EFEKTIVITAS KUALIFIKASI AUDIT MEMAKSIMALKAN …Faradillah (Ilmu Ekonomi), Khaerunnisa (Teknik PWK),...
Transcript of EFEKTIVITAS KUALIFIKASI AUDIT MEMAKSIMALKAN …Faradillah (Ilmu Ekonomi), Khaerunnisa (Teknik PWK),...
EFEKTIVITAS KUALIFIKASI AUDIT MEMAKSIMALKAN
DAMPAK CORPORATE GOVERNANCE QUALITY
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Akuntansi (S.Ak) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
Oleh:
APRIANI
90400114009
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : APRIANI
NIM : 90400114009
Tempat/Tgl. Lahir : Balikpapan, 30 April 1996
Jurusan/Prodi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Babana Desa Tongke tongke Kec. Sinjai Timur Kab.Sinjai
Judul : Efektivitas Kualifikasi Audit Memaksimalkan Dampak
Corporate Governance Quality terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, Oktober 2018
Penyusun,
APRIANI
90400114009
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya
kepada Allah (Subhanahu Wata’ala) yang telah memberikan kesehatan,
kesabaran, kekuatan, rahmat dan inayah-Nya serta ilmu pengetahuan yang Kau
limpahkan. Atas perkenan-Mu jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina
Muhammad Waaala Ali Sayyidina Muhammad” juga penulis sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Efektivitas Kualifikasi Audit Memaksimalkan
Dampak Corporate Governance Quality terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” penulis
hadirkan sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi jurusan akuntansi di Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Selama penyusunan skripsi ini, tidak dapat lepas dari bimbingan, dorongan
dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak, oleh karena itu
perkenankanlah penulis menghanturkan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya terkhusus kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda
Ambotang dan Ibunda Sakka yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk
v
kesuksesan anaknya, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan
sepenuh hati dalam buaian kasih sayang kepada penulis.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Musafir Pabbabari, M.Si, Selaku Rektor beserta Wakil
Rektor I, II, III, dan IV UIN Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II
dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Jamaluddin Majid, S.E., M.si selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
4. Bapak Memen Suwandi, S.E., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
5. Bapak Dr. M. Wahyuddin A., SE., M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Sitti Aisyah S.Ag., M.Ag. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan,
petunjuk, dan arahan yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag., Ibu Lince Bulutoding, SE., M.Si. Ak,.
dan Bapak Sumarlin, SE., M.Ak. selaku penguji komprehensif yang telah
meluangkan waktunya selama proses ujian komprehensif ini hingga penulis
dapat mlanjutkan ke proses selanjutnya yaitu seminar hasil.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.
Penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepala seluruh dosen
vi
atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini, baik
sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh staf akademik, staf tata usaha, staf jurusan akuntansi, staf
perpustakaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
9. Bursa Efek Indonesia atau PT. IDX yang telah memberikan bantuan dan
informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Keluarga tercinta, terkhusus saudaraku kakak Riswal dan kakak Musfar dan
adik perempuan saya Nurfaija dan Nurfika, yang selama ini telah
memberikan semangat serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Untuk sahabatku Nur An’nizar kadir, Nurhidayah Sakri S.Ak, Miftahul Izza,
Masdiana, Hernawati A. dan Fitri Amelia, seluruh teman-teman Jurusan
Akuntansi khususnya AK 1.2 angkatan 2014 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini dan atas
kebersamannya selama kuliah
12. Rekan- rekan seperjuangan angkatan 2014 (contabilita) dan terima kasih
segala motivasi dan bantuannya selama penyelesaian skripsi ini serta kakak
senior Muriadi Akbar jurusan akuntansi angakatan 2012 sebagai teman
diskusi dan sangat membantu selama penyusunan skripsi ini.
13. Teman-teman KKN Reguler khususnya saudara-saudaraku Posko Desa
Lassa-lassa, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Hasbi W.
(Sosiologi Agama), Ali Hasyimi (Ekonomi Islam), M. Imam Hasmar (HPK),
Nur Alam (Jurnalistik), Ambo Lipu (MPI), Mulyadin (Perbandingan Mahzab
vii
dan Hukum), Nurulitha Safitri (Akuntansi), Fitriani Kadir (Manajemen), Ana
Faradillah (Ilmu Ekonomi), Khaerunnisa (Teknik PWK), NurAfiah (HPK).
Terima kasih atas persaudaraan yang singkat namun bermakna.
14. Semua teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu yang turut memberikan bantuan dan pengertian secara tulus dan
terima kasih atas doa dan sarannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis,
APRIANI
NIM. 90400114009
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv-vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii-ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1-25
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 10
C. Pengembangan Hipotesis ............................................................ 11
D. Definisi Operasional ................................................................... 17
E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 21
F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 23
G. Manfaat Penelitian ...................................................................... 24
BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................ 26-40
A. Agency Theory ............................................................................ 26
B. Teori Akuntansi Positif ............................................................... 27
C. Kualifikasi Audit ......................................................................... 28
D. Manajemen Laba ......................................................................... 30
E. Ukuran Perusahaan ..................................................................... 32
F. Leverage ...................................................................................... 33
G. ROA(Return On Assets) .............................................................. 33
H. Pertumbuhan Penjualan .............................................................. 34
I. Dampak CGQ Terhadap Manajemen Laba ................................ 35
J. Kualifikasi Audit Menginteraksi Manajemen Laba .................... 37
K. Rerangka Teoretis ....................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 41-54
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ......................................................... 41
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 41
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 42
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 44
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 45
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 45
ix
G. Metode Analisis Data .................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 55-95
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 55
B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................. 61
C. Pembahasan Penelitian ............................................................... 82
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 96-99
A. Kesimpulan ................................................................................. 97
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 98
C. Implikasi Penelitian .................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 100-107
LAMPIRAN ............................................................................................... 108-1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 1
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu .................................................................. 22-23
Tabel 3.1 : Kriteria Pengambilan Sampel ..................................................... 43
Tabel 3.2 : Sampel Penelitian........................................................................ 43
Tabel 4.1 : Prosedur Pemilihan Sampel ........................................................ 57
Tabel 4.2 : Kode dan Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................... 58
Tabel 4.3 : Uji Statistik Deskriptif Variabel ................................................. 59
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas-One Sample Kolmogrov-Simirnov Test .... 63
Tabel 4.5 : Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 64
Tabel 4.6 : Penilaian DW (Durbin-Watson) ................................................. 66
Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi- DW (Durbin-Watson) ........................... 67
Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)......................................... 68
Tabel 4.9 : Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 69
Tabel 4.10 : Hasil Uji t (Uji Parsial) ............................................................... 70
Tabel 4.11 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)......................................... 74
Tabel 4.12 : Hasil Uji F – Uji Simultan .......................................................... 75
Tabel 4.13 : Hasil Uji Selisih Mutlak.............................................................. 76
Tabel 4.14 : Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual ............................................................... 40
Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas-Histogram ............................................... 61
Gambar 4.2 : Hasil Uji Normalitas-Normal Probability Plot .......................... 62
Gambar 4.3 : Hasil Uji Heteroskedastisitas-ScatterPlot ................................. 65
xii
ABSTRAK
Nama : APRIANI
Nim : 90400114009
Judul : Efektivitas Kualifikasi Audit Memaksimalkan Dampak Corporate
Governance Quality Terhadap Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ukuran perusahaan,
leverage, return on assets, dan pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah variabel kualifikasi
audit memoderasi hubungan antara masing-masing variabel ukuran perusahaan,
leverage, return on assets, dan pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017. Total sampel
berjumlah 66 perusahaan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data
yang digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan dan data lainnya yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi berganda untuk hipotesis ukuran perusahaan, leverage, return on
assets, dan pertumbuhan penjualan. Analisis regresi linear berganda dengan uji
nilai selisih mutlak untuk hipotesis ukuran perusahaan, leverage, return on assets,
dan pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba yang dimoderasi oleh
kualifikasi audit.
Hasil penelitian dengan analisis regersi linear berganda menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan leverage dan return on assets
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian
terkait dengan variabel moderasi menunjukkan bahwa kualikasi audit tidak
memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi baik antara leverage dengan
manajemen laba maupun return on assets dengan manajemen laba. Sebaliknya,
kualifikasi audit memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi antara ukuran
perusahaan dengan manajemen laba dan pertumbuhan penjualan dengan
manajemen laba.
Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Leverage, Return On Assets, Pertumbuhan
Penjualan, Manajemen Laba, Kualifikasi Audit
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan publik di Indonesia semakin pesat. Setiap
perusahaan publik yang terdaftar di BEI wajib menyampaikan laporan keuangan
sebagai alat pertanggungjawaban pihak perusahaan (agent) kepada pihak-pihak
yang memiliki kepentingan pada perusahaan itu. Banyak pihak yang terlibat
dalam penggunaan laporan keuangan maka informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan tersebut tentu harus bisa diandalkan dan tidak menyesatkan bagi
para pemakainya agar masing-masing pihak dapat mengambil keputusan ekonomi
dengan benar (Pinkasari, 2015). Manajemen perusahaan berkewajiban untuk
menerbitkan laporan keuangan atau informasi terkait kinerja keuangan kepada
para pemegang kepentingan dan pemilik perusahaan seperti kreditur, investor
pemerintah masyarakat umum dan pihak-pihak berkepentingan lainnya sehingga
perlu dipertanyakan keakuratannya (Nugroho dan Hernawati, 2015).
Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak
manajemen. Suryandari dan Priyanto (2012) mengatakan bahwa laporan keuangan
merupakan elemen penting dalam suatu perjalanan entitas bisnis, dimana laporan
keuangan merupakan cerminan bagi perusahaan tersebut untuk menilai hasil
kinerja mereka selama beberapa perioda, perusahaan berusaha mendapatkan laba
yang optimal dalam setiap kegiatannya, oleh karena itu perusahaan harus
menentukan konsep akuntansi yang tepat dalam penyusunan laporan keuangan
2
dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Menurut Gideon (2005) parameter yang
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam laporan keuangan adalah
informasi laba yang terkandung dalam laporan laba/rugi.
Laporan laba/rugi merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan
yang sangat penting. Karena di dalam laporan laba/rugi terkandung informasi laba
yang bermanfaat bagi pengguna informasi laporan keuangan untuk mengetahui
kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan (Pambudi dan Ghozali, 2013).
Informasi laba merupakan perhatian utama dalam mengukur keberhasilan atau
kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, manajemen umumnya melakukan tindakan yang dapat membuat
laporan keuangan terlihat baik melalui pemilihan metode akuntansi untuk tujuan
tertentu yang dikenal dengan sebutan manajemen laba (Naftalia dan Masono,
2013).
Healy dan Wahlen (1998) menjelaskan bahwa manajemen laba merupakan
upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan yang bertujuan
menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau
untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka
akuntansi yang dilaporkannya. Perilaku mengatur laba cenderung memberikan
dampak yang negatif bagi pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Gumanti (2000) menyatakan bahwa manajemen laba diduga dilakukan oleh
manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan
suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang
mereka lakukan. Manajemen laba dinilai tidak menyalahi aturan dan prinsip-
3
prinsip akuntansi berterima umum. Akan tetapi, praktik manajemen laba dapat
mengikis kepercayaan investor terhadap kualitas pelaporan keuangan dan
mengurangi keandalan laba karena laba yang dilaporkan dapat menyebabkan
kesalahan dalam menggambarkan laba yang sebenarnya (Fatmawati, 2013; dalam
Dimarcia dan Krisnadewi, 2016). Kondisi tersebut digambarkan oleh Allah Swt
dalam (Q.S. Al -Baqarah : 42), dan (Q.S. Al-Hujarat : 6).
Q.S. Al-Baqarah, S. 2: 42
ŸŸωuρ (#θ Ý¡ Î6 ù=s? Y ys ø9 $# È≅ÏÜ≈ t7 ø9 $$Î/ (#θ ãΚ çGõ3s? uρ ¨, ys ø9 $# öΝçFΡr& uρ tβθ çΗs>÷ès? ∩⊆⊄∪
Terjemahannya:
Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya: 42)
Q.S. Al-Hujuurat, S. 49: 6
$ pκš‰ r' ¯≈ tƒ tÏ%©! $# (# þθãΖ tΒ#u βÎ) óΟ ä.u !% y 7,Å™$ sù :* t6 t⊥Î/ (# þθ ãΨ�t6 tG sù βr& (#θ ç7ŠÅÁ è? $ JΒöθ s% 7' s#≈ yγ pg¿2 (#θßs Î6 óÁçG sù
4’ n?tã $ tΒ óΟ çFù= yèsù tÏΒ Ï‰≈ tΡ ∩∉∪
Terjemahannya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya: 6)
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep Islam, maka
dianjurkan agar orang-orang yang beriman memeriksa terlebih dahulu dengan
teliti akan suatu berita yang dibawa atau disampaikan oleh orang lain agar tidak
menyebabkan musibah atau menyebabkan penyesalan atas perbuatan tersebut.
Ayat ini tepat digunakan sebab sesuai dengan pentingnya para investor dan para
pengguna laporan keuangan lainnya untuk terlebih dahulu memeriksa dengan teliti
4
informasi yang disajikan pada laporan keuangan suatu perusahaan, tujuannya agar
keputusan yang akan diambil oleh pemegang kepentingan nantinya tidak akan
menimbulkan penyesalan bagi pihak manapun. Dari ayat tersebut di atas
menganjurkan agar para penyampai atau pemberi suatu berita dalam hal ini
penanggung jawab laporan keuangan agar menyajikan laporan keuangan dengan
baik dan benar agar nantinya dapat dijadikan sebagai tolak ukur pengambil
keputusan yang tepat (Q.S. Al-hujuraat: 6), dan dari sisi perusahaan klien dilarang
untuk melakukan kecurangan yang dapat menimbulkan ketidakadilan (Q.S. Al -
Baqarah: 42).
Manajemen laba merupakan upaya manajemen untuk mengatur laba demi
untuk kepentingan manajemen yang dilandasi oleh faktor-faktor tertentu.
Aktivitas manajemen laba dapat mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang
kemudian dapat mempengaruhi opini auditor yang diterima perusahaan (Kristiana,
2012). Usaha-usaha yang dilakukan manajemen dalam merekayasa laporan
keuangan sering menggambarkan bahwa perusahaan dalam kondisi tidak baik
sehingga auditor dapat mengeluarkan opini going concern. Lestari dan Widhiyani
(2014) menyatakan bahwa Perusahaan yang menerima kualifikasi opini
kelangsungan usaha pada tahun sebelumnya dijadikan pertimbangan penting oleh
auditor dalam mengeluarkan kualifikasi opini kelangsungan usaha tahun berjalan,
jika tidak ada tanda–tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang
dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.Kondisi tersebut
digambarkan oleh Allah Swt dalam (Q.S. Asy-syu’araa: 181-184) dan (Q.S. An-
Nisa: 29).
5
Q.S. Asy-syu’araa, S. 26: 181-184
* (#θ èù÷ρr& Ÿ≅ ø‹s3ø9 $# Ÿωuρ (#θ çΡθ ä3s? zÏΒ zƒ Î�Å£÷‚ ßϑø9 $# ∩⊇∇⊇∪ (#θ çΡΗ uρ Ĩ$ sÜó¡ É)ø9 $$ Î/ ËΛ É)tF ó¡ ßϑø9 $# ∩⊇∇⊄∪
Ÿωuρ (#θ Ý¡y‚ ö7s? } $ ¨Ζ9 $# óΟèδ u !$ u‹ô© r& Ÿωuρ (# öθ sW ÷ès? ’Îû ÇÚ ö‘F{ $# t ωš ø ãΒ ∩⊇∇⊂∪ (#θ à)?$#uρ “Ï% ©!$#
öΝä3s) n=s{ s' ©#Î7Éf ø9 $#uρ t,Î!ρ F{$# ∩⊇∇⊆∪
Terjemahannya: Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan (181) dan timbanglah dengan timbangan yang lurus (182) dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlahkamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (183) dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umatyang dahulu (184). (Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya: 181-184)
Q.S. An-Nisa, S. 4: 29
$ yγ •ƒ r' ¯≈ tƒ š Ï%©! $# (#θ ãΨtΒ#u Ÿω (# þθ è=à2ù' s? Νä3s9≡ uθ øΒ r& Μà6 oΨ÷�t/ È≅ÏÜ≈ t6 ø9 $$Î/ Hω Î) βr& šχθä3s?
¸οt�≈ pgÏB tã <Ú#t� s? öΝ ä3ΖÏiΒ 4 Ÿωuρ (# þθ è=çF ø)s? öΝä3 |¡à Ρr& 4 ¨βÎ) ©!$# tβ% x. öΝä3 Î/ $ VϑŠÏm u‘ ∩⊄∪
Terjemahannya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya: 29)
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep Islam kita
diajarkan untuk mengukur secara adil, jangan dilebihkan untuk diri kita dan
jangan dikurangi untuk orang lain (Q.S. Asy-syu’araa: 181-184). Sama seperti
seorang auditor yang dituntut untuk mengungkapkan suatu pendapat secara
independen dan mengukur kekayaan perusahaan klien secara adil dan benar. (Q.S.
An-Nisa: 29) ini menjelaskan tentang bagaimana setiap orang seharusnya
bertindak jujur dalam keadaan dan kondisi apapun terutama ketika
berlangsungnya perniagaan. Tindakan jujur seharusnya dipegang teguh oleh pihak
manajemen perusahaan salah satunya dengan menyajikan laporan keuangan
6
secara sebenarnya, agar tidak terjadi asimetri informasi antara pihak manajemen
perusahaan dan pihak penggunan laporan keuangan.
Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang besar terhadap
audit untuk melanjutkan usahanya, auditor perlu menyampaikan kondisi tersebut
dalam laporan auditnya (Petronela, 2007). Dengan adanya keraguan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya maka auditor dapat
memberikat opini audit going concern (opini modifikasi) (Januarti, 2009). Opini
yang dikeluarkan oleh auditor harus berisikan informasi yang menggambarkan
bagaimana keadaan yang sebenarnya. Informasi yang ada haruslah berkualitas,
dan biasanya informasi yang berkualitas dikeluarkan oleh auditor yang berkualitas
juga.
Fenomena yang sering terjadi hubungannya dengan manajemen laba
biasanya timbul karena adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek
manajemen keuangan itu sendiri yang secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Sebagai contoh
salah satu kasus manajemen laba yang baru-baru ini terjadi adalah skandal
akuntansi yang dilakukan Toshiba. Seperti yang dimuat dalam money.cnn.com
oleh Yan (2015), kasus ini bermula ketika Toshiba sendiri mulai menyelidiki
praktik akuntansi di divisi energi. Menurut sebuah komite independen, perusahaan
menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar ¥ 151,8 milyar ($ 1,2 milyar)
selama tujuh tahun. Akibat skandal akuntansi yang mengguncang perusahaan,
saham Toshiba telah turun sekitar 20% sejak awal april ketika isu-isu akuntansi
ini terungkap. Nilai pasar perusahaan hilang sekitar ¥ 1.673 triliun ($ 13,4 milyar)
7
dan para analis memperkirakan saham Toshiba masih akan terus menurun.
Toshiba yang merupakan salah satu merek elektronik paling dikenal di dunia serta
memiliki reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan akibat skandal akuntansi
yang telah dilakukan perusahaaan.
Praktik manajemen laba juga telah memunculkan beberapa kasus skandal
pelaporan akuntansi yang begitu besar. Deteksi merupakan tindakan awal yang
dilakukan terhadap adanya praktik manipulasi atas laporan keuangan. Salah satu
penyebab terjadinya kasus-kasus ini adalah karena lemahnya penerapan praktik
corporate governance di Indonesia. Corporate governance merupakan suatu
mekanisme yang menjelaskan aturan main, prosedur dan hubungan antara pihak
pengambil keputusan dengan pihak yang melakukan pengendalian terhadap
keputusan yang dibuat tersebut (Arifin, 2005). Karakteristik corporate
governance juga dapat berkontribusi terhadap pendapatan manajemen yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya dan dikaitkan dengan pendapatan
manajemen dan kualitas tata kelola perusahaan. Abbadi, dkk,. (2016) dalam
penelitiannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tata kelola
perusahaan atau corporate governance quality yaitu ukuran perusahaan dan
leverage. Dimana dalam penelitian ini memasukkan ukuran perusahaan yang
diukur secara alami logaritma total aset pada akhir tahun untuk mengendalikan
pengaruh ukuran perusahaan pada akuntansi pilihan. Disini juga memasukkan
variabel tingkat leverage yang diukur sebagai rasio total hutang terhadap total
aset.
8
Kualitas tata kelola perusahaan juga memasukkan dua indikator
perusahaan kinerja sebagai variabel kontrol, pertumbuhan penjualan dan return on
assets. Pertumbuhan penjualan diukur sebagai hubungan antara perbedaan volume
penjualan dan penjualan periode sebelumnya. Diharapkan bahwa perusahaan yang
memiliki pertumbuhan penjualan tinggi cenderung tidak termotivasi untuk terlibat
dalam pendapatan praktik manajemen karena keuntungan mereka dari pangsa
pasar yang kuat dimana pangsa pasarnya kuat memimpin perusahaan untuk
mencapai skala yang lebih besar dalam operasinya dan meningkatkan
profitabilitas. Perusahaan akan mendapatkan pangsa pasar asalkan
memaksimalkan pertumbuhan dan memaksimalkan pertumbuhan adalah cara
untuk memaksimalkan keuntungan (Wernerfelt, 1986). Perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan lebih tinggi cenderung tidak terlibat dalam praktik
manajemen laba (Bowen dkk., 2003; dalam Abdularahman dan Ali, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk., (2017) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan sangat mempengaruhi terjadinya manajemen laba karena
semakinbesar suatu perusahaan harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor
atau pemegang sahamnya. Penelitian Lee and Choi (2002), Saleh, dkk., (2005),
Liu dan Lu (2007), dan Cornettet, dkk., (2009) menemukan bahwa ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadapbesaran pengelolaan
laba. Perusahaan yang besarlebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka
akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga
berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution
9
dan Setiawan, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan
semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk., (2017) menemukan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Saleh, dkk., (2005) dan Lin, dkk., (2009)
yangmenemukan bahwa leverage mempunyai hubungan positif dengan
manajemen laba. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Agustia (2013) diketahui
bahwa leverage ratio berpengaruh terhadap earnings management. Hasil ini
menunjukkan bahwa perusahaanyang mempunyai rasio leverage yang tinggi,
berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya
akan cenderung melakukan manipulasidalam bentuk manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk., (2017) Return of assets
(ROA) berpengaruh terhadap praktek manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Baik, dkk., (2011), Satya (2013), Hamza dan Lakhal (2010)
yang menemukan pengaruh positif profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
pada manajemen laba. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan
penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila
manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan
dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
(Silviana dan Arsyik, 2016). Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuan yang
tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yag besar. Penjualan
yang tinggi akan meningkatkan perusahaan.
Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait
10
masalah akuntansi keuangan, dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas
Kualifikasi Audit Memaksimalkan Dampak Corporate Governance Quality
Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI).“
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau
yang sudah go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh
akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang go public, maka semakin banyak
pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang
memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap laporan
keuangan. Karakteristik corporate governance quality juga dapat berkontribusi
terhadap pendapatan manajemen yang telah digunakan dalam penelitian
sebelumnya dan dikaitkan dengan pendapatan manajemen dan tata kelola
perusahaan yang ditengarai mampu menghambat aktivitas manajemen laba.
Adapun pertanyaan pada penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?
3. Apakah roa (return on assets) berpengaruh terhadap manajemen laba?
4. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap manajemen laba?
11
5. Apakah kualifikasi audit memaksimalkan dampak ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba?
6. Apakah kualifikasi audit memaksimalkan dampak leverage terhadap
manajemen laba?
7. Apakah kualifikasi audit memaksimalkan dampak roa (return on assets)
terhadap manajemen laba?
8. Apakah kualifikasi audit memaksimalkan dampak pertumbuhan penjualan
terhadap manajemen laba?
C. Pengembangan Hipotesis
Perusahaan yang berukuran besar merupakan perusahaan yang memiliki
tingkat penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi dan
melibatkan lebih banyak pihak (Siregar, 2017). Oleh karena itu, perusahaan akan
menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih berhati–hati dan akurat,
sehingga publik akan menilai bahwa keadaan perusahaan tersebut dalam kondisi
baik. Hal ini yang memicu pihak manajemen melakukan praktik manajemen laba.
Pemikiran tersebut didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan
Siddharta (2005) dan Ekarini (2006) yang menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengelolaan laba. Artinya
semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil pengelolaan laba yang
dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan-perusahaan kecil lebih cenderung
melakukan pengelolaan laba dibandingkan perusahaan besar.
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
12
Menurut Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa praktik perataan laba yang
merupakan salah satu bentuk manajemen laba yang sering dilakukan oleh
perusahaan ketika mereka menghadapi paksaan dari kreditor dengan cara
mengubah metode akuntansinya. Semakin besar hutang suatu perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya, maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh
perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin besar rasio leverage
menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak
eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga)
yang harus dibayar oleh perusahaan (Gunawan, dkk., 2015). Dengan demikian
semakin meningkatnya rasio leverage (dimana beban hutang juga semakin besar)
maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan,
karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.
H2: Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Dalam penelitian ini
rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Semakin tinggi
nilai ROA maka semakin efektif pengelolaan aset dalam menghasilkan laba
operasi perusahaan. Hasil tersebut memberikan bukti bahwa apabila kinerja
perusahaan berada dalam kinerja buruk maupun kinerja yang baik, akan memicu
manajer bertindak oportunis dengan menaikkan laba atau menurunkan laba
akuntansi sesuai dengan kondisi kinerja perusahaan tersebut. Apabila kinerja
buruk pihak manajemen akan melakukan tindakan manajemen laba dengan cara
menaikkan laba akuntansinya, begitu pula sebaliknya bila perusahaan berkinerja
13
baik pihak manajemen akan melakukan tindakan manajemen laba dengan cara
menurunkan laba akuntansinya (Suyudi, 2009).
