Disaster

download Disaster

of 12

description

hhh

Transcript of Disaster

BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI/ PENGERTIAN BENCANADefinisi bencana menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah kecelakaan; malapetaka; sedangkan definisi bencana alam adalah kecelakaan yang di sebabkan oleh alam. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Pengertian bencana atau disaster menurut Wikipedia: disaster is the impact of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment (bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana.Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).

B. JENIS-JENIS BENCANA1. Bencana alam (natural disaster) adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,.kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, tsunami, angin topan, dan tanah longsor, serangga dan lainnya.

2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana nonalam disini juga bencana akibat ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari: 1. Bencana LokalBencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya. 2. Bencana RegionalJenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya. 3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

C. FAKTOR TERJADINYA BENCANABencana alam merupakan peristiwa yang tidak kita harapkan datangnya. Sebab jika bencana tersebut datang maka akan mampu merusak segala sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan mampu merenggut jiwa manusia. Bencana alam yang mampu menghancurkan suatu daerah yang luas dan menyebabkan kerugian yang besar merupakan proses alami. Namun ada pula yang disebabkan oleh ulah manusia. Secara garis besar, terjadinya bencana alam dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :1. AlamBencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri. Contoh bencana alam murni adalah gempa bumi, tsunami, badai atau letusan gunung berapi. Bencana-bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia.2. Perbuatan ManusiaBencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukan berarti bencana ini dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia atau dipicu dari perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar, penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain. Perbuatanperbuatan tersebut lambat laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau erosi tanah.

D. FASE-FASE BENCANAMenurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga masyarakat. 2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan.3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan.Evolusi pandangan terhadap bencana Pandangan Konvensional Bencana merupakan sifat alam Terjadinya bencana : kecelakaan (accident); tidak dapat diprediksi; tidak menentu; tidak terhindarkan; tidak terkendali. Masyarakat dipandang sebagai korban dan penerima bantuan dari pihak luar. Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia. Karena kekuatan alam yang luar biasa. Proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi Tidak memperhitungkan manusia sebagai penyebab bencana.Pandangan Ilmu Terapan Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau kerusakan akibat bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada upaya meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil kerusakan. Pandangan Progresif Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat yang normal. Bencana adalah masalah yang tidak pernah berhenti. Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali bencana itu sendiri. Pandangan Ilmu Sosial Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan alami. Besaran bencana tergantung perbedaan tingkat kerawanan masyarakPandangan Holistik Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability), serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala alam menjadi ancaman jika mengancam hidup dan harta-benda. Ancaman akan berubah menjadi bencana jika bertemu dengan kerentanan.

