EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan...

69
1 EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU I. PENDAHULUAN A. Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni Ilmu ekonomi politik kelembagaan berangkat dari falsafah dasar ekonomi kelangkaan dan pilihan. Menurut ekonomi murni, semua masalah ekonomi dapat diselesaikan oleh pasar. Setiap upaya untuk mengatasi masalah dan tujuan ekonomi akan menimbulkan trade-off di antara berbagai alternatif. Pada kenyataannya, apa dan bagaimana pilihan diambil, tidak bisa diselesaikan hanya oleh mekanisme pasar, karena terkait dengan lembaga-lembaga dan sistem politik yang dianut. Kelemahan ekonomi murni yang paling mendasar ialah motivasi aktor ekonomi diasumsikan cateris paribus. Semua hal yang berasal dari bidang "nonekonomi" (sosial, politik, keagamaan) dianggap telah terberi apa adanya. Padahal faktor nonekonomi ikut menentukan bagaimana kegiatan ekonomi dilakukan. Maka pakar sosial-politik tidak setuju dengan teori dan konsep yang dikembangkan kaum Klasik dan Neoklasik, dan mengembangkan paradigma lain yaitu ekonomi politik kelembagaan. B. Perbedaan Antara Ekonomi Murni dan Ekonomi Politik Kelembagaan Perbedaan prinsipil antara ekonomi murni dengan ekonomi politik kelembagaan ialah bahwa ekonomi murni, terutama Neoklasik, menganggap ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri. Sedang aliran kelembagaan memanfaatkan hampir semua ilmu sosial dalam membahas dan menganalisis masalah-masalah ekonomi. Ekonomi murni, terutama dari aliran ekonomi positif, hanya membahas ekonomi pasar (market economy) yang hanya peduli tentang "what is". Ekonomi politik kelembagaan mengamati peristiwa "apa" saja yang telah terjadi, serta berusaha menjelaskan "mengapa" dan "bagaimana" peristiwa ekonomi "seharusnya" terjadi. Ekonom murni

Transcript of EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan...

Page 1: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

1

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU

I. PENDAHULUAN

A. Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni

Ilmu ekonomi politik kelembagaan berangkat dari falsafah dasar

ekonomi kelangkaan dan pilihan. Menurut ekonomi murni, semua

masalah ekonomi dapat diselesaikan oleh pasar. Setiap upaya untuk

mengatasi masalah dan tujuan ekonomi akan menimbulkan trade-off di

antara berbagai alternatif. Pada kenyataannya, apa dan bagaimana

pilihan diambil, tidak bisa diselesaikan hanya oleh mekanisme pasar,

karena terkait dengan lembaga-lembaga dan sistem politik yang dianut.

Kelemahan ekonomi murni yang paling mendasar ialah motivasi

aktor ekonomi diasumsikan cateris paribus. Semua hal yang berasal dari

bidang "nonekonomi" (sosial, politik, keagamaan) dianggap telah terberi

apa adanya. Padahal faktor nonekonomi ikut menentukan bagaimana

kegiatan ekonomi dilakukan. Maka pakar sosial-politik tidak setuju dengan

teori dan konsep yang dikembangkan kaum Klasik dan Neoklasik, dan

mengembangkan paradigma lain yaitu ekonomi politik kelembagaan.

B. Perbedaan Antara Ekonomi Murni dan Ekonomi Politik

Kelembagaan

Perbedaan prinsipil antara ekonomi murni dengan ekonomi politik

kelembagaan ialah bahwa ekonomi murni, terutama Neoklasik,

menganggap ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri. Sedang aliran

kelembagaan memanfaatkan hampir semua ilmu sosial dalam

membahas dan menganalisis masalah-masalah ekonomi.

Ekonomi murni, terutama dari aliran ekonomi positif, hanya

membahas ekonomi pasar (market economy) yang hanya peduli tentang

"what is". Ekonomi politik kelembagaan mengamati peristiwa "apa" saja

yang telah terjadi, serta berusaha menjelaskan "mengapa" dan

"bagaimana" peristiwa ekonomi "seharusnya" terjadi. Ekonom murni

Page 2: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

2

enggan membahas masalah yang terkait dengan kelembagaan dan

sistem ekonomi politik karena dianggap sering emosional dan kurang

menggunakan rasio. Ekonomi politik kelembagaan menganggapnya

sebagai fenomena yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Pada ekonomi murni, yang dianggap mampu mengubah seperangkat

pilihan adalah perubahan harga dan pendapatan. Dalam ekonomi

politik kelembagaan justru perubahan aransemen kelembagaan

dianggap mampu mengubah seperangkat pilihan individu. Maka ekonomi

politik kelembagaan lebih banyak membahas sekumpulan aturan main

bagi berbagai pihak yang terlibat.

Ekonomi murni terlalu bersifat materialistik, sedangkan

pendekatan kelembagaan lebih bersifat idealistis. Pendekatan ekonomi

murni lebih banyak mengobservasi komoditas dan harga-harga,

sedangkan pendekatan kelembagaan lebih terfokus pada biaya

transaksi dan kebijakan publik. Pendekatan ekonomi murni

mengasumsikan tujuan individu sebagai kepentingan pribadi, sedang

aliran kelembagaan beranggapan bahwa selain kepentingan pribadi

harus juga diperhatikan kepentingan masyarakat.

II. PERLUNYA MENGEMBANGKAN EKONOMI POLITIK

KELEMBAGAAN

Ekonomi politik kelembagaan merupakan salah satu bentuk

pemecahan masalah ekonomi maupun politik. Sebab sebagian besar

persoalan ekonomi maupun politik justru berada di luar domain

ekonomi dan politik itu sendiri, yaitu kelembagaan yang mengatur

proses perekonomian maupun proses politik. Studi tentang kelembagaan

menjadi penting dalam ilmu ekonomi politik karena fungsinya sebagai

mesin sosial sangat mendasar. Dalam hal ini, institusi merupakan tulang

punggung dari sistem ekonomi politik. Kelemahan dan kekuatan ekonomi

dan politik suatu masyarakat dapat dilihat langsung dari kelemahan

institusi ekonomi dan politik yang mendasarinya. (Rachbini, 2001).

Page 3: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

3

III. TOKOH-TOKOH EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

Analisis institusional muncul pada akhir abad ke-19. Pada periode

ini, banyak sistem-sistem kelembagaan berubah terutama dengan

terciptanya konstitusi-konstitusi demokratis yang lebih formal.

Hampir semua negara di Eropa mulai menjadikan hukum sebagai

instrumen baik bagi pemegang kekuasaan maupun bagi warga negara

sebagai alat untuk berlindung dari kekuasaan negara (Bogason, 2000).

Bapak Ekonomi Politik Kelembagaan, Thorstein Veblen, melihat

kelembagaan sebagai norma-norma yang membentuk perilaku

masyarakat dalam bertindak, baik dalam perilaku mengonsumsi

maupun berproduksi. Pendekatan kelembagaan juga dikembangkan

oleh tokoh-tokoh seperti Max Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar

Myrdal yang membahas peran wirausahawan dalam industrialisasi dan

pembangunan. Sedangkan tokoh-tokoh seperti John R. Commons,

Ronald Coase, Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran

hukum dalam sistem ekonomi politik.

A. Veblen (Peran Nilai-nilai dan Norma-norma)

Pakar-pakar yang paling awal mengkritik pendekatan ekonomi

Klasik di antaranya oleh Edmund Burke (mewakili "The Conservative

Perspective”) dan Karl Marx (mewakili "The Radical Perspective"). Ajaran

Marx dikembangkan lebih lanjut oleh Thorstein Veblen (1857-1929),

Menurut Veblen, teori-teori Klasik dan Neoklasik sama-sama

memiliki bias, terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena

ekonomi, dan mengabaikan peran aspek nonekonomi seperti

kelembagaan dan lingkungan. Padahal perilaku masyarakat bisa

berubah, disesuaikan dengan lingkungan dan keadaan. Bagi Veblen,

keadaan dan lingkungan inilah yang disebut "institusi". Institusi yang

tidak hanya dalam pengertian fisik, tetapi lebih meliputi nilai, norma,

budaya, yang sudah melekat dan mendarah daging dalam masyarakat.

Page 4: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

4

Dalam teori ekonomi Liberal Klasik dan Neoklasik, orang bertindak

rasional dalam mengonsumsi. Menurut Veblen, perilaku konsumsi

masyarakat makin beralih ke perilaku konsumsi yang tidak wajar. Veblen

menilai bahwa perilaku ini lebih didorong oleh emosional. Ini berarti

bertentangan dengan asumsi rasional Klasik maupun Neoklasik. Veblen

mengkritik pilar utama teori ekonomi Neoklasik, terutama hukum

permintaan Marshallian yang mengatakan bahwa konsumsi lebih

ditentukan oleh harga. Menurut Veblen, ada sekelompok orang yang tidak

rasional, yang justru lebih tertarik membeli suatu barang karena harganya

mahal. Veblen juga menyatakan bahwa kecenderungan ekonomi pada

keseimbangan itu tidak ada, sebab perekonomian selalu berubah.

Selain perilaku konsumsi, Veblen (1923), juga membahas perilaku

pengusaha dalam mencari laba. Dulu investasi masuk ke sektor riil,

sekarang investasi masuk lewat pasar modal dengan pola "production for

profit". Walau mereka tidak terlibat dalam kegiatan produksi, tapi mereka

memperoleh laba paling besar. Investasi lewat pasar modal seperti ini,

dikategorikan Veblen sebagai "absentee ownership".

Kalau diperhatikan, pandangan Veblen tentang pemerintah tak

jauh berbeda dengan pandangan Adam Smith. Bagi Veblen, pemerintah

ebih banyak bertindak sebagai pengganggu ketimbang penyelesai

masalah. Veblen yakin bahwa teori-teori yang dikembangkan oleh pakar-

pakar ekonomi Neoklasik memiliki banyak kelemahan, sebab dalam

analisisnya mereka mengabaikan kelembagaan.

B. Weber, Schumpeter, dan Myrdal (Peran Wirausahawan)

Pakar kelembagaan yang memiliki akar disiplin ilmu sosial

diantaranya adalah Max Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar Myrdal.

Mereka banyak membahas peran wirausahawan. Tidak dapat disangkal

bahwa aktor utama industrialisi adalah wirausahawan (entrepreneurs).

Dalam kajian ekonomi politik kelembagaan, variabel dan

parameter ekonomi hanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan

Page 5: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

5

sejumlah aktor yang berada di belakang suatu peristiwa ekonomi.

Sebagai contoh, bagi Max Weber proses industrialisasi yang muncul di

sejumlah negara Eropa Barat bukan sekedar hasil akhir dari serentetan

penanaman modal di sektor-sektor ekonomi tetapi lebih merupakan

kulminasi dari munculnya golongan masyarakat "kapitalis". Bagi Weber

yang terpenting bukan variabel penanaman modal, melainkan aktor yang

menggerakkan kegiatan investasi, yaitu wirausahawan, serta situasi

sosial politik yang memungkinkan munculnya peluang bagi aktor tersebut.

C. Commons, Coase, dan North (Peran Hukum)

Tentang peran institusi hukum dalam pembangunan antara lain

dibahas oleh para pakar seperti John R. Commons, Ronald Coase, dan

Douglass North. Ekonomi pasar tidak tercipta dengan sendirinya.

Ekonomi pasar perlu prasyarat tegaknya suatu institusi yang dapat

mengatur pola interaksi beberapa aktor dalam suatu arena transaksi yang

disepakati bersama. Tanpa kehadiran institusi, biaya transaksi menjadi

tinggi. Selain itu, pelaku ekonomi akan menghadapi risiko penipuan,

pemerasan, ancaman fisik, dan bentuk-bentuk ketidakpastian lainnya.

Commons (1961) adalah orang pertama yang memperkenalkan

istilah "working rules”yang mengaitkan kelembagaan dengan aspek

legalistik. Perhatian terhadap ekonomi politik kelembagaan makin

meluas sewaktu Ronald Coase (1991), mengembangkan metodologi

biaya transaksi dan hak kepemilikan dalam struktur kelembagaan dan

proses kerja sebuah perekonomian. Pendekatan kelembagaan semakin

populer sewaktu Douglas North dan Robert Fogel menerima hadiah

nobel ekonomi pada tahun 1993.

North menolak anggapan Klasik bahwa pasar adalah satu-

satunya penggerak roda ekonomi, sebab peran institusi (ekonomi

maupun politik) tidak kalah penting dalam pembangunan. North &

Thomas (1973) menyatakan bahwa institusi berperan dalam mengatur

bagaimana unit ekonomi melakukan kerja sama atau berkompetisi satu

Page 6: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

6

sama lainnya. Kelembagaan adalah aturan dan norma dalam

masyarakat yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,

mana tugas dan kewajiban yang harus dilakukan atau tidak dilakukan.

North berbeda pandangan pandangan dengan Veblen. Oleh

Veblen institusi diartikan sebagai norma-norma, nilai-nilai, tradisi, dan

budaya, bagi North institusi adalah peraturan perundang-undangan

berikut sifat-sifat memaksa (enforcement). North menganalogikan

institusi sebagai aturan permainan, sedangkan organisasi adalah

sebagai tempat bermain bagi sekumpulan orang. Dalam perekonomian,

pasar hanya dapat bekerja dengan efektif bila ditopang oleh institusi yang

tepat. Adanya institusi yang baik akan dapat menyelesaikan masalah

koordinasi dan produksi, sebab terkait dengan motivasi para aktor,

lingkungan, dan kemampuan pemain dalam 'menjinakkan' lingkungan.

Institusi selain sebagai aturan permainan, juga merupakan fondasi

utama sistem modern. Dengan demikian, untuk mengatasi berbagai

masalah yang ada, institusi inilah yang pertama-tama harus dibangun,

direkayasa, direkonstruksi, dikembangkan, dijaga kebekerjaannya, serta

ditegakkan aturan mainnya oleh berbagai pihak terkait.

Menurut North (1994), ada dua unsur perilaku manusia yang

sangat penting dalam pemodelan institusi, yaitu (1) motivasi dan (2)

upaya "menjinakkan" lingkungan. Kedua unsur tersebut terutama sangat

diperlukan dalam menyelesaikan masalah koordinasi dan produksi.

IV. EKONOMI KELEMBAGAAN “BARU”

Buchholz (1990) membedakan dua aliran ekonomi kelembagaan.

Pertama, ekonomi kelembagaan lama (old institutional economics) yang

lebih banyak mengkritik pendekatan Neoklasik. Kedua, ekonomi

kelembagaan baru (new institutional economics) yang justru memperkaya

pendekatan Neoklasik. Ekonomi kelembagaan baru menggunakan

pendekatan ekonomi Marshallian seperti analisis biaya marjinal dan

keuntungan marjinal dalam suatu aturan atau undang-undang.

Page 7: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

7

Besarnya pengaruh ekonomi terhadap hukum dapat dilihat dari

banyaknya jurnal-jurnal hukum dan penilaian sidang dipenuhi dengan

diskusi-diskusi tentang keuntungan marjinal dan biaya marjinal.

Sekurang-kurangnya ada 4 bidang hukum yang sudah

"ditransformasikan" oleh para ekonom, yaitu (1) hukum tentang kelalaian

(negligence law), (2) hukum kriminal (criminal law), (3) hukum

kepemilikan (property law), dan (4) hukum tentang keuangan perusahaan

(corporate finance).

A. Hukum tentang Kelalaian

Misalnya seseorang jatuh karena menginjak kulit pisang di sebuah

toserba, ia dapat menuntut ganti rugi pada manajer toserba atas dasar

kelalaian. Dengan berdalih bahwa "sebuah toserba tidak seharusnya

membiarkan kulit pisang berserakan sehingga mengakibatkan kecelakaan

pada orang lain", Bagaimana kalau orang tersebut terpeleset kulit pisang

di hutan? Apakah juga mungkin untuk menuntut Menteri Kehutanan?

Untuk itu harus dikaji terlebih dahulu biaya marjinal dan

keuntungan marjinalnya. Menurut Buchhols (1990), tahun 1947 jaksa

Learned Hand menetapkan sebuah analisis hukum tentang kelalaian

dengan mengidentifikasi 3 faktor kunci sebagai berikut:

•Kemungkinan terjadinya kecelakaan (the probability of injury, P)

•Akibat atau kerugian karena kecelakaan (the extend of injury or loss, L)

•Biaya untuk menghindari terjadinya kecelakaan (cost of preventing the

accident, C)

Secara matematis seseorang atau suatu lembaga dapat dituntut

berdasarkan undang-undang tindak kelalaian jika: P X L > C

Di toserba, probabilitas seseorang tergelincir karena menginjak

kulit pisang yang terserak di lantai (P) tinggi, katakanlah 20 persen.

Dampak kerugian jika tergelincir di toserba karena menginjak kulit pisang

(L) cukup besar, katakanlah RplO juta. Dengan demikian, P X L = 20% X

RplO juta = Rp2 juta. Berapa kira-kira biaya yang diperlukan untuk

Page 8: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

8

menghindari terjadinya kecelakaan (C) di toserba? Katakanlah perlu

menggaji seorang karyawan dengan upah Rp l juta sebulan, plus biaya

untuk membeli alat penjepit sampah dan peralatan lain sekitar Karena

dalam kasus ini P X L = Rp 2 juta lebih besar dari C = Rp l,l juta, maka

manajer toserba dapat dituntutdan dikategorikan sebagai “telahlalai”.

