Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc
-
Upload
aliahtaibien -
Category
Documents
-
view
307 -
download
19
Transcript of Dok. Proyeksi Lap Keu editan 271214.doc
DOKUMEN
PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN
PUSKESMAS GARUNG
TAHUN 2015
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS GARUNG KABUPATEN WONOSOBO
JLN. DIENG KM.09 GARUNG POS 56353 TELP (0286)3325805, E-mail:
[email protected], websitte:www.puskesmasgarung.org
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
maka informasi keuangan negara yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dilengkapi dengan informasi neraca, Laporan Realisasi APBN/APBD,
Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pelaporan keuangan
pemerintah selanjutnya harus mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Garung sebagai unit kerja
adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Dinas Kesehatan Garung yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan menyusun laporan
keuangan berupa Prognosa/ proyeksi Laporan Operasional dan prognosa/ proyeksi
Neraca.
Penyusunan Prognosa/ Proyeksi Laporan Keuangan BLUD Puskesmas Garung
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007. Informasi
yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Prognosa Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas
publik Puskesmas Garung kepada para pihak terkait dengan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran.
Wonosobo, 01 Desember 2014
Direktur BLUD Puskesmas Garung
dr. Isni Nur Harjanto
NIP.19710607 200212 1 003
PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB
Proyeksi Laporan Keuangan Puskesmas Garung tahun anggaran 2015 - 2019
sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggungjawab kami.
Proyeksi Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai, yang isinya telah menyajikan pelaksanaan
anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Wonosobo, 01 Desember 2014
Direktur BLUD Puskesmas Garung
dr. Isni Nur Harjanto
NIP.19710607 200212 1 003
PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN
PUSKESMAS GARUNG
TAHUN 2015 - 2019
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah posisi keuangan pada saat atau tanggal tertentu
dan perubahan posisi keuangan, kinerja atau hasil layanan, dan arus kas pada
periode tertentu. Posisi keuangan dalam pedoman ini dinamakan neraca,
menunjukkan keadaan aktiva, kewajiban dan aktiva bersih pada saat tertentu
(tanggal disusun neraca). Perubahan posisi keuangan secara eksplisit merupakan
perubahan aktiva bersih untuk periode yang berakhir tanggal tertentu. Kinerja
atau hasil layanan merupakan hasil usaha atau kegiatan yang dilakukan selama
periode tertentu. Demikian pula arus kas merupakan sumber dan penggunaan kas
yang dilakukan selama periode tertentu.
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Landasan hukum pelaporan keuangan BLUD adalah:
1. Undang-undang Nomor.16 tahun 1950 tentang Pembentukan daerah-daerah
kota besar dalam lingkungan Propinsi DJawa Timur, DJawa Tengah, DJawa
Barta dan daerah Istimewa Jogjakarta, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota
ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor
50, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Negara Republik Indonesia nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Negara Republik Indonesia nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Negara Republik Indonesia
nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 4844)
;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik
Indonesia nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Negara Republik Indonesia nomor 5049);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun
2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
C. Tujuan Pelaporan dan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan mempunyai tujuan agar informasi yang disajikan berguna:
1. Bagi investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan
lainnya;
2. Membantu investor dan kreditur yang ada atau yang potensial dan pemakai
lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan uang di
masa mendatang dari imbalan atas investasi dan dari penerimaan uang dari
penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-
pinjaman;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dari suatu BLUD,
dalam hal ini Puskesmas Garung, dan pengaruh transaksi-transaksi, kejadian-
kejadian dan hal-hal yang mengubah sumber-sumber dan klaim atas sumber-
sumber tersebut.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, perubahan aktiva bersih yang berasal dari pendapatan, keuntungan, beban
dan kerugian, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya. Secara spesifik, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
D. Elemen Laporan Keuangan
Laporan keuangan mempunyai 7(tujuh) elemen: aktiva, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, beban, keuntungan (gain), dan kerugian (loss).
1. Aktiva dimaksud mempunyai tiga karakteristik:
a.Mempunyai kemungkinan manfaat di masa mendatang yang berbentuk
kemampuan (baik sendiri atau kombinasi dengan aktiva lain) untuk
menyumbangkan baik langsung maupun secara tidak langsung pada arus kas
masuk dimasa mendatang
b.Suatu entitas tertentu dapat memperoleh dan menguasai manfaat tersebut
c.Transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang menyebabkan timbulnya hak
entitas untuk memperoleh dan menguasai manfaat tersebut telah terjadi.
Umumnya aktiva juga mempunyai sifat-sifat lain yang dapat membantu
mengidentifikasi aktiva, misalnya diperoleh dengan nilai sebesar kos (cost),
berwujud, dapat ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum.
2. Kewajiban (liabilities) adalah pengurbanan manfaat ekonomi masa yang akan
datang yang ditimbulkan dari kewajiban masa sekarang pada suatu entitas untuk
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tangungjawab untuk bertindak
Kewajiban muncul antaralain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman
dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga
internasional.
Kewajiban juga bisa terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
puskesmas atau pemberi jasa lainnya.
3. Ekuitas atau aktiva bersih adalah hak residual dalam aktiva suatu puskesmas
setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban.
4. Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva atau penyelesaian kewajiban
(atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau produksi
barang, penyewaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari usaha
layanan suatu puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini pada umumnya merupakan
layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.
Berbagai jenis kenaikan aktiva karena penghasilan, misalnya: kas, piutang
serta barang dan jasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa
yang dipasok.
Pendapatan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban, misalnya:
puskesmas dapat memberikan barang dan jasa kepada kreditor untuk
melunasi pinjaman.
Pendapatan timbul adalam pelaksanaan aktifitas Puskesmas yang biasa
dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti pendapatan jasa layanan
(penjualan), penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti, dan sewa.
5. Beban merupakan arus keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban
(atau kombinasi keduanya) dari aktivitas-aktivitas penyerahan atau produksi
barang, penyewaan jasa, atau penyelesaian aktivitas lainnya yang merupakan
bagian dari usaha layanan suatu Puskesmas. Aktivitas-aktivitas ini pada umumnya
merupakan layanan Puskesmas yang biasa dilakukan.
Berbagai jenis arus keluar atau penggunaan aktiva yang menjadi beban
misalnya: kas yang dibayarkan untuk pembayaran gaji, transport, bahan
bakar, penggunaan perlengkapan alat tulis, aktiva tetap yang digunakan
(melalui “beban penyusutan”)
Beban dapat pula terjadinya kewajiban, misalnya: beban listrik, telpon,
gaji atau upah, bunga pinjaman bulan tertentu yang belum dibayar (akan
dibayar bulan berikutnya)
Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas Puskesmas yang biasa
meliputi, misalnya: beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban
tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti
kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.
6. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
diluar aktivitas yang biasa atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian lain dan hal-hal lain yang mempengaruhi entitas.
7. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
diluar aktivitas yang biasa atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan
aktiva tidak lancar.
E. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan Puskesmas terdiri atas:
1. Neraca, memberikan informasi mengenai posisi aktiva atau harta, kewajiban atau
utang, dan ekuitas atau aktva bersih pada tanggal tertentu. Informasi ini dapat
membantu para pengguna untuk menilai:
a. Kemampuan Puskesmas dalam memberikan jasa (pelayanan) secara
berkelanjutan
b. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan
c. Kemampuan manajer atau direktur memenuhi kewajibannya dan kebutuhan
pendanaan eksternal
2. Laporan Aktivitas atau Operasional, memberikan informasi mengenai jumlah
perubahan aktiva bambah aktiva bersih, pendapatan sebagai penambah aktiva
bersih tidak terikat, beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat,
keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau
kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat. Informasi
dalam laporan ini dapat membantu para pengguna untuk:
a. Mengevaluasi kinerja Puskesmas dalam suatu periode
b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan suatu organisasi dalam
memberikan jasa
c. Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajemen puskesmas
d. Menilai seberapa besar aktivitas Puskesmas akan meningkatkan atau
menurunkan aktiva bersih.
3. Laporan Arus Kas, memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan
setara kas dari suatu Puskesmas yang diklasifikasi berdasarkan aktivitas operasi,
investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi. Informasi
dalam laporan ini dapat membantu para pengguna untuk menilai:
a. Kemampuan Puskesmas dalam memperoleh sumber (penerimaan) kas dan setara
kas
b. Kebutuhan Puskesmas untuk menggunakan arus kas tersebut
c. Seberapa besar kemampuan menghasilkan kas dari aktivitas operasi (utama)
dibandingkan dari aktivitas di luar operasi.
4. Catatan atas Laporan Keuangan, memberikan informasi bagi pengguna laporan
keuangan mengenai hal-hal penting atau penjelasan-penjelasan yang ada kaitannya
dengan laporan keuangan, antara lain misalnya: gambaran umum, kebijakan
akuntansi, penjelasan atas pos-pos neraca dan laporan aktivitas atau hasil
pelayanan.
Untuk mendukung pengajuan Puskesmas Garung sebagai BLUD, disusun laporan
proyeksi keuangan Puskesmas Garung selama lima tahun mulai dari tahun 2015
hingga 2019, yang terdiri atas:
1. Proyeksi Neraca
2. Proyeksi laporan Operasional
Mengingat Puskesmas Garung baru dibentuk, maka data-data dalam laporan keuangan
tersebut diatas masih merupakan proyeksi. Dengan demikian, harus dilakukan
evaluasi dalam waktu dekat setelah pelaksanaan operasional Puskesmas.
F. Kebijakan Akuntansi
1. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam
Neraca.
Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.
2. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas.
Pendapatan Puskesmas Garung diakui saat diterbitkan SP2D Nihil penggunaan
langsung pendapatan dengan belanja. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening kas. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran atau pemegang kas, pengakuan
belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan
oleh Sekretaris Puskesmas.
c. Surplus/Defisit
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos Surplus/ Defisit.
d. Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas.
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat ditkeluarkan dari Rekening Kas.
