Disaster Terorisme Fix

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas maupun kualitasnya, Indonesia tidak lepas dari sasaran terorisme. Terungkap fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan jaringan internasional. Selain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi kehidupan bangsa. Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan agama bagi masyarakat dunia sebagai garapan agar memihak kepada perjuangan mereka. Oleh sebab itu perlu ditangani secara bijak. Untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan dan kegiatan teroris, Pemerintah Indonesia menyikapi fenomena terorisme secara arif, menganilisis berbagai aspek kehidupan bangsa saat ini, guna memerangi aksi terorisme, bersama dunia internasional. Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi modern saat ini teroris dapat menghancurkan sasaran yang diijinkan dari jarak jauh, seperti telepon genggam atau bom bunuh diri seperti yang terjadi di Bali. Serangan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini bisa menimbulkan banyak korban baik harta maupun jiwa. Tujuan serangan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan pada masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-macam, namun yang sering dilakukan adalah serangan bom. Jenis serangan lainnya seperti serangan gas beracun yang terjadi di Jepang atau

description

disaster management

Transcript of Disaster Terorisme Fix

Page 1: Disaster Terorisme Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan peningkatan yang

cukup signifikan baik modus, kuantitas maupun kualitasnya, Indonesia tidak lepas dari

sasaran terorisme. Terungkap fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan

jaringan internasional. Selain ancaman terorisme, ancaman non tradisional lainnya yang

muncul saat ini telah merebak pula lewat pintu sendi kehidupan bangsa.

Aktifitas teroris telah membidik dan memanfaatkan ideologi dan agama bagi masyarakat

dunia sebagai garapan agar memihak kepada perjuangan mereka. Oleh sebab itu perlu

ditangani secara bijak. Untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan

dan kegiatan teroris, Pemerintah Indonesia menyikapi fenomena terorisme secara arif,

menganilisis berbagai aspek kehidupan bangsa saat ini, guna memerangi aksi

terorisme, bersama dunia internasional.

Dengan memanfaatkan kemampuan teknologi modern saat ini teroris dapat

menghancurkan sasaran yang diijinkan dari jarak jauh, seperti telepon genggam atau

bom bunuh diri seperti yang terjadi di Bali.

Serangan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini

bisa menimbulkan banyak korban baik harta maupun jiwa. Tujuan

serangan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan pada

masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-macam,

namun yang sering dilakukan adalah serangan bom. Jenis serangan

lainnya seperti serangan gas beracun yang terjadi di Jepang atau

sabotase sarana penting seperti sarana air bersih, listrik dan lainnya.

Terorisme didefinisikan sebagai penggunaan kekerasan atau

ancaman kekerasan terhadap masyarakat atau sarana untuk

memaksa atau mengintimidasi pemerintah atau lembaga, seringkali

untuk mencapai tujuan politik, agama atau ideologi

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu penjabaran secara

lebih rinci mengenai “Bencana Terorisme”.

Page 2: Disaster Terorisme Fix

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa program Magister

ilmu keperawatan semester satu akan dapat mengetahui dan

memahami tentang Bencana Terorisme”.

C. Sistematika Penulisan

Sitematika dalam penulisan makalah ini terdiri BAB I :

PENDAHULUAN yang menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan

Penulisan dan Sistematika Penulisan.; BAB II : TERORISME yang

menguraikan tentang Pengertian, jenis-jenis , factor penyebab , dan

Manajemen Bencana; BAB III KESIMPULAN .

Page 3: Disaster Terorisme Fix

BAB II

TERORISME

A. Pengertian Terorisme

Teror mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptakab

atau mengondisikan sebuah iklim ketakutan di dalam kelompok

masyarakat yang lebih luas, daripada hanya pada jatuhnya korban

kekerasan.

Terorisme adalah cara atau tehnik intimidasi dengan sasaran

sistematik, demi suatu kepentingan politik tertentu.

(Hendropriyono,2009).

Menurut Coppola (2007) terorisme didefinisikan sebagai

penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap

masyarakat atau sarana untuk memaksa atau mengintimidasi

pemerintah atau lembaga, seringkali untuk mencapai tujuan politik,

agama atau ideology.

