laporan yang

menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal,

surplus atau defisit-LO, koreksi dan ekuitas akhir.

5. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitori yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas

pemerintah daerah selama periode tertentu.

Unsur yang dicakup dalam laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan

pengeluaran kas.

a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke bendahara

umum daerah

b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari bendahara

umum daerah.

6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan perubahan saldo anggaran lebih atau disingkat laporan

perubahan SAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan atau disingkat CALK meliputi penjelasan

naratif atau rincian dari angka yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Page 43: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

28

Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,

Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga berisi

informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh pemerintah

daerah dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan

didalam Standar Akuntansi Pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang

diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Menyajikan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiscal atau

keuangan dan pencapaian target kinerja APBD, berikut kendala dan

hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun

pelaporan.

c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas

transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

d. Menyajikan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka laporan keuangan.

E. Akuntansi Belanja dan Akuntansi Aset Tetap

1. Akuntansi Belanja

Dalam peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah disebutkan bahwa Belanja adalah semua pengeluaran dari

rekening kas umum Negara atau Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih

Page 44: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

29

dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Akuntansi belanja pada SKPD meliputi akuntansi belanja UP (Uang

Persediaan), GU (Ganti Uang), TU (Tambahan Uang) dan LS (Langsung).

a. Akuntansi Belanja UP/GU/TU

Pembelian barang dan jasa yang mana barang dan jasa tersebut tidak

langsung digunakan/dikonsumsi segera tapi sifatnya untuk digunakan

dalam satu periode atau sifatnya berjaga-jaga, kemudian dilakukan

pembayaran mekanisme SP2D UP/GU/TU

b. Akuntansi Belanja LS

Belanja LS yang dimaksud adalah belanja LS Gaji dan tunjangan serta

belanja LS barang dan jasa. Perlakuan akuntansi untuk belanja LS adalah

PPK-SKPD mencatat belanjanya, sedangkan pengeluaran kasnya dicatat

oleh PPKD. Dalam konteks ini, belanja yang dilakukan oleh SKPD

dananya mengalir langsung dari rekening kas daerah kepada pihak ketiga

atau pihak lainyang telah ditetapkan. Dengan kata lain belanja sudah

dapat diakui pada saat SP2D diterbitkan.

Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana

pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing

PNS.

Pencatatan yang dilakukan oleh PPK-SKPD adalah sebagai berikut:

Page 45: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

30

Tabel 2.5

Contoh Format Jurnal Finansial untuk Mencatat Beban

Tgl No.

Bukti

Kode

Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit

…… ……. Beban gaji pokok

RK-PPKD

Xxx

-

-

xxx

Sumber: Buku Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Tabel 2.6

Contoh Format Jurnal Anggaran untuk Mencatat Beban

Tgl No.

Bukti

Kode

Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debit Kredit

…… ……. Belanja gaji pokok

Perubahan SAL

Xxx

-

-

xxx

Sumber: Buku Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Untuk belanja LS dan tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh

pegawai adalah jumlah netto (jumlah setelah dikurangi dengan potongan

pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan

tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan

Page 46: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

31

tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD (Bendahara

Umum Daerah) dalam sub sistem akuntansi PPKD

Dalam belanja Barang dan Jasa seringkali terdapat potongan

pajak, sehingga yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto

(setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat

belanja tersebut dengan jumlah umum, jika pemotongan dan pembayaran

pajak dilakukan oleh BUD.

2. Akuntansi Aset Tetap

PSAP Nomor 7 menyatakan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan, atau

dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum.

Klasifikasi aset tetap menurut PSAP Nomor 7 adalah sebagai berikut:

1. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah

daerah dan dalam kondisi siap dipakai.

2. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,

alat elektronik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya

signifikan, masa manfaatnya lebih dari dua belas bulan, dan dalam

kondisi siap pakai.

Page 47: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

32

3. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan mencakup aset tetap yang diperoleh dengan

maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan

dalam kondisi siap dipakai.

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang

dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah daerah dan dalam kondisi siap

pakai.

5. Aset Tetap lainnya

Aset Tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan

kedalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan

untuk kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap

pakai.

6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam

proses pembangunan yang pada tanggal laporan keuangan belum

selesai seluruhnya.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap antara

lain:

1. Bukti Belanja/Pembayaran Aktiva Tetap

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal

pengakuan aktiva tetap dan belanja modal dengan cara pembayaran UP.

2. Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas

pengakuan aktiva tetap dengan cara pembayaran LS.

Page 48: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

33

3. SP2D LS

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk melakukan jurnal atas

pengakuan aktiva tetap dengan cara pembayaran LS.

4. Surat Permohonan Kepala SKPD tentang Penghapusan Aset Tetap

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan reklasifikasi

aset tetap menjadi aset lainnya.

5. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang penghapusan Aset

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan

penghapusan aset tetap.

6. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan aset tetap

konstruksi dalam pekerjaan.

Prinsip pengakuan dan pengukuran aset tetap yaitu:

1. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh

oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur

dengan andal.

2. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya

dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi

berjalan.

3. Aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan.

4. Aset tetap dicatat sebesar nilai wajar apabila biaya perolehan tidak

memungkinkan digunakan.

5. Biaya perolehan atas pembelian aset meliputi:

a. Harga beli aset tetap

b. Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap siap digunakan

Page 49: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

34

6. Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dibedakan

menjadi:

a. Belanja untuk pemeliharaan yaitu belanja untuk mempertahankan

kondisi aset tetap tersebut sesuai kondisi awal.

b. Belanja untuk peningkatan yaitu belanja yang memberi manfaat

ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan

kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar

kinerja.

Penyajian aset tetap dalam lembar neraca sebagai berikut:

Aset Aset tetap Tanah xxx Peralatan dan mesin xxx Gedung dan bangunan xxx Jalan, irigasi dan jaringan xxx Aset tetap lainnya xxx Akumulasi penyusutan xxx Konstruksi dalam pengerjaan xxx Total Aset Tetap xxx

Table 2.7

Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti/Ta

hun

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Nadya dkk

(2018)

Analisis Pencatatan dan

Pelaporan Belanja

Modal pada Unit

Hasil penelitian menunjukkan

pelaporan belanja yang dilakukan

oleh UPTD Pusat Pengembangan

Page 50: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

35

Pelaksana Teknis Dinas

Pusat Pengembangan

Mutu Guru (PPMG)

Mutu Guru (PPMG) Wilayah I Dinas

Pendidikan Aceh telah menerapkan

PP No. 71 Tahun 2010 tentang

pencatatan berbasis akrual, yang

bisa dilihat dari pencatatan akun

belanja yang terdiri atas belanja

operasi meliputi belanja pegawai dan

belanja barang dan Jasa dan belanja

modal yang meliputi belanja

peralatan dan mesin serta belanja

aset tetap lainnya.

Rumbaru.S

dkk (2018)

Penerapan Akuntansi

Penyusutan Aset Tetap

Berdasarkan

Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintah

Nomor 07 Pada Dinas

Pekerjaan Umum

Provinsi Suawesi Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Dinas Pekerjaan Umum dalam

penerapan penyusutan aset tetap,

penentuan nilai penyusutan, masa

manfaat aset, penggunaan metode

penyusutan dan penentuan nilai buku

aset sesuai dengan PSAP 07, namun

dalam pelaksanaan pencatatan

kedalam pelaporan penyusutan aset

tetap, belum dilaksanakan secara

mandiri tetapi dilakukan oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah (BPKAD) Provinsi Sulawesi

Utara tidak sesuai dengan asumsi

Page 51: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

36

independensi entitas dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah.

Saskia Dwi

Arif dkk

(2018)

Pelaksanaan Akuntansi

Aset Tetap Pada Badan

Pengelolaan Keuangan

Dan Aset Daerah

(Bpkad) Kota Palopo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengakuan aset tetap BPKAD Kota

Palopo telah menerapkan kriteria

nilai minimal pengakuan aset tetap,

penyajian aset tetap BPKAD Kota

Palopo sudah menyajikan aset

daerah dalam bentuk laporan barang

milik daerah BPKAD Kota Palopo

belum sepenuhnya memadai

walaupun formatnya telah sesuai

dengan permendagri 64 tahun 2013.

Maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan akuntansi aset tetap

daerah pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palopo telah sesuai dengan SAP

berbasis akrual dalam PP No.71

Tahun 2010

Jemy Billy Analisis Pencatatan

dan Pelaporan Belanja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Dinas Tenaga Kerja dan

Page 52: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

37

Massie

(2016)

Langsung dan Beban

Pada Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

Kota Bitung

Transmigrasi Kota Bitung telah

melakukan proses pencatatan

akuntansinya sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.64 Tahun 2013 dan Peraturan

Pemerintah No.71 Tahun 2010.

Ria

Valentina.P

(2015)

Analisis Pencatatan dan

Pelaporan Keuangan

Pada Unit Pelaksana

Teknis Dinas Di

Pemerintah Provinsi

Sulawesi Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

UPTD Metrologi Dinas Perindustrian

dan Perdagangan telah melakukan

proses pencatatan akuntansi, serta

pelaporannya telah sesuai dengan

PP Nomor 71 Tahun 2010.

