Direncanakan Jalan Dengan Perkerasan Untuk Volume Lalu Lintas Jalan Utama

1
Direncanakan Jalan dengan perkerasan untuk volume lalu lintas jalan utama (pt = 2.5) Diketahui beban gandar ekivalen selama 25 tahun adalah 100.000. Tanah dasar CBR = 0.8. Lapis permukaan (Surface Course) berupa aspal beton 70 mm, lapis pondasi (base course) adalah aggregat batu pecah kelas A tebal 200 mm dan lapis pondasi bawah (sub base course) adalah pasir. Faktor regional R = 2. Dalam pelaksanaan jalan dipakai untuk melayanikendaraan roda tunggal dengan beban gandar 20 ton, dengan jumlah lintasan beban gandar >1000. Untuk mengurangi tebal lapis pondasi bawah digunakan geotekstil yang berfungsi sebagai pemisah dan filter. Dengan menggunakan metode FHWA (1998), tentukan spesifikasi geotekstil yang dibutuhkan yang ditinjau terhadap ketahanan, AOS dan permeabilitas. Penyelesaian : Dalam cara FHWA (1998) adanya Geotekstil dianggap tidak menaikkan kekuatan tanah dasar, dan pengaruh geotekstil hanya untuk mereduksi tebal lapisan penstabil saja. a. Tebal lapis Pondasi bawah bila tanpa geotekstil Digunakan lapis permukaan aspal beton (a1=0,40), lapis pondasi agregat batu pecah kelas A (a2=0,14), dan lapis pondasi bawah pasir (a3=0,10). Jika gambar dibawah ini, maka nilai CBR=0,8 maka daya dukung tanah (S) =

description

d

Transcript of Direncanakan Jalan Dengan Perkerasan Untuk Volume Lalu Lintas Jalan Utama

Direncanakan Jalan dengan perkerasan untuk volume lalu lintas jalan utama (pt = 2.5) Diketahui beban gandar ekivalen selama 25 tahun adalah 100.000. Tanah dasar CBR = 0.8. Lapis permukaan (Surface Course) berupa aspal beton 70 mm, lapis pondasi (base course) adalah aggregat batu pecah kelas A tebal 200 mm dan lapis pondasi bawah (sub base course) adalah pasir. Faktor regional R = 2. Dalam pelaksanaan jalan dipakai untuk melayanikendaraan roda tunggal dengan beban gandar 20 ton, dengan jumlah lintasan beban gandar >1000. Untuk mengurangi tebal lapis pondasi bawah digunakan geotekstil yang berfungsi sebagai pemisah dan filter. Dengan menggunakan metode FHWA (1998), tentukan spesifikasi geotekstil yang dibutuhkan yang ditinjau terhadap ketahanan, AOS dan permeabilitas.Penyelesaian :Dalam cara FHWA (1998) adanya Geotekstil dianggap tidak menaikkan kekuatan tanah dasar, dan pengaruh geotekstil hanya untuk mereduksi tebal lapisan penstabil saja.a. Tebal lapis Pondasi bawah bila tanpa geotekstilDigunakan lapis permukaan aspal beton (a1=0,40), lapis pondasi agregat batu pecah kelas A (a2=0,14), dan lapis pondasi bawah pasir (a3=0,10). Jika gambar dibawah ini, maka nilai CBR=0,8 maka daya dukung tanah (S) =