Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

16
Eliminasi Urine Objektif Pemahaman tentang isi bab ini akan memampukan peserta didik untuk: Mendefinisikan istilah kunci. Mendiskripsikan proses perkemihan. Mengidentifiksasi faktor-faktor yang secara umum mempengaruhi eliminasi urine. Membandingkan dan membedakan perubahan yang umum dalam eliminasi urine. Mengkaji riwayat kesehatan pada klien yang mengalami masalah eliminasi urine. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai untuk klien yang mengalami perubahan eliminasi urine Mengambil spesimen urine Menjelaskan karakteristik urine normal dan urine abnormal Menjelaskan implikasi keperawatan pada pemeriksan diagnostik sistem perkemihan Mendiskusikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan berkemih normal dan mengurangi terjadinya inkontinensia urine. Memasukan kaeter urine Mendiskusikan tindakan keperawatan untuk mengurangi infeksi saluran kemih. Mengirigasi kateter urine Mengidentifikasi dua modalitas terapi pengganti ginjal Pembuangan normal urine merupakan suatu fungsi dasar yang sering dianggap enteng oleh kebanyakan orang. Apabila sistem perkemihan tidak dapat berfungsi dengan baik, sebenarnya semua sistem organ pada akhirnya akan

Transcript of Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Page 1: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Eliminasi Urine

Objektif Pemahaman tentang isi bab ini akan memampukan peserta didik untuk:

Mendefinisikan istilah kunci. Mendiskripsikan proses perkemihan. Mengidentifiksasi faktor-faktor yang secara umum mempengaruhi eliminasi urine. Membandingkan dan membedakan perubahan yang umum dalam eliminasi urine. Mengkaji riwayat kesehatan pada klien yang mengalami masalah eliminasi urine. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai untuk klien yang mengalami

perubahan eliminasi urine Mengambil spesimen urine Menjelaskan karakteristik urine normal dan urine abnormal Menjelaskan implikasi keperawatan pada pemeriksan diagnostik sistem perkemihan Mendiskusikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan berkemih normal dan

mengurangi terjadinya inkontinensia urine. Memasukan kaeter urine Mendiskusikan tindakan keperawatan untuk mengurangi infeksi saluran kemih. Mengirigasi kateter urine Mengidentifikasi dua modalitas terapi pengganti ginjal

Pembuangan normal urine merupakan suatu fungsi dasar yang sering dianggap enteng oleh kebanyakan orang. Apabila sistem perkemihan tidak dapat berfungsi dengan baik, sebenarnya semua sistem organ pada akhirnya akan berpengaruh. Klien yang mengalami perubahan eliminasi urine juga dapat menderita secara emosional akibat perubahan citra tubuhnya. Perawat berusaha memahami dan menunjukan sikap yang peka terhadap kebutuhan klien. Perawat harus memenuhi alasan terjadinya masalah dan berupaya mencari penyelesaian yang dapat diterima.

Fisiologi Eliminasi UrineEliminasi urine tergantung kepada fungsi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urine. Ureter mentransfor urine dari ginjal kekandung kemih. Kandung kemih menyimpan urine sampai timbul keingginan untuk berkemih. Urine keluar dari tubuh melalui uretra. Semua organ sistem perkemihan harus utuh dan berfungsi supaya urine berhasil di keluar dengan baik

Page 2: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Ginjal Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis, berwarna coklat kemerahan, yang terdapat dikedua sisi kolumna vertebral posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam . ginjal terbentang dari vertebra torakalis kedua belas sampai vertebra lumbalis ketiga. Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 sampai 2cm dari ginjal kanan karena posisi anatomi hati. Setiap ginjal secara khas berukuran 12cm x 7cm dan memiliki berat 120 sampai 150 gram. Sebuah kelenjar adrenal terletak dibawah kutub superior setiap ginjal, tetapi tidak berhubungan secara langsung dengan proses eliminasi urine. Setiap ginjal dilapisi sebuah kapsul yang kokoh dan dikelilingi oleh lapisan lemak.

Produk buangan (limbah) dari hasil metabolisme yang terkumpul didalam darah difiltrasi diginjal. Darah sampai kesetiap ginjal melalui arteri renalis (ginjal) yang merupakan percabangan dari aorta abdominalis. Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum. Sekitar 20% sampai 25% curah jantung bersirkulasi setiap hari melalui ginjal. Setiap ginjal berisi 1 juta nefron.. Nefron, yang merupakan unit fungsional ginjal, membentuk urine, nefron tersusun atas glomerulus, kapsul bowman, tubulus kontortus proksimal, ansa henle tubulus distal, dan duktus pengumpulan.

