Disaster Nusrsing Kel.B

29
KEPERAWATAN BENCANA (Disaster Nursing) Kelompok : B

Transcript of Disaster Nusrsing Kel.B

Page 1: Disaster Nusrsing Kel.B

KEPERAWATAN BENCANA(Disaster Nursing)

Kelompok : B

Page 2: Disaster Nusrsing Kel.B

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara yang sering terjadi bencana, baik yang dikarenakan alam ataupun ulah manusia. Salah satu bencana yang sering terjadi karena ulah manusia adalah KEBAKARAN .

Penyebab kebakaran tertinggi, adalah karena persoalan listrik dengan 443 kasus. Selain itu, penyebab kebakaran akibat kompor 66 kasus, rokok 27 kasus dan 16 kasus lantaran kasus lain.. Bencana mayoritas terjadi pada siang hari yakni 206 kasus, 179 malam pada malam hari, 140 pagi hari dan 137 dini hari. (Media Indonesia, 27-08-2012).

Bencana kebakaran menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak  pada masyarakat luas.

Page 3: Disaster Nusrsing Kel.B

LATAR BELAKANG …

Jika tidak ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi daripada menghentikan sumber  bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya kebakaran akan bertambah besar.

Page 4: Disaster Nusrsing Kel.B

TINJAUAN TEORIKEPERAWATAN BENCANA

( Disaster Nursing )

Page 5: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGERTIAN

BENCANA : DEPKES RI (2001)

Peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.

WHO (2002)Setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.

Page 6: Disaster Nusrsing Kel.B

JENIS & PENYEBAB BENCANAJENIS : Bencana Alam (natural disaster) Bencana Ulah Manusia (man-made disaster)

CAKUPAN WILAYAH : Bencana Lokal

Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan.

Bencana RegionalJenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam .

Page 7: Disaster Nusrsing Kel.B

JENIS & PENYEBAB BENCANA…

FASE : Fase Pre-Impact

Warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca.

Fase ImpactFase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive).

Fase Post ImpactSaat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap di mana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal.

Page 8: Disaster Nusrsing Kel.B

TUJUAN MANAJEMEN BENCANA Menghindari kerugian pada individu, masyarakat

dan negara, melalui tindakan dini.

Meminimalisasi kerugian (orang, fisik, ekonomi,lingkungan )

Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung .

Memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai resiko .

Memperbaiki kondisi sehingga individu dan masyarakat dapat mengatasi permasalahan akibat bencana.

Page 9: Disaster Nusrsing Kel.B

AZAZ MANAJEMEN BENCANA

1. Azas kemanusiaan 2. Azas keadilan 3. Azas kesamaan 4. Azas keseimbangan 5. Azas keselarasan 6. Azas keserasian7. Azas ketertiban dan kepastian hukum8. Azas kebersamaan 9. Azas kelestarian lingkungan hidup10. Azas ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 10: Disaster Nusrsing Kel.B

PERUNDANG- UNDANGAN BENCANA DI INDONESIASecara umum DASAR HUKUM penanggulangan

bencana di Indonesia (Yultekni,2012), yaitu: UUD 1945 RI, Pasal 4, Ayat 1 UU No.24 Th. 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana PP No. 38 Th. 2007 Tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan PP No. 21 Th.2008 Tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana PP No. 32 Th. 2008 Tentang Pendanaan dan

Pengelolaan Bantuan Bencana. Pepres No. 8 Th. 2008 Tentang BNPB

Page 11: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGELOLAAN DISASTER NURSING DALAM BENCANA

Page 12: Disaster Nusrsing Kel.B

PenMed pada SIKLUS BENCANA

1. Fase AkutPrioritas di lokasi bencana, pertolongan terhadap korban luka dan evakuasi dari lokasi berbahaya ke tempat yang aman.

2. Fase Menengah dan Panjang Fase perubahan pada lingkungan tempat tinggal. (keamanan, terapi kejiwaan, pemulihan kesehatan, komunitas sosial)

3. Fase Tenang Fase tidak terjadi bencana, pada fase ini diperlukan pendidikan penanggulangan bencana saat bencana terjadi, pelatihan pencegahan bencana pada komunitas dengan melibatkan penduduk setempat.

Page 13: Disaster Nusrsing Kel.B

PERAN PERAWAT DLM MANAJEMEN BENCANA Perawat memiliki tanggung jawab peran dalam

membantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap pre-impact, impact/emergency, dan post-impact Peran perawat disini bisa dikatakan multiple : penyusun rencana Pendidik Pemberi asuhan keperawatan Bagian dari tim pengkajian kejadian bencana

Tujuan utama :Mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut.

