ekskresi2.doc

16
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN EKSKRESI Oleh: DENI RAHARJA 1210702015 Tanggal Praktikum: 20 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan Laporan: 28 Maret 2012

Transcript of ekskresi2.doc

PRAKTIKUM II

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

EKSKRESI

Oleh:

DENI RAHARJA1210702015Tanggal Praktikum: 20 Maret 2012

Tanggal Pengumpulan Laporan: 28 Maret 2012

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2012

EKSKRESIHari/ Tanggal Praktikum: Selasa, 20 Maret 2012WaktuPraktikum

: 15.30-18.10 WIBTempat Praktikum

: Laboratorium Biologi UIN SGD BandungI. TUJUAN

Melalui praktikum ini diharapkan praktikan dapat:

1. Memeriksa kandungan glukosa, albumin, dan klorida dalam urin

2. Mengenal bau amonia dari hasil penguraian urea dalam urin

3. Membuktikan kandungan urea dalam urin

II. DASAR TEORISistem ekskresi adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dari tubuh organisme (supriadi,2007). Sistem ekresi pada manusia melibatkan beberapa organ. Mulai dari paru-paru (pulmo),hati (hepar),kulit (kutan),ginjal (ren), dan usus besar (kolon) (kay, 1998)Paru-paru, berfungsi sebagai alat ekresi, karena paru-paru mengeluarkan air adan CO2 sebagai sisa metabolisme. Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh dan sebagai organ ekresi zat hepar mengeluarkan warna empedu dan urea. Kulit berperan sebagai alat ekresi karena mengeluarkan keringat (grandula sudorifera). Ginjal berfungsi mengekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogn. Misalnya urea, amonea, kreatin,klorida, dll.Ekresi umumnya dikeluarkan dalam bentuk berupa cairan,

Organ ekresi manusia terdiri dari :1. GinjalGinjal merupakan alat ekskresi yang paling penting, berjumlah sepasang terdapat di rongga perut, bentuknya seperti ercis (kacang garut), panjangnya kira-kiri 10 cm. Tersusun atas lapisan luar disebut korteks dan lapisan dalam disebut medula. Dari masing-masing ginjal, urine dihasilkan oleh pembuluh uretes ke kandung urine (vesica urinaria) dan melalui uretra dikeluarkan dari tubuh (Wilson, 1979) Ginjal berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan zat-zat yang membahayakan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler, serta pemepertahankan keseimbangan asam dan basa. Menurut Syamsuri (2004), proses ekresi pada ginjal meliputi penyaringan zat-zat sisa makanan atau yang beracun, penyerapan kembali (reaosorbsi) zat-zat berguna, dan pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan.

Urine terbentuk melalui proses penyaringan yang terjadi di badan malpighi. Di dalam badan malpighi, kapsul bowman mengelilingi glomerus. Penyaringan dilakukan pada darah dalam glomerulus yang mengandung garam, gula, urea, air dan sebagainya. Didalam tubulus kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat glomerulus) yang berguna diserap kembali. Sehingga dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder). Pada tubulus kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Maka urin yang sesungguhya telah terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui tubulus kolektivus (Syamsuri, 2004).

Kandungan albumin yang tinggi dalam urin berkaitan dengan kesehatan seseorang. Adanya albumin dalam urin menandakan adanya gangguan pada ginjal. Demikian halnya dengan kandungan klorida pada urin, yang mengindikasikan terjadinya gangguan ginjal atau gangguan hati dimana kedua organ tersebut tidak dapat memfiltrasi zat-zat termasuk klorida. Selain itu, adanya kandungan glukosa dalam urin (Noback, 1991)Bersamaan dengan keluarnya urin dari dalam tubuh, amonia (senyawa toksik) juga keluar dari tubuh. Amonia (NH3) berasal dari pembongkaran protein dan sifatnya berbahaya bagi sel (Poedjiadi, 1994). Karena itu amonia harus dikeluarkan dari tubuh namun dalam bentuk urea (hasil penguraian amonia) agar tidak mencemari lingkungan.

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu : (Gilbert, 1991)1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam. 2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. 3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis(Brown, 1984).Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.2. KulitKulit merupakan tempat keluarnya keringat yang tidak dipengaruhi oleh saraf. Keluarnya keringat akibat pengaruh rangsang yagn menghasilkan keringat lebih banyak. Bila pengaliran pembuluh darah lebih banyak, maka lebih banyak pula kemungkinan penyaringan oleh kelenjar keringat. Kelenjar tersebut akan menyerap air dan garam-garam mineral dari daerah kapiler dan selanjutnya dikeluarkan melalui kulit sebagai keringat. Keringat yang diluarkan dipermukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga tubuh menjadi kerap (Brown, 1984)3. HatiHati terletak didalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati menghasilkan empedu yang kemudian ditampung dalam kentong empedu dan disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu berasal dari sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan dalam limpa. Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi: Mengatur kadar gula dalam darah, menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh, sebagai tempat pembuatan protombin dan fibrinogen, sebagai tempat pengubah provitamin A menjadi vitamin A dan sebagai tempat pembentukan urea (Hoar, 1983)4. Paru-paruPada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi tubuh. Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air. Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung (Isnaeni, 2006)5. ColonTerletak dalam rongga perut dengan panjang 1 meter. Terjadi proses defekasi yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan melalui anus. Hasil ekskresinya berupa zat padat yang disebut dengan feces (Campbell, 2005)

