Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

30
DOKUMEN PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS GARUNG TAHUN 2015 BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

Transcript of Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

Page 1: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

DOKUMEN

PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS GARUNG

TAHUN 2015

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PUSKESMAS GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

JLN. DIENG KM.09 GARUNG POS 56353 TELP (0286)3325805, E-mail:

[email protected], websitte:www.puskesmasgarung.org

Page 2: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang

Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

maka informasi keuangan negara yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah dilengkapi dengan informasi neraca, Laporan Realisasi APBN/APBD,

Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pelaporan keuangan

pemerintah selanjutnya harus mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Garung sebagai unit kerja

adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Dinas Kesehatan Garung yang

berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan

keuangan berupa Prognosa/ proyeksi Laporan Operasional dan prognosa/ proyeksi

Neraca.

Penyusunan Prognosa/ Proyeksi Laporan Keuangan BLUD Puskesmas Garung

mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007. Informasi

yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Prognosa Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas

publik Puskesmas Garung kepada para pihak terkait dengan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran.

Wonosobo, 01 Desember 2014

Direktur BLUD Puskesmas Garung

dr. Isni Nur Harjanto

NIP.19710607 200212 1 003

Page 3: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB

Proyeksi Laporan Keuangan Puskesmas Garung tahun anggaran 2015 - 2019

sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggungjawab kami.

Proyeksi Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan Sistem

Pengendalian Intern yang memadai, yang isinya telah menyajikan pelaksanaan

anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Wonosobo, 01 Desember 2014

Direktur BLUD Puskesmas Garung

dr. Isni Nur Harjanto

NIP.19710607 200212 1 003

Page 4: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS GARUNG

TAHUN 2015 - 2019

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah posisi keuangan pada saat atau tanggal tertentu

dan perubahan posisi keuangan, kinerja atau hasil layanan, dan arus kas pada

periode tertentu. Posisi keuangan dalam pedoman ini dinamakan neraca,

menunjukkan keadaan aktiva, kewajiban dan aktiva bersih pada saat tertentu

(tanggal disusun neraca). Perubahan posisi keuangan secara eksplisit merupakan

perubahan aktiva bersih untuk periode yang berakhir tanggal tertentu. Kinerja

atau hasil layanan merupakan hasil usaha atau kegiatan yang dilakukan selama

periode tertentu. Demikian pula arus kas merupakan sumber dan penggunaan kas

yang dilakukan selama periode tertentu.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum pelaporan keuangan BLUD adalah:

1. Undang-undang Nomor.16 tahun 1950 tentang Pembentukan daerah-daerah

kota besar dalam lingkungan Propinsi DJawa Timur, DJawa Tengah, DJawa

Barta dan daerah Istimewa Jogjakarta, sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-undang

Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota

ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor

50, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Negara Republik Indonesia nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Negara Republik Indonesia nomor 4355);

Page 5: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Negara Republik Indonesia

nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 4844)

;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik

Indonesia nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 130, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 5049);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun

2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5340);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

Page 6: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5165);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

C. Tujuan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan mempunyai tujuan agar informasi yang disajikan berguna:

1. Bagi investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai lainnya

dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan

lainnya;

2. Membantu investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai

lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan uang di

masa mendatang dari imbalan atas investasi dan dari penerimaan uang dari

penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-

pinjaman;

3. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dari suatu BLUD,

dalam hal ini Puskesmas Garung, dan pengaruh transaksi-transaksi, kejadian-

kejadian dan hal-hal yang mengubah sumber-sumber dan klaim atas sumber-

sumber tersebut.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, perubahan aktiva bersih yang berasal dari pendapatan, keuntungan, beban

dan kerugian, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat

bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan

Page 7: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

D. Elemen Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai 7(tujuh) elemen: aktiva, kewajiban, ekuitas,

pendapatan, beban, keuntungan (gain), dan kerugian (loss).

