Editan Blok 20 ISK

40
Infeksi Saluran Kemih Sari Prasili Suddin 10.2010.02 (D2) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470 sari.prasili @y mail .com PENDAHULUAN infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya. 1 Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 10 5 /ml urin. Escherecia coli merupakan bakteri penyebab ISK pada kehamilan yang ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat berasal dari flora usus yang keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang biak akan menjalar ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan ginjal, inilah yang menyebabkan ISK. Selanjutnya pembahasan didasarkan pada scenario berikut: 1

Transcript of Editan Blok 20 ISK

Page 1: Editan Blok 20 ISK

Infeksi Saluran KemihSari Prasili Suddin

10.2010.02 (D2)

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470

sari.prasili @y mail .com

PENDAHULUAN

infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di

praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. Data

penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah

mengalami ISK selama hidupnya.1

Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme

lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya

mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri

dikatakan signifikan jika lebih besar dari 105/ml urin. Escherecia coli merupakan bakteri

penyebab ISK pada kehamilan yang ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat berasal

dari flora usus yang keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang biak akan

menjalar ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan ginjal, inilah yang menyebabkan

ISK. Selanjutnya pembahasan didasarkan pada scenario berikut:

“Ny. P, 28 th, dating dengan kelkuhan demam sejak 3 hari lalu. Pasien juga mengeluh sejak 1

minggu lalu saat BAK, kemaluannya terasa panas dan nyeri. Dalam 2 minggu belakangan

pasien juga merasa lebih sering ingin BAK, sehari BAK x, kencing berwarna kuning cerah.

Mual muntah tidak ada. Pasien batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu. Terdapat nyeri pada

perut bawah dan pinggang kanan.

PF: TB: 168cm, BB:70kg, keadaan umum: tampak sakit sedang, TD 120/90 mmHg,

N:90x/mnt, RR:18x/mnt, suhu:39,2 C. thorak:cor/pulmo: dalam batas normal, abdomen:

bising usus (+) meningkat, nyeri tekan (+) region suprapubic, nyeri ketuk CVA kanan (+).”

1

Page 2: Editan Blok 20 ISK

ANAMNESIS1,2

Anamnesis merupakan wawancara antara dokter dengan pasien/penderita atau

keluarganya/orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data

info yang berhubungan dengan penyakitnya.

Pada anamnesis didapatkan data sebagai berikut:

Identitas Pasien.

Nama : Ny. P berusia 28 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Keluhan utama.

- Keluhan utama pasien : demam sejak 3 hari yang lalu

- Keluhan tambahan : saat kencing terasa panas dan sedikit nyeri, kemudian pasien juga

merasa lebih sering ingin buang air kecil, serta terdapat nyeri pada perut bawah dan

pinggang kanan.

Selain beberapa hal diatas, dapat juga ditanyakan ditanyakan :

- Bagaimana pola berkemih pasien?

- Adakah urgensi?

- Adakah bau urine yang menyengat?

- Bagaimana volume urine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?

- Adakah nyeri suprapubik? Nyeri suprapubik menunjukkan adanya infeksi pada saluran

kemih bagian bawah.

- Adakah nyeri panggul atau pinggang? Nyeri panggul atau pinggang biasanya pada

infeksi saluran kemih bagian atas.

- Adakah peningkatan suhu tubuh? Peningkatan suhu tubuh biasanya terjadi pada infeksi

saluran kemih bagian atas.

- Adakah riwayat infeksi saluran kemih, batu ginjal, DM, hipertensi, atau penyakit pberat

lainnya?

- Bagaimana dengan pemasangan kateter foley?

- Imobilisasi dalam waktu yang lama.

- Apakah terjadi inkontinensia urine?

2. Pemeriksaan Fisik3

2

Page 3: Editan Blok 20 ISK

2.1. Pemeriksaan Ginjal

a. Palpasi

Pada keadaan normal ginjal tidak teraba pada pemeriksaan palpasi. Adanya pembesaran

ginjal ini merupakan hal yang penting dalam menentukan diagnosis. Pemeriksaan dilakukan

pada kedua ginjal, yaitu ginjal kiri dan ginjal kanan.

Pada pemeriksaan ginjal kiri, pemeriksa harus berdiri di sebelah kiri pasien. Pemeriksa

meletakkan tangan kanan pada bagian bawah tubuh pasien sejajar dengan iga ke-12, dengan

ujung jari menyentuh sudut kostovertebra, dan angkat telapak tangan tadi ke atas untuk

menggeser ginjal kiri ke arah anterior. Pemeriksa meletakkan telapak tangan kirinya pada

kuadran kiri atas, lateral dan paralel dengan rektus abdominis, dan mintalah pasien untuk

menarik nafas dalam. Pada saat puncak respirasi, pemeriksa menekan dalam dan kuat dengan

tangan kiri ke arah kuadran kiri atas, tepat di bawah tepi kosta, dan usahakan untuk

menangkap ginjal kiri diantara kedua tangannya. Kemudian minta pasien untuk

mengeluarkan nafas dan perlahan-lahan lepaskan tekanan tangan kiri, rasakan pergerakan

ginjal kiri ke tempatnya semula, Bila ginjal tersebut teraba, uraikan bagaimana ukuran,

bentuk, dan adakah rasa nyeri.