H3: ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba
Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat
bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba
perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
tren keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan
perusahaan untuk tetap survive. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan
penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila
manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan
dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
(Silviana dan Arsyik, 2016). Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuan yang
tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yag besar. Penjualan
yang tinggi akan meningkatkan perusahaan. Tingginya penjualan akan
meningkatkan laba perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan
menunjang pertumbuhan perusahaan.
H4: Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penilai apakah perusahaan
berkembang dengan baik atau tidak. Perusahaan besar dianggap mampu
menjalankan usahanya dengan baik, terbukti dengan kemampuan perusahaan
memperluas usahanya. Perusahaan besar kurang memiliki motivasi dalam
14
melakukan praktik manajemen laba. Hal ini dikarenakan pemegang saham dan
pihak-pihak yang berkepentingan di perusahaan besar dianggap lebih kritis
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Basis investor yang lebih besar terdapat
pada perusahaan besar, sehingga perusahaan besar mendapat pressure yang lebih
kuat untuk bisa menampilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (Prasetya
dan Gayatri, 2016).
Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan
dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan diproksikan menggunakan total aktiva.
Nilai aktiva dipilih karena nilai yang dimiliki relatif lebih stabil dibadingkan
dengan proksi lain. Menurut Widyantari (2010); dalam Wibison (2013)
mengatakan bahwa perusahaan dengan total aktiva yang besar menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap
ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif panjang. Mutchler (1985) dikutip dari Sulistya
dan Sukartha (2013) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini
audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai bahwa
perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan keuangannya daripada
perusahaan kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa
efektifitas kualifikasi audit memaksimalkan dampak ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba, sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Kualifikasi audit memaksimalkan hubungan antara dampak ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba
15
Rudyawan dan Badera (2008) mengemukakan bahwa rasio leverage
merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu pada jumlah pendanaan
yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditor. Rasio leverage yang tinggi
dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio
leverage, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan
dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa praktik perataan laba yang
merupakan salah satu bentuk manajemen laba yang sering dilakukan oleh
perusahaan ketika mereka menghadapi paksaan dari kreditor dengan
caramengubah metode akuntansinya. Semakin besarnya rasio leverage
mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin
meningkat. Investor untuk melihat kemampuan dan resiko perusahaan, salah
satunya dengan leverage rasio. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang
mendapatkan opini audit going concern. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
berpendapat bahwa efektifitas kualifikasi audit memaksimalkan dampak leverage
terhadap manajemen laba, sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H6: Kualifikasi audit memaksimalkan hubungan antara dampak leverage
terhadap manajemen laba
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba terkait
dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998; dalam
Kristiana, 2012). Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen
16
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset
(ROA). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset
yang dimanfaatkan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin efektif pengelolaan
aset dalam menghasilkan laba operasi perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, semakin tinggi
tingkat profitabilitas maka semakin rendah pula kemungkinan pemberian opini
audit going concern oleh auditor. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas rendah maka cenderung akan mendapatkan opini audit going
concern (Komalasari, 2004). ROA merupakan salah satu bentuk analisis
profitabilitas untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya guna
menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa
efektifitas kualifikasi audit memaksimalkan dampak ROA terhadap manajemen
laba, sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Kualifikasi audit memaksimalkan hubungan antara dampak return on
assets terhadap manajemen laba
Rasio pertumbuhan penjualan menghitung kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam posisi ekonomi, baik dalam industri itu sendiri maupun dalam
kegiatan ekonomi secara global. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
(Rudyawan dan Badera, 2008). Penjualan yang terus meningkat akan memberikan
17
peluang untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan
penjualan maka semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini
audit going concern. Sebaliknya, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang
negatif mengindikasikan akan mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat
melanjutkan kegiatan operasinya sehingga kemungkinan mendapatkan opini audit
going concern.
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam penelitian ini, pertumbuhan
perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Perusahaan dengan
pertumbuhan yang baik akan mampu meningkatkan volume penjualannya
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, semakin tinggi
rasio pertumbuhan penjualan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini audit going concern. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
berpendapat bahwa efektifitas kualifikasi audit memaksimalkan dampak
Pertumbuhan Penjualan terhadap manajemen laba, sehingga peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H8: Kualifikasi audit memaksimalkan hubungan antara dampak
pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, definisi operasional dari variable-variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
a. Manajemen Laba
18
Model penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu manajemen
laba atau Earning Management. Manajemen laba merupakan suatu intervensi
dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan
sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper dan Vincent,
1989). Penggunaan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba
dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model (Dechow, dkk., 1995).:
(1) Menghitung total accrual (TAC) yaitu laba bersih tahun t dikurangi arus kas
operasitahun t dengan rumus sebagai berikut:
= −
…………………………………………………………………...(1)
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persaman regresiOrdinary
Least Square (OLS) sebagai berikut:
TAit / Ait-1= β1(1 / Ait-1) + β2(ΔRevt/ Ait-1) + β3(PPEt/
Ait1)+e....................................................................................................... (2)
(2) Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary
accruals (NDA) dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = β1(1 / Ait-1) + β2(ΔRevt/ Ait-1 – Δ Rect/ Ait-1) + β3(PPEt/
Ait1).........................................................................................................(3)
(3) Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut:
DAit = TAit / Ait-1–
NDAit.......................................................................................................(4)
Keterangan:
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
19
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t
e = error
2. Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan.Perusahaan besar cenderung
bertindak hati - hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan dan cenderung
melakukan pengelolaan laba secara lebih efisien.Ukuran perusahaan merupakan
atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari nilai buku aktiva (Soliha dan Taswan, 2002)
=
b. Leverage
Rasio leverage atau hutang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio hutang adalah rasio
yang membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman. Rasio
leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar
20
risiko yang dihadapi perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di
masa depan juga akan makin meningkat, Foster (1986:65) mengungkapkan bahwa
terdapat hubungan antara rasio leverage dan return perusahaan. Artinya hutang
yang digunakan untuk memprediksi keuntungan yang memungkinkan bisa
diperoleh bagi investor jika berinvestasi pada suatu perusahaan. Penelitian ini
menggunakan debt ratio (debt to total asset) sebagai alat untuk mengukur
kesehatan perusahaan dari sisi pengembalian utang terhadap aset. Proksi yang
digunakan sebagai berikut:
=
Keterangan:
DR : Debt Ratio
Total Debt : Jumlah Kewajiban
Total Assets : Jumlah Aset
c. ROA (Return On Assets)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
kegitan bisnis yang dilakukannya. Husnan dan Pudjiastuti (2004:72) mengatakan
bahwa ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan
memperoleh laba dari operasi perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas
diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total asset.
=
21
d. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan operasional
perusahaan di periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan dimasa yang akan datang. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006)
pertumbuhan penjualan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut
Davie (2003); dalam Deitiana (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan, bahkan
secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable
growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan.
Pertumbuhan penjualan dihitung sebagai berikut:
=−
−
%
Keterangan :
S1 = Penjualan bersih pada periode sekarang (1)
St-1 = Penjualan bersih pada periode tahun lalu (t-1)
3. Variabel Moderasi
a. Opini Audit
Variable opini audit menggunakan variable dummy. Jika perusahaan
klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka
diberikan nilai 0. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 1.
E. Penelitian Terdahulu
Laporan keuangan merupakan elemen penting dalam suatu perjalanan
entitas bisnis, dimana laporan keuangan merupakan cerminan bagi perusahaan
22
tersebut untuk menilai hasil kinerja mereka selama beberapa perioda, perusahaan
berusaha mendapatkan laba yang optimal dalam setiap kegiatannya, oleh karena
itu perusahaan harus menentukan konsep akuntansi yang tepat dalam penyusunan
laporan keuangan dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Laporan keuangan
merupakan proses akhir dari akuntansi yang mempunyai proses akhir dalam
proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian
kinerja sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk
menyampaikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Pada saat auditor menetapkan bahwa ada
keraguan yang besar terhadap audit untuk melanjutkan usahanya, auditor perlu
menyampaikan kondisi tersebut dalam laporan auditnya. Adapun hasil penelitian
sebelumnya adalah dapat dilihat pada tabel 1.1:
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Saftiana (2017)
Corporate
governance
quality, firm size
and earnings
management:
empirical study in
Indonesia Stock
Exchange
1. Corporate
governance
quality
2. firm size
3. earnings
management
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian, hanya pengaruh berpengaruh nyata terhadap Earning Management,
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Management, namun semuavariabel berpengaruh secara simultan signifikan terhadap Earning
Management.
Abaddi (2016)
Corporate
Governance
Quality and
Earnings
Management:
Evidence from Jordan
1. Corporate
Governane
2. Leverage, 3. ukuran
perusahaan, 4. pertumbuhan
penjualan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen laba dipengaruhi secara negatif oleh perusahaan kualitas pemerintahan. Khususnya; Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen laba dipengaruhi secara negatif oleh keseluruhan kategori indeks pemerintahan yang diwakili oleh audit dan
23
5. ROA 2. nominasi dan komite kompensasi. 3. Ukuran perusahaan dan pertumbuan penjulaan
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 4. Leverage dan ROA berpengaruh positif
terhadap manajemen laba.
Rudyawan (2009)
Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan Reputasi Auditor
1. Pertumbuhan Perusahaan
2. Leverage Manajemen Laba
3. Pertumbuhan Perusahaan,
4. Reputasi Auditor
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel model prediksi kebangkrutan berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern.
2. pertumbuhan perusahaan, leverage, dan reputasi auditor tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern.
Suryani (2014)
Praktik Manajemen Laba, Pertumbuhan Perusahaan, Price
Earning Ratio, Audit Report Lag
Terkait Penerimaan Opini Audit Going
Concern
1. Manajemen Laba,
2. Pertumbuhan Perusahaan,
3. Price Earning
Ratio,
4. Audit Going
Concern
1. Hasil ini menunjukan bahwa variabel praktik manajemen laba yang diproksikan dengan discretionaryaccrual (DA) dan variabel audit reportlag nilainya meningkat, maka kemungkinan penerimaan opini audit goingconcern akan meningkat,
2. Apabila price earning ratio meningkat maka kemungkinan penerimaan opini audit goingconcern akan menurun dan pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit goingconcern.
Setyarno (2006)
Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going
Concern
1. Kualitas Audit 2. Kondisi
Keuangan Perusahaan
3. Opini Audit Tahun Sebelumnya
4. Pertumbuhan Perusahaan
5. Opini Audit Going
Concern
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap peneriman opini audit going concern
2. Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka penelitin ini
bertujuan untuk:
1. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
2. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap manajemen laba
24
3. Untuk menguji pengaruh roa (return on assets) terhadap Manajemen Laba
4. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
5. Untuk menguji kualifikasi audit memaksimalkan dampak ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba
6. Untuk menguji kualifikasi audit memaksimalkan dampak leverage
terhadap manajemen laba
7. Untuk menguji kualifikasi audit memaksimalkan dampak roa (return on
assets) terhadap manajemen laba
8. Untuk menguji kualifikasi audit memaksimalkan dampak pertumbuhan
penjualan terhadap manajemen laba
G. Manfaat Penelitian
1. Teoretis: Dalam penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan Agency
Theory. Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan
sebuah kesepakatan antara pemilik perusahaan dengan manajemen,
dimana pengelolaan operasional perusahaan tersebut dilakukan oleh
manajemen yang berdasar pada kuasa pemilik dikenal sebagai kontrak
keagenan. Teori keagenan merupakan teori yang menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang dengan pihak yang
menerima wewenang dalam bentuk kontrak kerjasama. Kontrak kerjasama
yang dilakukan dapat menimbulkan konflik keagenan yang disebabkan
oleh kepentingan yang saling bertentangan antara prinsipal dan agen.
Untuk mengatasi dan meminimalisasi konflik keagenan menimbulkan
biaya yang disebut dengan biaya agensi, merupakan biaya yang
25
berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa
manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual
perusahaan sehingga dapat dicapainya kualitas dalam pelaporan informasi
keuangan perusahaan. Adanya kepentingan yang berbeda antara pemilik
dengan manajemen tentu saja menimbulkan konflik, terjadinya konflik
cenderung menyebabkan manajemen diganti dan pergantian manajemen
diikuti dengan pergantian auditor.
2. Praktis: Diharapkan bagi perusahaan, membantu manajemen dalam
mengambil kebijakan akuntansi yang lebih tepat terkait manajemen laba
agar tidak merugikan para pemakai laporan keuangan lainnya. Selain itu
diharapkan pula bagi Investor, membantu dalam memahami praktek
manajemen laba yang dilakukan perusahaan sehingga dapat mengambil
keputusan berinvestasi yang lebih baik dan meminimalkan adanya
manipulasi laba yang mungkin terjadi dan dapat memberi informasi pada
investor dalam menghadapi pilihan investasi dan menganalisa perusahaan
melalui informasi keuangan yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu
sebagai alat pengambilan keputusan serta memahami tingkat
pengungkapan pada laporan keuangan.
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan sebuah
kesepakatan antara pemilik perusahaan dengan manajemen, dimana pengelolaan
operasional perusahaan tersebut dilakukan oleh manajemen yang berdasar pada
kuasa pemilik dikenal sebagai kontrak keagenan. Di dalam perusahaan terdapat
suatu hubungan antara pemilik perusahaan yang disebut prinsipal dengan
manajemen yang mengelola perusahaan yang disebut agen. Pihak pemilik
perusahaan maupun manajemen mempunyai kepentingan masing-masing dan
berusaha untuk memenuhi kepentingan tersebut. Manajemen perusahaan
mempunyai kepentingan pribadi yang mungkin saja berbeda dengan tujuan
pemilik perusahaan, yang menginginkan perusahaan lebih maju sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Sedangkan manajemen perusahaan
mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dengan biaya pihak lain, sehingga tidak memperhitungkan risiko kerugian yang
ada.
Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan. Teori
agensi berfokus pada dua pihak yaitu principal (pemilik) dan pengelola atau agent
yang masing-masing pihak berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya
sendiri, sehingga menimbulkan konflik kepentingan diantara principal dan agent
(Agustina dan Ahmar, 2014). Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung
jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai
27
imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan
demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana
masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendaki (Priantinah, 2008).
B. Teori Akuntansi Positif
Praktik manajemen laba ini didasarkan kepada teori akuntansi positif
(positive accounting theory), yaitu suatu teori yang salah satu tujuannya mencapai
bentuk seperti keadaannya sekarang dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi
(Abdullah dan Ainun¸ 2017). Teori ini menyediakan pertimbangan dalam
menjelaskan fenomena yang saat ini sedang terjadi akan tetapi belum di
dokumentasikan. Teori akuntansi positif dikemukakan oleh Watts dan
Zimmerman (1986) dengan tujuan untuk menguraikan dan menjelaskan
bagaimana proses akuntansi dari awal hingga masa sekarang dan bagaimana
informasi akuntansi disajikan agar dapat dikomunikasikan kepada pihak lain
didalam perusahaan.
Menurut Pratiwi (2014) Teori akuntansi positif merupakan teori akuntansi
yang berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri-ciri
suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para
pembuat laporan keuangan. Teori ini dapat memberikan pedoman kepada para
pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan
atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Hubungan
antara manajemen dan pemakai laporan keuangan dapat dijelaskan dengan teori
akuntansi positif. Menurut Luhgianto (2008) teori ini memiliki tiga hipotesis yang
28
mengambarkan masing-masing hubungan antara manajemen dengan stakeholders
perusahaan diantaranya yaitu yaitu hipotesis program bonus (bonus plan
hypotesis), hipotesis perjanjian utang (debt covenant hypotesis), dan hipotesis kos
politis (political cost hypotesis).
C. Kualifikasi Audit
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan. Auditor
berfungsi untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang telah diaudit dan
sekaligus bertanggung jawab atas opini yang telah dikeluarkannya. Opini audit
merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai
kewajaran perjanjian laporan keuangan perusahaan yang diauditnya (Kurniaty,
2014). Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001) dijelaskan bahwa tujuan
audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan
pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Setiyanti (2012) berpendapat bahwa opini atau pernyataan pendapat
merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit dan diberikan atas
pertimbangan professional akuntan yang telah diatur dalam SPAP. Auditor
mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian laporan keuangan perusahaan
kepada masyarakat, yaitu dengan cara melaksanakan audit atas kewajaran laporan
keuangan ditinjau dari kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Selain itu, auditor juga memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam
29
menjadikan laporan keuangan berbagai perusahaan dapat diperbandingkan,
sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan
diambil dalam menginvestasikan dananya.
Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah selesai
melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien. Kelima jenis
opini tersebut adalah :
1. Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian).
Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit
sesuai dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam
lingkup audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam
penyusunan laporan keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi
berterima umum.
2. Unqualified Opinion With Explanatory Language (Pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas).
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan
oleh auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi
tertentu yang memerlukan penjelasan.
3. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
disajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha
dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akntansi berterima umum, kecuali
untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
30
4. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar).
Pendapat ini merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa
pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan
klien tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan. Selain itu, pendapat tidak
wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti
kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.
5. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat).
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat
adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun
karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup
tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara
auditor dengan kliennya.
D. Manajemen Laba
Scott (2000) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak
utang dan political costs (Oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan
memandang laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings
Management), di mana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas
untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-
kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham
31
perusahaan melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba dan
pertumbuhan laba sepanjang waktu (Kusumawardhani, 2012).
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat
mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil
rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000).
Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap
proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa
keuntungan pribadi (Schipper, 1989).
Menurut Setiawati dan Na’im (2000) manajemen laba dapat dilakukan
dengan tiga teknik, yaitu: 1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi
akuntansi; 2) Mengubah metode akuntansi; 3) Menggeser periode biaya atau
pendapatan. Rahmawati dan Qomariah (2006) berpendapat bahwa hanya manajer
yang dapat mengobservasi laba ekonomi perusahaan untuk setiap periode.
Sebaliknya, pihak lain mungkin dapat menarik kesimpulan sesuatu mengenai laba
ekonomi dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan, sebagaimana yang
diungkapkan oleh manajer. Dalam menyiapkan laporan mungkin manajer dapat
memindah antarperiode, pada saat sebagian laba ekonomi diketahui sebagai laba
akuntansi dalam laporan keuangan. Richardson (1998); dalam Rahmawati dan
Qomariah (2006) menunjukkan bukti hubungan antara ketidakseimbangan
informasi dengan manajemen laba.
32
E. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui
apakah perusahaan memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga
memungkinkan dilakukan manajemen laba (Kusumawardhani, 2012). Ukuran
perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, penjualan dan
nilai pasar saham. Keputusan ketua Bapepam No. Kep 11/PM/1997 menyebutkan
perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan
hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar rupiah,
sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang memiliki total aktivanya
di atas seratus milyar rupiah.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan
investor dalam menilai aset maupun kinerja perusahaan. Besar kecilnya suatu
perusahaan dapat dilihat dari total aktiva (asset) dan total penjualan (net sales)
yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa penelitian menggunakan ukuran aktiva
sebagai wakil dari ukuran perusahaan. Ekarini (2006) mengemukakan bahwa
perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki informasi lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran
perusahaan biasanya informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan dalam
perusahaan tersebut semakin banyak. Semakin besar suatu perusahaan, semakin
besar pula kemampuan untuk mendapat pinjaman karena perusahaaan besar
relative lebih mampu untuk menghasilkan laba.
33
F. Leverage
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh
perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang dihadapi perusahaan.
Semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk
menghasilkan laba di masa depan juga akan makin meningkat. Foster (1986: 65)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara rasio leverage dengan return
perusahaan. Artinya hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang
kemungkinan bisa diperoleh bagi investor jika berinvestasi pada suatu perusahaan.
Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan hutang (Irham, 2012; dalam Kodriyah dan Anisah, 2017). Penggunaan
utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan, karena perusahaan
akan termasuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang
tersebut. Sehingga dapat diduga akan melakukan earning management karena
perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran
hutang pada waktunya. Menurut Agustia (2013) mendefinisikan leverage adalah
sebagai berikut “Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk penggunaan aktiva atau dana yang mempunyai
beban tetap untuk memperbesar tingkat pengahasilan bagi pemilik perusahaan”.
G. ROA (Return On Assets)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
kegitan bisnis yang dilakukannya. Husnan dan Pudjiastuti (2004); dalam Pantow,
dkk., (2015) mengatakan bahwa ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan
34
aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA berguna untuk mengukur sejauh
mana efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya (Siahan, 2004).
Kurniasih dan Sari (2013) menyatakan bahwa ROA menggambarkan
kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba). Semakin tinggi
ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan
aktiva perusahaan. Menurut Lestari dan Toto (2007) ROA merupakan pengukur
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi rasio
ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih.
H. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan operasional
perusahaan di periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan dimasa yang akan datang. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006)
pertumbuhan penjualan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Tingkat
pertumbuhan penjualan menunjukkan tingkat perubahan penjualan dari tahun ke
tahun. Semakin tinggi tingkat pertumbuhannya, suatu perusahaan akan lebih
banyak mengandalkan pada modal eksternal. Menurut Brigham dan Houston
(2006); dalam Mahapsari dan Taman (2013) sebuah perusahaan yang
penjualannya relatif stabil akan aman dalam mengambil lebih banyak hutang dan
menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan yang
penjualannya tidak stabil.
35
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur
dengan rasio pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan
mampu meningkatkan volume penjualan dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Penjualan yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional
perusahaan berjalan dengan semestinya. Sebuah perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan yang positif mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya (Meriani dan Krinadewi, 2010).
I. Dampak Corporate Governance Quality Terhadap Manajemen Laba
1. Ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
Perusahaan yang berukuran besar merupakan perusahaan yang memiliki
tingkat penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi dan
melibatkan lebih banyak pihak (Siregar, 2017). Oleh karena itu, perusahaan akan
menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih berhati–hati dan akurat,
sehingga publik akan menilai bahwa keadaan perusahaan tersebut dalam kondisi
baik. Hal ini yang memicu pihak manajemen melakukan praktik manajemen laba.
Pemikiran tersebut didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan
Siddharta (2005) dan Ekarini (2006) yang menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan laba.
2. Leverage terhadap manajemen laba
Menurut Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa praktik perataan laba yang
merupakan salah satu bentuk manajemen laba yang sering dilakukan oleh
perusahaan ketika mereka menghadapi paksaan dari kreditor dengan
36
caramengubah metode akuntansinya. Semakin besarnya rasio leverage
mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin
meningkat. Investor untuk melihat kemampuan dan resiko perusahaan, salah
satunya dengan leverage rasio. Penggunaan debt to asset ratio sebagai proksi
variabel leverage ratio. Perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi akan
memiliki ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian
berada pada kondisi yang normal, namun memiliki resiko kerugian ketika
ekonomi mengalami resesi (Brigham dan Houston, 2010:143).
3. ROA terhadap manajemen laba
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Dalam penelitian ini
rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang
dimanfaatkan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin efektif pengelolaan aset
dalam menghasilkan laba operasi perusahaan. Hasil tersebut memberikan bukti
bahwa apabila apabila kinerja buruk pihak manajemen akan melakukan tindakan
manajemen laba dengan cara menaikkan laba akuntansinya, begitu pula
sebaliknya bila perusahaan berkinerja baik pihak manajemen akan melakukan
tindakan manajemen laba dengan cara menurunkan laba akuntansinya (Suyudi,
2009).
4. Pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat
bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi
37
dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba
perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau
tren keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan
perusahaan untuk tetap survive. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan
penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila
manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan
dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
(Silviana dan Arsyik, 2016).
J. Kualifikasi Audit Menginteraksi Manajemen Laba
1. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penilai apakah perusahaan
berkembang dengan baik atau tidak. Perusahaan besar dianggap mampu
menjalankan usahanya dengan baik, terbukti dengan kemampuan perusahaan
memperluas usahanya. Perusahaan besar kurang memiliki motivasi dalam
melakukan praktik manajemen laba. Hal ini dikarenakan pemegang saham dan
pihak-pihak yang berkepentingan di perusahaan besar dianggap lebih kritis
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Basis investor yang lebih besar terdapat
pada perusahaan besar, sehingga perusahaan besar mendapat pressure yang lebih
kuat untuk bisa menampilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (Prasetya
dan Gayatri, 2016). Mutchler (1985); dalam Sulistya dan Sukartha (2013)
menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit pada perusahaan
38
kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan
kesulitan keuangannya dari pada perusahaan kecil.
2. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak leverage
terhadap manajemen laba
Rudyawan dan Badera (2008) mengemukakan bahwa rasio leverage
merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban keuangannya. Menurut Sulistyanto (2008) menyatakan
bahwa praktik perataan laba yang merupakan salah satu bentuk manajemen laba
yang sering dilakukan oleh perusahaan ketika mereka menghadapi paksaan dari
kreditor dengan cara mengubah metode akuntansinya. Semakin besarnya rasio
leverage mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan
semakin meningkat. Investor untuk melihat kemampuan dan resiko perusahaan,
salah satunya dengan leverage rasio. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih
berpeluang mendapatkan opini audit going concern.
3. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak return of
assets terhadap manajemen laba
Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Dalam penelitian ini
rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang
dimanfaatkan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin efektif pengelolaan aset
dalam menghasilkan laba operasi perusahaan. Perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu
39
menjalankan usahanya dengan baik sehingga dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat profitabilitas
maka semakin rendah pula kemungkinan pemberian opini audit oleh auditor.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah maka
cenderung akan mendapatkan opini audit (Komalasari, 2004).
4. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak
pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
Rasio pertumbuhan penjualan menghitung kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam posisi ekonomi, baik dalam industri itu sendiri maupun dalam
kegiatan ekonomi secara global. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
(Rudyawan dan Badera, 2008). Penjualan yang terus meningkat akan memberikan
peluang untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan
penjualan maka semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini
audit going concern. Sebaliknya, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang
negatif mengindikasikan akan mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat
melanjutkan kegiatan operasinya sehingga kemungkinan mendapatkan opini audit
going concern. Dengan demikian, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan
maka semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini audit going
concern.
40
K. Rerangka Teoretis
Manajemen laba merupakan upaya manajemen untuk mengatur laba demi
untuk kepentingan manajemen yang dilandasi oleh faktor-faktor tertentu.
Aktivitas manajemen laba dapat mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang
kemudian dapat mempengaruhi opini auditor yang diterima perusahaan. Menurut
Gideon (2005) menyatakan bahwa praktik manajemen laba telah memunculkan
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang begitu besar. Deteksi
merupakan tindakan awal yang dilakukan terhadap adanya praktik manipulasi atas
laporan keuangan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya,
maka model rerangka teoretis penelitian ini dapat disampaikan dalam gambar di
bawah ini:
Gambar 2.1
Rerangka Teoretis
Ukuran Perusahaan (X1)
Leverage (X2)
(Return On Assets) (X3)
Pertumbuhan Penjualan (X4)
Manajemen Laba (Y)
Kualifikasi Audit (M)
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang
bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-
angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai, dan dianalisis dengan analasis
statistik. Menurut Sugiyono (2014: 260) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme.
Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dan Perusahaan
Manufaktur yang bersangkutan dengan menggunakan akses internet ke website
resmi perusahaan yang bersangkutan serta link-link lainnya yang dianggap
relevan.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
korelasional. Zuhriah (2009) mendefinisikan pendekatan korelasional adalah
pendekatan yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel
dengan variabel lain. Penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Menghubungkan dua variabel atau lebih.
2. Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi.
3. Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam
penelitian eksprimental.
4. Datanya bersifat kuantitatif
42
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek ataupun
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah tercatat
dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit pada Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia,
www.idx.co.id.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi atau bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 81-85). Dalam penelitian
ini, sampel yang dipilih dari populasi penelitian menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2015 sampai 2017.
2. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah sebagai mata
uang pelaporan.
3. Perusahaan manufaktur tidak mengalami kerugian laporan keuangan selama
periode 2015-2017.
43
4. Perusahaan manufaktur yang melaporkan secara publik laporan keuangan
yang telah di audit selama periode 2015-2017
5. Mencakup semua data yang dibutuhkan dalam perhitungan variabel-variabel
penelitian ini.
Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2015-2017
166
2 Perusahaan yang tidak melaporkan secara publik
laporan keuangan yang telah di audit selama periode
2015-2017
(69)
3 Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan
dalam satuan mata uang rupiah
(29)
4 Perusahaan yang mengalami kerugiaan laporan
keuangan selama periode 2015-2017
(33)
5 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait
penelitian
(13)
Jumlah sampel awal 22
Tahun pengamatan 3
Jumlah sampel akhir 66
Berdasarkan kriteria purposive sampling tersebut maka didapatkan sebanyak
22 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Berikut ini adalah
perusahaan- perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International
2 AKPI Argha Karya Prima Industry
3 AMFG Asahimas Flat Glass
4 BUDI Budi Acid Jaya
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia
44
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
pihak lain atau tidak langsung dari sumber utama perusahaan. Data tersebut
berupa laporan keuangan, dan data lainnya yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Data sekunder yang kami ambil yaitu laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di BEI sehingga jenis data tersebut berupa dokumen dan arsip.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah Pusat
Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, sehingga data yang diperoleh pada
penelitian ini data yang telah dicatat oleh Bursa Efek Indonesia. Data tersebut
berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan
keuangan perusahaannya pada Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia
dan juga dari situs resmi BEI: www.idx.co.id.
6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia
7 EKAD Ekadharma Intrernational
8 HMSP HM Samporna
9 IGAR Champion Pasific Indonesia
10 INAI Indal Aluminium Industry
11 INCI Intan Wijaya International
12 JECC Jembo Cable Company
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia
14 LMSH Lionmesh Prima
15 MLBI Multi Bintang Indonesia
16 MYOR Mayora Indah
17 PICO Pelangi Indah Kanindo
18 RICY Ricky Putra Globalindo
19 TRIS Trisula International
20 TSPC Tempo Scan Pasific
21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
22 UNIT Nusantara Inti Corpora
45
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh
data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
pengamatan, yaitu data atau dokumentasi yang diperoleh dapat memuat informasi
mengenai suatu obyek atau kejadian masa lalu yang dikumpulkan, dicatat, dan
disimpan dalam arsip. Data diperoleh dari pusat Referensi Pasar Modal Bursa
Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI: www.idx.co.id.
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
untuk mengumpulkan data agar kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menjadi lebih mudah dan sistematis. Bentuk instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bentuk instrument dokumentasi dimana bentuk dokumentasi
ini dikategorikan dalam dua macam yaitu dokumentasi dengan memuat garis-garis
besar atau kategori yang akan dicari datanya dan checklist yang memuat daftar
variable yang akan dikumpulkan datanya. Dokumentasi yang dimaksud adalah
penelusuruan data yang sudah didokumentasikan oleh perusahaan yang bersifat
kuantitatif ke beberapa bagian atau divisi perusahaan. Teknik pengambilan data
yaitu terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dipublikasikan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI).
G. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
satu variabel terhadap variabel yang lain, agar data yang dikumpulkan tersebut
dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat
46
dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Analisis Data Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, variance,
maksimum, minimum, kurtosis, skewnes (kemencengan distribusi). Statistik
deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan
mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil
perusahaan yang menjadi sampel statistik deskriptif berpengaruh dengan
pengumpulan dan peningkatan data, serta penyajian hasil peningkatan tersebut
(Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk untuk menguji
kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik
merupakan syarat yang harus dipenuhi agar persamaan regresi dapat dikatakan
sebagai persamaan regresi yang baik, maksudnya adalah persamaan regresi yang
dihasilkan akan valid jika digunakan untuk memprediksi. Uji asumsi klasik
tersebut biasanya sering digunakan pada persamaan regresi berganda.Pengujian
yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan
uji heterokedastisitas. Pengujian asumsi klasik dijelaskan sebagai berikut :
47
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
antar variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal
atau tidak. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam
analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi
normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan
terdegradasi. Selain itu, seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Menurut Ghozali (2013) proses uji normalitas data dilakukan dengan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yaitu jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z tidak
signifikan, maka semua data yang ada terdistribusi secara normal. Selanjutnya
menurut Ghozali (2011), uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan melihat
angka probabilitasnnya dan ketentuan:
1) Jika hasil one-simple Kolmogorov-smirnov di atas tingakt signifikansi 0,05
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi
asumsi normalitas.
2) Jika hasil one-simple Kolmogorov-smirnov di bawah tingkat signifikansi 0,5
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
Selain uji K-S dapat juga diperhatikan penyebaran data (titik) pada normal
plot regression standardized residual dari variabel dependen, dimana:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mngikuti arah garis diagonal
48
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap
variabel indenpenden saling berhubungan secara linier. Multikolonieritas terjadi
apabila variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan. Menurut
Ghozali (2011), untuk medeteksi adanya masalah multikolonieritas adalah dengan
memperhatikan:
1) Besaran kolerasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi
bebas multikolonieritas, memiliki kriteria: koesfisen kolerasi antar variabel-
variabel independen harus lemah, tidak lebih dari 90% atau dibawah 0,90.
Jika korelasi kuat antara variabel-variabel independen lainnya (umumnya
diatas 0,90), maka hal ini menunjukkan terjadinya multikolonieritas yang
serius.
2) Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cuttof yang digunakan dan dipakai
untuk menandai adanya faktor-faktor multikoloieritas adalah nilai tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Model regresi yang baik tidak
terdapat masalah multikolonieritas atau adanya hubungan korelasi diantar
variabel-variabel independennya.
49
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel
independen yang berbeda. Menurut Ghozali (2011) heterokedastisitas dapat
terdeteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran dengan residual. Untuk melihat
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatter plot. Yang mendasari dalam pengambilan keputusan ini adalah:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk satu pola yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka akan terjadi
masalah heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu-sumbu maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat diperkuat dengan menggunakan uji glejser. Uji
Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variabel residual
absolute, dimana apabila nilai p > 0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan
bebas heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka
diperkirakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi yang lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
50
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan
pengujian Run Test. Run Test betujuan untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ujian koefisien
determinasi, uji statistik t, dan uji statistic F. Uji koefien determinasi yaitu
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji signifikasi parameter individual (uji statistik t) digunakan untuk
menguji hubungan masing-masing variabel independen dan variabel dependen, uji
signifikansi simultan (uji statistik F) menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel independen.
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Pada penelitian analisis data meggunakan variabel moderasi. Analisis
regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu
atau lebih variabel indevenden dengan tujuan untuk mengestimasi dan
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel devenden berdasarkan
nilai variabel indevenden yang diketahui.
Data yang dikumpulkan di analisis dengan menggunakan analisis statistik
yaitu analisis regresi berganda, yaitu:
Y= α+ β1X1 + β2X2 + β3X3+β3X4+ ε
51
Keterangan:
Y = Manajemen Laba
α = Konstanta
β1,β 2, = Koefisien regresi
= Ukuran Perusahaan
= Leverage
X3 = ROA (Return On Assets)
X4 = Pertumbuhan Penjualan
= Error terum
b. Analisis Regresi Moderating dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak
Ghozali (2013) mengajukan model regresi yang agak berbeda untuk
menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak dari variabel
independen. Menurut Ghozali (2013) interaksi ini lebih disukai oleh karena
ekspektasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan
berpengaruh terhadap Y. Misalkan jika skor tinggi (skor rendah) untuk variabel
ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan penjualan
berasosiasi dengan skor rendah kualifikasi audit (skor tinggi), maka akan terjadi
perbedaan nilai absolut yang besar. Hal ini juga akan berlaku skor rendah dari
variabel ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan
penjualan berasosiasi dengan skor tinggi dari kualifikasi audit (skor rendah).
Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh terhadap manajemen laba.
Langkah uji nilai selisih mutlak dalam penelitian ini dapat digambarkan
dengan persamaan regresi sebagai berikut:
52
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5+β6X1*X5+β7X2
*X5+ β8X3*X5+ β9X4
*X5
Keterangan:
Y = Discretionary accruals (Manajemen laba)
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = leverage
X3 = Return on assets
X4 = Pertumbuhan penjualan
X5 = Opini audit
X1*X5 = Interaksi antara ukuran perusahaan dengan opini audit
X2*X5 = Interaksi antara leverage dengan opini audit
X3*X5 = Interaksi antara ROA dengan opini audit
X4*X5 = Interaksi antara pertumbuhan penjualan dengan opini audit
a = Kostanta
β1-β9 = Koefisien Regresi
e = Error Term
Uji hipotesis ini dilakukan melalui uji koefisien determinasi dan uji regresi
secara parsial (t-test):
1) Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel- variabel dependen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
53
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
2) Uji Regresi secara Simultan (Uji Statistik F)
Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang
bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Untuk
mengetahui variabel-variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependen, dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig. Dengan
tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Jika p-value> derajat keyakinan
(0,05) maka H1 dan H2 ditolak. Artinya variabel independen secara bersama-
sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, begitu pun
sebaliknya. Demikian juga untuk F hitung dan F tabel. Jika F hitung > F tabel
maka H1 dan H2 diterima. Artinya variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, begitu pula sebaliknya.
3) Uji Regresi Secara Parsial (Uji statistis t)
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna
menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen, dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig.
masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikan yang digunakan
54
0,05. Jika p-value > derajat keyakinan (0,05) maka H1 dan H2 ditolak. Artinya
tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen, begitupun sebaliknya. Demikian juga untuk membandingkan t
hitung dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel maka H1 dan H2 diterima. Artinya ada
pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen, begitupun sebaliknya.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman colonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.
Meskipun pasar modal Indonesia telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bakhan pada beberapa periode kegiatan pasar modal sempat
mengalami kevakuman. Hal tersebut diebabkan oleh beberapa faktor seperti
perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial Belanda
kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi dari bursa efek Indonesia tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan. Tahun 2007
menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia.
Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke
dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia.
56
Bursa efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)
merupakan pasar modal yang ada di Indonesia dan hasil penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Indonesia
memiliki peranan penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi yang
merupakan salah satu alternantif penanaman modal. Bagi perusahaan, Bursa Efek
Indonesia membantu perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal dengan
cara go public yaitu kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan
oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara
yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanannya (Basir dan
Fakhruddin, 2005:28).
Adapun visi dan misi dari Bursa Efek Indonesia ialah sebagai berikut:
a. Visi : Menjadi bursa yang kompetif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b. Misi : Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan anggota bursa dan partisipan, penciptaan nilai tambah,
efisiensi biaya serta penerapan good governance.
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau pasar modal merupakan tempat
diperdagangkannya instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun).
Adapun intrumen yang diperdagangkan oleh pelaku pasar modal di Bursa Efek
adalah surat berharga yang dikenal dengan nama efek. Masing-masing surat
berharga yang diperdagangkan mempunyai karakter yuridis sendiri-sendiri dan
diatur oleh peraturan dan ketentuan yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuknya,
mejelaskan efek terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
57
1. Saham, yaitu tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya juga
disebut sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa
suatu pihak dapaty dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila pihak
tersebut sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam daftar pemegang
saham, saham sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Saham preferen, yaitu jenis saham yang memiliki hal terlebih dahulu untuk
menerima laba dan memiliki laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak
untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang
mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami
keuntungan.
b. Saham biasa, yaitu jenis saham yang akan menerima laba setelah laba
bagian saham preferen dibagikan. Menurut Robbert Ang 1997, saham
biasa (common stock) atau yang sering disebut sebagai saham adalah surat
berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
institusi atau suatu perusahaan. saham adalah instrument saham yang
sering diperjual-belikan di bursa efek.
2. Obligasi, yaitu tanda bukti perusahaan yang memiliki hutang jangka panjang
kepada masyarakat, yaitu diatas tiga tahun.
3. Bukti right, adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Harga disini berarti harganya sudah ditetapkan di muka
dan bisa disebut harga pelaksanaan atau harga terbusan (strike price atau
exercise price). Sementara jangka waktu tertentu diartikan sebagai kurang dari
enam bulan sejak diterbitkannya saham tersebut.
58
4. Bukti waran, yaitu hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Perbedaannya dengan right, jangka waktu waran lebih
lama ketimbang right. Jangka waktu umumnya ditetapkan setelah 6 bulan atau
setelah 3 bulan 5 tahun atau 10 tahun.
2. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah suatu perusahaan yang aktivitasnya
mengelolah bahan mentah atau bahan baku sehingga menjadi barang jadi lalu
menjualnya kepada konsumen. Umumnya kegiatan seperti ini sering disebut
dengan proses produksi. Perusahaan manufaktur dalam setiap pekerjaan atau
kegiatan operasional yang dilakukannya tentu memiliki acuan dan standar dasar
yang digunakan oleh para karyawan yang bekerjam biasanya acuan standar
tersebut dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur,
diantaranya sebagai berikut:
a. Mengelola bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi.
Tentunya karakteristik yang utama dapat dilihat pada perusahaan manufaktur
yaitu dimana aktivitasnya mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi
dan siap di jual ke konsumen.
b. Konsumen tidak ikut dalam proses produksi.
Artinya konsumen hanya bisa menggunakan atau menikmati produk yang
dihasilkan saja, tanpa ikut serta melakukan proses produksi.
59
c. Hasil produksi berwujud atau terlihat.
Hasil dari proses produksi perusahaan manufaktur hasilnya dapat dilihat oleh
mata atau produknya memiliki wujud, berbeda dengan perusahaan jasa yang
dimana produknya tidak berwujud hanya bisa dirasakan .
d. Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk lagi.
Artinya jika konsumen merasa senang dan puas dengan produk yang
digunakannya, biasanya konsumen akan memiliki ketergantungan untuk
menggunakan lagi produk tersebut. Maka perusahaan harus selalu menyediakan
dan menjaga ketersediaan produknya di pasaran supaya tetap ada.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan carapurposive
sampling sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel penelitian.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat pada
tabel 4.1 adalah sebagai beikut :
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2015-2017
166
2 Perusahaan yang tidak melaporkan secara publik
laporan keuangan yang telah di audit selama periode
2015-2017
(69)
3 Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan
dalam satuan mata uang rupiah
(29)
4 Perusahaan yang mengalami kerugiaan laporan
keuangan selama periode 2015-2017
(33)
5 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait
penelitian
(13)
Jumlah sampel awal 22
Tahun pengamatan 3
Jumlah sampel akhir 66
Sumber : Data sekunder yang diolah (2018)
60
Berdasarkan penjelasan diatas jumlah laporan keuangan yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 laporan keuangan yang berasal
dari 22 perusahaan sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3
tahun yakni tahun 2015-2017. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kode dan Daftar Nama Perusahaan Sampel
Sumber : Data sekunder yang diolah (2018)
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International
2 AKPI Argha Karya Prima Industry
3 AMFG Asahimas Flat Glass
4 BUDI Budi Acid Jaya
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia
6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia
7 EKAD Ekadharma Intrernational
8 HMSP HM Samporna
9 IGAR Champion Pasific Indonesia
10 INAI Indal Aluminium Industry
11 INCI Intan Wijaya International
12 JECC Jembo Cable Company
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia
14 LMSH Lionmesh Prima
15 MLBI Multi Bintang Indonesia
16 MYOR Mayora Indah
17 PICO Pelangi Indah Kanindo
18 RICY Ricky Putra Globalindo
19 TRIS Trisula International
20 TSPC Tempo Scan Pasific
21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
22 UNIT Nusantara Inti Corpora
61
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum,nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi data yang digunakan dalam
penelitian.
Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Ukuran Perusahaan 66 25,62 31,40 28,3148 1,50431
Leverage 66 0,09 0,82 0,4360 0,20342
ROA 66 0,00 0,53 0,0880 0,09865
Pertumbuhan Penjualan 66 -0,30 10,16 0,2319 1,24990
Kualifikasi Audit 66 0,00 1,00 0,7727 0,42228
Manajemen Laba 66 -0,53 0,17 -0,0060 0,07214
Valid N (listwise) 66
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Tabel 4.3 menunujukkan statistik deskriptif dari masing-masing variabel
penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum
sebesar 25,62 yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur dengan kode LMSH
pada tahun 2015, dan nilai maksimum sebesar 32,40 dengan kode HMSP pada
tahun 2017, mean (rata-rata) sebesar 28,3148 dengan standar deviasi sebesar
1,50431. Selanjutnya hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap variabel leverage menunjukkan nilai minimum sebesar 0,09 yang
dimiliki oleh perusahaan manufaktur dengan kode INCI pada tahun 2015, dan
62
nilai maksimum sebesar 0,82 dengan kode INAI pada tahun 2015, mean (rata-
rata) sebesar 0,4360 dengan standar deviasi sebesar 0,20342.
ROA (Return On Asstes) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00 yang
dimiliki oleh perusahaan manufaktur dengan kode AKPI pada tahun 2017, JECC
pada tahun 2015, UNIT pada tahun 2015,2016, 2017, nilai maksimum sebesar
0,53 dengan kode MLBI pada tahun 2017, mean (rata-rata) sebesar 0,0880 dengan
standar deviasi sebesar 0,09865. Selanjutnya variabel pertumbuhan penjualan
menunjukkan nilai minimum sebesar -0,30 yang dimiliki oleh perusahaan
manufaktur dengan kode LMSH pada tahun 2015, dan nilai maksimum sebesar
10,16 dengan kode JECC pada tahun 2015, mean (rata-rata) sebesar 0,2319
dengan standar deviasi sebesar 1,24990.
Kualifikasi audit dengan mean (rata-rata) sebesar 0,7727 dengan standar
deviasi sebesar 0,42228 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit yang
menerima opini wajar tanpa pengecualian dengan kode 1, yakni perusahaan yang
diaudit yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian lebih sedikit muncul
dari 66 sampel laporan keuangan yang diteliti. Dari 66 sampel laporan keuangan
yang diteliti, 52 laporan keuangan diaudit yang menerima opini wajar tanpa
pengecualian dan 14 laporan keuangan diaudit yang menerima opini selain wajar
tanpa pengecualian. Selanjutnya variabel manajemen laba menunjukkan nilai
minimum sebesar -0,53 yang dimilik oleh perusahaan manufaktur dengan JECC
kode pada tahun 2015, nilai maksimum sebesar 0,17 dengan kode MLBI pada
tahun 2017, mean (rata-rata) sebesar -0,0060 dengan standar deviasi sebesar
0,07214.
63
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tertinggi
berada pada variabel ukuran perusahaan yaitu 28,3148, sedangkan yang terendah
adalah variabel manajemen laba yakni -0,0060. Untuk standar deviasi tertinggi
berada pada variabel ukuran perusahaan yaitu 1,50431 dan yang terendah adalah
variabel manajemen laba yaitu 0,07214.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data terdistribusi secara
normal atau tidak. Pengujian tentang normal atau tidaknya data dalam penelitian
ini dilakukan dengan 2 cara yaitu: dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis
grafik untuk melihat distribusi normal dapat dilihat dengan grafik histogram dan
grafik normal Probability-Plot. Sedangkan dengan uji statistik dapat dilakukan
dengan uji non parametric Kolmogorov-Smirnov.
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
64
Berdasarkan histogram gambar 4.1, dapat dilihat bahwa kenaikan/
penurunan data observasi mendekati garis melengkung dan tidak melenceng kekiri
ataupun kekanan yang menggambarkan distribusi normal.
Gambar 4.2
Grafik P-P Plot
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Hasil uji normalitas dengan menggunakan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
regresi memenuhi asumsi normal. Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan adanya
titik-titk (data) yang tersebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titk-titik
65
tersebut mengikuti garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model-model regresi
dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Artinya jika nilai Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka data penelitian terdistribusi
normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov pada tabel 4.4 menunjukkan nilai 1,259 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,084. Karena hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan signifikansi diatas
0,05 maka hal tersebut menunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara
normal. Hasil uji ini memperkuat hasil uji normalitas dengan grafik distribusi
dimana keduanya menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan korelasi antarvariabel independen. Jika tidak terjadi korelasiantar
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas- One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,02680356
Most Extreme Differences
Absolute 0,155
Positive 0,155
Negative -0,151
Kolmogorov-Smirnov Z 1,259
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,084
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
66
variabel independen maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut baik.
Untuk mengetahui adanya multikolonieritas, dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut-off yang biasa dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF
< 10.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai
tolerance ukuran perusahaan 0,864, leverage 0,862, return on assets 0,820,
pertumbuhan penjualan 0,965 dan kualifikasi audit 0,981. Keempat variabel
independen dan variabel moderasi dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance
diatas 0,1 yang berarti bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Hasil yang sama dilihat dari nilai VIF keemapt variabel independen dan variabel
moderasi yang menunjukkan angka dibawah 10 (ukuran perusahaan 1,158,
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -9,688 7,243 -1,338 0,186
Ukuran
Perusahaan
-0,085 0,264 -0,043 -0,324 0,747 0,864 1,158
Leverage 1,529 1,953 0,103 0,783 0,437 0,862 1,161
ROA
7,684 4,128 0,251 1,862 0,068 0,820 1,219
Pertumbuhan
Penjualan
-0,077 0,300 -0,032 -0,257 0,798 0,965 1,037
Kualifikasi
Audit
1,492 0,882 0,209 1,693 0,096 0,981 1,019
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
67
leverage 1,161, return on assets 1,219, pertumbuhan penjualan 1,037 dan
kualifikasi audit 1,019). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari
multikolonieritas antarvariabel.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari suatu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatanlain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastistas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2013: 139). Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot
68
menunjukkan titik-titik yang menyebar secara tidak beraturan secara acak dan
mengalami perdempetan di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji durbin-watson (DW test).
Pengujian autokorelasi yang dilakukan dengan cara melihat nilai dari DW
(durbin-watson), dl dan du yang diliat dari tabel durbin-astson dengan ketentuan :
Tabel 4.6
Penilaian DW (Durbin-Watson)
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl
Tidak ada autokorelasi positif Ragu-Ragu dl < d < du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negative Ragu-Ragu 4-du < d < 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau
negative Tidak ditolak du < d< 4-du
(Ghozali, 2013: 111).
Adapun hasil dari pengujian autokorelasi yang dilakukan dengan penilaian
DW (durbin-watson) adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 0,928a 0,862 0,850 0,02790 1,750
a. Predictors: (Constant), Kualifikasi Audit, ROA, Pertumbuhan Penjualan,
Ukuran Perusahaan, Leverage
b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Hasil uji autokorelasi pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai
Durbin Watson adalah 1,750. Dengan signifikansi 5% jumlah unit sampel 66 (n)
dan variabel independen dan variabel independen 4 (k=4), didapat nilai dL (batas
bawah) 1,4758 dan du (batas atas)= 1.7319. Nilai DW adalah 1,750 dan berada di
antara du. Artinya 1,750 lebih dari du (1,7319), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah autokorelasi pada model, sehingga model regresi layak
dipakai untuk analisis selanjutnya.
3. Uji Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis H1, H2, H3 dan H4
menggunakan analisis regresi berganda dengan meregresikan variabel independen
(ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan penjualan)
terhadap variabel dependen (manajemen laba), sedangkan untuk menguji hipotesis
H5, H6, H7, dan H8 menggunakan analisis moderasi dengan pendekatan absolut
residual atau uji nilai selisih mutlak. Uji hipotesis ini dibantu dengan
menggunakan program SPSS 21.
