Indeks Williamson

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomeia, yang merupakan gabungan kata oikos artinya rumah tangga dan nomos artinya aturan/norma atau hukum. Jadi secara etimologi, ekonomi atau oikonomeia berarti ilmu yang mengatur rumah tangga. Berikut adalah pengertian ilmu ekonomi menurut beberapa ahli: 1. Prof. Dr. J. L Mey JR Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran. 2. Adam Smith Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. 3. Paul A Samulson Ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi. 4. Lionel Robbins

description

indeks williamson dengan dan tanpa sektor perdagangan di kabupaten pemalang

Transcript of Indeks Williamson

Page 1: Indeks Williamson

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomeia, yang

merupakan gabungan kata oikos artinya rumah tangga dan nomos artinya

aturan/norma atau hukum. Jadi secara etimologi, ekonomi atau oikonomeia berarti

ilmu yang mengatur rumah tangga. Berikut adalah pengertian ilmu ekonomi

menurut beberapa ahli:

1. Prof. Dr. J. L Mey JR

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha

manusia kearah kemakmuran.

2. Adam Smith

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia

dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang

terbatas guna mencapai tujuan tertentu.

3. Paul A Samulson

Ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana

orang memilih menggunakan sumber produksi yang langka atau

terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya ke

berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi.

4. Lionel Robbins

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

manusia dalam hubungannya dalam pemenuhan kebutuhannya yang

langka.

5. Mel Vilye J Ulmer

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan

manusia yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan

konsumsi.

Walaupun memiliki beberapa pengertian yang berbeda, secara garis besar

ilmu ekonomi memiliki kesamaan yakni berawal dari kewajiban manusia untuk

memenuhi kehidupannya dan hidup dengan makmur di tengah sumberdaya yang

terbatas. Maka itulah manusia dituntut berpikir dan mencari cara bagaimana agar

Page 2: Indeks Williamson

memenuhi semua kebutuhan di tengah semua yang terbatas dan untuk

mewujudkannya disitulah muncul peran ilmu ekonomi.

Struktur perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh besarnya

sumbangan atau peranan masing-masing sektor ekonomi dalam membentuk nilai

tambah PDRB. Dari struktur perekonomian tersebut dapat diketahui corak

perekonomian suatu daerah. Berikut adalah tabel struktur ekonomi wilayah studi

yaitu Kabupaten Pemalang.

Tabel Struktur Ekonomi Kabupaten Pemalang

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010

No. Sektor Atas Dasar Harga Berlaku

2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 27,38 26,77 26,31 25,83 26,56

2 Pertambangan dan

penggalian

1,11 1,13 1,11 1,13 1,14

3 Industri Pengolahan 20,93 21,14 21,20 20,99 20,64

4 Listrik, gas, dan air minum 1,39 1,46 1,41 1,44 1,46

5 Bangunan 2,87 2,91 2,84 2,91 2,81

6 Perdagangan, hotel, dan

restoran

27,61 27,87 28,06 28,09 27,41

7 Pengangkutan dan

komunikasi

5,10 4,82 4,74 4,78 4,67

8 Keuangan, sewa, dan jasa

perusahaan

4,25 4,27 4,23 4,20 4,09

9 Jasa-jasa 9,36 9,62 10,10 10,62 11,22

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: PDRB Kabupaten Pemalang, 2010

Selama lima tahun terakhir struktur ekonomi Kabupaten Pemalang relatif

tidak terjadi pergeseran yang berarti antar sektor. Maing-masing mempunyai posisi

yang relatif sama dari tahun ke tahun dalam memberikan sumbangan pembentukan

PDRB. Dalam tahun 2010 sektor perdagangan, hotel, dan restoran mampu

memberikan sumbangan nilai tambah yang cukup besar bagi perekonomian

Kabupaten Pemalang. Hasil di sektor ini sangat besar pengaruhnya dalam

Page 3: Indeks Williamson

penciptaan nilai tambah PDRB Kabupaten Pemalang. Peranannya mulai

mendominasi sejak tahun 2006 dan terus meningkat sampai tahun 2010 dimana

sumbangannya terbesar yaitu 27,41 persen. Berikut adalah grafik struktur ekonomi

Pemalang tahun 2010.