Untuk kasus orang terpijak kulit pisang di hutan? Kita tahu hutan

itu sangat luas. Kalaupun ada kulit pisang terserak di hutan, maka

probabilitas orang celaka karena menginjak kulit pisang tersebut sangat

kecil, katakanlah 1 persen. Kalau dampak kerugian sama, yaitu Rp lO

juta, maka P X L = 1 % X RplO juta = RplOO.OOO. Sedangkan ongkos

yang harus dikeluarkan Departemen Kehutanan untuk mencegah orang

kecelakaan di hutan lebih besar, katakanlah Rp 5 juta. Karena P X L < C,

maka dalam kasus seperti ini Departemen Kehutanan tidak bisa dituntut

berdasar hukum tentang kelalaian.

Melalui contoh yang cukup sederhana di atas kita bisa

memperlihatkan bagaimana konsep-konsep yang biasanya

digunakan oleh ahli-ahli ekonomi (seperti konsep keuntungan

marjinal dan biaya marjinal) dapat membantu seorang hakim dalam

memutuskan suatu perkara akibat suatu tindak kelalaian.

B. Hukum Kriminal

Ekonom seperti Gary Becker juga ikut mengaplikasikan konsep-

konsep ekonomi Marshallian ke hukum tentang keluarga (family law)

dan criminal law. Dari segi ekonomi terdapat keuntungan dan kerugian

dalam melakukan suatu tindak kejahatan. Apa jenis hukuman yang dapat

membuat orang jera untuk melakukan suatu tindak kriminal? Dua variabel

yang dianggap paling penting oleh ekonom sesuai model Becker adalah:

(1) besarnya denda yang harus dibayar dan (2) beratnya hukuman.

Ekonom yang mengamati penanganan kejahatan narkoba di

Amerika Serikat, mencela kebijakan pemerintah federal AS yang terlalu

terfokus pada penanganan dari sisi penawaran, tetapi kurang efektif

Page 9: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

9

dalam penanganan dari sisi permintaan. Dari segi penawaran,

pemerintah federal telah berusaha mengurangi pasokan narkoba dengan

menghancurkan ladang-ladang tanaman dan menyegel perbatasan-

perbatasan AS dengan negara-negara tetangga. Akibatnya, kalau sisi

penawaran yang harus dibenahi, terlalu banyak ladang yang harus

dimonitor dan dibakar. Kedua, nilai kokain di kota-kota Amerika lebih

besar dari nilai impornya. Ketiga, permintaan terhadap narkoba umumnya

bersifat inelastis.

Karena pemberantasan dari sisi penawaran terbukti kurang efektif,

maka para ekonom lebih menganjurkan pemberantasan narkoba dari sisi

permintaan. Beri hukuman seberat-beratnya bagi pengguna narkoba,

terlebih lagi bagi pengedar dan pemasok.

Apakah pemberian hukuman cambuk atau hukuman gantung

seperti yang diterapkan oleh Malaysia tidak terlalu kejam? Atau

melanggar HAM? Sekarang — kembali kita gunakan konsep ekonomi —

bandingkan berapa orang yang jadi korban dan berapa jiwa yang

terselamatkan akibat keputusan yang dinilai kejam tersebut.

C. Hukum Kepemilikan

Kepemilikan (property) yang dimaksudkan Douglas North (1984),

meliputi kekayaan fisik maupun kekayaan yang sifatnya tidak nyata

(seperti ide-ide, puisi, formula, dan sebagainya).

Menurut Alchian (1993), ada tiga elemen utama hak kepemilikan:

• hak eksklusif untuk memilih penggunaan dari suatu sumber daya,

• hak untuk menerima jasa-jasa atau keuntungan dari sumber daya

• hak untuk menukarkan sumber daya yang dimiliki sesuai persyaratan

yang disepakati.

Coase (1960) menunjukkan bahwa suatu hak kepemilikan bukan

untuk menentukan "siapa" atau "bagaimana" sumber daya tersebut

digunakan. Misalnya dalam kasus gangguan. Katakanlah penyanyi Frank

Sinatra yang memiliki sebuah kelab malamnya bertetangga dengan

Page 10: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

10

Simon. Jika Frank Sinantra melantunkan nada keras, tidur Simon

terganggu. Dengan mengatakan bahwa ia berhak tidur pulas di malam

hari, Simon bisa memerkarakan Sinatra ke pengadilan. Namun Sinatra

bisa pula mengklaim bahwa ia juga berhak mencari nafkah dengan

menyanyi di kelab malamnya sendiri.

Teorema Coase menjelaskan bahwa sekali suatu hak kepemilikan

didefinisikan, sumber daya tersebut akan digunakan pada penggunaan

yang nilainya paling tinggi. Waktu hakim memutuskan Simon berhak tidur

nyenyak tanpa diganggu hingar bingar kelab malam, Sinatra masih bisa

bernyanyi dengan "membeli" hak tidur Simon dengan menyogoknya untuk

tidak memerkarakan Sinatra atau pindah ke tempat lain. Jika Sinatra

menyogok lebih rendah, Simon akan menolak, dan seandainya Simon

meminta lebih maka Sinatra pasti keberatan.

Teorema Coase sudah lama digunakan untuk mengatasi masalah

sehubungan dengan eksternalitas seperti pencemaran lingkungan.

Dengan menerapkan Teorema Coase, biaya transaksi bisa lebih rendah,

sebab orang-orang yang terlibat dalam suatu perkara bisa menyelesaikan

masalah di antara mereka sendiri tanpa harus membawa kasus tersebut

ke pengadilan, yang seperti Anda tahu biayanya sangat tinggi, dan

penyelesaiannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

D. Hukum tentang Keuangan Perusahaan

Selain di ketiga bidang yang sudah diuraikan di atas, masih banyak

penerapan konsep-konsep ekonomi dalam bidang hukum, salah satunya

dalam bidang keuangan perusahaan. Akan tetapi, karena subjek ini

bersifat sangat mikro dan tidak banyak bersentuhan dengan ekonomi

politik, maka tidak dibahas di sini.

Page 11: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

Tiga Lapisan Kelembagaan

Mata Kuliah : Ekonomi Politik dan Kebijakan Pembangunan

Dosen: Dr. Ir. Adri Said, MSc.

Kelompok II:

1. Dedy AS. P080 320 75042. Nasruddin P080 320 75093. Mutijo P080 320 7517

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2007

Page 12: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

I. Pendahuluan

Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni

Pendekatan ekonomi murni adalah adanya kelangkaan dan pilihan.

Model pendekatan ini tidak mempertimbangkan faktor motivasi yang ada

dibelakang aktor yang terkait dalam proses atau peristiwa tertentu. Motivasi

diasumsikan cateris paribus, dan semua faktor di luar bidang ilmu ekonomi

dianggap telah given. Dengan penjelasan yang terlalu menyederhanakan

persoalan, sehingga konsep-konsep ilmu ekonomi politik yang dikembangkan

oleh kaum Klasik dan Neo Klasik mengabaikan faktor-faktor lain yang

sebenarnya ikut menentukan bagaimana kegiatan ekonomi itu dilakukan.

Dari kelemahan model pendekatan yang dikembangkan oleh Klasik

dan Neoklasik tersebut mendorong pakar-pakar sosial politik untuk

mengembangkan paradigma lain yang disebut pendekatan ekonomi politik

kelembagaan.

Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik Kelembagaan

Ekonomi Murni Ekonomi Poltik Kelembagaan Particular, ilmu ekonomi sebagai

cabang ilmu tersendiriyang tidakperlu bekolaborasi dengan disiplinilmu sosial lainnya.

Holism, secara komprehensifmemanfaatkan seluruh ilmusosial dalam membahas danmembahas masalah-maslahekonomi

Sbagai ekonomi positif yanghanya melakukan pendekatanempirikal dalam membahas seluk-beluk ekonomi pasar.

Sebagai ekonomi normetif yangmengkaitkan faktor lain dalammenjelaskan fenomena ekonomiyang seharusnya terjadi

Sebagai sains kebijakan, bahwauntuk seperangkat pilihan adalahdengan perubahan harga dan

Kegiatan bersama yang mampumengubah kelembagaan akanmengubah juga pilihan individu.

Page 13: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

pendapatan. (aturan main) Pendekatan yang dilakukan lebih

materialistik Pendekatan yang dilakukan lebih

bersifat idialistis.

Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk

pemecahan masalah politik dan masalah ekonomi. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa sebagian besar persoalan ekonomi maupun persoalan

politik justru berada di luar domain ekonomi dan politik itu sendiri, yaitu dalam

kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu perekonomian maupun

proses-proses politik.

2. Tokoh-tokoh Ekonomi Kelembagaan

2.1. Veblen (Peran Nilai dan Norma-norma)

Bapak Ekonomi Politik Kelembagaan adalah Thostein Veblen (1857-

1929), yang menjelaskan bahwa kelembagaan sebagai norma-norma yang

membentuk perilaku masyarakat dalam bertindak, baik dalam perilaku

konsumsi maupun produksi. Kritik yang diberikan oleh Veblen terhadap teori

ekonomi Klasik dan Neoklasik adalah bahwa ketika orang yang seharusnya

bertindak rasional dalam mengkonsumsi, dengan memilih alternatif terbaik

untuk mamaksimisasi utilitas, maka Veblen dalam The Theory Of Leisure

Class (1899), menggambarkan bahwa masyarakat Amerika yang

materialistis, cenderung melakukan perilaku konsumsi yang tidak wajar

(conspicius consumption). Menurut Veblen bahwa keseimbangan ekonomi

adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi.

Veblen dalam bukunya Absentee Ownership and Business Enterprise

(1923), yang membahas perilaku pengusaha dalam mencari laba. Dijelaskan

oleh Veblen bahwa dulu laba diperoleh dengan kerja keras, akan tetapi saat

ini banyak diperoleh lewat trik-trik licik. Dulu investasi masuk ke “production

Page 14: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

for use”, ke sektor riil sekarang investasi masuk ke pasar modal dengan pola

“production for profit”.

Production for profit inilah yang disebut oleh Veblen sebagai Absentee

Ownership, dengan perilaku yang licik dalam upaya memperoleh laba yang

sebesar-besarnya dengan menjadi predator yang mematikan lawan. Sifat licik

tersebut ditunjukan dengan “engan mengikuti aturan permainan” melainkan

lebih pada usaha untuk “mempermainkan peraturan”. Beberapa contoh kasus

yang diberikan oleh Veblen adalah, pengusaha jalur kereta api di Amerika

Serikat tahun 30-an, George Soros dengan Quantum Fund-nya yang

melululantahkan pasar modal negara-negara Asia Timur.

Yang menarik dari Thostein Veblen (1857-1929), adalah bahwa ajaran

yang diusungnya adalah ajaran Karl Marx, yang percaya pada dorongan

kreatif dam insting “workmanship”, tetapi menghindari analisis perjuangan

klas Marx, sebab menurut Veblen kapitalis bukanlah musuh dan buruh

bukanlah pahlawan. Veblen mengklasifikasi peran pebisnis/manajer sebagai

orang jahat, dan para insinyur adalah orang baik. Sebagai pengkritik dari

para ekonom Klasik, namun demikian Veblen mempunyai pendapat yang

sama dengan pendapat Adam Smith, bahwa orang-orang pemerintah lebih

banyak bertindak sebagai pengganggu ketimbang penyelesai masalah.

2.2. Weber. Schumter, dan Myrdal (Peran Wirausahawan)

Analisis kelembagaan tidak hanya tidak hanya berakar dari disiplin

ilmu ekonomi dan politik, tetapi juga dari Ilmu sosial, pakar-pakar

kelembagaan yang memiliki disiplin ilmu sosial adalah Max Weber, Joseph

Schumpeter, dan Gunnar Myrdal. Kajian para pakar ini adalah membahas

peran wirausahawan dalam proses industrialisasi dan modernisasi. Menurut

mereka bahwa tindakan manusia (termasuk tindakan ekonomi) bukan

semata-mata hasil proses kalkulasi dari individu-individu otonom dan terjadi

Page 15: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

ruang hampa, melainkan berlansung dalam jaringan relasi sosial dan

institusional.

Peran wirausahawan dalam menggelindingkan modernisasi, dari

berbagai aktivitas ekonomi yang berubah, dihubungkan dengan lembaga-

lembaga ekonomi, sistem ekonomi, nilai-nilai dan norma-norma berbagai

peristiwa ekonomi yang tidak terlepas dari sistem politik dan struktur

sosial/kultur budaya masyarakat. Kajian ekonomi politik kelembagaan,

variabel/parameter ekonomi hanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan

sejumlah aktor yang berada dibelakang suatu peristiwa ekonomi.

Ilustrasi yang dicontohkan oleh Max Weber adalah proses industrialisai

yang terjadi di Eropa Barat lebih merupakan kulminasi munculnya golongan

kapitalis dengan Protestan ethics-nya, sehingga menurut Weber bukan

variabel penanam modalnya yang penting melainkan aktor yang

menggerakan kegiatan investasi tersebut yang didukung oleh situasi umum

sosial politik yang memungkinkan munculnya peluang bagi aktor tersebut.

2.3. Commons, Coase dan North (Peran Hukum)

Sistem ekonomi politik tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai dan

norma-norma serta wirausaha, tetapi juga oleh hukum yang membingkai

sistem ekonomi politik itu sendiri. Peran hukum dalam pembangunan dibahas

oleh para pakar seperti John R. Commons, Ronald Coase dan Douglas

North.

Menurut pakar kelembagaan, ekonomi pasar tidak tercipta dengan

sendirinya, tetapi harus ada institusi yang mengatur pola interaksi beberapa

aktor dalam suatu arena transaksi yang disepakati bersama.

Mengatur/menentukan dan atau mewarnai suatu transaksi, sekaligus

mengatur kelompok atau agen ekonomi untuk mewujudkan kontrol kolektif

dari suatu transaksi diperlukan aturan main.

Page 16: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Adalah John R. Commons yang memperkenalkan istilah Working

Rules yang mengaitkan kelembagan dengan aspek legalistik, sedangkan

Ronald Coase mengembangkan metodologi biaya transaksi dan hak

kepemilikan dalam struktur kelembagaan dan proses kerja sebuah

perusahaan.

Kelembagaan menurut Douglas North adalah aturan-aturan dan

norma-norma yang tercipta dalam masyarakat yang menentukan boleh dan

tidak boleh dilakukan serta tugas dan kewajiban yang harus dilakukan atau

tidak dilakukan. Penekanan dari North adalah memberlakukan institusi

sebagai peluang sekaligus sebagai kendala eksternal bagi agen-agen

ekonomi. Artinya adalah institusi membatasi (enforcement/aturan dengan

sifat memaksa) agen-agen ekonomi dalam memaksimumkan usahanya di

samping faktor pembatas lain yaitu sumber daya, teknologi dan preferensi-

preferensi.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kelembagaan mengurangi

unsur ketidakpastian dalam dalam ekonomi dan bisnis?. North menjelaskan

bahwa institusi yang baik dapat menyelesaikan masalah koordinasi dan

produksi yang terkait dengan motivasi para aktor, lingkungan, dan

kemampuan pemain dalam menjinakkan lingkungan. Institusi tersebut juga

harus dibangun, direkayasa, direkonstruksi, dikembangkan, dijaga

kebekerjaannya, serta ditegakkan aturan mainnya oleh berbagai pihak terkait.

3. Tiga Lapisan Kelembagaan

Merujuk pada American Heritage Dictionary, yang dimaksud dengan

kelembagaan atau institusi adalah: "...a custom, practice, relationship, or

behavioral pattern of importance in the life of community or society".

Salah satu pembatasan tentang kelembagaan, minimal ada tiga lapisan

kelembagaan yang terkait dengan ekonomi politik, yaitu (1) kelembagaan

Page 17: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

sebagai norma-norma dan konvensi, (2) kelembagaan sebagai aturan main,

dan (3) kelembagaan sebagai hubungan kepemilikan.

3.1. Kelembagaan sebagai Norma-norma dan Konvensi

Menurut Bogason (2000), definisi yang paling umum tentang institusi

sebagai norma-norma dan konvensi adalah yang dilihat dari sudut pandang

sosiolog seperti yang diberikan oleh Gohler dan Bruns (1988): "Institutions

are patterns of recurrent acts structured in a manner conditioning the

behavior within the institutions, shaping a particular value or set of values and

projecting value(s) in the social system in terms of attitudes or acts'.

Norma dan konvensi umumnya bersifat informal, ditegakkan oleh

keluarga, masyarakat, adat, dan sebagainya. Hampir semua aktivitas

manusia memerlukan konvensi-konvensi pengaturan yang memfasilitasi

proses-proses sosial, dan begitu juga dalam setiap pembentukan masyarakat

diperlukan seperangkat norma-norma tingkah laku untuk membatasi

tindakan-tindakan yang diperbolehkan. Jika aturan diikuti, proses-proses

sosial bisa berjalan baik, dan sebaliknya.

Terdapat hubungan yang sangat erat antara norma-norma dengan nilai-

nilai, yaitu norma-norma diturunkan dari nilai-nilai dan dapat dijustifikasi atas

basis nilai-nilai. Sebagaimana dijelaskan Bogason (2000): "Norms are derived

from values and can be justified on the basis of values… ". Contoh norma-

norma banyak sekali, antara lain: menghargai orang yang lebih tua, budaya

antre, tidak merokok di ruang ber-AC, dan sebagainya.

Norma-norma terkait dengan nilai-nilai yang dianut suatu kelompok,

sedangkan konvensi hanya berlaku di suatu lingkungan masyarakat tertentu.