70
a. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H1, H2, H3 dan H4
Pengujian hipotesis H1, H2, H3 dan H4 dilakukan dengan analisis regresi
berganda pengaruh ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan
pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba. Hasil pengujian tersebut
ditampilkan sebagai berikut:
1) Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Berikut hasil dari uji Koefisien
Determinasi (R) yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Berdasarkan tabel di atas nilai R adalah 0,928 atau 92,8% menurut
pedoman interpretasi koefisien korelasi, angka ini termasuk kedalam kategori
korelasi berpengaruh sedang karena berada pada interval 0,10. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Zscore: ukuran perusahaan, Zscore: leverage,
Zscore: return on assets, Zscore: pertumbuhan penjualan, X1_M, X2_M, X3_M,
dan X4_M berpengaruh kuat terhadap manajemen laba. Hasil uji koefisien
determinasi di atas menunjukkan nilai R2 (Adjusted R Square) sebesar 0,852 yang
berarti manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel variabel Zscore: ukuran
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,928a 0,861 0,852 0,02778
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Leverage,
ROA
b. Dependent Variable: Manajemen Laba
71
perusahaan, Zscore: leverage, Zscore: return on assets, Zscore: pertumbuhan
penjualan, X1_M, X2_M, X3_M, dan X4_M sekitar 85,2% dan sisanya sebesar
14,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
2) Uji F – Uji Simultan
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas atau variabel
independen yang ada dalam model memiliki pengaruh yang secara bersama-sama
terhadap variabel terikat atau variabel dependen. Adapun dasar pengambilan
keputusan dalam uji F yaitu:
Jika nilai F-hitung > F-tabel dan nilai signifikan < 0,05, maka variabel
independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Jika nilai F-hitung < F-tabel dan nilai signifikan > 0,05, maka variabel
independen secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Berikut hasil dari uji Simultan (F) yang dapat dilihat dari tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji F – Uji Simultan
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression 0,291 4 0,073 94,316 0,000b
Residual 0,047 61 0,001
Total 0,338 65
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan,
Leverage, ROA
72
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dalam pengujian regresi
berganda menunjukkan hasil F hitung sebesar 94,316 dengan tingkat signifikansi
0,000 jauh dibawah 0,05, dimana nilai F hitung (94,316) lebih besar dari nilai F
tabelnya sebesar 2,52 (df1= 5-1= 4 dan df= 66-4-1= 61), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Berarti variabel ukuran perusahaan, leverage, return of assets, dan
pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
3) Uji t (Uji Parsial)
Uji ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh dari satu variabel
independen secara individual dalam memengaruhi atau menjelaskan variabel
dependen. Hipotesis pada uji t ini yaitu H0=tidak berpengaruh signifikan dan H1=
berpengaruh signifikan. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji t yaitu:
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t-hitung < dari t-tabel atau jika nilai
signifikan > 0,05.
H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai t-hitung > dari t-tabel atau jika nilai
signifikan < 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,143 0,068 2,119 0,038
Ukuran
Perusahaan
-0,006 0,002 -0,124 -2,413 0,019
Leverage 0,043 0,018 0,122 2,378 0,021
ROA 0,144 0,039 0,197 3,727 0,000
Pertumbuhan
Penjualan
-0,053 0,003 -0,911 -18,769 0,000
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
73
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dianalisis model estimasi sebagai
berikut:
Y = 0,143 – 0,006 X1 + 0,043 X2+ 0,144 X3 – 0,053 X4 + e
Keterangan:
Y = Manajemen Laba
α = Konstanta
β1,β 2, = Koefisien regresi
= Ukuran Perusahaan
= Leverage
X3 = ROA (Return On Assets)
X4 = Pertumbuhan Penjualan
= Error terum
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
Nilai konstanta sebesar 0,143 mengindikasikan bahwa jika variabel
independen (ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan
penjualan) adalah nol maka manajemen laba terjadi sebesar 0,143. Selanjutnya
koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar -0,006 menunjukkan
kearah negative, mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
ukuran perusahaan akan meningkatkan manajemen laba sebesar -0,006. Koefisien
regresi variabel leverage (X2) sebesar 0,043 menunjukkan kearah positif,
mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel leverage
meningkatkan manajemen laba sebesar 0,043.
74
Koefisien regresi variabel return on assets (X3) sebesar 0,144
menunjukkan kearah positif, mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel return on assets akan meningkatkan manajemen laba sebesar 0,144.
Koefisien regresi variabel pertumbuhan penjualan (X4) sebesar –0,053
menunjukkan kearah negatif, mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel pertumbuhan penjualan meningkatkan manajemen laba sebesar –0,053.
Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian (H1 dan H2) dan (H3 dan H4) yang
diajukan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (H1)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan
memiliki t hitung sebesar -2,413 > t tabel 1,99962 (sig. α = 0,05 dan df = n-k,
yaitu 66-5=61) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,019 yang lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba. Arah negatif pada koefisien variabel ukuran perusahaan
menunjukkan bahwa pada setiap perusahaan yang berukuran kecil merupakan
perusahaan yang memiliki tingkat penjualan lebih kecil, tingkat kestabilan
perusahaan lebih kecil dan melibatkan sedikit banyak pihak.
2. Leverage terhadap manajemen laba (H2)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel leverage memiliki t
hitung sebesar 2,378 > t tabel 1,99962 (sig. α = 0,05 dan df = n-k, yaitu 66-5=61)
dengan tingkat signifikansi 0,021 yang lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa leverage
75
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa leverage dimiliki dampak pada manajemen laba. Artinya
Semakin besarnya rasio leverage mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh
pemilik modal juga akan semakin meningkat. Investor untuk melihat kemampuan
dan resiko perusahaan, salah satunya dengan leverage rasio.
3. Return On Assets terhadap manajemen laba (H3)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel return on assets
memiliki t hitung sebesar 3,727 > t tabel 1,99962 (sig. α = 0,05 dan df = n-k, yaitu
66-5=61) dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa return on assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen
laba. Hasil ini menunjukkan bahwa return on assets dimiliki dampak pada
manajemen laba. Artinya, kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset
yang dimanfaatkan. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin efektif pengelolaan
aset dalam menghasilkan laba operasi perusahaan.
4. Pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel pertumbuhan
penjualan memiliki t hitung sebesar -18,769 < t tabel 1,99962 (sig. α = 0,05 dan
df = n-k, yaitu 66-5=61) dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis keempat yang
menyatakan bahwa return of assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
manajemen laba. Artinya, perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan
negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen
76
tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Hasil Uji Regresi Moderating dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak
(Absolute Difference Value) terhadap Hipotesis Penelitian H5, H6, H7 dan
H8
Pengujian nilai selisih mutlak dilakukan untuk mengetahui pengaruh
kualifikasi audit sebagai variabel moderating terhadap hubungan ukuran
perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan penjualan dengan
manajemen laba. Berikut merupakan tabel dari hasil pengujian nilai selisih
mutlak:
1) Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.11
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Berdasarkan tabel 4.11 di atas nilai r adalah 0,944 atau 94,4% menurut
pedoman interprestasikan koefisien korelasi, angka ini termasuk kedalam kategori
berpengaruh sangat kuat karena berada pada interval 0,90-1,000. Hasil ini
menunjukkan bahwa deteminasi diatas, nilai R2 (Adjusted R Square) sebesar 0,891
yang berarti manajmen laba yang dapat dijelaskan oleh variabel AbsX_M,
Zukuran perusahaan, Zleverage, Zreturn on assets, Zpertumbuhan penjualan X_M
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,944a 0,891 0,874 0,02561
a. Predictors: (Constant), X4_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Leverage,
X3_M, X2_M, X1_M, Zscore: ROA, Zscore: Kualifikasi Audit, Zscore:
Pertumbuhan Penjualan
b. Dependent Variable: Manajemen laba
77
sekitar 89,1%. Sisanya sebesar 10,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum
diteliti dalam penelitian ini
2) Uji F – Uji Simultan
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Apabila nilai sig dari F hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan/eror (alpha) 0,05
maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang di estimasi layak, sedangkan
apabila nilai sig dari F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak. Hasil Uji Statistik F
dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12
Hasil Uji F – Uji Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression 0,302 9 0,034 51,092 0,000b
Residual 0,037 56 0,001
Total 0,338 65
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
b. Predictors: (Constant), X4_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore:
Leverage, X3_M, X2_M, X1_M, Zscore: ROA, Zscore: Kualifikasi Audit,
Zscore: Pertumbuhan Penjualan
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Hasil uji simultan pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai F hitung
sebesar 51,092 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di bawah 0,05. Hal ini
berarti bahwa variabel independen Zscore: ukuran perusahaan, Zscore: leverage,
Zscore: return on assets, Zscore: pertumbuhan penjualan, X1_M, X2_M, X3_M,
dan X4_M secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi manajemen laba.
78
Tabel 4.13
Hasil Uji Selisih Mutlak
Sumber: Output SPSS 2.1(2018)
Berdasarkan tabel 4.13 dapat digambarkan dengan persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 0,045 – 0,009 X1 + 0,005 X2 + 0,011 X3 – 0,033X4 – 0,018X5 –
0,016X1*X5 + 0,002 X2*X5 + 0,005 X3*X5 – 0,041X4* X5 + e
Keterangan:
Y = Discretionary accruals (Manajemen laba)
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = leverage
X3 = Return on assets
X4 = Pertumbuhan penjualan
X5 = Kualifikasi audit
X1*X5 = Interaksi antara ukuran perusahaan dengan kualifikasi audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 0,045 0,019 2,327 0,024
Zscore: Ukuran
Perusahaan
-0,009 0,004 -0,126 -2,527 0,014
Zscore: Leverage 0,005 0,004 0,076 1,452 0,152
Zscore: ROA 0,011 0,005 0,151 2,363 0,022
Zscore: Pertumbuhan
Penjualan
-0,033 0,013 -0,461 -2,538 0,014
Zscore: Kualifikasi Audit -0,018 0,008 -0,248 -2,150 0,036
X1_M -0,016 0,005 -0,167 -3,008 0,004
X2_M 0,002 0,005 0,028 0,476 0,636
X3_M 0,005 0,007 0,051 0,694 0,491
X4_M -0,041 0,016 -0,517 -2,579 0,013
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
79
X2*X5 = Interaksi antara leverage dengan kualifikasi audit
X3*X5 = Interaksi antara ROA dengan kualifikasi audit
X4*X5 = Interaksi antara pertumbuhan penjualan dengan kualifikasi
audit
a = Kostanta
β1-β9 = Koefisien Regresi
e = Error Term
Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Model regresi ini nilai konstanta sebesar 0,045 menunjukkan bahwa jika
variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, return on assets, pertumbuhan
penjualan, dan interaksi antara moderasi dengan variabel independen)
diasumsikan sama dengan nol, maka manajemen laba akan meningkat sebesar
0,045. Nilai koefisien regresi variabel ukuran perusahaan pada penelitian ini
sebesar -0,009 dapat diartikan bahwa ketika variabel ukuran perusahaan
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka manajemen laba mengalami
penurunan sebesar -0,009. Nilai koefisien regresi variabel leverage pada
penelitian ini sebesar 0,005 dapat diartikan bahwa ketika variabel leverage
mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka manajemen laba mengalami
peningkatan sebesar 0,005.
Nilai koefisien regresi variabel return on assets pada penelitian ini sebesar
0,011 dapat diartikan bahwa ketika variabel return on assets mengalami
peningkatan sebesar satu satuan, maka manajemen laba mengalami peningkatan
sebesar 0,011. Nilai koefisien regresi variabel pertumbuhan penjualan pada
penelitian ini sebesar -0,033 dapat diartikan bahwa ketika variabel pertumbuhan
80
penjualan mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka manajemen laba
mengalami penurunan sebesar -0,033. Nilai koefisien regresi kualifikasi audit
pada penelitian ini sebesar -0,018 dapat diartikan bahwa ketika variabel
kualifikasi audit mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka manajemen
laba mengalami penurunan sebesar -0,018.
Nilai koefisien regresi interaksi antara kualifikasi audit dengan ukuran
perusahaan pada penelitian ini sebesar -0,016 dapat diartikan bahwa dengan
adanya interaksi antara kualifikasi audit dengan ukuran perusahaan, maka
manajemen laba akan mengalami peningkatan sebesar -0,016. Nilai koefisien
regresi interaksi antara kualifikasi audit dengan leverage pada penelitian ini
sebesar 0,002 dapat diartikan bahwa dengan adanya interaksi antara kualifikasi
audit dengan leverage, maka manajemen laba akan mengalami peningkatan
sebesar 0,002.
Nilai koefisien regresi interaksi antara kualifikasi audit dengan return on
assets pada penelitian ini sebesar 0,005 dapat diartikan bahwa dengan adanya
interaksi antara kualifikasi audit dengan return on assets, maka manajemen laba
akan mengalami peningkatan sebesar 0,005. Nilai koefisien regresi interaksi
antara kualifikasi audit dengan pertumbuhan penjualan pada penelitian ini sebesar
-0,041 dapat diartikan bahwa dengan adanya interaksi antara kualifikasi audit
dengan pertumbuhan penjualan, maka manajemen laba akan mengalami
penurunan sebesar -0,041.
81
Pembahasan terkait pengujian hipotesis yang melibatkan variabel moderasi
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba (H5), berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan
bahwa variabel moderasi X1_M mempunyai nilai t hitung sebesar -3,008 < nilai
tabel t sebesar 2,00324 (sig.α= 0,05 dan df= n-k, yaitu 66-10= 56) dengan
Unstandardized Coefficients beta sebesar -0,016 dan tingkat signifikan 0,004
yanga lebih kecil dari 0,05, maka H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kualifikasi audit merupakan variabel moderasi atau menginteraksi
hubungan variabel ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Oleh karena itu
hipotesis (H5) yang diajukan dalam penelitian ini terbukti atau diterima.
Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak leverage
terhadap manajemen laba (H6), berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
variabel moderasi X2_M mempunyai nilai t hitung sebesar 0,476 < nilai tabel t
sebesar 2,00324 (sig.α= 0,05 dan df= n-k, yaitu 66-10= 56) dengan
Unstandardized Coefficients beta sebesar 0,002 dan tingkat signifikan 0,636
yanga lebih besar dari 0,05, maka H6 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kualifikasi audit merupakan variabel moderasi atau menginteraksi hubungan
variabel leverage terhadap manajemen laba. Oleh karena itu hipotesis (H6) yang
diajukan dalam penelitian tidak terbukti atau ditolak.
Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak return on assets
terhadap manajemen laba (H7), berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa
variabel moderasi X3_M mempunyai nilai t hitung sebesar 0,694 < nilai tabel t
82
sebesar 2,00324 (sig.α= 0,05 dan df= n-k, yaitu 66-10= 56) dengan
Unstandardized Coefficients beta sebesar -0,005 dan tingkat signifikan 0,491
yanga lebih besar dari 0,05, maka H7 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kualifikasi audit merupakan variabel moderasi atau menginteraksi hubungan
variabel return of assets terhadap manajemen laba. Oleh karena itu hipotesis (H7)
yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti atau ditolak.
Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak pertumbuhan
penjualan terhadap manajemen laba (H8), berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan
bahwa variabel moderasi X4_M mempunyai nilai t hitung sebesar -2,579 < nilai
tabel t sebesar 2,00324 (sig. α = 0,05 dan df= n-k, yaitu 66-10= 56) dengan
Unstandardized Coefficients beta sebesar -0,041 dan tingkat signifikan 0,013
yanga lebih kecil dari 0,05, maka H8 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel kualifikasi audit merupakan variabel moderasi atau menginteraksi
hubungan variabel pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba. Oleh karena
itu hipotesis (H8) yang diajukan dalam penelitian ini terbukti atau diterima.
C. Pembahasan Hasil Peneltian
Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh corporate governance
quality (ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan
penjualan) terhadap manajemen laba dengan kualifikasi audit sebagai variabel
moderating dengan hipotesis yang telah ditetapkan. Hasil pengujian hipotesis
yang dikembangkan dalam penelitian ini secara ringkas disajikan sebagai berikut
ini:
83
Tabel 4.14
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Hasil
H1 Ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap maanjemen laba
Hipotesis Diterima
H2 Leverage berpengaruh positif terhadap
maanjemen laba
Hipotesis Diterima
H3 Return On Assets berpengaruh positif
terhadap maanjemen laba
Hipotesis Diterima
H4 Pertumbuhan penjualan berpengaruh
negatif terhadap maanjemen laba
Hipotesis Diterima
H5 Kualifikasi audit menginteraksi hubungan
antara dampak ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba
Hipotesis Diterima
H6 Kualifikasi audit menginteraksi hubungan
antara dampak leverage terhadap
manajemen laba
Hipotesis Ditolak
H7 Kualifikasi audit menginteraksi hubungan
antara dampak return on assets terhadap
manajemen laba
Hipotesis Ditolak
H8 Kualifikasi audit menginteraksi hubungan
antara dampak pertumbuhan penjualan
terhadap manajemen laba
Hipotesis Diterima
Sumber: Data sekunder yang diolah, (2018)
1. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
Berdasarkan hasil uji t (parsial) padal model regersi menyatakan bahwa
ukuran perusahaan bepengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti bahwa semakin
besar perusahaan semakin kecil praktek pengelolaan laba yang dilakukan
manajemen. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Lee and Choi
(2002), Saleh, dkk., (2005), Liu dan Lu (2007), dan Cornettet, dkk., (2009)
menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif signifikan
84
terhadap besaran pengelolaan laba. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh
masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan
keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih
akurat (Nasution dan Setiawan, 2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Veronica dan Utama (2005) yang berpendapat bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif pada manajemen laba. Semakin besar total aktiva perusahaan
maka akan semakin besar ukuran perusahaan begitu juga sebaliknya. Perusahaan
besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan
perusahaan-perusahaan kecil, karena perusahaan besar lebih banyak mendapat
perhatian lebih oleh pemegang saham dan pihak luar. Perusahaan besar memiliki
basis investor yang lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang lebih kuat untuk
menyajikan pelaporan keuangan yang kredibel. Maka, semakin besar ukuran
perusahaan, akan menurunkan praktek manajemen laba yang dilakukan oleh
manajemen.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori akuntansi positif yang
dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan bahwa perusahaan
besar memiliki biaya politik tinggi, hal tersebut dapat memicu timbulnya praktik
manajemen laba. Manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang
menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa
mendatang, sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik
muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian
media dan konsumen.
85
2. Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba
Berdasarkan hasil uji t (parsial) padal model regersi menyatakan bahwa
leverage bepengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Dengan
demikian hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besarnya rasio leverage mengakibatkan resiko yang ditanggung oleh pemilik
modal juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini memperkuat hasil
penelitian Brigham dan Houston, (2010:143) menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki rasio hutang relatif tinggi akan memiliki ekspektasi pengembalian yang
juga lebih tinggi ketika perekonomian berada pada kondisi yang normal, namun
memiliki resiko kerugian ketika ekonomi mengalami resesi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih
(2010), Halim, dkk., (2005) dan Tarjo (2008) yang membuktikan secara empiris
bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Pengaruh yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat utang
perusahaan, maka manajer akan semakin banyak melakukan manajemen laba
untuk menghindari kontrak utang.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori akuntansi positif yang
dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan bahwa perusahaan
yang mempunyai rasio debt to equity (leverage) tinggi, maka manajer perusahaan
cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan
atau laba. Hal tersebut dilakukan karena laba bersih yang dilaporkan naik akan
mengurangi kemungkinan kegagalan membayar hutang-hutangnya pada masa
mendatang, karena perusahaan dengan leverage yang tinggi akan mengalami
86
kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditur bahkan
perusahaan terancam melanggar perjanjian utang.
Menurut Jensen dan Meckling (dalam Sulistyanto, 2008) dalam teori
keagenan, semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang yang
berbasis akuntansi, lebih memungkinkan manajer perusahaan untuk memilih
prosedur-prosedur akuntansi untuk memindahkan laba yang dilaporkan dari
periode masa datang ke periode masa sekarang. Sama halnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Widyastuti (2009) yang menyatakan bahwa leverage yang
tinggi mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen laba.
3. Return On Assets berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil uji t (parsial) padal model regersi menyatakan bahwa
return on assets bepengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
Semakin tinggi nilai return on assets maka semakin efektif pengelolaan aset
dalam menghasilkan laba operasi perusahaan. Hal ini juga memberikan bukti
bahwa apabila kinerja perusahaan berada dalam kinerja buruk maupun kinerja
baik, akan memicu manajer bertindak oportunis dengan menaikkan laba atai
menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kinerja perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Suyudi (2009) yang
menyatakan bahwa apabila kinerja buruk pihak manajemen akan melakukan
tindakan manajemen laba dengan cara menaikkan laba akuntansinya, begitu pula
sebaliknya bila perusahaan berkinerja baik pihak manajemen akan melakukan
tindakan manajemen laba dengan cara menurunkan laba akuntansinya. Penelitian
87
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baik, dkk., (2011) dan Shimin,
dkk., (2009) yang menemukan pengaruh positif return on assets terhadap
manajemen laba. Namun penelitian bertentangan dengan penelitian Omid, dkk.,
(2012), Anjum, dkk., (2012), Tahir dkk., (2011), Aji dan Mita (2010), serta Herni
dan Susanto (2008) menunjukkan pengaruh negatif return on assets pada
manajemen laba, yang berarti bahwa semakin baik kinerja perusahaan maka
tindakan manajemen laba semakin menurun. Ini berarti pada perusahaan yang
memiliki kinerja perusahaan yang baik maka perilaku oportunis dari pihak
manajemen dalam hal ini tindakan manajemen laba akan menurun. Hal ini
membuktikan bahwa pihak manajemen tidak termotivasi untuk melakukan
tindakan manajemen laba, dikarenakan kinerja perusahaan telah sesuai dengan
ekspestasi yang diharapkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa manajemen perusahaan
mempunyai kepentingan pribadi yang mungkin saja berbeda dengan tujuan
pemilik perusahaan, yang menginginkan perusahaan lebih maju sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Sedangkan manajemen perusahaan
mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dengan biaya pihak lain, sehingga tidak memperhitungkan risiko kerugian yang
ada.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori akuntansi positif yang
dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman (1986) melalui bonus plan hypothesis
atau hipotesis program bonus, yang mana menyatakan bahwa manajer dengan
88
rencana bonus akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan,
karena profitabilitas yang semakin tinggi akan meningkatkan bonus yang di
terimanya. Kaitannya dengan manajemen laba, profitabilitas dapat mempengaruhi
manajer untuk melakukan manajemen laba. Karena jika profitabilitas yang didapat
perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen laba
untuk menyelamatkan kinerjanya di mata pemilik.
4. Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba
Berdasarkan hasil uji t (parsial) padal model regersi menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan bepengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen
laba. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan
biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjulan yang tinggi juga
memiliki motivasi dalam melakukan manajemen laba dalam memperoleh laba,
manakala mereka dihadapkan pada permasalahan untuk tetap mempertahankan
trend laba atau trend penjualan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Rahmawati dan Hakim (2016) menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan terbukti tidak dapat mendeteksi praktik manajemen laba yang terjadi di
perusahaan. Rendahnya pertumbuhan penjualan tidak menjamin perusahaan
melakukan manajemen laba, bahkan pertumbuhan penjualan yang tinggi juga
memiliki motivasi dalam melakukan manajemen laba dalam memperoleh laba
yang diinginkan, saat perusahaan dihadapkan pada permasalahan untuk
89
mempertahankan pada trend laba dan prend penjualan. Hasil penelitian ini
konsisten dan sejalan dengan Agnes (2014) yang menyatakan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang diukur
dengan discretionary revenue.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa perusahaan yang mengalami
tingkat pertumbuhan tinggi lebih cenderung akan memerlukan dana yang besar
untuk mengembangkan usahanya dan menggunakan metode akuntansi untuk
mengurangi pendapatan agar mendapat pembebasan pajak dari pemerintah, karena
perusahaan yang berukuran lebih besar merupakan subyek bagi pemerintah. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan teori akuntansi positif yang dikemukakan oleh
Watts dan Zimmerman (1986) melalui political cost hypothesis atau hipotesis
biaya politik, yang mana menyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang
dihadapi oleh perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan
menggunakan pilihan akuntansi yang dapat mengurangi laba, karena perusahaan
yang memiliki tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian yang luas
dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian
pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis,
diantaranya muncul intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan
berbagai macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.
5. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak ukuran
perusahaan dengan manajemen laba
90
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kualifikasi audit
menginteraksi hubungan antara dampak ukuran perusahaan terhadap manajemen
laba, ini dilihat pada hasil uji selisih mutlak yang menunjukkan bahwa nilai
koefisien dengan nilai negatif menunjukkan bahwa dengan berkurangnya
kualifikasi audit maka akan semakin memperkuat hubungan antara ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba.
Perusahaan besar dianggap mampu menjalankan usahanya dengan baik,
terbukti dengan kemampuan perusahaan memperluas usahanya. Perusahaan besar
kurang memiliki motivasi dalam melakukan praktik manajemen laba. Hal ini
dikarenakan pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan di
perusahaan besar dianggap lebih kritis dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Basis investor yang lebih besar terdapat pada perusahaan besar, sehingga
perusahaan besar mendapat pressure yang lebih kuat untuk bisa menampilkan
laporan keuangan yang dapat dipercaya (Prasetya dan Gayatri, 2016). Mutchler
(1985) dikutip dari Sulistya dan Sukartha (2013) menyatakan bahwa auditor lebih
sering mengeluarkan opini audit pada perusahaan kecil, karena auditor
mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan
keuangannya dari pada perusahaan kecil.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa semakin besarnya perusahaan
dan luasan usahanya, maka pemilik tidak bisa mengelola sendiri perusahaannya
secara langsung sehingga inilah yang memicu munculnya masalah keagenan.