Pada pemeriksaan ginjal kanan, pemeriksa harus pindah ke sebelah kanan pasien. Dan

prosedur pemeriksaan berjalan seperti di atas, ginjal kanan normal mungkin teraba pada

pasien yang kurus dan pada wanita yang sangat relaks. Kadang-kadang ginjal kanan terletak

lebih anterior, dan harus dibedakan dari liver, dimana tepi liver teraba lebih runcing,

sedangkan tepi bawah ginjal teraba lebih bulat.

Sebab-sebab pembesaran ginjal misalnya hidronefrosis, kista, dan tumor ginjal. Sedangkan

pembesaran ginjal bilateral mungkin disebabkan oleh penyakit ginjal polikistik (polycystic

kidney diseases). Adanya masa pada sisi kiri, mungkin disebabkan karena splenomegali hebat

atau pembesaran ginjal kiri.

b. Perkusi

Untuk menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan perkusi dengan

kepalan tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya pada

daerah kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju dengan tangan

kanannya. Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi tapi tanpa menimbulkan

rasa nyeri pada pasien normal.

Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa ini dapat disebabkan oleh pielonefritis, tapi

juda dapat disebabkan hanya karena nyeri otot.

3

Page 4: Editan Blok 20 ISK

2.2. Pemeriksaan Kandung Kemih

Kandung kemih biasanya tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik abdomen, orang

normal, baru bila kandung kemih membesar sampai diatas simpisis pubis, barulah dapat

teraba. Pada palpasi puncak kandung kemih yang membesar terasa licin dan bulat, carilah

tanda-tanda nyeri. Pada pemeriksaan perkusi, carilah daerah pekak (dullness) dan sampai

berapa tinggi diatas simpisis pubis.

3. Pemeriksaan Penunjang4

a. Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.

Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)

sediment air kemih.

Gambar 2. Leukosuria

Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.

Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan

glomerulus ataupun urolitiasis.

b. Bakteriologis

Mikroskopis

Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan

positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.

Biakan bakteri

4

Page 5: Editan Blok 20 ISK

Gambar 3. Biakan bakteri

Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri

dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell :

Wanita, simtomatik

>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau

> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau

Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil

dengan cara aspirasi suprapubik

Laki-laki, simtomatik

>103 organisme patogen/ml urin

Pasien asimtomatik

> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

c. Tes kimiawi

Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian

besar mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000

- 1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji

tarik. Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil

palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh

enterococcus dan acinetobacter.

d. Tes Plat-Celup (Dip-Slide)

5

Page 6: Editan Blok 20 ISK

Gambar 4. Plat celup

Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi perbenihan

padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Setelah itu

lempeng dimasukkan kembali ke dalam tabung plastik tempat penyimpanan semula,

lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37° C. Penentuan jumlah kuman/ml

dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan

dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang

sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang

diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan

kepekaannya tidak dapat diketahui.

e. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya

Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan

anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena

(IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.

4. Diagnosis Kerja4,5

Diagnosa ISK ditegakkan dengan menemukan bakteriuria. Untuk mendeteksi

bakteriuria diperlukan pemeriksaan bakteriologik yang secara konvensional dilakukan dengan

metode biakan dan ditemukannya jumlah kuman >l00,000 colony forming unit /ml urine.

Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium sederhana, karena tidak semua

laboratorium mempunyai kemampuan untuk pembiakan itu, yang biayanya cukup tinggi dan

membutuhkan waktu yang lama. Yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopik

pewarnaan secara Gram, dengan ditemukannya kuman batang Gram-negatif. Namun cara ini

6

Page 7: Editan Blok 20 ISK

membutuhkan keahlian khusus. Selain itu dapat dilakukan dengan hitung jumlah lekosit

dalam urin untuk membantu diagnosis bakteriuria yang infektif. Bahan pemeriksaan adalah

urine arus-tengah pagi hari, urine diambil sebelum subyek minum sesuatu untuk

menghindarkan efek pengenceran. Kepada subyek dijelaskan mengenai cara-cara

menampung dan mengirim sampel urine yang dibutuhkan yaitu: sebelum berkemih genitalia

eksterna dibersihkan dahulu dengan air sabun kemudian dibilas dengan air. Air kemih awal

dibiarkan terbuang dan yang di tengah-tengah ditampung sebanyak 20 ml di dalam tempat

steril yang telah disediakan. Subyek juga diminta untuk menjaga agar tempat tampung urine

tidak menyentuh paha, genitalia atau pakaian, dan tidak memegang bagian dalam dari tempat

tampung. Sampel urine setelah diperoleh, dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi

potongan-potongan es dan segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

5. Diagnosis Banding6

a. Nefrolithiasis

Definsi : Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan

batu di dalam ginjal.

