Faradillah Desniawati - fkik.pdf

109
GAMBARAN PENILAIAN SEMENTARA PROSES PENGELOLAAN LIMBAH DI PT IMECO INTER SARANA TAHUN 2014 Laporan Magang Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah semester 8 dan menunjang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH: Faradillah Desniawati NIM: 1110101000095 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1435H/2014 M

Transcript of Faradillah Desniawati - fkik.pdf

Page 1: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

GAMBARAN PENILAIAN SEMENTARA PROSES PENGELOLAAN LIMBAH

DI PT IMECO INTER SARANA TAHUN 2014

Laporan Magang

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah semester 8

dan menunjang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH:

Faradillah Desniawati

NIM: 1110101000095

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1435H/2014 M

Page 2: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Magang ini yang berjudul “Gambaran Penilaian

Sementara Proses Pengelolaan Limbah di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014”.

Laporan ini disusun dalam rangka menunjang sistem pembelajaran pada mata kuliah

magang Program Studi Kesehatan Masyarakat semester VIII Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

proses penyusunan laporan ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa mendoakan setiap langkah yang

penulis kerjakan serta memberikan kasih sayang dan nasihat agar tetap

semangat dalam menjalani kehidupan.

2. Ibu Ir. Febrianti, M. Si, selaku ketua program studi kesehatan masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ir. Untung Suryanto, MSc, selaku dosen peminatan kesehatan

lingkungan yang telah memberikan bantuan dan masukan bagi penulis

sehingga dapat magang di PT Imeco Inter Sarana.

4. Bapak Arif Sumantri, SKM, M. Kes, selaku dosen peminatan kesehatan

lingkungan yang telah memberikan nasihat dan masukan bagi penulis.

5. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Fakultas,

terima kasih telah senantiasa sabar dan meluangkan waktunya untuk

Page 3: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

vii

memberikan masukkan dan bimbingannya selama magang dan penyusunan

laporan ini.

6. Bapak Yan Wagiran, MA, MM, selaku Pembimbing Lapangan yang selalu

memberikan bimbingan, masukan, inspirasi, arahan, dan dorongan semangat

kepada penulis.

7. Bapak Danuri, selaku staff di PT Imeco Inter Sarana, terima kasih untuk

bantuan, bimbingannya, dan masukkannya selama kegiatan magang.

8. Staff QHSE dan Staff HRD PT Imeco Inter Sarana, Pak Ukhi Pratama, Pak

Douglas Gregor, dan Ibu Cita Callista, terima kasih atas bantuan dan

informasinya selama penulis magang.

9. Teman-teman seperjuangan selama magang di PT Imeco Inter Sarana, Annis

Syarifah Nasution, Kotrun Nida, dan Yunidayani Putriananda, terima kasih

atas semangat, kerja samanya, bantuan, dan masukan dalam proses

penyusunan laporan penulis.

10. Teman-teman yang lain dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu dalam laporan ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih

kurang dari sempurna, sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat penulis

harapkan demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan

magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Ciputat, April 2014

Penulis

Page 4: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN LINGKUNGAN

MAGANG, MARET 2014

Faradillah Desniawati, NIM: 1110101000095

Gambaran Penilaian Sementara Proses Pengelolaan Limbah di PT Imeco Inter

Sarana Tahun 2014

xiv+97 halaman, 4 tabel, 6 bagan, 7 gambar, 4 lampiran

ABSTRAK

PT Imeco Inter Sarana merupakan perusahaan swasta terkemuka di Indonesia

yang bergerak dalam bidang pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan

operasi dan produksi minyak bumi, gas, dan panas bumi. Perusahaan juga

mengembangkan bisnis proyek–proyek prasarana energi, utamanya pembangkit

listrik dan layanan purna jual mesin–mesin industri termasuk prasarana

pendukungnya dan mesin penggerak sarana transportasi. Sehingga pada saat proses

operasi dan produksi terdapat sisa hasil kegiatan berupa limbah. Dimana limbah yang

dihasilkan berupa limbah padat (organik dan anorganik), cair, dan B3.

Jenis limbah yang terdapat di PT Imeco Inter Sarana terdiri dari limbah cair

yang berasal dari air buangan wastafel, kegiatan toilet, tempat wudhu, dan kegiatan

kebersihan ruangan yang menghasilkan limbah cair, sedangkan limbah padat terdiri

dari organik dan non organik, limbah organik berupa kertas, bagian administrasi

perkantoran, serta sampah sisa-sisa makanan dari karyawan perkantoran, dan sisa

kayu-kayu hasil dari bagian kerja packing di Workshop Imeco Bantarjati, serta

limbah padat non organik berupa plastik, gelas atau kaca, dan sebagainya, sedangkan

yang termasuk ke dalam limbah B3 berupa oli, minyak pelumas, solar, minyak tanah,

pelumas, cat, besi, kawat, kaleng cat, lampu-lampu bekas, dan solar yang merupakan

hasil dari kegiatan genset. Karakteristik untuk limbah B3 bersifat mudah terbakar,

bersifat reaktif, beracun, mudah meledak, dan bersifat korosif.

Proses pengelolaan yang dilakukan dalam hal limbah cair, padat, dan B3

sebagian besar sudah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan dan mematuhi

peraturan yang ada, meskipun masih juga terdapat beberapa hal yang kurang sesuai

dengan prosedur dan peraturan yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan oleh

perusahaan dalam mengimplementasikan cara pengendalian limbah yang benar

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan mengkomunikasikan kepada

seluruh jajaran karyawan yang berada di perusahaan agar dapat membantu dalam hal

mengurangi limbah dan mengelolanya, pengelolaan limbah padat terus menerus

dilakukan perbaikan dalam hal tempat penampungan sementara limbah tersebut,

perlu ada pencatatan yang jelas pada pihak penanganan limbah padat mengenai

kapasitas limbah padat yang diangkut oleh pihak ketiga yaitu PT. Sangkala Obor

Raya, memastikan semua petugas kebersihan menggunakan APD yang sesuai dan

lengkap saat menangani limbah padat, cair, dan B3 demi keselamatan dan kesehatan

kerja, meningkatkan pemantauan Sewage Water Treatment (STP) secara berkala

sesuai dengan prosedur yang sudah ada, melakukan pemantauan berkala uji kualitas

Page 5: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

ii

limbah cair yang dilakukan minimal 2 kali dalam setahun oleh pihak internal dari PT

Imeco Inter Sarana dengan jika memungkinkan dapat dilakukan pengadaan alat ukur

serta pelatihan terhadap kemampuan dan keterampilan karyawan untuk melakukan

pengukuran tersebut, penempatan tempat penampungan sementara limbah B3 dalam

Workshop Imeco Bantarjati dan Workshop Imeco Sentul diperbaiki lagi

penempatannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan atau mencemari

lingkungan, dan pihak HSE perlu memperhatikan mengenai pemasangan label

berdasarkan karakteristik dan pemasangan simbol yang sesuai dengan

karakteristiknya masing-masing seperti label berbahaya, dan beracun.

Kata kunci: Pengelolaan limbah, PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco

Bantarjati, Workshop Imeco Sentul, limbah cair, limbah padat, dan limbah B3.

Daftar Bacaan: 21 (1991-2011)

Page 6: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Faradillah Desniawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Desember 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kemandoran IV No. 26 RT 08/09 Kedaung, Pamulang,

Tangerang Selatan

Telepon : (021) 7494056 / 085781777220

e-mail : [email protected]

Pendidikan Formal:

1997 - 1998 : TK Perwanida

1998 – 2004 : SDN 1 Ciputat

2004 – 2007 : MTsN Tangerang 2 Pamulang

2007 – 2010 : MAN 4 Model Jakarta

2010 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Peminatan Kesehatan Lingkungan

Page 7: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii

PERNYATAAN PENGUJI...................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................. v

KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi

DAFTAR ISI........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................................................... 4

1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................................. 4

1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................................. 5

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa.......................................................................................... 5

1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat................................................ 6

1.3.3 Bagi Institusi Magang................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah................................................................................................................... 7

2.1.1 Definisi Limbah........................................................................................... 7

2.1.2 Jenis dan Karakteristik Limbah................................................................... 7

2.2 Limbah Cair........................................................................................................... 8

2.2.1 Definisi Limbah Cair................................................................................... 8

2.2.2 Sumber Limbah Cair................................................................................... 9

2.2.3 Parameter Limbah Cair............................................................................... 9

2.2.4 Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri................................................. 11

2.2.5 Dampak Limbah Cair................................................................................ 12

2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Cair............................................................... 13

Page 8: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

ix

2.3 Limbah Padat....................................................................................................... 17

2.3.1 Definisi Limbah Padat............................................................................... 17

2.3.2 Sumber Limbah Padat............................................................................... 17

2.3.3 Cara Pengolahan Limbah Padat................................................................ 18

2.3.4 Dampak Limbah Padat.............................................................................. 21

2.4 Limbah B3........................................................................................................... 22

2.4.1 Definisi Limbah B3................................................................................... 22

2.4.2 Identifikasi Limbah................................................................................... 22

2.4.3 Pengelolaan Limbah B3............................................................................ 25

2.4.4 Prosedur Pengelolaan Limbah................................................................... 26

2.5 Gambaran Umum Perusahaan.............................................................................. 31

2.5.1 Profil PT Imeco Inter Sarana..................................................................... 31

2.5.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai.......................................................................... 32

2.5.3 Struktur Organisasi PT Imeco Inter Sarana............................................... 33

2.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)............................... 34

2.6.1Pengertian P2K3......................................................................................... 34

2.6.2 Tugas dan Fungsi P2K3............................................................................. 34

2.6.3 Peran, Tanggungjawab, dan Wewenang P2K3.......................................... 36

2.7 Gambaran Umum Health Safety Environment (HSE)......................................... 37

2.7.1 Tugas dan Tanggung Jawab K3L.............................................................. 39

2.7.2 Fungsi Komite K3L................................................................................... 43

2.7.3 Kebijakan K3L........................................................................................... 43

2.7.4 Program K3L............................................................................................. 45

2.7.5 Struktur Organisasi.................................................................................... 46

2.8 Audit Lingkungan................................................................................................ 48

2.8.1 Fungsi Audit Lingkungan.......................................................................... 48

2.8.2 Manfaat Audit Lingkungan........................................................................ 49

2.9 UKL dan UPL...................................................................................................... 50

BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

3.1 Alur Kegiatan Magang......................................................................................... 51

3.2 Jadwal Kegiatan Magang..................................................................................... 52

Page 9: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Jenis dan Karakteristik Limbah di PT Imeco Inter Sarana............... 56

4.2 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah Cair di PT Imeco Inter

Sarana.................................................................................................................. 61

4.2.1 Sewage Treatment Plant (STP) PT Imeco Inter Sarana............................. 67

4.2.2 Pemantauan Limbah Cair........................................................................... 69

4.3 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah Padat di PT Imeco Inter

Sarana.................................................................................................................. 70

4.3.1 Pemantauan Limbah Padat......................................................................... 77

4.4 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah B3 di PT Imeco Inter

Sarana.................................................................................................................. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 88

5.2 Saran.................................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 92

LAMPIRAN.............................................................................................................. 94

Page 10: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

xi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Magang.................................................................................. 52

4.1 Prosedur Pengelolaan Limbah Cair dan Penilaiannya.................................. 62

4.2 Prosedur Pengelolaan Limbah Padat dan Penilaiannya................................ 71

4.3 Prosedur Pengelolaan Limbah B3 dan Penilaiannya..................................... 79

Page 11: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

xii

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Halaman

2.1 ORGANISASI MANAJEMEN IMECO.......................................................... 33

2.2 Sistem Manajemen K3L.................................................................................... 39

2.3 ORGANISASI K3L PT IMECO INTER SARANA....................................... 47

3.1 Alur Kegiatan Magang...................................................................................... 51

4.1 Penanganan Limbah di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014........................ 60

4.2 Cara Kerja Sewage Treatment Plant (STP) PT Imeco Inter Sarana Tahun

2014.................................................................................................................... 68

Page 12: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

4.1 Bak dan Pompa dalam Proses STP PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014.... 68

4.2 Tempat Penampungan Sementara Limbah Padat Organik PT Imeco Inter

Sarana Tahun 2014........................................................................................ 75

4.3 Tempat Penampungan Sementara Limbah Padat Non Organik PT Imeco

Inter Sarana Tahun 2014................................................................................. 75

4.4 Tempat Penampungan Sampah Sementara PT Imeco Inter Sarana Tahun

2014.................................................................................................................... 77

4.5 Scrab container di Workshop Imeco Bantarjati Tahun

2014.................................................................................................................... 85

4.6 Tempat Pengumpulan Limbah B3 di Workshop Imeco Bantarjati Tahun

2014.................................................................................................................... 85

4.7 Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 di Workshop Imeco Sentul

Tahun 2014........................................................................................................ 85

Page 13: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Magang................................................................................ 94

2. Laporan Pembuangan Sampah 2013................................................................. 95

3. Kebijakan SMK3L PT Imeco Inter Sarana...................................................... 96

4. QHSE Program 2014........................................................................................... 97

Page 14: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia selama kurun waktu beberapa tahun terakhir telah

menempatkan sektor ekonomi sebagai tumpuan kelangsungan gerak dinamika

roda perekonommian bangsa. Sektor ekonomi tersebut, salah satunya

mengandalkan sektor industri sebagai pilar penyangga. Sehingga proses

modernisasi mengarah pada percepatan industrilisasi, agar terciptanya

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan industri mulai menjadi

perhatian masyarakat secara serius karena dampak yang ditimbulkannya terhadap

lingkungan karena menggunakan bahan baku yang tidak dapat dipulihkan,

menggunakan bahan baku yang dapat merusak ekosistem dan membuang limbah

yang dapat mencemari lingkungan hidup.

Kegiatan industri dapat memberikan dampak langsung, disamping juga

memberikan dampak tak langsung. Dikatakan dampak langsung apabila akibat

kegiatan industri tersebut dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak

langsung yang bersifat positif memang diharapkan. Akan tetapi, dampak tak

langsung yang bersifat negatif yang mengurangi kualitas hidup manusia harus

dihindari atau dikurangi. Adapun dampak langsung yang bersifat negatif akibat

kegiatan industri, dapat dilihat dari terjadinya masalah-masalah pencemaran

udara, pencemaran air dan pencemaran daratan. Kegiatan pencemaran tersebut

diatas mengurangi daya dukung alam (Wardhana, 2004).

Page 15: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

2

Definisi lingkungan hidup menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang

Lingkungan Hidup Pasal 1 (ayat 1) adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain. Sedangkan definisi pencemaran lingkungan sebagaimana

yang terdapat dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup Pasal 1

(ayat 12) adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan

atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Bahan buangan yang

tidak diinginkan itu dilabeli dengan sebutan limbah. Limbah bisa berupa zat cair,

padat dan gas. Di masa sekarang buangan yang memasuki lingkungan akan

banyak berupa zat beracun dan berbahaya (B3), yang jumlahnya akan semakin

bertambah dan semakin beragam.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), definisi

limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Definisi secara umum, limbah

adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses

produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, perkantoran,

dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa padat, cair, gas, dan B3. Di

antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan

dikenal sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Pembuangan limbah tanpa melakukan proses pengolahan terlebih dahulu

karena adanya unsur kelalaian dan kesengajaan merupakan awal petaka bagi

Page 16: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

3

pencemaran lingkungan. Wardhana (2001) menyatakan bahwa limbah yang

dihasilkan oleh suatu kegiatan industri selain dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan, limbah tersebut juga berpotensi menimbulkan gangguan bagi

kesehatan manusia dan gangguan estetika. Secara umum dampak limbah industri

dapat terjadi secara langsung dirasakan oleh manusia maupun secara tidak

langsung yaitu terjadinya kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak

terhadap manusia.

