Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan...
Transcript of Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan...
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
14
Kemendagri Arah Kebijakan DITJEN POLITIK DAN PUM Tahun 2018
Mampu Menjadi POROS Jalannya Pemerintahan di
BIDANG Politik Dalam Negeri,, Menegakkan
Demokrasi Dan Menjaga Persatuan dan Kesatuan serta Integritas Bangsa
Peran Strategis Arah Kebijakan
Memantapkan ideologi dan wawasan kebangsaan dengan memperkuat pengamalan terhadap Pancasila, UUD 1945, ke-bhineka-an, menegakkan persatuan dan kesatuan, demokratisasi, serta membangun karakter bangsa dan stabilitas dalam negeri.
3
Konsolidasi Persiapan pelaksanaan Pemilu yang akan dilaksanakan secara serentak pada tahun 2019 dan Peningkatan Bantuan Keuangan Partai Politik
Pembinaan dan pemberdayaan serta monitoring evaluasi terhadap organisasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sinergitas antara jajaran pemerintahan dalam rangka penanganan Konflik Sosial serta Penguatan kelembagaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Pembauran Kebangsaan, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan serta penanganan Narkotika
Penguatan karakter bangsa dengan melaksanakan Revolusi Mental yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
1
2
3
BEBERAPA POKOK ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TAHUN 2018
4
4
14
Kemendagri
NO ISU TINDAK LANJUT
1. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu
Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN)
Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu
2. Merebaknya Organisasi Masyarakat yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pemberdayaan dan penguatan databes ormas
Penguatan Ormas dan Masyarakat Civil Society, penguatan terhadap UU No.17 Tahun 2013 (termasuk tindak lanjut Perpu No.2 Tahun 2017) dan Segala aturan turunannya Sinergitas antara K/L dan Pemda dalam penguatan Pemberdayaan dan penguatan database ormas
3. Belum optimalnya sinergisitas dan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka tindak lanjut penanganan konflik sosial
Sosialisasi Peraturan perundang-undangan terkait penanganan konflik sosial
Optimalisasi pembentukan dan penguatan tim terpadu penanganan konflik sosial di 34 Provinsi
Rencana Aksi Kementerian/Lembaga dengan Pemda dalam rangka Tindak Lanjut UU Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
4. Menurunnya pemahaman terhadap nilai nilai Pancasila sebagai bagian dari 4 Konsensus Dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
Perlunya penguatan ideologi Pancasila dengan memberikan arah kebijakan kepada pemda untuk menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan dan fasilitasi dalam rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai - nilai Pancasila dikalangan masyarakat
ISU-ISU PRIORITAS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM
DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018 (1)
6
Kemendagri
NO ISU TINDAK LANJUT
5. Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan dalam kehidupan berbangsa serta rendahnya pemahaman tentang pentingnya orientasi dan visi bersama mengenai integrasi bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan secara nasional (antara Pusat dan Daerah) serta dalam menegakkan dan memperkokoh bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pembentukan dan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di 34 Provinsi diarahkan untuk mendukung kegiatan revolusi mental dan penguatan Pendidikan karakter di daerah
Perlunya Peningkatan Kesadaran Bela Negara dan Cinta Tanah Air
6. Bermunculnya faham-faham radikal, saparatisme dan terorisme untuk menganggu persatuan dan kesatuan
Perlunya sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta peran Tokoh masyarakat, Tokoh agama dan tokoh adat dalam rangka penguatan forum kewaspdan dini masyarakat (FKDM) untuk mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI melalui pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini dan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat
7. Penyampaian pendapat yang dilakukan secara anarkis dikalangan masyarakat dengan melecehkan simbol-simbol negara, serta kecenderungan mengedepankan kepentingan golongan dan kelompok
• Perlunya komunikasi sosial politik yang melibatkan stekolder terkait/elemen masyrakat
8. Berkembangnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika Belum optimalnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika
a. Penguatan kepada Daerah dimana PEMDA harus membentuk Perda tentang Narkotika;
b. Perlunya sosialisasi dan Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan narkotika
ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM
DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018
7
Kemendagri
NO ISU TINDAK LANJUT
9. Kurangnya pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terjadi Konflik Berlatar Agama, terkait dengan kerukunan, pendirian Rumah Ibadat dan merebaknya aliran keagamaan/kepercayaan
Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta Tokoh-tokoh agama dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama
Pembentukan dan penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Perlunya Sosialisasi terkait dengan PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006
10. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal
Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik
bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal
Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
11. Penguatan Peraturan Perundang-undangan bidang politik
Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik dan peraturan pelaksananya
ISU-ISU PRIORITAS TERKAIT PEMBINAAN POLPUM
DAN TINDAK LANJUTNYA TAHUN 2018 (3)
8
14
Kemendagri
PILKADA
9 DES. 2015
PILKADA
FEB. 2017
PILKADA
JUNI 2018
269 KDH
(9G, 224B,
36W)
171 KDH
(17G, 115B,
39W)
101 KDH
(7G, 76B,
18W)
PILKADA
SERENTAK
NASIONAL
TAHUN
2024
DI 541
DAERAH
OTONOM
PILKADA
2020,
AMJ 2021
10
PILKADA
2022
Catatan: IMPLIKASI PILKADA SERENTAK, MAKA KEKOSONGAN KDH
AKAN DIISI OLEH PENJABAT KDH ATAU PELAKSANA HARIAN KDH.
