DSS (Dengue Shock Syndrome)

13
DSS (dengue syok syndrom) Posted in oktober '10 oleh basuto pada Maret 28, 2010 A. DEFINII Den!ue "ae#ora!i$ Fe%er &D"F adalah pen(akit de#a# akut (an! disertai den!an adan( #ani)estasi perdarahan, (an! bertendensi #en!akibatkan ren*atan (an! dapat #en(ebab ke#atian &Arie) Mans*oer +uprohaita 2000 . Den!ue "ae#ora!i$ Fe%er &D"F adalah in)eksi akut (an! disebabkan oleh Arbo%irus &arthropodborn %irus dan ditularkan #elalui !i!itan n(a#uk Aedes Ae!(pti dan Aedes Albopi$tus. &N!asti(ah, 1-- . Den!ue "ae#ora!i$ Fe%er &D"F adalah suatu pen(akit in)eksi (an! disebabkan oleh %i den!ue den!an tipe I / I den!an in)estasi klinis den!an / hari disertai !e*al *ika ti#bul ten!atan an!ka ke#atiann(a $ukup tin!!i & PF I3A, 1--4 . 5. E6I7 79I 1. irus den!ue irus den!ue (an! #en*adi pen(ebab pen(akit ini ter#asuk ke dala# Arbo%irus &Arthro %irus !roup 5, tetapi dari e#pat tipe (aitu %irus den!ue tipe 1,2,: dan 4 kee#pat den!ue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari (an! lainn(a se serolo!is %irus den!ue (an! ter#asuk dala# !enus )la%i%irus ini berdia#eter 40 nono berke#ban! biak den!an baik pada berba!ai #a$a# kultur *arin!an baik (an! berasal sel #a#alia #isaln(a sel 5"3 &5abb( "o#ster 3idne( #aupun sel / sel Arthropoda #is sel aedes Albopi$tus. &oedarto, 1--0 . 2. ektor irus den!ue serotipe 1, 2, :, dan 4 (an! ditularkan #elalui %ektor (aitu n(a#uk ae n(a#uk aedes albopi$tus, aedes pol(nesiensis dan beberapa spesies lain #erupakan %e kuran! berperan.in)eksi den!an salah satu serotipe akan #eni#bulkan antibodi seu#ur terhadap serotipe bersan!kutan tetapi tidak ada perlindun!an terhadap serotipe *eni &Arie) Mans*oer +uprohaita 2000 420 . N(a#uk Aedes Ae!(pti #aupun Aedes Albopi$tus #erupakan %ektor penularan %irus den! dari penderita kepada oran! lainn(a #elalui !i!itann(a n(a#uk Aedes Ae!(eti #erupak %ektor pentin! di daerah perkotaan & iban sedan!kan di daerah pedesaan &rural ked tersebut berperan dala# penularan. N(a#uk Aedes berke#ban! biak pada !enan!an Air b (an! terdapat be*ana / be*ana (an! terdapat di dala# ru#ah &Aedes Ae!(pti #aupun ( terdapat di luar ru#ah di luban! / luban! pohon di dala# poton!an ba#bu, dilipatan !enan!an air bersih ala#i lainn(a & Aedes Albopi$tus . N(a#uk betina lebih #en(ukai

description

gdghh

Transcript of DSS (Dengue Shock Syndrome)

DSS (dengue syoksyndrom) Posted in oktober '10 oleh basuto pada Maret 28, 2010 A. DEFINISIDengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000).Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. (Ngastiyah, 1995).Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tipe I IV dengan infestasi klinis dengan 5 7 hari disertai gejala perdarahan dan jika timbul tengatan angka kematiannya cukup tinggi (UPF IKA, 1994).B. ETIOLOGI1. Virus dengueVirus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990).2. VektorVirus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420).Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto, 1990).3. HostJika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990).C. PATOFISIOLOGIVirus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan virtemia. Hal tersebut menyebabkan pengaktifan complement sehingga terjadi komplek imun Antibodi virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (C3a, C5a, bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi virus juga menimbulkan Agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia.sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan.Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler; (2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan kuagulopati (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000).D. MANIFESTASI KLINIS1. DemamDemam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990).2. PerdarahanPerdaran biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. (Soedarto, 1990). Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993). Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995).3. HepatomegaliPada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederta, 1995).4. Renjatan (Syok)Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (Soedarto, 1995).Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dan gejala lain adalah :o Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.o Asiteso Cairan dalam rongga pleura ( kanan )o Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah muntah, diare maupun obstipasi dan kejang kejang. (Soedarto, 1995).E. KLASIFIKASIMenurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :1. Derajat IPanas 2 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif2. Derajat IISama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.3. Derajat IIIPenderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.4. Derajat IVNadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :a. Derajat IDemam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.b. Derajat IISama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.c. Derajat IIIDitandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )d. Derajat IVNadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.Derajat (WHO 1997):a. Derajat I : Demam dengan test rumple leed positif.b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah.d. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Hasil laboratoriumo Trombosit menurun