Ini berarti bahwa konvensi yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat bisa

saja berbeda dengan konvensi yang dianut kelompok atau masyarakat lain.

Yang paling diutamakan dari konvensi adalah aspek keteraturan dan

keterprediksiannya, seperti yang disampaikan Bromley (1989), "A convention is

Page 18: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

a regularity in human behavior that brings order and predictability to human

relationships".

Dalam bukunya Convention, Lewis (1986) menjelaskan sebagai berikut:

"suatu keteraturan R dalam perilaku suatu populasi P ketika mereka adalah

agen dalam suatu situasi kumat S adalah suatu konvensi jika dan hanya jika

benar, dan diketahui secara umum di P bahwa, dalam beberapa kejadian

dari S yang merupakan anggota dari P: ( 1) setiap orang menyesuaikan diri

ke R; ( 2) setiap orang mengharapkan setiap orang yang lain menyesuaikan

ke R; ( 3) setiap orang menyukai untuk menyesuaikan ke R dengan syarat

yang lainnya juga melakukan, karena S adalah suatu masalah koordinasi dan

seragam menyesuaikan ke R merupakan suatu keseimbangan koordinasi di

S".

Sebagai contoh, di Amerika Serikat orang mengendarai mobil di sisi

sebelah kanan jalan, sedangkan di Inggris dan di Indonesia kebiasaan yang

dianut adalah mengendarai mobil di sisi sebelah kiri. Perbedaan soal kiri atau

kanan ini tidak menjadi masalah asal orang konsisten dan konvensi tersebut

dipatuhi dengan konsisten.

Schotter (1981), mendefinisikan institusi sosial sebagai: "a regularity in

social behavior that is agreed to by all members of society, specifies behavior

in specific recurrent situations, and is either self-policed or policed by some

external authority". Untuk memaksakan aturan yang ditetapkan, institusi sosial

memerlukan otoritas eksternal (misal negara).

Norma-norma dan konvensi mudah disebutkan, tetapi praktiknya sulit

dioperasionalkan. Contoh-nya, bagaimana mengoperasionalkan resiprositas

dan solidaritas.; Menurut Hegner (1986), "Reciprocity means that the giver

expects to receive something in return sooner or later'. Secara sederhana,

resiprositas diartikan "ada ubi ada talas".

Page 19: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

3.2. Kelembagaan sebagai Aturan Main

Dalam hal ini, kelembagaan dilihat sebagai aturan main yang memberi

naungan dan sanksi terhadap individu-individu dan kelompok kelompok

dalam menentukan pilihannya. Pemaknaan seperti ini sesuai dengan

pendapat John R Commons (1934) yang mendefinisikan kelembagaan

sebagai: "...collective action in restraint, libera tion, and expansion of individual

action".

Selanjutnya, Bogason (2000) menyatakan bahwa ada tiga level aturan,

yaitu (1) level aksi, (2) level aksi kolektif, dan (3) level konstitusi. Pada level

aksi, aturan secara langsung mempengaruhi aksi nyata. Pada level aksi

kolektif, kita mendefinisikan aturan untuk aksi pada masa-masa yang akan

datang, atau disebut kebijakan. Terakhir, pada level konstitusi kita

mendiskusikan prinsip-prinsip bagi pengambilan keputusan kolektif masa

yang akan datang, seperti prinsip-prinsip demokrasi.

Bogason juga mengemukakan beberapa ciri-ciri umum institusi, antara

lain: (1) adanya sebuah struktur yang didasarkan pada interaksi di antara

para aktor, (2) adanya pemahaman bersama tentang nilai-nilai, dan (3)

adanya tekanan untuk berperilaku sesuai dengan yang telah

disepakati/ditetapkan.

Manusia di mana saja memiliki sifat baik dan buruk. Kalau ia berbuat

baik, tidak ada masalah. Akan tetapi, kalau ia berbuat buruk, tentu akan

berdampak (negatif) terhadap orang lain. Karena manusia tidak selalu

berbuat baik, diperlukan aturan untuk membatasi perilaku orang dalam

bertindak. Sebagaimana dikemukakan Bogason (2000): "Individual is

perceived as fallible, prone to shirking, wanting to defect from promises by

cheating, and hence the actors need constant reminders of what proper conduct

is supposed to be like within the institutional setting. If they do not adjust their

behavior accordingly, sanctions will apply'.

Page 20: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Dalam pemahaman seperti dikemukakan di atas, institusi didefinisikan

oleh Kiser & Ostrom (1982) sebagai: "set of rules valid for (well-) defined

aspects of human life, structuring information and deliniating scope and time

for action. Institusi sebagai seperangkat aturan yang membatasi pilihan aktor

individu. Aturan-aturan menentukan apakah suatu tindakan diperbolehkan

(permitted), diperlukan (required), atau dilarang (prohibited).

Menurut Burns & Flam (1987), aturan-aturan menentukan "siapa" yang

boleh melakukan suatu tindakan, "mengapa" (untuk tujuan "apa") bertindak,

"bagaimana" keputusan diambil, "apa alat" yang tersedia, "kapan" suatu

aktivitas terjadi, dan "di mana"?

Sebagai aturan main, institusi biasanya lebih formal (ditegakkan oleh

aparat pemerintah) dan bersifat tertulis msekipun ada juga kelembagaan yang

tidak ditulis secara formal. Yang paling dibutuhkan hanya seperangkat istilah

yang membatasi sebuah struktur bagi interaksi manusia, dan pemahaman

bersama tentang alat-alat untuk menyelesaikan konflik di dalam struktur

tersebut (Bromley, 1989).

Pada masa Orde Baru, institusi yang digunakan campur aduk. Negara

seharusnya berperan sebagai wasit, dan swasta sebagai pemain. Kesalahan

rezim Orde baru adalah peran wasit dan pemain tidak jelas, di mana wasit

sering bertindak sebagai pemain. Institusi kepresidenan bertindak sebagai

"Penguasa" yang mengatur segala-galanya, dan fungsi "check and balance"

tidak bekerja dan parlemen hanya sekedar menjadi stempel karet. Pada era

Abdurrahman Wahid dan Megawati, perbaikan institusi tidak terjadi

(Rachbini, 2001).

3.3. Kelembagaan sebagai Pengatur Hubungan Kepemilikan

Lapis ketiga kelembagaan adalah sebagai pengatur hubungan kepemilikan.

Sebagai pengatur hubungan kepemilikan, kelembagaan dianggap sebagai

aransemen sosial yang mengatur: (1) individu atau kelompok pemilik, (2)

Page 21: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

objek nilai bagi pemilik dan orang lain, serta (3) orang dan pihak lain yang

terlibat dalam suatu kepemilikan.

Dalam konsep sebagai pengatur hubungan kepemilikan, terdapat tiga

orang yang mendefinisikan, yaitu:

- Schmid (1972): "Institutions are set of ordered relationships among

people which define their rights, exposure to the rights of others,

priveleges, and responsibilities".

- Mathews (1986) mendefinisikan institusi sebagai perangkat-

perangkat kepemilikan dan kewajiban-kewajiban yang

mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat.

- Alchian (1993), ada tiga elemen utama hak kepemilikan, yaitu: (1)

hak eksklusif untuk memilih penggunaan dari suatu sumber daya, (2)

hak untuk menerima jasa-jasa atau manfaat dari sumber daya yang

dimiliki, dan (3) hak untuk menukarkan sumber daya yang dimiliki

sesuai persyaratan yang disepakati.

Daftar Pustaka

Deliarnov. 2006.“Ekonomi Politik: Mencakup Berbagai Teori dan Konsep

yang Komprehensip”. Erlangga. Jakarta.

Rachbini, D.J. 2006. “Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik”. Ghalia

Indonesia. Bogor.

Page 22: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

1

Formatted: Right: 0,63 cm

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni .................................................. 3

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik Kelembagaan... 3

D. Perlunya Mengembangkan Ekonomi Politik Kelembagaan................ 4

E. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan............................................. 5

BAB II. KEPEMILIKAN DAN EFISIENSI EKONOMI...................................... 7

A. Jenis-jenis Kepemilikan.......................................................................... 7

B. Kelemahan Pemilikan Melalui Warisan................................................. 8

C. Kaitan Kepemilikan dengan Efisiensi..................................................... 8

D. Tragedy of the Commons...................................................................... 9

Formatted: Line spacing: 1.5 lines,Tabs: 13,65 cm, Left,Leader: …+14,6 cm, Right + Not at 13,33 cm +13,97 cm

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Linespacing: 1.5 lines, Tabs: 13,65 cm,Left,Leader: …+ 14,6 cm, Right +Not at 13,33 cm + 13,97 cm

Formatted: Left: 3,49 cm

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Linespacing: 1.5 lines, Tabs: 13,65 cm,Left,Leader: …+ 14,6 cm, Right +Not at 13,33 cm + 13,97 cm

Formatted: Line spacing: 1.5 lines,Tabs: 13,65 cm, Left,Leader: …+14,6 cm, Right + Not at 13,33 cm +13,97 cm

Deleted: BAB I.PENDAHULUAN 2¶A. Latar Belakang 2¶B. Kelemahan Pendekatan EkonomiMurni 6¶C. Perbedaan Ekonomi Murnidengan Ekonomi PolitikKelembagaan 6¶D. Perlunya MengembangkanEkonomi Politik Kelembagaan 8¶E. Tokoh-tokoh Ekonomi PolitikKelembagaan 8¶BAB II. KEPEMILIKAN DANEFISIENSI EKONOMI 10¶A. Jenis-jenis Kepemilikan 10¶B. Kelemahan Pemilikan MelaluiWarisan 11¶C. Kaitan Kepemilikan denganEfisiensi 11¶D. Tragedy of the Commons 13¶

Page 23: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

2

Formatted: Right: 0,63 cm

Page 24: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

1

Formatted: Right: 0,63 cm

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti halnya ilmu ekonomi murni, ilmu ekonomi politik

kelembagaan (institutional political economic) juga berangkat dari falsafah

dasar ekonomi: kelangkaan dan pilihan. Adanya kelangkaan sumber daya

dan keinginan manusia yang tidak terbatas, maka memaksa pelaku-pelaku

ekonomi melakukan pilihan.

Ekonomi Politik Kelembagaan digunakan untuk menjelaskan

terjadinya krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia pada akhir era

Orde Baru. Pada masa tersebut, persoalan ekonomi dijelaskan hanya

menggunakan faktor ekonomi secara parsial, seperti teori ekonomi makro

dan mekanisme pasar. Sedangkan aspek-aspek ekonomi politik,

kelembagaan, dan aspek nonekonomi lainnya sama sekali tidak

diperhitungkan.

Sudut pandang kajian ini jelas sangat tidak memadai. Kebijakan

ekonomi kemudian menjadi hampa kelembagaan yang sekaligus

merupakan titik paling lemah dari sistem yang terbangun, yang

menyebabkan sistem ekonomi menjadi rapuh.

Dalam kondisi sekarang ini, para ilmuwan mengkaji sudut pandang

kelembagaan secara intensif dikarenakan peranan kelembagaan dalam

tatanan yang modern bersifat sangat sentral. Baik dan buru knya sistem

ekonomi dan politik sangat tergantung dari peranan serta fungsi

kelembagaan yang membingkainya (Rachbini, 2001).

Oleh karena itu, teori dasar tentang ekonomi politik merupakan

alternatif yang dapat diajukan sebagai basis untuk memberikan penjelasan

pada krisis multidimensi yang ditandai oleh kelemahan dan kerusakan

fungsi-fungsi kelembagaan di berbagai bidang kehidupan. Jadi, inti

persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia sebelum krisis adalah

kelemahan fungsi institusi atau bahkan kesalahan implementasi dari

kelembagaan yang ada. Sedangkan pada masa setelah krisis, perso alan

Formatted: Section start: New page

Formatted: Right: 0 cm, Tabs: Notat 16,51 cm

Formatted: Font color: Auto,Swedish (Sweden), Character scale:100%

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%, NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%, NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Font color: Auto,Character scale: 100%

Deleted: Pembahasan

Deleted: diawali dengan kajian

Deleted: ¶

Deleted: Dari kacamata kesisteman,lahirnya reformasi bukan karenakehebatan kaum reformis, tetapikarena sistem dan tatanan yang adasudah rusak (decay.). Orde Barusebagai sistem dan tatananpemerintahan, tidak dapat lagimenahan prosesnya menjadi busukkarena basis kelembagaan yanglemah dan menyimpang dari norma-norma keadilan, keterbukaan, dandemokrasi.. Yang menonjol sekalitidak lain adalah aspekpertumbuhannya, tetapi dimensikeadilan dan strukturnya sangatkeropos. Oleh karena itu, pemicukrisis nilai tukar langsung menyebarke dalam seluruh elemen sistemyang rapuh tersebut yang kemudianmuncul sebagai krisis multidimensi.Distorsi tersebut telah menjadibeban sejarah yang kemudianmeledak menjadi krisis besar dalambidang ekonomi dan politik yangawalnya dipicu oleh krisis kurs.Krisis ini tidak hanya terjadi padabidang ekonomi, melainkan jugapada bidang sosial politik yanginheren berjangkit pada masapertumbuhan ekonomi yang tinggi.Pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapikorupsi juga nomor wahid. Pejabat-pejabat negara terporosok ke dalamperburuan rente ekonomi bersama-sama swasta sehingga terjadikorupsi dua sisi, pada birokrasi danswasta terjadi dalam skala yangmassif. Hal ini berarti bahwa basisteori-teori rasional dalam bidang

... [1]

Page 25: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

2

Formatted: Right: 0,63 cm

mendasar yang juga dihadapi tidak lain adalah kerusakan dan berhentinya

fungsi-fungsi kelembagaan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dari

sudut pandang ekonomi kelembagaan, maka akar masalah dari krisis

yang terjadi dapat dilihat secara jelas. Pertumbuhan ekonomi yang

berlangsung cepat, tetapi tidak didukung oleh institusi yang modern dan

kuat mengakibatkan tergelincir ke dalam krisis sosial politik yang akut.

Secara teoretis, kelembagaan dalam hal ini institusi merupakan urat

nadi dari suatu sistem atau tatanan sosial politik atau ekonomi. Institusi di

sini diartikan sebagai aturan main (rule of the game) dan bisa diartikan lebih

luas sebagai organisasi. Aturan main sebagai pelengkap mutlak dari institusi

pasar yang diperlukan dalam kehidupan kolektif.

Selama suatu bangsa tidak dapat membangun sistem

kelembagaannya, maka selama itu pula akan terus terperangkap ke

dalam krisis. Persoalan institusi adalah faktor yang fundamental dalam

kehidupan sosial politik maupun ekonomi.

Sistem yang modern memerlukan institusi yang modern pula

sehingga fungsi sistem dapat berjalan, dapat memecahkan persoalan-

persoalan yang ada.

Sebagai ilustrasi Rachbini (2006) memaparkan bahwa persoalan

paling mendasar dalam era Orde Baru (Soeharto) adalah campur aduk

institusi negara dan swasta yang saling mengotori satu sama lain. Jabatan

publik, perusahaan, dan yayasan yang dicampur-aduk satu sama lain

mengakibatkan pemegang kekuasaan dan orang-orang yang menjadi

pemburu rente ekonomi di sekitarnya menjadi pemenang dan mengambil

segala kesempatan dan potensi keuntungan ekonomi maupun sosial secara

tidak adil. Contoh paling gamblang dari kerusakan institusional dalam

bidang ekonomi politik, antara lain Subordinasi Bank Indonesia (objek

KKN), Proteksi Chandra Asri, Keppres tentang Mobnas, Institusi Bulog,

BPPC (pemasaran cengkeh dan jeruk), dan sebagainya.

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%, NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%, NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Highlight

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%, NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Font color: Auto, English(U.S.), Character scale: 100%

Formatted: Swedish (Sweden),Condensed by 0,25 pt

Formatted: Font: (Default) Arial, 12pt, English (U.S.)

Formatted: Font color: Auto,Character scale: 100%, Not Expandedby / Condensed by

Formatted: Font color: Auto,Character scale: 100%, Not Expandedby / Condensed by

Deleted: Kesenjangan ekonomimenambah krisis dan kecemburuansosial yang parah. Insitusipengambilan keputusan yangterindividualisasikan menyebabkansistem tidak transparan dan penuhpenyimpangan. Persoalan diAmerika Latin juga terjebak kedalam krisis institusi di mana usahademokratisasi sistem tidak berhasilkarena bertabrakan dengan institusiusang yang justru dipakai untukmendukung sistem ekonomi danpolitiknya.

Deleted: Secara teoretis, institusimerupakan urat nadi dari suatu sistematau tatanan sosial politik atauekonomi. Persoalan pembangunaninstitusi masih merupakan unsurpaling lemah di dalam pemerintahanselama tiga puluh tahun terakhir ini.Budaya politik dan karakter individuberpengaruh besar terhadap institusisehingga aturan main yangseharusnya, menjadi sulit terwujud.Kelemahan dalam kelembagaan inimenyebabkan sistem menjadi lemah

Deleted: Institusi di sini diartikansebagai aturan main (rule of thegame) dari sistem yang berjalan.