Perusahaan yang besar kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya
91
lebih kecil dibanding perusahaan yang ukurannya lebih kecil karena perusahaan
besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Perusahaan
besar memiliki basis investor yang lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang
lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredibilitas. Auditor lebih
sering mengeluarkan opini audit pada perusahaan kecil, karena auditor
mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan keuangan yang
dihadapinya daripada perusahaan kecil. Oleh karenanya diharapkan dengan
semakin besarnya perusahaan akan semakin kecil perusahaan menerima opini
audit.
6. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak leverage
dengan manajemen laba
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada hipotesis keenam (H6)
dengan menggunakan pendekatan nilai selisih mutlak diketahui bahwa variabel
kualifikasi audit tidak menginteraksi hubungan antara leverage terhadap
manajemen laba. Pada hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap variabel kualifikasi audit menunjukkan bahwa nilai standar deviasi
sebesar 0,42228 sangat besar dibandingkan dengan variabel leverage
menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0,20342 lebih kecil. Dengan demikian
bahwa jika nilai signifikansi kualifikasi audit tinggi maka tidak dapat memperkuat
hubungan antara leverage terhadap manajemen laba. Ini berarti hipotesis keenam
yang diajukan ditolak. Hal ini berarti bahwa kualifikasi audit bukanlah satu-
satunya faktor yang mempengaruhi manajemen laba dan leverage.
92
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui semakin tinggi rasio leverage
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan akan semakin buruk dan dapat
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil daripada kewajibannya akan
menghadapi bahaya kebangkrutan (Chen et al., 2005). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Rahman dan Siregar (2012) menyatakan bahwa
semakin besar tingkat rasio leverage menyebabkan timbulnya keraguan akan
kemampuan perusahaan untuk tidak dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya di masa depan karena sebagian besar dana yang diperoleh oleh
perusahaan akan digunakan untuk membiayai utang dan dana untuk beroperasi
akan semakin berkurang. Maka kemampuan perusahaan akan meningkatkan risiko
terkena kebangkrutan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan, dimana pihak auditor
bertugas memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan perusahaan dan
mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya serta pengungkapannya pada
laporan keuangan.
7. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak return on
assets dengan manajemen laba
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada hipotesis ketujuh (H7)
dengan menggunakan pendekatan nilai selisih mutlak diketahui bahwa variabel
kualifikasi audit tidak menginteraksi hubungan antara return on assets terhadap
manajemen laba. Pada hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
93
terhadap variabel kualifikasi audit menunjukkan bahwa nilai standar deviasi
sebesar 0,42228 sangat besar dibandingkan dengan variabel return on assets
menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0,09865 lebih kecil. Dengan demikian
bahwa jika nilai signifikansi kualifikasi audit tinggi maka tidak dapat memperkuat
hubungan antara return on assets terhadap manajemen laba. Ini berarti hipotesis
ketujuh yang diajukan ditolak. Hal ini berarti bahwa kualifikasi audit bukanlah
satu-satunya faktor yang mempengaruhi manajemen laba dan return on assets.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga tidak dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, semakin rendah pula
kemungkinan pemberian opini audit oleh auditor. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Wijayani (2010) menyatakan perusahaan yang memiliki nilai ROA
semakin rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan
kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Hal ini sesuai dengan teori akuntansi
positif, dimana kondisi keuangan perusahaan menurun yang mengakibatkan
manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan
perusahaan yang sebenarnya.
8. Kualifikasi audit menginteraksi hubungan antara dampak pertumbuhan
penjualan dengan manajemen laba
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kualifikasi audit
menginteraksi hubungan antara dampak ukuran perusahaan terhadap manajemen
laba, ini dilihat pada hasil uji selisih mutlak yang menunjukkan bahwa nilai
94
koefisien dengan nilai negatif menunjukkan bahwa dengan berkurangnya
kualifikasi audit maka akan semakin memperkuat hubungan antara pertumbuhan
penjualan terhadap manajemen laba.
Rasio pertumbuhan penjualan menghitung kemampuan perusahaan untuk
bertahan dalam posisi ekonomi, baik dalam industri itu sendiri maupun dalam
kegiatan ekonomi secara global. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
(Rudyawan dan Badera, 2008). Penjualan yang terus meningkat akan memberikan
peluang untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan
penjualan maka semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini
audit. Sebaliknya, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang negatif
mengindikasikan akan mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat melanjutkan
kegiatan operasinya sehingga kemungkinan mendapatkan opini audit. Dengan
demikian, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan maka semakin kecil
kemungkinan perusahaan menerima opini audit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa perusahaan yang mengalami
tingkat pertumbuhan tinggi lebih cenderung akan memerlukan dana yang besar
untuk mengembangkan usahanya dan menggunakan metode akuntansi untuk
mengurangi pendapatan agar mendapat pembebasan pajak dari pemerintah, karena
perusahaan yang berukuran lebih besar merupakan subyek bagi pemerintah.
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan pertumbuhan yang
95
baik akan mampu meningkatkan volume penjualannya dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya (Rudyawan dan Badera, 2008). Hal ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga
memberikan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Dengan demikian, semakin
tinggi rasio pertumbuhan penjualan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerima opini audit going concern.
.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh empat variabel
independen yaitu ukuran perusahaan, leverage, return on assets, dan pertumbuhan
penjualan terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba dan adanya interaksi
variabel moderasi yaitu kualifikasi audit terhadap manajemen laba.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
perusahaan yang berukuran kecil merupakan perusahaan yang memiliki tingkat
penjualan lebih kecil, tingkat kestabilan perusahaan lebih kecil dan melibatkan
sedikit banyak pihak. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar
kemungkinan perusahaan menurunkan atau meratakan laba. Leverage
berpengaruh positif terhadap manajemen laba, perusahaan yang mempunyai rasio
leverage yang tinggi, berarti proporsi asetnya akan cenderung melakukan
manipulasi dalam bentuk manajemen laba untuk menaikan laba.
Return On Assets berpengaruh positif terhadap manajemen laba,
perusahaan yang memiliki laba yang terlalu tinggi akan meningkatkan pajak yang
harus dibayar, sebaliknya penurunan laba yang terlalu rendah akan
memperlihatkan bahwa kinerja manajemen tidak bagus. Dengan demikian, ada
kemungkinan manajemen membuat laba yang dilaporkan tidak berfluktuasi
dengan cara melakukan perataan laba untuk menghindari pembayaran pajak yang
tinggi. Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar
97
mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil
tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Kualifikasi audit memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba. Dalam suatu perusahaan besar dianggap mampu
menjalankan usahanya dengan baik, terbukti dengan kemampuan perusahaan
memperluas usahanya. Dengan demikian, pemegang saham dan pihak-pihak yang
berkepentingan di perusahaan besar dianggap lebih kritis dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Auditor lebih sering mengeluarkan opini audit pada perusahaan
kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan
keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Kualifikasi audit tidak
memoderasi hubungan antara leverage terhadap manajemen laba. Dimana praktik
perataan laba yang merupakan salah satu bentuk manajemen laba yang sering
dilakukan oleh perusahaan ketika mereka menghadapi paksaan dari kreditor
dengan cara mengubah metode akuntansinya dan menyebabkan perusahaan lebih
berpeluang mendapatkan opini audit. Dengan demikian, praktik manajemen laba
tidak berdampak terhadap penerimaan opini audit.
Kualifikasi audit tidak memoderasi hubungan antara return on assets
terhadap manajemen laba. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menjalankan usahanya
dengan baik sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan
demikian, yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan opini audit sehingga
membuat pengguna laporan keuangan tetap menyakini bahwa kondisi keuangan
98
perusahaan dalam keadaan tidak baik-baik saja. Kualifikasi audit memoderasi
hubungan antara pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba. Penjualan
yang terus meningkat akan memberikan peluang untuk memperoleh peningkatan
laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan maka semakin kecil
kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit. Sebaliknya, perusahaan
dengan pertumbuhan penjualan yang negatif mengindikasikan akan mengalami
kebangkrutan sehingga tidak dapat melanjutkan kegiatan operasinya sehingga
kemungkinan mendapatkan opini audit. Dengan demikian, semakin tinggi rasio
pertumbuhan penjualan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima
opini audit.
B. Keterbatasan Penelitian
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada variabel ukuran
perusahaan, leverage, return on assets, pertumbuhan penjualan, dan
kualifikasi audit. Untuk itu penelitian selanjutnya diharapkan perlu
memasukkan variabel-variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berfokus pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2017. Untuk itu penelitian selanjutnya disarankan memperbesar
jumlah sampel serta memperpanjang periode penelitian.
C. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun
implikasi dari penelitian yang telah dilakukan yakni dinyatakan dalam bentuk
99
saran-saran yang diberikan melalui hasil penelitian agar dapat mendapatkan hasil
yang lebih baik, yaitu:
a. Bagi para investor dan kreditur sebaiknya lebih berhati-hati dalam
menginvestasikan dan meminjamkan dana yang dimilikinya, karena
perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi terbukti melakukan manajemen
laba yang tinggi. Dan juga bagi para calon investor yang akan melakukan
investasi di pasar modal, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian pengambilan keputusan
investasi.
b. Bagi emiten, untuk meningkatkan kepercayaan investor maka perusahaan
harus mampu memilih auditor yang memiliki reputasi baik agar menghasilkan
audit yang berkualitas dan menciptakan nilai bagi perusahaan sehinggan
infomasi yang diberikan akurat, andal dan transparan bagi investor untuk
memperoleh gambaran secara riil tentang prospek perusahaan dimasa depan.
c. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan pengujian kembali dengan
periode waktu yang berbeda dan menambahkan variabel independen lainnya
yang dianggap dapat mempengaruhi manajemen laba untuk memperkaya
penelitian. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mengganti objek
penelitian pada emiten sektor lain yang ada di Bursa Efek Indonesia,
misalnya emiten sektor. Periode penelitian yang lebih panjang akan diperoleh
dapat digeneralisasi dan menggambarkan kondisi riil selama jangka panjang.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abbadi, Sinan S.; Hijazi, Qutaiba F.; dan Al-Rahahleh, Ayat S. 2016. Corporate
Governance Quality and Earnings Management: Evidence from Jordan,
Australasian Accounting. Business and Finance Journal, 10(2): 54-75.
Abdul, R., R. & F.H.M. Ali. 2006. Board, Audit Committee, Culture and
Earnings Management: Malaysian Evidence. Managerial Auditing
Journal, 21(7): 783-804.
Abdullah, Muhammad Wahyuddin dan Nurul Ainun. 2017. Implementasi Nilai-
nilai Islam dalam Manajemen Laba Efisien Perbankan Syariah di
Indonesia .Al-Ulum, 17(1): 65-85.
Agnes F,. dan Hanna. 2014. Pengaruh Deferred Tax Expense dalam Mendeteksi
Earning Management dengan menggunakan Pendekatan Discretionary
Revenue. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 16: 1-11.
Agustia, Dian 2013. PengaruhFaktor GCG, Free Cash Flow dan Leverage
terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 15(1): 107-
119.
Agustina, Riska dan Nurmala Ahmar. 2014. Real Earning Management dengan
Pendekatan Biaya Produksi Analisi Berdasarkan Sektor Industri pada
Perusahaan Manufaktur. JINAH, 3(2): 1172-1192.
Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Srtuktur Kepemilikan terhadap Praktek
Peralatan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII: Purwekerto.
Anjum, Naveed., M. Iqbal Saif, Qaisar Ali Malik, Shoaib Hassan. 2012. Earnings
Management and Firms Profitability Evidance from Pakistan. European
Journal Of Economics, Finance, and Administrative Sciences, 47: 13-18.
Arifin, Zaenal. 2005. Hubungan Antara Corporate Governance dan Variabel
Pengurang Masalah Agensi. Fenomena, 3(2): 1-14.
Arsoy, A.P. dan Crowther, D. 2008, Corporate Governance In Turkey: Reform
and Convergence. Social Responsibility Journal, 4(3): 407 – 421.
Astuti, Ayu Yuni., Elva Nuraina, Dan Anggita Langgeng Wijaya. 2017. Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Manajemen Laba. FIPA, 5(1):
501-514.
Astuti, Sri. 2013. Pengarug Return Of Asset , Net Interest Margin ,Laverage dan
Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum
Syariah Periode 2008-2012 Semarang. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
Baik, Bok., David B. Farber, dan Sam (Sunghan) Lee. 2011. CEO Ability and
Management Earnings Forecasts. Contemporary Accounting Research.
28(5): 1645-1668.
101
Brigham, Eugene, F., and Houston, J. F. 2010.Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Essential of Financial Management). Edisi kesebelas,
Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
Chen, K. Y., Lin, K. L., dan Zhou, J. 2005. Audit Quality and Earnings
Management for Taiwan IPO Firms. Management Auditing Journal, 20:
86-104.
Cornett, M. M., Mc Nutt, J. J., and Tehranian, H. 2009. Corporate Governance
and Earnings Management at Large U.S. Bank Holdings Companies.
Journal of Corporate Finance, 15: 412-430.
Dechow, P. M., Sloan, R. G., and Sweeney, A. P. 1995. Causes and Consequences
Of Earnings Manipulaton: An Analysis of Firms Subject to Enforcement
Actions by the SEC. ContemporaryAccounting Research, 13(1): 1-36.
Departemen Agama Republik Indonesia. Al Qur’an dan Terjemahan. Surakarta:
PT. Media Insani, 2002.
Detiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan
Deviden Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13(1): 57-
66.
Dimarcia, N. F. R. dan K. A. Krisnadewi. 2016. Pengaruh Diverstifikasi,
Leverage, dan Kepemilikan Manjerial pada Manjemen Laba. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 15(3): 2324-2351.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis, Second Edition. Prentice
Hall, A Division of Simon dan Schuster. Englewood Cliffs, New Jersey.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan IBM SPSS 19.Semarang:
BadanPenerbitUniversitasDiponegoro
Gideon, SB Boediono. 2005. Kualitas Laba :Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi, 8: 172-194.
Gumanti, TatangAry, 2000. Earning Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 2(2): 104-115.
Gunawan, I Ketut., Nyoman Ari Surya Darmawan, dan I Gusti Ayu Purnamawati.
2015. PengaruhUkuuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI). E-Journal Akuntansi, 3(1): 1-10.
Haely, Paul M. and James M. Wahlen. 1998. Review of Earnings Management
Literature and Its Implications for Standard Setting. American Accounting
Horizon, 13(4): 1-19.
Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh
Manajemen Laba terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
pada Perusahaan Manufaktur yang termasuk dalam Indeks LQ-45.
Simposium Nasional Akuntansi 8, 117-135.
102
Hamza, Taher dan Faten Lakhal. 2010. The Determinants of Earnings
Management by The Acquirer: The Case of French Corporate Takeovers.
http: univ-orleans.fr/log/Doc-Rech/Textes-PDF/2010-3.pdf. 1-25.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Sturktur Kepemilikan Publik,
Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Risiko Keuangan terhadap Tindakan Peralatan Laba
(Studi Empiris pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 23(3): 302-314.
Husnan, S. dan E. Pudjiastuty. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1.
Edisi Keempat. YPTKI: Jakarta.
Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. Determinasi Capital Srtucture pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 200-2004. Jurnal
Akuntansi Keuangan Indonesia, 3(1): 77-105.
Januarti, Indira. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Bisnis dan Akuntansi , 9(1): 84-108.
Jensen, Michael C dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm:
Managerial Behaviour, Agensi Cost and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics. 3: 305-360.
Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya.
http://devquran.majorbee.com/.
Kodriyah dan Anisah Fitri. 2017. Pengaruh Free Cash Flow dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal
Akuntansi, 3(2): 64-76.
Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1): 47-51.
Kuncoro Mudrajad. 2014. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonami. Jakarta:
Erlangga.
Kurniasih, Tommy dan Maria M. Ratna Sari.2013.Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi
Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18(1): 58-66.
Kurniaty, Vina. 2014. Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial
Distress, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Auditor
Switching pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek
Indonesia. JOM FEKON. 2(1).1-15.
Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh Corporate Governance, Struktur
Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, 9(1): 41-54.
103
Lee, B. B. and Choi, B. B. 2002. Company Size, Auditor Type, and Earnings
Management. Journal of Forensic Accounting. 3: 27-50.
Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank
NonDevisa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding
PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek&Sipil), 2: 195-201.
Lestari, Ni Luh Putu R. W. dan N. L. Sari Widhiyani. 2014. Pengaruh Faktor
Keuangan dan Karakteristik Auditor Pada Kualifikasi Opini Kelangsungan
Usaha. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 439-453.
Lin, J. W., Li, J. F., and Yang, J. S. 2009. The Effect Of Audit Committee
Performance On Earnings Quality. Managerial Auditing Journal, 21(9):
921-933.
Liu, Q. and Lu, Z. J. 2007. Corporate Governance and Earnings Management in
the Chinese Listed Companie s: A Tunneling Perspective. Journal of
Corporate Finance, 13: 881-906.
Luhgianto. 2008. Mencegah Tindakan Manajemen Laba dengan Mekanisme
Corporate Governance. Fokus Ekonomi, 3(2): 32-43.
Mahapsari, Nunky Rizka dan Abdullah Taman. 2013. Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aktiva, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham
dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal, 1(1): 137-158.
Meriani, Ni Putu dan Komang Ayu Krisnadewi. 2010. Pengaruh Kondisi
Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor pada
Pengungkapan Opini Audit Going Concern. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis, 7(1): 1- 29.
Naftalia, V. C., danMarsono. 2013. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen
Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Di
ponegoro Journal of Accounting, 2(3): 1-9.
Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh Corporate Governancet terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan. Simposium Nasional Akuntansi
X, Makassar.
Nugroho, Danang S. H dan E. Hernawati. 2015. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan dan Fiancial Distress serta Opini Audit Going Concern
terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik.1-14.
Omid, Akhgar M., Pezhman Khaili, Jammal Mohammadi. 2012. Type of Earning
Management and The Effect of Debt Contracts, Future Earnings Growth
Forecast and Sales Growth: Evidance from Iran. International Research
Journal of Finance and Economics, 101: 132-142
Pambudi, T. L., dan Iman Ghozali. 2013. Pengaruh Kepemilikan Perusahaan dan
Manajemen Laba terhadap Tipe Auditor dan Audit Fees pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonsia. Diponegoro
Journal of Accounting, 2(1): 1-13.
104
Pantow, Mawar Sharon R., Sri Murni, dan Irvan Trang. 2015. Analisa
Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan
Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan yang tercatat di Indeks Lq
45. Jurnal EMBA, 3(1): 961-971.
Petronela, T. 2007. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
14(1):126-151.
Pinkasari, Yulya. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2007-2012). Jom FEKON. 2(1).1-14.
Prasetya, Pria Juni Dan Gayatri. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
14(1): 511-538.
Pratiwi, Yunita Eka. 2014. Pengaruh Adopsi Ifrs, Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen Laba Pratiwi. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, 3(12):1-22.
Priantinah, Denies. 2008. Eksistensis Earning Manajemen dalam Hubungan Agen
Principal. Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia, 6(2): 23-36.
Rahman, Abdul dan Baldic Siregar. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur. 1-25.
Rahmawati, Novi dan Mohammad Zulman Hakim. 2016. Pengaruh Deferred Tax
Expense, Ukuran Perusahanan, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Manajemen Laba dengan Discretionary Revenue pada Sektor Aneka
Industri di BEI 2014-2016: 1-6.
Rahmawati, Suparno, Y dan Qomariah. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi
terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going
Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan
Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi
dan Bisnis, 4(2): 1-20.
Saftiana, Yulia,.Mukhtaruddin, Krisna Winda Putri and Ika Sasti Ferina. 2017.
Corporate governance quality, firm size and earnings management:
empirical study in Indonesia Stock Exchange. Investment Management
and Financial Innovations (open-access), 14(4):105-120.
Saleh, N. M., Takiah, M. I., & Rahmat, M. 2007. Audit Committee Characteristics
and Earnings Management: Evidence From Malaysia. Asian Review of
Accounting, 15(2): 147-163.
105
Satya, Indra. 2013. Pengaruh Return Of Asset pada Praktik Manajemen Laba
dengan Moderasi Corporate Governance. ISSN. Bali. Universitas
Udayana
Schipper, Khaterine and Linda Vincent. 2003. Earnings Quality. Accounting
Horizons, 17: 97-110.
Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Secondedition. Prentice
Hall, Canada.
Setiyanti, Sri Wiranti. 2012. Jenis-jenis Pendapat Auditor (Opini Auditor. Jurnal
Stie Semarang, 4(2).19-28.
Setyarno, E. B., Januarti, I., dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Perusahaan terhadapOpini Audit Going Concern. Simposium Nasional
Akuntansi, 9: 2-95.
Setyawati, L. dan A. Nai’m. 2000. Manajemen laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, 15(4).
Shimin, Chen., Yuetang Wang, Ziye Zhao. 2009. Regulaory Incentives for
Earnings Management Through Assets Imparment Reversal in China.
Journal of Accounting, Auditing, and Finance, 24(4): 589-620.
Siahaan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi Struktur Modal dan Aplikasinya di
dalam Memaksimumkan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan
Moneter, 7(1):
Silviana, Rima dan Nur Fadjrih Asyik. 2016. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan,
Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Perubahan Laba. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(1): 1-21.
Siregar, Nolita Yeni. 2017. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap Earning Management. Jurnal
Akuntansi.3(2): 50-63.
Siregar, Sylvia Veronica N.P. danUtamaSiddharta. 2006. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Jurnal Riset AKutansi
Indonesia, 9(3): 307-326.
Soliha, Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai
Perusahaan serta Beberapa faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, 4(7): 1-17.
Standar Profesional Akuntan Publik. 2011. Pertimbangan Auditor dan
Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya. SA
Seksi 341.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta Bandung.
106
Sulistya, Ayu Febri dan Pt. Dyan Yaniartha Sukartha. 2013. Pengaruh Prior
Opinion, Pertumbuhan dan Mekanisme Corporate Governance pada
Pemberian Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 5(1): 17-32.
Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Grasindo:
Jakarta.
Suryandari, Erni dan Rangga Eka Priyanto. 2012. Pengaruh Resiko Litigasi dan
Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Hubungan antara
Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi
dan Investasi, 12(2): 161-174.
Suryani, Lana. 2014. Praktik Manajemen Laba, Pertumbuhan Perusahaan, Price
Earning Ratio, Audit Report Lag Terkait Penerimaan Opini Audit Going
Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(1):154-170.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi
Ketiga. BPFE: Yogyakarta.
Suyudi, Muhammad. 2009. Sintesis Teori Akuntansi untuk Manajemen Laba.
Polibis Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 7(1): 51-59.
Tahir, Safdar Hussain, Hazoor Muhammad Sabir, Syed Zulifqar Ali Shah. 2011.
Impact of Earnings Management on Capital Structure of non- Financial
Companies Listed on (KSE) Pakistan. Global Business and Management
Research: An International Journal, 3(1): 96-105.
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage
terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity
Capital. Simposium Nasional Akuntansi 11, 1-4.
Veronica, Sylvia N.P Siregar dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management). Simposium Nasional
Akuntansi 8. Solo.
Wernerfelt, Birger 1986, The Relation Between Market Share and Profitability.
Journal of Business strategy, 6(4): 67-74.
Wibisono, Edward Akiko. 2013. Prediksi Kebangkrutan, Leverage, Audit
Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Going Concern
Perusahaan Manufaktur BEI. Jurnal EMBA, 1(4): 362-373.
Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 3(2): 89-101.
Widyastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan
terhadap Manajemen Laba: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal Maksi, 9(1): 30-41.
107
Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Audit, 1-14.
