Eksposfakto Fix

15
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BIOLOGI PRINSIP DAN PROSEDUR PENELITIAN EKSPOSFAKTO Disusun oleh: Muhammad Fajar F (13304241042) Anis Rani Zakiyah (13304241052) Yustina Bangun Restu W (13304244002) Rahmayanti (13304244016) PENDIDIKAN BIOLOGI

description

eksposfakto

Transcript of Eksposfakto Fix

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN BIOLOGIPRINSIP DAN PROSEDUR PENELITIAN EKSPOSFAKTO

Disusun oleh:Muhammad Fajar F (13304241042)Anis Rani Zakiyah(13304241052)Yustina Bangun Restu W(13304244002)Rahmayanti(13304244016)

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2015A. Pengertian EksposfaktoPenelitian eksposfakto adalah penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa. Disebut eksposfakto karena faktanya diduga telah berubah akibat adanya peristiwa yang telah dialami oleh sekelompok subjek. Peristiwa itu merupakan suatu ekhibisi berupa perubahan/perbedaan kondisi akhirnya diduga telah mempengaruhi subjek yang bersangkutan sehingga berbeda dengan keadaan semula. Jadi hampir mirip dengan faktor perlakuan atau faktor intervensi (treatment atau intervension) pada penelitian eksperimen, atau cukup disingkat dengan faktor. Bedanya adalah bahwa perlakuan atau intervensi yang terjadi pada peristiwa eksposfakto bukan karena sengaja dimanipulasi oleh peneliti sejak awal penelitian sebagaimana dilakukan peneliti pada penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, variabel bebas dimanipulasi dengan sengaja sehingga dijadikan faktor yang diharapkan akan memberi pengaruh dalam bentuk hubungan sebab akibat dengan variabel tergayutnya. Oleh karena itu variabel bebas akan berkedudukan sebagai prediktor, dan variabel tergayut sebagai variabel respons atau disebut pula dengan criterion. Agar dapat diyakini bahwa perbedaan respons akibat pengaruh faktor yang dimanipulasi maka peneliti akan mengontrol semua variabel lain yang sekiranya dapat berkedudukan sebagai variabel suppressor atau variabel pengganggu/penekan yang dapat mempengaruhi variabel respons. Pengontrolan dilakukan dengan cara menghomogenkan kondisi dari setiap variabel suppressor tersebut.Secara metodis penelitian eksposfakto merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.Menurut Watson, penelitian eksposfakto bertujuan untuk mencari penyebab perubahan perilaku dengan studi komparasi secara partisipatif tentang perilaku yang muncul pada saat sekarang dan perilaku yang tidak muncul dari suatu kejadian setelahvariabel bebas terjadi. Contoh: kita akan menguji hipotesis bahwa perceraian dapat mengakibatkan penyimpangan perilaku anak-anak. Dalam situasi ini, kita tidak dapat mengeksperimenkan suatu keluarga untuk melakukan perceraian. Perceraian dalam hal ini merupakan variabel bebas yang tidak dapat dimanipulasikan. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. Karena hal tersebut, penelitian dilakukan pada keluarga yang sedang mengalami perceraian.. Kerlinger (1993) mendefinisikan penelitian eksposfakto adalah penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel -variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau variabel -variabel tersebut secara inheren tidak dapat dimanipulasi. Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap kemampuan menyerap oksigen dalam darah. Peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen dengan menyuruh orang menghisap beberapa batang rokok dalam sehari untuk diketahui pengaruhnya terhadap kemampuan darah dalam mengikat oksigen. Menurut Eko (2012) penelitianeksposfakto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel dalam penelitian tersebut tidak dapat dimanipulasi. Variabel bebas dalam penelitianeksposfakto adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi seperti status sosial ekonomi, jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari atau metode pengajaran. Penelitianeksposfakto secara metodis juga menguji hipotesis seperti halnya penelitian eksperimen akan tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu. Metode penelitianeksposfakto memiliki peranan untuk menyelidiki hubungan antara varibel atribut dan variabel lain yang tidak dapat diteliti secara eksperimental. Metode penelitianeksposfakto juga dapat digunakan untuk meneliti masalah sosial, psikologis maupun sosiologis.

B. Jenis Penelitian EksposfaktoMenurut Kirk (1995) Ada beberapa desain penelitian eksposfakto, yakni:1. Retrospective StudiesRetrospective studies adalah studi eksposfakto yang berfokus meneliti sesuatu yang menjadi penyebab sehingga terdapat fakta yang ditemukan sekarang.