1. Aktiva dimaksud mempunyai tiga karakteristik:

a.Mempunyai kemungkinan manfaat di masa mendatang yang berbentuk

kemampuan (baik sendiri atau kombinasi dengan aktiva lain) untuk

menyumbangkan baik langsung maupun secara tidak langsung pada arus kas

masuk dimasa mendatang

b.Suatu entitas tertentu dapat memperoleh dan menguasai manfaat tersebut

c.Transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang menyebabkan timbulnya hak

entitas untuk memperoleh dan menguasai manfaat tersebut telah terjadi.

Umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat lain yang dapat membantu

mengidentifikasi aktiva, misalnya diperoleh dengan nilai sebesar kos (cost),

berwujud, dapat ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum.

2. Kewajiban (liabilities) adalah pengurbanan manfaat ekonomi masa yang akan

datang yang ditimbulkan dari kewajiban masa sekarang pada suatu entitas untuk

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang

sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau

tangungjawab untuk bertindak

Kewajiban muncul antaralain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman

dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga

internasional.

Kewajiban juga bisa terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada

puskesmas atau pemberi jasa lainnya.

3. Ekuitas atau aktiva bersih adalah hak residual dalam aktiva suatu puskesmas

setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban.

Page 8: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

4. Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva atau penyelesaian kewajiban

(atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau produksi

barang, penyewaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari usaha

layanan suatu puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini pada umumnya merupakan

layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.

Berbagai jenis kenaikan aktiva karena penghasilan, misalnya: kas, piutang

serta barang dan jasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa

yang dipasok.

Pendapatan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban, misalnya:

puskesmas dapat memberikan barang dan jasa kepada kreditor untuk

melunasi pinjaman.

Pendapatan timbul adalam pelaksanaan aktifitas Puskesmas yang biasa

dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti pendapatan jasa layanan

(penjualan), penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti, dan sewa.

5. Beban merupakan arus keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban

(atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau produksi

barang, penyewaan jasa, atau penyelesaian aktivitas lainnya yang merupakan

bagian dari usaha layanan suatu Puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini pada umumnya

merupakan layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.

Berbagai jenis arus keluar atau penggunaan aktiva yang menjadi beban

misalnya: kas yang dibayarkan untuk pembayaran gaji, transport, bahan

bakar, penggunaan perlengkapan alat tulis, aktiva tetap yang digunakan

(melalui “beban penyusutan”)

Beban dapat pula terjadinya kewajiban, misalnya: beban listrik, telpon,

gaji atau upah, bunga pinjaman bulan tertentu yang belum dibayar (akan

dibayar bulan berikutnya)

Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas Puskesmas yang biasa

meliputi, misalnya: beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban

tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti

kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.

Page 9: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

6. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

diluar aktivitas yang biasa atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi

atau kejadian lain dan hal-hal lain yang mempengaruhi entitas.

7. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

diluar aktivitas yang biasa atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi

atau kejadian bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan

aktiva tidak lancar.

E. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan Puskesmas terdiri atas:

1. Neraca, memberikan informasi mengenai posisi aktiva atau harta, kewajiban atau

utang, dan ekuitas atau aktva bersih pada tanggal tertentu. Informasi ini dapat

membantu para pengguna untuk menilai:

a. Kemampuan Puskesmas dalam memberikan jasa (pelayanan) secara

berkelanjutan

b. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan

c. Kemampuan manajer atau direktur memenuhi kewajibannya dan kebutuhan

pendanaan eksternal

2. Laporan Aktivitas atau Operasional, memberikan informasi mengenai jumlah

perubahan aktiva bambah aktiva bersih, pendapatan sebagai penambah aktiva

bersih tidak terikat, beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat,

keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau

kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat. Informasi

dalam laporan ini dapat membantu para pengguna untuk:

a. Mengevaluasi kinerja Puskesmas dalam suatu periode

b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan suatu organisasi dalam

memberikan jasa

c. Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajemen puskesmas

d. Menilai seberapa besar aktivitas Puskesmas akan meningkatkan atau

menurunkan aktiva bersih.