E. TAHAP-TAHAP BENCANAPublik dan kebijakan swasta yang telah dikembangkan didasarkan pada paradigma ini telah menghasilkan manajemen strategi dengan tujuan mengurangi bahaya yang terkait dengankerugian, seperti hidup, cedera, dolar, dan gangguan sosial dan ekonomi. Strategi ini diselenggarakan konseptual sekitar siklus empat-tahap kesiapsiagaan, respon, pemulihan, dan mitigasi, yang diuraikan dalam apa berikut. Lancar kebijakan implementasi bergantung pada "pengurangan kerugian" kegiatan dalam semua empat tahap, dibina di tingkat masyarakat tetapi dilakukan secara lokal atau individual. a. Peringatan DiniSerangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007)Pemberian peringatan dini harus : Menjangkau masyarakat (accesible) Segera (immediate) Tegas tidak membingungkan (coherent) Bersifat resmi (official) Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi. b. PencegahanUpaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya).Misalnya :- Melarang pembakaran hutan dalam perladangan- Melarang penambangan batu di daerah yang curam.c. KesiapsiagaanKesiapsiagaan melibatkan mengembangkan tanggap darurat dan kemampuan manajemen sebelum bencana itu terjadi, untuk mempromosikan respons effective jika hal itu dibutuhkan. Hal ini memerlukan analisis kerentanan dan risiko untuk mengidentifikasi potensi masalah yang ekstrim secara meteorologi atau geologi. Selain itu, kesiapan melibatkan deteksi bahaya dan peringatan sistem, identifikasi evakuasi rute dan tempat penampungan, pemeliharaan darurat perlengkapan dan sistem komunikasi, prosedur untuk memberitahukan dan memobilisasi petugas bencana, kemudian hal itu diinformasikan kepada para masyarakat, agar mempersiapkan bantuan dengan para masyarakat. Pelatihan dan mendidik respon personil, warga, dan tokoh masyarakat juga penting untuk proses kesiapan. Misalnya : Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana. Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007). d. Pemulihan Bencana mencakup upaya pemulihan kegiatan jangka pendek seperti memulihkan sistem dukungan penting serta sebagai upaya jangka panjang dengan tujuan mengembalikan kehidupan normal. Tahap pemulihan awal melibatkan penilaian kerusakan untuk membantu memprioritaskan upaya pemulihan.Tahap pemulihan meliputi perbaikan dan membangun kembali rumah-rumah, bangunan umum, jalur hidup, dan infrastruktur; mengorganisir relawan dan sumbangan; memberikan bantuan bencana; memulihkan masyarakat yang penting jasa; mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pemerintah; dan mempercepat prosedur perizinan. Pemulihan proses dapat memerlukan beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun, tergantung pada besarnya bencana, sumber daya yang tersedia, dan efektivitas masyarakat dan pemerintah upaya. e. Mitigasi BencanaTahap mitigasi, mengacu pada kebijakan dan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi kerentanan daerah's terhadap kerusakan dari bencana di masa depan. Mitigative ini tindakan biasanya di tempat sebelum bencana terjadi.Secara umum, kegiatan mitigasi dicirikan sebagai struktural, infrastruktur, dan struktural. Struktural dan infrastruktur mitigasi langkah-langkah upaya untuk mempertahankan diri dari bahaya orang dan bangunan, untuk membangun lebih banyak gedung mampu menahan bencana, dan untuk memperkuat unsur-unsur dari lingkungan yang dibangun terkena bahaya. Tindakan mitigasi struktural mencoba untuk mendistribusikan penduduk dan dibangun lingkungan seperti bahwa paparanSerangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