Sumber: Jurnal Penelitian tahun 2015 sd 2018

Page 53: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

38

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

ASET BELANJA

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR

SISTEM PENCATATAN PERATURAN

PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010

LAPORAN

KEUANGAN

1. Pengakuan 2. pengukuran 3. Penyajian

Page 54: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian dengan metode

deskriptif kualitatif. Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013) adalah

metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana

adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan berlaku umum.

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013) adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis dan bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

Kabupaten Takalar yang beralamat di Jl. Jend Sudirman No.26,

Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar,

Sulawesi Selatan, Kode Pos 92212.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian selama kurang lebih dua bulan sejak dikeluarkannya

surat izin sampai selesai.

Page 55: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

40

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Keterangan Feb

-19

Mar

-19

Apr

-19

Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan Proposal

Observasi Lapangan

Seminar Proposal

Pengumpulan Data

Analisis Data

Seminar Hasil

Skripsi

Sumber: Format Penelitian Tahun 2019

C. Sumber Data

Sumber Data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Sekunder

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan adalah dengan menggunakan

data sekunder yaitu data yang telah tersusun atau telah diolah terlebih

dahulu dalam bentuk dokumen-dokumen yang telah ada sebelumnya,

atau berdasarkan hasil penelitian terlebih dahulu.

2. Data Primer, data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya hasil

wawancara pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten

Takalar.

Page 56: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

41

D. Pengumpulan Data

Menurut Nazir (2014) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik

dan berstandar untuk memperoleh data yang diperlukan. metode pengumpulan

data yg digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Digunakan dalam mengumpulkan data sekunder yaitu data yang didapat

dari instansi, dimana peneliti dapat mengamati, menelusuri dan

mengumpulkan data untuk mendiskripsikan tentang Analisis Pencatatan

dan Pelaporan Belanja Modal Aset Tetap pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah Kabupaten Takalar.

2. Wawancara

Dengan menanyakan secara langsung terhadap narasumber dengan

menggunakan pedoman wawancara berdasarkan topik penelitian pada

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar.

3. Penelitian pustaka (library research)

Dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan

langsung dengan penelitian ini, serta melakukan penelusuran terhadap

dokumen-dokumen yang mendukung penelitian.

E. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data kemudian dianalisa sehingga

memberikan gambaran tentang pencatatan dan pelaporan belanja modal aset

tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.

Page 57: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar merupakan unsur

pelaksana pemerintah Kabupaten Takalar yang dipimpin oleh Kepala Badan

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas

membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan Pemerintah

Bidang Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Takalar, dan dalam pelaksanaan

tugasnya mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dibidang Keuangan dan Aset Daerah.

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis dibidang kKeuangan dan Aset

Daerah.

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

dibidang Keuangan dan Aset Daerah.

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan

pemerintah daerah dibidang Keuangan dan Aset Daerah.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

1. Visi dan Misi

a. Visi

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah, Visi Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar yaitu:

Page 58: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

43

“Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efisiensi, efektif,

akuntabel dan Transparan”

Berdasarkan visi tersebut, Badan Pengelola Keuangan Daerah

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun bercita-cita mewujudkan pengelolaan

keuangan yang efisien, efektif, akuntabel dan transparan. Dengan

demikian berarti BPKD harus menjadi lembaga keuangan yang mampu

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan

standar pelayanan yang ditetapkan dengan didukung SDM yang

kompeten dibidangnya.

b. Misi

BPKD Kabupaten Takalar menetapkan misi sebagai berikut:

1) Memaksimalkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang akuntable dan

transparan.

2) Meningkatkan pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah yang

didukung oleh penatausahaan yang tertib.

3) Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait demi kelancaran

penyelenggaraan otonomi daerah.

4) Memaksimalkan pendapatan daerah melalui dana transfer dan

bantuan keuangan.

5) Memaksimalkan Pengelolaan Aset Daerah.

2. Uraian Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Takalar No.63 Tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar, dijelaskan uraian tugas berikut:

a. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah

Page 59: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

44

1) Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah mempunyai tugas pokok

membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang Pengelolaan

Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah.

2) Kepala Badan dalam melaksanakan tugas pokok sebagai mana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan

keuangan, pendapatan dan aset daerah.

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan

keuangan, pendapatan dan aset daerah.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

pengelolaan keuanga, pendapatan dan aset daerah

d) Pelaksanaan administrasi dinas

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait tugas

dan fungsi.

3) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dirinci

sebagai berikut:

a) Menyusun rancana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga

berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

tugas.

Page 60: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

45

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyusun kebijakan teknis dibidang keuangan dan aset daerah yang

meliputi bidang pendapatan asli daerah, anggaran, akuntansi, dan

aset.

g) Menyelenggarakan pelayanan dalam bidang keuangan dan aset

daerah yang meliputi bidang bidang pendapatan asli daerah,

anggaran, akuntansi, dan aset.

h) Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas dibidang keuangan dan

aset daerah yang meliputi bidang pendapatan asli daerah, anggaran,

akuntansi, dan aset.

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran

pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sekretariat

1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretariat yang mempunyai tugas

pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan koordinasi

kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan

perencanaan program, kegiatan, anggaran, pelaporan, umum,

kepegawaian, hukum, dan keuangan dalam lingkungan badan.

2) Sekretaris dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Pengoordinasian pelaksanaan tungsi dalam lingkungan badan.

Page 61: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

46

b) Pengoordinasian perencanaan penyusunan program kegiatan dan

anggaran.

c) Pengoordinasian urusan umum dan kepegawaian.

d) Pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan.

e) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)

dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan sekretariat sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga

berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan sekretariat untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

tugas.

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan badan

sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan

kegiatan.

g) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan perencanaan,

pengendalian dan evaluasi serta pelaporan kinerja dan pelaporan

keuangan badan.

h) Mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan administrasi umum,

kepegawaian dan hukum.

Page 62: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

47

i) Mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan ketatausahaan.

j) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sekretariat dan

memberikan saran pertimbsngsn kepada atasan sebagai bahan

perumusan kebijakan.

k) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah

1) Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan dibidang

perencanaan pendapatan daerah.

2) Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang perencanaan dan

pendapatan daerah.

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang perencanaan

dan pendapatan daerah.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

perencanaan dan pendapatan daerah.

d) Pelaksanaan administrasi badan.

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait tugas

dan fungsi.

3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan bidang perencanaan pendapatan daerah

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Page 63: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

48

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga

berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan bidang perencanaan pendapatan daerah untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan bahan penetapan kebijakan perencanaan, evaluasi dan

pelaporan, hukum dan pembinaan teknis pengelolaan pendaptan.

g) Menyiapkan bahan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur

dan kriteria dibidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, hukum

dan pembinaan teknis pengelolaan pendapatan.

h) Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi perencanaan, evaluasi dan

pelaporan, hukum dan pembinaan teknis pengolaan pendapatan.

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran

pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

d. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah

1) Bidang Pajak dan Retribusi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan dibidang pajak

dan retribusi daerah.

2) Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang pajak dan retribusi

daerah.

Page 64: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

49

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang pajak dan

retribusi daerah.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

pajak dan retribusi daerah.

d) Pelaksanaan administrasi badan.

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.

3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan bidang pajak dan retribusi daerah

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas

sehingga berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan bidang pajak dan retribusi daerah untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan tugas.

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan bahan penetapan kebijakan pajak daerah dan retribusi

daerah.

g) Menyiapkan bahan pebetapan pedoman, norma, standar, prosedur

dan kriteria dibidang pajak daerah dan retribusi daerah.

h) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran

pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

Page 65: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

50

e. Bidang Anggaran

1) Bidang anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai

tugas pokok merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi

petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan

penyelenggaraan tugas Bidang Anggaran.

2) Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang anggaran.

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang anggaran.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

anggaran.

d) Pelaksanaan administrasi badan.

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.

3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan bidang anggaran sebagai pedoman

dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga

berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam

lingkungan bidang anggaran untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan tugas.

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah dinas.

Page 66: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

51

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyusun kebijakan teknis bidang anggaran.

g) Menyelenggarakan program dan kegiatan bidang anggaran.

h) Menyelenggarakan evaluasi program dan kegiatan kepala subbidang

dan pejabat non struktural dalam lingkup bidang anggaran.

i) Menyusun alokasi dan perubahan anggaran daerah dan menyusun

analisa standar belanja, standar satuan harga dan standar pelayanan

minimal.

j) Menyiapkan anggaran kas daerah dan menerbitkan surat penyediaan

dana.

k) Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan

dengan bidang tugasnya dan menyiapkan bahan petunjuk

pemecahan masalah.

l) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran

pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

f. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

1) Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang kepala bidang

yang mempunyai tugas pokok melakukan penelitian, pemeriksaan,

perbaikan dan penolakan atas laporan pertanggung jawaban

penggunaan dana APBD dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

2) Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang akuntansidan

pelaporan.