Deleted: m

Deleted: P

Deleted: (Rachbini, 2006)

Deleted: Teori ekonomikelembagaan baru (new institutionaleconomic) hadir sebagai mazhabteori baru karena berbeda dengan

... [2]

... [3]

Page 26: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

3

Formatted: Right: 0,63 cm

B. Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni

Dalam analisis ekonomi murni, semua masalah ekonomi

diselesaikan oleh pasar. Upaya untuk mengatasi masalah-masalah

ekonomi dan untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi akan menimbulkan

trade-off di antara berbagai alternatif yang ada. Ini berarti bahwa yang

timbul kemudian tidak hanya kompetisi, tetapi juga konflik. Sebab, apa

pun pilihan yang diambil pasti ada yang diuntungkan dan dirugikan.

Model analisis ekonomi murni tidak mempersoalkan motivasi yang

ada di belakang aktor yang terkait dalam proses atau peristiwa tertentu.

Motivasi diasumsikan cateris paribus, dan ekonom tak mau terlibat dalam

analisis tentang motivasi sang aktor. Semua hal yang berasal dari bidang

"nonekonomi" (sosial, politik, keagamaan) dianggap telah terberi apa

adanya. Dengan cara ini, mereka beranggapan error bisa ditekan.

Penjelasan ekonom murni tersebut di atas jelas terlalu menyederhanakan

persoalan, sebab dalam kenyataan faktor-faktor nonekonomi ikut

menentukan apa dan bagaimana kegiatan ekonomi dilakukan.

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik Kelembagaan

Ekonomi murni terutama Neoklasik, menganggap ekonomi sebagai

cabang ilmu tersendiri dan tidak perlu berkolaborasi dengan disiplin ilmu-

ilmu sosial lain dalam membahas persoalan-persoalan ekonomi, sedang

aliran kelembagaan memanfaatkan hampir semua ilmu sosial dalam

membahas dan menganalisis masalah-masalah ekonomi. Jelasnya,

pendekatan Klasik lebih bersifat sebagian (particular), sedang pendekatan

kelembagaan lebih bersifat komprehensif (holism).

Ekonomi murni, terutama dari aliran ekonomi positif, hanya

membahas seluk beluk ekonomi pasar (market economy) dengan

pendekatan empirikal yang hanya peduli tentang "what is". Di sisi lain,

ekonomi politik kelembagaan tidak hanya mengamati peristiwa-peristiwa

"apa" saja yang telah terjadi, tetapi juga berusaha menjelaskan "mengapa"

dan "bagaimana" peristiwa-peristiwa ekonomi "seharusnya" terjadi. Ekonom

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Tabs: Not at 16,51cm

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Font: 4 pt

Deleted: Seperti halnya ilmu ekonomimurni, ilmu ekonomi politikkelembagaan (institutional politicaleconomic) juga berangkat darifalsafah dasar ekonomi: kelangkaandan pilihan. Adanya kelangkaansumber daya dan keinginan manusiayang tidak terbatas, maka memaksapelaku-pelaku ekonomi melakukanpilihan.

Deleted: ini

Page 27: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

4

Formatted: Right: 0,63 cm

murni tidak membahas masalah-masalah yang terkait dengan kelembagaan

dan sistem ekonomi politik karena pembahasan yang menyangkut

ekonomi normatif tersebut sering emosional, membawa unsur ideologi,

terkait dengan nilai-nilai dan norma-norma serta kurang menggunakan

rasio. Sebaliknya, pakar-pakar ekonomi politik kelembagaan tidak

memperlakukan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor nonekonomi

sebagai sesuatu yang "telah terberi (given)" seperti yang diasumsikan

kaum Klasik, melainkan menganggapnya sebagai fenomena yang tumbuh

dan berkembang dalam masyarakat.

Dalam pandangan ekonom murni, ilmu ekonomi sebagai sains

kebijakan (policy science) senantiasa dihadapkan pada pengambilan

keputusan yang terbaik dalam suatu keadaan tertentu. Dalam pendekatan

ekonomi murni, yang dianggap mampu mengubah seperangkat pilihan

adalah perubahan harga dan pendapatan. Di sisi lain, dalam ekonomi

politik kelembagaan kegiatan bersama yang mampu mengubah

aransemen kelembagaan juga dianggap akan mampu mengubah

seperangkat pilihan individu. Sesuai cara pandang seperti ini maka

ekonomi politik kelembagaan lebih banyak membahas sekumpulan aturan

main bagi berbagai pihak yang terlibat.

Perbedaan yang lain, antara lain: pendekatan ekonomi murni terlalu

bersifat materialistik, sedangkan pendekatan kelembagaan lebih bersifat

idealistis; pendekatan ekonomi murni lebih banyak mengobservasi

komoditas dan harga-harga, sedangkan pendekatan kelembagaan lebih

terfokus pada biaya transaksi dan kebijakan publik; pendekatan ekonomi

murni mengasumsikan tujuan individu sebagai kepentingan pribadi,

sedang aliran kelembagaan memperhatikan kepentingan pribadi maupun

masyarakat luas.

D. Perlunya Mengembangkan Ekonomi Politik Kelembagaan

Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu

bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi maupun politik. Pandangan

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: Font: 4 pt

Page 28: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

5

Formatted: Right: 0,63 cm

ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar persoalan ekonomi

maupun politik justru berada di luar domain ekonomi dan politik itu sendiri,

yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu

perekonomian maupun proses-proses politik.

Studi tentang kelembagaan menempati posisi penting dalam ilmu

ekonomi politik karena fungsinya sebagai mesin sosial sangat mendasar.

Dikatakan demikian, sebab dalam konteks ekonomi politik, institusi

merupakan tulang punggung dari sistem ekonomi politik. Kelemahan dan

kekuatan ekonomi dan politik suatu masyarakat dapat dilihat langsung dari

kelemahan institusi ekonomi dan politik yang mendasarinya. Oleh karena

itu, kita perlu mengembangkan ekonomi politik kelembagaan, sebab baik

buruknya sistem ekonomi dan politik sangat tergantung pada

kelembagaan yang membingkainya (Rachbini, 2001).

E. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan

Pendukung aliran kelembagaan sangat banyak. Dari sekian

banyak pendukung tersebut yang dianggap sebagai "Bapak Ekonomi

Politik Kelembagaan" adalah Thorstein Veblen. la lebih melihat

kelembagaan sebagai norma-norma yang membentuk perilaku

masyarakat dalam bertindak, baik dalam perilaku mengonsumsi maupun

berproduksi. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan Veblen

(1926) tentang kelembagaan, yaitu sebagai: "..settled habits of thought

common to the generality of men'.

Dari perspektif sosiologi, pendekatan kelembagaan juga

dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Max Weber, Joseph Schumpeter,

dan Gunnar Myrdal. Ketiga tokoh ini lebih tertarik membahas peran

wirausahawan dalam industrialisasi dan pembangunan. Topik tentang

peran wirausahawan ini tidak dibahas sama sekali dalam perspektif

ekonomi politik Liberalisme, baik Liberalisme Klasik maupun Neoklasik.

Selain mengkaji peran norma-norma dalam perekonomian dan

peran wirausaha dalam industrialisasi, tokoh-tokoh seperti John R.

Commons, Ronald Coase, Douglas North, dan Williamson lebih terfokus

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Font: 4 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Deleted: m

Page 29: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

6

Formatted: Right: 0,63 cm

pada peran hukum dalam sistem ekonomi politik. Bagi Commons,

kelembagaan adalah: "collective action in restraint, liberation, and

expansion of individual action', sedang bagi North (1994) kelembagaan

diartikan sebagai "humanly devised constraints that shape human inter-

action".Deleted: Page Break

Page 30: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

7

Formatted: Right: 0,63 cm

BAB II. KEPEMILIKAN DAN EFISIENSI EKONOMI

Pendefinisian, pengalokasian, dan perlindungan tentang hak kepemilikan

adalah salah satu isu yang paling rumit yang harus dipecahkan oleh setiap

masyarakat. Dalam proses pendefinisian hak-hak kepemilikan, sistem ekonomi

harus membuat dua keputusan yang saling terkait. Pertama, untuk memutuskan

distribusi kekayaan: siapa yang semestinya berhak memiliki sumber-sumber

ekonomi. Kedua, merujuk pada fungsi alokatif hak-hak kepemilikan, yang

memberikan insentif pada pembuat keputusan di dalam sistem ekonomi

(Dahlman, 1979). Semua itu terkait dengan efisiensi ekonomi.

A. Jenis-jenis Kepemilikan

Bromley (1989) mencatat empat jenis kepemilikan, yaitu (1) milik

negara, (2) milik bersama, (3) milik privat, dan (4) bukan milik siapa -

siapa. Dari keempat jenis kepemilikan tersebut, hanya kepemilikan oleh

privat yang bisa dikonsumsi secara eksklusif dan bisa ditransfer pada

orang lain. Sedangkan sumber daya milik negara dan mi lik bersama, tidak

bisa dieksklusifkan pengonsumsiannya pada orang-orang tertentu saja.

Milik negara umumnya diperoleh karena kekuasaan. Kalau negara

mengatakan bahwa sumber daya (tanah, hutan, laut, sungai, danau

maupun segala barang tambang yang ada di p erut bumi) merupakan

milik negara, maka jadilah semuanya milik negara.

Pengonsumsian barang milik negara umumnya bersifat non-

excludable, yang tidak bisa dikonsumsi secara eksklusif oleh orang-orang

atau pihak-pihak tertentu saja, melainkan dapat dipetik manfaatnya oleh

semua warga negara. Barang milik bersama adalah kekayaan milik

sekelompok orang yang diwariskan secara turun -temurun, seperti tanah

ulayat, hutan, perikanan sungai/danau, atau padang untuk

menggembalakan ternak milik desa/komunitas. Yang berhak menikmati

kekayaan milik bersama terbatas pada anggota kelompok komunitas saja,

sedang yang bukan anggota kelompok tidak diperkenankan memetik

manfaat dari kekayaan milik bersama tersebut. Seperti halnya kekayaan

Formatted: Font: (Default) Arial, 11pt, Swedish (Sweden)

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: Font: 4 pt

Formatted: Justified, Right: 0,02cm, Space Before: 0 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: Font: (Default) Arial, 11pt

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Deleted: Pemilikan oleh negarasangat kentara dalam sistem ekonomikomando atau komunis.

Deleted:

Page 31: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

8

Formatted: Right: 0,63 cm

milik negara, kekayaan milik bersama juga tidak bisa dieksklusifkan

pengonsumsiannya hanya pada orang tertentu saja. Barang bukan milik

siapa-siapa adalah sumber daya yang jumlahnya melimpah, dan

pengkonsumsian oleh seseorang atau sekelompok orang tidak

menyebabkan berkurangnya manfaat barang tersebut bagi orang lain.

B. Kelemahan Pemilikan Melalui Warisan

Sebagian besar kekayaan bersama pada awalnya diperoleh melalui

kelaziman "siapa yang lebih dulu dia yang berhak" (first occupancy) dan

melalui warisan dari nenek moyang. Pemberian hak atas kelaziman first

occupancy berlaku mulai dari antrean berobat ke puskesmas atau membeli

tiket kereta api hingga pemilikan lahan dan dalam beberapa kasus bahkan

berlaku untuk hak atas daerah jajahan. Kalau Anda datang paling dulu di

tempat antrean membeli tiket kereta api maka Anda yang paling berhak

dilayani terlebih dahulu. Siapa yang pertama melihat sarang lebah, dia

yang paling berhak mengambil madunya. Begitu juga pelaut Portugis yang

pertama mendarat di pantai Amerika Selatan yang sekarang disebut Brasil

merasa paling berhak atas tanah jajahan tersebut.

Argumentasi bagi hak kepemilikan tersebut lemah atas dasar siapa

yang lebih dulu dia yang berhak, karena tidak menjelaskan seberapa besar

akuan yang dapat dimiliki secara eksklusif. Misalnya untuk pelaut Portugis

yang pertama mendarat di benua Amerika Selatan, berapa luas tanah

yang berhak ditempati atau dimilikinya? Hanya di sekitar pantai tempat ia

mendarat saja, atau "sejauh mata memandang", atau keseluruhan benua

Amerika Selatan?

C. Kaitan Kepemilikan dengan Efisiensi

Ada kaitan yang sangat kuat antara jenis kepemilikan dengan

efisiensi. Menurut Richard Posner (1977), ada tiga kriteria sistem hak-hak

kepemilikan yang efisien: (1) universalitas, (2) eksklusivitas, dan (3) dapat

ditransfer. Yang perlu diatur kepemilikannya adalah barang privat. Barang-

barang yang dimiliki secara privat bisa dikonsumsi secara eksklusif dan

Formatted: Level 2, Right: 0,02 cm,Space Before: 0 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Pattern: Clear

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Formatted: Font: 4 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Pattern: Clear

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Formatted: Condensed by 0,15 pt

Deleted: Contohnya udara. Siapapun boleh mengkonsumsi udarasesukanya, sebab berapa pun udarayang dikonsumsinya tidakmenyebabkan berkurangnya udarauntuk dikonsumsi oleh orang lain.

Deleted: ¶

Page 32: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

9

Formatted: Right: 0,63 cm

selain itu dapat pula ditransfer pada orang lain. Kriteria dapat ditransfer

sangat erat kaitannya dengan efisiensi, sebab kalau suatu barang yang

dimiliki tidak dapat ditransfer, kita tidak mungkin memindahkan sumber daya

yang kurang produktif ke yang lebih produktif melalui pertukaran sukarela

di pasar. Hak-hak kepemilikan sebagaimana dijelaskan di atas

mengindikasikan bahwa pasar hanya dapat bekerja secara efisien jika

agen-agen yang terdorong memaksimumkan kekayaan bebas melakukan

respons terhadap insentif privat untuk mengelola aset-aset yang berharga

menurut ke-pentingan pribadinya.

Menurut kaum Neoklasik, peran pemerintah diperlukan karena

pasar tidak bisa menyelesaikan semua masalah ekonomi lewat

mekanisme pasar. Dengan adanya intervensi pemerintah diharapkan

perekonomian bisa berjalan lebih efisien. Namun ini hanyalah harapan.

Dalam praktik bisa dijumpai hal yang sebaliknya. Sehubungan dengan hal

ini, Douglas North justru mencatat ada dua alasan mengapa penguasa

cenderung menghasilkan hak-hak kepemilikan yang tidak efisien (dalam

pengertian tidak meningkatkan output). Pertama, karena adanya kendala

kompetitif pada penguasa itu sendiri untuk menegakkan ha hak

kepemilikan yang efisien. Sudah bukan rahasia bahwa pada umumnya

penguasa cenderung enggan menyerang konstituen yang kuat dan

memiliki hubungan dekat dengan penguasa lain yai lebih memiliki

kekuasaan. Kedua, walau hak kepemilikan yang efisien mungkin dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat, di sisi lain dapat pula

mengakibatkan tidak meningkatkan penerimaan negara. Sebagaimana

ditulis North (1994), "Political entrepreneurs would like economic growth, but

constraints seldom make such choices feasible".

D. Tragedy of the Commons

Menurut Garret Hardin (1968), masyarakat rasional yang dalam

setiap tindakannya selalu dilandaskan pada kepentingan pribadi

cenderung akan mengeksploitasi sumber daya milik bersama secara

membabi buta, yang pada gilirannya akan mengancam keberlangsungan

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Formatted: Swedish (Sweden),Character scale: 103%, Condensed by0,35 pt

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Font: 4 pt

Formatted: Font: Italic, Finnish,Condensed by 0,45 pt

Formatted: Font: Italic

Formatted: Font: 12 pt, Font color:Black, Swedish (Sweden)

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Firstline: 1,27 cm

Formatted: Justified, Right: 0,05cm, Space Before: 0 pt

Deleted: Dengan demikian, sesuaipandangan ini, atomisasi aransemenkepemilikan akan mengarahkan kitapada efisiensi ekonomi.

Deleted: Sehubungan dengan hal ini,pajak sulit atau tidak bisa ditingkatkankarena tingginya biaya yangdiperlukan untuk memonitor,pengukuran dan untuk mengumpulkanpenerimaan pajak tersebut. Kalau halseperti ini terjadi, institusi yang tidakefisien adalah aturan itu sendiri.

Page 33: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

10

Formatted: Right: 0,63 cm

hidup bersama.

Adanya kecenderungan untuk mengeksploitasi sumber daya milik

bersama secara membabi buta pertama kali dikemukakan oleh Garret

Hardin dalam sebuah artikel yang sangat berpengaruh, The Tragedy of the

Commons (1993).

Yang lebih parah lagi, barang milik bersama cenderung dieksploitasi

tanpa memperhatikan manfaat pada generasi yang akan datang.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bogason (2000), "Users overuse the

resource and thus remove their very basis for making' a living”.

Untuk mengantisipasi pengurasan sumber daya milik bersama,

perlu menciptakan sebuah institusi untuk aksi kolektif yang dapat

mengatur penggunaan sumber daya milik bersama sehingga tidak

terkuras habis (Ostrom, 1990). Caranya : (1) penduduk lokal bekerja sama

untuk kepentingan bersama tanpa paksaan dari pihak luar, (2) mengubah

sistem aturan dalam institusi yang ada untuk pemamfaatan sumberdaya

milik besama, (3) mengubah status kepemilikan barang-barang milik

bersama tersebut dengan memberikan hak pengolahan pada orang-

orang atau pihak-pihak tertentu. Institusi yang dimaksud bisa berbentuk

norma, konvensi atau hukum; dimana norma dan konvensi dipakai jika

jumlah orang (pemilik sumber daya) relatif sedikit, sedangkan jika jumlah

orang yang banyak dan wilayah yang luas maka perlu hukum disertai

sangksi yang tegas; serta perlu ada pengawasan.