108
LAMPIRAN
109
LAMPIRAN
DATA PERUSAHAAN
110
Data Nama Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International
2 AKPI Argha Karya Prima Industry
3 AMFG Asahimas Flat Glass
4 BUDI Budi Acid Jaya
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia
6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia
7 EKAD Ekadharma Intrernational
8 HMSP HM Samporna
9 IGAR Champion Pasific Indonesia
10 INAI Indal Aluminium Industry
11 INCI Intan Wijaya International
12 JECC Jembo Cable Company
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia
14 LMSH Lionmesh Prima
15 MLBI Multi Bintang Indonesia
16 MYOR Mayora Indah
17 PICO Pelangi Indah Kanindo
18 RICY Ricky Putra Globalindo
19 TRIS Trisula International
20 TSPC Tempo Scan Pasific
21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
22 UNIT Nusantara Inti Corpora
LAMPIRAN 1
111
LAMPIRAN
DATA MANAJEMEN LABA
112
1. Perhitungan Total Accrual Tahun 2015 (ManajemenLaba)
NO CODE 2015
NIit CFOit TAC
1 ADES Rp 32,839,000,000 Rp 26,040,000,000 Rp 6,799,000,000
2 AKPI Rp 27,644,714,000 Rp (50,796,252,000) Rp 78,440,966,000
3 AMFG Rp 341,346,000,000 Rp 366,837,000,000 Rp (25,491,000,000)
4 BUDI Rp 21,072,000,000 Rp 96,860,000,000 Rp (75,788,000,000)
5 CEKA Rp 106,549,446,980 Rp 168,614,370,234 Rp (62,064,923,254)
6 CPIN Rp 1,832,598,000,000 Rp 1,707,438,000,000 Rp 125,160,000,000
7 EKAD Rp 47,040,256,456 Rp 100,935,448,358 Rp (53,895,191,902)
8 HMSP Rp 10,363,308,000,000 Rp 811,163,000,000 Rp 9,552,145,000,000
9 IGAR Rp 51,416,184,307 Rp 80,061,208,533 Rp (28,645,024,226)
10 INAI Rp 28,615,673,167 Rp 47,011,856,454 Rp (18,396,183,287)
11 INCI Rp 16,960,660,023 Rp 25,782,575,358 Rp (8,821,915,335)
12 JECC Rp 2,464,669,000 Rp 21,550,154,000 Rp (19,085,485,000)
13 JPFA Rp 524,484,000,000 Rp 1,452,924,000,000 Rp (928,440,000,000)
14 LMSH Rp 1,944,443,395 Rp 10,910,801,951 Rp (8,966,358,556)
15 MLBI Rp 496,909,000,000 Rp 919,232,000,000 Rp (422,323,000,000)
16 MYOR Rp 1,250,233,128,560 Rp 2,336,785,497,955 Rp (1,086,552,369,395)
17 PICO Rp 14,975,406,018 Rp 59,320,891,249 Rp (44,345,485,231)
18 RICY Rp 13,465,713,464 Rp 133,252,610,462 Rp (119,786,896,998)
19 TRIS Rp 44,185,600,626 Rp 61,186,196,427 Rp (17,000,595,801)
20 TSPC Rp 529,218,651,807 Rp 778,361,981,647 Rp (249,143,329,840)
21 ULTJ Rp 523,100,215,029 Rp 669,463,282,892 Rp (146,363,067,863)
22 UNIT Rp 385,953,128 Rp (24,744,623,459) Rp 25,130,576,587
LAMPIRAN 2
113
2. Perhitungan Total Accrual Tahun 2016 (ManajemenLaba)
NO CODE 2016
NIit CFOit TAC
1 ADES Rp 55,951,000,000 Rp 119,156,000,000 Rp (63,205,000,000)
2 AKPI Rp 52,393,857,000 Rp 384,621,003,000 Rp (332,227,146,000)
3 AMFG Rp 260,444,000,000 Rp 333,042,000,000 Rp (72,598,000,000)
4 BUDI Rp 38,624,000,000 Rp 287,744,000,000 Rp (249,120,000,000)
5 CEKA Rp 249,697,013,626 Rp 176,087,317,362 Rp 73,609,696,264
6 CPIN Rp 2,225,402,000,000 Rp 4,970,870,000,000 Rp (2,745,468,000,000)
7 EKAD Rp 90,685,821,530 Rp 84,490,841,400 Rp 6,194,980,130
8 HMSP Rp 12,762,229,000,000 Rp 14,076,579,000,000 Rp (1,314,350,000,000)
9 IGAR Rp 69,305,629,795 Rp 63,688,738,725 Rp 5,616,891,070
10 INAI Rp 35,552,975,244 Rp (149,761,732,022) Rp 185,314,707,266
11 INCI Rp 9,988,836,759 Rp (8,289,910,044) Rp 18,278,746,803
12 JECC Rp 132,423,161,000 Rp 184,371,203,000 Rp (51,948,042,000)
13 JPFA Rp 2,171,608,000,000 Rp 2,753,605,000,000 Rp (581,997,000,000)
14 LMSH Rp 6,252,814,811 Rp 6,871,373,245 Rp (618,558,434)
15 MLBI Rp 982,129,000,000 Rp 1,248,469,000,000 Rp (266,340,000,000)
16 MYOR Rp 1,388,676,127,665 Rp 659,314,197,175 Rp 729,361,930,490
17 PICO Rp 13,753,451,941 Rp 6,595,052,098 Rp 7,158,399,843
18 RICY Rp 14,033,426,519 Rp 82,494,120,809 Rp (68,460,694,290)
19 TRIS Rp 25,213,015,324 Rp 13,169,891,854 Rp 12,043,123,470
20 TSPC Rp 545,493,536,262 Rp 491,655,348,447 Rp 53,838,187,815
21 ULTJ Rp 709,826,000,000 Rp 779,109,000,000 Rp (69,283,000,000)
22 UNIT Rp 860,775,734 Rp 30,168,393,183 Rp (29,307,617,449)
114
3. Perhitungan Total Accrual Tahun 2017 (Manajemen Laba)
NO CODE 2017
NIit CFOit TAC
1 ADES Rp 38,242,000,000 Rp 87,199,000,000 Rp (48,957,000,000)
2 AKPI Rp 13,333,970,000 Rp 145,628,143,000 Rp (132,294,173,000)
3 AMFG Rp 38,569,000,000 Rp 299,081,000,000 Rp (260,512,000,000)
4 BUDI Rp 45,691,000,000 Rp 69,285,000,000 Rp (23,594,000,000)
5 CEKA Rp 107,420,886,839 Rp 208,851,008,007 Rp (101,430,121,168)
6 CPIN Rp 2,496,787,000,000 Rp 3,618,359,000,000 Rp (1,121,572,000,000)
7 EKAD Rp 76,195,665,729 Rp 51,605,876,745 Rp 24,589,788,984
8 HMSP Rp 12,670,534,000,000 Rp 15,376,315,000,000 Rp (2,705,781,000,000)
9 IGAR Rp 72,376,683,136 Rp 88,100,059,088 Rp (15,723,375,952)
10 INAI Rp 38,651,704,520 Rp 51,365,012,507 Rp (12,713,307,987)
11 INCI Rp 16,554,272,131 Rp 12,507,667,355 Rp 4,046,604,776
12 JECC Rp 83,355,370,000 Rp 85,948,536,000 Rp (2,593,166,000)
13 JPFA Rp 1,107,810,000,000 Rp 770,662,000,000 Rp 337,148,000,000
14 LMSH Rp 12,967,113,850 Rp 15,388,660,677 Rp (2,421,546,827)
15 MLBI Rp 1,322,067,000,000 Rp 1,331,611,000,000 Rp (9,544,000,000)
16 MYOR Rp 1,630,953,830,893 Rp 1,275,530,669,068 Rp 355,423,161,825
17 PICO Rp 16,824,380,227 Rp 2,326,543,149 Rp 14,497,837,078
18 RICY Rp 16,558,562,698 Rp 212,819,926,508 Rp (196,261,363,810)
19 TRIS Rp 14,198,889,550 Rp 44,384,663,571 Rp (30,185,774,021)
20 TSPC Rp 557,339,581,996 Rp 544,164,330,634 Rp 13,175,251,362
21 ULTJ Rp 711,681,000,000 Rp 1,072,516,000,000 Rp (360,835,000,000)
22 UNIT Rp 1,062,124,056 Rp 4,295,116,078 Rp (3,232,992,022)
115
1. Perhitungan Total Accrual/ Total Assets Tahun 2015 (Manajemen Laba)
NO CODE
TAit/Ait-1 2015
TAit/Ait-1 2015 β1 1/Ait-1 β2 ΔRevit/Ait-1 β3
PPEit/Ait-
1
1 ADES -0,097 0,00000000000198 0,219 0,180129342 0,099 0,746538183 0,1133556059538750
2 AKPI -0,097 0,00000000000045 0,219 0,032367356 0,099 0,83847649 0,0900976234877048
3 AMFG -0,097 0,00000000000025 0,219 -0,001570401 0,099 0,516733251 0,0508126739522704
4 BUDI -0,097 0,00000000000040 0,219 0,038189216 0,099 0,716027811 0,0792501915637268
5 CEKA -0,097 0,00000000000078 0,219 -0,168309741 0,099 0,181292784 -0,0189118475778544
6 CPIN -0,097 0,00000000000005 0,219 0,045939037 0,099 0,607990866 0,0702517449672594
8 EKAD -0,097 0,00000000000243 0,219 0,012067585 0,099 0,256804919 0,0280664880872704
9 HMSP -0,097 0,00000000000004 0,219 0,295242459 0,099 0,289049045 0,0932739540665554
10 IGAR -0,097 0,00000000000286 0,219 -0,172998811 0,099 0,212638449 -0,0168355330954293
11 INAI -0,097 0,00000000000112 0,219 0,464619367 0,099 0,419389667 0,1432712184933220
12 INCI -0,097 0,00000000000676 0,219 0,180044924 0,099 0,420814529 0,0810904767229722
13 JECC -0,097 0,00000000000094 0,219 1,423063775 0,099 0,404999223 0,3517458897942420
14 JPFA -0,097 0,00000000000006 0,219 0,03585616 0,099 0,480298987 0,0554020988612141
15 LMSH -0,097 0,00000000000715 0,219 -0,532271222 0,099 0,319168431 -0,0849697228833323
16 MLBI -0,097 0,00000000000045 0,219 -0,130962044 0,099 0,623427255 0,0330386105023610
17 MYOR -0,097 0,00000000000010 0,219 0,063084341 0,099 0,377584947 0,0511963804534966
18 PICO -0,097 0,00000000000160 0,219 0,007945083 0,099 0,250112317 0,0265010925813849
19 RICY -0,097 0,00000000000085 0,219 -0,063541929 0,099 0,296148009 0,0154029705004081
20 TRIS -0,097 0,00000000000192 0,219 0,216344517 0,099 0,279868702 0,0750864507799960
21 TSPC -0,097 0,00000000000018 0,219 0,119326156 0,099 0,352934657 0,0610729591287169
22 ULTJ -0,097 0,00000000000034 0,219 0,163509776 0,099 0,49224306 0,0845407038521216
23 UNIT -0,097 0,00000000000227 0,219 0,035893932 0,099 0,756491911 0,0827534702477482
LAMPIRAN 3
116
2. Perhitungan Total Accrual/ Total Assets Tahun 2016 (Manajemen Laba)
NO CODE
TAit/Ait-1 2016
TAit/Ait-1 2016 β1 1/Ait-1 β2
ΔRevit/Ait-
1 β3 PPEit/Ait-1
1 ADES 0,403 0,00000000000153 -0,005 0,333634404 -0,308 0,68562239 -0,2128398680997590
2 AKPI 0,403 0,00000000000035 -0,005 0,010319338 -0,308 0,605506896 -0,1865477207017820
3 AMFG 0,403 0,00000000000023 -0,005 0,013602403 -0,308 0,870474852 -0,2681742665284080
4 BUDI 0,403 0,00000000000031 -0,005 0,027173692 -0,308 0,563219067 -0,1736073409505880
5 CEKA 0,403 0,00000000000067 -0,005 0,423877252 -0,308 0,216781006 -0,0688879360661182
6 CPIN 0,403 0,00000000000004 -0,005 0,330125909 -0,308 0,50181858 -0,1562107522752090
8 EKAD 0,403 0,00000000000257 -0,005 0,095206636 -0,308 0,936290591 -0,2888535350611710
9 HMSP 0,403 0,00000000000003 -0,005 0,168303845 -0,308 0,233112661 -0,0726402186656481
10 IGAR 0,403 0,00000000000260 -0,005 0,300734957 -0,308 0,199151293 -0,0628422731725864
11 INAI 0,403 0,00000000000075 -0,005 -0,048235409 -0,308 0,274194636 -0,0842107707293013
12 INCI 0,403 0,00000000000590 -0,005 0,232380227 -0,308 0,888301434 -0,2747587427066800
13 JECC 0,403 0,00000000000074 -0,005 0,275641418 -0,308 0,335287024 -0,1046466104992270
14 JPFA 0,403 0,00000000000006 -0,005 0,118907954 -0,308 0,477288629 -0,1475994374766440
15 LMSH 0,403 0,00000000000747 -0,005 -0,125157255 -0,308 0,482524538 -0,1479917715763770
16 MLBI 0,403 0,00000000000048 -0,005 0,269887041 -0,308 0,653915338 -0,2027553593705020
17 MYOR 0,403 0,00000000000009 -0,005 0,311321324 -0,308 0,36875112 -0,1151319514665140
18 PICO 0,403 0,00000000000165 -0,005 0,012248677 -0,308 0,399754476 -0,1231856220648920
19 RICY 0,403 0,00000000000083 -0,005 0,092194907 -0,308 0,287722273 -0,0890794347071284
20 TRIS 0,403 0,00000000000174 -0,005 0,073415649 -0,308 0,308390632 -0,0953513930469464
21 TSPC 0,403 0,00000000000016 -0,005 0,152235222 -0,308 0,350169975 -0,1086135284858580
22 ULTJ 0,403 0,00000000000028 -0,005 0,082501574 -0,308 0,385417959 -0,1191212393621030
23 UNIT 0,403 0,00000000000217 -0,005 -0,030725536 -0,308 0,680093275 -0,2093151011206100
117
3. Perhitungan Total Accrual/ Total Assets Tahun 2017 (Manajemen Laba)
NO CODE TAit/Ait-1 2017
TAit/Ait-1 2017 β1 1/Ait-1 β2 ΔRevit/Ait-1 β3 PPEit/Ait-1
1 ADES 0,169 0,0000000000013 -0,054 -0,095342022 0,285 0,711409693 0,2079002317980930
2 AKPI 0,169 0,0000000000004 -0,054 0,006742973 0,285 0,666038183 0,1894567617651780
3 AMFG 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,02937679 0,285 0,774673972 0,2191957352463300
4 BUDI 0,169 0,0000000000003 -0,054 0,01467525 0,285 0,65214627 0,1850692235198870
5 CEKA 0,169 0,0000000000007 -0,054 0,099719706 0,285 0,283426821 0,0753917799472740
6 CPIN 0,169 0,0000000000000 -0,054 0,459018044 0,285 0,528893459 0,1259476614206210
8 EKAD 0,169 0,0000000000014 -0,054 0,106693338 0,285 0,545403347 0,1496785137262340
9 HMSP 0,169 0,0000000000000 -0,054 0,08527344 0,285 0,210799182 0,0554730009875528
10 IGAR 0,169 0,0000000000023 -0,054 -0,070239576 0,285 0,26570835 0,0795198167807071
11 INAI 0,169 0,0000000000007 -0,054 -0,227197317 0,285 0,263748123 0,0874368701635501
12 INCI 0,169 0,0000000000037 -0,054 0,347646911 0,285 0,587514164 0,1486686034485490
13 JECC 0,169 0,0000000000006 -0,054 0,092447753 0,285 0,399145308 0,1087642342682880
14 JPFA 0,169 0,0000000000001 -0,054 0,13190871 0,285 0,51423467 0,1394338105927530
15 LMSH 0,169 0,0000000000061 -0,054 0,40850475 0,285 0,439686841 0,1032514931204630
16 MLBI 0,169 0,0000000000004 -0,054 0,0555705 0,285 0,629982005 0,1765440643190000
17 MYOR 0,169 0,0000000000001 -0,054 0,190886358 0,285 0,328239573 0,0832404148676128
18 PICO 0,169 0,0000000000016 -0,054 0,063163353 0,285 3,644845572 1,0353701670137600
19 RICY 0,169 0,0000000000008 -0,054 0,294031037 0,285 0,261215173 0,0585686481946110
20 TRIS 0,169 0,0000000000016 -0,054 -0,200253712 0,285 0,276884066 0,0897256594034651
21 TSPC 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,064870262 0,285 0,362223843 0,0997308009630178
22 ULTJ 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,045662173 0,285 0,412094263 0,1149811076470420
23 UNIT 0,169 0,0000000000023 -0,054 -0,001997567 0,285 0,678107486 0,1933685020288920
118
1. Perhitungan Non Discretionary Accrual Tahun 2015 (Manajemen Laba)
NO CODE
Non Discretionary Accrual (NDA) 2015
NDAit 2015 β1 1 / Ait-1 β2
ΔRevit/Ait-1 -
ΔRecit/Ait-1 β3
PPEit / Ait-
1
1 ADES -0,097 0,00000000000198 0,219 0,137609064 0,099 0,746538183 0,1040436651380130
2 AKPI -0,097 0,00000000000045 0,219 0,001560989 0,099 0,83847649 0,0833510292476728
3 AMFG -0,097 0,00000000000025 0,219 -0,001351706 0,099 0,516733251 0,0508605682789833
4 BUDI -0,097 0,00000000000040 0,219 -0,12159394 0,099 0,716027811 0,0442576805160082
5 CEKA -0,097 0,00000000000078 0,219 -0,125591223 0,099 0,181292784 -0,0095564921926193
6 CPIN -0,097 0,00000000000005 0,219 0,053662892 0,099 0,607990866 0,0719432691857829
7 EKAD -0,097 0,00000000000243 0,219 0,021170526 0,099 0,256804919 0,0300600321268838
8 HMSP -0,097 0,00000000000004 0,219 0,244183092 0,099 0,289049045 0,0820919527156340
9 IGAR -0,097 0,00000000000286 0,219 -0,110334138 0,099 0,212638449 -0,0031119697316711
10 INAI -0,097 0,00000000000112 0,219 0,215102379 0,099 0,419389667 0,0886269980214559
11 INCI -0,097 0,00000000000676 0,219 0,117908761 0,099 0,420814529 0,0674826570252595
12 JECC -0,097 0,00000000000094 0,219 1,43100332 0,099 0,404999223 0,3534846501650310
13 JPFA -0,097 0,00000000000006 0,219 0,038587617 0,099 0,480298987 0,0560002878496305
14 LMSH -0,097 0,00000000000715 0,219 -0,509191511 0,099 0,319168431 -0,0799152661948642
15 MLBI -0,097 0,00000000000045 0,219 -0,053742832 0,099 0,623427255 0,0499496179154591
16 MYOR -0,097 0,00000000000010 0,219 0,031810342 0,099 0,377584947 0,0443473746491116
17 PICO -0,097 0,00000000000160 0,219 -0,015634599 0,099 0,250112317 0,0213371422910804
18 RICY -0,097 0,00000000000085 0,219 -0,090870693 0,099 0,296148009 0,0094179711056227
19 TRIS -0,097 0,00000000000192 0,219 0,225196786 0,099 0,279868702 0,0770250976416385
20 TSPC -0,097 0,00000000000018 0,219 0,104422152 0,099 0,352934657 0,0578089823013397
21 ULTJ -0,097 0,00000000000034 0,219 0,145338062 0,099 0,49224306 0,0805610986256811
22 UNIT -0,097 0,00000000000227 0,219 0,022870283 0,099 0,756491911 0,0799012912911642
LAMPIRAN 4
119
2. Perhitungan Non Discretionary Accrual Tahun 2016 (Manajemen Laba)
NO CODE
Non Discretionary Accrual (NDA) 2016
NDAit 2016 β1 1/Ait-1 β2
ΔRevit/Ait-1 -
ΔRecit/Ait-1 β3
PPEit/Ait-
1
1 ADES 0,403 0,00000000000153 -0,005 0,291953449 -0,308 0,68562239 -0,2126314633258990
2 AKPI 0,403 0,00000000000035 -0,005 0,048913945 -0,308 0,605506896 -0,1867406937400700
3 AMFG 0,403 0,00000000000023 -0,005 0,012446974 -0,308 0,870474852 -0,2681684893829080
4 BUDI 0,403 0,00000000000031 -0,005 0,204908338 -0,308 0,563219067 -0,1744960141801170
5 CEKA 0,403 0,00000000000067 -0,005 0,408958081 -0,308 0,216781006 -0,0688133402113218
6 CPIN 0,403 0,00000000000004 -0,005 0,323604558 -0,308 0,50181858 -0,1561781455192210
7 EKAD 0,403 0,00000000000257 -0,005 0,065211067 -0,308 0,936290591 -0,2887035572134840
8 HMSP 0,403 0,00000000000003 -0,005 0,1455791 -0,308 0,233112661 -0,0725265949419852
9 IGAR 0,403 0,00000000000260 -0,005 0,270252464 -0,308 0,199151293 -0,0626898607059290
10 INAI 0,403 0,00000000000075 -0,005 -0,11578292 -0,308 0,274194636 -0,0838730331750444
11 INCI 0,403 0,00000000000590 -0,005 0,112484103 -0,308 0,888301434 -0,2741592620849250
12 JECC 0,403 0,00000000000074 -0,005 0,230257745 -0,308 0,335287024 -0,1044196921328810
13 JPFA 0,403 0,00000000000006 -0,005 0,118205543 -0,308 0,477288629 -0,1475959254209660
14 LMSH 0,403 0,00000000000747 -0,005 -0,11373459 -0,308 0,482524538 -0,1480488849029870
15 MLBI 0,403 0,00000000000048 -0,005 0,231898186 -0,308 0,653915338 -0,2025654150954860
16 MYOR 0,403 0,00000000000009 -0,005 0,22352457 -0,308 0,36875112 -0,1146929676994260
17 PICO 0,403 0,00000000000165 -0,005 0,032629545 -0,308 0,399754476 -0,1232875264049740
18 RICY 0,403 0,00000000000083 -0,005 0,086030691 -0,308 0,287722273 -0,0890486136298947
19 TRIS 0,403 0,00000000000174 -0,005 0,063506625 -0,308 0,308390632 -0,0953018479241227
20 TSPC 0,403 0,00000000000016 -0,005 0,147730621 -0,308 0,350169975 -0,1085910054849490
21 ULTJ 0,403 0,00000000000028 -0,005 0,078463774 -0,308 0,385417959 -0,1191010503619850
22 UNIT 0,403 0,00000000000217 -0,005 -0,027016471 -0,308 0,680093275 -0,2093336464439310
120
3. Perhitungan Non Discretionary Accrual Tahun 2017 (Manajemen Laba)
NO CODE
Non Discretionary Accrual (NDA) 2017
NDAit 2017 β1 1/Ait-1 β2
ΔRevit/Ait-1 -
ΔRecit/Ait-1 β3 PPEit/Ait-1
1 ADES 0,169 0,0000000000013 -0,054 -0,079688174 0,285 0,711409693 0,2070549239785960
2 AKPI 0,169 0,0000000000004 -0,054 -0,023397982 0,285 0,666038183 0,1910843733108220
3 AMFG 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,027670308 0,285 0,774673972 0,2192878853165400
4 BUDI 0,169 0,0000000000003 -0,054 -0,022686009 0,285 0,65214627 0,1870867314936380