Darah masuk ke nefron melalui arteriola aferen. Sekelompok pembuluh darah ini membentuk jaringan kapiler glomerulus, yang merupakan tempat pertama filtrasi darah dan tempat awal dan urine. Kapiler glomerulus memiliki pori-pori sehingga dapat memfiltrasi air dan subtansi, seperti glokosa, asam amino,urea, kreatinin, dan elektrolit-elektrolit utama didalam kapsul bowman. Dalam kondisi normal, protein yang berukuran besar dan sel-seldarah tidak difiltrasi melalui glomerulus. Apabila dalam urine terdapat protein yang berukuran besar ( proteinuria ), maka hgal in i merupakan tanda adanya cedera pada glomerulus. Glomerulus memfiltrasikan sekitar 125ml filtrat per menit. Pada awalnya jumlah plasma darah dikurangi protein yang berukuran besar.

Tidak semua filtrat glomerulus diekskresi sebagai urine. Setelah filtrat meninggalkan glomerulus, filtrat masuk kesistem tubulus dan duktus pengumpul, yang merupakan tempat air dan substansi, seperti glukosa, asam amino, asam urat, dan ion-ion natrium serta kalium direabsorpsi kembali kedalam plasma secara selektif. Substansi yang lain seperti ion hidrogen, kalium ( disertai aldosteron), dan amonia disekresikan kembali ke tubulus, tempat hilangnya substansi tersebut didalam urine. Sekitar 99%filtrat direabsorpsike dalam plasma, dengan 1% sisanya dieksresikan sebagai urine. Dengan demikian ginjal memainkan peranan penting dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Walaupun haluarantergantung pada asupan, haluaran urine normal pada orang dewasa dalam 24jam adalah sekitar1500 sampai 1600ml. Haluaran urine sebanyak 60ml per jam pada umumnya adalah normal. Haluaran urine kurang dari 30ml per jam dapat meng indikasikan adanya perubahan pada ginjal.

Page 3: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Ginjal juga mengahasilkan beberapahormon penting untuk memprokduksi sel darah merah (SDM ) , pengaturan tekanan darah, dan mineralisasi tulang.

Ginjal bertanggung jawab untuk mempertahankan volume normal SDM. Ginjal memproduksi eritropoietin, sebuah hormon yang teruma dilepaskan dari sel-sel gromerus, yang dapat merasakan adanya penurunan oksigenasi sel darah merah ( hipoksia lokal ), setelah dilepaskan dari ginjal, fungsi eritropoeitin di dalam sumsum tulang adalah untuk menstimulasi eritropoiesis ( produksidan pematangan SDM ) dengan merubah sel induk tertentu menjadi eritroblast ( McCance dan Huether, 1994 ). Eritropoietin juga memperpanjang umur hidup SDM yang telah matang. Klien yang mengalami perubahan kronistidak dapat memproduksi hormon ini dalam jumlah yang cukup, sehingga klien tersebut akan rentan terserang anemia.

Renin adalah hormon lain y6ang diproduksi oleh ginjal. Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengatur aliran darah pada waktuterjadinya iskemia ginjal ( penurunan suplai darah ). Renin disintesis dan dilepaskan dari sel jukstaglomerulus, yang ber4ada di aparatus jikglomerulus ginjal.

Fungsi renin adalah sebagai enzim yang mengubah angiotensinogen

( suatu substansi yang disintesis oleh hati) menjadi angiotensin I. Begitu angiotensin I bersirkulasi di dalam paru-paru, angiotensin I dirubah menjadi angiotensin II dan angiotensin III. Angiotensin II mengeluarkan efek pada otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron menyebabkan retensi air, yang akan mengakibatkan peningakatan volume adarah. Angiotensin III mengeluarka n efek yang serupa namun derajat nya lebih rendah. Efek gabungan dari mekanisme ini adalah peningkatan tekana darah arteri dan aliran darah ginjal ( McCance dan Huether, 1994 )

Ginjal juga berperan penting dalam pengaturan kalsium dan fosfat. Ginjal berjanggung jawab untuk memproduksi substansi yang mengubah vitamin D menjadi vitamin D dalam bentuk aktif . klien yang mengalami perubahan kronis pada fungsi ginjalnya tidak membuat metabolit vitamin D dalam bentuk aktif yang cukup. Dengan demikian, klien ini akan rentan terserang penyakit tulang akibat demineralisasi tulang karena adanya gangguan absorpsi kalsium, kecuali terdapat persediaan vitamin D dalam bentuk aktif.