B. Penyebab

Serangan teroris dapat dilatarbelakangi berbagai alasan misalnya

ketika orang atau kelompok tertentu merasa tertekan dan

dikucilkan. Namun cara penyampaian pesannya berupa serangan

berbentuk kekerasan, penculikan atau sabotase (Penanggulangan

Bencana Berbasis Masyarakat)

C. Jenis Terorisme

Menurut Roy dalam Daulay (2009) ada dua jenis terorisme.

1. Pertama, teorisme sebagai sebuah perjuangan nasionalisme

(national movement) seperti yang dilakukan Irish Republican

Page 4: Disaster Terorisme Fix

Army (IRA) dan Palestinian Liberation Organozation (PLO). Tujuan

gerakan ini jelas, yaitu kemerdekaan. Jadi terror adalah alat,

bukan tujuan. Jika tujuan sudah tercapai, mereke menghentikan

tindakannya (teror)

2. Kedua, terorisme sebagai gerakan global (transnational) yang

targetnya tidak konkret, tetapi hendak mengubah system yang

tidak adil dalam dunia, seperti yang dilakukan Al-Qaeda.

Terorisme bergerak dengan cara-cara yang sangat sulit dilacak

intelijen konvensional. Mereka beroperasi dengan system sel dan

mengintegrasikan diri dengan masyarakat biasa sehingga tidak

menimbulkan kecurigaan. Dengan demikian, mereka dapat

melakukan serangan tiba-tiba tanpa bisa diantisipasi.

Sedangkan menurut Coppola (2007), jenis-jenis terorisme antara

lain adalah:

1. Terorisme nasionalis. Cara yang dilakukan oleh kelompok

yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan dimana

mereka memiliki target dengan tindakan teroris ini dapat

memperoleh kebebasan.

2. Terorisme Agama (religious terrorism)Kelompok ini

menggunakan terorisme sebagai cara untuk menjalakan misi

suci yang mereka impikan. Tipe terorisme ini cukup

membahayakan karena tidak terbatas negara dan seringkali

beroperasi di luar sistem penduduk normal.

3. Terorisme yang disponsori negara (state sponsored terrorism).

Kelompok ini bekerja secara diam-diam sebagai prajurit

sewaan. Aksi mereka dilakukan untuk menimbulkan

kerusakan bagi musuh negara atau menghasut konflik.

4. Terorisme sayap kiri (left wing terrorism). Kelompok ini

bertujuan untuk mengakhiri kapitalisme yang menyokong

regim komunis/sosialis.Contoh Japanese red armies

5. Terorisme Sayap kanan (right wing terrorism). Kelompok ini

berusaha mendirikan negara fasis dengan mengintimidasi

Page 5: Disaster Terorisme Fix

atau menggeser elemen liberal, demkratis dari pemerintahan

dan masyarakat. Contoh: Neo Nazis

6. Terorisme anarkis. Kelompok ini menyerang semua struktur

pemerintahan yang terorganisir, bertujuan menurunkan

stabilisasi dari kerangka politik global.

D. Sasaran serangan Terorisme

Teroris menyerang lokasi-lokasi strategis

1. Kantor pemerintahan

2. Industri penting

3. Sarana utama transportasi

4. Sarana umum

5. Tempat keramaian

E. Dampak

1. Terkena serpihan ledakan bom, pecahan kaca

2. Kebakaran gedung, gas, listrik, dll.

3. Tertimpa reruntuhan bangunan

4. Keracunan

5. Trauma dan stres berkepanjangan

6. Panik

F. Manajemen Bencana

1. Pra Bencana

a. Pencegahan

Identifikasi dan kenali ancaman, kaji sifat penyerangan,

potensial dampak dan penyampaian informasi secara

berkala.

1)Kumpulkan semua informasi dari inteligen: analisis dan

koordinasikan akses terhadap informasi yang yang

berhubungan dengan potensial teroris atau ancaman lain.