5 CEKA 0,169 0,0000000000007 -0,054 0,09442786 0,285 0,283426821 0,0756775396387298
6 CPIN 0,169 0,0000000000000 -0,054 0,49205288 0,285 0,528893459 0,1241637802926190
8 EKAD 0,169 0,0000000000014 -0,054 0,092826197 0,285 0,545403347 0,1504273393433280
9 HMSP 0,169 0,0000000000000 -0,054 0,078794796 0,285 0,210799182 0,0558228477715097
10 IGAR 0,169 0,0000000000023 -0,054 -0,07441288 0,285 0,26570835 0,0797451752180595
11 INAI 0,169 0,0000000000007 -0,054 -0,139295384 0,285 0,263748123 0,0826901657822498
12 INCI 0,169 0,0000000000037 -0,054 0,265274806 0,285 0,587514164 0,1531166971081310
13 JECC 0,169 0,0000000000006 -0,054 0,108266186 0,285 0,399145308 0,1079100388915060
14 JPFA 0,169 0,0000000000001 -0,054 0,114825205 0,285 0,51423467 0,1403563198657660
15 LMSH 0,169 0,0000000000061 -0,054 0,418982096 0,285 0,439686841 0,1026857163955980
16 MLBI 0,169 0,0000000000004 -0,054 -0,068742588 0,285 0,629982005 0,1832569710924250
17 MYOR 0,169 0,0000000000001 -0,054 0,084107824 0,285 0,328239573 0,0890064557220967
18 PICO 0,169 0,0000000000016 -0,054 -0,061451462 0,285 3,644845572 1,0420993669826000
19 RICY 0,169 0,0000000000008 -0,054 0,288658524 0,285 0,261215173 0,0588587639364899
20 TRIS 0,169 0,0000000000016 -0,054 -0,146358191 0,285 0,276884066 0,0868153012403951
21 TSPC 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,040095847 0,285 0,362223843 0,1010686194030850
22 ULTJ 0,169 0,0000000000002 -0,054 0,035706049 0,285 0,412094263 0,1155187383320770
23 UNIT 0,169 0,0000000000023 -0,054 -0,009876701 0,285 0,678107486 0,1937939752659500
121
1. Perhitungan Discretionary Accrual (DA) 2015 (ManajemenLaba)
NO CODE
Discretionary Accrual (DA) 2015
2015
TAit/Ait-1
(1)
NDAit
(2)
DAit
(1) - (2)
1 ADES 0.1133556059538750 0.1040436651380130 0.009
2 AKPI 0.0900976234877048 0.0833510292476728 0.007
3 AMFG 0.0508126739522704 0.0508605682789833 0.000
4 BUDI 0.0792501915637268 0.0442576805160082 0.035
5 CEKA -0.0189118475778544 -0.0095564921926193 -0.009
6 CPIN 0.0702517449672594 0.0719432691857829 -0.002
7 EKAD 0.0280664880872704 0.0300600321268838 -0.002
8 HMSP 0.0932739540665554 0.0820919527156340 0.011
9 IGAR 0.0608880302683289 -0.0031119697316711 0.064
10 INAI 0.1432712184933220 0.0886269980214559 0.055
11 INCI 0.0810904767229722 0.0674826570252595 0.014
12 JECC -0.1785153498349690 0.3534846501650310 -0.532
13 JPFA 0.0554020988612141 0.0560002878496305 -0.001
14 LMSH -0.0849697228833323 -0.0799152661948642 -0.005
15 MLBI 0.0669496179154591 0.0499496179154591 0.017
16 MYOR 0.0511963804534966 0.0443473746491116 0.007
17 PICO 0.0265010925813849 0.0213371422910804 0.005
18 RICY 0.0154029705004081 0.0094179711056227 0.006
19 TRIS 0.0750864507799960 0.0770250976416385 -0.002
20 TSPC 0.0610729591287169 0.0578089823013397 0.003
21 ULTJ 0.0845407038521216 0.0805610986256811 0.004
22 UNIT -0.0230987087088358 0.0799012912911642 -0.103
LAMPIRAN 5
122
2. Perhitungan Discretionary Accrual (DA) 2016 (ManajemenLaba)
NO CODE
Discretionary Accrual (DA) 2016
2016
TAit/Ait-1
(1)
NDAit
(2)
DAit
(1) - (2)
1 ADES -0.2128398680997590 -0.2126314633258990 -0.00021
2 AKPI -0.1865477207017820 -0.1867406937400700 0.00019
3 AMFG -0.2681742665284080 -0.2681684893829080 -0.00001
4 BUDI -0.1736073409505880 -0.1744960141801170 0.00089
5 CEKA -0.0688879360661182 -0.0688133402113218 -0.00007
6 CPIN -0.1562107522752090 -0.1561781455192210 -0.00003
7 EKAD -0.2888535350611710 -0.2887035572134840 -0.00015
8 HMSP -0.1226405949419850 -0.0725265949419852 -0.05011
9 IGAR -0.0628422731725864 -0.0626898607059290 -0.00015
10 INAI -0.0842107707293013 -0.0838730331750444 -0.00034
11 INCI -0.2747587427066800 -0.2741592620849250 -0.00060
12 JECC -0.1046466104992270 -0.1044196921328810 -0.00023
13 JPFA -0.1475994374766440 -0.1475959254209660 0.00000
14 LMSH -0.1479917715763770 -0.1480488849029870 0.00006
15 MLBI -0.2027553593705020 -0.2025654150954860 -0.00019
16 MYOR -0.1551319676994260 -0.1146929676994260 -0.04044
17 PICO -0.1231856220648920 -0.1232875264049740 0.00010
18 RICY -0.0890794347071284 -0.0890486136298947 -0.00003
19 TRIS -0.0953513930469464 -0.0953018479241227 -0.00005
20 TSPC -0.1086135284858580 -0.1085910054849490 -0.00002
21 ULTJ -0.1191212393621030 -0.1191010503619850 -0.00002
22 UNIT -0.2093151011206100 -0.2093336464439310 0.00002
123
3. Perhitungan Discretionary Accrual (DA) 2017 (ManajemenLaba)
NO CODE
Discretionary Accrual (DA) 2017
2017
TAit/Ait-1
(1)
NDAit
(2)
DAit
(1) - (2)
1 ADES 0.2079002317980930 0.2070549239785960 0.0008
2 AKPI 0.1894567617651780 0.1910843733108220 -0.0016
3 AMFG 0.2191957352463300 0.2192878853165400 -0.0001
4 BUDI 0.1850692235198870 0.1870867314936380 -0.0020
5 CEKA 0.0753917799472740 0.0756775396387298 -0.0003
6 CPIN 0.1259476614206210 0.1241637802926190 0.0018
7 EKAD 0.1496785137262340 0.1504273393433280 -0.0007
8 HMSP -0.0145269522284903 0.0558228477715097 -0.0703
9 IGAR 0.0795198167807071 0.0797451752180595 -0.0002
10 INAI 0.0874368701635501 0.0826901657822498 0.0047
11 INCI 0.1486686034485490 0.1531166971081310 -0.0044
12 JECC 0.1087642342682880 0.1079100388915060 0.0009
13 JPFA 0.1394338105927530 0.1403563198657660 -0.0009
14 LMSH 0.1021199163955980 0.1026857163955980 -0.0006
15 MLBI 0.3499698710924250 0.1832569710924250 0.1667
16 MYOR 0.0832404148676128 0.0890064557220967 -0.0058
17 PICO 1.0688285669826000 1.0420993669826000 0.0267
18 RICY 0.0585686481946110 0.0588587639364899 -0.0003
19 TRIS 0.0897256594034651 0.0868153012403951 0.0029
20 TSPC 0.0997308009630178 0.1010686194030850 -0.0013
21 ULTJ 0.1149811076470420 0.1155187383320770 -0.0005
22 UNIT 0.1933685020288920 0.1937939752659500 -0.0004
124
LAMPIRAN
DATA PERHITUNGAN
VARIABEL
125
NO
C
OD
E
Uku
ran
Per
usa
haan
2015
2016
2017
Tota
l A
ssets
L
N
Tota
l A
ssets
L
N
Tota
l A
ssets
L
N
1
AD
ES
R
p 653.2
24.0
00.0
00
27,2
0518594
Rp
767.4
79.0
00.0
00
27,3
6637695
Rp
840.2
36.0
00.0
00
27,4
5694864
2
AK
PI
Rp
2
.883.1
43.1
32.0
00
28,6
8990218
Rp
2
.615.9
09.1
90.0
00
28,5
9263284
Rp
2
.745.3
25.8
33.0
00
28,6
4092088
3
AM
FG
R
p 4
.270.2
75.0
00.0
00
29,0
8269934
Rp
5
.504.8
90.0
00.0
00
29,3
366579
Rp
6
.267.8
16.0
00.0
00
29,4
6644908
4
BU
DI
Rp
3
.265.9
53.0
00.0
00
28,8
1457272
Rp
2
.931.8
07.0
00.0
00
28,7
0664007
Rp
2
.939.4
56.0
00.0
00
28,7
0924565
5
CE
KA
R
p 1
.485.8
26.2
10.0
15
28,0
269921
Rp
1
.425.9
64.1
52.4
18
27,9
858693
Rp
1
.392.6
36.4
44.5
01
27,9
6221979
6
CP
IN
Rp
24.6
84.9
15.0
00.0
00
30,8
3721344
Rp
2
4.2
04.9
94.0
00.0
00
30,8
1758009
Rp
24.5
22.5
93.0
00.0
00
30,8
3061597
7
EK
AD
R
p 389.6
91.5
95.5
00
26,6
8862148
Rp
702.5
08.6
30.7
08
27,2
7792352
Rp
796.7
67.6
46.1
72
27,4
0382894
8
HM
SP
R
p 38.0
10.7
24.0
00.0
00
31,2
6888945
Rp
4
2.5
08.2
77.0
00.0
00
31,3
8071993
Rp
43.1
41.0
63.0
00.0
00
31,3
954964
9
IGA
R
Rp
383.9
36.0
40.5
90
26,6
7374181
Rp
439.4
65.6
73.2
96
26,8
0882545
Rp
513.0
22.5
91.5
74
26,9
6358572
10
INA
I R
p 1
.330.2
59.2
96.5
37
27,9
16395
Rp
1
.339.0
32.4
13.4
55
27,9
2296839
Rp
1
.213.9
16.5
45.1
20
27,8
2487306
11
INC
I R
p 169.5
46.0
66.3
14
25,8
563905
Rp
269.3
51.3
81.3
44
26,3
1928261
Rp
303.7
88.3
90.3
30
26,4
3959721
12
JEC
C
Rp
1
.358.4
64.0
81.0
00
27,9
3737583
Rp
1
.587.2
10.5
76.0
00
28,0
9299924
Rp
1
.927.9
85.3
52.0
00
28,2
8749671
13
JPF
A
Rp
17.1
59.4
66.0
00.0
00
30,4
7357109
Rp
1
9.2
51.0
26.0
00.0
00
30,5
8858547
Rp
21.0
88.8
70.0
00.0
00
30,6
7976653
14
LM
SH
R
p 133.7
82.7
51.0
41
25,6
1948306
Rp
162.8
28.1
69.2
50
25,8
1596131
Rp
161.1
63.4
26.8
40
25,8
0568476
15
ML
BI
Rp
2
.100.8
53.0
00.0
00
28,3
7336457
Rp
2
.275.0
38.0
00.0
00
28,4
5301787
Rp
2
.510.0
78.0
00.0
00
28,5
5133494
16
MY
OR
R
p 11.3
42.7
15.6
86.2
21
30,0
5959686
Rp
1
2.9
22.4
21.8
59.1
42
30,1
8998505
Rp
14.9
15.8
49.8
00.2
51
30,3
3344551
17
PIC
O
Rp
605.7
88.3
10.4
44
27,1
2979644
Rp
638.5
66.7
61.4
62
27,1
8249207
Rp
720.2
38.9
57.7
45
27,3
0284888
18
RIC
Y
Rp
1
.198.1
94.0
00.0
00
27,8
1183654
Rp
1
.288.6
83.9
25.0
66
27,8
846426
Rp
1
.374.4
44.7
88.2
82
27,9
4907098
19
TR
IS
Rp
574.3
46.4
33.0
75
27,0
7649859
Rp
639.7
01.1
64.5
11
27,1
8426697
Rp
544.9
68.3
19.9
87
27,0
239935
20
TS
PC
R
p 6
.284.7
29.0
99.2
03
29,4
6914385
Rp
6
.585.8
07.3
49.4
38
29,5
1593805
Rp
7
.434.9
00.3
09.0
21
29,6
3720629
21
UL
TJ
Rp
3
.539.9
95.9
10.2
48
28,8
9514669
Rp
4
.239.2
00.0
00.0
00
29,0
7539569
Rp
5
.186.9
40.0
00.0
00
29,2
7716504
22
UN
IT
Rp
460.5
39.3
82.2
06
26,8
5566421
Rp
432.9
13.1
80.3
72
26,7
9380304
Rp
426.3
84.6
22.8
78
26,7
7860765
126
NO
C
OD
E
Lev
erag
e
Lev
erag
e
2015
2016
Tota
l D
eb
t
Tota
l A
ssets
D
R
Tota
l D
eb
t
Tota
l A
ssets
D
R
1
AD
ES
R
p 3
24.8
55.0
00.0
00
Rp
653.2
24.0
00.0
00
0,4
97310264
Rp
383.0
91.0
00.0
00
Rp
7
67.4
79.0
00.0
00
0,4
99155026
2
AK
PI
Rp
1.7
75.5
77.2
39.0
00
Rp
2.8
83.1
43.1
32.0
00
0,6
1584776
Rp
1
.495.8
74.0
21.0
00
Rp
2
.615.9
09.1
90.0
00
0,5
71837137
3
AM
FG
R
p 8
80.0
52.0
00.0
00
Rp
4.2
70.2
75.0
00.0
00
0,2
06087898
Rp
1
.905.6
26.0
00.0
00
Rp
5
.504.8
90.0
00.0
00
0,3
46169678
4
BU
DI
Rp
2.1
60.7
02.0
00.0
00
Rp
3.2
65.9
53.0
00.0
00
0,6
61583924
Rp
1
.766.7
56.0
00.0
00
Rp
2
.931.8
07.0
00.0
00
0,6
02616748
5
CE
KA
R
p 8
45.9
32.6
95.6
63
Rp
1.4
85.8
26.2
10.0
15
0,5
69334886
Rp
538.0
44.0
38.6
90
Rp
1
.425.9
64.1
52.4
18
0,3
7731947
6
CP
IN
Rp
1
2.1
23.4
88.0
00.0
00
Rp
24.6
84.9
15.0
00.0
00
0,4
91129421
Rp
1
0.0
47.7
61.0
00.0
00
Rp
2
4.2
04.9
94.0
00.0
00
0,4
15111072
7
EK
AD
R
p 9
7.7
30.1
78.8
89
Rp
389.6
91.5
95.5
00
0,2
50788521
Rp
110.5
03.8
22.9
83
Rp
7
02.5
08.6
30.7
08
0,1
57298883
8
HM
SP
R
p 5.9
94.6
64.0
00.0
00
Rp
38.0
10.7
24.0
00.0
00
0,1
57709808
Rp
8
.333.2
63.0
00.0
00
Rp
4
2.5
08.2
77.0
00.0
00
0,1
96038597
9
IGA
R
Rp
7
3.4
71.7
82.1
27
Rp
383.9
36.0
40.5
90
0,1
9136464
Rp
65.7
16.6
37.7
66
Rp
4
39.4
65.6
73.2
96
0,1
4953759
10
INA
I R
p 1.0
90.4
38.3
93.8
80
Rp
1.3
30.2
59.2
96.5
37
0,8
19718679
Rp
1
.081.0
15.8
10.7
82
Rp
1
.339.0
32.4
13.4
55
0,8
0731116
11
INC
I R
p 1
5.4
94.9
18.5
93
Rp
169.5
46.0
66.3
14
0,0
91390611
Rp
26.5
24.9
18.5
93
Rp
2
69.3
51.3
81.3
44
0,0
9847701
12
JEC
C
Rp
9
90.7
07.8
22.0
00
Rp
1.3
58.4
64.0
81.0
00
0,7
29285254
Rp
1
.116.8
72.2
34.0
00
Rp
1
.587.2
10.5
76.0
00
0,7
03669854
13
JPF
A
Rp
1
1.0
49.7
74.0
00.0
00
Rp
17.1
59.4
66.0
00.0
00
0,6
43946263
Rp
9
.878.0
62.0
00.0
00
Rp
1
9.2
51.0
26.0
00.0
00
0,5
13118729
14
LM
SH
R
p 2
1.3
41.3
73.8
97
Rp
133.7
82.7
51.0
41
0,1
59522612
Rp
45.5
11.7
00.1
28
Rp
1
62.8
28.1
69.2
50
0,2
79507534
15
ML
BI
Rp
1.3
34.3
73.0
00.0
00
Rp
2.1
00.8
53.0
00.0
00
0,6
35157719
Rp
1
.454.3
98.0
00.0
00
Rp
2
.275.0
38.0
00.0
00
0,6
39285146
16
MY
OR
R
p 6.1
48.2
55.7
59.0
34
Rp
11.3
42.7
15.6
86.2
21
0,5
42044421
Rp
6
.657.1
65.8
72.0
77
Rp
1
2.9
22.4
21.8
59.1
42
0,5
15163949
17
PIC
O
Rp
3
58.6
97.3
26.1
31
Rp
605.7
88.3
10.4
44
0,5
92116619
Rp
372.7
23.8
97.2
14
Rp
6
38.5
66.7
61.4
62
0,5
83688221
18
RIC
Y
Rp
7
98.1
15.0
00.0
00
Rp
1.1
98.1
94.0
00.0
00
0,6
66098311
Rp
876.1
84.8
55.0
01
Rp
1
.288.6
83.9
25.0
66
0,6
79906716
19
TR
IS
Rp
2
45.1
38.3
56.1
70
Rp
574.3
46.4
33.0
75
0,4
26812708
Rp
293.0
73.9
84.0
34
Rp
6
39.7
01.1
64.5
11
0,4
58142021
20
TS
PC
R
p 1.9
47.5
88.1
24.0
83
Rp
6.2
84.7
29.0
99.2
03
0,3
09892136
Rp
1
.950.5
34.2
06.7
46
Rp
6
.585.8
07.3
49.4
38
0,2
96172375
21
UL
TJ
Rp
7
42.4
90.2
16.3
26
Rp
3.5
39.9
95.9
10.2
48
0,2
09743241
Rp
749.9
67.0
00.0
00
Rp
4
.239.2
00.0
00.0
00
0,1
76912389
22
UN
IT
Rp
2
17.5
65.0
67.4
67
Rp
460.5
39.3
82.2
06
0,4
724136
Rp
188.8
91.3
59.5
40
Rp
4
32.9
13.1
80.3
72
0,4
36326192
127
NO CODE
Leverage
2017
Total Debt Total Assets DR
1 ADES Rp 417.225.000.000 Rp 840.236.000.000 0,49655692
2 AKPI Rp 1.618.713.342.000 Rp 2.745.325.833.000 0,589625218
3 AMFG Rp 2.718.939.000.000 Rp 6.267.816.000.000 0,433793685
4 BUDI Rp 1.744.756.000.000 Rp 2.939.456.000.000 0,593564251
5 CEKA Rp 489.592.257.434 Rp 1.392.636.444.501 0,351557838
6 CPIN Rp 8.819.788.000.000 Rp 24.522.593.000.000 0,359659682
7 EKAD Rp 133.949.920.707 Rp 796.767.646.172 0,168116667
8 HMSP Rp 9.028.078.000.000 Rp 43.141.063.000.000 0,209268789
9 IGAR Rp 71.075.842.431 Rp 513.022.591.574 0,138543299
10 INAI Rp 936.511.874.370 Rp 1.213.916.545.120 0,77147962
11 INCI Rp 35.408.565.186 Rp 303.788.390.330 0,116556677
12 JECC Rp 1.380.623.870.000 Rp 1.927.985.352.000 0,716096659
13 JPFA Rp 11.293.242.000.000 Rp 21.088.870.000.000 0,535507213
14 LMSH Rp 31.541.423.763 Rp 161.163.426.840 0,195710804
15 MLBI Rp 1.445.173.000.000 Rp 2.510.078.000.000 0,575748244
16 MYOR Rp 7.561.503.434.179 Rp 14.915.849.800.251 0,506944193
17 PICO Rp 440.555.207.507 Rp 720.238.957.745 0,611679225
18 RICY Rp 944.179.416.586 Rp 1.374.444.788.282 0,686953324
19 TRIS Rp 188.736.733.204 Rp 544.968.319.987 0,346326064
20 TSPC Rp 2.352.891.899.876 Rp 7.434.900.309.021 0,31646583
21 ULTJ Rp 978.185.000.000 Rp 5.186.940.000.000 0,188586141
22 UNIT Rp 181.126.294.572 Rp 426.384.622.878 0,42479556
128
NO
C
OD
E
Ret
urn
Of
Ass
ets
Ret
urn
Of
Ass
ets
2015
2016
EA
T
Tota
l A
ssets
R
OA
E
AT
T
ota
l A
ssets
R
OA
1
AD
ES
R
p 32.8
39.0
00.0
00
Rp
653.2
24.0
00.0
00
0,0
50272188
Rp
5
5.9
51.0
00.0
00
Rp
7
67.4
79.0
00.0
00
0,0
7290232
2
AK
PI
Rp
27.6
44.7
14.0
00
Rp
2.8
83.1
43.1
32.0
00
0,0
09588395
Rp
5
2.3
93.8
57.0
00
Rp
2.6
15.9
09.1
90.0
00
0,0
20028928
3
AM
FG
R
p 341.3
46.0
00.0
00
Rp
4.2
70.2
75.0
00.0
00
0,0
79935367
Rp
260.4
44.0
00.0
00
Rp
5.5
04.8
90.0
00.0
00
0,0
4731139
4
BU
DI
Rp
21.0
72.0
00.0
00
Rp
3.2
65.9
53.0
00.0
00
0,0
06452022
Rp
3
8.6
24.0
00.0
00
Rp
2.9
31.8
07.0
00.0
00
0,0
13174128
5
CE
KA
R
p 106.5
49.4
46.9
80
Rp
1.4
85.8
26.2
10.0
15
0,0
71710572
Rp
249.6
97.0
13.6
26
Rp
1.4
25.9
64.1
52.4
18
0,1
75107497
6
CP
IN
Rp
1
.832.5
98.0
00.0
00
Rp
24.6
84.9
15.0
00.0
00
0,0
74239591
Rp
2
.225.4
02.0
00.0
00
Rp
2
4.2
04.9
94.0
00.0
00
0,0
91939787
7
EK
AD
R
p 47.0
40.2
56.4
56
Rp
389.6
91.5
95.5
00
0,1
20711499
Rp
9
0.6
85.8
21.5
30
Rp
7
02.5
08.6
30.7
08
0,1
29088551
8
HM
SP
R
p 1
0.3
63.3
08.0
00.0
00
Rp
38.0
10.7
24.0
00.0
00
0,2
72641689
Rp
1
2.7
62.2
29.0
00.0
00
Rp
4
2.5
08.2
77.0
00.0
00
0,3
00229271
9
IGA
R
Rp
51.4
16.1
84.3
07
Rp
383.9
36.0
40.5
90
0,1
33918619
Rp
6
9.3
05.6
29.7
95
Rp
4
39.4
65.6
73.2
96
0,1
57704308
10
INA
I R
p 28.6
15.6
73.1
67
Rp
1.3
30.2
59.2
96.5
37
0,0
2151135
Rp
3
5.5
52.9
75.2
44
Rp
1.3
39.0
32.4
13.4
55
0,0
26551243
11
INC
I R
p 16.9
60.6
60.0
23
Rp
169.5
46.0
66.3
14
0,1
00035704
Rp
9
.988.8
36.7
59
Rp
2
69.3
51.3
81.3
44
0,0
3708478
12
JEC
C
Rp
2
.464.6
69.0
00
Rp
1.3
58.4
64.0
81.0
00
0,0
01814306
Rp
132.4
23.1
61.0
00
Rp
1.5
87.2
10.5
76.0
00
0,0
83431375
13
JPF
A
Rp
524.4
84.0
00.0
00
Rp
17.1
59.4
66.0
00.0
00
0,0
30565287
Rp
2
.171.6
08.0
00.0
00
Rp
1
9.2
51.0
26.0
00.0
00
0,1
12804793
14
LM
SH
R
p 1
.944.4
43.3
95
Rp
133.7
82.7
51.0
41
0,0
14534336
Rp
6
.252.8
14.8
11
Rp
1
62.8
28.1
69.2
50
0,0
38401309
15
ML
BI
Rp
496.9
09.0
00.0
00
Rp
2.1
00.8
53.0
00.0
00
0,2
36527258
Rp
982.1
29.0
00.0
00
Rp
2.2
75.0
38.0
00.0
00
0,4
31697844
16
MY
OR
R
p 1
.250.2
33.1
28.5
60
Rp
11.3
42.7
15.6
86.2
21
0,1
10223439
Rp
1
.388.6
76.1
27.6
65
Rp
1
2.9
22.4
21.8
59.1
42
0,1
07462529
17
PIC
O
Rp
14.9
75.4
06.0
18
Rp
605.7
88.3
10.4
44
0,0
24720527
Rp
1
3.7
53.4
51.9
41
Rp
6
38.5
66.7
61.4
62
0,0
21538002
18
RIC
Y
Rp
13.4
65.7
13.4
64
Rp
1.1
98.1
94.0
00.0
00
0,0
11238342
Rp
1
4.0
33.4
26.5
19
Rp
1.2
88.6
83.9
25.0
66
0,0
10889735
19
TR
IS
Rp
44.1
85.6
00.6
26
Rp
574.3
46.4
33.0
75
0,0
76931967
Rp
2
5.2
13.0
15.3
24
Rp
6
39.7
01.1
64.5
11
0,0
3941374
20
TS
PC
R
p 529.2
18.6
51.8
07
Rp
6.2
84.7
29.0
99.2
03
0,0
84207075
Rp
545.4
93.5
36.2
62
Rp
6.5
85.8
07.3
49.4
38
0,0
82828651
21
UL
TJ
Rp
523.1
00.2
15.0
29
Rp
3.5
39.9
95.9
10.2
48
0,1
47768593
Rp
709.8
26.0
00.0
00
Rp
4.2
39.2
00.0
00.0
00
0,1
67443386
22
UN
IT
Rp
385.9
53.1
28
Rp
460.5
39.3
82.2
06
0,0
00838046
Rp
860.7
75.7
34
Rp
4
32.9
13.1
80.3
72
0,0
01988333
129
NO CODE
Return Of Assets
2017
EAT Total Assets ROA
1 ADES Rp 38.242.000.000 Rp 840.236.000.000 0,045513403
2 AKPI Rp 13.333.970.000 Rp 2.745.325.833.000 0,004856972
3 AMFG Rp 38.569.000.000 Rp 6.267.816.000.000 0,006153499
4 BUDI Rp 45.691.000.000 Rp 2.939.456.000.000 0,015544033
5 CEKA Rp 107.420.886.839 Rp 1.392.636.444.501 0,07713491
6 CPIN Rp 2.496.787.000.000 Rp 24.522.593.000.000 0,101815783
7 EKAD Rp 76.195.665.729 Rp 796.767.646.172 0,095630974
8 HMSP Rp 12.670.534.000.000 Rp 43.141.063.000.000 0,293700088
9 IGAR Rp 72.376.683.136 Rp 513.022.591.574 0,141078939
10 INAI Rp 38.651.704.520 Rp 1.213.916.545.120 0,031840496
11 INCI Rp 16.554.272.131 Rp 303.788.390.330 0,054492774
12 JECC Rp 83.355.370.000 Rp 1.927.985.352.000 0,043234442
13 JPFA Rp 1.107.810.000.000 Rp 21.088.870.000.000 0,052530553
14 LMSH Rp 12.967.113.850 Rp 161.163.426.840 0,080459408