Page 67: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

52

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang akuntansi

dan pelaporan.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

akuntansi dan pelaporan.

d) Pelaksanaan administrasi badan.

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait

tugas dan fungsinya.

3) Tugas pokok dan fungsi sabagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan bidang akuntansi dan pelaporan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

sehingga berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dalam lingkungan bidang akuntansi dan pelaporan untuk

mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.

d) Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau

menandatangani naskah.

e) Memberikan pembinaan, supervisi dan monitoring bidang

akuntansi dan pelaporan skala kabupaten.

f) Memeriksa bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran dan

melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen surat

pertanggungjawaban penggunaan dana dari masing-masing

satuan kerja perangkat daerah.

Page 68: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

53

g) Melaksanakan koreksi atas dokumen surat pertanggungjawaban

satuan kerja perangkat daerah.

h) Memberi pembinaan terhadap aparat pengelola keuangan

dimasing-masing satuan kerja perangkat daerah.

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan

saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan

kebijakan.

g. Bidang Aset

1) Bidang Aset dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai

tugas pokok penyusunan pedoman dan petunjuk teknis perumusan

program standarisasi, perencanaan, pengadaan, penghapusan,

pelelangan, inventarisasi, dan pengendalian/pengawasan

pengelolaan aset serta pembinaan administrasi barang dan

pengelolaan investasi baik dalam bentuk uang maupun aktiva lainnya

serta kerja sama dengan pihak lain dalam pemanfaatan dan

pengelolaan aset.

2) Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang aset.

b) Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang aset.

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang

aset.

d) Pelaksanaan administrasi badab.

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diperintahkan oleh atasan terkait

tugas dan fungsinya.

Page 69: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

54

3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dirinci sebagai berikut:

a) Menyusun rencana kegiatan bidang aset sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas

sehingga berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

dalam lingkungan bidang aset untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan tugas.

d) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program pengadaan

aset dan inventarisasi barang serta investasi daerah.

e) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program

pengelolaan aset daerah dan investasi daerah baik dalam bentuk

uang maupun aktiva lainnya.

f) Memberikan bimbingan dan petunjuk teknis penyimpanan dan

pemeliharaan barang.

g) Memberikan bimbingan dan petunjuk teknis dalam rangka

pembinaan bendahara barang.

h) Melaksanakan koordinasi dalam rangka pemanfaatan dan

pengelolaan aset daerah dengan pihak lain.

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan

saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan

kebijakan.

Page 70: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

55

h. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Kepala Badan sesuai dengan keahlian dan

kebutuhan.

2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri

dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuia dengan keahliannya.

3) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua

kelompok yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung

kepada Kepala Badan.

4) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dalam keputusan Bupati berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

i. Unit Pelaksanaan Teknis Badan (UPTB)

1) Unit Pelaksanaan Tugas Badan (UPTB) dipimpin oleh seorang kepala

UPTB yang mempunyai tugas melakukan sebagian tugas Badan

Pengelola Keuangan Daerah sesuai dengan bidang teknis dan

kebutuhan.

2) Dalam melaksanakan tugas sebagiaman dimaksud pada ayat (1)

Kepala unit mempunyai uraian tugas:

a) Menyusun program kerja, rencana kerja dan anggaran UPTB

Badan Pengelola Keuangan Daerah sesuai kebutuhan setiap

tahunnya.

Page 71: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

56

b) Melaksanakan peningkatan kompetensi Badan Pengelola

Keuangan Daerah.

c) Mengendalikan aktivitas Badan Pengelola Keuangan Daerah

diunit pelaksana teknis.

d) Melaksanakan pemberdayaan sumber daya manusia pada Badan

Pengelola Keuangan Daerah.

e) Mengkoordinasi hasil kegiatan Badan Pengelola Keuangan

Daerah diunit pelaksana teknis.

f) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan.

j. Tata Kerja

1) Kepala Badan dalam menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan

kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

2) Kepala Badan, sekretaris, kepala bidang, kepala subbagian, kepala

subbidang, pejabat fungsional dan seluruh personil dalam lingkungan

dinas melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, serta menerapkan prinsip hierarki,

koordinasi, kerjasama, integrasi, simplifikasi, akuntabilitas,

transparansi, dan efisiensi.

3) Kepala Badan, sekretaris, kepala bidang, kepala subbagian, kepala

subbidang, pejabat fungsional dan seluruh personil dalam lingkungan

badan wajib mematuhi petunjuk dan arahan pimpinan, sesuai

kebutuhan secara tepat waktu kepada atasan masing-masing.

4) Setiap laporan yang diterima diolah dan digunakan oleh pimpinan

sebagai bahan perumusan pelaksanaan kebijakan teknis.

Page 72: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

57

5) Kepala Badan, sekretaris, kepala bidang, kepala subbagian, kepala

subbidang dalam lingkungan badan dalam melaksankan tugasnya,

melakukan pengawasan, dan evaluasi, serta melaksanakan rapat

koordinasi secara berkala dan/atau sesuai kebutuhan.

6) Kepala Badan, sekretaris, kepala bidang, kepala subbagian, kepala

subbidang dalam lingkungan badan mengembangkan koordinasi dan

kerjasama dengan instansi pemerintahan/swasta dalam rangka

meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan

fungsi badan.

Page 73: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

58

3. Struktur Organisasi BPKD

Bagan Susunan Organisasi

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar

Bidang

Anggaran

Bidang

Akuntansi Bidang Aset

Sekretaris

Subbagian

Perencanaan

Subbagian

Umum dan

Kepegawia

n

Jabatan

Fungsional

Subbidang

Penyusunan

APBD

Subbidang

Otorisasi

DPA SKPD

dan

Pembiayaan

Subbidang

Akuntansi &

Penyusunan

Laporan

Keuangan

Kepala Badan

Subbagian

Keuangan

Subbidang

Perbendaharaan

Subbidang

Pemanfaatan

&Penghapusan

Aset

Subbidang

Perencanaan

Kebutuhan &

Penatausahaan

Aset

Bidang

Perencanaan

Pendapatan

Daerah

Bidang Pajak

dan Retribusi

Daerah

Subbidang

Perencanaan

Evaluasi &

Pelaporan

Subbidang

Pajak Daerah

Subbidang Hukum

& Pembinaan

Teknis Pengelolaan

Pendapatan

Subbidang

Retrinusi

Daerah

UPTB

Page 74: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

59

B. Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Aset Tetap yang disusun oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah

1. Mekanisme Pencairan Dana dan Belanja

a. Persiapan pelaksanaan penetapan pejabat satuan kerja

1) Penerbitan surat edaran menteri

Setiap akhir tahun anggaran menteri menerbitkan surat edaran tentang

pelaksanaan program dan anggaran kementrian termasuk menetapkan

kompetensi teknis dan persyaratan administrasi pejabat inti satuan kerja

sampai dengan mekanisme pengusulan jika diperlukan.

2). Penetapan pejabat inti satuan kerja

Pejabat eselon I terkait mengajukan usulan atau perubahan pejabat inti

satuan kerja kepada menteri melalui sekretaris jendral dengan mengacu

kepada persyaratan personil pelaksana kegiatan satuan kerja kementrian.

3) Pembantu pejabat inti satuan kerja

Pembantu pejabat inti satuan kerja ditetapkan oleh atasan langsung

kepala satuan kerja atas nama pejabat eselon I terkait.

4) Pejabat pelaporan

Pejabat pelaporan ditetapkan oleh atasan langsung kepala satuan kerja

atas nama pejabat eleson I terkait.

b. Pelaksanaan pembayaran

Kewajiban satuan kerja terkait penggunaan rekening satuan kerja:

1) Setiap satuan kerja yang akan membuka rekening bendahara

penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran wajib mendapat

persetujuan dari Bendahara Umum Daerah (BUD).

Page 75: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

60

2) Terhadap rekening bendahara penerimaan dan/atau rekening bendahara

pengeluaran dan rekening bendahara pembantu, harus dimintakan

persetujuan dari Bendahara Umum Daerah (BUD).

Pelaksanaan pembayaran APBD pada satuan kerja terdiri dari

pembayaran melalui Uang Persediaan (UP), Ganti Uang (GU), Tambah Uang

(TU) dan pembayaran secara langsung (LS), dengan tahapan:

1. Pengajuan SPP (surat permintaan pembayaran) oleh kepala satuan kerja

atau pejabat pembuat komitmen.

2. Penerbitan SPM (surat perintah membayar) oleh pejabat yang melakukan

pengujian dan perintah pembayaran.

3. Penerbitan SP2D (surat perintah pencairan dana) oleh PPKD .

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kepala Bidang Akuntansi dan

Pelaporan, sebagai berikut:

“Mekanisme pencairan dana itu yang disampaikan ke PPKD dalam hal ini

BPKD adalah SPM (surat perintah membayar) yang lampirannya itu ada SPP

(Surat Permintaan Pembayaran) yang sudah ditanda tangani oleh pengguna

anggaran, bendahara dan pejabat penatausahaan keuangan di SKPD, kemudian

PPKD melakukan penelitian lalu memproses SP2Dnya.”