Gambar 5. Nefrotlithiasis

Gambaran klinis:

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.

Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda

yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain : (1)

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing

7

Page 8: Editan Blok 20 ISK

6. Nyeri tekan kostovertebral

7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8. Gangguan faal ginjal.

Pemeriksaan Fisik

a. Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,

berkeringat, dan nausea.

b. Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat

atau dengan hidronefrosis.

c. Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal

dan retensi urin.

d. Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien

dengan urosepsis.(5,3)

Pemeriksaan penunjang

a. Radiologi

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak

ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu

dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam

urat murni. Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup

untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan

tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat

luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto

pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan

kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu

berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak

berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu

dilakukan pielografi retrograd. (1)

Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani

pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan

kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil (3).

Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat

ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk

8

Page 9: Editan Blok 20 ISK

menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah

tertinggalnya batu (1).

b. Laboratorium:

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang

dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,

dan menentukan penyebab batu.(1)

b. Abses Ginjal

• Etiologi : Penyebaran Staphylococcus aureus secara hematogen. Tersering infeksi

kulit.

• Gejala-gejala :

- Tiba-tiba menggigil, demam

- Nyeri pada sudut kostovertebral

- Bila abses sudah berhubungan dengan sistem kolekting ® timbul gejala

iritasi buli.

- Nyeri tekan pada pinggang

- Kulit : eritema & edema

• Laboratorium

- Leukositosis (Shift to the left)

- Bila belum berhubungan dengan sistem tubulus kolektivus ® piuria (-),

bacteriuria (-)

- Pada Medullary abses ® piuria (+), bakteriuria (+) & kultur (+) pada urin &

darah

• Radiologis

- BNO : bayangan ginjal membesar

- IVP : abses pada kortek ® “ Space occupying lesion”

- USG : masa kistik

6. Etiologi7,8,9

Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini :

a. Kelompok Enterobacteriaceae seperti :

9

Page 10: Editan Blok 20 ISK

Escherichia coli

Klebsiella pneumoniae

Enterobacter aerogenes

Proteus mirabilis

b. Pseudomonas aeruginosa

c. Acinetobacter

d. Enterococcus faecalis

e. Staphylococcus saprophyticus

Tabel 1. Kuman uropatogen yang umumnya diisolasi pada wanita hamil dengan pielonefritis

Escherichia coli 86%

Proteus mirabilis 4%

Klebsiella species 4%

Enterobacter species 3%

Staphylococcus saprophyticus 2%

Streptococcus grup B 1%

6.1. Enterobacteriaceae

Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air

dan dapat pula ditemukan pada komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak

menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar,

tetapi pada keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan

memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan penyakit

pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada

kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai

penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.

- Morfologi

Kuman enterik adalah kuman berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 um x 3,0 um

negatif gram tidak berspora, gerak positif dengan flagel peritrikh (Salminella, Proteus,

Escherichia) atau gerak negatif (Shigella, Klebsiella), mempunyai kapsul/selubung yang jelas

seperti pada Klebsiella atau hanya berupa selubung tipis pada Escherichia atau tidak

10

Page 11: Editan Blok 20 ISK

berkapsul sama sekali. Sebagian besar spesies mempunyai fili atau fimbriae yang berfungsi

sebagai alat perlekatan dengan bakteri lain.

- Biakan dan Ciri Pertumbuhan

Sifat biakan kuman enterik adalah sebagai berikut :

Koloni kuman biasanya basah, halus, keabu-abuan, permukaannya licin. Hemolisis yaitu bila

ada tipe beta. Pada perbenihan cair tumbuh secara difus.

Macam-macam perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman enterik adalah :

1. Diferensial

Agar Mc.Conkey, agar Eosin Methylene Blue, agar Desoxycholate. Pada perbenihan

ini hampir semua jenis kuman tumbuh.

2. Selektif

Agar Salmonella-Shigella, agar Desoxycholate citrat. Perbenihan ini khusus untuk

mengisolasi kuman usus patogen.

3. Persemaian

Kaldu GN, kaldu selenit, kaldu tetrathionat. Kuman usus pathogen tumbuh lebih

subur .

Ciri pertumbuhan : Pada pola peragian karbohidrat dan aktifitas dekarboksilase asam

amino, serta enzim lain biasanya digunakan dalam pembedaan biokimia. Beberapa tes

misalnya pembentukan indol dari Triptofan, biasanya digunakan untuk pengenalan cepat,

sementara yang lain misalnya reaksi Voges-Proskauer (Pembentukan asetil-metilkarbinol dari

dekstrosa) biasanya lebih jarang digunakan.