LANTIK GUB/BUP/WAKO
FEB DAN JUNI 2016
LANTIK GUB/BUP/WAKO
APRIL DAN DES 2017
LANTIK GUB/BUP/WAKO JUNI DAN SEP 2019
MASJAB 2 TAHUN
PILKADA SERENTAK: Desain Nasional s.d Tahun 2024
Kemendagri
11
Penyediaan Dana Pilkada (NPHD)
Koordinasi pemeliharaan keamanan/ketertiban berdasarkan
tingkat kerawanan (IKP)
Penyiapan Daftar Penduduk Potensial
Pemilih Pemilihan (DP4)
Koordinasi kelancaran teknis penyelenggaraan Pilkada pada
masing-masing pemerintahan daerah
Peningkatan Partisipasi
Pemilih
Menjaga
Netralitas ASN
PILKADA SERENTAK: Dukungan Pemerintah
dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018
Kemendagri
(1)
Bersama Bawaslu dan pihak terkait
memetakan dan mengelola potensi
konflik, pelanggaran dan kerawanan dalam
penyelenggaraan Pilkada dengan
harapan segala bentuk potensi kerawanan dapat diantisipasi, diminimalisasi dan
dicegah.
(2)
Melakukan kajian dan
analisis untuk memenuhi kebutuhan publik dan
stakeholders akan informasi
yang akurat dan valid
(3)
Melakukan koordinasi dengan pihak Polri
dan TNI dengan berpedoman kepada
penyelenggaraan ketertiban,
ketentraman dan keamanan yang dikeluarkan oleh
Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Dalam
Negeri.
(4)
Memantapkan koordinasi
horizontal dan vertical pada aspek-aspek yang dapat
mengganggu pelaksanaan Pilkada 2018.
DUKUNGAN KOORDINASI PEMELIHARAAN
KEAMANAN & KETERTIBAN PILKADA
PILKADA SERENTAK: Dukungan Pemerintah
dalam Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018
12
Kemendagri
PEMILIHAN
APRIL 2019
PEMILIHAN
APRIL 2024
PRESIDEN
DPR
DPD
DPRD PROV
DPRD
KAB/KOTA
PRESIDEN
DPR
DPD
DPRD PROV
DPRD
KAB/KOTA
GUBERNUR
BUPATI /
WALIKOTA
13
PEMILU SERENTAK: Desain Pemilu Serentak Nasional
dan Lokal Tahun 2024
PERAN PEMERINTAH DAN PEMDA
14
1. PENUGASAN PERSONEL PADA SEKRETARIAT PPK, PANWASLU KECAMATAN DAN PPS;
2. PENYEDIAAN SARANA RUANGAN SEKRETARIAT PPK, PANWASLU KECAMATAN DAN PPS;
3. PELAKSANAAN SOSIALISASI; 4. PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK; 5. KELANCARAN TRANSPORTASI PENGIRIMAN LOGISTIK; 6. PEMANTAUAN KELANCARAN PENYELENGGARAAN PEMILU; 7. KEGIATAN LAIN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAKSANAAN PEMILU.
BANTUAN DAN FASILITAS
PASAL 434 UU No. 7 TAHUN 2017
UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA PEMILU, PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH WAJIB MEMBERIKAN BANTUAN DAN FASILITAS SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERAN LINMAS
15
Pasal 351 Ayat (4).
PENANGANAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN DI
SETIAP TPS DILAKSANAKAN OLEH 2 (DUA) ORANG PETUGAS YANG
DITETAPKAN OLEH PPS.
Penjelasan Pasal 351 ayat (4).
PETUGAS YANG MENANGANI KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN
KEAMANAN DI SETIAP TPS BERASAL DARI SATUAN PERTAHANAN
SIPIL/PERLINDUNGAN MASYARAKAT.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT Dialog politik dengan tokoh masyarakat, kader dan parpol (prov/kab/kota) dalam rangka peningkatan kesadaran
politik masyarakat melalui interaksi secara langsung dengan masyarakat
Penguatan pokja demokrasi
Pendidikan etika dan budaya politik terkait dengan seluruh pemangku kepentingan
Pendidikan politik bagi perempuan dan kaum marjinal dalam rangka meningkatkan peran perempuan dan kaum marjinal dalam politik sehingga kuota keterwakilan perempuan 30% di lembaga DPR dan DPRD maupun penyelenggara pemilu dapat terpenuhi
16
Sasaran di beberapa provinsi dengan memperhatikan daerah-daerah yang memiliki partisipasi perempuan
rendah berdasarkan IDI dan data dari Kementerian PPA
Meningkatnya IDI provinsi dengan rencana aksi di tiap provinsi
Sasaran diprioritaskan pada kab/kota yang tingkat partisipasi masyarakat dalam politik masih rendah
Sasaran diprioritaskan pada daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain, daerah pesisir, dan daerah
yang potensi kerawanan konflik cukup tinggi
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERAN PEMERINTAH DAN PEMDA DALAM MEMBERIKAN BANTUAN DAN FASILITAS PENYELENGGARAAN PEMILU
17
SOSIALISASI PEMILU dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti: seminar, penyuluhan, spanduk, banner, iklan layanan masyarakat pemilu, dll. Sasaran utama dari sosialisasi adalah pemilih muda dan pemilih perempuan.