Page 4: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Ureter Ureter meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan mentranspor urine ke pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur tubular yang memiliki panjang 25 sampai 30cm dan berdiameter 1,25cm pada orang dewasa. Ureter membentang pada posisi retroperitoneum untuk memasuki kandung kemih didalam rongga panggul ( pelvis ) pada sambungan ureterovesikalis. Urine yang keluar dari ureter kebelakang kemih umumnya steril.

Dinding ureter dibentuk dari tiga lapisan jaringan. Lapisan bagian dalam merupakan membran mukosa yang berlanjut sampai lapisan pelpis renalis dan kandung kemih . lapisan tengah terdiri dari serabut otot polos yang mentranspor urine melalui ureter dengan gerakan peristaltis yang stimulasi oleh distensi urine dikandung kemih. Lapisan luar ureter adalah jaringan penyambung fibrosa yang menyokong ureter.

Gerakan peristaltis menyebabkan urine masuk kedalam bentuk aliran yang tetap. Ureter masuk kedalam dinding posterior kandung kemih dengan posisi miring. Pengaturan ini dalam kondisi normal mencegah refluks urine dari kandung kemih ke dalam ureter selama mikturisi (proses berkemih ) dengan menekan ureter pada sambungan ureterovesikalis ( sambungan ureter dengan kandung kemih ). Adanya abstruksi di dalam salah satu ureter, seperti batu ginjal ( kalkulus renalis ), menimbulkan gerakan peristaltis yang kuat yang mencoba mendorong abstruksi kedalam kandung kemih. Gerakan peristaltis yang kuat ini menimbulkan nyeri yang sering disebut sebagai kolik ginjal.

Kandung KemihKandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot serta wadah tempat urine dan merupakan organ ekskresi. Apabila kosong, kandung kemih berada di dalam rongga panggul dibelakang simfisis pubis. Pada pria , kandung kemih terletak pada rektum bagian posterior dan pada wanita kandung kemih terletak pada dinding anterior uterus dan vagina.

Bentuk kandung kemih berubah saat ia terisi dengan urine . dinding kandung kemih dapat mengembang . tekanan didalam kandung kemih biasanya rendah, bahkan saat sebagian kandung kemih penuh, suatu faktor yang melindungi kandung kemih dari infeksi. Kandung kemih dapat menampung sekitar 600ml urine. Walaupun pengerluaran urine normal sekitar 300ml .

Page 5: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Dalam keadaan penuh, kandung kemih membesar dan membentang sampai ke atas simfisis pubis . kandung kemih yang mengalami distensi majsimal dapat mencapai umbilikus. Pada wanita hamil, janin mendorong kandung kemih, menimbulkan suatu perasaan penuh dan menggurangi daya tampung kandung kemih . hal ini dapat terjadi baik pada trimester pertama ataupun trimester tiga.

Trigonum ( suatu daerah segitiga yang halus pada permukaan bagian dalam kandung kemih ) merupakan dasar dalam kandung kemih. Sebuah lubang terdapat pada setiap sedut segitiga, dua lubang untuk ureter serta satu lubang untuk uretra.

Dinding kandung kemih memiliki empat lapisan: lapisan mukosa didalam, sebuah lapisan submukosa pada jaringan penyambung, sebuah lapisan otot, dan sebuah lapisan serosa dibagian luar. Lapisan otot memiliki berkas-berkas serabut otot yang membentuk otot dektrusor. Serabut saraf parasimpatis menstimulasi otot dektrusor selama proses perkemihan. Sfinger mencegah urine keluar dari kandung kemih dan berada di bawah kontrol volunter ( kontrol otot yang disadari ).

Uretra Urine keluar dari kandung kemih melalui uretre dan keluar dari tubuh melalui meatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urine yang mengalami turbulansi membuat urine terbebas dari bakteri. Membran mukosa melapisi uretara, dan kelenjar uretra mensekskrisi lendir kedalam saluran uretra. Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra.

Uretra pada wanita memiliki panjang sekitar 4 sampai 6,5cm. Sfinger uretra eksterna, yang terletak sekitar setengah bagian bawah uretra, memungkinkan aliaran volunter urine. Panjang uretra yang pendek dapa wanita menjadi faktor predisposisi untuk mengalami infeksi,. Bakteri dapatdengan mudah masuk kedalam uretra dari daerah perinium. Uretra pada pria , yang merupakan saluran perkemihan dan merupakan jalan keluar sel serta seksresi dari organ reproduksi, memiliki panjang 20cm . uretra pada pria ini terdiri dari tiga bagian , yaitu : uretra prostatik, uretra membranosa, dan uretara panil atau uretra kavernosa.