- Daya Tahan Kuman

Kuman enterik tidak membentuk spora, mudah dimatikan dengan desinfektan kosentrasi

rendah. Zat-zat seperti fenol, formaldehid, B-glutaraldehid, komponen halogen bersifat

bakterisid.

Pemberian klor pada air dapat mencegah penyebaran kuman enterik, khususnya kuman

penyebab penyakit tifus, dan penyakit usus lain. Kuman enterik toleran terhadap garam

empedu dan zat warna bakteriostatik, sehingga zat-zat ini dipakai dalam perbenihan untuk

isolasi primer. Toleran terhadap dingin, hidup berbulan-bulan di dalam es. Peka terhadap

kekeringan, menyukai suasana yang cukup lembab, mati pada pasteurisasi.

- Struktur Antigen

11

Page 12: Editan Blok 20 ISK

Karakterisasi, antigen berperan penting di dalarn epidemiologi dan klasifikasi,

khususnya pada genus tertentu seperti pada Salmonella -Shigella. Komponen utama sel

bakteri adalah; antigen somatik (O), antigen flagel (H), dan antigen kapsul (K).

- Kolisin (Bakteriosin)

Banyak organisme gram-negatif menghasilkan bakteriosin. Zat-zat bakteriosidal ini

dihasilkan oleh strain bakteri tertentu yang aktif terhadap strain bakteri lain dari spesies yang

sama atau spesies yang serumpun. Pembentukannya dikendalikan oleh plasmid. Kolisin

dihasilkan oleh E.coli, mersasin oleh Serratia, dan piosin oleh Pseudomonas. Strain yang

menghasilkan bakteriosin resisten terhadap bakteriosinnya sendiri, karena itu bakteriosin

dapat digunakan untuk "menentukan tipe" organisme.

- Toksin dan Enzim

Sebagian besar bakteri-gram negatif memiliki lipopolisakarida kompleks pada dinding

selnya. Zat ini suatu endotoksin, mempunyai efek patofisiologis. Banyak kuman gram-negatif

menghasilkan eksotoksin yang penting dalam klinik.

Enterobacteriaceae yang menyebabkan infeksi saluran kemih

a. Escherichia Coli

- Morfologi

Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u gram-

negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora.

- Patogenitas

Infeksi saluran kemih : E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran

kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90%

wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria,

dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Tak

satupun dari gejala atau tanda-tanda ini bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi

saluran kemih dapat mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis.

E.coli yang nefropatogenik secara khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi

disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe antigen O. Antigen K tampaknya

penting dalam patogenesis infeksi saluran atas.

12

Page 13: Editan Blok 20 ISK

Infeksi saluran kemih misalnya sistitis, pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi

akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.

E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 1, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-

jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis.

b. Klebsiella pneumoniae

Klebsiella pneumoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan

bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah.

Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih dan

alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa dengan

membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlain lainan.

c. Enterobacter aerogenes

Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran

usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi

melalui infeksi nosokomial.

f. Proteus mirabilis

Kuman ini adalah kuman patogen oportunis. Dapat menyebabkan infeksi saluran kemih

atau kelainan bemanah seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas.

Spesies proteus dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu

meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan

menyebabkan bakterimia, pnewnonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau

pada penderita yang menerima infus intravena. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi

saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran

kemih oleh Proteus, urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan

praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut

berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease

mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia.

6.2. Pseudomonas aeruginosa

Kuman ini; sering dihubungkan dengan penyakit pada manusia organisme ini dapat

merupakan penyebab 10-20% infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penderita yang

13

Page 14: Editan Blok 20 ISK

neoplastik, luka dan luka bakar yang berrat. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi pada

saluran pemapasan bagian bawah, saluran kemih, mata dan lain-lainnya.

- Morfologi

Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi

kadang-kadang 2-3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir

polisakarida ekstraseluler Struktur dinding gel sama dengan famili Enterobacteriaceae. Strain

yang diisolasi dari bahan klinik sering sering mempunyai pili untuk perlekatan pada

permukaan gel dan memegang peranan penting dalarn resistensi terhadap fagositosis.

- Ciri-Ciri Pertumbuhan

Pseudomonas aeroginosa tumbuh baik pada suhu 3~-42oC ; pertumbuhannya pada suhu 42°C

membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain. Bakteri ini oksidase

positif dan tidak meragi karbohidrat, tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. Pengenalan

biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase positif, adanya daya pigmen yang khas

dan pertumbuhannya pada suhu 42°C. untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dengan

yang lain berdasarkan aktivitas biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai substrat.

- Struktur antigen dan toksin

Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan gel dan membantu pelekatan pada gel epitel inang.