15 MLBI Rp 1.322.067.000.000 Rp 2.510.078.000.000 0,526703553
16 MYOR Rp 1.630.953.830.893 Rp 14.915.849.800.251 0,109343675
17 PICO Rp 16.824.380.227 Rp 720.238.957.745 0,023359442
18 RICY Rp 16.558.562.698 Rp 1.374.444.788.282 0,012047456
19 TRIS Rp 14.198.889.550 Rp 544.968.319.987 0,026054523
20 TSPC Rp 557.339.581.996 Rp 7.434.900.309.021 0,074962617
21 ULTJ Rp 711.681.000.000 Rp 5.186.940.000.000 0,13720633
22 UNIT Rp 1.062.124.056 Rp 426.384.622.878 0,002491
130
NO
C
OD
E
Per
tum
bu
han
Pen
juala
n
2015
S1
2015
St-
1
2014
S1 -
St-
1
St-
1
2014
%
GO
S
2015
1
AD
ES
R
p 669.7
25.0
00.0
00
Rp 578.7
84.0
00.0
00
Rp 9
0.9
41.0
00.0
00
Rp 5
78.7
84.0
00.0
00
100%
0,1
57124247
2
AK
PI
Rp 2
.017.4
66.5
11.0
00
Rp 1
.945.3
83.0
31.0
00
Rp 7
2.0
83.4
80.0
00
Rp 1
.945.3
83.0
31.0
00
100%
0,0
37053618
3
AM
FG
R
p 3
.665.9
89.0
00.0
00
Rp 3
.672.1
86.0
00.0
00
Rp (6
.197.0
00.0
00)
Rp 3
.672.1
86.0
00.0
00
100%
-0
,001687551
4
BU
DI
Rp 2
.378.8
05.0
00.0
00
Rp 2
.284.2
11.0
00.0
00
Rp 9
4.5
94.0
00.0
00
Rp 2
.284.2
11.0
00.0
00
100%
0,0
41412111
5
CE
KA
R
p 3
.485.7
33.8
30.3
54
Rp 3
.701.8
68.7
90.1
92
Rp (2
16.1
34.9
59.8
38)
Rp 3
.701.8
68.7
90.1
92
100%
-0
,058385365
6
CP
IN
Rp 3
0.1
07.7
27.0
00.0
00
Rp 2
9.1
50.2
75.0
00.0
00
Rp 957.4
52.0
00.0
00
Rp 2
9.1
50.2
75.0
00.0
00
100%
0,0
32845385
7
EK
AD
R
p 531.5
37.6
06.5
73
Rp 526.5
73.6
20.0
57
Rp 4
.963.9
86.5
16
Rp 5
26.5
73.6
20.0
57
100%
0,0
09426956
8
HM
SP
R
p 8
9.0
69.3
06.0
00.0
00
Rp 8
0.6
90.1
39.0
00.0
00
Rp 8
.379.1
67.0
00.0
00
Rp 8
0.6
90.1
39.0
00.0
00
100%
0,1
03843755
9
IGA
R
Rp 677.3
31.8
46.0
43
Rp 737.8
63.2
27.4
09
Rp (6
0.5
31.3
81.3
66)
Rp 7
37.8
63.2
27.4
09
100%
-0
,082036046
10
INA
I R
p 1
.348.6
75.9
22.1
66
Rp 933.4
62.4
38.2
55
Rp 415.2
13.4
83.9
11
Rp 9
33.4
62.4
38.2
55
100%
0,4
44810061
11
INC
I R
p 136.6
68.4
08.2
70
Rp 110.0
23.0
88.6
98
Rp 2
6.6
45.3
19.5
72
Rp 1
10.0
23.0
88.6
98
100%
0,2
42179345
12
JEC
C
Rp 1
.663.3
35.8
76.0
00
Rp 149.0
12.1
14.0
00
Rp 1
.514.3
23.7
62.0
00
Rp 1
49.0
12.1
14.0
00
100%
10,1
624205
13
JPF
A
Rp 2
5.0
22.9
13.0
00.0
00
Rp 2
4.4
58.8
80.0
00.0
00
Rp 564.0
33.0
00.0
00
Rp 2
4.4
58.8
80.0
00.0
00
100%
0,0
23060459
14
LM
SH
R
p 174.5
98.9
65.9
38
Rp 249.0
72.0
12.3
69
Rp (7
4.4
73.0
46.4
31)
Rp 2
49.0
72.0
12.3
69
100%
-0
,299002067
15
ML
BI
Rp 2
.696.3
18.0
00.0
00
Rp 2
.988.5
01.0
00.0
00
Rp (2
92.1
83.0
00.0
00)
Rp 2
.988.5
01.0
00.0
00
100%
-0
,097769082
16
MY
OR
R
p 1
4.8
18.7
30.6
35.8
47
Rp 1
4.1
69.0
88.2
78.2
38
Rp 649.6
42.3
57.6
09
Rp 1
4.1
69.0
88.2
78.2
38
100%
0,0
4584927
17
PIC
O
Rp 699.3
10.5
99.5
65
Rp 694.3
32.0
00.0
00
Rp 4
.978.5
99.5
65
Rp 6
94.3
32.0
00.0
00
100%
0,0
07170344
18
RIC
Y
Rp 1
.111.0
51.7
12.8
99
Rp 1
.185.4
43.5
80.2
42
Rp (7
4.3
91.8
67.3
43)
Rp 1
.185.4
43.5
80.2
42
100%
-0
,062754456
19
TR
IS
Rp 859.7
43.4
72.8
95
Rp 746.8
28.9
22.7
32
Rp 112.9
14.5
50.1
63
Rp 7
46.8
28.9
22.7
32
100%
0,1
51191989
20
TS
PC
R
p 8
.181.4
81.8
67.1
79
Rp 7
.512.1
15.0
37.5
87
Rp 669.3
66.8
29.5
92
Rp 7
.512.1
15.0
37.5
87
100%
0,0
89104976
21
UL
TJ
Rp 4
.393.9
32.6
84.1
71
Rp 3
.916.7
89.3
66.4
23
Rp 477.1
43.3
17.7
48
Rp 3
.916.7
89.3
66.4
23
100%
0,1
21820009
22
UN
IT
Rp 118.2
60.1
40.7
04
Rp 102.4
48.0
44.3
00
Rp 1
5.8
12.0
96.4
04
Rp 1
02.4
48.0
44.3
00
100%
0,1
54342589
131
NO
C
OD
E
Per
tum
bu
han
Pen
juala
n
2016
S1
2016
St-
1
2015
S1 -
St-
1
St-
1
2015
%
GO
S
2016
1
AD
ES
R
p 887.6
63.0
00.0
00
Rp 669.7
25.0
00.0
00
Rp 2
17.9
38.0
00.0
00
Rp 669.7
25.0
00.0
00
100%
0,3
25414163
2
AK
PI
Rp 2
.047.2
18.6
39.0
00
Rp 2
.017.4
66.5
11.0
00
Rp 2
9.7
52.1
28.0
00
Rp 2.0
17.4
66.5
11.0
00
100%
0,0
14747272
3
AM
FG
R
p 3
.724.0
75.0
00.0
00
Rp 3
.665.9
89.0
00.0
00
Rp 5
8.0
86.0
00.0
00
Rp 3.6
65.9
89.0
00.0
00
100%
0,0
15844565
4
BU
DI
Rp 2
.467.5
53.0
00.0
00
Rp 2
.378.8
05.0
00.0
00
Rp 8
8.7
48.0
00.0
00
Rp 2.3
78.8
05.0
00.0
00
100%
0,0
37307808
5
CE
KA
R
p 4
.115.5
41.7
61.1
73
Rp 3
.485.7
33.8
30.3
54
Rp 6
29.8
07.9
30.8
19
Rp 3.4
85.7
33.8
30.3
54
100%
0,1
8068159
6
CP
IN
Rp 38.2
56.8
57.0
00.0
00
Rp 3
0.1
07.7
27.0
00.0
00
Rp 8.1
49.1
30.0
00.0
00
Rp 30.1
07.7
27.0
00.0
00
100%
0,2
70665733
7
EK
AD
R
p 568.6
38.8
32.5
79
Rp 531.5
37.6
06.5
73
Rp 3
7.1
01.2
26.0
06
Rp 531.5
37.6
06.5
73
100%
0,0
69799814
8
HM
SP
R
p 95.4
66.6
57.0
00.0
00
Rp 8
9.0
69.3
06.0
00.0
00
Rp 6.3
97.3
51.0
00.0
00
Rp 89.0
69.3
06.0
00.0
00
100%
0,0
71824417
9
IGA
R
Rp 792.7
94.8
34.7
68
Rp 677.3
31.8
46.0
43
Rp 1
15.4
62.9
88.7
25
Rp 677.3
31.8
46.0
43
100%
0,1
70467385
10
INA
I R
p 1
.284.5
10.3
20.6
64
Rp 1
.348.6
75.9
22.1
66
Rp (
64.1
65.6
01.5
02)
Rp 1.3
48.6
75.9
22.1
66
100%
-0
,047576738
11
INC
I R
p 176.0
67.5
61.6
39
Rp 136.6
68.4
08.2
70
Rp 3
9.3
99.1
53.3
69
Rp 136.6
68.4
08.2
70
100%
0,2
88282814
12
JEC
C
Rp 2
.037.7
84.8
42.0
00
Rp 1
.663.3
35.8
76.0
00
Rp 3
74.4
48.9
66.0
00
Rp 1.6
63.3
35.8
76.0
00
100%
0,2
25119275
13
JPF
A
Rp 27.0
63.3
10.0
00.0
00
Rp 2
5.0
22.9
13.0
00.0
00
Rp 2.0
40.3
97.0
00.0
00
Rp 25.0
22.9
13.0
00.0
00
100%
0,0
81541146
14
LM
SH
R
p 157.8
55.0
84.0
36
Rp 174.5
98.9
65.9
38
Rp (
16.7
43.8
81.9
02)
Rp 174.5
98.9
65.9
38
100%
-0
,09589909
15
ML
BI
Rp 3
.263.3
11.0
00.0
00
Rp 2
.696.3
18.0
00.0
00
Rp 5
66.9
93.0
00.0
00
Rp 2.6
96.3
18.0
00.0
00
100%
0,2
10284173
16
MY
OR
R
p 18.3
49.9
59.8
98.3
58
Rp 1
4.8
18.7
30.6
35.8
47
Rp 3.5
31.2
29.2
62.5
11
Rp 14.8
18.7
30.6
35.8
47
100%
0,2
3829499
17
PIC
O
Rp 706.7
30.7
05.0
44
Rp 699.3
10.5
99.5
65
Rp 7
.420.1
05.4
79
Rp 699.3
10.5
99.5
65
100%
0,0
10610601
18
RIC
Y
Rp 1
.221.5
19.0
96.8
11
Rp 1
.111.0
51.7
12.8
99
Rp 1
10.4
67.3
83.9
12
Rp 1.1
11.0
51.7
12.8
99
100%
0,0
99425961
19
TR
IS
Rp 901.9
09.4
89.2
40
Rp 859.7
43.4
72.8
95
Rp 4
2.1
66.0
16.3
45
Rp 859.7
43.4
72.8
95
100%
0,0
49044881
20
TS
PC
R
p 9
.138.2
38.9
93.8
42
Rp 8
.181.4
81.8
67.1
79
Rp 9
56.7
57.1
26.6
63
Rp 8.1
81.4
81.8
67.1
79
100%
0,1
16941789
21
UL
TJ
Rp 4
.685.9
87.9
17.3
55
Rp 4
.393.9
32.6
84.1
71
Rp 2
92.0
55.2
33.1
84
Rp 4.3
93.9
32.6
84.1
71
100%
0,0
66467844
22
UN
IT
Rp 104.1
09.8
21.5
03
Rp 118.2
60.1
40.7
04
Rp (
14.1
50.3
19.2
01)
Rp 118.2
60.1
40.7
04
100%
-0
,119654172
132
NO
C
OD
E
Per
tum
bu
han
Pen
juala
n
2017
S1
2017
St-
1
2016
S1 -
St-
1
St-
1
2016
%
GO
S
2017
1
AD
ES
R
p 8
14.4
90.0
00.0
00
Rp 887.6
63.0
00.0
00
Rp (
73.1
73.0
00.0
00)
Rp 887.6
63.0
00.0
00
100%
-0
,082433311
2
AK
PI
Rp 2.0
64.8
57.6
43.0
00
Rp 2
.047.2
18.6
39.0
00
Rp 1
7.6
39.0
04.0
00
Rp 2
.047.2
18.6
39.0
00
100%
0,0
08616082
3
AM
FG
R
p 3.8
85.7
91.0
00.0
00
Rp 3
.724.0
75.0
00.0
00
Rp 1
61.7
16.0
00.0
00
Rp 3
.724.0
75.0
00.0
00
100%
0,0
43424475
4
BU
DI
Rp 2.5
10.5
78.0
00.0
00
Rp 2
.467.5
53.0
00.0
00
Rp 4
3.0
25.0
00.0
00
Rp 2
.467.5
53.0
00.0
00
100%
0,0
17436302
5
CE
KA
R
p 4.2
57.7
38.4
86.9
08
Rp 4
.115.5
41.7
61.1
73
Rp 1
42.1
96.7
25.7
35
Rp 4
.115.5
41.7
61.1
73
100%
0,0
34551156
6
CP
IN
Rp 4
9.3
67.3
86.0
00.0
00
Rp 3
8.2
56.8
57.0
00.0
00
Rp 11.1
10.5
29.0
00.0
00
Rp 3
8.2
56.8
57.0
00.0
00
100%
0,2
90419284
7
EK
AD
R
p 6
43.5
91.8
23.5
05
Rp 568.6
38.8
32.5
79
Rp 7
4.9
52.9
90.9
26
Rp 568.6
38.8
32.5
79
100%
0,1
31811242
8
HM
SP
R
p 9
9.0
91.4
84.0
00.0
00
Rp 9
5.4
66.6
57.0
00.0
00
Rp 3.6
24.8
27.0
00.0
00
Rp 9
5.4
66.6
57.0
00.0
00
100%
0,0
3796956
9
IGA
R
Rp 7
61.9
26.9
52.2
17
Rp 792.7
94.8
34.7
68
Rp (
30.8
67.8
82.5
51)
Rp 792.7
94.8
34.7
68
100%
-0
,038935524
10
INA
I R
p 9
80.2
85.7
48.4
50
Rp 1
.284.5
10.3
20.6
64
Rp (
304.2
24.5
72.2
14)
Rp 1
.284.5
10.3
20.6
64
100%
-0
,236840894
11
INC
I R
p 2
69.7
06.7
37.3
85
Rp 176.0
67.5
61.6
39
Rp 9
3.6
39.1
75.7
46
Rp 176.0
67.5
61.6
39
100%
0,5
31836614
12
JEC
C
Rp 2.1
84.5
18.8
93.0
00
Rp 2
.037.7
84.8
42.0
00
Rp 1
46.7
34.0
51.0
00
Rp 2
.037.7
84.8
42.0
00
100%
0,0
72006646
13
JPF
A
Rp 2
9.6
02.6
88.0
00.0
00
Rp 2
7.0
63.3
10.0
00.0
00
Rp 2.5
39.3
78.0
00.0
00
Rp 2
7.0
63.3
10.0
00.0
00
100%
0,0
93831021
14
LM
SH
R
p 2
24.3
71.1
64.5
51
Rp 157.8
55.0
84.0
36
Rp 6
6.5
16.0
80.5
15
Rp 157.8
55.0
84.0
36
100%
0,4
21374332
15
ML
BI
Rp 3.3
89.7
36.0
00.0
00
Rp 3
.263.3
11.0
00.0
00
Rp 1
26.4
25.0
00.0
00
Rp 3
.263.3
11.0
00.0
00
100%
0,0
38741327
16
MY
OR
R
p 2
0.8
16.6
73.9
46.4
73
Rp 1
8.3
49.9
59.8
98.3
58
Rp 2.4
66.7
14.0
48.1
15
Rp 1
8.3
49.9
59.8
98.3
58
100%
0,1
34426127
17
PIC
O
Rp 7
47.0
64.7
22.5
30
Rp 706.7
30.7
05.0
44
Rp 4
0.3
34.0
17.4
86
Rp 706.7
30.7
05.0
44
100%
0,0
57071268
18
RIC
Y
Rp 1.6
00.4
32.1
68.0
98
Rp 1
.221.5
19.0
96.8
11
Rp 3
78.9
13.0
71.2
87
Rp 1
.221.5
19.0
96.8
11
100%
0,3
10198238
19
TR
IS
Rp 7
73.8
06.9
56.3
30
Rp 901.9
09.4
89.2
40
Rp (
128.1
02.5
32.9
10)
Rp 901.9
09.4
89.2
40
100%
-0
,142034799
20
TS
PC
R
p 9.5
65.4
62.0
45.1
99
Rp 9
.138.2
38.9
93.8
42
Rp 4
27.2
23.0
51.3
57
Rp 9
.138.2
38.9
93.8
42
100%
0,0
46751136
21
UL
TJ
Rp 4.8
79.5
59.0
00.0
00
Rp 4
.685.9
87.9
17.3
55
Rp 1
93.5
71.0
82.6
45
Rp 4
.685.9
87.9
17.3
55
100%
0,0
41308489
22
UN
IT
Rp 1
03.2
45.0
48.2
66
Rp 104.1
09.8
21.5
03
Rp (8
64.7
73.2
37)
Rp 104.1
09.8
21.5
03
100%
-0
,008306356
133
133
NO
C
OD
E
Uk
ura
n P
eru
sah
aan
le
vera
ge
Ret
urn
Of
Ass
ets
Pert
um
bu
han
Pen
juala
n
Op
ini
Au
dit
LN
D
R
RO
A
GO
S
OA
2015
2016
2017
2015
2016
2017
2015
2016
2017
2015
2016
2017
2015
2016
2017
1
AD
ES
27,2
1
27,3
7
27,4
6
0,5
0
0,5
0
0,5
0
0,0
5
0,0
7
0,0
5
0,1
57124247
0,3
25414163
-0,0
82433311
1
1
1
2
AK
PI
28,6
9
28,5
9
28,6
4
0,6
2
0,5
7
0,5
9
0,0
1
0,0
2
0,0
0
0,0
37053618
0,0
14747272
0,0
08616082
0
0
0
3
AM
FG
29,0
8
29,3
4
29,4
7
0,2
1
0,3
5
0,4
3
0,0
8
0,0
5
0,0
1
-0,0
01687551
0,0
15844565
0,0
43424475
0
1
1
4
BU
DI
28,8
1
28,7
1
28,7
1
0,6
6
0,6
0
0,5
9
0,0
1
0,0
1
0,0
2
0,0
41412111
0,0
37307808
0,0
17436302
1
1
1
5
CE
KA
28,0
3
27,9
9
27,9
6
0,5
7
0,3
8
0,3
5
0,0
7
0,1
8
0,0
8
-0,0
58385365
0,1
8068159
0,0
34551156
1
1
1
6
CP
IN
30,8
4
30,8
2
30,8
3
0,4
9
0,4
2
0,3
6
0,0
7
0,0
9
0,1
0
0,0
32845385
0,2
70665733
0,2
90419284
1
1
1
7
EK
AD
26,6
9
27,2
8
27,4
0
0,2
5
0,1
6
0,1
7
0,1
2
0,1
3
0,1
0
0,0
09426956
0,0
69799814
0,1
31811242
1
0
0
8
HM
SP
31,2
7
31,3
8
31,4
0
0,1
6
0,2
0
0,2
1
0,2
7
0,3
0
0,2
9
0,1
03843755
0,0
71824417
0,0
3796956
1
1
1
9
IGA
R
26,6
7
26,8
1
26,9
6
0,1
9
0,1
5
0,1
4
0,1
3
0,1
6
0,1
4
-0,0
82036046
0,1
70467385
-0,0
38935524
0
0
1
10
INA
I 27,9
2
27,9
2
27,8
2
0,8
2
0,8
1
0,7
7
0,0
2
0,0
3
0,0
3
0,4
44810061
-0,0
47576738
-0,2
36840894
1
0
1
11
INC
I 25,8
6
26,3
2
26,4
4
0,0
9
0,1
0
0,1
2
0,1
0
0,0
4
0,0
5
0,2
42179345
0,2
88282814
0,5
31836614
1
1
1
12
JEC
C
27,9
4
28,0
9
28,2
9
0,7
3
0,7
0
0,7
2
0,0
0
0,0
8
0,0
4
10,1
624205
0,2
25119275
0,0
72006646
1
1
1
13
JPF
A
30,4
7
30,5
9
30,6
8
0,6
4
0,5
1
0,5
4
0,0
3
0,1
1
0,0
5
0,0
23060459
0,0
81541146
0,0
93831021
1
1
1
14
LM
SH
25,6
2
25,8
2
25,8
1
0,1
6
0,2
8
0,2
0
0,0
1
0,0
4
0,0
8
-0,2
99002067
-0,0
9589909
0,4
21374332
1
1
1
15
ML
BI
28,3
7
28,4
5
28,5
5
0,6
4
0,6
4
0,5
8
0,2
4
0,4
3
0,5
3
-0,0
97769082
0,2
10284173
0,0
38741327
1
1
1
16
MY
OR
30,0
6
30,1
9
30,3
3
0,5
4
0,5
2
0,5
1
0,1
1
0,1
1
0,1
1
0,0
4584927
0,2
3829499
0,1
34426127
1
0
1
17
PIC
O
27,1
3
27,1
8
27,3
0
0,5
9
0,5
8
0,6
1
0,0
2
0,0
2
0,0
2
0,0
07170344
0,0
10610601
0,0
57071268
0
1
1
18
RIC
Y
27,8
1
27,8
8
27,9
5
0,6
7
0,6
8
0,6
9
0,0
1
0,0
1
0,0
1
-0,0
62754456
0,0
99425961
0,3
10198238
1
1
1
19
TR
IS
27,0
8
27,1
8
27,0
2
0,4
3
0,4
6
0,3
5
0,0
8
0,0
4
0,0
3
0,1
51191989
0,0
49044881
-0,1
42034799
0
0
1
20
TS
PC
29,4
7
29,5
2
29,6
4
0,3
1
0,3
0
0,3
2
0,0
8
0,0
8
0,0
7
0,0
89104976
0,1
16941789
0,0
46751136
1
1
1
21
UL
TJ
28,9
0
29,0
8
29,2
8
0,2
1
0,1
8
0,1
9
0,1
5
0,1
7
0,1
4
0,1
21820009
0,0
66467844
0,0
41308489
0
1
1
22
UN
IT
26,8
6
26,7
9
26,7
8
0,4
7
0,4
4
0,4
2
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,1
54342589
-0,1
19654172
-0,0
08306356
1
1
1
134
134
LAMPIRAN
DATA UJI SPSS
135
Hasil Regresi Manajemen Laba
1. TAC (Total Accruals)/ NDA (Non Discretionary Accruals)
TAHUN 2015
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,052 ,064 -,815 ,425
Ait
-
4880331067,0
84
11986108668,8
86
-,097 -,407 ,689
Rev ,061 ,065 ,219 ,937 ,361
PPEit ,051 ,118 ,099 ,431 ,672
a. Dependent Variable: TAit
TAHUN 2016
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,010 ,041 ,249 ,807
Ait 14629107436,
784
8256409067,94
0
,403 1,772 ,093
Rev -,002 ,103 -,005 -,021 ,984
PPEit -,096 ,070 -,308 -1,381 ,184
a. Dependent Variable: TAit
LAMPIRAN 11
136
TAHUN 2017
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,043 ,015 -2,816 ,011
Ait 5160506516,5
33
7121751368,8
07
,169 ,725 ,478
Rev -,014 ,060 -,054 -,234 ,818
PPEit ,018 ,014 ,285 1,281 ,217
a. Dependent Variable: TAit
A. UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ukuran Perusahaan 66 25,62 31,40 28,3148 1,50431
Leverage 66 ,09 ,82 ,4360 ,20342
ROA 66 ,00 ,53 ,0880 ,09865
Pertumbuhan
Penjualan
66 -,30 10,16 ,2319 1,24990
Kualifikasi Audit 66 ,00 1,00 ,7727 ,42228
ManajemenLaba 66 -,53 ,17 -,0060 ,07214
Valid N (listwise) 66
LAMPIRAN 12
137
B. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
LAMPIRAN 13
138
Runs Test
Unstandardized Residual
Tesaluea ,00138
Cases < Test Value 33
Cases >= Test Value 33
Total Cases 66
Number of Runs 34
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
a. Median
139
2. Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Normalitas- One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,02680356
Most Extreme Differences
Absolute ,155
Positive ,155
Negative -,151
Kolmogorov-Smirnov Z 1,259
Asymp. Sig. (2-tailed) ,084
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -9,688 7,243 -1,338 ,186
Ukuran
Perusahaan
-,085 ,264 -,043 -,324 ,747 ,864 1,158
Leverage 1,529 1,953 ,103 ,783 ,437 ,862 1,161
ROA
7,684 4,128 ,251 1,862 ,068 ,820 1,219
Pertumbuhan
Penjualan
-,077 ,300 -,032 -,257 ,798 ,965 1,037
Kualifikasi
Audit
1,492 ,882 ,209 1,693 ,096 ,981 1,019
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
140
3. Uji Heteroskedastisitas
4. UjiAutokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,928a ,862 ,850 ,02790 1,750
a. Predictors: (Constant), Kualifikasi Audit, ROA, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Perusahaan, Leverage
b. Dependent Variable: ManajemenLaba
141
C. UjiHipotesis
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,143 ,068 2,119 ,038
Ukuran Perusahaan -,006 ,002 -,124 -2,413 ,019
Leverage ,043 ,018 ,122 2,378 ,021
ROA ,144 ,039 ,197 3,727 ,000
Pertumbuhan
Penjualan
-,053 ,003 -,911 -18,769 ,000
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,928a ,861 ,852 ,02778
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Leverage, ROA
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression ,291 4 ,073 94,316 ,000b
Residual ,047 61 ,001
Total ,338 65
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Leverage, ROA
LAMPIRAN 14
142
2. Analisis Regresi Nilai Selisih Mutlak
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression ,302 9 ,034 51,092 ,000b
Residual ,037 56 ,001
Total ,338 65
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
b. Predictors: (Constant), X4_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Leverage, X3_M,
X2_M, X1_M, Zscore: ROA, Zscore: Kualifikasi Audit, Zscore: Pertumbuhan Penjualan
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,944a ,891 ,874 ,02561
a. Predictors: (Constant), X4_M, Zscore: Ukuran Perusahaan, Zscore: Leverage,
X3_M, X2_M, X1_M, Zscore: ROA, Zscore: Kualifikasi Audit, Zscore: Pertumbuhan
Penjualan
143
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,045 ,019 2,327 ,024
Zscore: Ukuran Perusahaan -,009 ,004 -,126 -2,527 ,014
Zscore: Leverage ,005 ,004 ,076 1,452 ,152
Zscore: ROA ,011 ,005 ,151 2,363 ,022
Zscore: PertumbuhanPenjualan -,033 ,013 -,461 -2,538 ,014
Zscore: Kualifikasi Audit -,018 ,008 -,248 -2,150 ,036
X1_M -,016 ,005 -,167 -3,008 ,004
X2_M ,002 ,005 ,028 ,476 ,636
X3_M ,005 ,007 ,051 ,694 ,491
X4_M -,041 ,016 -,517 -2,579 ,013
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
144
LAMPIRAN
SURAT
152
RIWAYAT HIDUP
APRIANI, Lahir di Balikpapan, pada
tanggal 30 April 1996. Penulis merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara, buah hati
dari Ibunda Sakka dan Ayahanda Ambotang.
Penulis memulai pendidikan di Taman
Kanak-kanak (TK) Perwanida IV Tongke-
tongke, Sinjai Timur pada tahun 2001.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
di Sekolah Dasar Negeri 30 Tongke-tongke
Sinjai Timur lulus pada tahun 2008, lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2
Sinjai Utara lulus pada tahun 2011, kemudian pada tahun tersebut penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Sinjai Utara hingga tahun 2014,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Akuntansi pada tahun
2014 dan menyelesaikan studi pada tahun 2018.
Contact Person:
Email: [email protected]
No. Hp: 0823-9384-8487