Kelompok 3Pembimbing dr. Suzy Yusnadewi sp.KJ

Kriteria Diagnostik

A. Gangguan kepribadian persisten yang merupakan perubahan dari individu pola kepribadian karakteristik sebelumnya

Catatan: pada anak gangguan melibatkan deviasi ditandai dari perkembangan normal atau perubahan signifikan dalam pola perilaku kebiasaan anak yang berlangsung minimal 1 tahun

B. Ada bukti dari sejarah, pemeriksaan fisik atau laboratorium menemukan bahwa gangguan akibat patofisiologi langsung kondisi medis lain.

C. Gangguan tersebut tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya (termasuk gangguan mental lain karena kondisi medis lain )

D. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama delirium

E. Gangguan menyebabkan distress klinis signifikan atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya dari fungsi penting.

presentasi klinis pada individu tertentu tergantung pada sifat dan lokalisasi proses patologis, misalnya cedera pada lobus frontal dapat menghasilkan munculnya gejala seperti kurangnya penilaian atau pandangan ke depan, rasa malu, dan euforia

stroke bagian kanan sering ditunjukkan untuk membangkitkan kepribadian perubahan hubungan dengan mengabaikan spasial unilateral, anosognosia (ketidakmampuan individual untuk mengenali tubuh atau defisit fungsional, seperti adanya hemiparesis, motorik impersistence, dan defisits neurologis lainnya)

digunakan dalam situasi di mana dokter memilih untuk mengkomunikasikan alasan tertentu bahwa gejala-gejala yang ada pada pasien tidak memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian tertentu

Hal ini dapat dikatakan"gangguan kepribadian spesifik lainnya" diikuti dengan alasan tertentu (gangguan kepribadian campuran)

kategori ini berlaku di mana gejala-gejala karakteristik dari gangguan kepribadian yang menyebabkan distress klinis signifikan atau kelemahan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya yang berfungsi penting mendominasi tapi tidak memenuhi kriteria penuh dari salah satu kriteria diagnostik gangguan kepribadian.