Pandangan senada disampaikan oleh Bogason (2000), di mana

untuk mencegah terjadinya "tragedy of the commons', langkah terbaik

yang bisa dilakukan pemerintah ialah memberikan hak pada institusi untuk

menetapkan aturan, juga untuk memonitor aturan-aturan dengan efisien,

serta memberikan sanksi bagi pelanggar. (Hardin, 1993).

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Font: 12 pt, Font color:Black, Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden), NotExpanded by / Condensed by

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Formatted: Indonesian

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Firstline: 1,27 cm

Formatted: Character scale: 103%,Condensed by 0,35 pt

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Font: 12 pt, Font color:Black, English (U.S.), Condensed by0,15 pt

Formatted: Font: 12 pt

Formatted: Font: 12 pt

Formatted: Indent: First line: 1,27cm, Right: 0 cm, Space Before: 0 pt,Pattern: Clear

Deleted: Sebelumnya sudahdijelaskan bahwa dasar kepemilikanuntuk barang-barang milik bersamalemah, sebab barang milik bersamayang diperoleh dari warisan turun-temurun dipertanyakan keabsahannyakarena batasan-batasan akuannyakurang jelas.

Deleted: “

Deleted: Adanya kecenderunganuntuk mengeksploitasi sumber dayamilik bersama secara membabi butapertama kali dikemukakan oleh GarretHardin dalam sebuah artikel yangsangat berpengaruh, The Tragedy ofthe Commons (1993). Menurut Hardin,masyarakat rasional yang dalamsetiap tindakannya selalu dilandaskanpada kepentingan pribadi cenderungakan mengeksploitasi sumber dayamilik bersama secara membabi-buta,yang pada gilirannya akanmengancam kelangsungan kehidupanbersama. Misalnya nelayan cenderungmenangkap ikan yang berukuranbesar dan kecil tanpamemperhitungkan manfaat danketersediaannya untuk generasi yangakan datang. ¶

Deleted: Menurut Ostrom dalamGoverning the Commons: TheEvolution of Institutions for Collective

(1990), ada alternatif yang

Deleted: Karena perilaku membabi-buta cenderung merugikan, perluaturan yang lebih tegas dan mengikat.

... [5]

... [6]

... [4]

Page 34: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

11

Formatted: Right: 0,63 cm

Daftar Pustaka

Bogason, P. 2000. Public Policy and Local Governance in PostmodernSociety. Chetelham.

Bromley, D.W. 1989. Economic Interest and Institutions. New York: BasilBlackwell.

Dahlman, C.J. 1979. The Problem of Externality. Journal of Law andEconomics (22): hal 141-62.

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hardin, G. 1993. "The Tragedy of The Commons", dalam Henderson(1993).

North, D. 1990. Institutions, Institutional Change and Economic Performance.Cambridge: Cambridge University Press.

Rachbini, D.J. 2001. Ekonomi Politik Kelembagaan: Mencari Jawaban KrisisEkonomi dan Politik, dalam Bisnis & Ekonomi Politik, Vol 4(3):11-23.

Rachbini, D.J. 2006. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik.MencariJawaban Krisis Ekonomi dan Politik, dalam Bisnis & EkonomiPolitik, Vol 4(3):11-23.

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Font: 12 pt

Formatted: Swedish (Sweden)

Deleted: <sp>

Deleted: Bromley, D.W. 1989.Economic Interest and Institutions.New York: Basil Blackwell¶———— 1993. "InstitutionalEconomics", dalam AmericanEconomic Review (21): 648-657.¶Hardin, G. 1993. "The Tragedy of TheCommons", dalam Henderson (1993).¶North, D. 1990. Institutions,Institutional Change and EconomicPerformance. Cambridge: CambridgeUniversity Press.¶Rachbini, D.J. 2001. Ekonomi PolitikKelembagaan: Mencari JawabanKrisis Ekonomi dan Politik, dalamBisnis & Ekonomi Politik, Vol 4(3):11-23.¶Rachbini, D.J. 2006. Ekonomi Politikdan Teori Pilihan Publik.MencariJawaban Krisis Ekonomi dan Politik,dalam Bisnis & Ekonomi Politik, Vol4(3):11-23.¶

Page 35: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Page 1: [1] Deleted ari 9/23/2007 8:57 PM

Dari kacamata kesisteman, lahirnya reformasi bukan karena kehebatan kaum

reformis, tetapi karena sistem dan tatanan yang ada sud ah rusak (decay.). Orde

Baru sebagai sistem dan tatanan pemerintahan, tidak dapat lagi menahan

prosesnya menjadi busuk karena basis kelembagaan yang lemah dan menyimpang

dari norma-norma keadilan, keterbukaan, dan demokrasi. . Yang menonjol sekali

tidak lain adalah aspek pertumbuhannya, tetapi dimensi keadilan dan strukturnya

sangat keropos. Oleh karena itu, pemicu krisis nilai tukar langsung menyebar ke

dalam seluruh elemen sistem yang rapuh tersebut yang kemudian muncul sebagai

krisis multidimensi. Distorsi tersebut telah menjadi beban sejarah yang kemudian

meledak menjadi krisis besar dalam bidang ekonomi dan politik yang awalnya

dipicu oleh krisis kurs. Krisis ini tidak hanya terjadi pada bidang ekonomi, melainkan

juga pada bidang sosial politik yang inheren berjangkit pada masa pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi korupsi juga nomor

wahid. Pejabat-pejabat negara terporosok ke dalam perburuan rente ekonomi

bersama-sama swasta sehingga terjadi korupsi dua sisi, pada birokrasi dan

swasta terjadi dalam skala yang massif. Hal ini berarti bahwa basis teori-teori

rasional dalam bidang ekonomi tidak cukup untuk dapat menjelaskan krisis

yang terjadi saat itu. Oleh karena itu, rancangan pembangunan ekonomi

tidak bisa dipandang sebelah mata hanya dengan rasionalisasi dan justifikasi

indikator-indikator ekonomi saja. Arogansi teknokrat dalam kebijakannya

selama ini tidak bisa lagi diteruskan dengan semata-mata hanya

menyerahkan krisis ini kepada pasar, tetapi juga penting kehadiran institusi

negara pada saat pasar lemah dan distortif.

Page 2: [2] Deleted ari 9/23/2007 9:03 PM

Secara teoretis, institusi merupakan urat nadi dari suatu sistem atau tatanan

sosial politik atau ekonomi. Persoalan pembangunan institusi masih merupakan

unsur paling lemah di dalam pemerintahan selama tiga puluh tahun terakhir ini.

Budaya politik dan karakter individu berpengaruh besar terhadap institusi

sehingga aturan main yang seharusnya, menjadi sulit terwujud. Kelemahan dalam

kelembagaan ini menyebabkan sistem menjadi lemah dan tidak cukup kuat

menahan gejolak ekonomi dan politik. Penyakit kelemahan institusi ini berjangkit

Page 36: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

terus dari rezim ke rezim sehingga sistem ekonomi politik yang kuat tidak dapat

diwujudkan dengan baik.

Page 2: [3] Deleted ari 9/23/2007 9:09 PM

Teori ekonomi kelembagaan baru (new institutional economic) hadir

sebagai mazhab teori baru karena berbeda dengan ekonomi kelembagaan lama,

yang dikembangkan oleh Veblen dan John Commons. Dasar dari pengembangan

mazhab ini tetap pada teori institusi lama, tetapi penjelasan terhadap institusi yang

ada, berfungsi dan bekerja didasarkan pada kerangka pemikiran teori ekonomi

neoklasik dengan beberapa asumsi dan memasukkan institusi sebagai tambahan

keterbatasan.

Ekonomi kelembagaan baru merupakan perpaduan dari pemikiran

ekonomi kelembagaan lama (old institutionalist school) dan pemikiran ekonomi

neoklasik. Kelembagaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan

ekonomi karena eksistensi aturan formal dan informal ada dan hidup di dalam

organisasi ekonomi.

Ekonomi kelembagaan baru mencakup berbagai teori penting, utamanya

teori pilihan publik dan ekonomi politik yang mentrans-formasikan teori ekonomi

ke dalam sistem politik atau pengambilan keputusan bukan pasar

Teori pilihan publik telah berhasil membuat kerangka dasar untuk

melihat perilaku politik dari aktor-aktor di dalam sistem politik yang bertindak

rasional dengan kepentingannya sesuai peran yang dimainkannya

Menurut Aoki (2001), institusi memiliki tiga unsur penting, yang saling terkait satu

sama lain meliputi :

1. Aturan main (rules of the game)

2. Pelaku (players of the game)

3. Strategi keseimbangan dalam permainan (equilibrium strategies of the game)

Aturan main merupakan unsur paling penting di dalam institusi karena semua ada di

dalam kerangka kesepakatan bersama di mana tindakan dan perilaku harus sesuai

dengan aturan main tersebut. Unsur kedua adalah pelaku yang terlibat dan

berpartisipasi di dalam kerangka institusi tersebut, baik di dalam masyarakat maupun

Page 37: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

organisasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah strategi keseimbangan dalam

permainan karena institusi datang untuk mengatur kebersamaan dalam

keseimbangan yang teratur.

Page 10: [4] Deleted ari 9/23/2007 9:29 PM

Adanya kecenderungan untuk mengeksploitasi sumber daya milik

bersama secara membabi buta pertama kali dikemukakan oleh Garret Hardin

dalam sebuah artikel yang sangat berpengaruh, The Tragedy of the Commons

(1993). Menurut Hardin, masyarakat rasional yang dalam setiap tindakannya

selalu dilandaskan pada kepentingan pribadi cenderung akan mengeksploitasi

sumber daya milik bersama secara membabi-buta, yang pada gilirannya akan

mengancam kelangsungan kehidupan bersama. Misalnya nelayan cenderung

menangkap ikan yang berukuran besar dan kecil tanpa memperhitungkan

manfaat dan ketersediaannya untuk generasi yang akan datang.

Pada tahun 1974, masyarakat Amerika untuk pertama kalinya menyaksikan

ilustrasi "tragedy of the commons" dalam bentuk foto-foto satelit permukaan bumi

yang memperlihatkan bintik-bintik hitam yang tidak teratur pada sebuah areal

seluas 390 mil persegi. Dari investigasi pada ground level, terungkap bahwa di

areal yang berpagar banyak terdapat rumput, sedangkan di areal yang tidak

berpagar permukaan bumi kering kerontang. Mengapa demikian? Ternyata areal

yang berpagar adalah areal pelepasan ternak milik privat, terdiri dari lima bagian

yang dipakai dengan pola bergilir. Waktu rumput di lokasi pertama habis ternak

dipindahkan ke lokasi kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan pola bergilir ternak

bisa dapat rumput sepanjang tahun.

Page 10: [5] Deleted ari 9/23/2007 9:31 PM

Menurut Ostrom dalam Governing the Commons: The Evolution of

Institutions for Collective Action (1990), ada alternatif yang dapat ditempuh, antara

lain dengan berupaya menciptakan sebuah institusi untuk aksi kolektif yang dapat

mengatur penggunaan atau pemanfaatan sumber daya milik bersama sehingga

tidak terkuras habis. Sehubungan dengan hal ini penduduk lokal bisa bekerja

sama untuk kepentingan bersama tanpa unsur paksaan dari pihak luar. Cara lain

Page 38: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

yang dapat ditempuh ialah dengan mengubah sistem aturan dalam institusi yang

ada untuk mengatur pemanfaatan sumber daya milik bersama, seperti menutup

akses pada orang luar (atau orang baru) untuk ikut meng-eksploitasi sumber

daya tersebut. tur pemanfaatan sumber daya milik bersama oleh penduduk lokal,

terkait dengan "permintaan" dan "penawaran".

Page 10: [6] Deleted ari 9/23/2007 9:26 PM

Karena perilaku membabi-buta cenderung merugikan, perlu aturan yang

lebih tegas dan mengikat. Lebih jelas, jika jumlah yang akan diatur semakin

banyak, sedangkan tenaga pengatur terbatas, perlu hukum disertai sanksi yang

tegas. Mengingat rumitnya persoalan dalam penegakan institusi dan pengawasan

ini, maka perlu mengubah status kepemilikan barang-barang milik bersama

tersebut dengan memberikan hak pengelolaan pada orang-orang atau pihak-pihak

tertentu. Tanpa ada hak pengelolaan, maka tidak ada insentif untuk

meningkatkan efisiensi dan pembelajaran

Page 39: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

1

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

KELEMAHAN PENDEKATAN EKONOMI MURNI

Ilmu Ekonomi Politik Kelembagaan berangkat dari falsafah dasar

ekonomi: kelangkaan dan pilihan (sama seperti ilmu ekonomi murni). Adanya

kelangkaan sumber daya disatu pihak dan keinginan manusia yang tidak

terbatas di pihak lain memaksa pelaku-pelaku ekonomi melakukan pilihan,

dan apapun pilihan yang diambil pasti ada yang diuntungkan dan dirugikan.

Apa dan bagaimana pilihan diambil, tidak bisa diselesaikan dengan

mekanisme pasar, sebab terkait dengan lembaga-lembaga dan sistem politik

yang dianut. Yang menentukan hubungan antara mereka yang memiliki

kekutan politik dengan yang kurang atau tidak memiliki kekuatan, dan

menentukan hubungan antara penguasa dengan masyarakat. Jadi selain

membentuk hubungan kekuasaan, sistem politik menentukan adanya nilai-

nilai dan norma-norma dalam menentukan kegiatan ekonomi dalam

masyarakat. Kelembagaan berfungsi sebagai aransemen berdasarkan

konsensus atau pola tingkah laku dan norma yang disepakati bersama atau

sebagai konvensi yakni sebagai aturan dan pemberian hak dengan tegas

memberi naungan dan sanksi terhadap individu-individu atau kelompok-

kelompok dalam menentukan pilihannya.

Kelemahan ekonomi murni adalah tidak memberikan motivasi yang

ada di belakang aktor yang terkait dalam proses atau peristiwa tertentu.

Motivasi diasumsikan sebagai cateris paribus, dan ekonom tidak mau terlibat

dalam analisis tentang motivasi tersebut. Semua hal nonekonomi dianggap

telah terberi, dan error bisa ditekan. Padahal faktor-faktor non-ekonomi ikut

menentukan apa dan bagaimana kegiatan ekonomi dilakukan. Hal ini

menghantarkan pakar sosial politik tidak setuju dengan teori-teori dan

konsep-konsep ekonomi politik yang dikembangkan kaum Klasik dan Neo

klasik dan mengembangkan paradigma baru yakni ekonomi politik

kelembagaan.

Perbedan Ekonomi Murni dan Ekonomi Politik Kelembagaan adalah

sebagai berikut:

Page 40: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

2

1. Ekonomi Murni terutama Neoklasik menganggap ekonomi sebagai cabang

ilmu tersendiri dan tidak perlu berkolaborasi dengan disiplin ilmu-ilmu

sosial dalam membahas persoalan-persoalan ekonomi

(bersifatsebagian/particular), sedang Ekonomi Politik Kelembagaan

memanfaatkan hampir semua ilmu sosial bersifat komprehensif/holism)

2. Ekonomi Murni (aliran ekonomi positif) hanya membahas seluk-beluk

ekonomi pasar dengan pendekatan empirikal yang hanya peduli tentang

”apa”, sedang Ekonomi Politik Kelembagaan menjelaskan apa yang terjadi

, mengapa dan bagaimana peristiwa-peristiwa ekonomi seharusnya terjadi

3. Ekonomi Murni tidak mau mau terlibat dalam masalah-masalah yang

terkait dengan kelembagaan dan sistem ekonomi karena pembahasan

menyangkut ekonomi normatif sering emosional dan tidak rasional,

sedang Ekonomi Politik Kelembagaan tidak memperlakukan hal-hal yang

berkaitan dengan faktor-faktor nonekonomi sebagai sesuatu yang terberi

(given) melainkan menganggapnya sebagai fenomena yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat

4. Ekonomi Murni memandang ilmu ekonomi sebagai sains kebijakan yang

dihadapkan pada pengambilan keputusan dan yang dianggap mampu

mengubah seperangkat pilihan adalah perubahan harga dan pendapatan,

sedang dalam Ekonomi Politik Kelembagaan kegiatan bersama yang

mampu mengubah aransemen kelembagaan dan seperangkat pilihan

individu (lebih banyak membahas sekumpulan aturan main bagi brbagai

pihak yang terlibat

5. Pendekatan Ekonomi Murni terlalu bersifat materialistik lebih banyak

mengobservasi komoditas dan harga-harga, sedangkan pendekatan

kelembagaan lebih bersifat idealistis yang terfokus pada biaya transaksi

dan kebijakan publik

6. Ekonomi Murni mengasumsikan tujuan individu sebagai kepentingan

pribadi, sedang aliran kelembagaan beranggapan selain kepentingan

pribadi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain (masyarakat

luas)

Perlunya Mengembangkan Ekonomi Politik Kelembagaan adalah

sebagai berikut:

Page 41: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

3

1. Ekonomi Politik Kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk

pemecahan masalah ekonomi maupun politik, karena sebagian besar

persoalan ekonomi maupun politik berada diluar domain ekonomi dan

politik itu sendiri, yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja

suatu perekonomian maupun proses-proses politik

2. Kelembagaan menempati posisi penting dalam ilmu ekonomi politik

karena fungsinya sebagai mesin sosial sangat mendasar dan institusi

merupakan tulang punggung dari sistem ekonomi politik, baik buruknya

sistem ekonomi politik sangat tergantung pada kelembagaan yang

membingkainya (Rachbini, 2001).