Simpai polisakarida membentuk koloni mukoid yang terlihat pada biakan dari penderita

penyakit fibrosis kistik. Pseudomonas aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan

imuno tipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebayakan isolat

Pseudomonas aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstrasel, termasuk elastase,

protease dan dua hemolisin : suatu fosfolipase C yang tidak tahan panas dan suatu glikolipid

yang tahan panas.

Banyak strain aeruginosa yang menghasilkan eksotoksin A, yang menyebabkan nekrosis

jaringan dan dapat mematikan hewan hila disuntikkan dalam bentuk murni. Toksin ini

menghambat sintesis protein dengan cara kerja yang sama dengan cara kerja toksin difteria,

meskipun struktur ke dua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap eksotoksin Aditemukan

dalam beberapa serum manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi

Pseudomonas aeruginosa yang berat.

14

Page 15: Editan Blok 20 ISK

- Patogenesis

Pseudomonas aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi pertahanannya

abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit "robek" karena kerusakan kulit langsung ;

pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih ; atau bila terdapat netropenia,

misalnya pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit

dan menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili,

enzim dan tosin. Lipopolisakarida berperan langsung yang menyebabkan demam, syok,

oliguria, leukositosis, dan leukopenia, disseminated intravascular coagulation dan respiratory

distress syndrome pada orang dewasa.

6.3. Acinetobacter

Acinetobacter calroaceticus adalah spesies bakteri gram-negatif aerob yang tersebar

luas ditanah dan air dan kadang-kadang dapat dibiakkan dari kulit, selaput mukosa dan

sekresi.

- Morfologi

Acinetobacter biasanya tampak berbentuk kokobasil atau kokus ; bakteri ill menyerupai

neisseria pada sediaan apus, karena bentuk diplokokua banyak terdapat dalam cairan tubuh

dan pada perbenihan padat. Ada yang berbentuk batang dan kadang-kadang bakteri tampak

bersifat gram positif.

- Patogenesis

Acinetobacter yang ditemukan pada saluran kelamin wanita sering dikacaukan dengan

dengan Neisseria gonorrhoeae, tetapi Neisseria gonorrhoeae menghasilkan oksidase positif

sedangkan Acinetobacter tidak. Acinetobakter yang ditemukan padan infeksi saluran kemih

dapat terjadi melalui pemakaian kateter intravena atau kateter saluran kemih.

6.4. Streptococcus

- Morfologi

Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk rantai .Kokus

membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai sering tampak

sebagai diplokokus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.

15

Page 16: Editan Blok 20 ISK

- Sifat-Sifat Khas Pertumbuhan

Energi terutama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan streptokokus cendrung kurang

subur pada perbenihan padat atau dalam kaldu, kecuali yang diperkaya dengan darah atau

cairan jaringan. Kuman yang patogen pada manusia paling banyak membutuhkan faktor-

faktor pertumbuhan. Pertumbuhan dan hemolisis dibantu dengan pengeraman dalam CO2

10%.

6.5. Enterococcus

Terdapat sedikitnya 12 spesies enterococcus. Enterococcus faecalis merupakan yang

paling sering dan menyebabkan 85-90% infeksi enterococcus. Enterococcus adalah yang

paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit perawatan intensif, dan

hanya pada pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika lainnya dimana mereka bersifat

resisten. Enterococcus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya terutama melalui tangan

perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin pembawa enterokokus

pencernaannya. Enterococcus kadang-kadang ditularkan melalui melalui alat-alat kedokteran.

Pada pasien tempat yang paling sering terkena infeksi adalah saluran kemih, luka tusuk dan

saluran empedu dan darah.

6.6. Staphylococcus

Staphylococcus ssecara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan

nonhemolitik ; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. Spesies

yang menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Staphylococcus saprophyticus.

7. Faktor Resiko4,10

Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:

-   Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria

sehingga lebih mudah terkena infeksi saluran kemih

-   Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih

muda.

-   Wanita hamil lebih mudah terkena penyakit ini karena penaruh hormonal ketika

kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum

kehamilan.

16

Page 17: Editan Blok 20 ISK

-   Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena

karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai

pelindung.

-    Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi

antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya

pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.

-    Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan

kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi.

Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu.

Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko

seperti :

- Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih

- Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying)

- Konstipasi

- Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran kemih sehingga

terdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar.

- Kekebalan tubuh yang rendah

8. Klasifikasi4,10

Menurut lokasi infeksi :

a. ISK Bawah

Infeksi saluran kencing bagian bawah (urethritis, cystitis). Ditandai dengan pyuria,

seringkali dengan disuria, urgensi atau frekuensi. Bakteriuria atau pyuria

berkorelasi baik dengan adanya infeksi.

b. ISK Atas

Infeksi saluran kencing bagian atas (pyelonephritis) adalah infeksi pada parenkim

ginjal. Keluhan-keluhannya adalah demam dan nyeri pinggang, maupun simptom-

simptom infeksi saluran kencing bagian bawah.