1. Proses pengajuan SPP

Surat Permintaan Pembayaran (SPP) diterbitkan oleh kepala satuan kerja

atau dapat didelegasikan kepada pejabat komitmen yang bertangungjawab atas

pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada pejabat yang melakukan

pengujian dan perintah pembayaran.

Page 76: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

61

a. SPP-UP

SPP-UP merupakan surat pernyataan dari kuasa pengguna anggaran atau

pejabat pembuat komitmen yang dipergunakan untuk mengisi Uang

Persediaan (UP) tiap-tiap SKPD. Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali

dalam setahun.

b. SPP-GU

SPP-GU merupakan surat pernyataan dari kuasa pengguna anggaran atau

pejabat pembuat komitmen yang dipergunakan untuk mengganti uang

persediaan yang sudah terpakai atau habis dan melampirkan laporan

realisasi penggunaanya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kepala

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, sebagai berikut:

”Untuk belanja Ganti Uang (GU) harus melampirkan laporan realisasi

penggunaan bulan sebelumnya, seberapa besar realisasi belanjanya sebesar

itu juga yang dibayarkan.”

c. SPP-TU

SPP-TU merupakan surat pernyataan dari kuasa pengguna anggaran atau

pejabat pembuat komitmen yang dipergunakan hanya untuk meminta

tambahan uang, apabila terjadi pengeluaran yang sedemikian rupa sehingga

saldo UP tidak akan cukup untuk membiayainya. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan, sebagai berikut:

“Kalaupun memang Uang Persediaan (UP) itu tidak mencukupi maka ada

permintaan pembayaran tambahan uang. Tambahan uang itu dberikan ketika

ada kegiatan yang mau dilakukan kemudian tidak mencukupi uang

persediaan yang ada dibendahara”.

d. SPP-Langsung (LS)

Page 77: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

62

SPP-LS merupakan surat pernyataan dari kuasa pengguna anggaran atau

pejabat pembuat komitmen yang dipergunakan untuk pembayaran langsung

kepada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan. SPP-LS

dikelompokkan menjadi:

1) SPP-LS gaji dan tunjangan

2) SPP-LS barang dan jasa

3) SPP-LS belanja bunga, hibah, bantuan dan tak terduga serta

pengeluaran pembiayaan.

2. Penerbitan SPM

Surat Perintah Membayar merupakan tahapan lanjutan dari proses

pengajuan SPP. Surat perintah membayar juga dibedakan menjadi 4 sesuai

dengan jenis SPPnya, yaitu SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU, dan SPM-LS.

SPM dapat diterbitkan jika:

a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.

b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Waktu pelaksanaan penerbitan SPM diterbitkan paling

lambat 2 hari sejak SPP diterima, dan apabila ditolak, dikembalikan paling

lambat 1 hari sejak diterima SPP.

3. Penerbitan SP2D

Surat Perintah Pencairan Dana merupakan surat yang dipergunakan

untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh

BUD. SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja. Waktu pelaksanaan penerbitan

SP2D sebagai berikut:

a. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima.

b. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.

Page 78: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

63

2. Pencatatan Belanja Modal Aset Tetap

Pencatatan belanja modal dilakukan untuk mencatat semua belanja

modal yang keluar melaui alat media sehingga menciptakaan suatu tulisan yang

dapat dipahami atau dimengerti. Belanja modal merupakan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat

lebih dari satu periode. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang

Aset mengatakan bahwa “Pencatatan belanja modal itu dilakukan dineraca

karena belanja modal itu sama dengan penambahan aset, semua belanja aset

adalah belanja modal.”

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten takalar mengakui suatu

aset tetap apabila aset tetap tersebut telah diserahkan hak kepemilikannya, dan

atau pada saat penguasaannya berpindah dan berdasarkan berita acara serah

terima pengerjaan. Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan

pada umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan

mengurangi Kas Umum Daerah, atas belanja modal tersebut pemerintah dalam

hal ini Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Takalar akan memperoleh

aset tetap yang harus disajikan dineraca.

Page 79: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

64

Tabel 4. 1. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar Tahun 2017

Sama Berbeda

Tidak Releva

n

Neraca

1 Penyajian posisi keuangan dalam aset, kewajiban, dan ekuitas dana

PSAP 01 paragraf 38 Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Neraca Pemerintah Kabupaten Takalar merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

2 Penyajian klasifikasi aset dan kewajiban

PSAP 01 paragraf 39 Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan non lancer serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.

Pemerintah KabupatenTakalar menyajikan aset menjadi aset lancar dan non lancar, kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

Page 80: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

65

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbed

a Tidak

Relevan

5 Penyajian klasifikasi untuk masing-masing pos dalam aset lancar

PSAP 01 paragraf 49 Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 sampai 12 bulan, surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

Pengklasifikasian aset lancar Pemerintah Kabupaten Takalar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pengklasifikasian masing-masing pos aset lancar yaitu kas dan setara kas, selanjutnya investasi jangka pendek, kemudian piutang diklasifikasikan menjadi piutang pajak, retribusi, bunga, denda, penjualan angsuran, tagihan sewa, tuntutan ganti rugi, piutang lainnya, dan penyisihan piutang, serta persediaan meliputi barang pakai habis, barang tak habis pakai, dan barang bekas pakai.

6 Penyajian klasifikasi aset non lancar

PSAP 01 paragraf 51 Klasifikasi aset non lancar meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.

Klasifikasi aset non lancar Pemerintah Kabupaten Takalar berupa investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.

Page 81: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

66

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbed

a Tidak

Relevan

7

Penyajian klasifikasi investasi jangka panjang

PSAP 01 paragraf 52 Investasi jangka panjang terdiri dari investasi non permanen dan investasi permanen.

Penyajian investasi jangka panjang Pemerintah Kabupaten Takalar meliputi investasi non permanen dan investasi permanen.

8 Penyajian klasifikasi investasi non Permanen

PSAP 01 paragraf 55 Investasi non permanen terdiri dari pembelian surat utang negara, penanaman modal proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada fihak ketiga, dan investasi non permanen lainnya.

Pemerintah Kabupaten Takalar tidak memiliki investasi non permanen.

9

Penyajian klasifikasi investasi permanen

PSAP 01 paragraf 56 Investasi permanen terdiri dari penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.

Pemerintah Kabupaten Takalar mengklasifikasikan investasi permanen menjadi penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.

10 Penyajian klasifikasi aset tetap

PSAP 01 paragraf 58 Aset tetap diklasifikasikan menjadi: 1) Tanah; 2) Peralatan dan mesin; 3) Gedung dan bangunan; 4) Jalan, irigasi, dan jaringan; 5) Aset tetap lainnya; dan 6) Konstruksi dalam pengerjaan.

Aset tetap dalam neraca Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017 terdiri dari: 1) Tanah; 2) Peralatan dan mesin; 3) Gedung dan bangunan; 4) Jalan, irigasi, dan jaringan; 5) Aset tetap lainnya; dan 6) Konstruksi dalam pengerjaan.

Page 82: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

67

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbed

a Tidak Relevan

11 Penyajian dana cadangan

PSAP 01 paragraf 59 Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung Kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

Dalam tahun anggaran 2017, Pemerintah Kabupaten Takalar tidak memiliki dana cadangan, namun Pemerintah Kabupater Takalar tetap mengklasifikasikan dana cadangan dalam bagian neraca, maka hal ini dapat dikatakan sesuai.

12 Penyajian klasifikasi aset non lancar Lainnya

PSAP 01 paragraf 60 Komponen aset non lancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset kerja sama dengan fihak ketiga.

Penyajian komponen aset non lancar lainnya Pemerintah Kabupaten Takalar meliputi aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran, tagihan sewa, dan aset lain-lain.

13 Pengakuan aset PSAP 01 paragraf 61-62 Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal dan aset diakui juga pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar menjelaskan bahwa aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal dan aset diakui juga pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Page 83: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

68

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbeda Tidak

Relevan

14 Pengukuran aset PSAP 01 paragraf 63-65 Pengukuran aset: 1) Kas dicatat sebesar

nilai nominal; 2) Investasi jangka

pendek dicatat sebesar nilai perolehan;

3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal;

4) Persediaan dicatat sebesar:

a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

c) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

5) Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi;

6) Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Pengukuran aset Pemerintah Kabupaten Takalar : 1) Kas dicatat sebesar nilai

nominal; 2) Investasi jangka pendek

dicatat sebesar nilai perolehan;

3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal;

4) Persediaan dicatat sebesar: a) Biaya perolehan

apabila diperoleh dengan pembelian;

b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

c) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

5) Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut;

6) Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Page 84: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

69

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbeda

Tidak Releva

n 15 Pengukuran

berikutnya untuk aset tetap

PSAP 01 paragraf 66 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan.

Dalam neraca akun akumulasi penyusutan tahun 2017 bersaldo nol rupiah, dan dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Takalar tidak menerapkan aturan mengenai penyusutan.