Menurut Mukhrizal (2006) mengingat besarnya dampak negatif yang dampak

ditimbulkan limbah terhadap penurunan kualitas lingkungan, pengolahan limbah

sangat diperlukan dan diharuskan bagi setiap industri. Dampak negatif pada

manusia dapat dinilai dengan adanya keluhan masyarakat terhadap keberadaan

limbah disekitar mereka. Keluhan tersebut dapat berupa gangguan pencernaan,

penyakit kulit dan sistem tubuh lainnya. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah

nyata dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangannya.

Dalam membuat dokumen Sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan

Lingkungan (SMK3L) PT Imeco Inter Sarana mengacu pada standar ISO

9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu), dan OHSAS 18001:2007 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) serta ISO 14001:2004 (Lingkungan).

Sejak berdirinya pada tahun 1972, PT Imeco Inter Sarana telah muncul

sebagai perusahaan swasta terkemuka di Indonesia yang bergerak dalam bidang

pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan operasi dan produksi

minyak bumi, gas, dan panas bumi. Perusahaan juga mengembangkan bisnis

proyek–proyek prasarana energi, utamanya pembangkit listrik dan layanan purna

jual mesin–mesin industri termasuk prasarana pendukungnya dan mesin

Page 17: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

4

penggerak sarana transportasi. Dalam perkantoran PT Imeco Inter Sarana

menghasilkan limbah padat (organik dan anorganik), cair, dan B3. Sedangkan,

dalam Workshop Perusahaan Imeco di Bantarjati dan Sentul terkait kegiatan

operasi dan produksi juga menghasilkan limbah–limbah yang berpotensi dapat

mencemari lingkungan yang apabila tidak dapat dikelola dengan baik.

Adapun dampak pencemaran dari limbah–limbah tersebut terhadap kesehatan

manusia adalah seperti dapat menyebabkan seseorang sakit kepala dan pusing,

menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolong dapat

mengakibatkan kematian, kanker kulit, katarak, infeksi saluran pernafasan,

penyakit kulit, kolera, disentri, hati, ginjal, cacat pada saraf mata, kerusakan hati,

dan hipertensi.

Berdasarkan paparan tersebut, limbah dari kegiatan industri di Perusahaan

perlu dilakukan penanganan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Hal ini sangat penting untuk menghindari pencemaran baik air, udara

maupun darat yang tentunya juga berdampak kepada pekerja yang menanganinya

secara langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan Praktik Kerja Lapangan ini

dapat menjadi sarana menambah wawasan bagi mahasiswa bagaimana prosedur

pengelolaan limbah di PT Imeco Inter Sarana.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penilaian sementara proses pengelolaan limbah

berdasarkan peraturan-peraturan yang dilakukan di PT Imeco Inter Sarana

tahun 2014.

Page 18: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

5

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui jenis dan karakteristik limbah di PT Imeco Inter Sarana

tahun 2014.

b. Mengetahui gambaran penilaian proses pengelolaan limbah cair

berdasarkan PP No.82 tahun 2001, PP No.20 Tahun 1990, KepMenLH

No.112 tahun 2003, dan KepMenkes No.61/MENKES/SK/II/1998 di

PT Imeco Inter Sarana tahun 2014.

c. Mengetahui gambaran penilaian proses pengelolaan limbah padat

berdasarkan KepMenkes No.61/MENKES/SK/II/1998 di PT Imeco

Inter Sarana tahun 2014.

d. Mengetahui gambaran penilaian proses pengelolaan limbah B3

berdasarkan PP No.85 tahun 1999, dan Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan No.01/BAPEDAL/09/1995 di PT

Imeco Inter Sarana tahun 2014.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat menerapkan keilmuan kesehatan lingkungan yang diperoleh di

bangku kuliah dalam praktik pada kondisi yang sebenarnya.

2. Mendapatkan gambaran yang nyata mengenai aplikasi ilmu kesehatan

lingkungan di lingkungan kerja PT Imeco Inter Sarana.

3. Mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan topik yang akan

diteliti di PT Imeco Inter Sarana.

Page 19: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

6

1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

1. Terciptanya kerja sama antara institusi pendidikan dengan instansi

perusahaan tempat magang.

2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan

tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan magang.

3. Memperoleh masukan yang positif untuk dapat ditetapkan dalam

program magang selanjutnya.

4. Laporan magang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan bacaan

mengenai gambaran proses pengelolaan limbah di PT Imeco Inter

Sarana.

1.3.3 Bagi Institusi Magang

1. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa magang dalam pelaksanaan

program Kesehatan Lingkungan.

2. Perusahaan dapat melakukan koreksi terhadap lingkungan perusahaan

yang telah dimiliki berdasarkan gambaran dan data yang diolah oleh

mahasiswa.

3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan manfaat

antara PT Imeco Inter Sarana dengan Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Jakarta, khususnya peminatan Kesehatan

Lingkungan.

4. Hasil dari kerja praktek yang dilakukan penulis dapat dijadikan

referensi masukan yang bermanfaat tentang kajian dalam aspek

Kesehatan Lingkungan.

Page 20: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

7

5. Hasil dari kegiatan magang dapat dijadikan suatu sumber ilmu baru

yang lebih akurat dan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat

tentang gambaran pengelolaan limbah.

6. Hasil dari kegiatan magang yang dilakukan penulis dapat dijadikan

referensi yang bermanfaat tentang kajian dalam program manajemen

lingkungan di perusahaan.

Page 21: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah

2.1.1 Definisi Limbah

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah adalah

sisa suatu usahadan/ atau kegiatan. Definisi secara umum, limbah adalah

bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses

produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan

sebagainya.

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan

tempat tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan

polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah

B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi

berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumberdaya (Ginting,

2007).

2.1.2 Jenis dan Karakteristik Limbah

Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah

yang mempunyai nilai ekonomis, dan limbah yang tidak memiliki nilai

ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana

dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah.

Limbah non ekonomis adalah suatu limbah adalah suatu limbah yang

walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan

Page 22: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

8

memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem

pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran

dan kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002). Berdasarkan karakteristik

limbah digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah cair, limbah padat,

dan limbah gas (Darmono, 2001).

2.2 Limbah Cair

2.2.1 Definisi Limbah Cair

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, limbah cair

adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.

Segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta buangan

yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

Adapun menurut Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 122

Tahun 2005, limbah cair adalah limbah yang berasal dari air sisa kegiatan

proses produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali.

Sedangkan, limbah cair domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan

rumah tangga, perumahan, rumah susun, apartemen, perkantoran, rumah,

dan kantor rumah dan toko, rumah sakit, mall, pasar swalayan, balai

pertemuan, hotel, industri, sekolah, baik berupa grey water (air bekas)

ataupun black water (air kotor/tinja).

Secara umum dapat dikemukakan bahwa limbah cair adalah cairan

buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat-tempat

umum lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan

Page 23: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

9

kesehatan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup

(Kusnoputranto, 2002).

2.2.2 Sumber Limbah Cair

Beberapa sumber dari air limbah antara lain adalah sebagai berikut

(Kusnoputranto, 2002):

1. Air limbah rumah tangga (domestic waste water)

2. Air limbah kota praja (municipal waste water)

3. Air limbah industri (industrial waste water)

2.2.3 Parameter Limbah Cair

Beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air

limbah antara lain: (Kusnoputranto, 2002):

1. Kandungan Zat Padat

Yang diukur dari kandungan zat padat ini adalah dalam bentuk

Total Solid Suspended (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS). TSS

adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air yang tidak larut dan

tidak dapat mengendap langsung. TDS adalah padatan yang

menyebabkan kekeruhan pada air yang sifatnya terlarut dalam air.

2. Kandungan Zat Organik

Zat organik di dalam penguraiannya memerlukan oksigen dan

bantuan mikroorganisme. Salah satu penentuan zat organik adalah

dengan mengukur BOD (Biochemical Oxygen Demand) dari buangan

tersebut. BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri

untuk melakukan dekomposisi aerobik bahan-bahan organik dalam

Page 24: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

10

larutan di bawah kondisi waktu dan suhu tertentu (biasanya lima hari

pada 200 C).

3. Kandungan Zat Anorganik

Beberapa komponen zat anorganik yang penting untuk

mengawasi kualitas air limbah antara lain : Nitrogen dalam senyawaan

Nitrat, Phospor, H2O dalam zat beracun dan logam berat seperti Hg,

Cd, Pb dan lain-lain.

4. Gas

Adanya gas N2, O2, dan CO2 pada air buangan berasal dari

udara yang larut ke dalam air, sedangkan gas H2S, NH3, dan CH4

berasal dari proses dekomposisi air buangan. Oksigen di dalam air

buangan dapat diketahui dengan mengukur DO (Dissolved Oxygen).

Jumlah oksigen yang ada di dalam sering digunakan untuk

menentukan banyaknya/besarnya pencemaran organik dalam larutan,

makin rendah DO suatu larutan makin tinggi kandungan zat

organiknya.

5. Kandungan Bakteriologis

Bakteri golongan Coli terdapat normal di dalam usus dan tinja

manusia. Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari tinja manusia

yang sakit. Untuk menganalisa bakteri patogen yang terdapat dalam

air buangan cukup sulit sehingga parameter mikrobiologis digunakan

perkiraan terdekat jumlah golongan coliform (MPN/ Most Probably

Page 25: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

11

Number) dalam sepuluh mili buangan serta perkiraan terdekat jumlah

golongan coliform tinja dalam seratus mili air buangan.

6. pH (Derajat Keasaman)

Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan biologis

karena pH yang kecil akan menyulitkan, disamping akan mengganggu

kehidupan dalam air bila dibuang ke perairan terbuka.

7. Suhu

Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan

suhu udara tapi lebih tinggi daripada suhu air minum. Suhu dapat

mempengaruhi kehidupan dalam air. Kecepatan reaksi atau

pengurangan, proses pengendapan zat padat serta kenyamanan dalam

badan-badan air.

2.2.4 Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan limbah cair industri mempunyai tujuan (Pandia, 1995):

1. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung.

2. Penghilangan organisme patogen.

3. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi.

4. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbah yang

tidak diolah atau sebagian diolah terhadap lingkungan.

5. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang

yang mungkin akan ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam

limbah yang dibuang ke badan air.

6. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan.

Page 26: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

12

7. Pengembangan berbagai metode yang sesuai untuk pengolahan

limbah.

2.2.5 Dampak Limbah Cair

A. Terhadap Badan Air

1. Limbah cair organik

Kandungan senyawa organik dalam badan air penerima akan

meningkat, akan terjadi kadar parameter menyimpang dari standard

maka akan terjadi penguraian yang tidak seimbang dan akan

menimbulkan kondisi septik (suatu keadaan dimana kadar oksigen

terlarut nol) dan timbul bau busuk (H2S).

2. Limbah cair anorganik

Pada badan air penerima, kandungan unsur kimia beracun,

logam berat, dan lain-lain meningkat. Kadang-kadang diikuti

dengan kenaikan temperatur, kenaikan/penurunan pH. Keadaan ini

akan mengganggu kehidupan air misalnya tumbuhan dan hewan

akan punah ataupun ada senyawa beracun/logam berat dalam

kehidupan air. Bila air tersebut mempunyai kesadahan tinggi atau

partikel yang dapat mengendap cukup banyak, hal ini akan

mengakibatkan pendangkalan, sehingga dapat menimbulkan banjir

di musim hujan. Selain itu senyawa beracun/ logam berat sangat

membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air sungai

sebagai badan air penerima yang dipergunakan sebagai sumber

penyediaan air bersih.

B. Terhadap Kesehatan Manusia

Page 27: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

13

Badan air yang menerima limbah cair, mempunyai potensi

untuk menyebabkan gangguan bagi kesehatan manuasis pada sistem

saluran pencernaan makanan, kulit, dan sistem tubuh lain. Menurut

Soedjono (1991), ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui

limbah cair antara lain: penyakit Amoebiasis, Ascariasis, Cholera,

penyakit cacing tambang, Leptospirosis, Shigellosis,

Strongyloidiasis, Tetanus, Trichuruasis, dan Thypus.

2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan limbah dengan memafaatkan teknologi pengolahan dapat

dilakukan dengan cara fisika, kimia, dan biologis atau gabungan dari

ketiga sistem pengolahan tersebut. Berdasarkan sistem unit operasinya

teknologi pengolahan limbah diklasifikasikan menjadi unit operasi fisik,

unit operasi kimia, dan unit operasi biologi. Sedangkan bila dilihat dari

tingkatan perlakuan pengolahan maka sistem pengolahan limbah

diklasifikasikan menjadi: Pre treatment, Primary treatment, Secondary

treatment, dan Tertiary treatment system. Setiap tingkatan treatment

terdiri pula atas sub-sub treatment yang satu dengan yang lain berbeda.

1. Pre treatment

Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan

padatan kasar, mengurangi ukuran padatan, memisahkan minyak atau

lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada bak

penampung. Unit yang terdapat dalam pengolahan pendahuluan

adalah:

a. Saringan (bar screen)

Page 28: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

14

b. Pencacah (communitor)

c. Bak penangkap pasir (grit chmaber)

d. Penangkap lemak dan minyak (skimmer and grease trap)

e. Bak penyetaraan (equalization basin)

2. Primary treatment

Pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi

kandungan padatan tersuspensi melalui proses pengendapan

(sedimentation). Pada proses pengendapan partikel padat dibiarkan

mengendap ke dasar tangki. Bahan kimia biasanya ditambahkan

untuk menetralisasi dan meningkatkan kemampuan pengurangan

padatan tersuspensi. Dalam unit pengurangan BOD dapat mencapai

35%, sedangkan suspended solid berkurang sampai 60%.

Pengurangan BOD dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan

membantu mengurangi beban pengolahan tahap kedua.

3. Secondary treatment

Pengolahan kedua ini mencakup proses biologis untuk

mengurangi bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada

di dalamnya. Pada proses ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor

antara lain jumlah air limbah, tingkat kekotoran, jenis kotoran yang

ada, dan sebagainya reaktor pengolahan lumpur aktif (activated

sludge) dan saringan penjernihan biasanya dipergunakan dalam tahap

ini. Pada proses penggunaan lumpur aktif, maka air limbah yang telah

lama ditambahkan pada tangki aerasi dengan tujuan untuk

memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis

Page 29: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

15

dalam menguraikan bahan organik berjalan lebih cepat. Lumpur aktif

tersebut dikenal sebagai MLSS (Mizeed Liquiour Suspended Solid),

dalam proses biologis ada dua hal yang penting yaitu:

a. Proses Penambahan Oksigen

Pengambilan zat pencemar yang terkandung di dalam air

limbah merupakan tujuan pengolahan air limbah. Penambahan

oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat pencemar

tersebut sehingga konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau

bahkan dihilangkan sama sekali. Zat yang diambil dapat berupa

gas, cairan ion, koloid, atau bahan tercampur.

b. Pertumbuhan bakteri dalam bak reaktor

Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada

di dalam air limbah. Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri

yang cukup untuk menguraikan bahan-bahan organik tersebut.

Bakteri yang digunakan ini memerlukan bahan makanan, yaitu

lumpur. Untuk penambahan bahan makanan agar persediaan

makan lebih banyak maka digunakan lumpur. Lumpur yang

digunakan untuk penambahan makanan ini disebut lumpur aktif

(activated sludge). Pemberian lumpur aktif ini dilakukan sebelum

memasuki bak aerasi dengan mengambil lumpur dari bak

pengendapan kedua atau dari bak pengendapan akhir (final

sedimentation tank).

4. Tertiary treatment

Page 30: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

16

Pengolahan tahap ketiga disamping masih dibutuhkan untuk

menurunkan kandungan BOD juga dimaksudkan untuk

menghilangkan senyawa fosfor dengan bahan kimia sebagai

koagulan, menghilangkan senyawa nitrogen melalui proses amonia

stripping menggunkan udara ataupun nitrifikasi-denitrifikasi dengan

memanfaatkan reaktor biologis, menghilangkan sisa bahan organik

dan senyawa penyebab warna melalui proses absorbsi menggunakan

karbon aktif, menghilangkan padatan terlarut melalui pertukaran ion,

osmosis balik maupun elektrodialisis. Beberapa tahap pengolahan

lanjutan antara lain (Soeparman, 2002):

1. Proses pemekatan yang bertujuan mengurangi kadar air yaitu

dengan cara pengapungan.