F. DAMPAK DARI BENCANABeberapa dampak dari bencana dapat dengan mudah diukur, seperti dolar hilang atau jumlah kematian dan luka-luka. Lain yang lebih langsung dan kurang mudah dihitung dampak dari bencana yang lebih sulit untuk mengukur, seperti tingkat stres meningkat atau kehilangan komunitas kohesif. Bagian berikut menjelaskan dampak bencana dalam hal kematian, luka, dan dolar kerugian; dampak psikologis, dan dampak ekonomi. 1. Dampak Psikologis Sekarang secara luas diakui bahwa bencana dapat menyebabkan emosional tertekan dan trauma. kesulitan ini sering memberi dampak, baik efek jangka pendek dan jangka panjang. Sebagian besar peneliti psikologis bencana dapat member dampak jangka pendek. Bland, O'Leary, Farinaro, Jossa, dan Trevisan (1996, hal 18) mengemukakan bahwa, dampak jangka pendek berupa : kecemasan, depresi, keluhan somatik, dan mimpi buruk.Maksud efek jangka panjang secara ekstensif adalah, dampak yang membutuhkan waktu latensi, atau tertunda timbulnya beberapa gejala, gejala dapat datang dan pergi, dan signifikan simtomatologi psikiatri dapat tetap selama 14 tahun (Bland et al., 1996, p. 18).Meskipun ada sedikit penelitian tentang, program bencana paling intervensi telah mengidentifikasi sub kelompok populasi tertentu terdapat risiko gangguan emosi daripada yang lain. Sebagian besar sering diidentifikasi sebagai kelompok risiko khusus adalah anak-anak, orang tua, orang miskin, orang-orang dengan sejarah sebelumnya emosional cacat, dan mereka dengan terpinggirkan predisaster eksistensi.Beberapa peneliti telah menemukan bahwa perempuan lebih rentan terkena dampak bencana jangka pendek, yaitu masalah kesehatan mental setelah kejadian bencana, termasuk stres, depresi, gejala PTSD, dan kecemasan (Fothergill, 1996). Penelitian lain negara bahwa pria mengalami penurunan lebih besar dalam mental dan kesejahteraan fisik dan memiliki tingkat depresi dan penyalahgunaan alkohol setelah bencana (Fothergill, 1996).Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa perempuan mungkin dapat mengatasi dalam bencana karena mereka mempunyai ketrampilan yang "fleksibilitas" dan "adaptasi.karena pembagian tradisional peran dalam keluarga inti lebih baik mempersiapkan perempuan untuk bencana (Clason, 1983). 2. Dampak Ekonomi Secara umum, bencana yang paling mempengaruhi proporsi relatif kecil masyarakat, dan akibatnya, mereka masyarakat secara keseluruhan cenderung untuk bangkit kembali dengan cepat dengan bentuk yang tersedia bantuan (Friesema, Caporaso, Goldstein, Lineberry, & McCleary, 1979).Ada bukti tambahan yang menunjukkan bahwa, meskipun bencana dapat dikelola dalam peristiwa yang paling, sekitar 1 dalam 10 acara hasil kerugian yang benar-benar bencana (Burby et al, 1991, hal 46.). Namun, isu tentang dampak ekonomi yang lebih rumit. Sebagai contoh, sebuah pertanyaan kunci tentang ekonomi dampak tampaknya jika jenis tertentu dan besarnya bencana diantisipasi dan direncanakan untuk dalam masyarakat:Jika demikian, bila terjadi bencana, tidak akan memiliki dampak ekonomi jangka panjang, tetapi jika tidak, lebih besar dampak ekonomi lokal dapat diharapkan (Yezer & Rubin, 1987). Selain itu, dampak ekonomi dapat sangat bervariasi di seluruh sub-populasi yang berbeda dalam komunitas lokal, dan beberapa yang terpengaruh proporsional lebih dari yang lain, usaha kecil, misalnya, sangat rentan.

BAB IIIKESIMPULAN

Dari makalah diatas bisa diambil kesimpulan bahwa, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007.)Jenis-jenis bencana:a. bencana alam c. bencana socialb. bencana non alam

Faktor-faktor terjadinya bencana :a. alam b. manusia

Fase-fase bencana :a. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal bencana.b. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana.c. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal.Tahap-tahap bencana :a. Peringatan Dini d. Pemulihan b. Pencegahan e. Mitigasi Bencanac. KesiapsiagaanDampak dari bencana :1. Dampak psikologis Sekarang secara luas diakui bahwa bencana dapat menyebabkan emosional tertekan dan trauma. kesulitan ini sering memberi dampak, baik efek jangka pendek dan jangka panjang. Sebagian besar peneliti psikologis bencana dapat member dampak jangka pendek. Bland, O'Leary, Farinaro, Jossa, dan Trevisan (1996, hal 18) mengemukakan bahwa, dampak jangka pendek berupa : kecemasan, depresi, keluhan somatik, dan mimpi buruk.2. Dampak ekonomi Secara umum, bencana yang paling mempengaruhi proporsi relatif kecil masyarakat, dan akibatnya, mereka masyarakat secara keseluruhan cenderung untuk bangkit kembali dengan cepat dengan bentuk yang tersedia bantuan (Friesema, Caporaso, Goldstein, Lineberry, & McCleary, 1979).