Grafik Struktur Ekonomi Pemalang Tahun 2010

Perdagangan

Pengangkutan

Keuangan

Jasa-jasa

Pertanian

Penggalian

Industri

Listrik

Bangunan

Sumber: PDRB Kabupaten Pemalang, 2010

Dalam ilmu ekonomi, pertumbuhan ekonomi antar wilayah sangatlah

penting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk yang tinggal di

dalamnya, namun tidak semua pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sama sehingga

akan ditemui ketimpangan antar wilayah. Ketimpangan pembangunan antar wilayah

ini merupakan aspek umum yang terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah,

yang pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan kandungan SDA dan kondisi

demografi. Oleh karena itu, dengan melihat struktur ekonomi Kabupaten Pemalang

dimana sektor perdagangan, hotel, dan restoran berkontribusi paling besar, akan

dilakukan analisis angka disparitasnya. Untuk mengukur angka disparitas atau

ketimpangan tersebut dapat menggunakan salah satu pendekatan yaitu Indeks

Williamson.

1.2. Tujuan dan Sasaran

1.2.1. Tujuan

Tujuan laporan ini yaitu:

- Dapat memahami pengertian dan penghitungan Indeks Williamson

Page 4: Indeks Williamson

- Mengetahui besar kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran

sebagai penyumbang disparitas spasial di Kabupaten Pemalang

- Mengetahui tingkat disparitas sektor perdagangan, hotel, dan restoran di

Kabupaten Pemalang dalam kurun waktu 5 tahun

1.2.2. Sasaran

Sasaran laporan ini yaitu:

1. Mengidentifikasi struktur ekonomi di Kabupaten Pemalang melalui

pengumpulan data dari sumber terpercaya.

2. Mengidentifikasi disparitas sektor perdagangan, hotel, dan restoran

melalui penghitungan Indeks Williamson dengan pengumpulan data

yaitu PDRB Kabupaten Pemalang tahun 2006-2010, jumlah

penduduk yang bekerja dalam sektor perdagangan, hotel, dan

restoran tahun 2006-2010, jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah,

dan PDRB Provinsi Jawa Tengah.

3. Menganalisis kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari

hasil penghitungan dan menghasilkan kesimpulan.

1.3. Perumusan Masalah

- Apa yang dimaksud dengan Indeks Williamson?

- Bagaimana penghitungan Indeks Williamson untuk mengetahui besar

disparitas di Kabupaten Pemalang tahun 2006-2010?

- Seberapa besar tingkat disparitas sektor perdagangan, hotel, dan

restoran di Kabupaten Pemalang tahun 2006-2010?

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis Kabupaten

Pemalang terletak antara 1090 17′ 30″ – 1090 40′ 30″ BT dan 80 52′ 30″ – 70 20′ 11″

LS. Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 1.115,30 km2. Wilayah ini di

sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Purbalingga dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Pekalongan dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tegal.

Page 5: Indeks Williamson

 Secara administratif Kabupaten Pemalang terdiri atas 14 kecamatan, yang

dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di

Kecamatan Pemalang, kecamatan-kecamatan tersebut adalah Pemalang, Taman,

Petarukan, Bantarbolang,  Randudongkal,  Moga, Warungpring,  Belik,  Pulosari, 

Watukumpul,  Ampelgading,  Bodeh,  Comal,  dan Ulujami.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup pembahasan, dan

sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bagian pembahasan berisi tentang pembahasan laporan berupa

penghitungan dan analisis melalui informasi data yang didapat.

BAB III PENUTUP

Bagian penutup berisi tentang kesimpulan dari wilayah studi yang

sudah dianalisis.

Page 6: Indeks Williamson

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metode Analisis

2.1.1. Indeks Williamson

Dalam laporan ini menggunakan metode analisis Indeks Williamson yaitu

suatu metode yang dihasilkan dari studi Jeffrey G. Williamson pada tahun 1966.