MONITORING KELANCARAN PENYELENGGARAAN PEMILU: pembentukan tim monitoring di daerah berdasar Permendagri No.61 Tahun 2011.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANGKAH ANTISIPASI PEMILU
18
Melakukan monitoring untuk semua tahapan pemilu.
Koordinasi antarlembaga pemerintahan untuk mengantisipasi berbagai perkembangan dalam semua tahapan Pemilu.
Konsolidasi ketertiban dan keamanan antar berbagai instansi.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENEKANAN DALAM RANGKA SUKSES PEMILU
19
Samakan persepsi antara KPU, KPU prov, KPU kab/kota, Bawaslu,
Bawaslu prov, Panwaslu kab/kota, pemerintah dan pemda dalam
koordinasi pelaksanaan pemilu.
Ciptakan stabilitas politik yang kondusif dalam pelaksanaan pemilu.
Berikan dukungan kelancaran pemilu.
Ciptakan rasa aman bagi masyarakat dalam pelaksanaan pemilu.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANGKAH STRATEGIS KEDEPAN STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENATAAN KEIJAKAN DALAM MENGELOLA ORMAS
Salah satu strategI utama adalah dengan Perubahan UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas
Larangan ormas yang bertentangan dengan pancasila; Tahapan penjatuhan sanksi administratif ; Penambahan ketentuan sanksi pidana bagi ormas yang
melanggar; dan Penerapan azas contrarius actus (Lembaga yang
berwenang menerbitkan sekaligus mencabut izin)
“Perppu terbit semata-mata bukan untuk mencabut ormas namun sebagai penyempurnaan atas Undang-Undang Ormas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hukum masyarakat”
PERPPU
STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME
PENANAMAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA
PERKUAT PERAN TOKOH AGAMA DAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI LUHUR KEBANGSAAAN DAN PERSATUAN
SOSIALISASI YANG INTENS TENTANG BUDAYA PERSATUAN OLEH SELURUH MEDIA (MASSA, CETAK, ELEKTRONIK DAN MEDIA SOSIAL
PENGUATAN PERAN DETEKSI DINI PENYEBARAN PAHAM RADIKAL OLEH APARAT PENEGAK HUKUM
PROGRAM PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN ORMAS DAN SELURUH ELEMEN BANGSA SECARA MENYELURUH DAN BERKELANJUTAN
UPAYA KEMENDAGRI
Radiogram Nomor 220/2194/SJ tanggal 9 Mei 2017
Himbauan Kpd Gub/Bup/Walkot melak langkah2: Deteksi dini dan mengantisipasi terhadap setiap
perkembangan yang mengarah pada terjadinya gangguan keamanan, ketenteraman dan ketertiban umum akibat dari pembekuan dan pembubaran HTI;
Melarang segala bentuk dan aktifitas HTI di seluruh wilayah NKRI
Melakukan koordinasi dengan unsur Forkopimda, Kominda, Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan instansi terkait lainnya serta melaporkan kepada Menteri melalui Dirjen.
RADIOGRAM NOMOR 220/3370/SJ TANGGAL 25 JULI 2017
Himbauan Kpd Gub/Bup/Walkot melak langkah2: Melakukan Sosialisasi kepada seluruh unsur terkait Perppu tentang
perubahan UU Ormas. Deteksi dini dan mengantisipasi terhadap setiap perkembangan
yang mengarah pada terjadinya gangguan keamanan, ketenteraman dan ketertiban umum akibat dari pembekuan dan pembubaran HTI;
Melakukan pengawasan dan melarang segala bentuk kegiatan dan aktifitas HTI di seluruh Indonesia;
Mengantisipasi aktifitas dan pergerakan dari Ormas yang diindikasikan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pancasila serta melakukan tindakan tegas yang mengganggu ketertiban umum
Melakukan pembinaan terhadap eks anggota dan pengikut HTI serta koordinasi dengan Forkopimda, instansi terkait lainnya dan seluruh Tokoh Agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dalam menjaga situasi di wilayah masing-masing agar tetap kondusif;
Agar Gubernur dan Bupati/walikota memerintahkan Kaban kesbangpol Provinsi dan Kabupaten/Kota mensosialisasikan Perppu No. 2 Tahun 2017 serta buku Tanya jawab terkait Perppu
Terima Kasih