DAFTAR PUSTAKA

http://setawiriawan.blogspot.com/2007/12/pengertian-bencana-alam.html

http://kieperawatankomunitas.blogspot.com/2010/04/bencana.html

PENGERTIAN BENCANA Berdasarkan UU RI No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pada pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dari pengertian mengenai bencana di atas, dapat diidentifikasi bahwa penyebab terjadinya bencana bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, ada faktor-faktor lain seperti faktor nonalam dan faktor manusia, sehingga jenis-jenis bencana pun sangatlah beragam bergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Dari sumber yang lain, bencana (disaster)diartikan sebagai kejadian yang waktu terjadinya tidak dapat diprediksi dan bersifat sangat merusak. Pengertian ini 4mengidentifikasikan sebuah kejadian yang memiliki empat faktor utama, yaitu: (1) tiba-tiba, (2) tidak diharapkan, (3) bersifat sangat merusak, dan (4) tidak direncanakan. Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan besar kecilnya akibat yang ditimbulkannya bergantung pada kesiapan masyarakat mengatasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana tersebut. Berikut adalah jenis-jenis bencana berdasarkan faktor penyebabnya, antara lain: 1.Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.2.Bencana Nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.3.Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. 2. 3AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH BENCANA Sebagaimana telah dipaparkan mengenai pengertian bencana di atas, tentunya bencana yang terjadi menimbulkan dampak yang tidak sedikit dan sebagian besarnya adalah merugikan. Tidak hanya merusak sarana dan prasarana umum seperti listrik dan gedung-gedung, tetapi juga menimbulkan kerusakan lingkungan. Berikut adalah kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh beberapa bencana khususnya bencana alam, diantaranya: Akibat gempa bumi dan/atau tsunamiGempa bumi merupakan peristiwa bergesernya lempengan bumi di daratan maupun di dasar laut yang merambat sampai ke permukaan bumi. Gempa bumi disebabkan oleh aktifitas gunung berapi (vulkanik) maupun aktifitas tektoniksepanjang jalur-jalur rawan bencana. Gempa bumi yang berpusat di dasar laut dapat menyebabkan tsunami atau disebut gelombang pasang besar dan mampu menghancurkan wilayah pesisir. Gempa bumi yang berpusat tidak jauh dari kota atau pusat permukiman penduduk akan mengakibatkan kerusakan besar seperti: Hentakan gempa yang besar dapat mengakibatkan tanah longsor, bangunan roboh atau retak. Merusak waduk atau tanggul sehingga air meluap dan bisa menimbulkan bajir besar. Menyebabkan kebakaran karena rusaknya installasi listrik bangunan. 14menempatkan pengungsi di kamp-kamp yang sudah disediakan dan memastikan agar mereka berkumpul dengan keluarganya serta semua kebutuhannya terpenuhi. Dalam kegiatan ini Profesi Pekerjaan Sosialbiasanya tidak dapat menjadi Leading Sectorkarena dalam semua kasus bencana termasuk di Indonesia, peran Pemerintah (Satuan Penanggulangan Bencana yang terdiri dari Dinas Kimpraswil, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BMG, TNI, POLRI dan Instansi terkait lainnya) lebih dominan. Pekerjaan Sosial dapat mengambil posisi penting sebagai manajer kasus apabila mempunyai data yang lengkap dan akurat mengenai jumlah pengungsi dan berbagai kebutuhannya mulai pada masa prabencana, mempunyai rencana program dan kegiatan penanggulangan yang memungkinkan untuk dilaksanakan serta dapat meyakinkan semua pihak terkait untuk melaksanakannya secara terkoordinasi. Metode yang digukan pada tahap ini adalah Pengorganisasian Masyarakat (Community Organization). C.Tahap Pasca Bencana1.TAHAP REHABILITASI DAN PEMULIHAN Tahap ini dilakukan pada saat pengungsi masih berada dalam kamp penampungan apabila mereka harus tinggal cukup lama di kamp karena mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana susulan. Apabila menurut pihak yang berkompeten bencana (letusan