2. Proses stabilisasi yang menggunakan proses biologis, baik secara

aerob maupun anaerob.

3. Proses pengaturan/conditioning yang bertujuan untuk mengurangi

kadar air dengan cara penggumpalan yang menggunakan polimer

sehingga dapat mempermudah proses pengangkutan.

4. Proses pengurangan air yang bertujuan mengurangi kadar dari

lumpur. Cara yang dapat dilakukan untuk mengambil air yang

terdapat di dalam lumpur dengan cara alamiah maupun cara

mekanis misalnya penyaringan dengan penekanan, gerakan

kapiler, saringan hampa udara, pemutaran, dan pemadatan.

5. Proses penyaringan yang menggunakan bak pengering.

6. Proses pembuangan yang dapat dilakukan di laut dan di tanah.

Page 31: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

17

7. Pembunuhan bakteri yang bertujuan untuk mengurangi atau

membunuh mikroorganisme patogen yang ada di air limbah.

Bahan yang umum dipakau adalah desinfektan antara lain klorin

yang tujuannya untuk merusak enzim dan dinding

mikroorganisme.

2.3 Limbah Padat

2.3.1 Definisi Limbah Padat

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah, limbah padat yang lebih dikenal sebagai sampah merupakan sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Contoh: sisa-sisa organisme, barang dari plastik, kaleng, botol, dan lain-

lain.

2.3.2 Sumber Limbah Padat

Beberapa sumber dari limbah padat antara lain ( Kusnoputranto, 2002):

1. Sampah buangan rumah tangga termasuk sisa bahan makanan, sisa

pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga

sampai sisa tumbuhan kebun dan sebagainya.

2. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko dan

sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan

dan sampah pembungkus lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan

sebagainya.

3. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu

jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan

Page 32: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

18

makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa

kotoran serta bangkai hewan.

4. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu

industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya.

5. Pertanian

2.3.3 Cara Pengolahan Limbah Padat

Berdasarkan sifatnya pengolahan limbah padat dapat dilakukan

melalui 2 cara (Kristanto, 2002):

1. Limbah padat tanpa pengolahan.

2. Limbah padat dengan pengolahan.

Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat tertentu

yang difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah

tersebut tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya.

Tempat pembuangan limbah semacam ini dapat di daratan ataupun di laut.

Berbeda dengan limbah padat yang mengandung senyawa kimia berbahaya

atau yang setidak-tidaknya menimbulkan reaksi kimia baru. Limbah

semacam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat

pembuangan akhir.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbnagkan sebelum limbah diolah:

a. Jumlah limbah, jika jumlah limbahnya sedikit maka tidak

membutuhkan penanganganan khusus seperti tenpat dan sarana

pembuangannya, tetapi jika limbah yang dibuang misalnya 4 meter

kubik per hari sudah tentu membutuhkan tempat pembuangan akhir dan

sarana pengangkutan tersendiri.

Page 33: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

19

b. Sifat fisik dan kimia limbah, dapat merusak dan mencemari lingkungan,

secara kimia dapat menimbulkan reaksi saat membentuk senyawa baru.

Limbah padat yang berupa lumpur akan mencemari air tanah melalui

penyerapan ke dalam tanah.

c. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, perlu diketahui

komponen lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat

pembuangan akhir. Unsur mana yang terkena dampak dan bagaimana

tingkat pencemaran yang ditimbulkan.

d. Tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan yang hendak dicapai

tergantung dari kondisi limbah, bersifat ekonomis atau non ekonomis.

Untuk limbah yang memiliki nilai ekonomis mempunyai tujuan untuk

meningkatkan efisiensi dan untuk memanfaatkan kembali bahan yang

masih berguna. Sedangkan limbah non ekonomis pengolahan ditujukan

untuk pencegahan perusakan lingkungan.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas pengoahan limbah

padat dapat dilakukan proses-proses sebagai berikut:

1. Pemisahan

Pemisahan perlu dilakukan karena dalam limbah terdapat berbagai

ukuran dan kandungan bahan tertentu. Proses pemisahan dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Sistem Balistik

Pemisahan cara ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang

lebih seragam, misalnya berat dan volumenya.

b. Sistem Gravitasi

Page 34: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

20

Pemisahan dilakukan berdasarkan gaya beratnya, misalnya

terhadap bahan yang terapung dan bahan yang tenggelam

dalam air yang karena gravitasi akan mengendap.

c. Sistem Magnetis

Bahan yang bersifat magnetis akan menempel pada magnet

yang terdapat pada peralatan sedangkan yang tidak

mempunyai akan langsung terpisah.

2. Penyusutan Ukuran

Ukuran bahan diperkecil untuk mendapatkan ukuran yang lebih

homogen sehingga mempermudah pemberian perlakuan pada

pengolahan berikutnya dnegan maksud antara lain:

a. Ukuran volume menjadi lebih kecil

b. Volume bahan lebih kecil

c. Berat dan volume bahan lebih kecil. Cara ini umumnya

dilakukan dengan pembakaran (insenerasi) pada alat

insenerator.

3. Pengomposan

Bahan kimia yang terdapat di dalam limbah diuraikan secara

biokimia, sehingga menghasilkan bahan organik baru yang lebih

bermanfaat. Pengomposan banyak dilakukan terhadap limbah

yang sudah membusuk, buangan industri, lumpur pabrik, dan

sebagainya. Untuk beberapa jenis buangan tertentu barang kali

tidak membutuhkan pengomposan, tetapi pembakaran (insenerasi)

dengan tahap sebagai berikut:

Page 35: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

21

a. Pemekatan

b. Penghancuran

c. Pengurangan air

d. Pembakaran

e. Pembuangan

2.3.4 Dampak Limbah Padat

1. Terhadap lingkungan

a. Dampak menguntungkan

Menurut Slamet (2000), limbah padat dapat menguntungkan bagi

lingkungan karena dapat dipakai sebagai penyubur tanah,

penimbun tanah dan dapat memperbanyak sumber daya alam

melalui proses daur ulang.

b. Dampak merugikan

Menurut Wardhana (2004), limbah padat akan menyebabkan bau

yang tidak sedap akibat penguraian limbah tersebut. Timbunan

limbah padat dalam jumlah besar akan menimbulkan pemandangan

yang tidak sedap, kotor, dan kumuh. Dan juga dapat menimbulkan

pendangkalan pada badan air bila dibuang ke badan air.

2. Terhadap manusia

a. Dampak menguntungkan

Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak, dapat berperan

sebagai sumber energi dan benda yang dibuang dapat diambil

kembali untuk dimanfaatkan (Slamet, 2000).

b. Dampak merugikan

Page 36: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

22

Limbah padat menjadi media bagi perkembangan vektor seperti

tikus, lalat, nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit menular

bagi manusia diantaranya Demam Berdarah Dengeu (DBD),

Malaria, Filariasis, Pes, dan sebagainya (Wardhana, 2004).

2.4 Limbah B3

2.4.1 Definisi Limbah B3

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 tahun

2008 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun, limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang

mengnadung bahan berbahaya dan /atau beracun yang karena sifat

dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan

hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang

mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau

konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (PP

No.85 tahun 1999).

2.4.2 Identifikasi Limbah

Menurut PP No.85 tahun 1999 limbah dapat diidentifikasi menurut

sumber dan atau uji karakteristik.

1. Sumber limbah B3 dibedakan menjadi sebagai berikut:

Page 37: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

23

a) Limbah B3 sumber spesifik

Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses

suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan.

b) Limbah B3 sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang

pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal

dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi

(inhibitor korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain.

c) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas

kemasan, an buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa

kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi,

karena tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat

dimanfaatkan kembali maka suatu produk menjadi limbah B3 yang

memerlukan pengelolaan. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa

kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang kadaluarsa.

2. Karakteristik limbah

a) Mudah meledak

Jika limbah yang pada suhu dan tekanan standar (250C, 760

mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika

dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang

dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

b) Mudah terbakar

Page 38: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

24

Terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu

sifat-sifat: limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang

dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60oC

(1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan

api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 769 mmHg. Limbah

yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan

standar (250C, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran

melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara

spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran terus

menerus. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah

terbakar, merupakan limbah pengoksidasi.

c) Bersifat reaktif

Jika limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat:

limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat

menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Limbah yang dapat

bereaksi hebat dengan air. Limbah yang apabila bercampur dengan

air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau

asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan

manusia dan lingkungan.

d) Beracun

Jika limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun

bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian

atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui

pernafasan, kulit, atau mulut.

Page 39: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

25

e) Menyebabkan infeksi

Merupakan limbah yang menyebabkan adanya infeksi, berasal

dari bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh

manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau

limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat

menular. Limbah ini berbahaya dan mengandung kuman penyakit

seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja,

pembersih jalan, dan masyarakat sekitar lokasi pembuangan

limbah.

f) Bersifat korosif

Merupakan limbah yang mempunyai salah satu sifat:

menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit, menyebabkan proses

pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi

lebih besar dari 6.35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 550C,

mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam

dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa (PP

No.85 tahun 199).

2.4.3 Pengelolaan Limbah B3

Pengelolaan limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang mencakup

reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan

pengelolaan, dan penimbunan limbah B3.Reduksi limbah B3 adalah suatu

kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat

bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan (PP

No.85 tahun 1999).

Page 40: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

26

Pengolahan limbah B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,

mengangkut, mengedarkan, menyimpan, dan atau membuang B3 (PP

No.74 tahun 2001). Adapun tujuan dari pengelolaan limbah B3 adalah

untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan

lingkungan hidup yang diakibatkan limbah B3 serta melakukan pemulihan

kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan

fungsinya kembali (PP No.85 tahun 1999).

2.4.4 Prosedur Pengelolaan Limbah

Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan yang

menggunakan B3 dan atau menghasilkan limbah B3 wajib melaksanakan

reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan atau menimbun limbah B3.

Pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkan itu kepada

pengolah dan atau penimbun limbah B3 (PP No.85 tahun 1999). Penghasil

limbah B3 adalah orang yang usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan

limbah B3.

a. Reduksi limbah

Suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan

mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah B3, sebelum dihasilkan

dari suatu kegiatan (PP No. 85 tahun 1999).

b. Pengemasan

Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau

memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup

dan atau menyegelnya (PP No. 74 tahun 2001). Persyaratan umum

pengemasan sebagai berikut:

Page 41: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

27

1) Kemasan limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan

bebas dari pengkaratan serta kebocoran.

2) Bentuk ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan

karakteristik limbah B3 yang akan dikemas dengan

mempertimbnagkan segi keamanan dan kemudahan dalam

penanganannya.

3) Kemasan dapat terbuat dari bak kontainer atau tangki berbentuk

slinder vertikal maupun horizontal atau drum yang terbuat dari

bahan logam, drum yang terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP,

atau PVC) atau bahan logam dengan syarat bahan kemasan yang

dipergunaka tidak berekasi dengan limbah B3 yang disimpan.

4) Limbah B3 yang tidak sesuai karakteristiknya tidak boleh disimpan

secara bersama-sama dalam satu kemasan.

5) Untuk mencegah risiko timbulnya bahaya selama penyimpanan,

jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan

kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah,

pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan.

6) Jika kemasan limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak

(misalnya terjadi oengkaratan atau terjadi kerusakan permanen)

atau jika mulai bocor, limbah B3 tersebut harus dipindahkan ke

dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi

limbah B3.

7) Terhadap kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan

Page 42: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

28

memenuhi ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi

penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, diantaranya sebagai

berikut:

(a) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai

dengan karakteristik limbah yang dikemas.

(b) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus

mempunyai ukuran minimum adalahh 10 cm x 10 cm atau lebih

besar.

(c) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat

dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang

mungkin mengenainya dan harus melekat kuat pada permukaan

kemasan.

(d) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang

pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain

dan mudah terlihat.

(e) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh

terlepas, atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum

kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3.

(f) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang

kemasannya telah dibersihkan dan akan dipergunakan kembali

untuk pengemasan limbah B3 harus diberi label “KOSONG”.

(g) Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi

untuk memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan

kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas.

Page 43: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

29

c. Penyimpanan limbah

Limbah B3 harus disimpan secara tepat, bilamana ingin

dicegah kemungkinan bahaya-bahayanya. Fasilitas dan prosedur

penyimpanan harus menampung keselamatan dari seluruh

kemungkinan bahayanya. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan

jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan segera. Kegiatan

penyimpanan limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya

terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk

meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan

limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman

karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya perlu pula diatur

tata cara yang tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan aman.

Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah

B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengolah

dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.

d. Pengumpulan limbah

Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3

sebelum dikirim ke tempat pengelolaan dan/atau pemanfaatan dan/atau

penimbunan limbah B3 (PP No.85 tahun 1999). Pengumpulan limbah

B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah

dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada

pemanfaat, pengolah, dan/atau penimbunan limbah B3.

e. Pengangkutan

Page 44: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

30

Penyerahan limbah B3 oleh penghasil/pengumpul, pemanfaat,

pengolah kepada pengangkut wajib disertai dokumen limbah.

Pengangkutan dilakukan dengan alat khusus.

Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan pengangkutan limbah B3 (PP No. 85 tahun 1999).

f. Rekapitulasi limbah

Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang

pengelolaan B3 pasal 11 bahwa penghasil limbah B3 wajib membuat

dan menyimpan catatan, tentang:

a) Jenis, karakteristik, jumlah, dan waktu dihasilkan limbah B3.

b) Jenis, karaktersitik, jumlah , dan waktu penyerahan limbah B3.

c) Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman

kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun

limbah B3.

g. Reporting limbah

Penghasil limbah B3 wajib menyampaikan catatan limbah B3

sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan kepada instansi yang terkait

dan Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang

bersangkutan. Catatan limbah B3 dipergunakan untuk inventarisasi

jumlah limbah yang dihasilkan dan sebagai bahan evaluasi dalam

rangka penetapan kebijakan dalam pengelolaan limbah B3 (PP No. 85

tahun 1999 pasal 11).

Penyerahan limbah B3 oleh penghasil dan atau pengumpul dan

atau pemanfaat dan atau pengolah kepada pengangkut wajib disertai

Page 45: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

31

dengan dokumen limbah B3. Setiap pengangkutan limbah B3 oleh

pengangkut limbah B3 wajib disertai dengan dokumen limbah B3.

Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 kepada

pengumpul dan atau pemanfaat dan atau penimbun limbah B3 yang

ditunjuk oleh penghasil limbah B3 (PP No. 85 tahun 1999).

2. 5 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.5.1 PROFIL PT IMECO INTER SARANA

Sejak berdirinya pada tahun 1972, PT Imeco Inter Sarana telah

muncul sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang

pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan operasi dan

produksi minyak bumi, gas, dan panas bumi di Indonesia. Perusahaan

juga mengembangkan bisnis proyek – proyek prasarana energi, utamanya

pembangkit listrik dan layanan purna jual mesin – mesin industri

termasuk prasarana pendukungnya dan mesin penggerak sarana

transportasi. PT Imeco Inter Sarana berada di lokasi Gedung Perkantoran

Beltway Office Park Jalan Ampera Raya No. 9 – 10 kelurahan Ragunan,

Kecamatan Pasar Minggu Wilayah Kota Jakarta Selatan, dengan batas

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Gedung Perkantoran

2. Sebelah Selatan : Jl. Let. Jend. TB Simatupang

3. Sebelah Timur : Kantor Polisi

4. Sebelah Barat : Jl. Ampera Raya

Gedung Perkantoran Beltway Office Park (PT Imeco Inter Sarana)

terdiri dari 2 gedung dengan luas tanah masing-masing 4.575 m2 untuk

Page 46: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

32

gedung C dan 4.931 m2 untuk gedung A, masing-masing bangunan

terdiri dari 8 lantai dan 1 basement, kedua bangunan berfungsi sebagai

gedung perkantoran dengan fasilitas penunjang seperti mushola, ruang

security, dan lain-lain. PT Imeco Inter Sarana juga memiliki workshop

yang bekerja sama dengan mitra kerjanya sehingga dapat menunjang

dalam kegiatan operasi dan produksi diantaranya Workshop Bantarjati

terdapat kegiatan pembuatan pompa angguk untuk pengeboran minyak

bumi dan gas yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, dan

Workshop Sentul terdapat kegiatan inspeksi pipa dari pengeboran

minyak bumi dan gas yang terletak di daerah Sentul.

2.5.2 VISI, MISI, DAN TATA NILAI

a. Visi

Diakui sebagai mitra yang bernilai guna (berbobot, terpercaya)

dan mampu menyumbangkan nilai tambah yang berharga di bidang

pembangunan sarana pengembangan energi dan industri di Indonesia.

b. Misi

1. Fokuskan perhatian pada kebutuhan pelanggan akan solusi.

2. Kembangkan sinergi dan ciptakan nilai tambah.

3. Junjung kepercayaan pelanggan melalui prestasi yang berkualitas.

4. Raih hasil usaha yang sehat.

c. Tata Nilai

1. Sumber daya manusia merupakan aset yang utama.

2. Komitmen dan team work kunci sukses usaha.

3. Kita tumbuh dan sejahtera bersama.

Page 47: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

33

2.5.3 STRUKTUR ORGANISASI PT IMECO INTER SARANA

Bagan 2.1 ORGANISASI MANAJEMEN IMECO

BOARD OF COMMISSIONERS

CORPORATE BOARD

BOARD OF DIRECTORS

GENERAL & PUBLIC AFFAIRS QUALITY & HSE HUMAN RECOURCES

DEVELOPMENT

CORPORATE PLANNING

PT IMECO INTER

SARANA

OIL, GAS &

GEOTHERMAL

CORE BUSINESS

PT IMECO INTER

SARANA

POWER SYSTEM &

PROJECT DEVELOPMENT

PT IMECO INTER

SARANA

PROPERTY &

INFRASTRUCTURE

PT IMECO INTER

SARANA

OPERATIONS &

MAINTENANCE

PT IMECO INTER

SARANA

POWER SUPPORT &

TRANSPORTATION

GROUP SUPPORT

OPERATION SUPPORT

CENTRAL SUMATRA

EAST KALIMANTAN

BATAM

SINGAPORE

FINANCE & ACCOUNTING/

SUPPORT SERVICES MANUFACTURING & SHOP

FACILITIES

Page 48: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

34

2.6 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3) terdapat dalam Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja yang disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa tempat kerja dimana

pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat

kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) tenaga

kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar

akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif

pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3. Sedangkan pada pasal 3 (tiga)

disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha dan pekerja yang

susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli

keselamatan kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

2.6.1 Pengertian P2K3

Menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987, P2K3 ialah badan

pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha

dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi

efektif dalam penerapan K3.

2.6.2 Tugas dan Fungsi P2K3

A. Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Tugas P2K3 ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta

maupun tidak kepada pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4

(empat) Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

B. Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain:

Page 49: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

35

1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) di tempat kerja.

2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja

mengenai:

a. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan

gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara

menanggulanginya.

b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas

kerja.

c. Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

d. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam:

a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.

b. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.

c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

d. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja

(PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan

kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.

f. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan

makanan di perusahaan.

g. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.

h. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

Page 50: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

36

i. Mengembangkan laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi

hasil pemeriksaan.

j. Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan

dan kesehatan kerja.

k. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan

manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan

keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan

gizi kerja.

2.6.3 Peran, Tanggungjawab dan Wewenang P2K3:

1. Ketua

a. Menentukan kebijakan K3.

b. Menentukan personel yang diperlukan untuk penerapan K3 di tempat

secara efisien, efektif dan penuh tanggung jawab

c. Melakukan evaluasi kinerja K3 Perusahaan dan menentukan langkah-

langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja K3 perusahaan

untuk mencapai tujuan K3.

d. Menentukan kebutuhan-kebutuhan pelatihan untuk seluruh personil yang

di bawah kendali perusahaan untuk menjamin terlaksananya penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

2. Sekretaris

a. Representasi manajemen dalam menerapkan sistem manajemen K3

perusahaan.

b. Melaksanakan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3

perusahaan.

Page 51: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

37

c. Melakukan pemantauan, pengukuran dan laporan tujuan dan program-

program K3 yang telah ditetapkan.

d. Memfasilitasi komunikasi, partisipasi dan konsultasi penerapan Sistem

Manajemen K3 perusahaan.

e. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan laporan tingkat pelaksaanaan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan

perusahaan.

f. Pengendalian dokumentasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

3. Anggota

a. Menjamin sistem manajemen K3 dapat diterapkan berdasarkan identifikasi

bahaya, penilaian dan pengendalian resiko, tujuan dan program-program

K3, prosedur, aturan dan persyaratan lainnya di bagian yang dipimpin

masing-masing.

b. Melaksanakan konsultasi dan partisipasi dalam penerapan K3 apabila ada

hal-hal penting dan mendesak berkaitan dengan K3.

c. Melakukan pengembangan-pengembangan penerapan K3 di bagian yang

dipimpinnya untuk mencapai tujuan K3 selaras dengan kebijakan K3

perusahaan.

2.7 GAMBARAN UMUM HEALTH SAFETY ENVIRONMENT (HSE)

PT Imeco Inter Sarana dalam bidang pengadaan barang dan jasa yang

menunjang kegiatan operasi dan produksi minyak bumi, gas, dan panas bumi di

Indonesia telah menetapkan standar ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu) sejak

tahun 2005, dan OHSAS 18001:2007 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) serta ISO

14001:2004 (Lingkungan) sejak bulan Januari 2009.

Page 52: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

38

Selaras dengan persyaratan sistem manajemen secara keseluruhan dan

perbaikan yang berkesinambungan, Direksi PT Imeco Inter Sarana mempunyai

komitmen untuk mengikuti sistem, standar, dan mematuhi prinsip – prinsip unggulan

K3L untuk mendukung Direksi menangani risiko – risiko yang berkaitan dengan

operasi perusahaan. Komitmen dan usaha ini termasuk pembentukan organisasi K3L,

rencana kegiatan, tanggung jawab, praktek – praktek unggulan, prosedur, proses kerja,

sumber daya untuk pengembangan, implementasi, pencapaian target, kaji ulang, dan

perbaikan berkesinambungan dari K3L Perusahaan. Sistem Manajemen K3L PT

Imeco Inter Sarana terdiri dari tujuh elemen, yaitu:

1. Kepemimpinan dan Komitmen

2. Kebijakan K3 oleh Manajemen

3. Perencanaan

4. Implementasi dan Pengontrolan Operasi

5. Pemeriksaan

6. Audit

7. Tinjauan Ulang Manajemen

Page 53: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

39

INDUSTRIAL MACHINERY & EQUIPMENT COMPANY

Bagan 2.2 Sistem Manajemen K3L

2.7.1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB K3L

2.7.1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager

1. Setiap Manajer bertanggung jawab untuk menjadikan perusahaan

sebagai tempat tempat kerja yang aman, selamat, serta dilengkapi

dengan sarana yang menunjang pemeliharaan keselamatan dan

kesehatan kerja.

HSE MANAGEMENT SYSTEM

Continual Improvement

Leadership & Commitment

HSE Policy Statement

Management Review Planning

Program & Activity

Objective

Performance Measure

Implementation &

Operation

Page 54: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

40

2. Setiap Manajer memperhatikan undang – undang dan peraturan –

peraturan pemerintah yang terkait dengan K3L dalam setiap

kegiatan perusahaan.

3. Setiap Manajer menggalakkan penerangan tentang K3L kepada

semua karyawan.

4. Setiap Manajer mengontrol semua karyawan dalam perusahaan

termasuk karyawan sub-contract yang bekerja dalam lingkungan

perusahaan untuk mematuhi peraturan – peraturan K3L yang

berlaku di perusahaan.

5. Setiap Manajer harus memotivasi bawahannya untuk memiliki rasa

tanggung jawab terhadap pelaksanaan program K3L.

6. Setiap Manajer terlibat langsung dalam Safety Committee atau

Panitia Pembina Kesehatan, Keselamtan dan Lingkungan (P2K3L).

7. Setiap Manajer sewaktu – waktu harus mengadakan inspeksi

penerapan keselamatan kerja di area wewenangnya.

8. Setiap Manajer membuat perencanaan kegiatan K3L di area

wewenangnya.

9. Manajer terkait melakukan penyelidikan kecelakaan kerja di area

wewenangnya.

10. Setiap Manajer memperhatikan kondisi lingkungan kerja di

area wewenangnya dan melakukan tindakan perbaikan.

2.7.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab HSE Coordinator/Field Engineer

1. Membantu pimpinan dan pengelolaan keselamatan kerja di Perusahaan.

Page 55: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

41

2. Memberikan bimbingan kepada semua departemen mengenai

peraturan K3L. Membantu melaksanakan Peraturan Perusahaan dan

pelaksanaan ketentuan – ketentuan Pemerintah dalam hal K3L.

3. Memeriksa penerapan ketentuan penggunaan alat pelindung diri pada

karyawan.

4. Melaporkan kepada Manajemen jika menemukan sumber bahaya

terhadap aktifitas Perusahaan.

5. Menggalakkan pemberian informasi kepada karyawan sehubungan

dengan penerapan K3L di Perusahaan.

6. Mengadakan inspeksi rutin dalam upaya memelihara K3L.

7. Menghadiri rapat – rapat yang diadakan oleh Perusahaan atau

Pemerintah/Non Pemerintah dalam usaha meningkatkan penerapan

K3L.

8. Melaksanakan penyelidikan lanjutan atas kecelakaan kerja, kerusakan

peralatan, kebakaran dan menyelesaikan administrasinya.

9. Mengadakan orientasi K3L kepada karyawan.

10. Memberikan pengarahan kepada karyawan di lingkungan Perusahaan

untuk memahami dan mengikuti peraturan K3L yang berlaku.

11. Memberikan saran – saran atau usulan pekerjaan alternatif bagi

karyawan yang cacat akibat kecelakaan kerja.

12. Menggalakkan kampanye keselamatan kerja.

13. Mengadakan catatan – catatan administrasi keselamatan kerja serta

statistik kecelakaan yang ada.

14. Menangani semua bahaya yang ada di tempat kerja serta

penaggulangannya bersama – sama para Manajer terkait.

Page 56: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

42

15. Menyelidiki semua faktor penyakit akibat kerja yang ada di

Perusahaan.

2.7.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas

1. Mengawasi dan mengembangkan cara kerja yang aman.

2. Menyelidiki kecelakaan termasuk kebakaran, kerusakan alat, dan

sumber kecelakaan.

3. Mengamati pekerjaan bawahan secara langsung di lapangan untuk

menentukan apakah cara – cara kerja yang aman telah diterapkan dan

melakukan pembetulan segera jika ada penyimpangan atau cara kerja

yang membahayakan yang dilakukan oleh bawahannya.

4. Mengadakan diskusi – diskusi K3L yang teratur dengan bawahan dan

mendorongnya untuk mengemukakan saran – saran serta memberikan

perhatian pada saran – saran serta memberikan perhatian pada saran –

saran tersebut.

5. Memelihara dan mengecek semua peralatan di bawah loksai

pengawasannya.

6. Mendorong tercapainya program K3L di lokasi pengawasannya.

7. Mewujudkan tempat kerja yang aman dan melaksanakan ketentuan

pemakaian peralatan pelindung diri pada bawahannya.

8. Melaporkan dan memperbaiki adanya keadaan yang tidak aman serta

menghilangkan penyebabnya.

2.1.7.4 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

1. Mentaati peraturan K3L agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan

dan penyakit akibat kerja yang dapat menimpanya.

Page 57: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

43

2. Memakai pakaian dan peralatan pelindung diri sesuai dengan kondisi

bahaya di tempat kerja dan jenis pekerjaannya.

3. Memeriksa dan memastikan kondisi yang aman di lingkungan kerja

sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.

4. Melaporkan dengan segera kepada atasan jika terjadi kecelakaan

menimpa diri sendiri atau teman sekerja. Melaporkan kondisi

lingkungan atau peralatan yang tidak aman segera kepada atasan.

Meminta petunjuk dan penjelasan pada atasan mengenai tata tertib K3L

yang kurang jelas.

5. Memelihara alat – alat pelindung diri yang diberikan kepadanya.

2.7.2 FUNGSI KOMITE K3L

Dalam Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan

Lingkungan (SMK3L) di PT Imeco Inter Sarana fungsi komite K3L adalah

sebagai berikut:

1. Menindak lanjuti hasil pertemuan/laporan – laporan dari kordinator K3L

tentang pelaksanaan program K3L. Membicarakan laporan kecelakaan

kerja dan hal – hal lain yang berhubungan dengan peraturan keselamatan

dan kesehatan kerja.

2. Memberikan usul kepada Perusahaan tentang upaya pencegahan

kecelakaan kerja.

3. Menyusun program mengenai kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.

4. Melaporkan setiap kecelakaan kerja dan mencatat statistik kecelakaan.

2.7.3 KEBIJAKAN K3L

Berdasarkan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan yang telah

ditetapkan, maka Manajemen PT Imeco Inter Sarana dengan ini menegaskan

Page 58: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

44

bahwa Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan

Lingkungan (SMK3L) dari Perusahaan dengan menerapkan ISO 9001:2008,

OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004 diseluruh jajaran organisasi.

Pernyataan kebijakan Perusahaan adalah:

“ MENJADI MITRA YANG BERNILAI GUNA”

Pimpinan Perusahaan mempunyai komitmen menjamin semua karyawan,

pelanggan, dan mitra kerja Imeco agar dapat bekerja secara aman,

mendapatkan lingkungan lingkungan kerja yang sehat dan terpelihara sejalan

dengan rencana strategis (Renstra) Perusahaan. Pimpinan Unit Usaha dan

seluruh karyawan bertanggung jawab untuk berperan secara aktif dan

memberikan kontribusi sesuai dengan arah dan visi kebijakan ini dengan

mematuhi peraturan perundangan Pemerintah Republik Indonesia dan

ketentuan lainnya yang terkait jaminan Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja,

dan Lingkungan, serta persyaratan – persyaratan standar ISO 9001:2008,

OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Masing–masing Strategic Business

Unit, Divisi, dan Departemen diharuskan untuk menggalakkan perbaikan

proses kerja secara berkesinambungan.

Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan selalu menjadi perhatian dan

pemikiran Perusahaan. Perusahaan telah mengembnagkan suatu kebijakan

dasar untuk meniadakan cedera dan kesehatan yang buruk yang disebabkan

karena pekerjaan. Kebijakan ini berkembang dari waktu ke waktu melalui

pengalaman dan penyelidikan. Penerapan yang menjadu tanggung jawab

bersama meliputi:

1. Meniadakan cedera dan kondisi berbahaya dan penyelidikan yang

diakibatkan oleh aktifitas pekerjaan.

Page 59: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

45

2. Mengembangkan tanggung jawab bagi setiap karyawan akan pekerjaannya

yang mencakup keselamatan diri sendiri dan orangg lain.

3. Mengembangkan cara komunikasi yang efektif antara karyawan dan

Perusahaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Memberikan tata cara kerja yang mengikuti norma – norma kesehatan dan

keselamatan kerja.

5. Pelatih perorangan mencakup pengetahuan dan keterampilan bekerja

sehingga semua karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan aman.

6. Memberikan bantuan yang cepat dan tepat bila terjadi cedera akibat

kecelakaan untuk mengurangi penderitaan sekaligus mempercepat proses

penyembuhan.