Pada wanita meatus urinarius ( lubang ) terletak di antara labia minora, diatas vagina dan dibawah klitoris. Pada pria, meatus terletak pada ujung distal penis .

Page 6: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Kerja Perkemihan Beberapa struktrus otak yang mempengaruhi fungsi kandung kemih meliputi korteks serebral, thalamus, hipotalamos dan batang otak. Secara bersama-sama , struktur otak ini menekan kontraksi otot detrusur kandung kemih sampai individu ingin berkemih atau buang air. Dua pusat di pons yang mengatur mikturisi atau berkemih, yaitu : pusat M mengaktifkan refleks otot detrusor dan pusat L mengkoordinasikan tonus otot pada dasar panggul yang terkoordinasi.

Kandung kemih dalam kondisi normal dapat menampung 600ml urine. Namun , keinginan untuk berkemih padat dirasakan pada saat kandung kemih terisi urine dalam jumlah yang lebih kecil ( 150 samapai 200 ml pada orang dewasa dan 50 sampai 200 ml pada anak kecil ) . seiring dengan peningkatan volume urine, dinding kandung kemih merengang, mengrim implus-implus sensorikke pusat mikturis di medulla spinalis pars sakralis. Implus saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulasi otot detrusoruntuk berkontraksi secara teratur. Sfinger uretra internal juga berelaksasi sehingga urine dapat masuk ke dalam uretra, walaupun bewrkemih belom terjadi . saat kandung kemih berkontraksi, implus saraf naik ke madulla spinalis sampai ke pons dan korteks serebral. Kemudian individu akan menyadari keinginan untuk berkemih. Remaja dan orang dewasa dapatberespon terhadap dorongan berkemih atau malah mengabaikannya sehingga berkemih dibawah kontrol volunteer. Apabila individu memilih untuk tidak berkemih , sfinger urinarius eksterna bereklasasi, refleks mikturisi menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi sehingga terjadilah pengosongan kandung kemih yang efisien.

Apabila keinginan untuk berkemih diabaikan berulang kali, daya tampung kandung kemih dapat menjadi maksimal dan menimbulkan tekanan pada sfinger sehingga dapat membuat kontrol volunteer tidak mungkin lagi dilanjutkan.

Kerusakan pada medulla spinalis diatas daerah sakralis menyebabkan hilangnya kontrol volunter berkemih, tetapi jalur refleks berkemih dapat tetap utuh sehingga memungkinkan terjadinya berkemih seraca refleks. Kondisi ini disebut refleks kandung kemih.

Page 7: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Faktor Yang Mempengaruhi UrinasiBanyak faktor yang mempengaruhi volume dan kualitas urine serta kemampuan klien untuk berkemih. Beberapa perubahan dapat bersifat akut dan kembali pulih/ reversibel ( misalnya, infeksi saluran kemih ) sementara perubahan yang lain dapat bersifat kronis dan tidak dapat kembali pulih / ireversibel ( mis, terbentuknya gangguan fungsi ginjal secara progresif dan lambat) . proses penyakit yang terutama mempengaruhi fungsi ginjal ( menyebabkan perubahan volume atau kualitas urine ), pada awalnya secara umum dikategorikan sebagai prarenalis, renalis, atau pascarenalis .

Perubahan prarenalis dalam eliminasi urine akan menurunkan aliran darah yang bersirkulasi ke dan melalui ginjal yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan perfusi kejaringan ginjal. Dengan kata lain , perubahan –perubahan tersebut terjadi di luar sistem perkemihan. Penurunan perfusi ginjal menyebabkan oliguria ( berkurangnya kemampuan untuk membentuk urine) atau yang lebih jarang terjadi, anuria ( ketidak mampuan untuk memproduksi urine ). Perubahan renalis diakibatkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan cedera langsung pada glomerulus atau tubulus renalis sehingga mengganggu fungsi normal filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi pada glomerulus atau tubulus renalis tersebut. Perubahan pascarenalis terjadi akibat adanya obstruksi pada sistem pengumpulan urine disetiap tempat kaliks ginjal

( struktur drainase yang berada di dalam ginjal )ke maetus uretra ( yakni bagian luar ginjal, tetapi berada di dalam sistem urinarius ). Urine dibentuk oleh sistem perkemihan, tetapi tidak dapat dieliminasi oleh cara-cara yang normal.