TOKOH-TOKOH EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

Dapat dibedakan atas beberapa aliran:

1. Aliran yang lebih melihat kelembagaan sebagai norma-norma yang

membentuk perilaku masyarakat dalam bertindak mengonsumsi maupun

berproduksi.

Tokoh dalam aliran ini adalah

THORSTEIN VEBLEN (1926) yang dianggap sebagai Bapak Ekonomi

Politik Kelembagaan

Mendefinisikan institusi sebagai keadaan dan lingkungan yang

mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku ekonomi masyarakat.

Institusi tidak diartikan dalam pengertian fisik tetapi pada nilai, norma,

kebiasaan, budaya yang sudah melekat dalam masyarakat sehingga

mudah diprediksi, lebih stabil dan dapat diaplikasikan pada situasi

berulang. Hal ini diketahuinya pada perubahan perilaku masyarakat

Amerika dalam mengkonsumsi dan berproduksi yang semakin beralih dari

yang sebelumnya wajar mengarah pada perilaku yang tidak wajar yang

disebutnya sebagai conspicuous consumption. Hal ini sangat tampak

pada golongan orang kaya baru (nouve riche) yang sangat materialistis

dengan menganggap uang adalah segala-galanya.

Veblen lebih lanjut menguraikan beberapa hal sebagai berikut:

1. mengkritik pilar utama ekonomi Neoklasik terutama hukum

permintaan Marshallin yang mengatakan bahwa konsumsi lebih

ditentukan oleh harga, makin rendah harga masin banyak orang yang

Page 42: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

4

mengkonsusmi. Ternyata terdapat perubahan perilaku mengkonsumsi

sekelompok orang yang tidak rasional, yang justru tertarik membeli

sesuatu barang karena harganya mahal

2. menyerang asumsi kaum Marginalis tentang kecenderungan ekonomi

pada keseimbangan sebenarnya adalah tidak ada, sebab

perekonomian selalu berubah, keseimbangan hanyalah mimpi para

ekonom Neoklasik

3. perilaku pengusaha dalam mencari laba dahulu adalah dengan kerja

keras dan investasi masuk dengan pola Production for use namun

sekarang berubah lewat trik-trik licik dan investasi masuk lewat pasar

modal dengan pola produktion for profit

4. orang-orang yang bermain di pasar modal pada umumnya tidak terlibat

aktif dalam kegiatan produksi bahkan mungkin tidak paham dengan

selukbeluk proses produksi, namun justru memperoleh laba paling

besar dan ini dikategorilan sebagai pengusaha absentee ownership.

Dimana pengusaha ini tak segan-segan menjadi pengusaha predator

yang mematikan lawan, dan pada umunya enggan mengikuti aturan

permainan melainkan menjadi mempermainkan peraturan

5. Kapitalis bukanlah musuh dan buruh bukanlah pahlawan, yang

berperan sebagai orang jahat adalah pebisnis atau manajer, sedang

orang baik adalah para insinyur, yang terdorong untuk menciptakan,

memperbaiki dan menghasilkan sedangkan pebisnis tidaklah

memperhatikan hal ini

6. Orang-orang pemerintah banyak bertindak sebagai pengganggu

ketimbang menyelesaikan masalah (pandangan yang sama dengan

Adam Smith)

Dari kejadian-kejadian di atas Veblen menganjurkan agar para

ekonom untuk bertukar pendapat dan bekerja sama dengan pakar-

pakar soaial (sosiolog, antropolog dan psikolog)

2. Aliran yang menitikberatkan peran wirausahawan dalam industrialisasi

dan pembangunan.

Tokohnya adalah:

MAX WEBER

Page 43: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

5

JOSEPH SCHUMPEN

GUNNAR MYDAL

Para tokoh ini membahas wirausahawan merupakan tokoh utama dalam

industrialisasi dan modernisasi. Dalam kajian ekonomi politik

kelembagaan , variabel dan parameter ekonomi hanya merupakan hasil

dari tindakan-tindakan sejumlah aktor yang berada di belakang suatu

peristiwa ekonomi Yang menggerakan kegiatan investasi yaitu

wirausahawan, serta didukung oleh situasi umum sosial politik yang

memungkinkan munculnya peluang aktor tersebut.

Selanjutnya menurut Weber,jiwa wirausaha ini tidaklah dimiliki oleh

semua kelompok masyarakat melainkan tercipta dalam masyarakat

tertentu saja yakni Eropa Barat,dan Amerika Utara dan terutama pada

kelompok Protestan sedangkan masyarakat lainnya jiwa wirausahanya

sangat kurang. Dan pernyataan ini mendapatkan kritik keras dari pakar

pembangunan di Negara-Negara Timur.

3. Aliran yang memfokuskan pada peran hukum dalam sistem ekonomi

politik

Tokohnya adalah

JOHN R.COMMONS

RONALD COASE

DOUGLAS NORTH

WILLIAMSON

Menurut para tokoh tersebut bahwa ekonomi pasar tidak tercipta dengan

sendirinya, karena memerlukan adanya prasyarat tegaknya suatu

institusi yang dapat mengatur pola interaksi beberapa aktor dalam suatu

arena transaksi yang disepakati bersama. Kelembagaan dari sisi hukum

menentukan dan atau mewarisi transaksi terutama melalui aturan main

yang berlaku, sekaligus mengatur kelompok atau agen ekonomi untuk

mewujudkan kontrol kolektif terhadap transaksi. Tanpa kehadiran

institusi, biaya transaski menjadi tinggi, dan pelaku ekonomi akan

menghadapi resiko penipuan, pemerasan, ancaman fisik, dan bentuk-

bentuk ketidakpastian lainnya.

Page 44: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

6

Yang mengkaitkan kelembagaan dengan aspek legalsitik untuk pertama

kalinya adalah JOHN R.COMMONS (1961) yang memberi istilah dengan

Working Rules.

Kemudian dikembangkan oleh RONALD COASE (menerima nobel tahun

1991) yang mengembangkan metodologi biaya transaksi dan hak

kepemilikian dalam struktur kelembagaan dan proses kerja sebuah

perekonomian, dan juga intens membahas peran hukum yang terkait

dengan hak-hak kepemilikan.

Selanjutnya DOUGLAS NORTH (menerima nobel tahun 1993)

menyimpulkan kelembagaan adalah aturan-aturan dan norma-norma

yang tercipta dalam masyarakat yang menentukan apa yang boleh dan

tidak boleh dilakukan, mana tugas dan kewajiban yang harus dilakukan

atau tidak dilakukan . Institusi dianalogkan sebagai aturan permainan,

sedangkan organisasi adalah tempat bermain bagi sekumpulan orang.

Pasar hanya dapat bekerja dengan efektif bila ditopang oleh institusi

yang tepat, dan adanya institusi akan mengurangi unsur ketidakpastian.

Ada dua unsur prilaku manusia yang sangat penting dalam permodelan

institusi yaitu:

1. Motivasi,

Motivasi lebih dari sekedar pemenuhan kepentingan pribadi dan

berusaha memaksimumkan kesejahteraan sebagaimana yang

disinyalir kaum Neoklasik, manusia tidak semta-mata digerakkan oleh

motif keuntungan pribadi, tetapi didorong oleh prinsip altruisme

(mementingkan kepentingan orang lain)

2. upaya menjinakkan lingkungan sehiggga kita dapat dengan lebih

mudah menghubungkan pilihan-pilihan dengan hasil

Sedang upaya menjinakkan lingkungan terkait dengan kegiatan

menghubungkan pilihan dengan hasil, kelembagaan berperan

menderivasikan persepsi subjektif dari realita menjadi pilihan

INSTITUSI DAN PEREKONOMIAN

Dalam sebuah sisitem perekonomian yang didasarkan pada

kepentingan pribadi, mekanisme harga dan pasar bebas, seharusnya

Page 45: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

7

dipahami dengan hal-hal terkait dengan hak kepemilikan dan penggunaan

kekayaan. Dalam ekonomi liberal (klasik maupun Neoklasik) tidak ada

pembahasan tentang hal tersebut. Kalaupun ada hak kepemilikan dan

penggunaan kekayaan tersebut diperlakukan sebagai suatu konstanta yang

tidak aktif berfungsi menjelaskan kegiatan alokatif.

Para pakar ekonomi murni menganggap bahwa hukum dan aturan tentang

hak kepemilikan dan penggunaan kekayaan sebagai suatu hal yang penting,

tetapi semua itu di luar struktur ekonomi, selain sebagai variable eksogen

yang terletak di luar model dan juga dalam analisis diasumsikan tidak

berubah dalam jangka panjang.

Seiring semakin populernya paradigma ekonomi politik kelembagaan, maka

perhatian ekonomi terhadap peran dan fungsi kelembagaan sudah semakin

meningkat.

Peran kelembagaan menurut Ekonom

Peran kelembagaan menurut Ekonom Caporaso dan Levine (1993)

membedakan atas dua kelompok aliran yakni:

1. Aliran Institusi sejarah

- Institusi dilihat dari sisi struktur, dimana perilaku individu dipengaruhi

oleh konteks yang lebih luas (ekonomi, sosial dan politik)

- Institusi berperan sebagai variable eksogen yang ditentukan oleh

kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar model

- Mempelajari kelembagaan untuk memahami signifikasi institusi bagi

perilaku alokatif yang diperoleh dengan mengeksplorasi perbedaan

insentif dari institusi-institusi yang berbeda

- Untuk itu para ekonom ada yang melakukan penelitian empiris seperti

Douglas North (1981-1984), Margareth Levi (1988), Mancur Olson

(1965, 1982), dan Robert Bates (1981, 1982, 1988) dan juga ada yang

melakukan tugas analistis seperti William Riker, Norman Schofield

serta Shepsle dan Weingast

2. Aliran institusi rasional

- Menekankan pada peran agen

Page 46: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

8

- Institusi berperan sebagai variable endogen, dimana perilaku lebih

ditentukan oleh motivasi dan kemampuan aktor untuk berbuat yang

relative lebih independent dari struktur

- Institusi sebagai variable endogen berusaha mengangkat staus teoritis

dari istitusi dengan mengesernya ke sisi sebelah kiri persamaan

eksplanatori

- Institusi berubaha menjadi objek pilihan, menjadi argumen dalam

fungsi-fungsi utilitas danb menjadi outpu yang akan dijelaskan

- Upaya tersebut terlihat dari karya-karya North dan Thomas (1973),

North (1978, 1981, 1984), Levi (1988), Basu, Jones dan Schilicht

(1984)

Upaya menjadikan institusi sebagai variable endogen berbeda antara

ekonomi politik Marxian dengan ekonomi politik kelembagaan, yakni:

- ekonomi politik Marxian: motor perubahan institusi dalam tensi

dialektik antara kekuatan-kekuatan produksi dan hubungan-

hubungan produksi;

- ekonomi politik kelembagaan lebih fokus pada institusi-institusi

sebagai respons organisasional, prosedural, dan aturan-aturan

terhadap ekonomisasi dalam biaya transaksi dan dalam upaya

memperoleh keuntungan dari inovasi dalam aktivitas produksi dan

pertukaran.

Kelembagaan dan Pasar

Menurut Caporaso dan Levine (1993), ada tiga bentuk kaitan antara

institusi dengan pasar, yakni:

1. Pasar sebagai institusi

- Pasar adalah tempat bertemunya calon pembeli dan calon penjual

- Pasar sebagai hasil dari sekian transaksi

- Pasar sebagai metafora untuk sekian banyak persetujuan pertukaran.

Apa objek yang dipertukarkan, bagaimana kondisi pertukaran yang

disetujui, dan apa yang dapat dilakukan pihak-pihak yang bertransaksi

semuanya diatur dalam kontrak

2. institusi biasanya membatasi ruanglingkup pertukaran pasar

Page 47: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

9

- karena alasan moral beberapa objek tidak dapat dipertukarkan atau

diperjualbelikan misalnya pelarangan menjual anak yang mungkin dari

sisi ekonomi menguntungkan namun dari sisi moral tidak

- pelarangan berbagai macam pertukaran tertentu jelas akan

mempengaruhi alokasi pasar yang berakibat pasar terkekang dan

potensi keuntungan dari perdagangan menjadi hilang

3. institusi- institusi politik biasa dimanfaatkan untuk mengubah insentif yang

mendasari pertukaran pasar

- Terkadang aturan-aturan politik hanya sebagai saluran aktivitas

ekonomi belaka dari suatu sektor ekonomi ke yang lainnya

- Ada tindakan politik yang berdampak posisitf bagi pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat tetapi ada pula yang justru berdampak

negatif bagi perekonomian, misalnya regulasi menyebabkan industri

beroperasi dalam biaya tinggi

- Perekonomian yang sehat memerlukan landasan hukum yang sehat,

yang memberikan struktur terprediksi dimana aktivitas pertukaran

terjadi, berlangsung, dan berkembang, baik perekonomian yang

diorganisisr pemerintah maupun swasta

- Ketika pasar gagal pemerintah berperan penting, namun pemerintah

juga bisa mengalami kegagalan (sifatnya nonpasar)

Page 48: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

1

LATAR BELAKANG

Kelemahan Pendekatan Ekonomi Murni

Ilmu ekonomi politik kelembagaan (institutional political economic)

berangkat dari falsafah dasar ekonomi, yakni kelangkaan dan pilihan.

Sistem politik menentukan hubungan kekuasaan dalam masyarakat,

norma/nilai menentukan berbagai kegiatan ekonomi yang harus dilakukan

dan kelembagaan sebagai aturan dan pemberian hak memberi naungan

dan sanksi terhadap individu/kelompok dalam menentukan pilihannya.

Kelemahan ekonomi murni yang dikembangkan kaum Klasik dan

Neoklasik adalah karena model ini tidak mempersoalkan adanya motivasi

dari pelaku kegiatan ekonomi, motivasi dianggap cateris paribus dan

semua yang sifatnya ”nonekonomi” adalah ”given”, sehingga mereka

beranggapan error akan bisa ditekan. Karena ditemukan berbagai

kelemahan dalam konsep-konsep ekonomi politik yang dikembangkan

kaum Klasik dan Neoklasik, banyak pakar sosial-politik mengembangkan

paradigma baru yang dikenal dengan ekonomi politik kelembagaan.

Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik KelembagaanEkonomi Murni Ekonomi Kelembagaan

Pembahasan persoalanekonomi

Menganggap ekonomi sebagaicabang ilmu tersendiri, tidakperlu berkolaborasi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, bersifatsebagian (particular)

Memanfaatkan hampir semuailmu sosial, pembahasandilengkapi analisis, bersifatkomprehensif (holism)

Cara pandang terhadapperistiwa ekonomi(ekonomi pasar)

Sekedar mengamati Menjelaskan, menganalisa danmemberi solusi

Anggapan terhadapfaktor nonekonomi

- Terberi/given- Cenderung bersifat

emosional-kurang rasional

Fenomena yang tumbuh danberkembang di masyarakat

Faktor yang mampumengubah seperangkatpilihan individu

- Perubahan harga- Pendapatan

Faktor yang dapat mengubaharansemen kelembagaan

Pendekatan Bersifat materialistik Bersifat idealistis

Fokus Komoditas dan harga-harga Biaya transaksi dan kebijakanpublik

Asumsi Mengasumsikan tujuan individusebagai kepentingan pribadi

Selain kepentingan pribadi harusjuga memperhatikan kepentinganorang lain/masyarakat

Page 49: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

2

Perlunya Mengembangkan Ekonomi Politik Kelembagaan

Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu

bentuk pemecahan masalah ekonomi dan politik karena sebagian besar

sumber masalah ekonomi dan politik berada diluar domain ekonomi dan

politik itu sendiri, yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja

suatu perekonomian maupun proses politik.

Dalam konteks ekonomi politik, institusi merupakan tulang punggung

dari sistem ekonomi politik karena baik buruknya sistem sangat

tergantung pada kelembagaan yang membingkainya (Rachbini, 2001).

Tokoh-Tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan

Analisis institusional berakar pada disiplin ilmu ekonomi, sosiologi

dan politik. Analisis institusional muncul akhir abad ke-19. Pada saat itu

banyak sitem-sistem kelembagaan berubah terutama dengan terciptanya

konstitusi-konstitusi demokratis yang lebih formal. Di negara-negara

Eropa, hukum dijadikan instrumen untuk pemegang kekuasaan dan

warga negara untuk melindungi diri mereka dari kekuasaan negara

(Bogason, 2000). Tokoh-tokoh yang mendukung aliran ekonomi politik

kelembagaan antara lain :

1. Thorstein Veblen,1857-1929 (Peran Nilai-nilai dan Norma-norma)

Veblen dikenal sebagai ‘Bapak Ekonomi Politik Kelembagaan’, dia

mengembangkan ajaran Karl Marx. Veblen menyatakan bahwa keadaan

dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku ekonomi

masyarakat. Perilaku masyarakat bisa berubah menyesuaikan lingkungan

dan keadaan. Keadaan dan lingkungan ini oleh Veblen disebut dengan

‘institusi’, yaitu nilai, norma, kebiasaan, budaya yang melekat dan

mendarah daging di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan

ekonomi, misalnya perubahan perilaku masyarakat Amerika Serikat (AS)

dalam mengkonsumsi dan berproduksi, dimana ada yang wajar dan ada

juga yang melebihi batas kewajaran.

