tugas perkerasan jalan

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana transportasi darat Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan pelayanan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan pra survey, perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya. Jalan Cumi-cumi merupakan pusat sentral perekonomian masyarakat kota Ende, jalan ini berada pada daerah pasar tradisional Mbongawani dan disekitarnya terdapat pertokoan apapbila jalan mengalami rusak berat maka akan menghambat aktifitas masyarakat. Kondisi topografi Jalan Cumi-cumi yang merupakan dataran rendah Dengan tingkat curah hujan yang lumayan tinggi dan Page | 1

Transcript of tugas perkerasan jalan

Page 1: tugas perkerasan jalan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat,

kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana

transportasi darat Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan

jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran

(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan pelayanan kinerja jalan menjadi menurun.

Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan pra

survey, perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga

pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi

umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.

Jalan Cumi-cumi merupakan pusat sentral perekonomian masyarakat kota Ende, jalan ini

berada pada daerah pasar tradisional Mbongawani dan disekitarnya terdapat pertokoan

apapbila jalan mengalami rusak berat maka akan menghambat aktifitas masyarakat.

Kondisi topografi Jalan Cumi-cumi yang merupakan dataran rendah Dengan tingkat

curah hujan yang lumayan tinggi dan berada dekat pantai, menjadi salah satu penyebab

kerusakan jalan ini, selain jalan memiliki kelebihan beban volume lalu lintas yang tinggi

dan berulang-ulang, drainase yang berada di sekitar jalan ini telah rusak dan kurang terawat

akibatnya air yang harusnya masuk kedalam drainase meluap dan menggenangi badan

jalan, serta kurangnya perhatian masyarakat sekitar dan pemerintah daerah terhadap

perawatan jalan.

Suatu penelitian tentang bagaimana kondisi permukaan jalan dan bagian jalan lainnya sangat

diperlukan untuk mengetahui kondisi permukaan jalan yang mengalami kerusakan tersebut.

Penelitian awal terhadap kondisi permukaan jalan tersebut yaitu dengan melakukan survai

secara visual yang berarti dengan cara melihat dan menganalisis kerusakan tersebut berdasarkan

jenis dan tingkat kerusakannya untuk digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan

pemeiharaan dan perbaikan.

Page | 1

Page 2: tugas perkerasan jalan

1.2 Rumusan Masalah

Dalam Penelitian ini kami rumuskan tiga permasalahan penting :

1. Apa sajakah jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada Cumi-cumi ?

2. Apa sajakah Penyebab dari masing-masing kerusakan Jalan tersebut ?

3. Bagaimanakah alternatif penanganan kerusakan jalan yang terjadi pada Jalan

Cumi-cumi?

1.3 Metode Penelitian Dan Landasan Teori

Metode yang digunakan adalah Pengamatan terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan

aspek yang paling penting dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan,

dengan berlandaskan acuan manual pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan

tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan, penyebab, serta tingkat kerusakan

yang terjadi.

Pavement Condition Index (PCI) adalah system penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan

jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha.

1.4 Tujuan Dan Manfaat

1.Untuk menjelaskan jenis-jenis kerusakan jalan yang terjadi di jalan Cumi-cumi.

2.Untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya keruasakan jalan Cumi-cumi.

3.Untuk merumuskan alternatif penanganan kerusakan jalan yang terjadi di jalan Cumi-cumi.

4.Untuk menambah wawasan penulis.

5.Untuk memperoleh nilai Tugas mata kuliah Perkerasan Jalan.

Page | 2

Page 3: tugas perkerasan jalan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Kebijakan pembangunan wilayah

Kebijakan pemerintah daerah perlu dibuat secara detail dan terstruktur terkait dengan aspek

pembangunan infrastruktur jalan dan bangunan pelengkapnya sebagaimana di

amanatkan dalam UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Keterbatasan dana/anggaran

pemeliharaan jalan dan jembatan sering menjadi kendala di daerah, untuk itu perlu di lakukan

perencanaan dan pembahasan yang intensif bersama penentu kebijakan lainnya agar dapat

dipahami secara mendasar. Hal lain yang juga sangat berpengaruh adalah keterlibatan

masyarakat pengguna infrastruktur dalam hal pemeliharaan infrastruktur jalan dan bangunan

pelengkap mutlak di perlukan. Kebijakan pemerintah senantiasa mengarahkan kepada

manajemen SDM dan tertib hukum serta mengintensifkan sosialisasi pentingnya pemanfaatan

dan pemeliharaan infrastruktur.