Selain perubahan karena penyakit, faktor-faktor lain juga harus dipertimbangkan jika klien mengalami gejala-gejala yang terkait dengan eliminasi urine. Masalah yang berhubungan dengan kerja perkemihan dapat merupakan akibat dari adanya masalah pada fisik, fungsi, dan kognitif sehingga menyebabkan inkontinesia, retensi, dan infeksi.

Pertumbuhan Dan PerkembanganBayi dan anak kecil tidak dapat memekatkan urine secara efektif. Dengan demikian urine mereka tampak berwarna kuning jernih dan bening. Bayi dan anak-anak mengekskresi urine dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan ukuran tubuh mereka yang kecil. Misalnya, anak berusia 6 bulan dengan berat badan 6 sampai 8 kg mengekskresi 400 sampai 500 ml urine setiap hari. Berat badan anak sekitar 10% dari berat badan orang dewasa, tetapi mengekskresi 33% urine lebih banyak daripada urine yang diekskesikan orang dewasa.

Seorang anak tidak dapat mengontrol mikturisi secara volunter sampai ia barusia 18-24 bulan. Seorang anak harus mampu mengenali penuhnya kandung kemih mereka, menahan

Page 8: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

urine selama 1 sampai 2 jam, dan mengomunikasikan keinginan untuk berkemih kepada orang dewasa. Anak kecil memerlukan pengertian, kesabaran, dan konsestensi orang tuanya. Seorang anak mungkin tidak dapat mengkontrol berkemih secara total sampai ia berusia 4 atau 5 tahun. Anak laki-laki umumnya lebih lamat mengontrol berkemihan daripada anak perempuan . pengontrol mikturisi disiang hari lebih mudah dicapai daripada pengontrolan mikturisi malam hari dan terjadi lebih dini pada proses perkemihan anak, biasanya pada usia 2 tahun.

Orang dewasa dalam kondisi normal menggekskresikan 1500 sampai 1600ml urine setiap hari. Ginjal memekatkan urine, mengeluarkan urine normal yang berwarna kekuningan. Individu dalam kondisi normal tidak bangun untuk berkemih selama ia tidur karena aliran darah ginjal menurun selama istirahat dan kemampuan ginjal untuk memekatkan urine juga menurun.

Proses penuaan mengganggu mikturisi. Masalah mobilitas kadangkala membuat lansia sulit mencapai kamar mandi tepat pada waktunya. Lansia mungkin terlalu lemah un tuk bangkit dari tempat duduk toilet tanpa dibantu. Penyakit neorulogis kronis seperti parkinson atau cedera serebrovaskuler ( stroke ) mengganggu sensasi keseimbangan dan membuat seorang pria sulit berdiri saat berkemih atau membuat seorang wanita sukit untuk berjalan kekamar mandi. Apabila seorang lansia kehilangan kontrol dalam proses berpikirmaka kemampuannya untuk mengontrol mikturisi tidak dapat diprekdisikan. Lansia mungkin akan kehilangan kemampuan untuk merasakan bahwa kandung kemihnya penuh atau tidak mampu mengingat kembali prosedur untuk buang air .

Perubahan pada fungsi ginjal dan kandung kemih juga terdaji seiring dengan proses penuaan. Kecepatan filtrasi glomerulus memurun disertai penurunan kemampuan ginjal untuk memekat urine. Sehingga lansia sering mengalami nokturia ( urinasi yang berlebihan pada malam hari ) . kandung kemih kehilangan tonus otot dan daya tampung untuk menahan urine sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih. Karena kandung kemih tidak berkontraksi secara efektif, lansia sering menyisakan urine didalam kandung kemih setelah ia berkemih ( residu urine ). Pria lansia juga dapat menderita hipertrofi prostat benigna, yang membuat mereka rentan mengalami restensiurine dan inkontinensia. Perubahan ini meningkatkan risiko pertumbuhan dan perkembangan bakteri pada saluran urinarius yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK )

Faktor SosiokulturalAdat isti adat tentang privasi berkemih berbeda-beda. Masyarakat Amerika Utara mengharapkan agar fasilitas toilet merupakan suatu yang oribadi, sementara beberapa budaya Eropa menerima fasilitas toilet yang digunakan secara bersama-sama. Peraturan sosial, ( mis; saat istirahat sekolah ) mempengaruhi waktu berkemih. Pernyediaan pipa didalam rumah

Page 9: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

mungkin jarang tersedia didaerah pemukinan miskin, seperti appalachia, bagian dalam Maine , serta komunitas terpencil lain di pengunungan.

