Dt Obat Psikotropik

Click here to load reader

download Dt Obat Psikotropik

of 38

description

Dt Obat Psikotropik

Transcript of Dt Obat Psikotropik

OBAT PSIKOTROPIK

Nama Pembimbing: dr. Salikur SpKj

Disusun Oleh:Diah KartikaWinda Novia. A

OBAT PSIKOTROPIK

1PERBEDAAN OBAT PSIKOTROPIK DAN NARKOTIKObat psikotropik: obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.

Narkotik: obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, digunakan untuk analgesik, antitusif, antispasmodik dan premedikasi anastesi dalam praktek kedokteran.

2Menurut undang-undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, yang tergolong Narkotika: Opioid, Kokain, Ganja. Sedangkan secara medik, yang tergolong narkotika hanya golongan Opiod (misalnya: morfin, petidin, kodein, papaverine).3Di dalam PPDGJ-III terdapat kategori diagnosis F10-F19 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif

Yang termasuk zat psikoaktif: alkohol, opioida kanabinoida, sedativa atau hipnotika, kokain, stimulansia, halusinogenika, tembakau, pelarut yang mudah menguap, dan zat psikoaktif lainnya.

Jadi obat psikotropik dan narkotik tsb diatas termasuk salah satu zat psikoaktif.

4RESIKO PENYALAHGUNAAN OBAT PSIKOTROPIK Intoksikasi Akut (tanpa atau dengan komplikasi)Penggunaan yang merugikanSindrom KetergantunganKeadaan Putus ZatGangguan PsikotikSindrom Amnesik5EFEK PRIMER DAN EFEK SEKUNDEREfek klinis terhadap target syndrome disebut Efek Primer, sedangkan efek sampingnya disebut Efek Sekunder.

Efek primer dan sekunder bersama-sama digunakan untuk tujuan terapi, disesuaikan dengan gejala-gejala yang muncul yang menjadi sasaran terapi. Efek sekunder biasanya timbul lebih dahulu kemudian baru efek primernya.6PRINSIP TITRASI DOSISPengaturan dosis biasanya mulai dengan:Dosis awal (dosis anjuran)Dinaikkan secara cepat sampai mencapai dosis efektif (dosis yang mulai berefek supresi gejala sasaran)Dinaikkan secara gradual sampai mencapai dosis optimal (dosis yang mampu mengendalikan gejala sasaran)Dan dipertahankan untuk jangka waktu tertentu sambil disertakan terapi yang lain (non medikamentosa).7PRINSIP TITRASI DOSISDiturunkan secara gradual sampai mencapai dosis pemeliharaan: dosis terkecil yang masih mampu mencegah kambuhnya gejala.

Bila sampai jangka waktu tertentu dinilai sudah cukup mantap hasil terapinya, dosis dapat diturunkan secara gradual sampai berhenti pemberian obat (tapering off).

8PRINSIP TITRASI DOSISFase: Terapi symptomatic (acute case): Upward titration. Dosis awal yang kecil ditingkatkan sampai mencapai dosis efektif, kemudian dinaikkan sampai dengan dosis optimal. Terapi disease modifying (chronic case): Downward titration. Dosis optimal dipertahankan, kemudian diturunkan sampai dengan dosis pemeliharaan, dan selanjutnya tapering off.9ASAS MANFAAT DAN RESIKOPenggunaan obat psikotropik yang rasional gejala sasaran dapat diredam memberi peluang untuk integrasi bio-psiko-sosial (dengan terapi psikososial) pemulihan dari keadaan sakit.Penggunaan obat psikotropik tidak rasional ketergantungan obat desintegrasi bio-psiko-sosial hendaya/disabilitas/cacat yang makin lama makin berat.10PENGGOLONGAN OBAT PSIKOTROPIK1. OBAT ANTI-PSIKOSISPenggolongan: I. Obat Anti-Psikosis Tipikal Phenothiazine - rantai Aliphatic : Chlorpromazine - rantai Piperazine : Perphenazine Trifluoperazine Fluphenazine - rantai Piperidine : Thiodirazine

11 Butyrophenone : Haloperidol Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide12II. Obat Anti-Psikosis Atipikal Benzamide : Supiride Dibenzodiazepine : Clozapine Olanzapine Quetiapine Zotepine Benzisoxazole : Risperidon Aripiprazole 13INDIKASI PENGGUNAANGejala sasaran: Sindrom Psikosis

Sindrom Psikosis dapat terjadi pada:Sindrom Psikosis Fungsional : Skizofrenia, Psikosis Paranoid, Psikosis Afektif, Psikosis Reaktif Singkat, dll.Sindrom Psikosis Organik : Sindrom Delirium, Dementia, Intoksikasi Alkohol, dll.14MEKANISME KERJAObat anti psikosis tipikal: memblokade Dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di Otak, khususnya di sistem limbik dan ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif.Obat anti-psikosis atipikal: berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors juga terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors sehingga efektif juga untuk gejala negatif.15EFEK SAMPINGSedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, dll).Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik: mulut kering, kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat, dll).Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas).Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (Jaundice), hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian jangka panjang.16PENGATURAN DOSISDalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:Onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4 mingguOnset efek sekunder (efek samping) sekitar 2-6 jamDosis pagi & malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien.172. OBAT ANTI-DEPRESI Obat Anti-depresi Trisiklike.g. Amitriptyline, Imipramine, Chlomipramine, Tianeptine. Obat Anti-depresi Tetrasiklike.g. Maprotiline, Mianserin, Amoxapine. Obat Anti-depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)e.g. Sertaline, Paroxetine, FluoxetineObat Anti-depresi Atypical e.g. Trazodone, Mirtazapine, Venflaxine.18INDIKASI PENGGUNAANGejala sasaran: Sindrom Depresi

Sindrom Depresi dapat terjadi pada:Sindrom Depresi Psikis: Gangguan Afektif Bipolar dan Unipolar, dll.Sindrom Depresi Organik: Hypothyroid Induced Depression, Brain Injury Depression, dll.Sindrom Depresi Situasional: Gangguan Penyesuaian+Depresi, dll.Sindrom Depresi Penyerta: Gangguan jiwa+Depresi, dll.