Menurut gejala:

a. Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )

b. Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )

Menurut komplikasi:

a. ISK sederhana ( tanpa faktor predisposisi )

17

Page 18: Editan Blok 20 ISK

ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik,

anatomik maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai

penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.

b. ISK berkomplikasi ( disertai faktor perdisposisi )

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit

diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika,

sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-

keadaan sebagi berikut:

- Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflux vesiko uretral,

obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap

dan prostatitis.

- Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.

- Gangguan daya tahan tubuh

- Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti Proteus sp yang

memproduksi urease.

9. Epidemiologi10

Epidemiologi ISK terbagi dalam kelompok nosokomial dan kelompok masyarakat

dimana gejalanya dapat berupa asimptomatik maupun simptomatik. Penggunaan kateter

adalah penyebab terbanyak ISK nosokomial. ISK dapat mengenai laki-laki maupun

perempuan. Pada bayi laki-laki lebih sering terjadi dibanding perempuan. Pada anak dan

remaja, perempuan lebih sering terjadi dibanding laki-laki. Pada dewasa, perempuan lebih

sering terjadi dibanding laki-laki. Pada penderita diatas 60 tahun dijumpai lebih banyak laki-

laki dibanding perempuan terutama jika disertai kelainan struktur maupun fungsi.

Studi epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria yang bermakna (105

organisme/ml urine) pada 1%-4% gadis pelajar, 5%-10% pada perempuan usia subur dan

sekitar 10% perempuan yang usianya lebih dari 60 tahun. Hanya sedikit dari kasus ini yang

memperlihatkan gejala-gejala klinis infeksi saluran kemih. Penelitian jangka panjang yang

dilakukan pada gadis usia sekolah menyatakan bahwa gadis yang pernah mengalami

bakteriuria bermakna akan lebih mudah terkena infeksi saluran kemih berulang pada

dewasanya, biasanya tidak lama setelah menikah atau selama kehamilan pertama. Infeksi

pada laki-laki jarang ditemukan dan bila terjadi biasanya disebabkan oleh obstruksi.

10. Patofisiologi7,8,9

18

Page 19: Editan Blok 20 ISK

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam

traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : endogen yaitu kontak langsung dari

tempat infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian

kateter). Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.

Secara asending yaitu:

- Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi

dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki

sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi,

kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan

sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

- Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen yaitu:

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah

penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur

dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya

bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan

intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

Gambar 6. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

19

Page 20: Editan Blok 20 ISK

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung

kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.

Mobilitas menurun

Nutrisi yang sering kurang baik

Sistem imunitas yang menurun

Adanya hambatan pada saluran urin

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang

berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi

terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang

selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara

hematogen menyebar ke seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi

predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang menGakibtakan

penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai

hidronefrosis. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan

hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.

11. Manifestasi Klinis10

Pada wanita, ISK yang bergejala dan baru diketahui untuk pertama kali, untuk

keperluan pengobatannya antara lain harus ditentukan ada infeksi. Pada populasi banyak,

secara praktis dan cepat hanya perlu pemeriksaan urinalisis, yaitu mengetahui adanya piuria

dan bukan dengan kultur atau pemeriksaan kepekaan, oleh karena anti mikroba masih peka

terhadap Escherichia coli atau Staphylococcus saprophyticus. Kecuali pada pasien-pasien

yang mendapat infeksi waktu dirawat di rumah-sakit, antara lain akibat kateterisasi saluran

kemih bagian bawah, uropati obstruktif dan gagal ginjal. Pada umumnya sifat dari kuman

yang sama, sudah berbeda sehingga tidak lagi peka terhadap semua obat. Sebagian kecil dari

wanita dengan disuria akut yang berulang, kultur urin negatif. Hal tersebut terdapat pada

sistitis interstitialis, uretritis oleh karena Nesseria gonokokus atau Klamidia trakomalis.

pada ISK bagian atas perlu pemeriksaan kultur. Menurut gejala, tanda dan kelainan urinnya,

dapat disebabkan oleh pielonefritis akut, pielonefritis sub akut, I.S.K. bagian bawah yaitu

sistitis dan atau uretritis, uretritis Klamidia atau gonokokus, vaginitis, sistitis interstisial dan

bukan infeksi. Pada wanita muda yang seksual aktif, penyebab primer dari ISK adalah

Eschericia coli dan sekunder oleh Stafilokokus saprophyticus. Pada pria berumur lebih dari

20

Page 21: Editan Blok 20 ISK

50 tahun yang sering mengalami kateterisasi saluran kemih. Gejala klinis ISK dapat

bervariasi dan tumpang tindih. Berikut adalah contoh gejala yang biasa terjadi pada ISK.