Page 14: Disaster Nusrsing Kel.B

Peran PerawatPENCEGAHAN PRIMERMasa Pra Bencana : Mengenali instruksi ancaman bahaya Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase

emergency (makanan, air, pengobatan,pakaian, tenda)

Melatih penanganan pertama korban bencana Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan Penkes ke masyarakat :

Usaha pertolongan diri sendiri Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon

darurat (RS, Ambulans, Pemadam kebakaran) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat

dibawa Memberikan informasi tempat-tempat alternatif

penampungan (posko bencana)

Page 15: Disaster Nusrsing Kel.B

Peran Perawat Keadaan Darurat (Impact Phase)

Pertolongan pertama pada korban bencanaDilakukan tepat setelah keadaan stabil

TRIASE : Merah --- Paling penting, prioritas utama,

keadaan yang mengancam kehidupan. (syok,hipoksia,trauma dada, dll)

Kuning --- Penting, prioritas kedua, meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok. (pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit)

Hijau --- Prioritas ketiga : fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

Hitam --- Meninggal

Page 16: Disaster Nusrsing Kel.B

Peran Perawat Posko Pengungsian & Bencana

Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari

Menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian

Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien ke RS Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,

makanan khusus bayi, peralatan kesehatan Membantu penanganan dan penempatan pasien

dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.

Page 17: Disaster Nusrsing Kel.B

PENATALAKSANAAN KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT(HOSPITAL DISASTER PLAN)

Page 18: Disaster Nusrsing Kel.B

DEFINISI KEBAKARAN

Umum :Peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki.

Khusus :Peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran yaitu bahan padat, bahan cair, dan bahan gas.

DEPNAKER :suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan.

Page 19: Disaster Nusrsing Kel.B

PENYEBAB KEBAKARAN

Unsur penyebab kebakaran ada tiga, yaitu:

Bahan padat : kayu, kain, kertas, plastik dan lain sebagainya dan jika terbakar umumnya akan meninggalkan abu / bara.

Bahan cair : cat, alkohol dan berbagai jenis minyak.

Bahan gas : propane, butane, lng dan lain sebagainya.

Page 20: Disaster Nusrsing Kel.B

PENYEBAB KEBAKARAN …

Page 21: Disaster Nusrsing Kel.B

KLASIFIKASI KEBAKARAN 

Kelas A :

Bahan yang mudah terbakar (kertas, kayu, karet, maupun plastik). Cara mengatasinya bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik  penyulutan.

Kelas B :Bahan seperti cairan combustible dan cairan flammable (bensin, minyak tanah, oli). Cara mengatasinya dengan menggunakan bahan seperti foam lebih disarankan.

Kelas C :Alat-alat yang dijalankan oleh listrik.Untuk mengatasi kebakaran dengan penyebab ini harus menggunakan bahan pemadam kebakaran yang non konduktif agar terhindar dari sengatan listrik.

Page 22: Disaster Nusrsing Kel.B

KLASIFIKASI KEBAKARAN …

Kelas D :Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar (magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potasium).Bahan pemadamnya adalah powder khusus kelas D.

Kelas E :Melibatkan media memasak misalnya minyak goreng (baik yang berbahan dasar tumbuhan atau hewan). Untuk mengatasinya bisa menggunakan serbuk kimia basah yang khusus untuk kebakaran kelas ini.

Page 23: Disaster Nusrsing Kel.B

PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT

PENANGANAN KORBAN :Secepatnya untuk mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke IRD atau area berkumpul. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya

kasus Menentukan prioritas penanganan Evakuasi korban ketempat yang lebih aman Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami. Transportasi korban ke IRD

Page 24: Disaster Nusrsing Kel.B

PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT …

Penanganan Korban di IRD : Lakukan triage oleh tim medik Penempatan korban sesuai hasil triage Lakukan stabilisasi korban Berikan tindakan definitif sesuai dengan

kegawatan dan situasi yang ada (Merah, Kuning, Hijau)

Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan OK)

Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun tempat perawatan.

Page 25: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN

1. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.

2. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban dengan menandatangani form catatan.

3. Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan di lemari/ locker terkunci.

4. Bila 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh pasien sendiri maupun keluarganya, maka barang-barang tersebut diserahkan kepada Ka Sub BagHumas dengan menandatangani dokumen serah terima.

Page 26: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGOSONGAN RUANGAN DAN PEMINDAHAN PASIEN

1. Ka Bid Yan Keperawatan menginstruksikan ka ruangan yang dimaksud untuk mengosongkan ruangan.

2. Ka Ruangan berkoordinasi ke kepala ruangan lain untuk memindahkan pasiennya.

3. Ka Ruangan dan Wakil serta Perawat Primer menjelaskan pada pasien/ keluarganya alasan pengosongan ruangan.

4. Ka Ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah dan menginstruksikan petugas billing untuk melakukan mutasi pada sistem billing.

5. Ka Ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada Ka. Bidang Keperawatan.

Page 27: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGELOLAAN MAKANAN KORBAN DAN PETUGAS

1. Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke ruangan/ posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan.

2. Instalasi Gizi mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan/ posko.

3. Instalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan posko donasi makanan untuk mengetahui jumlah donasi makanan yang akan/ dapat didistribusikan.

Page 28: Disaster Nusrsing Kel.B

PENGELOLAAN TENAGA RUMAH SAKIT

1. Dir. SDM menginstruksikan Ka Bidang/ Bagian/ Ka Instalasi yang terkait untuk kesiapan tenaga.

2. Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan/ volunteer dari luar RS.

3. Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift.

Page 29: Disaster Nusrsing Kel.B