DM ecase

4
E-CASE Judul Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus pada Anak Laki-laki Abstrak Glomerulonefritis akut adalah proses keradangan akut pada glomeruli akibat reaksi imunologis terhadap bakteri atau virus tertentu. Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80-95%) sembuh spontan, 10 % menjadi kronis, dan 5 % berakibat fatal. Pengobatan terpenting adalah suportif, pemberian cairan dikurangi, pemberian penicillin pada fase akut, serta makanan rendah protein dan rendah garam. Isi Pasien laki-laki, usia 11 tahun, datang dengan keluhan bengkak di wajah, perut, dan kaki. Wajah terlihat sembab sejak 5 hari sebelum masuk RS. Keluhan lain yang dirasakan yaitu bengkak pada kelopak mata, sesak napas, pusing pada bagian belakang kepala, dan pipis keruh, sedikit. Demam, batuk/pilek, sakit perut, mual/muntah, dan diare disangkal. Keluhan tersebut muncul baru pertama kali ini, namun pasien pernah menderita faringitis dan infeksi kulit pada kaki sejak 2 minggu sebelum masuk RS. Anggota keluarga pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Dari riwayat sosial, diketahui bahwa pasien tidak terlalu peduli terhadap kebersihan badan dan lingkungan sekitar. Pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum compos mentis dan tampak lemah. T: afebris; RR: 12x/m; N: 89x/m kuat dan teratur; TD: 140/95. 1

description

Diabetes Mellitus E-Case

Transcript of DM ecase

Page 1: DM ecase

E-CASE

Judul

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus pada Anak Laki-laki

Abstrak

Glomerulonefritis akut adalah proses keradangan akut pada glomeruli akibat reaksi imunologis terhadap bakteri atau virus tertentu. Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80-95%) sembuh spontan, 10 % menjadi kronis, dan 5 % berakibat fatal. Pengobatan terpenting adalah suportif, pemberian cairan dikurangi, pemberian penicillin pada fase akut, serta makanan rendah protein dan rendah garam.

Isi

Pasien laki-laki, usia 11 tahun, datang dengan keluhan bengkak di wajah, perut, dan kaki. Wajah terlihat sembab sejak 5 hari sebelum masuk RS. Keluhan lain yang dirasakan yaitu bengkak pada kelopak mata, sesak napas, pusing pada bagian belakang kepala, dan pipis keruh, sedikit. Demam, batuk/pilek, sakit perut, mual/muntah, dan diare disangkal. Keluhan tersebut muncul baru pertama kali ini, namun pasien pernah menderita faringitis dan infeksi kulit pada kaki sejak 2 minggu sebelum masuk RS. Anggota keluarga pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Dari riwayat sosial, diketahui bahwa pasien tidak terlalu peduli terhadap kebersihan badan dan lingkungan sekitar.

Pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum compos mentis dan tampak lemah. T: afebris; RR: 12x/m; N: 89x/m kuat dan teratur; TD: 140/95. Kepala: SI (-/-); CA (+/+); udem palpebral (+); sembab (+); nyeri telan (+). Leher: tonsil bengkak (+). Thorax: Bentuk dan gerakan simetris, suara paru vesikuler, suara jantung normal. Abdomen: supel (+); nyeri tekan (+); turgor baik; bising usus (+); ascites (+). Ekstrimitas: udem pitting (+); akral hangat; capillary refill < 3 detik.

Pemeriksaan laboratorium diperoleh hematologi: Hb 9,6 (11-16 gr/dl); AL 10,8 (4,5-13 ribu/uL); AT 230 (150-500 ribu/uL); HMT 28,4 (33-48 %); AE 3,68 (4,1-5,8 juta/uL). LED 1 jam 68 LED 2 jam 102 (0-10 mm/jam). Ureum: 20 (15-40 mg/dL). Kreatinin 0,53 (0,8-1,3 mg/dL). SGOT 17 (15-37 U/L); SGPT 13 (5-40 U/L). Analisis

1

Page 2: DM ecase

urin makroskopis: Warna kuning (kuning muda-kuning); kejernihan agak keruh (jernih). Kimia Urin: pH 6,0 (4,6-8,5); Berat Jenis 1,020 (1,003-1,030); Protein 25 mg/dL; lekosit esterase 100 leu/l; bilirubin negatif; urobilirubin normal; nitrit negatif; keton negatif; eritrosit 250 Ery/ul. Analisis urin mikroskopis: Lekosit 1+; eritrosit 3+; epitel trans 1+ squam 1+; silinder (-); Kristal (-); bakteri (+); Jamur (-). Imunologi: ASTO negatif. Kimia Klinik: Protein Total 6,9 (5,7-8 g/dl); albumin 3,6 (3,5-5,2 g/dl); globulin 3,3 (2,3-3,5 mg/dl); kolesterol total 148 (<200 mg/dl).