16 Biaya perolehan aset tetap

PSAP 01 paragraf 67 Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar menjelaskan bahwa biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Page 85: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

70

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbed

a

Tidak Releva

n 44 Penyajian aset

tetap PSAP 07 paragraf 6

AAset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset Pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap:

Aset tetap milik Pemerintah Daerah ada yang digunausahakan dan dipinjamkan oleh pihak lain, tetapi tetap digolongkan ke dalam aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar .

1) Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya Instans Pemerintah lainnyam, Universitas dan Kontraktor;

2) Hak atas tanah.

45 Penyajian klasifikasi aset tetap

PSAP 07 paragraf 7 Tidak termasuk ke dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi Pemerintah, seperti bahan (material) dan perlengkapan (supplies').

Aset yang dimiliki untuk tujuan dikonsumsi dalam operasi Pemerintah Kabupaten Takalar seperti bahan/material dan perlengkapan tidak digolongkan ke dalam aset tetap, melainkan ke dalam aset lancar.

Page 86: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

71

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbeda

Tidak Releva

n 46 Penyajian

klasifikasi pos- pos aset tetap

PSAP 07 paragraf 8 Aset tetap diklasifikasikan menjadi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, serta konstruksi dalam pengerjaan.

Klasifikasi aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar telah sesuai dengan PSAP 07 paragraf 8, yaitu meliputi:

1) Tanah; 2) Peralatan dan mesin;

3) Gedung dan bangunan;

4) Jalan, irigasi, dan jaringan;

5) Aset tetap lainnya; dan

6) Konstruksi dalam pengerjaan.

47 Pengakuan aset tetap

PSAP 07 paragraf 16-21 Dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar menjelaskan bahwa untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: 1) Mempunyai masa

manfaat lebih dari 12 bulan;

2) Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal;

3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

Dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar menjelaskan bahwa untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:

1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;

2) Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal;

3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

Page 87: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

72

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbeda

Tidak Releva

n 4) Diperoleh atau

dibangun dengan maksud untuk digunakan; dan

5) Memenuhi batasan minimal nilai rupiah kapitalisasi aset tetap.

Dimana pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan; dan

5) Memenuhi batasan minimal nilai rupiah kapitalisasi aset tetap.

Dimana pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

48 Pengukuran aset tetap

PSAP 07 paragraf 22 Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.

Dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar menjelaskan bahwa penilaian aset tetap didasarkan pada biaya perolehan.

49 Penilaian awal aset tetap

PSAP 07 paragraf 24-28 Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.

Penilaian awal aset tetap diatur dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar, yaitu pada awalnya harus diukur berdasarkanbiaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.

Page 88: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

73

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan

Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2019

Sama Berbeda

Tidak Releva

n 50 Biaya perolehan

aset tetap PSAP 07 paragraf 29-38 Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tetap tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan, dan segala komponen-komponen biaya perolehan aset tetap diatur dalam PSAP 07 paragraf 30-38. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: 1) biaya persiapan

tempat; 2) biaya pengiriman

awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost);

3) biaya pemasangan (instalation cost);

4) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan

5) biaya konstruksi.

Penilaian aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar yaitu biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tetap tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan, dan segala komponen- komponen biaya-biaya untuk masing- masing aset tetap sama seperti yang diatur dalam PSAP 07 paragraf 30-38.

Page 89: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

74

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n 51 Penyajian aset

yang dalam masa konstruksi

PSAP 07 paragraf 39 Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap pakai.

Pemerintah kabupaten takalar menggolongkan semua aset tetap yang pengeijaannya belum selesai sampai pada 31 Desember 2017 ke dalam konstruksi dalam pengerjaan dan jika konstruksi pengerjaan tersebut sudah selesai, akan direklasifikasikan ke dalam aset tetap.

52 Perolehan aset tetap dengan cara gabungan

PSAP 07 paragraf 42 Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Semua aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar yang diperoleh dalam tahun 2017 tidak secara gabungan.

53 Perolehan aset tetap melalui pertukaran

PSAP 07 paragraf 43-45 Aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa. Biaya dari pos itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas/ setara kas yang ditransfer/ diserahkan.

Aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar dalam tahun 2017 tidak ada yang diperoleh dari hasil pertukaran.

Page 90: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

75

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n 54 Pengukuran aset

tetap yang diperoleh dari hibah/sumbanga n/donasi

PSAP 07 paragraf 46 Pengakuan aset tetap yang diperoleh dari hibah/sumbangan/donasi diakui memakai nilai wajar.

Aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar juga ada yang diperoleh dari hibah/sumbangan/donasi dan pengakuannya memakai nilai wajar saat perolehannya.

55 Pengakuan perolehan aset tetap dari donasi/hibah sebagai pendapatan dan pengakuan belanja aset tetap untuk donasi/hibah

PSAP 07 paragraf 49 Perolehan aset tetap melalui donasi/hibah diakui sebagai pendapatan pemerintah dan jumlah yang sama juga diakui sebagai belanja modal dalam laporan realisasi anggaran.

Perolehan aset tetap melalui donasi/hibah tidak diakui sebagai pendapatan pemerintah dalam laporan realisasi anggaran, dan pengeluaran aset tetap sebagai hibah dari Pemerintah Kabupaten Takalar kepada pihak lain juga tidak diakui sebagai belanja modal dalam laporan realisasi anggaran.

Page 91: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

76

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Takalar tahun 2017

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n 57 Pengukuran

berikutnya untuk aset tetap

PSAP 07 paragraf 53-57 Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan.

Dalam neraca akun akumulasi penyusutan tahun 2017 bersaldo nol rupiah, dan dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Takalar tidak menerapkan aturan mengenai penyusutan.

58 Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap

PSAP 07 paragraf 58-59. Penilaian kembali/ revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan.Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkanketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan konsep biaya perolehan dalam penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam ekuitas dana pada akun diinvestasikan pada aset tetap.

Pemerintah Kabupaten Takalar tidak melakukan revaluasi aset tetap dalam tahun 2017, maka mengenai hal ini tidak diungkapkan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar .

Page 92: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

77

No Unsur PP No 71 tahun 2010 Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar

tahun 2017

Sama Berbeda Tidak

Relevan 59 Akuntansi

tanah PSAP 07 paragraf 60-61 Tanah yang dimiliki/ dikuasai Pemerintah tidak diperlakukan secara khusus, dan pada prinsipnya mengikuti ketentuan yang diatur pada pernyataan tentang akuntansi aset tetap. Tidak seperti Institusi Non- Pemerintah, Pemerintah tidak dibatasi satu periode tertentu untuk kepemilikan/penguasaan tanah.Setelah perolehan awal,Pemerintah tidak memerlukan biaya untuk mempertahankan hak atas tanah. Tanah yang memenuhi definisi aset tetap harus diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada Pernyataan ini.

Dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar tidak terdapat pengeluaran yang dapat dikapitalisasi menjadi aset tetap berupa tanah dan pada prinsipnya tanah diakui dan diukur mengikuti ketentuan seperti yang diatur dalam pernyataan tentang akuntansi aset tetap dan hal ini telah dijelaskan sebelumnya dalam aturan PSAP 07 paragraf 16-28.

60 Pengakuan tanah diluar negeri

PSAP 07 paragraf 62-63 Pengakuan tanah di luar negeri hanya dimungkinkan apabila perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada mengindikasikan adanya penguasaan yang bersifat permanen.

Pemerintah Kabupaten Takalar tidak memiliki tanah diluar negeri.

Page 93: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

78

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Takalar tahun 2017

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n 62 Aset

infrastruktur

PSAP 07 paragraf 72-74 Aset infrastruktur yang memenuhi definisi aset tetap harus diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada pernyataan ini.

Aset infrastruktur terdiri dari jalan, irigasi, dan jaringan, pada prinsipnya diakui dan diukur mengikuti ketentuan seperti yang diatur dalam pernyataan tentang akuntansi aset tetap dan hal ini telah dijelaskan sebelumnya dalam PSAP 07 paragraf 16-28.

64 Penyajian aset tetap yang dihentikan penggunaannya

PSAP 07 paragraf 76-78 Aset tetap yang dihentikan penggunaannya, dipindahkan ke pos aset lainnya.

Dalam catatan atas laporan keuangan, aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar yang dihentikan penggunaannya, dipindahkan ke pos aset lainnya.

Page 94: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

79

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama Berbeda Tidak

Relevan

66 Pengungkapan informasi lainnya tentang aset tetap

PSAP 07 paragraf 80 Laporan keuangan juga harus mengungkapkan: a. Eksistensi dan

batasan hak milik atas aset tetap;

b. Kebijakan akuntansi untuk

kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;

c. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan

d. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar tidak mengungkapkan mengenai eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap, kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap, dan jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. Mengenai kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi aset tetap diungkapkan dalam kebijakan akuntansi di Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar. Laporan keuangan hanya mengungkapkan jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi.