ISK bagian bawah

Cystitis dan uretritis

- Disuria

- Poliuria / sering berkemih

- Mendesak bila mau berkemih

- Ketidaknyamanan pada supra pubis

- Air kemih keruh, banyak eritrosit

Prostatitis

- Demam

- Menggigil

- Sakit pinggang bawah

- Rasa nyeri pada perineum

- Mendesak bila mau berkemih

- Disuria

- Prostat nyeri

- Keluar lendir dari urethra

ISK bagian atas

Pielonefritis

- Mendadak demam

- Menggigil

- Sakit di daerah costovertebral

- Leukositosis

- Banyak urin eritosit dalam urin

21

Page 22: Editan Blok 20 ISK

Gambar 7. Penilaian klinik gangguan berkemih

Gambar 8. Penilaian klinik pada infeksi saluran kemih

Gejala klinis pada anak .

- Anak < 3 tahun : demam, muntah, gelisah

- Anak > 3 tahun : demam, nyeri perut, muntah, hilang nafsu makan, sering kencing, nyeri

pada saat kencing

.

22

Page 23: Editan Blok 20 ISK

12. Penatalaksanaan11,12

a. Non Farmakologis

Banyak minum air putih bila fungsi ginjal baik

Higiene genitalia eksterna

b. Farmakologis

Tabel 2. Antimikroba pada ISK bawah

Antimikroba Dosis Lama Terapi

Trimetoprim – Sulfametoksazol 2x160/800 mg 3 hari

Trimetoprim 2x100 mg 3 hari

Siprofloksasin 2x100-250 mg 3 hari

Levofloksasin 2x 250 mg 3 hari

Sefiksim 1x400 mg 3 hari

Sefpodoksim proksetil 2x100 mg 3 hari

Nitrofurantoin makrosilat 4x50 mg 7 hari

Nitrofurantoin monohidrat makrokristal 2x100 mg 7 hari

Amiksisilin/Klavulanat 2x500 mg 7 hari

Tabel 3. Obat parenteral pada ISK atas

Antimikroba Dosis Interval

Sefepim 1 gram 12 jam

Siprofloksasin 400 mg 12 jam

Levofloksasin 500 mg 24 jam

Ofloksasin 400 mg 12 jam

Gentamisin ( + ampisilin )3-5 mg/kgBB

1 mg/kgBB

24 jam

8 jam

Ampisilin (+ gentamisin) 1-2 gram 6 jam

Tikarsilin - klavulanat 3,2 gram 8 jam

Piperasilin - tazobaktam 3,375 gram 2-8 jam

Imipenem - silastatin 250-500 mg 6-8 jam

Pemberian obat pada wanita hamil dengan gangguan fungsi ginjal

23

Page 24: Editan Blok 20 ISK

Mengatur pemberian obat dan dosisnya pada wanita hamil apalagi dengan gangguan

fungsi ginjal merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus. Dosis obat perlu

disesuaikan dengan umur kehamilan dan derajat fungsi ginjal agar tidak berbahaya bagi ibu

maupun janin. Dalam keadaan darurat, keselamatan ibu merupakan prioritas walaupun

pengaruh obat pada janin tetap perlu diperhatikan.

Komplikasi pielonefritis pada kehamilan terutama disebabkan endotoksin yang

menyebabkan kerusakan jaringan. Seringkali secara bersamaan terjadi kerusakan pada

beberapa organ. Sejumlah 10 % - 15 % pielonefritis pada kehamilan dengan bakteriemia,

manifestasi ke septic shock. (4) Kehamilan dengan sepsis dan demam tinggi menyebabkan

cardiac output turun. Insufisiensi pernafasan terdapat 2%-8% pada pielonefritis pada

kehamilan, hal ini disebabkan oleh karena. toksin dari bakteri dapat mengubah permeabilitas

membrane alveoli-kapiler dan menyebabkan edema pada paru-paru. Gejala klinis berupa

sesak nafas, nafas cepat, kekurangan oksigen, edema paru atau respiratory distress

syndrome., denyut nadi meningkat 110 x / menit atau lebih, suhu badan meningkat lebih dari

390C, nafas cepat lebih 28 x per menit. Disfungsi ginjal terdapat pada 25% kehamilan.

Disfungsi ini dapat dilihat dari creatinine clearence kurang dari 80 ml/menit, setelah

beberapa hari dapat normal kembali. Anemia, ditemukan pada 25%-66% kehamilan dengan

pielonefritis. Anemia hemolitik timbul karena lipopolisakharida kuman yang dapat merusak

membran sel darah merah. Pielonefritis antepartum pada kehamilan perlu diberi antibiotika

yang mempunyai khasiat terhadap bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

Pemberian antibiotika yang dapat diterima untuk pengobatan pielonefritis seperti terlihat pada

tabel 4.