gunung, banjir, dan sebagainya) sudah selesai maka pelayanan rehabilitasi dan pemulihan dapat dilanjutkan di daerah asal masing-masing pengungsi atau di tempat tinggal mereka yang baru apabila mereka direlokasi. Peran Pekerjaan Sosial dalam tahap ini sangat penting karena permasalahan yang timbul akan menjadi lebih kompleks bila bencana yang terjadi juga menimbulkan korban jiwa. Peran Pemerintah pada tahap ini lebih ditujukan pada pemenuhan kebutuhan makan minum pengungsi dan sarana penunjang di kamp penampungan. Pasca kejadian bencana, Pekerja Sosial perlu membiarkan para korban bencana alam atau pengungsi untuk beberapa waktu (1 3 hari) untuk meluapkan perasaan-perasaannya (marah, sedih, kecewa, dan sebagainya), mencari atau dikunjungi kerabatnya, menenangkan diri dan mulai beradaptasi dengan situasi dan kondisi di kamp penampungan. Model pelayanan yang dilakukan oleh Pekerja Sosial, diantaranya: a.Advokasi Yaitu memastikan agar semua kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi secara layak dan memadai. Kebutuhan-kebutuhan yang belum mencukupi dikomunikasikan dengan pihak Pemerintah dan pihak-pihak lainnya agar dapat disediakan. 15b.Intervensi Keluarga Pelayanan ini utamanya dilakukan apabila keluarga yang bersangkutan mengalami kehilangan anggota keluarga (meninggal) atau ada anggota keluarga yang sakit fisik (karena terkena material letusan gunung atau benda-benda lainnya) atau mengalami keguncangan. c.Terapi Krisis Pelayanan ini diberikan kepada individu-individu yang mengalami stress atau trauma karena kejadian bencana itu sendiri, karena kehilangan harta bendanya atau karena kehilangan anggota keluarganya. d.Partisipasi Seperti halnya pada tahap pra bencana maka pada masa pasca bencana pengungsi perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan di kamp penampungan (dapur umum, latihan keterampilan, dll) untuk mengalihkan perasaan-perasaannya yang negatif. e.Menyusun Rencana Pemulihan bersama-sama dengan Pengungsi Kegiatan ini adalah penyusunan alternatif rencana pemulihan yang akan dilakukan pengungsi pada saat kembali ke tempat tinggalnya semula atau ke lokasi yang baru. Pekerja Sosial perlu memberi gambaran dan membantu pengungsi untuk meningkatkan kesiapan mental dan sosialnya dalam menghadapi situasi terburuk yang mungkin akan dihadapi di daerah asalnya atau di lokasi yang baru. Umumnya pengungsi korban bencana alam telah mengetahui dan pasrah kehilangan tempat tinggal di daerah asalnya namun pada saat mereka melihat sendiri kerusakan yang terjadi maka tidak dapat dihindari akan timbul perasaan-perasaan kecewa, sedih yang mendalam dan putus asa. f.Mediasi Pekerja Sosial melakukan mediasi antara pengungsi dan Pemerintah atau pihak-pihak lain agar rencana pemulihan yang telah disusun oleh pengungsi dapat dilaksanakan secara sinkron dengan rencana pemulihan yang disusun oleh Pemerintah. g.Fasilitasi Apabila pengungsi dipindahkan ke lokasi yang baru (relokasi) maka Pekerja Sosial perlu melakukan fasilitasi agar pengungsi dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat di daerah yang baru. Demikian pula sebaliknya, Pekerja Sosial perlu melakukan pendekatan, penyuluhan dan fasilitasi terhadap masyarakat di daerah tujuan yang baru agar dapat menerima kehadiran para pengungsi yang direlokasi ke daerah mereka.Pelayanan-pelayanan yang diberikan pada tahap rehabilitasi dan pemulihan ini menggunakan metoda Pekerjaan Sosial dengan Individu (Social Case Work) , Pekerjaan Sosial dengan Kelompok (Social Group Work)serta 16Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Community Organization/ Community Development). 