2.2 Jenis-jenis Kerusakan, Penyebab Dan Alternatif Perbaikan Kerusakan Jalan Cumi-cumi

Penanganan konstruksi perkerasan apakah itu bersifat pemeliharaan, penunjang, peningkatan,

ataupun rehabilitasi dapat dilakukan dengan baik setelah kerusakan kerusakan yang timbul pada

perkerasan tersebut dievaluasi mengenai penyebab dan akibat mengenai kerusakan tersebut.

Besarnya pengaruh suatu kerusakan dan langkah penanganan selanjutnya sangat tergantung dari

evaluasi yang dilakukan oleh sipengamat. Dari pengamatan yang dilakukan penulis pada jalan

Cumi-cumi ditemukan beberapa jenis kerusakan jalan sebagai berikut:

1) Retak (Cracking)

a) Retak halus (hair Cracking)

Defenisi Kerusakan

Kerusakan dengan lebar celah bervariasi antara 3mm.

Penyebab Kerusakan

penyebabnya adalah Kurangnya gesek internal dalam base sehingga tanah dasar

kurang stabil.Adanya penyusutan pada lapis dibawahnya, Pengaruh tegangan akibat

perubahan suhu atau karena kurangnya pemadatan.

Page | 3

Page 4: tugas perkerasan jalan

Alternatif Perbaikan

Jika retak rambut dalam area perkerasan banyak, maka perawatan permukaan

semacam penutup pasir (sand seal), penutup keping (chip seal) atau kadang kadang

disebut lapis penutup (seal coat). dapat digunakan. Dalam tahap perbaikan

sebaiknya dilengkapi dengan perbaikan system drainase. Retak rambut dapat

berkembang menjadi retak kulit buaya.

b) Retak Kulit Buaya (alligator cracks)

Defenisi Kerusakan

Kondisi retak bersegi banyak dan membentuk jaringan (poligon) pada lapis

permukaan dengan lebar celah > 3mm. Retak kulit buaya terjadi dalam pola jaringan

retakan sehingga pecahan retakan dapat terlihat jelas dan terjadi gompal pecahan

material).

Penyebab Kerusakan

Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan

permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan dibawah lapis permukaan kurang

stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air (air tanah baik). Umumnya

daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas, jika daerah dimana terjadi retak

kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh beban lalu lintas yang melampaui

beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan tersebut

Alternatif Perbaikan

Retak kulit buaya untuk sementara dapat dipelihara dengan mengunakan lapis burda,

burtu ataupun latason,jika celah ≤ 3mm. sebaiknya bagian perkerasan yang telah

mengalami retak kulit buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan

tanah dasar diperbaiki kembali dengan bahan yang sesuai.perbaikan harus disertai

dengan perbaikan drainase di sekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban

lalu lintas harus diperbaiki dengan memberi lapis tambahan. Retak kulit buaya dapat

diresapi oleh air sehingga lama kelamaan akan menimbulkan lubang-lubang akibat

terlepasnya butir- butir.

Page | 4

Page 5: tugas perkerasan jalan

c) Retak sambungan Jalan (lane joint cracks)

Defenisi Kerusakan

Retak memanjang yang umumnya terjadi pada sambungan 2 lajur lalulintas.

Penyebab Kerusakan

Retak ini disebabkan oleh tidak baiknya ikatan sambungan kedua lajur.

Alternatif Perbaikan

Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukan campuran aspal cair dan pasir

kedalam celah - celah yang terjadi retak.jika tidak diperbaiki,retak dapat

berkembang menjadi lebar karena terlepasnya butir-butir pada tepi retak dan

meresapnya air kedalam lapisan.

d) Retak pinggir (edge cracks)

Defenisi Kerusakan

Retak memanjang jalan dengan atau tanpa cabang yang mengarah ke bahu jalan dan

terletak dekat bahu, Retak terjadi sejajar dengan pinggir perkerasan serta memanjang

dengan cabang mengarah ke bahu jalan dengan jarak retakan sekitar 0,3 – 0,6m, lebar

celah mencapai 2 cm.