7. Menyelidiki sebab musabab suatu kecelakaan baik yang berakibat cedera

atau tidak dan melakukan langkah perbaikan guna mencegah terulangnya

kecelakaan yang sama.

8. Menerapkan progran bebas kecelakaan kerja.

9. Meniadakan bahaya kebakaran.

10. Mengurangi kerusakan peralatan Perusahaan.

2.7.4 PROGRAM K3L

Implementasi program K3L adalah salah satu usaha untuk mencapai

suksesnya visi dan misi perusahaan. Direksi PT Imeco Inter Sarana bertekad

menjamin kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan lingkungan yang aman dan

selamat untuk karyawan, pelanggan, mitra kerja/sub kontraktor, dan masyarakat

di sekitar daerah operasi perusahaan.

Program K3L Perusahaan mencakup antara lain:

Page 60: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

46

a. Membentuk organisasi K3L, menetapkan personalia dan menjabarkan

masing-masing peranan, tanggung jawab, dan wewenang.

b. Melaksankan secara berkala rapat K3L, rapat toolbox, rapat mingguan,

rapat bulanan, dan rapat dengan mitra kerja.

c. Mengadakan kampanye K3L untuk meningkatkan kesadaran K3L kepada

seluruh karyawan, mitra kerja, perusahaan principal, dan masyarakat

sekitar.

d. Periksa sertifikasi kompetensi karyawan dan sertifikasi peralatan sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan pemerintah.

e. Mengadakan pelatihan K3L kepada seluruh karyawan dan supervisor untuk

memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh masing-masing posisi.

f. Melaksanakan inspeksi/internal audit, kunjungan pucuk pimpinan ke daerah

operasi perusahaan, pengkajian oleh direksi, dan eksternal/surveilans audit

dari professional auditor.

g. Melaksanakan K3L program yang komprehensif.

h. Membuat, mengadakan, dan mengimplementasi prosedur operasi yang

standar (Standard Operating Procedure/ SOP) untuk semua macam

pekerjaan yang ada unsur K3L.

i. Membuat dan mengatur manajemen sistem dan prosedur gawat darurat

untuk mengantisipasi situasi gawat darurat yang mungkin terjadi.

2.7.5 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan PT

Imeco Inter Sarana adalah sebagai berikut:

Page 61: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

47

Bagan 2.3 ORGANISASI K3L PT IMECO INTER SARANA

PRESIDENT DIRECTOR

TANU WIJAYA

QUALITY HEALTH SAFETY & ENVIRONTMENTAL (QHSE)

DIRECTOR

M. TAFIF DJONAEDI

CORPORATE QHSE MANAGER

YAN WAGIRAN

QHSE COMMITEE

JAKARTA

QHSE COMMITEE

EAST KALIMANTAN

OPERATION (EKO)

QHSE COMMITEE

BATAM

QHSE COMMITEE

CENTRAL SUMATRA

OPERATION (CSO)

Coordinator/Field engineer

Iwan

Secretary

Mart Deny

Members

Atang Sudarto- Penajam

Pramono- Handil

Coordinator/Field engineer

Hendrik Nasrul

Secretary

Onny Hendra

Members

Suprapto

Nasir Sidik

Coordinator/Field engineer

Junizar (North)

Lamhot Siahaan (South)

Secretary

Simanjuntak

Members

Sandy B (Pekanbaru)

Edward (Duri)

Raymond

Coordinator

Monthly Rotation Basis

Secretary

Linda Saraswati

Members

Iwan Abadi

Saeful Gani

Harsono

Danuri

Jamaludin/Holidin

Andhika/Rummi

Resti/Riza Zulkarnain

QHSE COMMITEE

EAST JAVA OPERATION

QHSE COMMITEE

PAPUA OPERATION

Coordinator/Field Engineer

Muhammad Amin (CS)

Coordinator/Field

Engineer

Salman Fernando

Secretary

Pinkan Jessicca

Nanang Setyoadi

Bekti Purnomohari

Lilik Indarto

Page 62: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

48

2.8 Audit Lingkungan

Menurut KepMenLH No.42 tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit

Lingkungan, audit lingkungan adalah suatu atau manajemen yang meliputi evaluasi

secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja

organisasi, sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol

manajemen terhadap pelaksanaan upaya nengendalian dampak lingkungan dan

pengkajian pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-

undangan tentang pengelolaan lingkungan.

2.8.1 Fungsi Audit Lingkungan

Fungsi audit lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Upaya peningkatan pentaatan suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan

perundang-undangan lingkungan, misalnya: standar emisi udara, limbah cair,

penanganan limbah dan standar operasi lainnya;

b. Dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar operasi,

prosedur pengelolaan dan pemantauan lingkungan termasuk rencana

tangggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan pada

proses dan peraturan;

c. Jaminan untuk rnenghindari perusakan atau kecenderungan kerusakan

lingkungan;

d. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang

tercantum dalam dokurnen AMDAL;

e. Upaya perbaikan penggunaan sumberdaya melalui penghematan penggunaan

bagan, minimisasi limbah dan identifikasi kemungkinan proses daur ulang;

f. Upaya untuk meningkatkan tindakan yang telah dilaksanakan atau yang perlu

dilaksanakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kepentingan

Page 63: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

49

lingkungan, misalnya pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang

dan efisiensi penggunaan sumberdaya (KepMenLH No.42 tahun 1994).

2.8.2 Manfaat Audit Lingkungan

Audit Lingkungan bermanfaat untuk:

a. Mengindentifikasi risiko lingkungan;

b. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan

atau upaya penyempurnaan rencana yang ada;

c. Menghindari kerugian finansial seperti penutupan /pemberhentian suatu

usaha atau kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi

yang merugikan akibat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang

tidak baik;

d. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan

atau terhadap pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

e. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan

dalam proses pengadilan;

f. Meningkatkan kepedulian pimpinan/penanggung jawab dan staf suatu

badan usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap

kebijakan dan tanggung jawab lingkungan;

g. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya

konservasi energi, dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang

limbah;

h. Menyediakan laporan audit lingkungan bagi keperluan usaha atau

kegiatan yang bersangkutan, atau bagi keperluan kelompok pemerhati

lingkungan, pemerintah, dan media massa;

Page 64: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

50

i. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha-usaha

atau kegiatan asuransi, lembaga keuangan, dan pemegang saham

(KepMenLH No.42 tahun 1994).

2.9 UKL dan UPL

Dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas, PT Imeco Inter Sarana juga melakukan

kajian dokumen UKL dan UPL. Dimana dokumen UKL dan UPL ini merupakan acuan

bagi perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantuan lingkungan, sehingga

dampak negatif yang timbul dari kegiatan usaha ini dapat diminimalkan sekecil mungkin

dan dampak positif yang akan terjadi dapat dikembangkan. Adapun dampak lingkungan

yang sudah diperhatikan dari PT Imeco Inter Sarana diantaranya adalah terhadap:

1. Limbah cair

2. Limbah padat

3. Intensitas kebisingan

Laporan hasil pemantauan lingkungan Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana

merupakan tindak lanjut dari dokumen UKL dan UPL yang telah mendapat persetujuan

dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tanggal

14 Agustus 2003.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 189 tahun 2002 tentang

jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan

(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), maka kegiatan Gedung Perkantoran

PT Imeco Inter Sarana ini wajib dilengkapi dengan studi UKL dan UPL. Tujuan

dilakukannya pemantuan lingkungan, terutama untuk mengendalikan dan mengawasi

efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan kegiatan Gedung Perkantoran PT Imeco

Inter Sarana.

Page 65: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

51

BAB III

ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

3.1 Alur Kegiatan Magang

Bagan 3.1

Alur Kegiatan Magang

Pengajuan proposal,

dan surat izin magang

ke PT Imeco Inter

Sarana

Disposisi surat magang ke

bagian HRD PT Imeco Inter

Sarana

Persetujuan

Magang

1. Telaah data, observasi dan wawancara terkait

topik yang diangkat

2. Bimbingan dengan pembimbing lapangan dan

pembimbing fakultas

3. Pembuatan laporan

Presentasi Laporan Magang

Revisi Laporan Magang

Persetujuan Laporan Magang

Ujian Kompetensi Magang

Page 66: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

52

3.2 Jadwal Kegiatan Magang

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang

No. Waktu Kegiatan Pembina Tempat

1 Senin, 10-02-2014 - Silahturahmi dengan pihak

QHSE PT Imeco Inter

Sarana

- Membuat rencana kegiatan

magang

- Observasi lapangan

- Mempelajari dokumen

SMK3L

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak

Danuri

- Bapak Ukhi

Pratama

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

- BOP

(Beltway

Office Park)

PT Imeco

Inter Sarana

2 Selasa, 11-02-2014 - Pencarian data tentang

profil Perusahaan PT Imeco

Inter Sarana

- Mempelajari dokumen

SMK3L

- Konsultasi dengan

pembimbing lapangan

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

3 Rabu, 12-02-2014 - Mempelajari dokumen

SMK3L

- Mempelajari dokumen

QMS (Quality Management

Systems)

- Studi literatur terkait judul

magang

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

4 Kamis, 13-02-2014 - Mempelajari dokumen

perundang-undangan di

bidang pengelolaan

lingkungan hidup

- Mempelajari prosedur dan

program terkait kesehatan

lingkungan yang diterapkan

oleh QHSE PT Imeco Inter

Sarana

- Konsultasi dengan

pembimbing lapangan

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

5 Jum’at, 14-02-2014 - Telaah dokumen terkait

penanganan limbah

- Studi literatur terkait judul

magang

- Konsultasi dengan

pembimbing lapangan

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak

Danuri

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

6 Sabtu, 15-02-2014 Studi literatur terkait judul

magang

Homebase

Page 67: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

53

7 Senin, 17-02-2014 - Observasi lapangan ke

Workshop Sentul

- Wawancara terkait

penanganan limbah

- Mengobservasi kegiatan

limbah yang ada atau

dilakukan di Workshop

tersebut

- Konsultasi dengan

pembimbing

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak Arif

Rahman

- Workshop

Imeco Sentul,

Bogor

8 Selasa, 18-02-2014 - Mengumpulkan data terkait

pengelolaan limbah di PT

Imeco Inter Sarana

- Konsultasi dengan pihak

yang menangani limbah

- Telaah dokumen terkait

pengelolaan limbah

- Bapak

Danuri

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

9 Rabu, 19-02-2014 - Ikut serta dalam kegiatan

rutin pemeriksaan limbah

cair serta monitoring

pengelolaan limbah cair

- Wawancara terkait

pengelolaan limbah cair

pada pihak yang menangani

- Bapak

Danuri

- Bapak

Rakhmad

Jumhari

- Bapak

Sulkan Budi

Prasetya

- Area luar

Gedung

Perkantoran

PT Imeco

Inter Sarana

10 Kamis, 20-02-2014 - Observasi lapangan ke

Workshop Bantarjati

- Wawancara terkait keadaan

lingkungan di Workshop

Bantarjati

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak Surya

Aditya

Widya Putra

- Workshop

Imeco

Bantarjati,

Gunung Putri

11 Jum’at, 21-02-2014 - Mengisi lembar kuesioner

terkait karakter manusia (e-

color) yang diberikan oleh

Manajer QHSE

- Membahas hasil dari e-

color bersama Manager

QHSE dan HSE Officer

Balikpapan

- Telaah program

penanganan limbah dalam

dokumen SMK3L PT

Imeco Inter Sarana

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

- Ruang

Meeting Lt.7

Gedung C PT

Imeco Inter

Sarana

12 Sabtu, 22-02-2014 - Studi literatur terkait

pengelolaan/penanganan

limbah

- Homebase

13 Senin, 24-02-2014 - Mempelajari dokumen

UKL dan UPL PT Imeco

Inter Sarana

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Page 68: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

54

- Penyusunan laporan

magang

Gedung

Annex

14 Selasa, 25-02-2014 - Ikut serta dalam inspeksi

pumping yang akan dikirim

ke Chevron Duri

- Wawancara mengenai

proses pembuatan pumping

sampai menjadi barang jadi

yang siap dikirim

- Mengamati keadaan

lingkungan terutama

tentang limbah

- Bapak Dodi

Darmawan

- Bapak

Douglas

Gregor

- Workshop

Imeco

Bantarjati,

Gunung Putri

15 Rabu, 26-02-2014 - Melengkapi data mengenai

limbah

- Konsultasi dengan

pembimbing

- Penyusunan laporan

magang

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

16 Kamis, 27-02-2014 - Diskusi terkait pengelolaan

limbah, UKL dan UPL, dan

pengendalian vektor

- Studi literatur terkait

pengelolaan limbah

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

17 Jum’at, 28-02-2014 - Ikut serta dalam HSE

Monthly Meeting bersama

semua divisi PT Imeco Inter

Sarana

- Penyusunan laporan

magang

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak Ukhi

Pratama

- Bapak

Douglas

Gregor

- Ruang

Meeting

Gedung C

Lantai 8 PT

Imeco Inter

Sarana

- Kantor QHSE

PT Imeco

Inter Sarana

Gedung

Annex

18 Sabtu, 01-03-2014 - Ikut serta dalam pelatihan

DAMKAR bersama

karyawan PT Imeco Inter

Sarana

- Ikut serta dalam program

pengendalian vektor, yaitu

fogging

- Bapak

Danuri

- Bapak Abdul

Halim

- Bapak Ukhi

Pratama

- Area parkir

Gedung B

PT Imeco

Inter Sarana

- Area luar

Gedung

Perkantoran

PT Imeco

Inter Sarana

19 Senin, 03-03-2014 - Observasi lapangan di BOP

PT Imeco Inter Sarana

untuk melengkapi data yang

diperlukan

- Penyusunan laporan

- Bapak Yan

Wagiran

- Area luar

Gedung

Perkantoran

PT Imeco

Inter Sarana

Page 69: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

55

magang - Kantor

QHSE PT

Imeco Inter

Sarana

Gedung

Annex

20 Selasa, 04-03-2014 - Penyusunan laporan

magang

- Studi literatur terkait bahan

yang dianggap masih

kurang

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor

QHSE PT

Imeco Inter

Sarana

Gedung

Annex

21 Rabu, 05-03-2014 - Wawancara dengan teknisi

pengelola limbah cair

- Penyusunan laporan

magang

- Bapak

Jamhari

- Lantai

Basement

Gedung C

PT Imeco

Inter Sarana

- Kantor

QHSE PT

Imeco Inter

Sarana

Gedung

Annex

22 Kamis, 06-03-2014 - Persiapan dokumen-

dokumen penyusunan

laporan magang kepada

pembimbing lapangan

- Bimbingan dengan

pembimbing lapangan

terkait dengan laporan

magang

- Bapak Yan

Wagiran

- Kantor

QHSE PT

Imeco Inter

Sarana

Gedung

Annex

23 Jum’at, 07-03-2014 - Perpisahan kegiatan

magang dengan Manager

QHSE, Staff QHSE, dan

Staff HRD

- Penyerahan laporan

sementara magang kepada

pembimbing lapangan

- Bapak Yan

Wagiran

- Bapak Ukhi

Pratama

- Bapak

Douglas

Gregor

- Steak Abuba

Cipete Raya

- Kantor

QHSE PT

Imeco Inter

Sarana

Gedung

Annex

Page 70: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Jenis dan Karakteristik Limbah di PT Imeco Inter Sarana

Semua kegiatan operasional yang ada di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco

Sentul dapat membantu dalam pengembangan bisnis di bidang pengadaan

barang dan jasa penunjang kegiatan eksplorasi dan produksi minyak, gas,

dan panas bumi di Indonesia. Dengan adanya pengembangan tersebut,

tentunya akan menghasilkan hasil samping berupa limbah sehingga perlu

diberi perhatian khusus terhadap pengelolaannya yang merupakan bagian

dari upaya pencegahan terhadap pencemaran yang kemungkinan dapat

terjadi.