2) Identifikasi dan kaji sifat dari infrastruktur penting dan asset

kunci

Page 6: Disaster Terorisme Fix

3)Kembangkan informasi yang bernilai, waktu dan tindakan

berdasarkan analisis dan pengkajian sifat penyerangan.

4)Pastikan dengan cepat dan tepat informasi yg relevan dari

inteligen kepada pihak kemanan termasuk public.

1.

b. Mitigasi

Mitigasi adalah suatu tindakan program spesifik yang

ditujukan untuk mengurangi efek dari terorisme baik secara

internasional,regional dan nasional.

1. Pengkajian ancaman serangan: targetnya apa, bagaimana

dampaknya. Pengkajaian ancaman serangan yang akurat

berdasarkan pada analisis informasi tentang tujuan teroris

dan pengkajian terhadap kemampuan merespon dan

kemungkinan besar dampak dari serangan.

2. Identifikasi infrastruktur penting

3. Mencegah serangan terhadap infrastruktur yang penting.

4. Membuat bangunan yang memiliki dampak kerusakan

minimal pada saat terjadi serangan.

5. Tindakan protektif untuk mengurangi ancaman pada

populasi yang dekat dengan area yang mungkin terkena.

Tindakan mitigasi menurut Coppola (2007)

1)Mitigasi Struktural

a) Barier: didesain untuk menghentikan sumber penyebab

kematian. Pada kasus terorisme dapat dilakukan dengan

cara “blocking devices” seperti mengamankan batas

negara dri serangan teroris, melakukan pemeriksaan,

menjalankan hukum perdagangan dan hukum imigrasi.

b) Sistem deteksi: didesain untuk mengenali bencana.

Lengkapi teknologi dan kapabilitas untuk mendeteksi

dan mencegah serangan teroris. Misalnya dengan WMD

terrorism atau imaging satelite.

2)Mitigasi non struktural

Prinsipnya adalah “man adapts to nature”

Page 7: Disaster Terorisme Fix

Menurut Keyes tindakan mitigasi antara lain:

a) Hazard identification

b) Vulnerability analysis: probability, magnitude dan

resources

c) Tools to assess hospital preparedness

d) The emergency operations plan

c. Preparedness

Dalam melakukan tindakan kesiapsiagaan ini dibutuhkan

kewaspadaan seluruh pihak baik masyarakat, pemerintah

maupun perorangan dalam:

1) Menjaga keamanan lingkungan (siskamling, penjagaan

keamanan)

2) Melaporkan kepada aparat terdekat jika menemukan

orang, kelompok orang atau sesuatu yang

mencurigakan

3) Memperketat penjagaan keamanan dengan melakukan

pemeriksaan terhadap orang-orang yang mencurigakan;

memasang palang pada jalan masuk untuk memeriksa

kendaraan bermotor di wilayah bangunan penting

(kantor, hotel, dll.)

4) Memasang sistem pencegahan dan pemadam

kebakaran pada bangunan penting

(PBBM,…..)

Menurut Keyes (2001) tindakan pada fase preparedness

1. Incident Command

2. Interagensy Coordination

2. Intra Bencana

a. Respon (Coppola, 2007)Tindakan respon biasanya langsung dilakukan sebelum dan

setelah aksi terorisme. Tindakan tersebut, termasuk:

Survey dan pengkajian tindakan teroris

Page 8: Disaster Terorisme Fix

Implementasi rencana untuk menyelamatkan hidup dan

menjaga property, antara lain:

Tindakan evakuasi

Pencarian dan penyelamatan (search and rescue)

Lakukan penjagaan pada area yang terkena

Tujuan utama dari fase ini adalah melindungi kehidupan.

Pengumpulan bukti untuk mendukung tuntutan pidana

Koordinasi dengan pelayanan emergensi. Pelayanan

medis sangat penting untuk menyelamatkan nyawa,

pemadam kebakaran berfungsi untuk mencari tahu

penyebab masalah, seperti adanya kebakaran setelah

ledakan atau adanya bahan kimia, dan polisi bertugas

untuk mengamankan sebanyak mungkin barang bukti

untuk mendukung tuntutan pidana.