Secara Ilmu Statistik, indeks ini sebenarnya adalah coefficient of variation yang lazim

digunakan untuk mengukur suatu perbedaan. Istilah Williamson Index muncul

sebagai penghargaan kepada Jeffrey G. Williamson yang mula-mula menggunakan

teknik ini untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. Walaupun

indeks ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu antara lain sensitif terhadap

definisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan, namun demikian indeks ini

cukup lazim digunakan dalam mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah.

Indeks Williamson ini menggunakan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) perkapita pada data dasar. Alasannya jelas karena yang diperbandingkan

adalah tingkat pembangunan antar wilayah dan bukan tingkat kemakmuran antar

kelompok. Dengan demikian, formulasi Indeks Williamson ini secara statistik dapat

ditampilkan sebagai berikut:

Dimana:

Vw = Indeks Williamson

yi = PDRB perkapita pada masing-masing region

y = PDRB perkapita nation

fi = Jumlah penduduk pada masing-masing region

n = Jumlah penduduk nation

Bila Vw mendekati 1 berarti sangat timpang dan bila Vw mendekati nol berarti sangat

merata. Dalam laporan ini data Kabupaten Pemalang sebagai region dan Provinsi

Jawa Tengah sebagai nation.

Page 7: Indeks Williamson

2.2. Analisis

2.2.1. Kajian Data

Berikut adalah data dari Kabupaten Pemalang dan Provinsi Jawa Tengah

yang dibutuhkan dalam menghitung Indeks Williamson.

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut Lapangan Usaha

Sektor Lapangan

Usaha

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 225,904 225,962 226,143 226,456 226,988

Pertambangan dan

Penggalian 466 485 492 513 535

Industri

Pengolahan 209,587 218,763 221,981 223,678 224,089

Listrik, Gas dan Air

Bersih 199,367 208,113 208,347 217,738 217,987

Bangunan 36,790 47,982 52,034 58,733 58,458

Perdagangan, Hotel

dan Restoran 245,982 251,456 252,098 253,489 254,789

Pengangkutan dan

Komunikasi 148,901 149,652 150,177 151,008 151,982

Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan 140,374 142,589 145,908 151,489 151,850

Jasa-jasa 104,681 105,738 106,182 112,459 112,576

Pertanian 225,904 225,962 226,143 226,456 226,988

Total

1,312,052 1,350,740 1,363,362 1,395,563

1,399,2

54

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2012

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Pemalang

2006 2007 2008 2009 2010 2007

1,264,535 1,261,353 1,391,284 1,375,240 1,358,952 1,264,535

Sumber: BKPM, 2012

Page 8: Indeks Williamson

Tabel PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Pemalang

GDRP Pemalang Regency by Industrial Origin Constant PriceTable

Sektor Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 782,843.74 794,049.20 820,579.81 848,994.72 878,452.87

Pertambangan dan penggalian 32,101.97 34,161.07 34,901.34 36,951.39 39,175.87

Industri perngolahan 657,076.24 689,361.45 722,815.20 751,958.89 788,339.53

Listrik, gas, dan air bersih 26,249.26 28,427.19 30,049.59 32,564.34 35,487.14

Bangunan 79,433.20 83,106.99 85,479.52 90,089.17 94,431.47

Perdagangan, hotel, dan restoran 785,627.42 832,798.85 881,793.37 929,411.64 973,859.63

Pengangkutan dan komunikasi 106,096.78 108,563.61 111,546.51 116,361.35 122,177.10

Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 114,357.46 120,243.49 125,649.06 131,525.71 137,994.45

Jasa-jasa 281,309.16 302,584.91 329,994.31 355,199.04 385,795.36

Total 2,865,095.20 2,993,296.75 3,142,808.70 3,293,056.25 3,455,713.42

Sumber: PDRB Kabupaten Pemalang, 2007 dan 2010

Tabel Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah

2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Penduduk 32,177,730 32,380,279 32,626,390 32,864,563 32,382,657

Sumber: BKPM, 2013

Page 9: Indeks Williamson

Tabel PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Provinsi Jawa Tengah

GDRP Jawa Tengah Province by Industrial Origin Constant PriceTable

Sektor Lapangan Usaha Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 31,002,199.11 31,862,697.60 33,484,068.44 34,949,138.35 34,955,957.64

Pertambangan dan penggalian 1,678,299.61 1,782,886.65 1,851,189.43 1,952,866.70 2,091,257.42