Diagnosis

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus

Terapi

Diet rendah garam, captopril 2 x ½ tab, urin tamping/24 jam, Lasix 1-3 mg/kgBB/hari, bed rest, urotractin 2 x 200 mg, zistic 2 x 250 mg

Diskusi

Pada kasus ini, pasien mengeluhkan tanda dan gejala kelainan glomerulus seperti proteinuria, hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal. Pasien memang tidak mengeluhkan kencing yang seperti darah daging, namun dilihat dari pemeriksaan dan analisis urin ditemukan eritrosit 250 Ery/ul dan eritrosit 3+ yang mengindikasikan telah terjadi hematuria. Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan glomerulonefritis akut pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali.

Pasien mengeluh kencing keruh, sedikit dan jarang. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyebutkan bahwa selama fase akut terdapat vasokonstriksi arteriol glomerulus yang akan mengakibatkan tekanan filtrasi menjadi kurang dan karena hal ini kecepatan filtrasi glomerulus juga berkurang. Filtrasi air, garam, ureum dan zat-zat lainnya berkurang dan sebagai akibatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah meningkat. Fungsi tubulus relatif kurang terganggu, ion natrium dan air diresorbsi kembali sehingga diuresis berkurang (timbul oliguria dan anuria) dan ekskresi natrium juga berkurang.

Pada pemeriksaan laboratorium, laju endap darah meninggi, kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air). Pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urine berkurang dan berat jenis urine meninggi. Hematuria makroskopik ditemukan pada 50% penderita, ditemukan juga adanya albumin, eritrosit leukosit, silinder leukosit dan hialin.

Terapi yang diberikan berupa captopril 2 x ½ tab untuk mengoreksi hipertensi, Lasix 1-3 mg/kgBB/hari untuk mengoreksi udem. Terapi suportif antara lain yaitu diet rendah garam (1 gram/hari) dan rendah protein (1 gtam/kgBB/hari), urin tamping/24 jam untuk mengobservasi diuresis, dan bed rest. Urotractin 2 x 200 mg

2

Page 3: DM ecase

dan zistic 2 x 250 mg diberikan dengan indikasi riwayat infeksi faringitis dan infeksi kulit.

Kesimpulan

Penegakan diagnosis dapat dilakukan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti darah rutin, analisis urin, dan faal ginjal. Anamnesis untuk menggali keluhan seperti udem, pipis sedikit dan jarang, hematuria, dan riwayat infeksi saluran napas atas dan kulit. Pemeriksaan fisik untuk mencari apakah terdapat hipertensi, udem, sembab,dan ascites. Pemeriksaan laboratorium untuk mencari hematologi seperti hemoglobin rendah (anemia), LED meningkat, peningkatan faal ginjal, dan abnormalitas hasil dari analisis urin seperti proteinuria, hematuria, kadar leukosit dalam urin meningkat.

Referensi

Hilmanto D. Prevalensi hipertensi ensefalopati pada anak dengan sindrom nefritik akut di RS/Perjan Dr.Hasan Sadikin Bandung. J Life Physic Sci 2005;7(1):1

Himawan S. Klasifikasi histopatologik glomerulopati primer. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Dr.Ciptomangunkusumo, Jakarta, 1999.

Noer MS, Soemyarso N. Glomerulonefritis akut paska streptokokus. SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR, Surabaya. 2009

Schacht RG, Kim YS, Travis L. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis. eMedicine specialties: pediatrics. 2009

Soemyarso N, Noer MS. Gagal ginjal akut pada neonatus. Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNAIR, Surabaya, 2006.

Vinen CS, Oliveira BG. Acute glomeruloephritis. Postgrad Med J 2003;79:206-13.

Penulis

Dimas Muhammad Akbar, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

3