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu
periode dicatat dalam pos Pembiayaan Netto.
e. Aset
Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset lancar, Investasi Jangka Panjang,
Aset Tetap, Dana Cadangan, dan Aset lainnya.
f. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.
g. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban
Jangka Pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SILPA, Pendapatan yang
Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan, dan Dana yang Harus
Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang
tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang
dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada
Mengenai Akuntansi BLUD
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Proyeksi laporan
Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada Permendagri Nomor 61 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
dan Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut:
a. Kas
Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan.
b. Piutang
Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal atas saldo pinjaman yang belum
dilunasi sampai dengan akhir tahun anggaran. Piutang diakui pada saat
timbulnya hak atas piutang tersebut.
c. Persediaan
1. Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
2. Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan
hasil inventarisasi fisik persediaan.
3. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara:
Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian
Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri
Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya seperti donasi.
d. Aset Tetap
1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari
sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau
donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.
2. Aset Tetap terdiri atas kelompok:
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset tetap lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan
3. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang
diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap
dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan dalam
tahun berikutnya.
4. Aset tetap Puskesmas Garung belum dilakukan penyusutan.
5. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan daerah yang
dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan, dan metode
penyusutan yang digunakan.
6. Aset tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih,
usang, hilang dan sebagainya, berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
7. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu
pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur
berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat
diperoleh.
e. Aset Lainnya
1. Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset
Lancar,
Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang
2. Aset lainnya diantaranya terdiri atas
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT)
Aset tak berwujud
Aset lainnya
3. Dalam hal tagihan penjualan angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah,
harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.
f. Kewajiban Jangka Pendek
1. Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau
jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
2. Kewajiban jangka pendek diantaranya terdiri atas:
Perhitungan Pihak Ketiga
Bagian Lancar Utang Jangka panjang yang jatuh tempo
Utang Jangka Pendek
3. Kewajiban lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing
dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaksi.
g. Kewajiban Jangka Panjang
1. Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau
jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban Jangka Panjang
dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kab lainnya maupun
lembaga keuangan bank maupun bukan bank.
2. Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan
dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke
rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi.
h. Ekuitas Dana
1. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan
selisih antara aset dengan utang pemerintah daerah.
2. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai aset lancar
dengan jumlah total nilai kewajiban jangka pendek.
3. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai investasi
jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya dengan jumlah total nilai
kewajiban jangka panjang.
i. Pendapatan
Pendapatan BLUD dapat bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dengan pihak lain, APBD, APBN dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
Seluruh pendapatan BLUD kecuali yang bersumber dari hibah terikat dapat
dikelola langsung oleh BLUD untuk membiayai RBA.
j. Biaya
Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya
operasional merupakan seluruh biaya yang menjadi iaybeban BLUD dalam
menjalankan tugas dan fungsi, sedangkan biaya non operasional merupakan
seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi. Biaya operasional terdiri atas biaya pelayanan, biaya umum dan
administrasi.
Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya
jasa pelayanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, dan biaya pelayanan
lain-lain.
Biaya umum dan administrasi merupakan seluruh biaya operasional yang tidak
berhubungan langsung dengan pelayanan, meliputi biaya pegawai, biaya
administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya promosi,
dan biaya administrasi dan umum lainnya.
Biaya non operasional terdiri dari biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya
kerugian penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan nilai, dan biaya non
operasional lainnya. Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume pelayanan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Proyeksi Neraca per 31 Desember Tahun 2015 hingga 2019
Lampiran 2 : Proyeksi Laporan Operasional Tahun 2015 hingga 2019
PUSKESMAS GARUNG
PROYEKSI NERACA
Per 31 Desember Tahun 2015 hingga 2019
No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2016 31 Desember 2017 31 Desember 2018 31 Desember 2019
A. ASET
1. Aset Lancar
Kas di Bendahara
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
Piutang Lainnya
Jumlah Aset Lancar
2. Aset Tetap
Tanah
Gedung dan Bangunan
Peralatan dan Mesin
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Aset Tetap
3. ASET LAINNYA
JUMLAH ASET
B. KEWAJIBAN
1. Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Usaha
Hutang Pajak
Biaya Yang Masih Harus
Dibayar
Hutang Jangka Panjang Yang
Jatuh Tempo
Pendapatan Diterima di Muka
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
2. Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Surplus (Defisit) Tahun Lalu
Surplus (Defisit) Tahun Berjalan
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
PUSKESMAS GARUNG
PROYEKSI LAPORAN OPERASIONAL
Tahun 2015 hingga 2019
( dalam jutaan Rupiah )
No. Uraian Program dan Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
A. PENDAPATAN
1. Pendapatan Operasional
2 Kapitasi JKN
3 Bantuan Operasional Kesehatan
Jumlah Pendapatan Operasional
B BIAYA
1 Biaya Operasional
Biaya Administrasi Kantor
Biaya Pemeliharaan
Biaya Barang dan Jasa
Biaya Penyusutan
Jumlah Biaya Administrasi dan
Umum
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL
C SURPLUS (DEFISIT) SETELAH
BIAYA OPERASIONAL
Pendapatan Non Operasional
Biaya Non Operasional
D SURPLUSN (DEFISIT) TAHUN
BERJALAN
E Persentase Surplus (Defisit) Tahun
Berjalan