19MEKANISME KERJAMenghambat re-uptake aminergic neurotransmitterMenghambat penghancuran oleh enzim Monoamine Oxidase Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.20EFEK SAMPINGSedasi Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, dll).Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi).Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia).

21PENGATURAN DOSISDalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan: Onset primer: sekitar 2-4 minggu Onset sekunder: sekitar 12-24 jam Waktu paruh: 12-48 jam pemberian 1-2x/hari223. OBAT ANTI-ANXIETAS Benzodiazepinee.g. Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam, Alprazolam. Non-Benzodiazepinee.g. Sulpiride, Buspirone, Hydroxyzine.23INDIKASI PENGGUNAANGejala sasaran: Sindrom Anxietas

Sindrom Anxietas dapat terjadi pada: Sindrom Anxietas Psikis: Gangguan Anxietas Umum, Gangguan Panik, Gangguan Fobik, dll. Sindrom Anxietas Organik: Hyperthyroid, dll. Sindrom Anxietas Situasional: Gangguan Penyesuaian+Anxietas, Gangguan Cemas Perpisahan Sindrom Anxietas Penyerta: Gg. Jiwa + Anxiety, e.g. Skizofrenia, Gg. Paranoid, dll.24MEKANISME KERJAObat Anti-anxietas benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut diatas mereda.25EFEK SAMPINGSedasi Relaksasi Otot (rasa lemas, cepat lelah, dll).26PENGATURAN DOSISMulai dengan dosis awal naikkan dosis setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2-3 minggu 1/8 x setiap 2-4 minggu dosis minimal yang masih efektif bila kambuh dinaikkan lagi dan bila efektif pertahankan 4-8 minggu tapering off274. OBAT ANTI INSOMNIA Benzodiazepine: Nitrazepam, Flurazepam, Estazolam Non Benzodiazepine: Zolpidem

28INDIKASI PENGGUNAANGejala Sasaran: Sindrom Insomnia

Sindrom Insomnia dapat dibagi dalam 3 tipe menurut lamanya:Transient Insomnia, hanya berlangsung 2-3 hari.Shortterm Insomnia, berlangsung sampai dengan 3 minggu.Longterm Insomnia, berlangsung dalam periode waktu yang lebih lama dan biasanya disebabkan oleh kondisi medik dan psikiatrik tertentu.29MEKANISME KERJAProses Tidur: suatu siklus yang terdiri dari:Stadium Jaga(wake, gelombang beta)Stadium 1(gelombang alfa, theta)Stadium 2(gelombang delta 20%)Stadium 3(gelombang delta 20-50%)Stadium 4(gelombang delta >50%)Stadium REM(Rapid Eye Movement)30Satu siklus berlangsung sekitar 90 menit, sehingga terjadi sekitar 4-5 siklus tidur yang teratur pada tidur yang normal.Pada keadaan:Tidur ringan (stadium 1 dan 2)Tidur dalam (stadium 3 dan 4 (Non REM Sleep)Tidur dangkal (stadium REM (terjadi mimpi) 31EFEK SAMPING Supresi SSP pada saat tidur. Hati-hati pada pasien dengen insufisiensi penapasan, uremia, gangguan fungsi hati, oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi SSP dan dapat memudahkan timbulnya coma. Pada pasien usia lanjut dapat terjadi oversedation sehingga resiko jatuh dan trauma menjadi besar, yang sering terjadi: hip fracture. Penggunaan lama obat anti-insomnia gol. Benzodiazepine dapat terjadi disinhibiting effect yang menyebabkan rage reaction perilaku penyerang dan ganas.32PENGATURAN DOSIS Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 sebelum pergi tidur Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat. 335. OBAT ANTI-OBSESIF KOMPULSIF Obat Anti-obsesif kompulsif Trisiklike.g. Clompiramine Obat Anti-obsesif kompulsif SSRIe.g. Sertraline, Paroxetine, Fluoxamine, Citalopram34MEKANISME KERJAMekanisme kerja obat anti-obsesif kompulsif adalah sebagai serotonin reuptake blockers (menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin), sehingga hipersensitivitas tersebut berkurang.35EFEK SAMPINGEfek anti-histaminergik (sedasi, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dll).Efek anti kolinergik Efek anti-adrenergik alfaEfek neurotoksis36PENGATURAN DOSISMulai dengan dosis rendah untuk penyesuaian efek samping namun dosis ini umumnya lebih tinggi dari dosis sebagai anti depresi, dinaikkan secara bertahap sampai tercapai dosis efektif yang mampu mengendalikan sindrom obsesif kompulsifnya.Dosis pemeliharaan umumnya agak tinggi meskipun sifatnya individual, sambil dilakukakam terapi perilaku/psikoterapi lain.Sebelum dihentikan, pengurangan dosis harus secara tapering off agar tidak terjadi kekambuhan.37

TERIMAKASIH38