Penyebab Kerusakan

Retak ini di sebabkan oleh tidak baikya sokongan dari arah samping,drainase kurang

baik,terjadinya penyusutan tanah,atau terjadinya settlement di bawah daerah

tersebut.akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab

terjadinya retak pinggir ini. Di lokasi retak,air dapat meresap yang dapat semakin

merusak lapis permukaan.

Alternatif Perbaikan

Retak ini dapat di perbaiki dengan mengisi campuran aspal cair dan pasir. Perbaikan

drainase harus di lakukan,bahu jalan di perlebar dan di padatkan. Jika pinggir

Page | 5

Page 6: tugas perkerasan jalan

perkerasan mengalami penurunan,elevasi dapat diperbaiki degan mempergunakan

hotmix. Retak ini lama kelamaan akan bertambah besar disertai dengan terjadinya

lubang-lubang.

Dari beberapa penjelasan beberapa alternatif perbaikan jalan yang terkena kerusakan retak

(cracks) dapat kami tambahkan penjelasan prosedur penutupan retak dan perawatan

permukaan (Surface Treatment)

Prosedur penutupan retak adalah, sebagai berikut:

a. Retakan dibersihkan dengan menggunakan salah satu alat, seperti: alat semprot

bertekana tinggi, ledakan pasir (sand blasting), sikat kawat, ledakan udara panas

(hot airblasting) atau air bertekanan tinggi.

b. Sesudah pembongkaran bahan penutup lama pada retakan, dan atau pembersihan

retakan, lalu diukur kedalamannya. Jika kedalamannya lebih dari 20 mm,

dibutuhkan material penyangga (backer road) untuk menutup. Material

penyangga harus tidak mudah mampat, tidak susut, tidak menyerap dengan titik

leleh lebih besar dari titik leleh bahan penutup.

c. Segera sesudah penutupan, periksa retakan untuk menyakinkan kebersihannya,

kering dan material penyangga telah terpasang dengan baik.

d. Penutupan harus dilakukan dari bawah keatas retakan untuk mencegah udara

terperangkap, supaya tidak terbentuk bagian yang lemah pada penutup. Untuk

mencegah adannya tanda bekas jejak roda, penutup harus dipasang 3- mm

dibawah puncak dari permukaan retakan.

Perawatan Permukaan (Surface Treatment) Perawatan permukaan adalah istilah

yang mencakup beberapa tipe penutup aspal dan ter batu bara (coal tar) atau

gabungan agregate aspal. Perawatan permukaan tebalnya umumnya tidak lebih dari

25 mm, dan dapat diletakan pada sembarang permukaan perkerasan. Aspal untuk

perawatan permukaan terdiri dari lapis tipis beton aspal yang terbentuk dari

penerapan emulsi aspal, cut back atau pengikat aspal ditambah dengan aggregate

untuk melindungi atau memulihkan kondisi permukaan perkerasan yang telah ada.

Page | 6

Page 7: tugas perkerasan jalan

Tipe dan nama perawatan permukaan termasuk diantaranya adalah: penutup pasir

(sand seal), penutup keping (chip seal) atau kadang kadang disebut lapis penutup

(seal coat). Menurut lavin 2003, perawatan permukaan dapat dibagi kedalam sub

kelompok: penutup perkerasan (pavement sealer), keping penutup (chip seal) dan

penutup larutan (slurry seal). Beda dari ketiganya adalah, pavement sealer tidak

mengandung aggregate sedangkan chip seal dan slurry seal berisi aggregate dengan

porsi yang signifikan.

2) Cacat Permukaan

a) Pelepasan Butiran ( ravelling)

Defenisi Kerusakan

Terjadi disintegrasi permukaan perkerasan akibat pelepasan partikel agregat secara

terus menerus yang berkelanjutan.

Penyebab Kerusakan

Campuran material yang kurang baik, Pemadatan yang kurang baik karena

dilaksanakan pada musim penghujan, Lemahnya bahan pengikat aspal dengan

material batuan. Agregat dan pengikat terkelupas, pada permukaan terjadi lubang

dengan kedalaman < 1cm dan area penyebaran hanya setempat.