Pendekatan keperawatan terhadap kebutuhan eliminasi klien harus mempertimbangkan aspek budaya dan kebiasaan sosial klien. Apabila seorang klien menginginkanprivasi, perawat berupaya untuk mencegah terdajinya interupsi pada saat klien berkemih. Seorang klien yang kurang sensitif terhadap kebutuhanya untuk mendapatkan privasi harus ditanganin dengan sikap yang berusaha memahami serta menerima klien.

Faktor Psikologis Ansietas dan steres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk berkemih dan frekuensi berkemih meningkat. Seorang individu yang cemas dapat merasakan suatu keinginan untuk berkemih, bahkan setelah buang ait beberapa menit sebelumnya.

Ansientas juga dapat membuat individu tidak mampu berkemih sampai tuntas. Ketegangan emosional membuat relaksasi otot abdomen dan otot perinum menjadi sulit. Apabila sfinger uretra eksterna tidak berelaksasi secara total, buang air dapatmenjadi tidak tuntas dan terdapat sisa urine di dalam kandung kemih. Usaha untuk membuang air kecil dikamar mandi unum, untuk sementara untuk sementara dapat membuat individu kesulitan berkamih.

Kebiasaan Pribadi Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih biasanya penting untukkebanyakan individu. Beberapa individu memerlukan distraksi.

Tonus OtotLemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi kandung kemih dan kontrol sfinger uretra eksterna. Kontrol mikturisi yang buruk dapat diakinatkan oleh otot yang tidak dipakai, yang merupakan akibat dari lamanya imobilitas, peregangan otot selama melahirkan, atrofi otot setelah menopause, dan kerusakan otot akibat trauma.

Page 10: Eliminasi Urine Kelompok 3 Ruangan 304

Drainase urine yang berkelanjutan melalui kateter menetap menyebabkan kehilangan tonus kandung kemih dan / atau kerusakan pada sfinger uretra, jika klien terpasaang kateter menetap,kandung kemih klien secara relatif tetap kosong dan dengan demikian, kandung kemih tidak pernah meregang akibat penuhnya daya tampung. Apabila otot tidak meregang dengan teratur maka menjadilah atrofi otot. Pada saat kateter dilepas, klien mungkin akan mengalami kesulitan dalam memperoleh kembali kontrol keminya.

Status VolumeGinjal mempertahankan keseimbangan sensitif antara retensi dan ekskresi cairan . apabila cairan dan konsentrasi elektolit serta solut berada dalam keseimbangan, peningkatan asupan cairan dapat menyebabkan peningkatan produksinurine. Cairang yang diminu m akan meningkatka plasma yang bersirkulasi di dalam tubuh sehingga meningkatkan volume filtrat glomerulus dan ekskresi urine.

Jumlaha haluran urine bervariasi sesuai dengan asupan makanan dan cairan. Jumlah volume urine yang di bentuk pada malam hari sekitar setengah dari urine yang terbentuk pada siang hari akibat penurunan asupan dan penurunan metabolisme. Hal ini menyebabkan penurunanaliran darah di ginjal. Nokturia dapat merupakan tanda adanya perubahan pada ginjal. Pada individu yang sehat asupan air yang berada dalam makanan dan cairan seimbang dengan haluaran air di dalam urine, feses, dan kehilangan air yang tidak kasat mata melalui keringat dan pernafasan.

Menelan cairan tertentu secara langsung mempengaruhi produksi dan ekskresi urine,. Alkohol menghambat pelepasan hormon antudeuretik ( ADH ) sehingga pembentukan urine akan meningkat . diuresis ( peningkatan pembentuka dan ekskresi urine ) dapat ditingkatkan oleh asupan kopi, teh , coklat, dan minuman kola yang mengandung kafein. Makanan yang banyak mengandung cairan , seperti buah dan sayur mayur juga padat meningkatkan produksi urine.

Kondisi demam mempengaruhi produksi urine . klien yang mengalami ndiaforesis, kehingan sejumlah besar cairan dalam bentuk yang tidak kasat amata sehingga menurunkan produksi urine. Namun peningkatan meta-bolisme tubuh yang berhubungan dengan demam, meningkatkan akumulasi sisa metabolisme tubuh . walaupun volume urine dapat dikurangi, tetapi konsistensi urine sangat pekat.