Page 10: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

3. Laporan Arus Kas, memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan

setara kas dari suatu Puskesmas yang diklasifikasi berdasarkan aktivitas operasi,

investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. Informasi

dalam laporan ini dapat membantu para pengguna untuk menilai:

a. Kemampuan Puskesmas dalam memperoleh sumber (penerimaan) kas dan setara

kas

b. Kebutuhan Puskesmas untuk menggunakan arus kas tersebut

c. Seberapa besar kemampuan menghasilkan kas dari aktivitas operasi (utama)

dibandingkan dari aktivitas di luar operasi.

4. Catatan atas Laporan Keuangan, memberikan informasi bagi pengguna laporan

keuangan mengenai hal-hal penting atau penjelasan-penjelasan yang ada kaitannya

dengan laporan keuangan, antara lain misalnya: gambaran umum, kebijakan

akuntansi, penjelasan atas pos-pos neraca dan laporan aktivitas atau hasil

pelayanan.

Untuk mendukung pengajuan Puskesmas Garung sebagai BLUD, disusun laporan

proyeksi keuangan Puskesmas Garung selama lima tahun mulai dari tahun 2015

hingga 2019, yang terdiri atas:

1. Proyeksi Neraca

2. Proyeksi laporan Operasional

Mengingat Puskesmas Garung baru dibentuk, maka data-data dalam laporan keuangan

tersebut diatas masih merupakan proyeksi. Dengan demikian, harus dilakukan

evaluasi dalam waktu dekat setelah pelaksanaan operasional Puskesmas.

F. Kebijakan Akuntansi

1. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk

pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam

Neraca.

Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.

Page 11: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.

2. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a. Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas.

Pendapatan Puskesmas Garung diakui saat diterbitkan SP2D Nihil penggunaan

langsung pendapatan dengan belanja. Akuntansi pendapatan dilaksanakan

berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

b. Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening kas. Khusus

pengeluaran melalui bendahara pengeluaran atau pemegang kas, pengakuan

belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan

oleh Sekretaris Puskesmas.

c. Surplus/Defisit

Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode

pelaporan dicatat dalam pos Surplus/ Defisit.

d. Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas.

Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.

Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat ditkeluarkan dari Rekening Kas.

Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu

periode dicatat dalam pos Pembiayaan Netto.

e. Aset

Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya

berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset lancar, Investasi Jangka Panjang,

Aset Tetap, Dana Cadangan, dan Aset lainnya.

Page 12: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

f. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing

dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia dan dinyatakan dalam mata

uang rupiah.

g. Ekuitas Dana

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban

Jangka Pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SILPA, Pendapatan yang

Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan, dan Dana yang Harus

Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang

tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi

dengan kewajiban jangka panjang.

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang

dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada

Mengenai Akuntansi BLUD

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Proyeksi laporan

Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada Permendagri Nomor 61 tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

dan Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut:

a. Kas

Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk

membiayai kegiatan.

b. Piutang

Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal atas saldo pinjaman yang belum

dilunasi sampai dengan akhir tahun anggaran. Piutang diakui pada saat

timbulnya hak atas piutang tersebut.

Page 13: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

c. Persediaan

1. Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk

mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.

2. Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan

hasil inventarisasi fisik persediaan.

3. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara:

Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian

Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri

Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi.

d. Aset Tetap

1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari

satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari

sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau

donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.

2. Aset Tetap terdiri atas kelompok:

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset tetap lainnya

Konstruksi dalam pengerjaan

3. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang

diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap

dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan dalam

tahun berikutnya.

4. Aset tetap Puskesmas Garung belum dilakukan penyusutan.

Page 14: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

5. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan daerah yang

dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan, dan metode

penyusutan yang digunakan.

6. Aset tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih,

usang, hilang dan sebagainya, berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

7. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu

pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur

berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat

diperoleh.

e. Aset Lainnya

1. Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset

Lancar,

Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang

2. Aset lainnya diantaranya terdiri atas

Tagihan Penjualan Angsuran

Tuntutan Ganti Rugi

Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT)

Aset tak berwujud

Aset lainnya

3. Dalam hal tagihan penjualan angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah,

harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.

f. Kewajiban Jangka Pendek

1. Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau

jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.