III. ALAT DAN BAHANNo.AlatKeteranganBahanKeterangan

1.Tabung reaksi10 buahSampel urindari 3 orang praktikan dengan profile yang berbeda

2.Pipet tetes6 buahLarutan benedictsecukupnya

3.Pembakar Bunsen1 perangkatAsam nitrit pekatsecukupnya

4.Kaca preparat1 buahLarutan AgNO3secukupnya

5.Kaca penutup1 buahAluminium foilsecukupnya

6.Penjepit kayu1 buahsecukupnya

IV. PROSEDUR KERJAa. Glukosa dalam urin

b. Albumin dalam urin

c. Klorida dalam urin

V. PEMBAHASAN

Dalam sistem ekskresi, proses pengeluaran zat-zat yang tidak berguna dibantu oleh kulit, paru-paru, ginjal dan saluran pencernaan, membentuk suatu sistem urinaria yang berfungsi untuk mengekskresikan sampah-sampah dan zat lain yang berlebihan (H2O3, garam-garam mineral, sampah metabolisme yang mengandung nitrogen). Bentuk sampah tersebut adalah berupa urine yang kita keluarkan sehari-hari. Proses pembentukan urine di mulai dengan penyaringan dalam badan malpighi (ginjal) proses penyaringan urine terutama dipengaruhi oleh tekanan darah dan dipengaruhi pula oleh pengerutan dan pengembangan arterial yang menuju dan meninggalkan glomerolus. Volume urine yang dikeluarkan bergantung pada banyak cairan yang diminum, jumlah garam yang harus dikeluarkan dalam darah, agar tekanan osmosis tetap.

Perlakuan pertama sebelum pengamatan terhadap urin yakni praktikum harus mengkonsumsi jenis makanan yang berbeda sebelum praktek dimulai kurang lebih 12 jam. Hal ini dikarenakan agar perlakuan makanan yang dikonsumsi oleh para praktikan mempengaruhi atas urin yang dikeluarkan. Praktikum satu (1) deni raharja, mengkonsumsi makanan dengan pola makanan seperti biasa (tanpa memilih makanan atau bisa disebut makanan yang normal dan serta perlakuan pola rokok. Praktikan ke dua (2) yaitu edfard R, yang mengkonsumsi yang hanya mengandung glukosa seperti nasi, air putih dan makanan yang tidak berasa (hambar) dengan kata lain praktikan dalam kondisi mutih sementara dengan praktikan ke tiga (3) yaitu gina n yaitu mengkonsumsi makanan yang asin-asin.Pada pengamatan atau percobaan tentang pengujian adanya glukosa, pada urine yang di amati adalah mengikuti kadar glukosa dalam urin, dimana setelah diberi larutan benedict dan dipanaskan, ternyata ketiga praktikan memiliki urin normal karena kandungan glukosa dari urin 1% hal ini menandakan bahwa dari ke 3 praktikan ginjalnya masih berfungsi dengan baik karena dapat menyaring dengan sempurna.Pada Pengujian atau percobaan ke 2 terhadap kandungan albumin dalam urin, kadar albumin yang normal dalam kandungan urin yaitu anatara 0-0,04, apabila kelebihan dari batas normal hal ini disebabkan karena terjadi adanya gangguan dalam proses metabolisme tubuh, tepatnya gangguan terjadi di ginjal, karena ginjal tidak dapat menyaring atau memfiltrasikan dengan baik di dalam tubuh, dan pada percobaan ini pada ke 3 praktikan itu positif mengandung albumin karena adanya pembentukan cincin albumin diatas larutan HNO3 yang muncul berupa lapisam tipis/tidak pekat pada semua jenis urin. Hal tersebut menunjukkan indikasi tidak adanya kerusakan pada membran kapsul endhotollium atau pada ginjal. Maka hal ini dapat di katakan bahwa ketiga praktikan normal.Pada percobaan atau pengujian tentang kandungan khlorida dalma urine, dengan menggunakan larutan AgNO3 dan di dapatkan hasil yaitu menunjukan bahwa pada urine yang mengkonsumsi makanan asin ternyata lebih banyak mengandung klorida nya dibandingkan dengan praktikan yang lain. Kenapa demikian?? Karena hal ini disebabkan oleh penyerapan Na+ dan Cl- terganggu, sehingga garam masuk dalam keadaan berlebihan dan ikut masuk kedalam tubulus konturtus distal dan ikut keluar bersama urin, sehingga menyebabkan kadar klorida pada urin yang mengkonsumsi makanan asin itu lebih banyak.Dan pada percobaan atau Pengujian yang terakhir yaitu tentang ammonia dalam urine, setelah semua urin dipanaskan tercium aroma ammonia. Pada urin perlakuan normal di tambah dengan pola rokok setelah dipanaskan berwarna kuning keruh dan bau amonianya menyengat. Ini dikarenakan banyaknya asumsi makanan yang dimakan sehingga banyak senyawa urea yang disederhanakan menjadi ammonia. Kemudian pada urin yang mendapat perlakuan hanya makan dengan garam dan tanpa garam setelah dipanaskan berwarna kuning bening dan tercium aroma ammonia yang tidak menyengat. Ini dikarenakan yang mereka makan hanya nasi dengan garam dan nasi saja sehingga urea yang disederhanakan hanya sedikit.