Pada pelayanan emergensi, dibutuhkan kerjasama yang

terintegrasi.Tujuan utamanya adalah untuk melindungi

public dan memburu teroris.

Tindakan Response menurut Keyes (2005):

1. Treatment logistics2. Decontamination3. Morgue Capabilities4. Epidemiologi5. Mental Health Resources6. Communication systems7. Media/Public Information Management8. Bed Availability/Surge Capacity9. Security10. Pathology Lab

b. Recovery (Moore and Lakha, 2006)

Page 9: Disaster Terorisme Fix

Recovery adalah proses yang dilakukan oleh masyarakat dan

pemerintah untuk mengembalikan fungsi setelah terjadi

terorisme. Tindakan yang dilakukan antara lain:

Penahanan ancaman teroris, menghukum dan menuntut

pelaku teroris

Pemulihan/perbaikan

Pelayanan esensial

Memperbaiki rumah dan gedung2 atau instalasi

Tindakan untuk menolong atau membantu

rehabilitasi fisik dan psikologis pada mereka yang

menderita akibat tindakan teroris.

Pemberian bantuan kepada keluarga korban

Tindakan rekonstruksi jangka panjang, meliputi

mengalihkan gedung-gedung dan infrastruktur lain yang

rusak akibat terorisme

Dekintaminasi area yang terkena atau orang yang

terkena insiden CBRN (chemical, biological, radiological

and nuclear)

Contoh Kasus ( Durmaz, 2007)

KASUS

Terjadi serangan teroris Di Neve Shalom Synagoge Kuledibi dan Beth

Israel Synagogue di SIsili pada jam 9.30, tanggal 15 November 2003.

Serangan ditandai dengan ledakan sebuah vans yang berada di depan

2 synagogues. Ledakan terjadi pada hari kerja, dimana mengakibatkan

kerusakan yang hebat.

Serangan kedua terjadi di Konsulat Jendral UK di Beyoglu dan HSBC Bank

pada 20 november 2003. Gedung utama Bank HSBC diserang pada

pukul 11.oo ketika gedung tersebut sedang penuh kapasitasnya.

Kejadian tersebut mengakibatkan 53 orang korban dan 718 orang

terluka.

4 Fase dalam manajemen bencana pada kejadian tersebut antara lain:

1. Preparedness

Page 10: Disaster Terorisme Fix

- Sector swasta dan pemerintah telah memiliki disaster plan dan telah

dilakukan pelatihan untuk karyawan di semua level dalam

menghadapi bencana besar. Seperti dijelaskan oleh GM Bank di

Istanbul: “ Tidak ada kepanikan pada staf dank lien kami yang

berada di gedung utama, setelah serangan terjadi. Hal ini

dikarenakan kami telah melakukan training dan perencanaan

evakuasi. Kami melakukan training sebanyak 2-3 kali setahun.

Selain itu, kami memiliki gedung lain di kota dan staf kami

dipindahkan ke lokasi tersebut untuk melanjutkan pekerjaan

mereka.

- Pemerintah setempat memiliki perencanaan mengenai tempat dan

mengorganisir sumber-sumber yang ada di wilayah terdekat dengan

bencana. Seperti, fasilitas medis, helicopter, fasilita pendidikan,

pemadam kebakaran dll.

2. Mitigation

Upaya mitigasi dilakukan di kedua tempat. Upauya yang dilakukan

oleh pemerintah kota antara lain dengan melakukan pelatihan pada

unit pemadam kebakaran. Simulasi yang dilakukan antara lain

untuk menilai kecepatan respon petugas kebakaran.

3. Respon

- Bank HSBC menghentikan operasi bank pada pukul 15.00 selama

satu hari.

- Turkish Airlines mengumumkan segera setelah serangan

Synagogue,bahwa tingkat alarm dan kewaspadaan meningkat satu

level.

- Kepolisian kota mengirimkan polisi dan patrol ke tempat kejadian

termasuk cabang HSBC. Mereka yang bekerja di fasilitas2 US dikirim

ke rumah. Tempat2 US di tutup.