2. Prospective studies Prospective studies adalah studi eksposfakto yang bertujuan melihat apa yang akan terjadi ke depan setelah sekelompok subjek tereksibit/terpapar oleh suatu keadaan tertentu yang lain dengan sebelumnya. Oleh karena itu, studi ini juga disebut follow-up studies atau longitudinal studies atau cohort study. Penelitian ini untuk mengetahui dampak lanjut dari suatu kelompok yang terekspos dan yang tidak terekspos.

3. Longitudinal StudiesPada penelitian tentang penyakit kardiovaskuler di atas, peneliti butuh waktu 30 tahun untuk dapat mengungkap bahwa penyakit kardiovaskuler dapat terjadi bukan karena akibat penyakit arterosklerosis, melainkan karena erat kaitannya dengan hipertensi, naiknya derajat kolesterol dalam serum, dan akibat perilaku merokok. Jadi kendalanya tentu saja besarnya biaya yang dan waktu yang harus digunakan untuk penelitian tersebut.

4. Cross-sectional StudiesMelalui cohort study peneliti dapat membandingkan dua atau lebih kelompok cohort (kelompok yang terpapar dengan kondisi-kondisi yang berlain-lainan). Dengan demikian peneliti dapat membandingkan dua atau lebih kelompok subjek yang diteliti akibat untuk menggali ada tidaknya perbedaan yang muncul kemudian. Sebagai contoh suatu penelitian ingin menggali penyebab timbulnya penyakit karies pada gigi yang dialami oleh kelompok yang berbeda.

C. Penerapan Penelitian Eksposfakto dalam Penelitian PendidikanDengan melihat jenis-jenis penelitian eksposfakto yang ada, maka tidak ada masalah untuk mengembangkan penelitian eksposfakto dalam penelitian pandidikan pada umumnya, ataupun penelitian pendidikan pada khususnya. Mengingat penelitian dengan model prospective studies memerlukan waktu yang lama, maka peneliti dapat memilih model penelitian eksposfakto dalam bentuk retrospective studies.

D. Teknik Analisis Data Penelitian EksposfaktoSepanjang pada penelitian eksposfakto, peneliti ingin menyelidiki adanya perbedaan yang muncul akibat suatu ekshibit yang pernah terjadi maka dapat memilih uji perbedaan dari berbagai uji-uji perbedaan yang tersedia. Namun demikian, peneliti harus menggunakan asumsi-asumsi bahwa dua atau lebih kelompok yang akan diperbandingkan haruslah memiliki kondisi yang sama, dan hanya berbeda berdasarkan kondisi yang telah memaparnya atau mengekshibitnya. Bila persyaratan keparameterikan terpenuhi maka tujuan mencari perbedaan nilai rata-rata dapat dilakukan baik dengan uji beda parameterik atau nonparametrik tergantung pemenuhan persyaratannya. Bila datanya berupa data cacah, maka uji X2 dapat untuk menguji dependensi antara variabel bebas dan tergayutnya. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa retrospective cohort studies hanya ada satu variabel bebas dan banyak variabel tergayut yang diteliti. Dengan demikian, bila akan dilakukan analisis secara simultan untuk melihat perbedaan yang terjadi akibat pengaruh varabel bebas dapat dianalisis menggunakan analisis multivariat. Tentu saja syarat keparameterikan haruslah terpenuhi. Sebaliknya, pada case-control studies, umumnya ada banyak variabel bebas dengan hanya satu variabel tergayut yang diteliti. Dalam keadaan demikian, bila variabel bebasnya juga di data dan berupa data pengukuran, maka dapat dianalisis menggunakan analisis regresi multipel atau regresi ganda bila persyaratan keparameterikan terpenuhi.

E. Karakteristik Penelitian Eksposfakto1. Mengumpulkan data setelah semua peristiwa terjadi.2. Menentukan variabel terikat terlebih dahulu, kemudian menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.3. Penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.5. Penelitian eksperimental dan eksposfakto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan eksposfakto adalah tidak ada kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian ekposfakto.6. Penelitian eksposfakto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah: a) Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsungb) Jika kontrol semua variabel kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.c) Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.

F. Kelebihan Penelitian Eksposfakto1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi, 3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain eksposfakto lebih bertahan.