2. Kewajiban jangka pendek diantaranya terdiri atas:

Perhitungan Pihak Ketiga

Bagian Lancar Utang Jangka panjang yang jatuh tempo

Utang Jangka Pendek

3. Kewajiban lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing

dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia

pada tanggal transaksi.

g. Kewajiban Jangka Panjang

Page 15: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

1. Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau

jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban Jangka Panjang

dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kab lainnya maupun

lembaga keuangan bank maupun bukan bank.

2. Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan

dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke

rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi.

h. Ekuitas Dana

1. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan

selisih antara aset dengan utang pemerintah daerah.

2. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai aset lancar

dengan jumlah total nilai kewajiban jangka pendek.

3. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai investasi

jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya dengan jumlah total nilai

kewajiban jangka panjang.

i. Pendapatan

Pendapatan BLUD dapat bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama

dengan pihak lain, APBD, APBN dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

Seluruh pendapatan BLUD kecuali yang bersumber dari hibah terikat dapat

dikelola langsung oleh BLUD untuk membiayai RBA.

j. Biaya

Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya

operasional merupakan seluruh biaya yang menjadi iaybeban BLUD dalam

menjalankan tugas dan fungsi, sedangkan biaya non operasional merupakan

seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang tugas dan

fungsi. Biaya operasional terdiri atas biaya pelayanan, biaya umum dan

administrasi.

Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan

langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya

jasa pelayanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, dan biaya pelayanan

lain-lain.

Page 16: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

Biaya umum dan administrasi merupakan seluruh biaya operasional yang tidak

berhubungan langsung dengan pelayanan, meliputi biaya pegawai, biaya

administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya promosi,

dan biaya administrasi dan umum lainnya.

Biaya non operasional terdiri dari biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya

kerugian penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan nilai, dan biaya non

operasional lainnya. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan

mempertimbangkan volume pelayanan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Proyeksi Neraca per 31 Desember Tahun 2015 hingga 2019

Lampiran 2 : Proyeksi Laporan Operasional Tahun 2015 hingga 2019

Page 17: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

PUSKESMAS GARUNG

PROYEKSI NERACA

Per 31 Desember Tahun 2015 hingga 2019

No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2016 31 Desember 2017 31 Desember 2018 31 Desember 2019

A. ASET

1. Aset Lancar

Kas di Bendahara

Investasi Jangka Pendek

Piutang

Persediaan

Piutang Lainnya

Jumlah Aset Lancar

2. Aset Tetap

Tanah

Gedung dan Bangunan

Peralatan dan Mesin

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Aset Tetap

3. ASET LAINNYA

JUMLAH ASET

B. KEWAJIBAN

1. Kewajiban Jangka Pendek

Hutang Usaha

Hutang Pajak

Page 18: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

Biaya Yang Masih Harus

Dibayar

Hutang Jangka Panjang Yang

Jatuh Tempo

Pendapatan Diterima di Muka

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

2. Kewajiban Jangka Panjang

JUMLAH KEWAJIBAN

Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi

Surplus (Defisit) Tahun Lalu

Surplus (Defisit) Tahun Berjalan

JUMLAH EKUITAS

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS

Page 19: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

PUSKESMAS GARUNG

PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL

Tahun 2015 hingga 2019

( dalam jutaan Rupiah )

No. Uraian Program dan Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

A. PENDAPATAN

1. Pendapatan Operasional

2 Kapitasi JKN

3 Bantuan Operasional Kesehatan

Jumlah Pendapatan Operasional

B BIAYA

1 Biaya Operasional

Biaya Administrasi Kantor

Biaya Pemeliharaan

Biaya Barang dan Jasa

Biaya Penyusutan

Jumlah Biaya Administrasi dan

Umum

JUMLAH BIAYA OPERASIONAL

C SURPLUS (DEFISIT) SETELAH

BIAYA OPERASIONAL

Pendapatan Non Operasional

Biaya Non Operasional

D SURPLUSN (DEFISIT) TAHUN

BERJALAN

E Persentase Surplus (Defisit) Tahun

Page 20: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc

Berjalan

Page 21: Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc