(P2 kp) pwk iic
-
Upload
nefriwatih -
Category
Education
-
view
51 -
download
9
Transcript of (P2 kp) pwk iic
Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)
Kelompok 2Leader : Nefriwati HilmiAnggota :
Deta Tri Rahayu Derizaldi Aldo Pratama Vernando Niko Andro Purnomo Sefda Hadil Al fajri Nopri Haslemanto
Pengertian P2KP
Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) adalah suatu program penanggulangan kemiskinan yang mampu memperluas prospek dan pilihan untuk dapat hidup dan berkembang di masa depan, khususnya bagi masyarakat miskin di perkotaan
P2KP merupakan program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep :1.memberdayakan masyarakat2. pelaku pembangunan lokal lainnya3.Pemerintah Daerah 4. kelompok peduli setempat,
Sehingga dapat terbangun “gerakan kemandirian
penanggulangan kemiskinan dan pembangunan
berkelanjutan”,
P2KP merupakan program pemerintah
dalam penanggulangan kemiskinan melalui
konsep :
1.memberdayakan masyarakat
2. pelaku pembangunan lokal lainnya
3.Pemerintah Daerah
4. kelompok peduli setempat,
Sehingga dapat terbangun “gerakan
kemandirian penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan
berkelanjutan”,
Tujuan P2Kp
Terbangunnya lembaga masyarakat berbasis nilai-nilai universal
kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan berorientasi
pembangunan berkelanjutan, yang aspiratif, representatif,
mengakar, mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
miskin, mampu memperkuat aspirasi/suara masyarakat miskin
dalam proses pengambilan keputusan lokal, dan mampu menjadi
wadah sinergi masyarakat dalam penyelesaian permasalahan
yang ada di wilayahnya
Meningkatnya akses bagi masyarakat
miskin perkotaan ke pelayanan sosial,
prasarana dan sarana serta pendanaan
(modal), termasuk membangun
kerjasama dan kemitraan sinergi ke
berbagai pihak terkait, dengan
menciptakan kepercayaan pihak-pihak
terkait tersebut terhadap lembaga
masyarakat (BKM)
Mengedepankan peran Pemerintah
kota/kabupaten agar mereka makin
mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat miskin, baik melalui
pengokohan Komite
Penanggulangan Kemiskinan (KPK)
di wilayahnya, maupun kemitraan
dengan masyarakat serta kelompok
peduli setempat.
Permasalahan Kemiskinan
Kemiskinan adalah persoalan struktural dan multi
dimensional, yang mencakup politik, sosial, ekonomi, aset, dan lain-
lain. Masyarakat Miskin’ sebagai suatu kondisi masyarakat yang
berada dalam situasi kerentanan, ketidak-berdayaan, keterisolasian,
dan ketidak mampuan untuk menyampaikan aspirasinya. Situasi ini
menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal
kehidupannya secara layak.(manusiawi).
Dimensi Politik
Tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu
memperjuangkan
aspirasi dan kebutuhan
masyarakat miskin
Dimensi Sosial
Tidak terintegrasikannya warga
miskin ke dalam institusi sosial yang
ada,terinternalisasikannya budaya
kemiskinan yang merusak kualitas
manusia dan etos kerja mereka,
serta pudarnya nilai-nilai kapital
sosial
Dimensi Lingkungan
sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang yang
tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga
cenderung memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
kurang menjaga kelestarian dan perlindungan lingkungan serta
permukiman
Dimensi Ekonomi
Muncul dalam
bentuk rendahnya
penghasilan
sehingga tidak
mampu untuk
memenuhi
kebutuhan hidup
mereka sampai
batas yang layak
Dimensi Aset,
Ditandai dengan rendahnya
kepemilikan masyarakat
miskin ke berbagai hal yang
mampu menjadi modal hidup
mereka, termasuk aset
kualitas sumberdaya manusia
(human capital), peralatan
kerja, modal dana, hunian
atau perumahan, dan
sebagainya
Indikator kemiskinan
Terbatasnya Kesempatan Kerja
dan BerusahaTerbatasnya Akses Pendidikan :
Terbatasnya Akses Pendidikan :
Terbatasnya Akses Layanan Kesehatan
Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Tujuan P2Kp
Terbangunnya lembaga masyarakat berbasis nilai-nilai
universal kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan
dan berorientasi pembangunan berkelanjutan, yang
aspiratif, representatif, mengakar, mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat miskin, mampu
memperkuat aspirasi/suara masyarakat miskin dalam
proses pengambilan keputusan lokal, dan mampu menjadi
wadah sinergi masyarakat dalam penyelesaian
permasalahan yang ada di wilayahnya
Dimensi Politik
tidak dimilikinya wadah organisasi
yang mampu memperjuangkan
aspirasi dan kebutuhan
masyarakat miskin
Dimensi Sosial
tidak terintegrasikannya warga miskin ke dalam institusi sosial yang ada,terinternalisasikannya
budaya kemiskinan yang merusak kualitas manusia dan
etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital
sosial
Dimensi Lingkungan
sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga
cenderung memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang menjaga kelestarian dan perlindungan lingkungan serta
permukiman
Meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan sosial, prasarana
dan sarana serta pendanaan (modal), termasuk membangun kerjasama dan kemitraan
sinergi ke berbagai pihak terkait, dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait
tersebut terhadap lembaga masyarakat (BKM)
Mengedepankan peran Pemerintah kota/kabupaten agar mereka
makin mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, baik
melalui pengokohan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK) di
wilayahnya, maupun kemitraan dengan masyarakat serta
kelompok peduli setempat.