2.TAHAP PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN Dalam tahap ini, pelayanan yang diberikan oleh Pekerja Sosial antara lain: a.Advokasi Yaitu melindungi dan mengupayakan kepastian mengenai pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi secara layak dan memadai di tempat tinggalnya setelah keluar dari kamp penampungan, baik di daerah asalnya ataupun di daerah yang baru (relokasi).b.Adaptasi Bagi pengungsi yang direlokasi ke daerah yang baru maka Pekerja Sosial perlu memberikan pemahaman, pembelajaran dan mendukung mereka dalam proses penyesuaian diri. c.Intervensi Keluarga Keluarga-keluarga pengungsi yang kehilangan kepala keluarganya perlu mendapatkan pelayanan khusus karena seorang istri atau ibu harus mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah. Pengertian, dukungan dan partisipasi semua anggota keluarga sangat dibutuhkan agar masa transisi peran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik agar fungsi keluarga dapat pulih kembali dan stabilitasasi peran keluarga dapat dicapai.d.Pembentukan dan Terapi Kelompok Dalam banyak kejadian bencana, banyak terjadi kasus adanya sekelompok orang yang menolak untuk dipindahkan ke daerah yang baru, tidak puas dengan situasi dan kondisi yang baru atau merasa tidak berdaya dengan situasi dan kondisi baru yang sangat berbeda dengan tempat tinggalnya semula. Perasaan-perasaan tersebut seringkali menimbulkan tekanan atau stress, frustasi dan selalu ada kemungkinan timbul aksi sosial atau konflik. Untuk kasus seperti ini maka Pekerja Sosial perlu membentuk kelompok-kelompok khusus untuk mendapatkan terapi. Terapi yang dilakukan antara lain: pengungkapan perasaan-perasaan negatif yang dilanjutkan dengan pembelajaran sederhana mengenai cara membangun perasaan-perasaan yang positif dan bekerja bersama-sama dengan kelompok untuk menginventarisasi hal-hal positif yang dapat dilakukan di daerah yang baru dan menyusun rencana kegiatannya.Metoda yang digunakan dalam pemberian pelayanan pada tahap ini adalah Pekerjaan Sosial dengan Kelompok (Social Group Work)serta Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (Community Organization and Community Development). 17BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan kami mengenai wilayah praktik profesi pekerjaan sosial khususnya mengenai kebencanaan. Kami menyimpulkan bahwa profesi pekerjaan sosial merupakan salah satu profesi yang turut andil dalam penanganan/ penanggulangan bencana mulai dari tahap prabencana hingga pascabencana. Para pekerja sosial juga sangat dibutuhkan di kamp-kamp pengungsian untuk melakukan pertolongan-pertolongan kepada para korban bencana agar mereka bisa bangkit dari keterpurukan akibat bencana. Dalam proses penanggulangan bencana ini juga memerlukan partisipasi dari semua pihak baik dari pemerintah pusat maupun daerah, kementerian-kementerian, masyarakat serta pihak-pihak yang terkait, karena ini adalah tanggung jawab kita bersama.

MenurutAsian Disaster Reduction Center(2003), bencana adalah suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya dengan sumber daya yang ada. Lebih lanjut, menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu maupun lingkungan untuk memberikan antusiasme yang bersifat luas. http://social-studies17.blogspot.com/2012/11/recognize-pencegahan-bencana-dan.html

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007). http://bpbd.sukoharjokab.go.id/?page_id=48

Pengertian bencana dalam Kepmen No. 17/kep/Menko/Kesra/x/95 adalah sebagai berikut : Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.Menurut Coburn, A. W. dkk. 1994. Di dalam UNDP mengemukakan bahwa :Bencana adalah Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang member meningkatkan jumlah korban dan atau kerusakan, kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang berada di luar kapasitas norma.Sedangkan Heru Sri Haryanto (2001 : 35 ) Mengemukakan bahwa: Bencana adalah Terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal, bersipat merugikan kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat.repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_056815_chapter2.pdf

Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), definisi bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. (Ferry Efendi dan Makhfudli, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan, (Salemba Medika, Jakarta : 2009)