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan yang

berasal dari Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul,

limbah yang dihasilkan berupa limbah padat organik dan non organik.

Limbah padat organik yang berupa sampah dari kertas, bagian administrasi

perkantoran, sisa kayu - kayu hasil dari bagian kerja packing di Workshop

Imeco Bantarjati, serta sampah sisa – sisa makanan dari karyawan, dan

limbah non organik berupa plastik, gelas atau kaca, dan sebagainya.

Sedangkan limbah cair yang berupa air buangan dari kegiatan di toilet, dan

tempat wudhu, sementara yang termasuk ke dalam limbah B3 berupa oli,

minyak pelumas, solar, minyak tanah, pelumas, cat, besi, kawat, dan kaleng

cat. Di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana terdiri dari limbah cair

Page 71: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

57

yang berasal dari air buangan wastafel, kegiatan toilet, dan kegiatan

kebersihan ruangan yang menghasilkan limbah cair, sedangkan limbah padat

terdiri dari organik dan non organik, limbah organik berupa kertas, bagian

administrasi perkantoran, serta sampah sisa-sisa makanan dari karyawan

perkantoran, serta limbah padat non organik berupa plastik, gelas atau kaca,

dan sebagainya, serta yang termasuk ke dalam limbah B3 berupa lampu-

lampu bekas, solar yang merupakan hasil dari kegiatan genset.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak penanganan

limbah diketahui bahwa sebagian limbah yang dihasilkan baik dari

Workshop Imeco Bantarjati, Workshop Imeco Sentul, dan Gedung

Perkantoran Beltway Office Park mempunyai karakteristik yang sama untuk

limbah padat maupun cair, sedangkan untuk karakteristik limbah B3 bersifat

mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, mudah meledak, dan bersifat

korosif.

Dalam hal pengelolaan limbah yang ada terdapat perbedaan antara

tempat yang berada di Workshop Imeco Bantarjati, Workshop Imeco Sentul,

dan Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana. Hal ini dikarenakan dalam

tempat - tempat tersebut terdapat proses kegiatan atau aktifitas dan

penggunaan bahan yang digunakan berbeda – beda. Dimana di Workshop

Imeco Bantarjati merupakan tempat proses produksi pompa untuk

pengeboran minyak , dan Workshop Imeco Sentul proses kegiatannya adalah

pipe inspection.

Proses pengelolaan limbah yang dihasilkan dalam setiap Workshop

Imeco dan Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana sudah terdapat

Page 72: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

58

prosedur penanganan limbah dalam Dokumen Sistem Manajemen

Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) PT Imeco Inter

Sarana. Adapun tujuan dibuatnya prosedur ini adalah untuk mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan dengan mematuhi peraturan dan

perundang–undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan

mengendalikan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Tindakan–

tindakan yang harus dilaksanakan adalah mengidentifikasi, mengurangi,

meniadakan, dan mengelola limbah yang ada.

Adapun limbah yang dihasilkan oleh kegiatan operasional di

Workshop ataupun Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana

dikategorikan sebagai berikut:

A. Limbah tidak berbahaya

Limbah tidak berbahaya dan tidak beracun, dikelompokan

menjadi 3 (tiga) kategori yaitu limbah organik, limbah non organik, dan

limbah cair.

1. Limbah Organik

Limbah organik adalah semua limbah yang dapat terurai

secara alamiah, yang dapat dibuang kedalam tanah atau dibuat

kompos, contohnya: sisa makanan, kertas, dan lain-lain. Tempat

penampungan limbah organik harus diberi label dan kode berwarna

hijau.

2. Limbah Non Organik

Limbah non organik adalah semua limbah yang tidak dapat

terurai secara alamiah dan harus dibuang ke lahan penimbunan tanah

Page 73: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

59

yang telah diizinkan oleh pihak berwenang atau di daur ulang,

contohnya: plastik, gelas/kaca, kaleng, dan lain-lain. Tempat

penampungan limbah non organik harus diberi label dan kode

berwarna kuning.

3. Limbah Cair

Limbah cair harus diidentifikasi, apakah termasuk limbah

golongan limbah berbahaya, organik, non organik. Selanjutnya limbah

tersebut harus ditangani sesuai dengan kategorinya.

B. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, biasanya disingkat

dengan limbah B3. Limbah B3 ini secara khusus diidentifikasi dan

didefinisikan berdasarkan peraturan yang berlaku. Semua limbah B3

harus disimpan, dikumpulkan, dibawa, diproses, dan dikelola sesuai

dengan peraturan. Semua limbah harus diidentifikasi dan diklasifikasikan

sebelum dilakukan pembuangan, dan bilamana mungkin, identifikasi

tersebut dilakukan sebelum limbah B3 tersebut terbentuk.

Pada umumnya, limbah yang terdapat pada daftar tertentu atau

yang mempunyai sifat-sifat berbahaya berdasarkan hasil pengujian

analitik, ditetapkan sebagai limbah B3. MSDS dapat membatu

mengidentifikasi bahan-bahan kimia yang bila menjadi limbah, akan

digolongkan sebagai B3.

Page 74: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

60

Bagan 4.1

Penanganan Limbah di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

Sumber: Dokumen SMK3L PT Imeco Inter Sarana

Berikut akan dijelaskan mengenai prosedur pengelolaan

limbah cair, padat, dan B3 yang ada di PT Imeco Inter Sarana. Prosedur

pengelolaan yang akan dijelaskan mencakup pada penanganan,

penampungan, dan penyimpanan limbah yang dilakukan, kemudian hal

yang dilakukan oleh para pekerja akan dibandingkan dengan prosedur

dan peraturan yang ada terhadap kesesuaian dengan prosedur dan

peraturan yang ada tersebut dengan cara pemberian nilai atau skoring.

ORGANIC NON ORGANIC

PAPER PLASTIC

Temporary

Waste Disposal

Temporary

Waste Disposal

Final Waste Disposal

Location

NON TOXIC - WASTE

Page 75: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

61

4.2 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah Cair di PT Imeco

Inter Sarana

Limbah cair adalah limbah yang berasal dari air sisa kegiatan proses

produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali. Sedangkan,

limbah cair domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan rumah

tangga, perumahan, rumah susun, apartemen, perkantoran, dan lain-lain.

Limbah cair yang dihasilkan oleh Gedung Perkantoran PT Imeco Inter

Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul berasal

dari kamar mandi atau toilet, wastafel, dan tempat wudhu, sehingga limbah

cair tersebut merupakan limbah domestik. Berikut adalah prosedur

pengelolaan limbah cair yang dihasilkan, saat dilakukannya pengamatan

lapangan pada Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco

Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul. Adapun proses pengelolaan limbah

cair yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 76: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

62

Tabel 4.1 Prosedur Pengelolaan Limbah Cair dan Penilaiannya di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

No. Pengelolaan Limbah di

Lapangan

Dokumen SMK3L

Klausul 4.7.4

- PP No. 82 tahun 2001

tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan

Pengendalian

Pencemaran Air

- PP No.20 Tahun 1990

tentang Pengendalian

Pencemaran air

- KepMenLH No. 112

tahun 2003 tentang

Baku Mutu Limbah

Domestik

- KepMenKes

No.61/MENKES/SK/II/1

998 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan

Kerja

Gedung

Perkantoran

PT Imeco

Inter Sarana

Workshop

Imeco

Bantarjati

Workshop

Imeco

Sentul

Nilai Nilai Nilai

1 Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana sudah

memiliki izin pembuangan

limbah cair dari BPLHD

dengan nilai standar baku

mutu pH 6-9. Hasil

pengukuran yang telah

dilakukan yaitu 7,7 (Gedung

A), dan 7,3 (Gedung C),

sedangkan Workshop

Bantarjati dan Workshop

Sentul tidak ada pengelolaan

limbah cair dikarenakan

Pengelolaan limbah cair

domestik dengan

dilakukan pengolahan

menggunkan Sewage

Treatment Plant (STP)

kemudian disalurkan ke

saluran umum perkotaan.

- Setiap penanggung jawab

usaha dan atau kegiatan

yang membuang air

limbah ke air atau sumber

air wajib mentaati

persyaratan yang

ditetapkan dalam izin (PP

No.82 tahun 2001 pasal 38

ayat 1).

- Limbah cair harus diolah

dalam instansi pengolahan

limbah cair secara sendiri-

sendiri atau dialirkan

100 50 50

Page 77: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

63

limbah tersebut langsung

dibuang ke SPAL (Saluran

Pembuangan Air Limbah)

untuk diolah secara

terpusat (KepMenKes

No.61/MENKES/SK/II/19

98 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan

Kerja).

2 Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana sudah

melaksanakan pemantauan

dan pengukuran kualitas

limbah cair dengan standar

baku mutu Ph 6-9 yang

dilakukan secara berkala

setiap 3 bulan sekali oleh

pihak eksternal, dan tidak

dilakukan pengukuran oleh

pihak internal dikarenakan

tidak ada alat yang

mendukung untuk

mengukurnya. Sementara

untuk Workshop Imeco

Bantarjati dan Sentul tidak

melakukan pemantauan

ataupun pengukuran.

Keluaran atau effluent

dari pengolahan limbah

cair Waste Management

Plant (WTP) di

monitoring untuk

memastikan

kesesuaiannya dengan

nilai ambang batas.

Pengukuran limbah cair

dilakukan secara

periodik, sesuai dengan

peraturan perundangan.

- Pasal 2: Baku mutu air

limbah domestik berlaku

bagi usaha dan

perkantoran.

Pasal 8: Setiap

penanggung jawab usaha

dan atau kegiatan-kegiatan

permukiman, rumah

makan, perkantoran,

perniagaan, apartement

wajib membuat saluran

pembuangan limbah

domestik tertutup dan

kedap air sehingga tidak

terjadi perembesan air

limbah ke lingkungan

(KepMenLH No. 112

tahun 2003 tentang Baku

Mutu Limbah Domestik).

- Kualitas efluen harus

memenuhi syarat sesuai

ketentuan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku. Laporan tentang

pembuangan limbah cair

dan hasil analisisnya

75 50 50

Page 78: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

64

sekurang- kurangnya

sekali dalam 6 (enam)

bulan (PP No.20 tahun

1990).

Total 175 100 100

*Keterangan nilai:

50-59 = Kurang sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

60-69 = Cukup sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

70-79 = Prosedur yang dilaksanakan sudah baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

80-100 = Prosedur yang dilaksanakan sudah sangat baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

Page 79: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

65

Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan terhadap pemenuhan prosedur

pengelolaan limbah cair pada tiap tempat di PT Imeco Inter Sarana, yaitu Gedung

Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop

Imeco Sentul, didapatkan bahwa nilai skor pemenuhan di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana adalah 175, sedangkan untuk Workshop Imeco Bantarjati dan

Sentul mendapatkan nilai 100. Hal ini berarti bahwa pengelolaan limbah cair di

Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan

Workshop Imeco Sentul sudah baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga

dampak lingkungan yang mungkin dapat terjadi dapat dikendalikan agar tidak

menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan.

Pengelolaan limbah cair yang sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam

dokumen Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(SMK3L) K3L PT Imeco Inter Sarana adalah sebagai berikut:

a. Air buangan dari wastafel, toilet, kebersihan ruangan yang menghasilkan limbah

cair di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana dikelola dalam proses Sewage

Treament Plant (STP) yang kemudian akan disalurkan ke saluran umum

perkotaan. Akan tetapi, hal tersebut dapat dilakukan jika baku mutu dari limbah

cair itu masih dibawah standar. Dikarenakan apabila baku mutu air limbah tinggi

maka dapat mencemari lingkungan sekitar. Sementara pada Workshop Imeco

Bantarjati dan Sentul pengelolaan limbah cair yang dilakukan yaitu dengan

membuang langsung limbah cair domestik tersebut ke SPAL (Saluran

Pembuangan Air Limbah) karena tidak ada STP ataupun IPAL yang ada di

Workshop tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap prosedur-prosedur

pengelolaan limbah cair secara keseluruhan ternyata sangat penting untuk

Page 80: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

66

dilakukan agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan terhadap masyarakat

sekitar yang berada di perusahaan. Seperti diketahui bahwa dampak-dampak

negatif dari limbah cair tersebut begitu banyak, namun banyak yang beranggapan

jika limbah cair merupakan air yang tidak berguna lagi atau tidak bisa

dimanfaatkan kembali, sehingga hanya membuangnya begitu saja tanpa

mempertimbangkan sisi negatif yang mungkin dapat terjadi baik terhadap sumber

daya alam hayati ataupun non hayati yang bermanfaat dalam kehidupan. Dampak

negatif tersebut juga berpengaruh bagi kesehatan manusia dan lingkungannya

baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila badan air yang menerima

limbah cair industri dapat berpotensi bagi manusia menyebabkan gangguan

saluran pencernaan makanan, kulit, dan sistem tubuh lain. Beberapa penyakit

yang ditularkan melalui limbah cair antara lain Penyakit Ascariasis, Amoebiasis,

Cholera, penyakit cacing, Leptospirosis, Shigellosis, Strongyloidiasis, Tetanus,

Trichuriasis, dan Thypus (Soedjono, 1991).

b. K3L PT Imeco Inter Sarana memantau dan mengukur kualitas limbah cair yang

dilakukan di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana dalam proses Sewage

Treatment Plant (STP) setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui baku mutu dari

limbah cair tersebut. Dalam pengukuran baku mutu limbah cair tersebut

dilakukan oleh BPLHD setiap 3 bulan sekali, tetapi dalam pengukuran tidak

dilakukan oleh pihak internal melainkan melaui pihak eksternal atau sub

kontraktor. Sehingga karena itulah pada Gedung Perkantoran PT Imeco Inter

Sarana diberikan nilai 75. Sedangkan pada Workshop Imeco Bantarjati dan

Workshop Imeco Sentul tidak ada pemantauan ataupun pengukuran kualitas

limbah cair tersebut karena limbah tersebut tidak diolah sendiri akan tetapi

langsung dibuang saja ke saluran domestik. Padahal kemungkinan saja dapat

Page 81: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

67

terjadi limbah tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar, akan tetapi walaupun

tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu seharusnya limbah cair tersebut juga

dilakukan pengukuran baku mutu limbahnya. Oleh karena itu, Workshop Imeco

Bantarjati dan Sentul mendapatkan nilai 50. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa prosedur pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh PT Imeco Inter

Sarana telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 yang

menyatakan bahwa hasil analisis limbah dilaporkan sekurang-kurangnya 6 bulan

sekali. Maka sebaiknya diusahakan agar dalam proses pengukuran selanjutnya

dapat dilakukan oleh pihak PT Imeco Inter Sarana sendiri yang disertai dengan

pengadaan alat-alat yang mendukung untuk melakukan pengukuran serta

kemampuan maupun keterampilan dari pegawai. Hal ini perlu dilakukan juga,

karena walaupun hasil pengukuran yang dilakukan oleh pihak eksternal selalu

menunjukkan hasil yang dibawah baku mutu, adakalanya pengukuran internal

juga dapat dilakukan seperti ditulis dalam prosedur kesadaran lingkungan dan

penanganan limbah SMK3L PT Imeco Inter Sarana. Sehingga hasil yang

didapatkan mengenai limbah cair dapat lebih valid. Karena jika terjadi

pencemaran air harus diidentifikasi dan dikelola dengan benar agar tidak

menyebabkan warga sekitar yang berada di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter

Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul tidak terkena

dampak dari pencemaran air tersebut.

4.2.1 Sewage Treatment Plant (STP) PT Imeco Inter Sarana

Sewage Treatment Plant (STP) di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana

setiap harinya menampung kapasitas air sebanyak 60m3/hari. Tujuan dari proses

STP adalah untuk limbah cair yang dihasilkan aman sebelum dibuang ke saluran

Page 82: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

68

umum perkotaan DKI Jakarta dan sudah memenuhi standar baku mutu air buangan

yang ditetapkan oleh Pemerintah (PERGUB DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005).