- Lalulintas kendaraan di depan US konsulat, UK konsulat dan

Kementrian Luar negeri di tutup dan diperiksa.

- Keamanan ditingkatkan di Parlemen Republik Turki di Ankara.

- British Airways menutup kantornya, kecuali Ataturk Airport

- Polisi kota menutup jalan istiklal (dekat ke konsulat UK)

Page 11: Disaster Terorisme Fix

- Gedung Putih di Washington DC telah dievakuasi pada tanggal 20

november, karena salah satu pesawat dilaporkan meninggalkan rute

tsb.

- Polisi Kota Bursa (kota ke 4 terbesar di Turki) melakukan pertemuan

penting dan meningkatkan kewaspadaan di seluruh kota.

4. Recovery

- Tahap recovery dilakukan pada seluruh sector pemerintah dan

swasta.Pemerintah local mengkaji tingkat kerusakan yang terjadi

dan mengkategorikan kerusakan ke dalam tingkat ringan,, sedang

atau berat. Bisnis dan wilayah di setiap kategori memiliki rentang

yang berbeda untuk menerima bantuan. Total bantuan yang

diberikan ke korban sekitar 4.3 juta USD. Seluruh barang rusak

yang telah diasuransikan akan diganti.

- Semua bisnis yang membutuhkan dana tambahan diberikan pilihan

untuk kredit selama 24 bulan dengan bunga 1% dari VakifBank.

Dewan perdagangan Istanbul mengumumkan akan membantu 100

bisnis yang mengalami kerugian.Selain itu, untuk mensupport

korban serangan, lembaga psikologi turki mengirimkan volunteer

untuk memberikan pelayanan. Penutupan kejadian dicapai ketika

Polisi turki menangkap pelaku penyerangan dalam 60 hari setelah

kejadian.

PENUTUP

1. Terorisme adalah cara atau tehnik intimidasi dengan sasaran sistematik, demi suatu kepentingan politik tertentu.

2. Pencegahan dan penanggulangan terorisme membutuhkan suatu kejasama secara menyeluruh. Selain kualitas dan kuantitas aparat yang telah dibentuk pemerintah juga perlu adanya dukungan terhadap kepedulian masyarakat, karena dengan melibatkan masyarakat penanggulanan dan pencegahan secara dini terhadap seluruh aksi atau kegiatan terorisme dapat dengan mudah diatasi

3. Selain peningkatan kerjasama baik antara lembaga didalam negeri perlu juga adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga anti terorisme yang berada diluar negeri yang tentunya didasari oleh kerangka hukum, karena dengan dasar hukum yang kokoh akan menjadi dasar kebijakan nasional dan tindakan kita dalam memerangi terorisme. Selain itu dengan dasar hukum yang kuat diharapkan mampu melindungi berbagai kepentingan baik kepentingan publik maupun hak-hak asasi manusia.

Page 12: Disaster Terorisme Fix

Sumber:

Hendropriyono, AM. 2009. Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi,

Islam. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Daulay, R.M. 2009. Amerika VS Irak: bahaya Politisasi Agama. Jakarta:

Libri

Coppola, Damon P. 2007. Introduction to International Disaster

Management. Oxford; Elsevier

Moore and Lakha. 2006. Tolley’s handbook of disaster and emergency

management; Principles and practice.Oxford: Elsevier

Durmaz. 2007. Understanding and Responding to terrorism. Amsterdam:

IOS Press

Keyes, Daniel C.2005. Medical response to terrorism:preparedness and

clinical practice.Philadelphia: Lippincot and William Wilkins.

Page 13: Disaster Terorisme Fix
Page 14: Disaster Terorisme Fix
Page 15: Disaster Terorisme Fix
Page 16: Disaster Terorisme Fix
Page 17: Disaster Terorisme Fix
Page 18: Disaster Terorisme Fix
Page 19: Disaster Terorisme Fix
Page 20: Disaster Terorisme Fix

m

Page 21: Disaster Terorisme Fix