Permasalahan Kemiskinan
Kemiskinan adalah persoalan struktural dan multi dimensional, yang
mencakup politik, sosial, ekonomi, aset, dan lain-lain. Masyarakat Miskin’
sebagai suatu kondisi masyarakat yang berada dalam situasi kerentanan,
ketidak-berdayaan, keterisolasian, dan ketidak mampuan untuk
menyampaikan aspirasinya. Situasi ini menyebabkan mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan minimal kehidupannya secara layak.(manusiawi).
Dimensi Ekonomi
muncul dalam bentuk
rendahnya
penghasilan sehingga
tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan
hidup mereka sampai
batas yang layak
Dimensi Aset,
ditandai dengan rendahnya
kepemilikan masyarakat miskin ke
berbagai hal yang mampu
menjadi modal hidup mereka,
termasuk aset kualitas
sumberdaya manusia (human
capital), peralatan kerja, modal
dana, hunian atau perumahan,
dan sebagainya
Indikator kemiskinan
Terbatasnya Kesempatan Kerja dan
Berusaha
Terbatasnya Akses Pendidikan :
Terbatasnya Akses Pendidikan :
Terbatasnya Akses Layanan Kesehatan
Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Faktor sosial Budaya : Penyebab ketidakberdayaan
dan keterdiaman si miskin terutama ada tiga, yaitu
Pola Pikir berupa Sikap mental dan motivasi untuk
keluar dari kemiskinan; Tidak mampu berinteraksi
sosial; Motivasi rendah dan cenderung malas dan
Belum optimalnya partisipasi pihak perempuan dlm
keluarga ; Kurangnya penguatan peran serta
masyarakat.
(a) Terhambatnya mobilitas sosial ke atas,
(b) Rendahnya keterlibatan dalam kegiatan ekonomi, dan
(c ) Rendahnya partisipasi dalam penentuan kebijakan
publik.
faktor perilaku atau budaya masyarakat, Selama ini pola masyarakat dalam mencari
nafkah adalah dengan cara eksploitasi sumberdaya alam dengan pola ini
masyarakat tinggal mengambil apa yang ada di alam tanpa pernah memeliharanya,
ketika sumberdaya mengalami degradasi, masyarakat belum siap untuk berubah
menjadi pembudidaya.
Prasarana Wilayah : Kurang lancarnya / rusaknya prasarana
perhubungan; Tempat tinggal terisolasi dan Tidak adanya air
bersih.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Strategi 1 ; Memperbaiki program perlindungan socialPenerapan strategi ini antara lain di dasari satu fakta
besarnya jumlah masyarakat yang rentan jatuh dalam kemiskinan di Indonesia
Strategi 2; Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar Memperbaiki akses kelompok masyarakat miskin
terhadap pelayanan dasar akses terhadap pelayana pendidikan ,kesehatan ,air bersih ,dan senitasi , serta pangan dan gizi akan membantu mengurangi biaya yang harus di keluarkan oleh kelompok masyarakat miskin.
Strategi 3; Pemberdayaan kelompok masyarakat miskinStrategi ini menjadi sangat penting untuk meniongkatkan
evektif dan keberlanjutan penanggulangan kemiskinan . upaya ini perlu dilakukan agar penduduk mskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh lagi ke dalam kemiskinan.
