KELEMBAGAAN GAPOKTAN

16
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN GAPOKTAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN WILAYAH II DINAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN 2013

Transcript of KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Page 1: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN

GAPOKTAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN WILAYAH II

DINAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN 2013

Page 2: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

AMANAT UU NO. 16 TAHUN 2006 –SP3K BENTUK KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA

Pendahuluan

BENTUK KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA MELIPUTI KELOMPOK, GABUNGAN

KELOMPOK, ASOSIASI DAN KORPORASI

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN GAPOKTAN/

PETANI DIARAHKAN PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN

DAN KELEMBAGAAN GAPOKTAN/ PETANI MENJADI ORGANISASI MANDIRI DALAM

BENTUK LEMBAGAAN KEUANGAN MASYARAKAT-

AGRIBISNIS

PERMENTAN NO. 273 , PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN

GAPOKTAN/PETANI

Page 3: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Tujuan

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Gapoktan /petani, membentuk kelembagaan ekonomi petani berbasis agribisnis;

2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan ekonomi Gapoktan / petani, dalam mengelola usahatani melalui pengembangan jejaring usaha dan kemitraan dengan pelaku usaha.

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Gapoktan /petani, membentuk kelembagaan ekonomi petani berbasis agribisnis;

2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan ekonomi Gapoktan / petani, dalam mengelola usahatani melalui pengembangan jejaring usaha dan kemitraan dengan pelaku usaha.

Page 4: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Sasaran

1. Terlaksananya fasilitasi Penumbumbuhan dan pengembangan kelembagaan Keuangan masyarakat petani oleh penyuluh pertanian

2. Terlaksananya pembinaan kelembagaan Keuangan masyarakat petani oleh kelembagaan penyuluhan di berbagai jenjang tingkatan wilayah

1. Terlaksananya fasilitasi Penumbumbuhan dan pengembangan kelembagaan Keuangan masyarakat petani oleh penyuluh pertanian

2. Terlaksananya pembinaan kelembagaan Keuangan masyarakat petani oleh kelembagaan penyuluhan di berbagai jenjang tingkatan wilayah

Page 5: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Kebijakan

Page 6: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Strategi Dasar

MENGUBAH PERILAKU PETANI MENGEMBANGKAN USAHA BERORIENTASI PASAR

FASILITASI PENUMBUHAN BERBASIS POKTAN DAN GAPOKTAN

PEMBERDAYAAN USAHATANI MELALUI PENGEMBANGAN JENIS USAHA BERORIENTASI PASAR

Page 7: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Strategi Operasional

Peningkatan Kemampuan Pengurus Kelembagaan Gapoktan/Petani untuk Pengembangan Usaha

Peningkatan Kemampuan Pengurus Kelembagaan Ekonomi Petani (LKM-A)dalam Menyusun Perencanaan Agribisnis

Fasilitasi Kelembagaan Ekonomi Petani Berbadan Hukum (Koperasi/PT)

Penguatan Kelembagaan Petani melalui Pendampingan Penyuluh dan Petugas Lain

1

2

3

4

Page 8: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Peningkatan Jaringan Kemitraan Agribisnis

Peningkatan Kemampuan Anggota Poktan/Gapoktan Dalam Teknis Agribisnis Melalui Pendampingan Penyuluh (Kursus, Magang, Studi Banding, dll)

Peningkatan Kemampuan Penyuluh dalam Memfasilitasi Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani

5

6

7

Lanjutan ...

Page 9: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Pengawalan dan Pendampingan

• Penataan Kelembagaan Petani

• Organisasi dan Manajemen Kelembagaan Ekonomi Petani

• Aspek legal formal • Teknis produksi/teknologi

LKM/A

Petani Poktan Gapoktan

Pengawalan dan Pendampingan

• Manajemen Kelembagaan Ekonomi Petani

• Pengembangan Jejaring Kemitraan Usaha

• Diversifikasi Produksi• Aspek Legal formal• Pengelolaan unit usaha

BUMP

- KOPERASI- PT

KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

YANG MANDIRI DAN PROFESIONAL

Perusahaan Saprotan

Bank Mitra Usaha

BimbinganTeknis

Fasilitasi Pengembangan Usaha

Proses Pembentukan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani

Page 10: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

BANK

PERUSAHAAN•Sarana produksi•Bibit•Pakan, dll

MITRA USAHA

PETANI PETANI

PETANI

POKTAN

GAPOKTAN

TINGKAT DESA

KOPTAN

BUMP

TINGKAT KECAMATAN/KABUPATEN

Pengembangan Kelembagaan Petani menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani

Page 11: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Kriteria Umum Kelembagaan Petani yang Dapat

ditingkatkan Kapasitasnya menjadi Lembaga Keuangan Masyarakat –Agribisnis

1. Telah melakukan usaha berkelompok yang berorientasi pasar

2. Struktur organisasi memiliki kepengurusan yang menangani usaha

3. Memiliki perencanaan usaha yang disusun partisipatif

4. Memiliki pembukuan dan pencatatan usaha

5. Telah membangun jejaring dalam pengembangan usaha dengan kelembagaan petani lainnya

6. Telah membangun kemitraan usaha dengan pengusaha atau kelembagaan Ekonomi lainnya

7. Membutuhkan dukungan aspek legal formal untuk memperkuat pengembangan usaha

Page 12: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

KOPTAN

Didaftarkan pendiriannya di instansi yang menangani koperasi dan disaahkan untuk mendapat legalitas (materi penyuluhan ttg pembentukan koptan)

Page 13: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

PERSEROAN TERBATAS

Didaftarkan pendiriannya di notaris dan ditindaklanjuti dengan pendaftaran di Kementerian Hukum dan HAM (materi penyuluhan ttg pembentukan perusahaan pertanian di pedesaan)

Lanjutan ...

Page 14: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

PENGUATAN KAPASITAS

MANAJERIAL

PENGEMBANGAN JEJARING DAN KEMITRAAN

PENGEMBANGAN PELAYANAN INFORMASI

PENINGKATAN POSISI TAWAR

DENGAN BERBAGAI PIHAK

PENGEMBANGAN USAHA

Pelaksanaan

Page 15: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Penutup

1. Pengembangan lembaga keuangan masyarakat-agribisnis merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan petani agar sejajar dengan kelembagaan ekonomi lainnya dalam melaksanakan agribisnis dan agroindustri di perdesaan melalui perbaikan manajerial usahatani berskala ekonomi, pengembangan dan diversifikasi usaha yang dibangun dalam satu kelembagaan usaha formal.

2. Kelembagaan ekonomi petani yang ditumbuhkan dari pengembangan kelembagaan petani (poktan, gapoktan) diharapkan dapat memperkuat posisi tawar dan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi serta kemandirian masyarakat tani di perdesaan dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Page 16: KELEMBAGAAN GAPOKTAN

Terimakasih