Industri perngolahan 48,189,134.86 50,870,785.69 53,158,962.88 54,137,598.53 61,390,101.24

Listrik, gas, dan air bersih 1,256,430.34 1,340,845.17 1,404,668.19 1,482,643.11 1,614,857.68

Bangunan 8,446,566.35 9,055,728.78 9,647,593.00 10,300,647.63 11,014,598.60

Perdagangan, hotel, dan restoran 31,816,441.85 33,898,013.93 35,626,196.01 37,766,356.61 40,055,356.39

Pengangkutan dan komunikasi 7,451,506.22 8,052,597.04 8,657,881.95 9,260,445.65 9,805,500.11

Keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan

5,399,608.70 5,767,341.21 6,218,053.97 6,701,533.13 7,038,128.91

Jasa-jasa 15,442,467.700

16,479,357.72 17,741,755.98 19,134,037.85 19,029,722.65

Total 150,682,655 159,110,254 167,790,370 175,685,268 186,995,481Sumber: Jawa Tengah dalam Angka, 2011

Page 10: Indeks Williamson

2.2.2. Penghitungan

Karena data yang diketahui adalah PDRB total, maka perlu dihitung terlebih dulu untuk mendapatkan PDRB per kapita dengan

sektor maupun tanpa sektor perdagangan.

Tabel PDRB Per kapita dengan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Kabupaten Pemalang

2006 2007 2008 2009 2010

PDRB total (1) 2,865,095.20 2,993,296.75 3,142,808.70 3,293,056.25 3,455,713.42

Jumlah Penduduk

(2)

1,264,535 1,261,353 1,391,284 1,375,240 1,358,952

PDRB per kapita

(1)/(2)*1000000

2,265,730.249 2,373,084.101 2,258,926.79 2,394,532.045 2,542,925.298

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Tabel PDRB Per kapita Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Kabupaten Pemalang

2006 2007 2008 2009 2010

PDRB total-PDRB

sektor perdagangan

(1) 2,079,467.78 2,160,497.90 2,261,015.33 2,363,644.61 2,481,853.79

Jumlah Penduduk

(2)

1,264,535 1,261,353 1,391,284 1,375,240 1,358,952

PDRB per kapita

(1)/(2)*1000000 1,644,452.53 1,712,841.607 1,625,128.536 1,718,714.268 1,826,299.818

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Page 11: Indeks Williamson

Tabel PDRB Per kapita Provinsi Jawa Tengah

2006 2007 2008 2009 2010

PDRB total (1) 150,682,655 159,110,254 167,790,370 175,685,268 186,995,481

Jumlah Penduduk (2) 32,177,730 32,380,279 32,626,390 32,864,563 32,382,657

PDRB per kapita

(1)/(2)*1000000

4,682,824.27 4,913,801.21 5,142,780.74 5,345,735.71 5,774,556.46

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Berikut adalah penghitungan Indeks Williamson dengan sektor perdagangan dan tanpa sektor perdagangan.

2.2.2.1. Dengan Sektor Perdagangan

Tabel Indeks Williamson dengan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Kabupaten Pemalang

2006 2007 2008 2009 2010

yi 2,265,730.25 2,373,084.10 2,258,926.79 2,394,532.05 2,542,925.30

y 4,682,824.27 4,913,801.21 5,142,780.74 5,345,735.71 5,774,556.46

fi 245,982 251,456 252,098 253,489 254,789

n 32,177,730 32,380,279 32,626,390 32,864,563 32,382,657

yi-y -2,417,094.02 -2,540,717.11 -2,883,853.95 -2,951,203.67 -3,231,631.16

(yi-y)2 5,842,343,506,353.95 6,455,243,427,965.3

2

8,316,613,604,930.6

0

8,709,603,072,309.43 10,443,439,967,209.50

fi/n 0.00764448 0.007765714 0.007726813 0.007713141 0.00786807

(yi-y)2.fi/n 44661675649 50129577062 64260914449 67178394345 82169712813

Page 12: Indeks Williamson

√(y1-y)2 .