G. Kelemahan Penelitian Eksposfakto1. Kurang kontrol terhadap variabel bebas2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.5. Jika hubungan antara dua variabel ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.6. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.7. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.8. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variabel .

H. Contoh Kasus

Kualitas Mikrobiologi Jajanan Es di Sekitar Sekolah Dasar (SD) pada Wilayah Pusat Kota, Tengah Kota, dan Pinggir Kota Ditinjau Dari Nilai MPN Bakteri Coliform, Coliform fecal, dan Total Koloni Escherichia coli Sebagai Materi untuk Pembelajaran di SD di Kota Malang Tahun 2010Muhammad Nasir TamaleneTamalene, Nasir Muhammad. 2010. Kualitas Mikrobiologi Jajanan Es di Sekitar Sekolah Dasar (SD) pada Wilayah Pusat Kota, Tengah Kota, dan Pinggir Kota Ditinjau Dari Nilai MPN Bakteri Coliform, Coliform fecal, dan Total Koloni Escherichia coli Sebagai Materi untuk Pembelajaran di SD di Kota Malang Tahun 2010. Tesis, Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti M.Pd., (II) Dr. Hedi Sutomo, S.UAbstrakJajanan es kemasan sering dijual di sekitar sekolah dasar (SD) di wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang. Es kemasan tersebut dibuat secara tradisional oleh masyarakat dengan menggunakan air PDAM dan air sumur. Sekolah dijadikan sebagai tempat untuk berjualan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL), sekolah juga merupakan tempat yang paling laris untuk berjualan es karena anak SD dengan aktivitasnya yang tinggi dapat menimbulkan rasa haus sehingga memungkinkan mereka untuk membeli jajanan es yang dijual di sekitar sekolah tersebut. Pada umumnya siswa SD tidak mengetahui jenis-jenis jajanan yang layak dikonsumsi, mereka hanya mengetahui bahwa dengan meminum es dapat menghilangkan rasa haus mereka, selain itu mereka tidak memikirkan bahaya yang ditimbulkan karena meminum es yang tidak higienis. Dengan meminum es yang tidak higienis akan menyebabkan siswa menjadi sakit sehingga dapat mempengaruhi aktivitas mereka di sekolah. Jenis Minuman yang dijual disekitar SD di antaranya es kemasan. Es kemasan tersebut dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen sehingga memerlukan standar tertentu untuk menjamin kelayakan konsumen. Air dan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran pencernaan sangat berbahaya untuk diminum terutama air yang berasal sumur yang kurang memenuhi syarat kualitas mikrobiologinya. Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut. (1) untuk mengetahui kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota,tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari nilai MPN koliform yang disesuaikan dengan standar cemaran oleh BPOM Indonesia, (2) untuk mengetahui kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari nilai MPN koliform fecal yang disesuaikan dengan standar cemaran oleh BPOM Indonesia, (3) untuk mengetahui perbedaan kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota ditinjau dari keberadaan nilai total koloni E. coli di Kota Malang, dan (4) untuk mengetahui bentuk penyusunan materi ajar di SD berdasarkan hasil penelitian kualiatas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang untuk pembelajaran di SD.Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan ekspose facto. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak lengkap (RAL). Sampel dalam penelitian ini ialah kelompok bakteri Coliform, Coliform fecal, dan koloni E. coli yang terdapat dalam jajanan es kemasan yang diambil dengan teknik purposive sampling dari populasi penjual jajanan es di wilayah pusat kota, tengah kota, dan pingggiran kota Malang.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari keberadaan nilai MPN coliform tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan nilai MPN coliform sebesar >2400 sel/ml sampel, (2) kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari keberadaan nilai MPN koliform fecal tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan nilai MPN coliform fecal sebesar >2400 sel/ml sampel, (3) ada perbedaan kualitas mikrobiologi es kemasan yang dijual di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang berdasarkan jumlah total koloni E. coli. Jumlah total koloni E. coli dalam sampel es kemasan di wilayah pusat kota yaitu 452,4 koloni/ml, tengah kota 570,8 koloni/ml, dan pinggiran kota 806,7 koloni/ml. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jajanan es kemasan yang dijual disekitar SD di kota Malang tidak layak dikonsumsi, hal berdasarkan ketentuan Dirjen POM Indonesia tentang batas maksimal cemaran mikroba dalam makanan yaitu cemaran bakteri coliform maksimal