67 Pengungkapan aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali

PSAP 07 paragraf 81 Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus diungkapkan: 1. Dasar peraturan

untuk menilai kembali aset tetap;

2. Tanggal efektif penilaian kembali; 3. Jika ada, nama penilai independen;

Semua hal yang disebutkan dalam PSAP 07 paragraf 81 tidak diungkapkan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar, karena Pemerintah Kabupaten Takalar tidak melakukan revaluasi aset tetap.

Page 95: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

80

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten

Takalar tahun 2019

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n

4) Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukkan biaya pengganti;

5) Nilai tercatat setiap jenis aset tetap.

68 Penyajian aset tetap yang masih dalam masa konstruksi

PSAP 08 paragraf 6 Konstruksidalam pengeijaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi.

Pemerintah Kabupaten Takalar menggolongkan semua pembangunan aset tetap yang melebihi satu periode akuntansi ke dalam konstruksi dalam pengerjaan.

Page 96: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

81

No Unsur PP No 71 tahun 2010

Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Takalar tahun 2017

Sama

Berbeda

Tidak Releva

n 19 Pengungkapan

informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas

PSAP 04 paragraf 58-61 Entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja harus mengungkapkan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan tujuan dari rekonsiliasi adalah untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja keuangan dengan laporan realisasi anggaran.

Informasi mengenai pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungandengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanjadan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas tidak diungkapkan karena Pemerintah Kabupaten Takalar tidak membuat laporan kinerja keuangan yang didalamnya harus menyajikan laporan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja. Lagi pula, laporan kinerja keuangan bukan merupakan laporan keuangan pokok yang wajib disajikan, seperti tertuang dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan paragraf 25, yakni laporan keuangan pokok terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Page 97: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

82

Rekap Unsur Keterangan

Sama 1. Penyajian posisi keuangan dalam aset,kewajiban, dan ekuitas dana.

2. Penyajian klasifikasi aset dan kewajiban.

3. Penyajian klasifikasi untuk masing-masing pos dalam aset lancar.

4. Penyajian klasifikasi aset non lancar.

5. Penyajian klasifikasi investasi jangka panjang.

6. Penyajian investasi non permanen.

7. Penyajian klasifikasi investasi permanen.

8. Penyajian dana cadangan. 9. Penyajian klasifikasi aset non

lancar lainnya. 10. Pengakuan aset tetap. 11. Pengukuran aset tetap. 12. Penyajian aset tetap. 13. Penyajian klasifikasi aset

tetap. 14. Biaya perolehan aset

tetap. 15. Penyajian klasifikasi pos-

pos aset tetap. 16. Penilaian awal aset

tetap. 17. Penyajian aset yang

dalam masa konstruksi 18. Pengukuran aset tetap

yang diperoleh dari hibah/sumbangan/donasi.

19. Aset infrastruktur. 20. Penyajian aset tetap

yang dihentikan penggunaannya.

21. Pengungkapan informasi lainnya tentang aset tetap.

22. Penyajian aset tetap yang masih dalam masa konstruksi.

23. Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul.

Peraturan Pemerintah dan penyajian laporan keuangan tahun 2017 sesuai pencatatannya yang diletakkan dalam kategori yang sama.

Page 98: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

83

Berbeda 1. Pengukuran untuk aset tetap

2. Pengakuan aset tetap yang diperoleh dari hibah/sumbangan/donasi

Pada Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010

menyebutkan bahwa selain

tanah dan konstruksi dalam

pengerjaan seluruh aset tetap

disusutkan sedangkan pada

laporan akun akumulasi

penyusutan bersaldo nol

rupiah.

Pada Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010

perolehan dari donasi/hibah

diakui sebagai pendapatan,

sedangkan dilaporan tidak di

akui.

Tidak Relevan 1. Penyajian klasifikasi investasi non permanen.

2. Perolehan aset tetap dengan cara gabungan

Pada Peraturan Pemerintah

disebutkan bahwa investasi

non permanen terdiri dari

pembelian surat utang

Negara, penanaman modal

proyek pembangunan yang

dapat dialihkan kepada pihak

ketiga, sedangkan laporan

keuangan pemerintah

Kabupaten Takalar tidak

memiliki investasi non

permanen.

Pada Peraturan Pemerintah

perolehan dari masing-

masing aset tetap yang

Page 99: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

84

3. Perolehan aset tetap melalui pertukaran

4. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap

5. Pengakuan tanah luar negeri

diperoleh secara gabungan

ditentukan mengalokasikan

harga gabungan, sedangkan

pada laporan keuangan tidak

secara gabungan.

Pada Peraturan Pemerintah

Aset tetap dapat diperoleh

melalui pertukaran atau

pertukaran sebagai aset tetap

yang tidak serupa,

sedangkan pada laporan

keuangan tidak ada yang

diperoleh dari hasil

pertukaran.

Pada Peraturan Pemerintah

penilaian kembali/revaluasi

aset tetap, sedangkan pada

pemerintah kabupaten takalar

tidak dilakukan revaluasi.

Pada Peraturan Pemerintah

pengakuan tanah diluar

negeri hanya dimungkinkan

apabila perjanjiaan

penguasaan, sedangkan

pada pemerintah kabupaten

takalar tidak memiliki tanah

luar negeri.

Page 100: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

85

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh bahwa dalam

penyajian akuntansi laporan pertanggungjawaban keuangan Kabupaten Takalar

Tahun 2017 terdapat 23 item yang disajikan sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 maka item yang disajikan pada laporan

keuangan Kabupaten takalar adalah sama.

Selanjutnya dalam penyajian laporan keuangan diperoleh ada 2 item

yang penyajiannya berbeda dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 diantaranya yaitu (1) pada PSAP 01 paragraf 66 menyatakan bahwa selain

tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan,

sedangkan pada penyajian laporan keuangan pemerintah Kabupaten takalar

dalam akun akumulasi penyusutan bersaldo nol rupiah. (2) pada PSAP 07

paragraf 49 menyatakan bahwa perolehan aset tetap donasi/hibah diakui sebagai

pendapatan, sedangkan pada penyajian laporan keuangan pemerintah

Kabupaten Takalar tidak mengakui dalam pendapatan aset tetap yg diperoleh

dari donasi/hibah.

Sedangkan yang tidak relevan dengan penyajian akuntansi berdasar

pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 sebanyak 5 item, yaitu: (1)

PSAP 01 paragraf 55, (2) PSAP 07 paragraf 42, (3) PSAP 07 paragraf 43-45, (4)

PSAP 07 paragraf 62-63, (5) PSAP 07 paragraf 58-59.

Page 101: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

86

Berikut uraian akuntansi pencatatan pada asset Kabupaten Takalar per

31 Desember 2017 sebagai berikut:

Jumlah di bawah ini merupakan saldo aset tetap per 31 Desember 2017

dengan rincian saldo untuk setiap jenis aset tetap per 31 Desember 2017 dan 31

Desember 2016:

31 Desember 2017

(Rp)

31 Desember 2016

(Rp)

5.A.3.1 Tanah 280.106.544.110,00 250.040.873.156,00

5.A.3.2 Peralatan dan Mesin 260.860.017.683,52 221.696.078.069,05

5.A.3.3 Gedung dan Bangunan 588.512.406.347,44 539.787.236.854,91

5.A.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 416.907.436.923,97 456.259.656.455,36

5.A.3.5 Aset Tetap Lainnya 25.246.153.219,01 23.045.876.906,97

5.A.3.6 Konstruksi Dalam

Pengerjaan 10.320.171.631,03 975.107.255,68

5.A.3.7 Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00

Jumlah 1.581.952.729.914.97 1.491.804.828.697.97

Pemerintah Kabupaten Takalar melalui Badan Pengelolaan Keuangan

Daerah (BPKD) melakukan rekonsiliasi untuk menentukan nilai aset tetap.

Rekonsiliasi Aset Tetap per 31 Desember 2016 Audit, dilaksanakan dengan

melakukan cross chek antara Laporan Aset SKPD dengan data Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah setelah audit sebagai dasar untuk pencatatan

dalam KIB dan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017.

Saldo akhir aset tetap per 31 Desember 2016 Audit sebesar

Rp1.491.804.828.697,97 kemudian setelah dilakukan rekonsiliasi aset tetap

terdapat mutasi tambah dari hasil rekonsiliasi sebesar Rp2.215.969.484,87 dan

Page 102: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

87

mutasi kurang dari hasil rekonsiliasi Rp1.640.003.684,87 sehingga diperoleh

saldo awal aset tetap setelah hasil rekonsiliasi sebesar Rp1.492.380.794.497,97.