Strategi 4 ; Pembangunan inklusif Pembangunan yang eklusif Yang di artikan sebagai
pembangunan yang mengikut sertakan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat.
BKM = Badan Keswadayaan Masyarakat
BKM adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk
kelurahan , dan sebagai lembaga BKM dapat bertindak sebagai representasi
masyarakat warga penduduk kelurahan .
BKM berkependudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat
warga penduduk kelurahan dan merupakan lembaga pengendalian kegiatan
penangulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan , yang posisinya
di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan,dan keluarga.
BKM sebagai pimpinan kolektif diperlukan, ketika ;
1. Ketika masyarakat melihat kemiskinan sebagai persoalan bersama yang
harus ditanggulangi bersama sehingga diperlikan lembaga pimpinan yang
mampu mengandalikan gerakan bersama tersebut
2. Untuk dapat memimpin gerakan penanggulangan kemiskinan dari,. Oleh
dan untuk masyarakat sebagai upaya bersama
BKM = Badan Keswadayaan Masyarakat
Landasan membangun BKM
• Kemiskinan adalah urusan bersama semua warga kelurahan
• Penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan bersama yang membutuhkn
juga kepemimpinan bersma
• Hasil refleksi kelembagaan
• Hasil refleksi kepemimpinan yang menghasilkan juga kesepakatan.
Strategi Pelaksanaan
a) Mendorong Proses Transformasi Sosial dari Masyarakat Tidak Berdaya/Miskin Menuju Masyarakat Berdaya
• Internalisasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal• Penguatan Lembaga Masyarakat melalui pendekatan pembangunan
bertumpu pada kelompok (Community based Development), • Pembelajaran Penerapan Konsep Tridaya dalam Penanggulangan
Kemiskinan , • Penguatan Akuntabilitas Masyarakat ,
b) Mendorong Proses Transformasi Sosial dari Masyarakat Berdaya
Menuju Masyarakat Mandiri • Pembelajaran Kemitraan antar Stakeholders Strategis, • Penguatan Jaringan antar Pelaku Pembangunan.
c) Mendorong Proses Transformasi Sosial dari Masyarakat Mandiri Menuju Masyarakat Pembangunan Lingkungan Permukiman Kelurahan Terpadu (Neighbourhood Development) ,
Proses pembelajaran masyarakat dalam mewujudkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang berbasis nilai menuju terwujudnya lingkungan permukiman yang tertata, sehat, produktif dan lestari.
Strategi Pendamping
1) Fase pertama (basic) Strateginya dimulai melalui 4(empat) pilar; yaitu:
• Pemberdayaan masyarakat (community emporwerment)• Pengembangan kapasitas dan asset masyarakat miskin• Pembangunan organisasi masyarakat• Pengembangan partisipasi masyarakat
2) Fase ke-dua (intermediate) Pada fase ke-dua (intermediate) strategi lanjutnya dilakukan melalui 3 (tiga) pilar;
yaitu:• Penguatan kelembagaan di tingkat lokal.• Penerapan nilai nilai kemanusiaan dan prinsip prinsip 'Good Governance'.• Membangun jaringan dan kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah, dunia
usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya.
3) Fase Ke Tiga (advance)Pada fase ke tiga (advance), upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di
perkotaan strategi lanjutnya dilakukan melalui 2 (dua) pilar; yaitu:• Mempercepat terjadinya penyelenggaraan pelayanan publik yang baik di tingkat lokal,
terutama bagi masyarakat miskin / rentan. (Pro Poor governance).• Perbaikan / pembangunan Lingkungan Permukiman, khususnya yang memberi
manfaat bagi masyarakat miskin (neigborhood development).
Komponen Proyek
Setidaknya ada 4 (empat) komponen utama proyek yang akan
dilaksanakan, yaitu;
1. Bantuan Teknis Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan
kapasitas pemerintah daerah;
2. Penyediaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
3. Penyediaan Dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET);
4. Dana Dukungan “Pembangunan Lingkungan Permukiman Kelurahan
Terpadu”;
Langkah-Langkah Pelaksanaan
SosialisasiRembuk Kesiapan
Masyarakat, dan Refleksi Kemiskinan
Perencanaan Partisipatif
Membangun BKM
Pemetaan Swadaya
Membangun transparansi
Pembelajaran Prinsip Tri-Daya
Memberikan insentif program ”Neighbourhood Development” bagi BKM-
BKM
Membangun jaringan dan
kerjasama dukungan
sumberdaya untuk
penyaluran (channeling)
Mengembangkan kemitraan