Page 50: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

3

Dalam buku ‘The Theory of Leisure Class’(1899), Veblen

menjelaskan kehidupan masyarakat AS yang materialistis, suka pamer

keberhasilan, barang mewah dan bersenang-senang. Mereka

menganggap uang adalah segala-galanya. Perilaku conspicuous

consumption ini menurut Veblen didorong oleh sikap emosional. Hal ini

bertentangan dengan asumsi teori ekonomi liberal Klasik dan Neoklasik

yaitu orang bertindak rasional dalam mengkonsumsi. Dari kasus ini,

Veblen mengemukakan bahwa ada sekelompok orang yang tidak rasional

dengan membeli barang yang harganya mahal. Ini merupakan kritik

terhadap teori ekonomi Neoklasik, khususnya hukum Marshallian yang

mengatakan bahwa konsumsi ditentukan oleh harga.

Selain konsumsi, Veblen juga membahas perilaku pengusaha

dalam mencari laba, seperti ditulisnya dalam ‘Absentee Owneship and

Business Enterprise’(1923). Buku itu menjelaskan bahwa dulu laba

diperoleh dengan kerja keras, namun sekarang diperoleh melalui trik-trik

licik. Dulu investasi masuk ke ‘production for use’, ke sektor riil, namun

sekarang masuk lewat pasar modal dengan pola ‘production for profit’.

Untuk memperoleh laba yang besar, pengusaha tidak segan menjadi

predator bagi yang lain. Mereka tidak mengikuti ‘aturan permainan’ tetapi

mereka biasa ‘mempermainkan peraturan’.

Veblen percaya pada dorongan kreatif dan insting ’workmanship’,

meskipun sudah memudar karena conspicuous consumption dan

conspicuous leisure telah menjangkiti masyarakat. Veblen tidak

menganggap kapitalis sebagai musuh dan buruh bukan pahlawan

sebagaimana analisis perjuangan Karl Marx. Baginya, yang berperan

sebagai ‘orang jahat’ adalah pebisnis/manajer dan ‘orang baik’ adalah

para insinyur, karena dalam dunia modern hanya insinyur yang terdorong

untuk menciptakan, memperbaiki, dan menghasilkan.

Veblen memandangi sinis terhadap masyarakat yang angkuh dan

pebisnis yang menghalalkan segala cara untuk mendapat laba yang

besar. Pandangan Veblen tentang peran pemerintah dituangkan dalam

Page 51: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

4

buku ‘The Theory of Business Enterprise’ (1904). Veblen memandang

pemerintah sebagai pihak yang lebih banyak bertindak sebagai

‘pengganggu’ ketimbang ‘penyelesai’ masalah.

Untuk memperbaiki teori-teori ekonomi, Veblen menganjurkan para

ekonom untuk bertukar pendapat dan bekerjasama dengan pakar sosial,

sosiolog, antropolog dan psikolog.

2. Max Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar Myrdal (PeranWirausahawan)

Ketiga tokoh ini membahas peran wirausahawan dalam proses

industrialisasi. Menurut mereka, tindakan manusia (termasuk tindakan

ekonomi) bukan semata-mata hasil proses kalkulasi individu-individu yang

otonom dan terjadi di ruang hampa, melainkan berlangsung dalam

jaringan-jaringan relasi sosial dan institusional. Mereka bekerjasama

dengan sosiolog, antropolog atau ahli politik untuk dapat menerangkan

hubungan antara lembaga ekonomi, sistem ekonomi, nilai-nilai dan

norma-norma dengan berbagai peristiwa ekonomi yang tidak terlepas dari

sistem politik, struktur sosial atau kultur budaya masyarakat.

Tokoh-tokoh ini juga mempelajari peran negara dalam proses

pembangunan ekonomi jangka panjang, sistem ekonomi yang melibatkan

ideologi, masalah keterbelakangan ekonomi negara berkembang, serta

berusaha memahami dan menjelaskan struktur dibelakang berbagai

aktivitas ekonomi atau kegiatan perusahaan. Variabel dan parameter

ekonomi hanya merupakan hasil dan tindakan-tindakan sejumlah aktor

dibelakang suatu peristiwa ekonomi. Weber mengemukakan contoh

proses industrialisasi di Eropa Barat bukan sekedar hasil penanaman

modal di sektor-sektor ekonomi saja, tetapi merupakan kulminasi dari

munculnya golongan ‘kapitalis’.

3. John R.Commons, Ronald Coase, Douglas North dan Williamson(Peran Hukum)

Tokoh-tokoh ini membahas sistem ekonomi politik dari sudut

hukum yang membingkai sistem ekonomi politik tersebut. Kelembagaan

dari sisi hukum menentukan dan/atau mewarnai transaksi, terutama

Page 52: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

5

melalui aturan main yang berlaku, sekaligus juga mengatur kelompok

atau agen ekonomi untuk mewujudkan kontrol terhadap transaksi. Tanpa

kehadiran institusi, biaya transaksi menjadi tinggi, pelaku ekonomi

menghadapi resiko penipuan, pemerasan, ancaman fisik dan bentuk-

bentuk ketidakpastian.

Commons merupakan orang pertama yang memperkenalkan

‘working rules’ yang mengaitkan kelembagaan dengan aspek legalistik,

sedangkan Coase intens membahas peran hukum yang terkait dengan

hak-hak kepemilikan.

North menolak anggapan bahwa pasar adalah satu-satunya

penggerak roda ekonomi sebab peran institusi (ekonomi maupun politik)

juga tidak kalah pentingnya di dalam pembangunan. Aturan-aturan dan

norma-norma dalam masyarakat menentukan apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan, mana tugas dan kewajiban yang harus dilakukan atau

tidak dilakukan. Pelaku ekonomi boleh saja memaksimumkan sesuatu,

namun upaya-upaya agen-agen ekonomi tersebut tidak hanya dibatasi

oleh sumberdaya, teknologi dan preferensi-preferensi, tetapi juga oleh

institusi-institusi yang ada dan berlaku di masyarakat. Pandangan North

ini berbeda dengan Veblen. Veblen mengartikan institusi sebagai norma-

norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya, sedangkan North mengartikannya

sebagai peraturan perundang-undangan berikut sifat-sifat memaksa dari

peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma perilaku yang

membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang. Institusi

yang baik akan dapat menyelesaikan masalah koordinasi dan produksi

yang terkait dengan motivasi para aktor, lingkungan dan kemampuan

pemain dalam menjinakkan lingkungan

Institusi selain dipandang sebagi aturan permainan, juga

merupakan fondasi utama sistem modern. Baik dan buruknya sistem

ekonomi dan politik sangat ditentukan oleh peran dan fungsi

kelembagaan yang membingkainya. Menurut North (1994), unsur perilaku

manusia dalam permodelan institusi adalah motivasi dan upaya

Page 53: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

6

‘menjinakkan’ lingkungan. Motivasi manusia lebih dari sekedar

pemenuhan kepentingan pribadi dan memaksimumkan kesejahteraan,

tetapi ada nilai-nilai lain sesuai prinsip altruisme. Upaya menjinakkan

lingkungan, terkait dengan kegiatan menghubungkan pilihan dengan

hasil, dan disini kelembagaan berperan menderivasikan persepsi subjektif

dari realita menjadi pilihan.

KELEMBAGAAN DAN TRANSAKSI

Ada dua jenis transaksi dalam masyarakat, yaitu transaksi

komoditas dan transaksi kelembagaan/institusional (Bromley, 1989).

Transaksi komoditas terkait dengan pembelian dan penjualan barang-

barang dan jasa-jasa, sedangkan transaksi kelembagaan terkait dengan

keteraturan, struktur, stabilitas dan keterprediksian dari proses pasar

yang teratur lewat komoditas bergerak. Didalamnya ada transaksi-

transaksi atas aturan-aturan main (transaksi-transaksi institusional).

Peran Penting Transaksi Institusional

Transaksi institusional adalah status struktur institusi yang

mendefinisikan perekonomian sebagai sebuah perangkat hubungan-

hubungan yang tertata. Transaksi institusional penting karena transaksi-

transaksi kelembagaan menentukan struktur aransemen kelembagaan

tertentu, yang membatasi domain transaksi-transaksi komoditas. Bromley

(1989) memandang bahwa kegagalan dalam memahami domain

transaksi-transaksi kelembagaan akan membawa pada kesimpulan yang

keliru tentang domain transaksi-transaksi kelembagaan, terutama

terhadap kesimpulan tentang eksistensi dan signifikansi normatif dari

efisiensi ekonomi. Institusi menentukan domain pilihan aktor-aktor

ekonomi, menentukan hubungan diantara individu-individu dan

menentukan siapa yang boleh melakukan apa terhadap siapa. Institusi

juga merupakan inti dari pilihan-pilihan dan perilaku-perilaku.

Page 54: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

7

Aransemen kelembagaan menentukan batas hingga mana individu

dan kelompok bebas mengambil keputusan. Selain itu, aransemen

kelembagaan juga menentukan perangkat-perangkat pilihan-pilihan

individu dan kelompok. Semua aransemen kelembagaan dalam

perekonomian pasar terkait dengan norma-norma, konvensi-konvensi,

kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, hukum-hukum dan aturan-aturan

yang menentukan perangkat-perangkat pilihan.

Transaksi kelembagaan berfungsi mendistribusikan keuntungan

ekonomi dan merelokasikan kesempatan-kesempatan ekonomi. Ini

berbeda dengan transaksi kelembagaan tradisional yang berupaya

meningkatkan efisiensi ekonomi dan mendistribusikan pendapatan.

Teori Biaya Transaksi

Teori biaya transaksi pertama kali dikembangkan oleh Ronald

Coase dalam The Nature of the Firm (1937) dan dikembangkan lebih

lanjut dalam The Problem of Social Cost (1960). Teori ini dimaksudkan

untuk memperbaiki kelemahan model keseimbangan umum yang

dikembangkan oleh Walrasian, yang mengemukakan bahwa pertukaran

hanya memerlukan sejumlah biaya yang cocok untuk komoditas tertentu.

Ekonom Neoklasik mengembangkan teori pertukaran dan

perdagangan, namun mereka mengabaikan biaya-biaya dalam proses

pertukaran itu sendiri. Dalam teori-teori ekonomi tradisional, biaya

produksi hanya mencakup biaya-biaya atas tanah, SDM, dan kapital yang

terlibat dalam mentransformasikan atribut-atribut fisik dari suatu barang

atau jasa, dan mengabaikan biaya-biaya tanah, SDM, dan kapital yang

terpakai dalam menentukan dan memberlakukan hak-hak kepemilikan

atas barang-barang yang disebut biaya transaksi.

Jika kita paham bahwa biaya total adalah penjumlahan biaya

transformasi dengan biaya-biaya transaksi, ini berarti bahwa kita perlu

melakukan modifikasi terhadap teori-teori ekonomi dengan

mengonstruksikan sebuah kerangka analisis baru dalam teori ekonomi

Page 55: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

8

mikro. Coase mengemukakan bahwa dalam aktifitas ekonomi, ada dua

jenis biaya yang dapat diidentifikasikan, yaitu biaya-biaya yang terkait

dengan produksi dan distribusi fisik, serta biaya-biaya yang diperlukan

untuk pertukaran/transaksi. Ini mengandung pengertian bahwa, biaya

total ditentukan oleh penjumlahan biaya produksi dan biaya transaksi

yang ditentukan oleh pengaturan dari institusional yang ada.

Hal ini kemudian dikembangkan oleh Arroz, J.R. Commons, Oliver

E. Williamson dan Douglas North. Arrow mendefinisikan biaya transaksi

sebagai biaya-biaya untuk menjalankan sistem ekonomi, sedangkan

meneurut Commons, biaya-biaya transaksi terdiri dari biaya-biaya untuk

memperoleh informasi, koordinasi dan penegakan. Lebih lanjut dia

mengemukakan tiga jenis transaksi, yaitu : 1) bargaining transaction,

dimana kepemilikan dipindahtangankan dengan sukarela oleh kedua

pihak yang memiliki kekuatan yang sama secara legal, 2) managerial

transaction, dimana kekayaan tercipta melalui perintah atasan yang

secara hukum lebih kuat, dan 3) rationing transaction, dimana beban dan

manfaat dari proses penciptaan kekayaan dibagi menurut kebijakan

atasan yang berwenang.

Williamson (1985) mendefinisikan biaya transaksi sebagai biaya

memanfaatkan pasar (market transaction cost) dan biaya menggunakan

hak untuk memberi perintah dalam perusahaan (managerial transaction

cost), yang timbul karena adanya biaya transfer, memperoleh dan

mempertahankan hak kepemilikan. Teori biaya transaksi juga

dikembangkan oleh Kirchner dan Picot (1987). Mereka menjelaskan

komponen-komponen umum biaya transaksi mencakup : 1) biaya untuk

mencari informasi, 2) biaya pembuatan kontrak (negosiasi dan formulasi

kontrak), 3) biaya monitoring (pengecekan kualitas, kuantiítas, harga,

ketepatan waktu pengiriman, keamanan), dan 4) biaya adaptasi selama

pelaksanaan kesepakatan.

Definisi-definisi lain dikemukanan oleh: 1) North, yang menyatakan

bahwa biaya transaksi adalah biaya yang timbul untuk mendefiniskan

Page 56: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

9

barang dan jasa serta untuk memaksakan pertukaran, 2) Furubotn dan

Richter (1977) yang mendefiniskan biaya transaksi sebagai biaya untuk

menciptakan, memanfaatkan, mengubah dan mempertahankan

kelembagaan, 3) Benham dan Benham (2000) mendefinisikannya

sebagai biaya yang timbul ketika individu melakukan pertukaran

kepemilikan terhadap aset ekonomi dan mempertahankan hak ekslusif,

dan 4) Milgrom dan Roberts (1994) mengemukakan bahwa biaya

transaksi mencakup semua kerugian yang ditimbulkan oleh keputusan,

rencana-rencana, pengaturan-pengaturan atau persetujuan-persetujuan

yang yang tidak efisien, respon terhadap perubahan kondisi yang tidak

efisien dan penegakan persetujuan-persetujuan yang tidak sempurna.

Biaya Transaksi dan Informasi Asismetris

Kaum Klasik mengemukakan bahwa mekanisme pasar merupakan

alat alokasi yang lengkap dan sempurna bagi produsen dan konsumen

untuk mencapai tujuan masing-masing. Ini dilandasi asumsi bahwa

komoditas homogen, jumlah pembeli dan penjual banyak, pertukaran

terjadi secara instan dan seketika, dan informasi atas komoditas dan nilai

tukarnya sempurna. Mereka melupakan satu hal yaitu bahwa pasar

persaingan sempurna tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi

memerlukan prasyarat tegaknya suatu institusi yang mengatur pola

interaksi beberapa aktor dalam arena transaksi yang disepakati.

Selain menentukan transaksi, kelembagaan sekaligus juga

mengatur kelompok atau agen ekonomi untuk mewujudkan kontrol

kolektif terhadap transaksi. Kelembagaan yang efisien dapat menurunkan

biaya transaksi secara signifikan.

Jika masyarakat mempunyai informasi yang sempurna, rasional

100% dan berperilaku jujur dan tidak oportunistik, pertukaran melalui

mekanisme pasar adalah yang paling efisien. Namun kenyataan didunia

nyata tidak demikian. Informasi yang dimiliki jauh dari sempurna, tidak

semua orang rasional 100% dan banyak orang yang curang dan

Page 57: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

10

oportunistik. Informasi sering bersifat asimetris diantara pihak-pihak yang

melakukan transaksi. Pihak yang memiliki informasi dapat mengekploitasi

pemilikan atas informasinya untuk mengejar kepentingan pribadi maupun

kelompoknya. Dalam bisnis, perusahaan besar dapat memiliki informasi

lebih lewat research and development, sedang dalam politik, birokrat dan

aparatlah yang mempunyai informasi lebih.

Adanya adverse selection dan moral hazard mengakibatkan

penambahan biaya untuk rekrutmen, negosiasi, monitorin, enforcement

dan insentif untuk melakukan pengawasan sendiri.

Karena beberapa hal yang mengganjal dalam mekanisme pasar

seperti informasi yang tidak sempurna, rasionalitas yang terbatas dan

perilaku oportunistik pelaku ekonomi, maka mekanisme pasar belum

mencukupi untuk dijadikan sebagai alat alokasi.

Ringkasan ini disarikan dari :

1. Deliarnov. 2005. Ekonomi Politik. Penerbit Erlangga. Jakarta.

2. Rachbini, Didik. J. 2006. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik.

Ghalia Indonesia. Bogor.

...o0o...

Page 58: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................1

B. Ekonomi Politik Kelembagaan...............................................2

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik

Kelembagaan..........................................................................2

D. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan........................................3

BAB II EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

A. Hakikat Barang dan asa.........................................................5

B. Hierarki Kebijakan Publik.............................................................5

C. Upaya "Menjinakkan" Lingkungan..............................................6

D. Peran Masyarakat Madani.............................................................9

BAB III. KESIMPULAN............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

Page 59: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya paham ekonomi politik kelembagaan disebabkan oleh

berbagai permasalahan ekonomi yang tidak dapat dijelaskan menurut

pemahaman ekonomi politik klasik maupun ekonomi politik neoklasik.