Adapun rekapitulasi atas rincian mutasi hasil rekonsiliasi Aset Tetap

adalah sebagai berikut:

Aset Tetap Saldo Akhir 2016 Audited (Rp)

Mutasi Tambah Rekonsiliasi (Rp)

Mutasi Kurang Rekonsiliasi(Rp)

Saldo Awal Setetah Rekonsiliasi (Rp)

Tanah 250.040.873.156,00 0,00 0,00 250.040.873.156,00 Peralatan dan Mesin 221.696.078.069,05 1.246.283.567,58 659.366.813,31 222.282.994.823,32 Gedung dan Bangunan 539.787.236.854,91 873.601.516,62 258.291.000,00 540.402.547.371,53

Jalan, Irigasi dan Jaringan

456.259.656.455,36 96.084.400,67 717.213.371,56 455.638.527.484,47

Aset Tetap Lainnya 23.045.876.906,97 0,00 5.132.500,00 23.040.744.406,97 Konstruksi Dalam Pengerjaan

975.107.255,68 0,00 0,00 975.107.255,68

Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 1.491.804.828.697,97 2.215.969.484,87 1.640.003.684,87 1.492.380.794.497,97

Atas hasil rekonsiliasi tersebut terdapat perbedaan angka antara saldo

aset tetap per 31 Desember 2016 Audit pada 10 SKPD diantaranya Dinas

Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan,

Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

serta Dinas Peternakan, berikut ini rinciannya:

Page 103: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

88

No Nama SKPD Saldo Akhir 2016 Audited (Rp)

Mutasi Tambah Rekonsiliasi (Rp)

Mutasi Kurang Rekonsiliasi(Rp)

Saldo Awal Setetah Rekonsiliasi (Rp)

1 Disdikpora 454.389.874.101,83 657.530.000,00 106.165.000,00 454.941.239.101,83

2 DPU 668.429.316.993,52 748.244.110,02 748.244.110,02 668.429.316.993,52

3 Disdukcapil 4.409.662.302,50 35.000.000,00 22.250.000,00 4.422.412.302,50

4 Disbudpar 8.896.481.630,17 8.503.854,94 8.503.854,94 8.896.481.630,17

5 Setda 77.321.985.277,00 13.990.000,00 1.916.700,00 77.334.058.577,00

6 Set DPRD 8.299.834.820,00 145.671.248,00 145.671.248,00 8.299.834.820,00

7 Kec.

Patalassang 756.611.537,00 30.000,00 30.000,00 756.611.537,00 8

Kec. Galesong 851.179.287,00 3.500.000,00 3.500.000,00 851.179.287,00

9 Dinas TPH 3.587.316.799,00 375.847.771,91 381.070.271,91 3.582.094.299,00

10 Dinas

Peternakan 4.604.264.919,33 227.652.500,00 222.652.500,00 4.609.264.919,33

Jumlah

2.215.969.484,87 1.640.003.684,87

Perbedaan angka saldo aset tetap pada Dinas Pekerjaan Umum, Dinas

Kebudayaan dan Kepariwisataan, Sekretariat DPRD, Kecamatan Galesong,

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Dinas Peternakan dikarenakan

adanya reklasifikasi aset tetap. Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

serta Sekretariat Daerah perbedaan angka dikarenakan adanya mutasi antar

SKPD yang belum tercatat. Selain itu terdapat pula perbedaan angka

dikarenakan adanya koreksi pencatatan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kecamatan Patalassang,

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Dinas Peternakan.

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2017 sebesar

Rp1.581.952.729.914,97 diperoleh dari saldo awal aset tetap hasil rekonsiliasi

ditambah dengan belanja modal, belanja barang dan jasa yang dapat

dikapitalisasi, serta hibah setelah dikurangi adanya mutasi antar SKPD serta

koreksi pencatatan maupun reklasifikasi aset tetap.

Page 104: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

89

Adapun rekapitulasi atas rincian mutasi Aset Tetap selama Tahun 2017

adalah sebagai berikut :

Aset Tetap Saldo Awal Setetah

Rekonsiliasi (Rp) Mutasi Tambah 2017

(Rp) Mutasi Kurang 2017

(Rp) Saldo Akhir 2017

(Rp)

Tanah 250.040.873.156,00 32.445.102.565,00 2.379.431.611,00 280.106.544.110,00

Peralatan dan Mesin 222.282.994.823,32 59.176.859.255,26 20.599.836.395,06 260.860.017.683,52

Gedung dan Bangunan 540.402.547.371,53 113.416.163.038,85 65.306.304.062,94 588.512.406.347,44 Jalan, Irigasi dan Jaringan

455.638.527.484,47 41.441.207.548,09 80.172.298.108,59 416.907.436.923,97

Aset Tetap Lainnya 23.040.744.406,97 3.088.827.059,00 883.418.246,96 25.246.153.219,01

Konstruksi Dalam Pengerjaan

975.107.255,68 10.937.795.243,35 1.592.730.868,00 10.320.171.631,03

Jumlah 1.492.380.794.497,97 260.505.954.709,55 170.934.019.292,55 1.581.952.729.914,97

Pada tahun 2017 terdapat Penambahan Aset Tetap sebesar

Rp260.505.954.709,55 diantaranya berasal dari:

- Realisasi belanja modal yang menjadi

aset tetap Tahun 2017. Rp 126.577.282.848,00

- Biaya atribusi selain dari belanja modal Rp 6.109.000,00

- Mutasi masuk antar SKPD Rp 58.866.763.313,49

- Realisasi belanja barang dan jasa Tahun

2017 yang dapat dikapitalisas menjadi aset tetap. Rp 2.848.070.250,00

- Koreksi pencatatan serta reklasifikasi Rp 66.553.065.501,06

- Hibah Rp 5.654.663.797,00

Penambahan aset tetap yang berasal dari hibah terdapat pada 9 SKPD

antara lain Dinas Pekerjaan Umum, BAPPEDA, Dinas Kebudayaan dan

Kepariwisataan, DPPKAD, Kecamatan Patalassang, Kecamatan Galesong,

Page 105: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

90

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan

serta Dinas Kelautan dan Perikanan. Realisasi belanja modal pada tahun 2017

adalah sebesar Rp127.289.721.490,61 dari jumlah tersebut yang dapat diakui

sebagai aset tetap adalah sebesar Rp126.577.282.848,00 selisih sebesar

Rp712.438.642,61 tidak dapat diakui menjadi aset tetap terdapat pada 19 SKPD.

Koreksi tambah pencatatan serta reklasifikasi sebesar

Rp66.553.065.501,06 terdiri dari hasil penilaian sebesar Rp50.938.853.913,00

dari aset yang rusak berat sebesar Rp48.800.000,00 dari aset dalam

penguasaan sebesar Rp642.710.300,00 dari persediaan sebesar

Rp33.720.000,00 dari hasil reklasifikasi sebesar Rp9.250.955.528,32, dan

koreksi pencatatan sebesar Rp5.638.025.759,74. Sedangkan Pengurangan Aset

Tetap pada tahun 2017 sebesar Rp170.934.019.292,55 terdiri dari:

- Mutasi keluar antar SKPD Rp 58.866.592.813,49

- Koreksi pencatatan serta reklasifikasi Rp 28.261.072.844,89

- Hibah Rp 83.806.353.634,17

Pengurangan aset tetap yang berasal dari hibah sebesar

Rp83.806.353.634,17 terdapat pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

sebesar Rp5.685.765.368,00 dan Dinas Pekerjaan Umum sebesar

Rp78.120.588.266,17 yang terdiri dari hibah kepada masyarakat sebesar

Rp77.389.496.246,17 berupa jalan dan jembatan dan hibah kepada PDAM

sebesar Rp333.000.000,00 berupa jaringan pipa air minum dan bangunan

gedung sebesar Rp398.092.020,00.

Pada tahun 2017 mekanisme penghapusan atas aset tetap yang rusak

berat adalah melalui proses reklasifikasi aset tetap yang rusak berat ke aset

lainnya, dan jumlah aset tetap yang rusak berat yang direklasifikasi ke aset

Page 106: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

91

lainnya sebesar Rp6.750.952.506,61. Pengurangan aset tetap sebesar

Rp249.849.744,00 merupakan aset tetap yang tidak memenuhi batasan minimal

kapitalisasi, tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset tetap sehingga

pencatatannya secara ekstrakomptabel atau barang ekstrakomptabel adalah

mencangkup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.

Aset Tetap Aset Tetap Rusak Berat/Reklas Ke

Aset Lainnya (Rp)

Reklas Ke Aset Ekstrakomptabel

(Rp)

Koreksi (Rp) Jumlah (Rp)

Tanah 0,00 0,00 1.810.250.011,00 1.810.250.011,00

Peralatan dan Mesin 4.566.752.544,06 48.600.394,00 3.744.734.907,00 8.360.087.845,06

Gedung dan Bangunan 2.044.658.762,55 195.006.300,00 12.559.262.511,89 14.798.927.574,44

Jalan, Irigasi dan Jaringan

125.958.000,00 0,00 517.450.056,43 643.408.056,43

Aset Tetap Lainnya 13.583.200,00 6.243.050,00 863.591.996,96 883.418.246,96

Konstruksi Dalam Pengerjaan

0,00 0,00 1.592.730.868,00 1.592.730.868,00

Jumlah 6.750.952.506,61 249.849.744,00 21.088.020.351,28 28.088.822.601,89

Koreksi kurang sebesar Rp21.088.020.351,28 terdiri dari koreksi kurang

atas hasil penilaian sebesar Rp8.050.345.278,00 koreksi kurang ke aset tak

berwujud sebesar Rp121.068.000,00 koreksi kurang ke persediaan sebesar

Rp2.500.000,00 reklasifikasi sebesar Rp6.249.423.743,32 serta koreksi

pencatatan sebesar Rp6.664.683.329,96.