f1/n

211333.0917 223896.3534 253497.3658 259187.9518 286652.5995

Vw 0.045129409 0.045564797 0.049291887 0.048484992 0.049640626

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

2.2.2.2. Tanpa Sektor Perdagangan

Tabel Indeks Williamson Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Kabupaten Pemalang

2006 2007 2008 2009 2010

yi 1,584,897.39 1,599,492.06 1,658,411.58 1,693,685.35 1,773,697.84

y 4,682,824.27 4,913,801.21 5,142,780.74 5,345,735.71 5,774,556.46

fi 1,018,553 1,009,897 1,139,186 1,121,751 1,104,163

n 32,177,730 32,380,279 32,626,390 32,864,563 32,382,657

yi-y -3,097,926.88 -3,314,309.15 -3,484,369.16 -3,652,050.36 -4,000,858.62

(yi-y)2 9,597,150,953,826.

53

10,984,645,141,773.

70

12,140,828,443,159.

10

13,337,471,831,976.1

0

16,006,869,697,228.3

0

fi/n 0.031653973 0.031188644 0.034916091 0.03413254 0.034097356

(yi-y)2.fi/n 3.03788E+11 3.42596E+11 4.2391E+11 4.55242E+11 5.45792E+11

√(y1-y)2 . f1/n 551169.6274 585317.1693 651083.9192 674716.0783 738777.3294

Vw 0.117700259 0.119116982 0.126601532 0.126215757 0.127936636

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Page 13: Indeks Williamson

2.2.3. Hasil Penghitungan

Berikut adalah hasil analisis Disparitas menggunakan Indeks Williamson:

Tabel Indeks Williamson dengan dan Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Berdasarkasn Harga Konstan Kabupaten Pemalang tahun 2006-2010

Tahu

n

Dengan Sektor

Perdagangan, Hotel, dan

Restoran

Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran

2006 0.045129409 0.117700259

2007 0.045564797 0.119116982

2008 0.049291887 0.126601532

2009 0.048484992 0.126215757

2010 0.049640626 0.127936636

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya sektor

perdagangan, hotel, dan restoran mengurangi ketimpangan yang ada di Kabupaten

Pemalang. Justru tanpa adanya sektor perdagangan, hotel, dan restoran disparitas

atau ketimpangan yang terjadi lebih besar. Berikut grafik yang membedakan antara

adanya sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan tanpa adanya sektor

tersebut.

2006 2007 2008 2009 20100

2

4

6

8

10

12

Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan RestoranDengan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sumber: Analisis Atyadhisti Anantisa, 2013

Grafik Disparitas dengan dan Tanpa Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Kabupaten Pemalang

Page 14: Indeks Williamson

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan

restoran sebagai penyumbang ekonomi terbesar mengurangi angka disparitas dan

tanpa adanya sektor tersebut mengakibatkan adanya disparitas. Dengan adanya

sektor tersebut mencerminkan distribusi pendapatan yang merata. Oleh karena itu

pemerintah dapat mengoptimalkan sektor tersebut, selain menunjang

perekonomian masyarakat sektor tersebut tidak mengakibatkan ketimpangan.

Page 15: Indeks Williamson

DAFTAR PUSTAKA

BKPM. (2013) Profil daerah Jawa Tengah [online]. Available from:

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/demografipendudukjkel

.php?ia=33&is=37 (Accessed 11 June 2013)

Sjafrizal. (2008) Ekonomi regional-teori dan aplikasi, Padang: Niaga Swadaya.

Available from: http://books.google.co.id/books?

id=hb05oLQBneQC&pg=PA108&lpg=PA108&dq=pengertian+indeks+willia

mson&source=bl&ots=kSA1Rx8fPb&sig=A1BSc5N5x1gZlmGeFRKjDtJkeIc&h

l=id&sa=X&ei=v266UfhnitatB5GagSg&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertia

n%20indeks%20williamson&f=false (Accessed 14 June 2013)

Badan Pusat Statistik. (2010) PDRB Kabupaten Pemalang

Badan Pusat Statistik. (2007) PDRB Kabupaten Pemalang

Badan Pusat Statistik. (2011) Jawa Tengah dalam Angka

Badan Pusat Statistik. (2012) Jawa Tengah dalam Angka