Sehingga pencemaran terhadap lingkungan dapat dikendalikan.

Bagan 4.2

Cara Kerja Sewage Treatment Plant (STP) PT Imeco Inter Sarana

Limbah cair yang berada STP di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana

diperiksa tiap 3 bulan sekali, dimana limbah cair tersebut akan dibawa ke laboratorium

BPLHD untuk mengetahui baku mutu dari limbah cair tersebut. Jika hasilnya dibawah

baku mutu maka dapat dibuang ke saluran umum perkotaan dan digunakan untuk

menyiram tanaman yang berada di sekitar gedung.

Gambar 4.1

Bak dan Pompa dalam Proses STP

PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

Limbah cair

domestik

Bak Screen Grease Trap Bak

pengendapan I

(Clarifier I)

Bak Aerasi

(Aeration

Basin)

Bak

pengendapan II

(Clarifier II)

Bak penampungan

lumpur (Sludge

holding tank))

Saluran umum

perkotaan

Bak screen Aerator Pompa Aerator

Bak efluen

(Effluent

basin)

Page 83: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

69

Sumber: Observasi Lapangan oleh Faradillah D, Februari 2014

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada pihak penanganan limbah diketahui

bahwa setiap minggunya proses STP ini diperiksa oleh bagian teknisi yang bertanggung

jawab atas pengoperasian STP. Hal yang biasanya dilakukan adalah pemberian cairan anti

mikroba sebanyak ± 1 liter untuk mematikan bakteri-bakteri yang terdapat di dalam

limbah cair tersebut, pemberian klorin yang dimaksudkan untuk menjernihkan air limbah,

pembersihan pompa aerator, dan pemeriksaan ketinggian air limbah.

4.2.2 Pemantauan Limbah Cair

Sumber yang menjadi dampak limbah cair adalah aktifitas kegiatan kantor

yang membuat limbah cair, jenis dampak yang timbul perlu dipantau terutama

adalah penurunan kualitas badan air penerima limbah, penurunan kualitas air

permukaan, dan turunnya nilai estetika lingkungan.

Dalam hal ini Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana melaksanakan

pemantauan limbah cair secara harian yaitu pengukuran/pencatatan debet air

limbah yang terbuang ke saluran umum dan pengukuran pH air (standard baku

mutu pH antara 6-9), disamping itu juga melakukan swapantau sampel air limbah 3

bulan sekali ke Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI

Jakarta.

Bak pengendapan dan

penampungan lumpur Bak effluen Sumur resapan

Page 84: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

70

4.3 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah Padat di PT Imeco Inter

Sarana

Pengertian limbah padat adalah semua jenis sampah/sisa dari suatu

kegiatan/aktivitas berupa padatan dan sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Limbah padat yang dihasilkan disini terbagi menjadi dua yaitu limbah organik seperti

sisa makanan, kertas, daun, dan kayu. Sedangkan limbah non organik seperti plastik,

gelas/kaca, dan lain-lain. Limbah padat yang dihasilkan di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul terbagi

menjadi dua yaitu limbah padat organik seperti sampah dari kertas, bagian

administrasi perkantoran, sisa kayu - kayu hasil dari bagian kerja packing di

Workshop Imeco Bantarjati, serta sampah sisa – sisa makanan dari karyawan, limbah

padat non organik berupa plastik, gelas atau kaca, dan lain-lain. Berikut adalah

prosedur pengelolaan limbah padat di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana,

Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul sesuai dengan jenisnya,

saat dilakukannya observasi lapangan. Proses pengelolaan limbah padat yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 85: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

71

Tabel 4.2 Prosedur Pengelolaan Limbah Padat dan Penilaiannya di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

No Pengelolaan Limbah di

Lapangan

Dokumen

SMK3L – Klausul 4.7.4.1

KepMenKes

No.61/MENKES/SK/

II/1998 Tentang

Persyaratan

Kesehatan

Lingkungan Kerja

Gedung

Perkantoran

PT Imeco Inter

Sarana

Workshop

Imeco

Bantarjati

Workshop

Imeco Sentul

Nilai Nilai Nilai

1 Limbah padat organik seperti

sisa makanan, kertas, dan lain-

lain dibuang ke tempat

penampungan sementara yang

sudah diberi label dan kode

berwarna hijau.

Limbah padat

organik berupa

sisa makanan,

kertas, dan lain-

lain dibuang ke

tempat

penampungan

sementara harus

diberi label dan

kode berwarna

hijau.

(Klausul

4.7.4.1.1).

- 100 80 80

2 Limbah padat non organik

seperti plastik, gelas/kaca, dan

lain-lain dibuang ke tempat

penampungan sementara yang

sudah diberi label dan kode

berwarna kuning. Pada

Workshop Imeco Sentul tidak

terdapat tempat sampah non

organik karena terjadi

penggabungan antara limbah

organik dan non organik.

Limbah padat

non organik

berupa plastik,

gelas/kaca, dan

lain-lain dibuang

ke tempat

penampungan

sementara harus

diberi label dan

kode berwarna

kuning

- 100 80 50

Page 86: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

72

(Klausul

4.7.4.1.1).

3 PT Imeco Inter Sarana sudah

dilengkapi dengan tempat

sampah yang terbuat dari

bahan yang kuat, berbahan

plastik, kedap air, cukup

ringan, cukup ringan, dan

mempunyai permukaan yang

halus pada bagian dalamnya

serta dilengkapi dengan

penutup.

- Setiap perkantoran

harus dilengkapi

dengan tempat

sampah. Tempat

sampah terbuat dari

bahan yang kuat,

cukup ringan, tahan

karat, kedap air dan

mempunyai

permukaan yang

halus pada bagian

dalamnya serta

dilengkapi dengan

penutup.

90 75 75

4 Tidak ada pemisahan terhadap

sampah kering dan sampah

basah, tetapi terdapat

pemisahan antara limbah padat

organik dan non organik, ada

tempat sampah yang sudah

dilapisi kantong plastik hitam

dan ada juga yang belum

dilapisi. Namun dalam

Workshop Imeco Sentul tidak

ada pemisahan antara limbah

padat organik dan non organik.

- Sampah kering dan

sampah basah

ditampung dalam

tempat sampah yang

terpisah dan dilapisi

kantong plastik hitam.

80 75 50

5 Berdasarkan hasil wawancara

dan observasi, sampah organik

dan organik di Gedung

Perkantoran PT Imeco Inter

- Sampah dibuang

setiap hari atau 2/3

bagian tempat sampah

telah terisi.

90 75 75

Page 87: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

73

Sarana dibuang setiap pagi hari

dan sore hari, Sedangkan

Workshop Imeco Bantarjati

dan Workshop Imeco Sentul

dibuang setiap hari sekali.

6 Gedung Perkantoran PT Imeco

Inter Sarana sudah tersedia

tempat pengumpulan

sementara untuk limbah

organik dan non organik yang

diangkut oleh pihak ketiga

yaitu PT Sangkala Obor Raya

(SOR) setiap 2 kali dalam

seminggu yang dilakukan pada

malam hari dengan kapasitas

sekali angkut 7 m3. Sementara

Workshop Imeco Bantarjati

dan Workshop Imeco Sentul

juga diangkut oleh pihak

ketiga setiap seminggu sekali.

- Tersedia tempat

pengumpulan sampah

sementara. Sampah

dari tempat

penamapungan

sementara harus

diangkut setiap hari.

75 70 70

Total 535 455 400

A. Keterangan Nilai:

50-59 = Kurang sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

60-69 = Cukup sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

70-79 = Prosedur yang dilaksanakan sudah baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

80-100 = Prosedur yang dilaksanakan sudah sangat baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada.

B. Keterangan nilai total keseluruhan:

100-199 = Kurang

200-399 = Sedang

400-600 = Baik

Page 88: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

74

Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan terhadap pemenuhan prosedur

pengelolaan limbah padat pada tiap tempat di PT Imeco Inter Sarana, yaitu Gedung

Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop

Imeco Sentul, didapatkan bahwa nilai skor pemenuhan di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana adalah 535, sedangkan untuk Workshop Imeco Bantarjati

mendapatkan nilai 455, dan Workshop Imeco Sentul mendapatkan nilai 400 dari nilai

total 600. Hal ini berarti bahwa pengelolaan limbah padat di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul sudah

dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga dampak

lingkungan yang mungkin dapat terjadi dapat dikendalikan agar tidak menyebabkan

pencemaran terhadap lingkungan.

Pengelolaan limbah padat yang sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam

dokumen Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(SMK3L) K3L PT Imeco Inter Sarana adalah sebagai berikut:

1. Limbah padat organik (sisa makanan, kertas, kayu, dan lain-lain) dibuang ke

tempat penampungan sementara organik. Pada Gedung Perkantoran PT Imeco

Inter Sarana limbah padat organik dikumpulkan terlebih dahulu dalam setiap

lantai di tempat penampungan sementara yang sudah diberi label dan berwarna

hijau. Begitu pun untuk di Workshop Imeco Bantarjati dan Sentul limbah padat

organik dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang telah disediakan,

akan tetapi dalam hal pelabelan tempat limbah tersebut kurang begitu jelas dan

atau tidak ada keterangan apa saja yang termasuk ke dalam limbah padat organik.

Page 89: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

75

Gambar 4.2 Tempat Penampungan Sementara Limbah Padat Organik

PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

Sumber: Observasi Lapangan oleh Faradillah D, Februari 2014

2. Limbah padat non organik (plastik, gelas/kaca, dan lain-lain) dibuang ke tempat

penampungan sementara non organik. Pada prosedur ini Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada, sehingga

diberikan nilai 100. Sedangkan Workshop Imeco Bantarjati dan Sentul masih

belum sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah dan peraturan yang ada.

Gambar 4.3 Tempat Penampungan Sementara Limbah Padat Non Organik

PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

Sumber: Observasi Lapangan oleh Faradillah D, Februari 2014

3. Dalam KepMenkes No. 61/MENKES/SK/II/1998 Tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja disebutkan bahwa setiap perkantoran harus dilengkapi dengan

tempat sampah, tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan

karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya

Gedung Perkantoran

PT Imeco Inter Sarana

Workshop Imeco

Bantarjati

Workshop

Imeco Sentul

Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana

Workshop

Imeco Bantarjati

Workshop

Imeco Sentul

Page 90: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

76

serta dilengkapi dengan penutup. Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana,

Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul sudah dilengkapi

dengan tempat sampah. Tempat sampah tersebut bahan yang kuat, cukup ringan,

tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian

dalamnya serta dilengkapi dengan penutup. Tetapi masih ada yang ditemukan

tempat sampah tersebut tidak lengkapi dengan penutup, karena hanya berupa

keranjang sampah biasa.

4. Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah yang terpisah

dan dilapisi kantong plastik berwarna hitam. Pada prosedur ini bila dibandingkan

dengan KepMenKes yang ada, Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana,

Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul tidak ada pemisahan

terhadap sampah kering dan sampah basah, yang ada pemisahan terhadap sampah

organik berwarna hijau dan sampah non organic berwarna kuning serta masih ada

tempat sampah yang sudah dilapisi kantong plastik hitam dan juga ada yang

belum dilapisi.

5. Sampah dibuang setiap hari atau apabila 2/3 bagian tempat sampah telah terisi

oleh sampah. Pada prosedur ini jika dibandingkan dengan KepMenKes,

pengelolaan yang dilakukan di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana,

Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul sudah sesuai dengan

prosedur akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu.

6. Tersedia tempat pengumpulan sampah. Sampah dari tempat penampungan

sementara harus diangkut setiap hari. Pada prosedur ini jika dibandingkan dengan

KepMenkes yang ada di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop

Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul sudah tersedia tempat

pengumpulan sampah sementara. Sampah organik yang ada dikumpulkan pada

Page 91: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

77

tempat penampungan sementara kemudian diangkut oleh pihak ketiga yang

ditunjuk oleh Perusahaan, akan tetapi tidak diangkut setiap hari. Karena jika

terlalu lama sampah tidak diangkut dikhawatirkan akan menimbulkan gas H2S

yang dapat timbul dari timbunan sampah yang ada.

4.3.1 Pemantauan Limbah Padat

Dampak yang harus dipantau dalam pengelolaan limbah padat adalah

penurunan nilai estetika lingkungan, timbulnya bau yang tak sedap,

meningkatnya vektor penyakit di sekitar lokasi perkantoran.

Gedung Perkantoran Beltway Office Park (PT Imeco Inter Sarana)

dalam menangani limbah padat adalah dengan mengumpulkan sampah di

setiap lantai dan dibawa ke penampungan sementara sebelum diangkut ke

pembuangan akhir dan bekerja sama dengan PT. Sangkala Obor Raya (SOR)

untuk pembuangan sampah akhir. Dalam pembuangan sampah tersebut

dilakukan seminggu 2 kali pengangkutan.

Gambar 4.4 Tempat Penampungan Sampah Sementara

PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

Sumber: Observasi Lapangan oleh Faradillah D, Februari 2014

Untuk pemisahan sampah basah dan kering Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana pada saat ini sudah melaksanakan pemisahan sampah

organik dan anorganik dari dalam gedung sampai tempat pembuangan

sementara.

Page 92: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

78

4.4 Gambaran Penilaian Proses Pengelolaan Limbah B3 di PT Imeco Inter Sarana

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan

berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya

baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup

lainnya (PP No.85 tahun 1999). Limbah B3 yang dihasilkan di Gedung Perkantoran

PT Imeco Inter Sarana, Workshoop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul

berasal berupa oli, minyak pelumas, solar, minyak tanah, pelumas, cat, lampu, besi,

kawat, dan kaleng cat. Berikut adalah prosedur pengelolaan limbah B3 di Gedung

Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop

Imeco Sentul sesuai dengan jenisnya, saat dilakukannya observasi lapangan. Proses

pengelolaan limbah B3 yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 93: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

79

Tabel 4.3 Prosedur Pengelolaan Limbah B3 dan Penilaiannya di PT Imeco Inter Sarana Tahun 2014

No Pengelolaan Limbah di

Lapangan Berdasarkan

Aktifitas

Dokumen

SMK3L – Klausul 4.7.4.1

- PP No.85 tahun 1999

Tentang Pengelolaan

Limbah Bahan

Berbahaya dan

Beracun

- Keputusan Kepala

Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan

No.

01/BAPEDAL/09/199

5 Tentang tata cara

dan persyaratan

teknis penyimpanan

dan pengumpulan

limbah B3

Gedung

Perkantoran

PT Imeco Inter

Sarana

Workshop

Imeco

Bantarjati

Workshop

Imeco Sentul

Nilai Nilai Nilai

1 Tempat Penampungan:

Limbah B3 yang dihasilkan

dikumpulkan pada tempat

penampungan sementara akan

tetapi, masih ada limbah yang

tidak diletakkan sesuai

dengan tempatnya, dan

tempat penampungan limbah

yang ada masih belum sesuai

dalam pemberian simbol dan

label sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Tempat

penampungan

limbah B3 harus

diberi label

sesuai peraturan

yang berlaku

serta pisahkan

limbah dan beri

label semua

bahan kimia

dengan benar

(Klausul

4.7.4.1.2).

Setiap kemasan limbah

B3 wajib diberi simbol

dan label yang

menunjukkan

karakteristik dan jenis

limbah B3

1. Kemasan untuk

limbah B3 harus

dalam kondisi baik,

tidak rusak, dan bebas

dari pengkaratan serta

kebocoran.

2. Bentuk, ukuran dan

bahan kemasan limbah

B3 disesuaikan dengan

50 65 65

Page 94: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

80

karakteristik Limbah

B3 yang akan

dikemasnya dengan

mempertimbangkan

segi keamanan dan

kemudahan dalam

penanganannya.