Alternatif Perbaikan

Dapat diperbaiki dengan memberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang

mengalami pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan, dan dikeringkan.

Page | 7

Page 8: tugas perkerasan jalan

b) Lubang (potholes)

Defenisi Kerusakan

Berupa mangkuk,dengan ukuran bervariasi dari kecil sampai besar. Lubang-lubang

ini menampung dan meresapkan air kedalam lapis permukaan yang menyebabkan

semakin parahnya kerusakan jalan.

Penyebab Kerusakan

Lubang dapat terjadi akibat :

a. campuran material lapis permukaan jelek,seperti:

kadar aspal rendah,sehingga film aspal tipis dan mudah lepas

agregat kotor sehingga ikatan antara aspal dan agregat tidak baik.

temperatur campuran tidak memenuhi persyratan

b. lapis permukaan tipis sehingga ikatan aspal dan agregat mudah lepas akibat

pengaruh cuaca.

c. sistem drainase jelek,sehingga air banyak yang meresap dan mengupul dalam

lapis perkerasan.

d. retak retak yang terjadi tidak segera ditangani sehingga air meresap dan

mengkibatkan terjadinya lubang-lubang kecil

Alternatif Perbaikan

Lubang-lubang tersebut diperbaiki dengan cara di bongkar dan didilapisi kembali.

Perbaikan yang bersifat permanen disebut juga deep patch(tambalan dalam),yang

dilakukan sebagai berikut:

bersihkan lubang dari air dan material-material yang lepas.

bongkar bagian-bagian lapis permukaan dan pondasi sedalam-dalamnya

sehingga mencapai lapisan yang kokoh (potong dalam bentuk persegi panjang).

beri lapis tack coat sebagai lapis pengikat.

isikan campuran aspal dengan hati-hati sehingga tidak terjadi segregasi.

padatkan lapis campuran dan bentuk permukaan sesuai dengan lingkungannya.

Page | 8

Page 9: tugas perkerasan jalan

Gambar kerusakan Jalan Cumi-Cumi

Retak halus (hair Cracking)

Retak Kulit Buaya (alligator cracks)

Retak sambungan Jalan (lane joint cracks)

Retak pinggir (edge cracks)

Page | 9

Page 10: tugas perkerasan jalan

Retak sambungan Jalan (lane joint cracks)

Pelepasan Butiran ( ravelling)

Lubang (potholes)

Page | 10

Page 11: tugas perkerasan jalan

BAB IIIPENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada Bab II dapat kami simpulkan sebagai berikut:

1. Dengan melakukan pengamatan secara langsung pada jalan Cumi-cumi ditemukan bebebrapa

kerusakan jalan diantaranya:

a. Retak (Cracking) dibagi atas Retak halus (hair Cracking), retak Kulit Buaya (alligator

cracks), Retak sambungan Jalan (lane joint cracks) dan Retak pinggir (edge cracks).

b. Cacat Permukaan dibagi atas Pelepasan Butiran ( ravelling) dan Lubang (potholes).

c. Kegemukan (bleending or flushing).

2. Penyebab kerusakan jalan yang terjadi pada jalan Cumi-cumi :

a. karena pengaruh penggunaan bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi

yang seharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan.

b. Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang-ulang.

c. keadaan topografi dan faktor alam lainnya yang kurang mendukung.

d. Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan perawatan

jalan.

1.2 Saran

a) Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan

pemeliharaannya perlu dilakukan survei yang lebih akurat dengan melibatkan sejumlah

instansi terkait.

b) Agar kerusakan yang telah terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka perlu

segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak

menimbulkan kerusakan yang lebih tinggi.

c) Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.

d) Perlunya penggawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi terkait agar

kualitas jalan menjadi lebih bermutu.

Page | 11

Page 12: tugas perkerasan jalan

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suswandi, Wardhani S., Hary C., Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan

Direktorat Jendral Bina Marga, manual pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983

Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009, Studi Genangan Air terhadap kerusakan

jalan di Kota Gorontalo

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Undang – Undang Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

Page | 12