Page 107: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

92

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari hasil analisis, terdapat 23 paragraf yang sama dengan penyajian

neraca Pemerintah Kabupaten Takalar artinya 23 paragraf ini sesuai, dan

terdapat 2 paragraf yang berbeda penyajiannya dengan neraca Pemerintah

Kabupaten Takalar, yaitu paragraf 49, paragraf 66, artinya 2 paragraf ini tidak

sesuai. Sisanya adalah paragraf yang tidak relevan yang berjumlah 5 paragraf,

yaitu paragraf 42, paragraf 43-45, paragraph 55, paragraf 58-59, paragraf 62-63.

Ketidaksesuaian yang pertama ada pada paragraf 49 yaitu, perolehan

aset tetap melalui donasi/hibah tidak diakui sebagai pendapatan pemerintah

dalam laporan realisasi anggaran, dan pengeluaran aset tetap sebagai hibah dari

Pemerintah Kabupaten Takalar kepada pihak lain juga tidak diakui sebagai

belanja modal dalam laporan realisasi anggaran, karena dalam paragraf 49

disebutkan bahwa perolehan aset tetap melalui donasi/hibah diakui sebagai

pendapatan pemerintah dan jumlah yang sama juga diakui sebagai belanja

modal dalam laporan realisasi anggaran.

Ketidaksesuaian kedua adalah paragraf 50-52 yang mengatur tentang

pengungkapan kebijakan kapitalisasi biaya. Paragraf 50-52 berbunyi

pengeluaran yang dapat dikapitalisasi merupakan pengeluaran setelah

perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang

kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dan

mengenai batasan jumlah biaya kapitalisasi harus diterapkan secara konsisten

dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, namun dalam catatan

atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Takalar terdapat realisasi belanja

barang dan jasa tahun 2017 yang dapat dikapitalisasi menjadi aset tetap yang

nilainya ditambahkan pada nilai aset tetap, namun kebijakan mengenai batasan

Page 108: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

93

kapitalisasi biaya tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar, tetapi diungkapkan dalam kebijakan akuntansi di

Peraturan Bupati Pemerintah Kabupaten Takalar.

Ketidaksesuaian ketiga terdapat pada paragraf 53-57 yang mengatur

tentang pengukuran berikutnya untuk aset tetap. Inti paragraf 53-57 adalah aset

tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi

akumulasi penyusutan, karena selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan,

seluruh aset tetap disusutkan, namun dalam neraca akun akumulasi penyusutan

tahun 2017 bersaldo nol rupiah, dan dalam catatan atas laporan keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar disebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten

Takalar tidak menerapkan aturan mengenai penyusutan.

Ketidaksesuaian yang selanjutnya ada di paragraf 79 dan 80. PSAP 07

paragraf 80 menjelaskan bahwa laporan keuangan juga harus mengungkapkan

eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap.

Paragraf yang tidak relevan dalam PSAP 07 adalah paragraf 42, paragraf

43-45, paragraph 55, paragraf 58-59, paragraf 62-63, penjelelasanya adalah

sebagai berikut:

1. Paragraf 42 tentang perolehan aset tetap dengan cara gabungan, namun

semua aset tetap Pemerintah Kabupaten Takalar yang diperoleh dalam tahun

2017 tidak secara gabungan, artinya paragraf 42 tidak relevan.

2. Paragraf 43-45 tentang perolehan aset tetap melalui pertukaran, tetapi aset

tetap Pemerintah Kabupaten Takalar dalam tahun 2017 tidak ada yang

diperoleh dari hasil pertukaran, maka paragraf 43-45 tidak relevan.

3. Paragraf 58-59 tentang penilaian kembali atau revaluasi aset tetap, namun

Pemerintah Kabupaten Takalar tidak melakukan revaluasi aset tetap dalam

Page 109: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

94

tahun 2017, maka mengenai hal ini tidak diungkapkan oleh Pemerintah

Kabupaten Takalar l, berarti paragraf 58-59.

4. Paragraf 62-63 tentang pengakuan tanah diluar negeri, namun Pemerintah

Kabupaten Takalar tidak memiliki tanah diluar negeri, hal ini juga tidak

relevan.

5. Paragraf 64-71 tentang aset bersejarah, Pemerintah Kabupaten Takalar

sebenarnya memiliki aset bersejarah, namun pengelolaannya dilakukan oleh

Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Takalar juga belum

mengakui kepemilikan aset bersejarah yang ada dikawasan Takalar, dengan

kata lain aturan ini tidak relevan.

Page 110: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data laporan keuangan

Pemerintah Kabupaten Takalar tahun 2017 dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Takalar dalam

melakukan pencatatan dan pelaporan belanja modal aset tetap berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 terdapat 2 penyajian akuntansi

yang berbeda diantaranya paragraf 49 dan paragraf 66. Selanjutnya Item yang

tidak relevan dalam penyajian akuntansi terdapat 5 item yaitu paragraf 42,

paragraf 43-45, paragraf 55, paragraf 58-59, dan paragraf 62-63. Selebihnya

penyajian akuntansi pada laporan keuangan sudah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No.71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis

Akrual.

Page 111: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

96

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah ditemukan

diatas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat

memperbaiki ataupun menyempurnakan penerapan SAP Berbasis Akrual pada

BPKD kabupaten Takalar. Adapun saran-saran yang dimaksud adalah:

1. Untuk tahun-tahun berikutnya hendaknya Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kabupaten Takalar dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah

berpedoman sepenuhnya pada peraturan-peraturan pemerintah yang

berlaku, agar pengelolaan keuangan daerah dapat terwujud dengan efektif

dan laporan keuangan yang disajikan dapat berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.

2. Perlu adanya Sumber Daya Manusia pada Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kabuptaen Takalar yang memiliki spesialisasi dan kemampuan

dalam rangka pengelolaan pencatatan dan pelaporan keuangan. Sumber

Daya Manusia ini dapat diperoleh melalui penerimaan pegawai dengan

kualifikasi dibidang akuntansi yang memadai serta mengikuti pelatihan-

pelatiahan dan bimbingan teknis untuk pegawai yang sudah ada.

Page 112: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

97

DAFTAR PUSTAKA

Arif, S.D. 2018. Pelaksanaan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (Bpkad) Kota Palopo, (Online), Vol.3, No.4, (http://lp3m.stieamkop.ac.id, diakses 14 Maret 2019)

Bastian, Indra. 2010 Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga: Jakarta

Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah, 2005, Standar Akuntansi Pemerintah, Sinar Garfika: Jakarta

Mardiasmo. 2018 Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Edisi 3. IKAPI: Yogyakarta

Mahsun,Moh., Sulistyowati, Firma., Purwanugraha, H.A. 2015 Akuntansi Sektor Publik, BPFE: Yogyakarta

Massie, J.B. 2016. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Langsung dan Beban Pada Dinas Tenaga Kerja, (Online), Vol.4, No.2, (https//ejournal.unsrat.ac.id, diakses 14 Maret 2019)

Nadya,. Susanti.E., Juanda.D. 2018. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Belanja Modal Pada Unit Pelaksana Teknis dinas Pusat Pengembangan Mutu Guru (PPMG), (Online), Vol.6, No.1, (http://download.garuda.ristekdikti.go.id, diakses 17 Maret 2019)

Nazir,M., 2014. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Pajouw, R.V. 2015. Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Pada Unit Pelaksana Teknis, (Online), Vol.3, No.1, (https://media.neliti.com,diakses 15 Maret 2019)

Peraturan Menteri Dalam Nomor 21 Tahun 2011, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Standar akuntansi Pemerintah, Jakarta

Rumbaru,S., Elim,I., Kalalo, M.Y. 2018. Penerapan Akuntansi Penyusutan Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 07 Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Suawesi Utara, (Online), Vol.13, No.2, (https//ejournal.unsrat.ac.id, diakses 16 Maret 2019)

Page 113: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

98

Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Sugiyono., 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suwanda, Dadang. 2015. Sistem Pemerintahan Akuntansi Daerah. PPM: Jakarta

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta.

Page 114: ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN BELANJA KEUANGAN …

99

BIOGRAFI PENULIS

SYAMSINAR panggilan Inhar lahir di Takalar pada tanggal

02 juli 1997 dari pasangan suami istri Bapak Syamsuddin

dan Ibu Sawiah. Peneliti adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara.

Peneliti sekarang bertempat tinggal di jl. H. Burhan Dg.

Takko Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Inpres 104 Maradekaya

lulus Pada Tahun 2009, SMP Negeri 2 Takalar lulus pada tahun 2012, SMA

Negeri 3 Takalar lulus pada tahun 2015, dan mulai tahun 2015 penulis

melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi di Kampus Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Studi Akuntansi. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar selama 4 tahun 6 bulan dan selesai pada tahun 2020.