Ekonomi politik klasik, sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith

(1776) memandang bahwa masalah ekonomi hanya dapat diselesaikan

dengan mekanisme pasar, dimana keseimbangan penawaran (supply)

dan permintaan (demand) akan terwujud melalui pasar persaingan

sempurna, informasi sempurna dan hal ini digerakkan oleh tangan tidak

kentara (invisible hand). Peran pemerintah tidak diperlukan sama sekali

karena akan menyebabkan perekonomian mengalami distorsi dan

inefesiensi. Sedangkan paham ekonomi politik neoklasik (Alfred Marshall

Dkk) mempunyai pandangan berbeda dengan ekonomi politik klasik, yakni

mengasumsikan terjadinya persaingan yang tidak sempurna dalam pasar,

sehingga terjadi kompetensi, monopoli dan oligopoli. Peran Pemerintah

sangat diperlukan untuk menyelesaikan faktor eksternalitas dan barang

publik, cara yang ditempuh pemerintah adalah menetapkan pajak, subsidi

dan penggunaan hak kepemilikan.

Ekonomi politik Klasik maupun Neoklasik dibangun oleh ilmu

ekonomi murni tanpa berkolaborasi dengan ilmu-ilmu lain (ilmu sosial,

politik, keagamaan dan lainnya ) sehingga tidak mempertimbangkan

unsur “motivasi” dari aktor-aktor ekonomi. Pada kenyataannya dalam

masyarakat ada lembaga-lembaga dan sistem politik yang dianut dan

menentukan hubungan antara yang memiliki kekuatan politik dengan yang

kurang atau tidak memiliki kekuatan serta menentukan hubungan antara

penguasa dan masyarakat. Di sinilah kelembagaan sebagai aransmen

berdasarkan konsensus atau pola tingkah laku dan norma yang disepakati

bersama berperan memberi naungan/sangsi terhadap individu-individu atau

kelompok-kelompok dalam menentukan pilihannya.

Page 60: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 2

B. Ekonomi Politik Kelembagaan

Ekonomi politik kelembagaan adalah suatu pandangan yang

menghendaki adanya tatanan atau aturan main (rule of the game) dalam

ekonomi. Institusi atau tatanan diartikan sebagai aturan main dan bisa

diartikan lebih luas sebagai organisasi.

Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu

bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi maupun politik. Pandangan

ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar persoalan ekonomi

maupun politik justru berada di luar domain ekonomi dan politik itu sendiri,

yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu

perekonomian maupun proses-proses politik.

Studi tentang kelembagaan menempati posisi penting dalam ilmu

ekonomi politik karena fungsinya sebagai mesin sosial sangat mendasar.

Kelemahan dan kekuatan ekonomi dan politik suatu masyarakat dapat

dilihat langsung dari kelemahan institusi ekonomi dan politik yang

mendasarinya. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan ekonomi politik

kelembagaan, sebab baik buruknya sistem ekonomi dan politik sangat

tergantung pada kelembagaan yang membingkainya. Studi kasus

terjadinya krisis intistusi di Amerika Latin dan Indonesia yang berdampak

pada krisis ekonomi menjadi bukti pentingnya kelembagaan yang kuat

dalam sistem perekonomian.

C. Perbedaan Ekonomi Murni dengan Ekonomi Politik Kelembagaan

No. Ekonomi Murni Ekpol Kelembagaan

1. sebagai cabang ilmu tersendiridan tidak perlu ilmu sosial laindalam membahas ekonomi

memanfaatkan hampir semuailmu sosial dalam menganalisismasalah-masalah ekonomi

2. hanya membahas perekonomiandengan pendekatan empirikaltentang "apa" yang terjadi pasar(what is?).

Menjelaskan ”apa”, "mengapa" dan "bagaimana" peristiwa-peristiwa ekonomi "seharusnya"terjadi

3. sebagai sains kebijakanpengambilan keputusan terbaik,hanya dipengaruhi oleh peru-bahan harga dan pendapatan

aransemen kelembagaan dapatmengubah keputusan pilihanindividu dalam kebijakan

Page 61: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 3

No. Ekonomi Murni Ekpol Kelembagaan

4. bersifat materialistik bersifat idealistis5. mengobservasi komoditas dan

harga-hargaterfokus pada biaya transaksidan kebijakan publik

6. mengasumsikan tujuan individusebagai kepentingan pribadi

selain kepentingan pribadi jugakepentingan masyarakat

D. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan

1. Thorstein Veblen (Peran Nilai-nilai dan Norma-norma)

Menurut Veblen, aspek nonekonomi seperti kelembagaan dan

lingkungan, berpengaruh sangat besar terhadap perilaku ekonomi

masyarakat. Adapun perilaku masyarakat bisa berubah, disesuaikan

dengan lingkungan dan keadaan, hal inilah yang disebut "institusi”.

Institusi yang dimaksudkan telah tersangkut pada nilai, norma,

kebiasaan, budaya, yang sudah melekat dan mendarah daging dalam

masyarakat.

2. Weber, Schumpeter, dan Myrdal (peran Wirausahawan)

Max Weber, Joseph Schumpeter, dan Gunnar Myrdal membahas

peran wirausahawan (entrepreneurs) dalam proses industrialisasi dan

merupakan aktor utama.

Tindakan manusia bukan semata-mata hasil proses kalkulasi

individu-individu yang otonom dan terjadi ruang hampa, melainkan

berlangsung dalam jaringan-jaringan relasi sosial dan institusional. Lebih

jauh, mereka juga mempelajari hal-hal sehubungan deng peran negara

dalam proses pembangunan ekonomi jangka panjang; sistem-sistem

ekonomi yang melibatkan ideologi; serta masalah keterbelakangan

ekonomi di negara-negara sedang berkembang.

3. Commons, Coase, dan North (Peran Hukum)

Sistem ekonomi politik tidak hanya ditentukan oleh nilai -nilai dan

norma-norma serta wirausaha, tetapi juga oleh hukum yang membingkai

sistem ekonomi politik itu sendiri.

Page 62: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 4

Commons (1961) adalah orang pertama yang memperkenalkan

istilah "working rules' yang mengaitkan kelembagaan dengan aspek

legalistik. Dengan menjelaskan bahwa “individu harus atau tidak harus

melakukan apa yang mereka lakukan tanpa dipengaruhi individu-individu

lain, apa yang dikerjakan merupakan dorongan dari kekuatan bersama

(kewajiban) dan mereka tidak dapat mengharapkan kekuatan bersama

untuk mengerjakan kepentingannya

Ronald Coase (1991) mengembangkan metodologi biaya transaksi

dan hak kepemilikan dalam struktur kelembagaan dan proses kerja

sebuah perekonomian. Coase juga cukup intens membahas peran hukum,

terutama yang terkait dengan hak-hak kepemilikan.

North (1973) berpendapat kelembagaan adalah aturan-aturan dan

norma-norma yang tercipta dalam masyarakat yang menentukan apa

yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana tugas dan kewajiban yang

harus dilakukan atau tidak dilakukan. Munurut North institusi adalah

peraturan perundang-undangan berikut sifat-sifat memaksa (enforcement)

dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma perilaku yang

membentuk interaksi antara manusia secara berulang -ulang. Institusi

sebagai aturan permainan, sedangkan organisasi adalah sebagai tempat

bermain bagi sekumpulan orang. Dalam sebuah permainan, setiap pemain

mempunyai tujuan yang sama, yaitu bagaimana memenangkan

permainan. Akan tetapi, dalam upaya memenangkan permainan

tersebut ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar dan ada aturan -

aturan yang harus diikuti. Pasar hanya dapat bekerja dengan efektif bila

ditopang oleh institusi yang tepat, dan adanya institusi pada gilirannya

akan mengurangi unsur ketidakpastian.

Page 63: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 5

BAB IIEKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN

DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Perekonomian tidak bisa hanya diserahkan pada mekanisme pasar,

tapi diperlukan adanya campur tangan pemerintah. Campur tangan

pemerintah diperlukan jika mekanisme pasar tidak bekerja dengan

sempurna, dan mengatasi eskternalitas serta untuk pengadaan barang-

barang publik. Adapun berbagai keputusan yang menyangkut kebijakan

publik dilaksanakan oleh pemerintah sesuai institusi ekonomi dan politik

yang ada.

Kelembagaan didekati dengan format dan pola hubungan antara

swasta, masyarakat, organisasi buruh, partai politik, pemerintah, lembaga

konsumen, dan sebagainya. Kelembagaan terkait erat dengan kebijakan

publik, mulai dari proses perancangan, perumusan, sistem organisasi,

dan implementasi kebijakan publik.

Kebijakan publik sendiri terkait dengan transaksi institusional yang

mendefinisikan kembali domain pilihan keputusan. Dalam hal ini, ada

empat jenis transaksi institusional yang menentukan domain pilihan

keputusan pelaku-pelaku ekonomi. Yang pertama, terkait dengan hal-hal

institusi akan meningkatkan efisiensi produktif ekonomi. Kedua, terkait

dengan distribusi pendapatan secara sengaja dit ingkatkan, apa pun

alasannya. Ketiga, terkait dengan relokasi kesempatan ekonomi, dan

keempat, terkait dengan redistribusi keuntungan ekonomi. Dua transaksi

institusional terakhir merupakan hal-hal baru, yang mencerminkan aspek

dominan kebijakan publik.

E. Hakikat Barang dan Jasa

Hakikat barang dan jasa yang hendak dianalisis, apakah bersifat

privat atau publik, perlu diketahui karakteristik barang dan jasa yang

dilihat dari sifat ekskludibilitas dan rivalitas. Ekskludibilitas bisa dilihat dari

kemampuan penyedia barang dan jasa untuk mengeluarkan mereka yang

Page 64: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 6

tidak membayar dalam mengkonsumsi barang jasa tersebut. Jika

ekskludibilitas tinggi, maka mekanisme pasar dapat beke rja dengan baik,

tetapi jika ekskludibilitas rendah, maka mekanisme tidak akan berfungsi

sehingga diperlukan campur tangan pemerintah. Di sisi lain, rivalitas

dilihat dari kondisi apakah jika ada seseorang meng konsumsi suatu

barang maka ketersediaan barang jasa tersebut untuk dikonsumsi orang

lain menjadi berkurang. Rivalitas tinggi untuk kon sumsi individual, dan

rivalitas rendah untuk konsumsi bersama menjadi mungkin.

Mekanisme koordinasi dan penyediaan barang dan jasa harus

disesuaikan dengan tingkat ekskludibilitas dan rivalitas barang dan jasa

itu sendiri. Jika ekskludibilitas tinggi maka koordinasi dan penyediaan

barang dan jasa tersebut cukup diatur oleh pasar, tidak per lu campur

tangan pemerintah. Sebaliknya jika tingkat ekskludibilit as rendah, perlu

diatur melalui kegiatan kolektif atau diatur oleh pemerintah. Dengan

kegiatan kolektif koordinasi dan penyediaan dilakukan oleh sekelompok

orang dengan kesamaan kepentingan yang bersifat many on many;

dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

Tabel 2.1 Taksomoni Barang dan Jasa

EkskludibiltasRevalitas Tinggi Rendah

Tinggi Barang Privat Barang Milik Bersama

Rendah Barang Tol Barang Publik

F. Hierarki Kebijakan Publik

Dalam model hierarki kebijakan publik, digunakan preposisi bahwa

perubahan aransemen kelembagaan sangat berhubungan dengan hakikat,

model, dan analisis kebijakan publik. Dalam model hierarki kebijakan

publik ini ada tiga lapisan kelembagaan, yaitu (1) pada level konstitusi, (2)

level pemerintah, dan (3) level operasional. Selain itu ada tiga tingkatan

kebijakan publik, yaitu (1) tingkatan kebijakan, (2) tingkatan organisasi

Page 65: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 7

(institusi, aturan main), dan (3) tingkatan implementasi (untuk evaluasi,

umpan balik).

Gambar 1. Model Hierarki Kebijakan Publik

Dalam suatu perekonomian, banyak orang dan organisasi yang

terlibat dengan motivasi yang beragam. Jenis dan klasifikasinya sebagai

berikut: (1) sektor swasta, umumnya bergerak dalam kegiatan komersial

dan beroperasi dengan tujuan mencari keuntungan. (2) sektor pemerintah

(publik), biasanya bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya

memberikan pelayanan dan menjalankan aturan main (3) organisasi

masyarakat, umumnya bergerak dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya

bukan untuk mengejar keuntungan, tetapi memperjuangkan ideologi atau

nilai.

Tingkat Politis

Aransemen Kelembagaan

Tingkat Organisasi

Aransemen Kelembagaan

Bentuk dan Pola Hierarki

Hasil Akhir (Outcome)

Evaluasi (Aransement)

Page 66: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 8

Gambar 2. Jenis Klasifikasi Organisasi

G. Upaya "Menjinakkan" Lingkungan

Dalam analisis ekonomi politik kelembagaan sering dikaji apa saja

keputusan atau kebijakan yang dapat memperbaiki suatu hasil dan apa

pula aturan main yang mampu memberi naungan dan sanksi terhadap

tingkah laku masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu aktivitas

ekonomi. Ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk memperbaiki

kinerja dan hasil suatu sistem (perekonomian), antara lain: (1) mengubah

kodrat/ tingkah laku manusia sehingga tindakannya lebih terkontrol, (2)

mengubah hakikat barang/jasa, dan (3) mengubah aturan main.

Menurut Weber (1978), negara memiliki hak monopoli untuk

menggunakan legitimasi kekuasaan dalam suatu wilayah tertentu. Monopoli

untuk menggunakan legitimasi kekuasaan penting karena perannya dalam

mengorganisasi semua hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang

hendak dicapai.

Organisasimasyarakat

Sektor Swasta

Sektor Publik

Lembaga negaraDepartemenDinas-dinas

PerusahaanPerseroanCVPers.keluarga

AsosiasiKadinSerikatKoperasi

LSMOrmasKelompok TaniHimp.Profesi

UnversitasYayasan

BUMNBUMDPerjanPerum

Page 67: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 9

Negara adalah simbol pemegang kekuasaan. Otoritas terjelma dalam

bentuk kekuasaan. Dengan kekuasaan yang ada di tangan, orang bisa

melakukan apa saja, termasuk menggunakan kekuasan untuk

kepentingan diri sendiri dan kelompok. Yang diharapkan ialah bahwa

kekuasan digunakan untuk menegakkan keadilan (seperti dalam model

invisible hand) atau penegak kontrak (model helping hand).

H. Peran Masyarakat Madani

Kehadiran masyarakat madani (civil society) yang menghendaki

harmoni dan keberadaban sangat diharapkan guna memperbaiki

kelembagaan yang tidak efisien dan biaya transaksi yang tinggi.

Masyarakat madani seyogyanya didukung oleh individu-individu LSM,

dan orang-orang pemikir dari kalangan perguruan tinggi. Agar

memperoleh kekuatan yang efektif, sebaiknya masyarakat madani

tergabung dalam suatu partai politik; pressure group; kelompok kepentingan;

dai minimal berperan dalam pendidikan politik.

Melihat perilaku pengusaha dan penguasa yang ada di tanah air

akhir-akhir ini, tampaknya harapan pada masyarakat madani untuk dapat

memperbaiki pasar ekonomi dan pasar politik jad lebih tinggi. Perannya

yang paling diharapkan adalah sebagai kekuatan penyeimbang yang

dapat menuntun pada keputusan dan kebijakan yang dampaknya dirasakan

secara berkeadilan oleh selurul lapisan masyarakat, bukan oleh segelintir

pengusaha dan elit politik saja.

Page 68: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik 10

BAB IIIKESIMPULAN

1. Paham ekonomi politik kelembagaan muncul disebabkan oleh

berbagai berbagai permasalahan ekonomi yang semakin kompleks.

2. Ekonomi politik kelembagaan adalah suatu pandangan yang

menghendaki adanya tatanan atau aturan main (rule of the game)

dalam ekonomi.

3. Ekonomi politik kelembagaan memanfaatkan hampir semua ilmu sosial

dalam menganalisis masalah-masalah ekonomi.

4. Tokoh-tokoh Ekonomi Politik Kelembagaan, diantaranya Thorstein Veblen

membahas tentang peran nilai-nilai dan norma-norma, Weber, Schumpeter,

dan Myrdal membahas peran wirausahawan sebagai aktor industrilisasi,

Commons, Coase, dan North membahas peran hukum dalam kelembagaan

5. Kelembagaan terkait erat dengan kebijakan publik, mulai dari proses

perancangan, perumusan, sistem organisasi, dan implementasi

kebijakan publik.

6. Mekanisme koordinasi dan penyediaan barang dan jasa harus

disesuaikan dengan tingkat ekskludibilitas dan rivalitas barang dan

jasa itu sendiri.

7. Model hierarki kebijakan publik terdiri atas tiga lapisan kelembagaan,

yaitu (1) pada level konstitusi, (2) level pemerintah, dan (3) level

operasional.

8. Upaya-upaya mengubah lingkungan ;(1) mengubah tingkah laku

manusia sehingga tindakannya lebih terkontrol; (2) mengubah hakikat

barang/jasa ;(3) mengubah aturan main.

9. Kehadiran masyarakat madani (civil society) yang menghendaki

harmoni dan keberadaban sangat diharapkan guna memperbaiki

kelembagaan yang tidak efisien dan biaya transaksi yang tinggi.

Page 69: EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN BARU - dewapurnama · PDF fileDalam ekonomi politik kelembagaan justru perubahan aransemen ... Douglas North, dan Williamson lebih terfokus pada peran hukum

Tugas Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik

DAFTAR PUSTAKA

1. Deliarnof, MSc, Drs, 2006 , “Ekonomi Politik”, Erlangga Press

2. Didik J.Rachbini, Prof, , Dr, 2006, ”Ekonomi Politik dan Kebijakan

Publik”, Ghalia Indonesia