DAFTAR PUSTAKABrown,A.M. 1984 . Medical physiology. Jhon wiley dan Sons, Inc. ; USA

Campbell. 2005. Biologi Umum. Jilid II edisi ke 5. Erlangga: Jakarta

Gilbert, S.F. 1991. Developmental Biology. Third Edition. Massa chinsetts: prentce Hall,Inc. PublisherHoar, W.S. 1983. General and Comperative phisiology. Third Editions. New Jersey : prentice Hall, Inc

Isnaeni, W. 2006. Fiologi Hewan. Kanisin: jakartaKay, I. 1998. Introduction to animal phisiology. BIOS Scientific Publishers Limitide: Biddles, Guilford

Noback, C.R. dan Demarest, R.J. 1991. Exrestion Sistem. Buku kedokteran EGC: Jakarta

Poedjiadi. 1994. Fisiologi hewan. Jilid 2. Esis: Jakarta

Syamsuri. 2004. Biologi Umum SMA IX. Jilid 2. Erlangga: Jakarta Wilson, J.A. 1979. Principles of animal physiology. Second Edition. Mac Millsn Publishing Co. Inc: New York

LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABANa. Pertanyaan1. Bandingkan hasil pengamatan pada urin orang normal dengan urin orang yang diberi perlakuan, jelaskan mengapa demikian (manfaatkan data profil pemilik sampel urin yang diuji) !

2. Bagaimana siklus glukosa dalam tubuh. Jelaskan siklus tersebut !

3. Bagaimana kadar glukosa dalam darah setelah beberapa saat kita makan. 4. Bagaimana hubungan darah dengan kadar glukosa optimum darah ?

4. Bagaimana hubungan antara kadar albumin yang tinggi dalam urin dengan kondisi kesehatan yang bersangkutan ?

5. Klorida yang terkandung dalam urin berasal dari apa ? jelaskan !

6. Apakah klorida selalu terdapat dalam urin ? jelaskan !

7. Berasal dari apa ammonia yang terdapat dalam urin ? jelaskan !

8. Jelaskan bagaimana terbentuknya urea dalam tubuh !

b. Jawaban 1. Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP.

2. Akan meningkat. Karena saat kita makan makanan yang mengandung karbohidrat, karbohidrat akan diubah jadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa oleh darah atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen otot dan hati jika kadar gula dalam darahnya berlebih.

3. Albumin merupakan molekul yang mempunyai berat molekul yang besar. Apabila dalam urin seseorang terdapat albumin, maka hal tersebut menunjukkan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endhotollium. Selain itu, hal tersebut dapat disebabkan oleh iritasi sel ginjal dikarenakan masuknya substansi seperti bakteri, eter, atau logam berat.

4. Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung garam (NaCl).

5. Ya, karena hampir semua makanan yang dimakan mengandung garam (NaCl).

6. Amonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal.

7. Urea dalam tubuh terbentuk sebagai hasil samping metabolisme protein. Urea berasal dari bahan organik seperti asam amino dan purin. Pembentukannya terjadi di hati. Urea sangat larut dalam air dan sifat racunnya lebih kecil dari amonia. Terdapat 3 macam asam amino yang berperan dalam pembentukan urea, yaitu Ornitin, Sitrulin, dan Arginin.

5 ml larutan urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Didihkan 5 ml larutan benedict dalam tabung reaksi

8 tetes urin ditambahkan ke dalam larutan benedict dan dipanaskan

selama 1-2 menit

Perubahan warna endapan pada larutan diamati

(hijau = kadar glukosa 1 %, merah = kadar glukosa 1, 5 %, oranye = kadar glukosa 2 %, dan warna kuning = kadar glukosa 5 %)

Jika urin mengandung albumin, maka akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kotak urin dan asam nitrit

Tabung reaksi kemudian dimiringkan dan diteteskan urin secara perlahan sehingga urin turun melalui sepanjang permukaan tabung

3 ml asam nitrit pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Beberapa tetes AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diamati perubahan yang terjadi (endapan putih menunjukkan endapan klorida radikal)