Tabel 4. Antimikroba yang digunakan untuk pengobatan pielonefritis pada kehamilan

ampisilin 2 g IV tiap 6jam + gentamycin 3-4mg/Kg/hari IV dibagi 3 x sehari

cefazolin 1 g IV tiap 8 jam

ceftriaxone 1- 2 g IV atau IM tiap 24 jam

mezlocillin 1- 3g IV tiap 6 jam

piperacillin 4 g IV tiap 8 jam

Kombinasi ampisilin dengan aminoglikosida sudah digunakan sebagai pengobatan yang

umum diberikan pada kehamilan dengan pielonephrits. Penggunaan gentamisin pada

kehamilan sering dipertanyakan karena toksisitasnya. Seperti nefrotoksik dan ototoksik,

namun tidak ditemukan nefropathy pada wanita hamil dan janinnya. Khususnya pada

neonatal dan infants setelah pengobatan dengan gentamisin. dapat mengakibatkan gangguan

24

Page 25: Editan Blok 20 ISK

ginjal. (4) Pengobatan dengan mezlocillin dan piperacillin, dapat menurunkan demam dalam

waktu 96 jam. Pengobatan dengan cefazolin dan ceftriaxon menurunkan febris, dalam 1 dan 1

- 3 hari. Resistensi terhadap generasi pertama cephalosporin mencapai 12%. Penderita yang

gagal dengan cefazolin dapat diobati dengan penambahan aminoglikosida.

Kehamilan dengan pielonefritis perlu dirawat di rumah sakit untuk observasi dan deteksi

komplikasi pielonefritis, termasuk insufisiensi ginjal, insufisiensi pernafasan dan sepsis,

gejalanya seperti demam tinggi, dehidrasi dan muntah-muntah. Pemeriksaan laboratorium

yang penting adalah hitung jumlah sel darah, serum elektrolit, kreatinin dan biakan urine.

Angel (4) membandingkan pengobatan cephalexin oral dengan cephalothin IV pada penderita

nonbakteriemia, ternyata antibiotika oral aman dan efektif diberikan pada kehamilan. Respon

klinis dengan pengobatan antibiotika adalah cepat. Bila setelah 72 jam gagal atau tidak ada

respon klinis perlu dilakukan renal sonografi untuk memeriksa

adanya obstruksi karena nephrolithiasis. Pengobatan intravena diteruskan sampai setelah 1 - 2

hari tidak demam. Umumnya pengobatan dengan antibiotika diberikan selama 2 minggu.

Biakan urine dan antibiotika profilaksis perlu diberikan pada wanita hamil dengan riwayat

pielonefritis untuk menurunkan risiko infeksi rekuren.

13. Pencegahan12

a. Bagi wanita, setelah buang air kencing membasuh dari depan ke belakang untuk

mencegah masuknya bakteri dari anus ke dalam uretra.

b. Segera buang air kecil apabila bila kandung kemih sudah terasa penuh.

c. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh

langsung permukaan toilet dan lebih higienis.

d. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak

lembab.

14. Komplikasi10,12

a. Batu saluran kemih

b. Obstruksi saluran Kemih

c. Sepsis

d. Gangguan fungsi ginjal

e. Infeksi kuman yang multiresisten

15. Prognosis12

25

Page 26: Editan Blok 20 ISK

a. Bila segera diobati umumnya baik

b. Dapat terjadi gagal ginjal

c. Pada sistitis hampir selalu reinfeksi

d. Pada infeksi saluran kemih atas lebih banyak terjadi relaps

PENUTUP

Berdasarkan kasus yang dibahas, dapat disimpulkan bahwa pasien menderita infeksi

saluran kemih, yaitu pielonefritis dan sistitis. Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan

oleh Escherichia coli dan cenderung mengenai perempuan dibandingkan pria. Hal ini

disebabkan urethra wanita lebih pendek dibanding pria sehingga lebih mudah terinfeksi.

Pada masa kehamilan, terjadi perubahan mekanis dan hormonal yang meningkatkan

risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Selain itu adanya peningkatan

hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta

mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing. Perubahan-perubahan tersebut

mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan faktor

yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan.

Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kombinasi ampisilin

dengan aminoglikosida yang sudah umum diberikan pada kehamilan dengan pielonefritis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: EGC; 2003. h.98-9.

2. Akunjee N, Akunjee M. Panduan menghadapi bagi mahasiswa tingkat akhir. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h.11.

3. Sutandar W, Nah YK. Buku panduan ketrampilan medik skill lab: pemeriksaan

urologi patologis. Jakarta: FK ukrida; 2011. h.26-8.

4. Sukandar E. Buku ajar: ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Internal

publishing; 2009. h.1008-14.

5. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi Ke-2. Jakarta: Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia; 2003. h.62-65.

6. Sjasuhidrajat R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2004. h.756-63.

26

Page 27: Editan Blok 20 ISK

7. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit volume 2.

Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006. h.918-24.

8. Cotran, Rennke H, Kumar V. Buku ajar patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007.

h.591-3.

9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

h.718

10. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga; 2006.

h.166-7.

11. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. h.50

12. Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian

Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006. h.26-93.

27