3. Kemasan dapat terbuat

dari bahan plastik

(HDPE, PP atau PVC)

atau bahan logam

(teflon, baja karbon,

SS304, SS316 atau

SS440) dengan syarat

bahan kemasan yang

dipergunakan tersebut

tidak bereaksi dengan

limbah B3 yang

disimpannya. (Kepdal

No.

01/BAPEDAL/09/199

5).

2 Penyimpanan:

Limbah B3 yang ada paling

lama disimpan di tempat

penampungan sementara

selama kurang lebih 3 bulan.

Limbah B3 tidak

boleh disimpan

lebih dari 90

hari sejak

limbah tersebut

mulai terbentuk

dan hanya boleh

disimpan di

kawasan yang

memenuhi

Pasal 10: penyimpanan

limbah B3 paling lama

90 hari; kurang dari

50kg/hari boleh

menyimpan tingkat

racun B3,

dikelompokkan: urutan

(LD 50mg/kg) kel. lebih

dari 90 hari.

79 79 79

Page 95: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

81

standar-standar

tertentu (Klausul

4.7.4.1.2).

3 Pelaporan:

Aktifitas penanganan limbah

B3 dilaporkan kepada bagian

HSE, rekaman kemasan berisi

limbah B3 dibuat rekamannya

dari mulai diangkut limbah

tersebut sampai menuju

gudang penyimpanan

sementara.

Dari catatan

mengenai

terbentuknya,

penyimpanan,

pengangkutan

dan pembuangan

limbah B3 harus

disimpan

dikarenakan

setiap 3 bulan

sekali diadakan

inspeksi limbah

B3 yang telah

ada serta

Aktifitas

penanganan

limbah B3 harus

dilaporkan

kepada bagian

HSE. (Klausul

4.7.4.1.2).

Pasal 11: Membuat

catatan tentang jenis,

karakteristik, jumlah dan

waktu. Melaporkan

setiap 6 bulan

1. Amat sangat beracun

<1

2. Sangat beracun 1-5

3. Beracun 51-500

4. Agak beracun 501-

5000

5. Praktis tdk beracun

501-15000

6. Relatif tdk berbahaya

>15000

60 69 69

Page 96: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

82

4 Penyerahan Limbah:

Limbah B3 dikumpulkan

kemudian diserahkan kepada

pihak yang mendapat ijin dari

Pemerintah atau pihak ketiga.

Pengiriman

limbah B3 harus

dilakukan di

fasilitas

pengolahan yang

disetujui

(Klausul

4.7.4.1.2).

Pengumpul limbah B3

dilakukan oleh badan

usaha yang melakukan

kegiatan pengumpulan

limbah B3.

70 70 70

Total 269 283 283

A. Keterangan nilai:

50-59 = kurang sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

60-69 = Cukup sesuai dilaksanakan, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

70-79 = Prosedur yang dilaksanakan sudah baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

80-100 = Prosedur yang dilaksanakan sudah sangat baik dan sesuai, dibandingkan dengan prosedur dan ketentuan pemerintah yang ada

B. Keterangan nilai total keseluruhan:

0-132 = Kurang

133-266 = Sedang

267-400 = Baik

Page 97: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

83

Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan terhadap pemenuhan prosedur

pengelolaan limbah B3 pada tiap tempat di PT Imeco Inter Sarana, yaitu Gedung

Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop

Imeco Sentul, didapatkan bahwa nilai skor pemenuhan di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana adalah 269, sementara pada Workshop Imeco Bantarjati dan

Workshop Imeco Sentul mendapatkan nilai skor masing-masing 283 dari nilai total

400. Sehingga, dapat diketahui bahwa dari Gedung Perkantoran PT Imeco Inter

Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul telah menerapkan

prosedur baik dan mendekati sesuai standar yang ada dalam hal pengelolaan limbah

B3.

Pengelolaan limbah B3 yang sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam

dokumen Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(SMK3L) K3L PT Imeco Inter Sarana adalah sebagai berikut:

1. Limbah B3 yang dihasilkan dari semua ke tempat yang ada di PT Imeco Inter

Sarana dikumpulkan pada tempat penampungan sementara yang telah disediakan.

Namun, dalam observasi lapangan yang dilakukan ternyata masih terdapat limbah

yang tidak diletakkan sesuai dengan tempatnya, dan tempat penampungan limbah

yang ada masih belum sesuai dalam pemberian simbol dan label sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Padahal pada Workshop Imeco Bantarjati telah tersedia

tempat penampungan limbah B3 yang ukurannya besar yaitu scrab container.

Hanya saja masih terdapat limbah B3 yang berceceran tidak pada tempatnya,

apabila dibiarkan dapat menyebabkan bahaya bagi para pekerja yang berada di

tempat sekitar limbah tersebut.

Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3

dari penghasil limbah dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan

Page 98: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

84

kepada pemanfaat, pengolah, dan/atau penimbunan limbah B3. Terhadap

kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang tata

cara dan persyaratan bagi penyimpanan dan pengumpulan limbah B3, diantaranya

sebagai berikut:

(a) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus sesuai dengan

karakteristik limbah yang dikemas.

(b) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus mempunyai

ukuran minimum adalahh 10 cm x 10 cm atau lebih besar.

(c) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus terbuat dari

bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang mungkin

mengenainya dan harus melekat kuat pada permukaan kemasan.

(d) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 harus dipasang pada

sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah

terlihat.

(e) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 tidak boleh terlepas,

atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan

dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3.

(f) Simbol yang dipasang pada kemasan limbah B3 yang kemasannya telah

dibersihkan dan akan dipergunakan kembali untuk pengemasan limbah

B3 harus diberi label “KOSONG”.

(g) Label harus dipasang pada kemasan limbah B3 yang berfungsi untuk

memberikan informasi dasar mengenai kualitatif dan kuantitatif dari

suatu limbah B3 yang dikemas.

Page 99: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

85

Gambar 4.5

Scrab container di Workshop Imeco Bantarjati Tahun 2014

Gambar 4.6

Tempat Pengumpulan Limbah B3 di Workshop Imeco Bantarjati

Tahun 2014

Gambar 4.7

Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 di Workshop Imeco Sentul

Tahun 2014

Sumber: Observasi Lapangan oleh Faradillah D, Februari 2014

2. Setiap kurang lebih 3 bulan sekali limbah B3 diangkut oleh pengumpul limbah

yang telah disetujui oleh perusahaan. Oleh sebab itulah diberikan nilai 79 bagi

Gedung Perkantoran PT Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan

Workshop Imeco Sentul, dikarenakan telah melaksanakan pengelolaan limbah B3

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, baik dari dokumen SMK3L PT

Page 100: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

86

Imeco Inter Sarana maupun prosedur yang ada pada PP No. 85 tahun 1995

tentang pengelolaan limbah B3. Penyerahan limbah B3 oleh

penghasil/pengumpul, pemanfaat, pengolah kepada pengangkut wajib disertai

dokumen limbah. Pengangkutan dilakukan dengan alat khusus. Pengangkut

limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah

B3 (PP No. 85 tahun 1999).

3. Setiap 3 bulan sekali diadakan inspeksi terhadap limbah yang telah ada. Pada

prosedur ini, telah cukup sesuai dilaksanakan dengan prosedur yang ada. Adapun

inspeksi ini dilakukan adalah untuk melihat dan melakukan pengecekan limbah

yang ada apakah sudah penuh atau belum serta dilakukan inspeksi terhadap

tempat penampungannya. Apakah tempat penampungannya bocor atau sudah

tidak layak untuk dipakai. Apabila tempat penampungan limbah tersebut

mengalami kebocoran, maka akan berdampak yang membahayakan bagi pekerja

yang ada.

4. Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke

tempat pengelolaan dan/atau pemanfaatan dan/atau penimbunan limbah B3 (PP

No.85 tahun 1999). Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Imeco Inter Sarana

dikumpulkan dan atau disimpan pada tempat penampungan atau gudang

penyimpanan sementara untuk kemudian diangkut oleh pihak yang telah

mendapatkan izin dari pemerintah untuk pengolahan limbah B3. Hal ini berarti

bahwa prosedur pengelolaan limbah B3 sudah baik dan sesuai dengan peraturan

yang ada. Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan

B3 pasal 11 bahwa penghasil limbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan,

tentang:

Page 101: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

87

a) Jenis, karakteristik, jumlah, dan waktu dihasilkan limbah B3.

b) Jenis, karaktersitik, jumlah, dan waktu penyerahan limbah B3.

c) Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada

pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.

Page 102: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil proses kegiatan magang di PT Imeco Inter Sarana,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan di Gedung Perkantoran PT

Imeco Inter Sarana, Workshop Imeco Bantarjati, dan Workshop Imeco

Sentul, limbah padat organik berupa sampah dari kertas, bagian

adminitrasi perkantoran, sisa kayu - kayu hasil dari bagian kerja packing

di Workshop Imeco Bantarjati, serta sampah sisa – sisa makanan dari

karyawan, dan limbah non organik berupa plastik, gelas atau kaca,

Sedangkan limbah cair yang berupa air buangan dari kegiatan di toilet,

tempat wudhu, air buangan wastafel, kegiatan kebersihan ruangan, dan

sebagainya, sementara yang termasuk ke dalam limbah B3 berupa oli,

minyak pelumas, solar, minyak tanah, pelumas, cat, besi, kawat, lampu-

lampu bekas, solar yang merupakan hasil dari kegiatan genset, dan kaleng

cat.

2. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak penanganan limbah

diketahui bahwa sebagian limbah yang dihasilkan baik dari Workshop

Imeco Bantarjati, Workshop Imeco Sentul, dan Gedung Perkantoran

Beltway Office Park mempunyai karakteristik yang sama untuk limbah

padat maupun cair, sedangkan untuk karakteristik limbah B3 bersifat

Page 103: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

89

mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, mudah meledak, dan bersifat

korosif.

3. Penilaian pengelolaan limbah cair di Gedung Perkantoran PT Imeco Inter

Sarana sudah sesuai dengan prosedur yang ada dan mematuhi peraturan

karena terdapat pengolahan limbah cair di area gedung perkantoran

sebelum limbah cair tersebut dialirkan ke saluran umum perkotaan jika

baku mutu limbah cair dibawah standar baku mutu. Sementara pada

Workshop Imeco Bantarjati dan Workshop Imeco Sentul pengelolaan

limbah cairnya belum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada.

4. Penilaian pengelolaan limbah padat di Gedung Perkantoran PT Imeco

Inter Sarana sudah ada pemisahan antara limbah padat organik, dan non

organik serta penanganan limbahnya dikumpulkan pada tempat

penampungan sementara yang sudah diberi label dan warna. Kemudian

limbah-limbah tersebut diangkut oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh

perusahaan yaitu PT. Sangkala Obor Raya (SOR) setiap dua kali dalam

seminggu dengan kapasitas 7 m3. Begitu juga dengan Workshop Imeco

Bantarjati, dan Workshop Imeco Sentul akan tetapi bedanya limbah

tersebut diangkut setiap 1 kali dalam seminggu oleh pihak ketiga.

5. Penilaian pengelolaan limbah B3 di PT Imeco Inter Sarana masih belum

sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam PP No.85 tahun 1999

dikarenakan adanya ketidaksesuaian mengenai pemberian simbol dan

label yang jelas dalam kemasan limbah B3 serta masih terdapat tempat

penampungan limbah yang belum ada simbol dan label limbah B3.

Page 104: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

90

6. PT Imeco Inter Sarana masih mengurus izin dalam hal pengolahan limbah

B3, sehingga limbah B3 yang ada hanya dikumpulkan saja pada tempat

penampungan sementara.

5.2 Saran

Dengan melihat kegiatan pengelolaan limbah yang telah dijalankan di

PT Imeco Inter Sarana, adapun saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Sebaiknya perusahaan mengimplementasikan cara pengendalian limbah

yang benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan

mengkomunikasikan kepada seluruh jajaran karyawan yang berada di

perusahaan agar dapat membantu dalam hal mengurangi limbah dan

mengelolanya.

2. Sebaiknya meningkatkan pemantauan Sewage Water Treatment (STP)

secara berkala sesuai dengan prosedur yang sudah ada.

3. Sebaiknya dilakukan pemantauan berkala uji kualitas limbah cair yang

dilakukan minimal dua kali dalam setahun oleh pihak internal dari PT

Imeco Inter Sarana dengan jika memungkinkan dapat dilakukan

pengadaan alat ukur serta pelatihan terhadap kemampuan dan

keterampilan karyawan untuk melakukan pengukuran tersebut.

4. Sebaiknya pengelolaan limbah padat terus menerus dilakukan perbaikan

dalam hal tempat penampungan sementara limbah tersebut, perlu ada

pencatatan yang jelas pada pihak penanganan limbah padat mengenai

kapasitas limbah padat yang diangkut oleh pihak ketiga yaitu PT.

Sangkala Obor Raya.

Page 105: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

91

5. Sebaiknya memastikan semua petugas kebersihan menggunakan APD

yang sesuai dan lengkap saat menangani limbah padat, cair, dan B3

demi keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Sebaiknya perusahaan dapat melakukan daur ulang sampah dari limbah

padat yang dihasilkan menjadi sesuatu produk atauu barang yang

bermanfaat dan bernilai melalui kerja sama dengan pihak yang telah

mendirikan bank sampah, sehingga hal ini dapat membantu dalam hal

menjaga kelestarian lingkungan.

7. Sebaiknya penempatan tempat penampungan sementara limbah B3

dalam Workshop Imeco Bantarjati dan Workshop Imeco Sentul

diperbaiki lagi penempatannya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan dan atau mencemari lingkungan.

8. Sebaiknya untuk limbah B3 oleh pihak perusahaan dikumpulkan pada

TPS, kemudian langsung dibawa ke TPA di Cileungsi (PPLI), yang

merupakan salah satu tempat yang telah memiliki izin dari pemerintah.

9. Sebaiknya pihak HSE memperhatikan mengenai pemasangan label

berdasarkan karakteristik dan pemasangan simbol yang sesuai dengan

karakteristiknya masing-masing seperti label berbahaya, dan beracun.

Page 106: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

92

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998. KepMenKes

No.61/MENKES/SK/II/1998 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta.

Farid, R. 2011. Sistem Pengolahan Limbah Lumpur Pengeboran Minyak Bumi di PT

Chevron Pasific Indonesia Duri Tahun 2011. FKM USU. Medan.

Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.

Yrama Widya, Bandung.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 1994. KepMenLH No.42 tahun 1994

tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2003. KepMenLH No. 112 tahun 2003

tentang Baku Mutu Limbah Domestik.

Komite K3L PT Imeco Inter Sarana. 2010. Dokumen Sistem Manajemen

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.

01/BAPEDAL/09/1995 Tentang tata cara dan persyaratan teknis

penyimpanan dan pengumpulan limbah B3

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Andi. Yogyakarta.

Kusnoputranto, H. 2002. Kesehatan Lingkungan. FKM UI. Jakarta.

Mukhrizal, 2006. Sistem Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair Pabrik Karet

Pada PT Batang Hari Barisan Padang Tahun 2006. Skripsi FKM USU.

Medan.

Pandia, Setyati et all.2000. Kimia Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Depdikbud. Jakarta.

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005

Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2008 Tentang Tata Cara

Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Page 107: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

93

Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3.

Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

Slamet, Juli Soemirat, 2000. Kesehatan Lingkungan. Gajahmada University,

Yogyakarta.

Soedjono, 1991. Pedoman Bidang Studi Pengawasan Pencemaran Lingkungan Fisik.

Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Jakarta.

Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

Wardhana, W. A, 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta.

Wardhana, Wisnu Arya, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi, Yogyakarta.

Page 108: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Magang

GAMBARAN PENILAIAN SEMENTARA PROSES PENGELOLAAN LIMBAH

DI PT IMECO INTER SARANA TAHUN 2014

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, April 2014

Mengetahui,

Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes H. Yan Wagiran, MA. MM

Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan

Page 109: Faradillah Desniawati - fkik.pdf

iv

PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, April 2014

Penguji I,

H. Yan Wagiran, MA. MM

Penguji II,

Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes