DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

22
I. DIAGNOSIS Diagn osis asma didas ari oleh gejala yang bersifat episodik , gejala berupa batuk, sesa k nap as, men gi, rasa berat di dad a dan hal -h al yan g berk aitan dengan cuaca. An amne sis yang ba ik cuku p membantu dalam meneg akka n diagnosis. Pemeriksaan fisik dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan lebih meningkatkan nilai diagnostik. A. Riwayat Pe nyakit !e jala ". #ersifat episod ik, seri ngka li rever sibel d engan atau ta npa pen gobat an $. !ejala b erupa b atuk , sesak n apas, ra sa berat d i dada dan berdahak %. !eja la timbul memb uru k teru tama malam dini ha ri &. Diawali oleh faktor pencet us y ang bersifat indiv idu '. Resp ons terhad ap pemberi an bronko dilator (al lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit ) ". Ri way at kelu ar ga * at opi+ $. Ri way at al er gi a topi %. Peny aki t l ain yan g memberat kan &. Per kemban gan peny aki t dan pe ngo bat an #. Peme rik saan i si k !eja la asma ber var iasi sepanj ang har i sehing ga pemerik saan fisi k dap at normal. elainan pemeriksaan fisik yang paling sering ditemukan adalah mengi pada auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada  pengukuran objektif *faal paru+ telah terdapat penyempitan jalan napas. Pada keadaan seranga n, kont rak si ot ot polos saluran na pas, edema dan hi persekresi da pat menyumbat saluran napas maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume  paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas. (al itu meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan hiperinfla si. Pada seranga n ringan, mengi hanya terden gar pada waktu ekspir asi paksa. /a laupu n demikian meng i dapat tidak terdeng ar *silent chest+ pada serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas 0. Peme rik saan aal Paru Pemeriksaan faal paru digunakan untuk menilai) ". obstr uksi jal an napas $. reversi bili ti kel ainan faal par u %. variabi liti faal p aru, seb agai pen ilaian ti dak lan gsung h iperesp onsif ja lan nap as Pemeriksaan faal paru yang umum digunakan adalah pemeriksaan spirometri dan arus  puncak ekspirasi *AP1+.

Transcript of DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 1/22

I. DIAGNOSIS

Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk,

sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan hal-hal yang berkaitan dengan

cuaca. Anamnesis yang baik cukup membantu dalam menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan fisik dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan

lebih meningkatkan nilai diagnostik.

A. Riwayat Penyakit !ejala

". #ersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan

$. !ejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak 

%. !ejala timbul memburuk terutama malam dini hari

&. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu

'. Respons terhadap pemberian bronkodilator 

(al lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit )". Riwayat keluarga *atopi+

$. Riwayat alergi atopi

%. Penyakit lain yang memberatkan

&. Perkembangan penyakit dan pengobatan

#. Pemeriksaan isik 

!ejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik dapat

normal. elainan pemeriksaan fisik yang paling sering ditemukan adalah mengi pada

auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada

 pengukuran objektif *faal paru+ telah terdapat penyempitan jalan napas. Pada keadaan

serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi dapat

menyumbat saluran napas maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume

 paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas. (al itu

meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas,

mengi dan hiperinflasi. Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu

ekspirasi paksa. /alaupun demikian mengi dapat tidak terdengar *silent chest+ pada

serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis,

gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas

0. Pemeriksaan aal Paru

Pemeriksaan faal paru digunakan untuk menilai)

". obstruksi jalan napas

$. reversibiliti kelainan faal paru

%. variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperesponsif jalan napas

Pemeriksaan faal paru yang umum digunakan adalah pemeriksaan spirometri dan arus

 puncak ekspirasi *AP1+.

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 2/22

". 2pirometri

Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama *31P"+ dan kapasiti vital paksa

*3P+ dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang

standar. Pemeriksaan itu sangat bergantung kepada kemampuan penderita

sehingga dibutuhkan instruksi operator yang jelas dan kooperasi penderita. 4ntuk 

mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari $-% nilai

yang reproducible dan acceptable. 5bstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio

31P" 3P 6 7'8 atau 31P" 6 9:8 nilai prediksi.

;anfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma )

a. 5bstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio 31P" 3P 6 7'8

atau 31P" 6 9:8 nilai prediksi.

 b. Reversibiliti, yaitu perbaikan 31P" < "'8 secara spontan, atau setelah inhalasi

 bronkodilator *uji bronkodilator+, atau setelah pemberian bronkodilator oral

":-"& hari, atau setelah pemberian kortikosteroid *inhalasi oral+ $ minggu.

Reversibiliti ini dapat membantu diagnosis asma

c. ;enilai derajat berat asma

$. Arus Puncak 1kspirasi *AP1+

 =ilai AP1 dapat diperoleh melalui pemeriksaan spirometri atau pemeriksaan yang

lebih sederhana yaitu dengan alat peak expiratory flow meter  *P1 meter+. Alat

P1 meter relatif mudah digunakan dipahami baik oleh dokter maupun

 penderita, sebaiknya digunakan penderita di rumah sehari-hari untuk memantau

kondisi asmanya. ;anuver pemeriksaan AP1 dengan ekspirasi paksa

membutuhkan koperasi penderita dan instruksi yang jelas.

;anfaat AP1 dalam diagnosis asma )

a. Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai AP1 "'8 setelah inhalasi bronkodilator *uji

 bronkodilator+, atau bronkodilator oral ":-"& hari, atau respons

terapi kortikosteroid *inhalasi oral , $ minggu+ b. 3ariabiliti, menilai variasi diurnal AP1 yang dikenal dengan variabiliti AP1

harian selama "-$ minggu. 3ariabiliti juga dapat digunakan menilai derajat

 berat penyakit *lihat klasifikasi+

 =ilai AP1 tidak selalu berkorelasi dengan parameter pengukuran faal paru lain, di

samping itu AP1 juga tidak selalu berkorelasi dengan derajat berat obstruksi. 5leh

karenanya pengukuran nilai AP1 sebaiknya dibandingkan dengan nilai

terbaik sebelumnya, bukan nilai prediksi normal kecuali tidak diketahui nilai

terbaik penderita yang bersangkutan..

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 3/22

0ara pemeriksaan variabiliti AP1 harian

Diukur pagi hari untuk mendapatkan nilai terendah, dan malam hari untuk 

mendapatkan nilai tertinggi. Rata-rata AP1 harian dapat diperoleh melalui $ cara)

a. #ila sedang menggunakan bronkodilator, diambil variasi perbedaan nilai

AP1 pagi hari sebelum bronkodilator dan nilai AP1 malam hari sebelumnya

sesudah bronkodilator. Perbedaan nilai pagi sebelum bronkodilator dan malam

sebelumnya sesudah bronkodilator menunjukkan persentase rata-rata nilai

AP1 harian. =ilai > $:8 dipertimbangkan sebagai asma. APEmalam− APE pagi

1 /2( APE malam+ APE pagi)  ? ":: 8 @ variabiliti harian

 b. ;etode lain untuk menetapkan variabiliti AP1 adalah nilai terendah AP1 pagi

sebelum bronkodilator selama pengamatan $ minggu, dinyatakan dengan

 persentase dari nilai terbaik *nilai tertinggi AP1 malam hari+.

0ontoh )

2elama " minggu setiap hari diukur AP1 pagi dan malam, misalkan

didapatkan AP1 pagi terendah %::, dan AP1 malam tertinggi &:: maka

 persentase dari nilai terbaik *8 of the recent best + adalah %::&:: @ 7'8.

;etode tersebut paling mudah dan mungkin dilakukan untuk menilai

variabiliti.D. Peran Pemeriksaan ain 4ntuk Diagnosis

". 4ji Provokasi #ronkus

4ji provokasi bronkus membantu menegakkan diagnosis asma. Pada penderita

dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya dilakukan uji provokasi

 bronkus . Pemeriksaan uji provokasi bronkus mempunyai sensitiviti yang tinggi

tetapi spesifisiti rendah, artinya hasil negatif dapat menyingkirkan diagnosis asma

 persisten, tetapi hasil positif tidak selalu berarti bahwa penderita tersebut asma.

(asil positif dapat terjadi pada penyakit lain seperti rinitis alergik, berbagai

gangguan dengan penyempitan jalan napas seperti PP5, bronkiektasis dan

fibrosis kistik.

 

$. Pengukuran 2tatus Alergi

omponen alergi pada asma dapat diindentifikasi melalui pemeriksaan uji kulit

atau pengukuran Bg1 spesifik serum. 4ji tersebut mempunyai nilai kecil untuk 

mendiagnosis asma, tetapi membantu mengidentifikasi faktor risiko pencetussehingga dapat dilaksanakan kontrol lingkungan dalam penatalaksanaan.

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 4/22

4ji kulit adalah cara utama untuk mendiagnosis status alergiatopi, umumnya

dilakukan dengan prick test . /alaupun uji kulit merupakan cara yang tepat untuk 

diagnosis atopi, tetapi juga dapat menghasilkan positif maupun negatif 

 palsu. 2ehingga konfirmasi terhadap pajanan alergen yang relevan dan

hubungannya dengan gejala harus selalu dilakukan.

II. DIAGNOSIS BANDING

A. Dewasa

". Penyakit Paru 5bstruksi ronik 

$. #ronkitis kronik 

%. !agal Cantung ongestif 

&. #atuk kronik akibat lain-lain

'. Disfungsi larings

. 5bstruksi mekanis *misal tumor+

7. 1mboli ParuB. Anak 

". #enda asing di saluran napas

$. aringotrakeomalasia

%. Pembesaran kelenjar limfe

&. Eumor  

'. 2tenosis trakea

. #ronkiolitis

III. PENATALAKSANAAN

Eujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas

hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

Eujuan penatalaksanaan asma)

;enghilangkan dan mengendalikan gejala asma

;encegah eksaserbasi akut

;eningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin

;engupayakan aktiviti normal termasuk exercise

;enghindari efek samping obat

;encegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel

;encegah kematian karena asma

Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol

 bila )

!ejala minimal *sebaiknya tidak ada+, termasuk gejala malam

Eidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise

ebutuhan bronkodilator *agonis F$ kerja singkat+ minimal *idealnya tidak 

diperlukan+

3ariasi harian AP1 kurang dari $:8

 =ilai AP1 normal atau mendekati normal 1fek samping obat minimal *tidak ada+

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 5/22

Eidak ada kunjungan ke unit darurat gawat

Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen, yaitu edukasi, menilai dan

monitor berat asma secara berkala, identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus,

merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang, menetapkan pengobatan pada serangan akut, kontrol secara teratur, dan pola hidup sehat.

A. 1dukasi

1dukasi yang baik akan menurunkan morbiditas dan mortalitas, menjaga

 penderita agar tetap beraktivitas dan mengurangi biaya pengobatan karena

 berkurangnya serangan akut terutama bila membutuhkan kunjungan ke unit gawat

darurat perawatan rumah sakit.

1dukasi penderita dan keluarga, untuk menjadi mitra dokter dalam penatalaksanaan

asma 

1dukasi kepada penderita keluarga bertujuan untuk)

". meningkatkan pemahaman *mengenai penyakit asma secara umum dan pola

 penyakit asma sendiri+

$. meningkatkan keterampilan *kemampuan dalam penanganan asma+

%. meningkatkan kepuasan

&. meningkatkan rasa percaya diri

'. meningkatkan kepatuhan *compliance+ dan penanganan mandiri.

 

Dengan kata lain, tujuan dari seluruh edukasi adalah membantu penderita agar dapat

melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma.

omunikasi yang jelas antara dokter dan penderita dalam memenuhi

kebutuhan informasi yang diperlukan dalam penatalaksanaan, adalah kunci

 peningkatan compliancekepatuhan penderita dalam melakukan penatalaksanaan

tersebut. 1dukasi sudah harus dilakukan saat kunjungan pertama baik di gawat

darurat, klinik dengan bahan edukasi terutama mengenai cara dan waktu penggunaanobat, menghindari pencetus, mengenali efek samping obat dan kegunaan kontrol

teratur pada pengobatan asma.

Eabel ". /aktu dan bahan edukasi, saat kunjungan berobat

Waktu

berkunjungBahan Edukasi Demnstrasi

Kunjungan

a!a"

 

". Apa itu asma

$. Diagnosis asma

%. Bdentifikasi dan mengontrol

 pencetus&. Dua tipe pengobatan asma

". Penggunaan obat inhalasi spacer 

$. ;onitor asma sendiri melalui )

a. mengenali intensitas

G frekuensi gejala b. tanda perburukan asma untuk 

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 6/22

*pengontrol G pelega+

'. Eujuan pengobatan

. ualiti hidup

 

reevaluasi pengobatan

asma malam

kebutuhan obat meningkat

toleransi aktiviti menurun

Kunjungan

#ertama

$First follow-up%

 

". Bdentifikasi G mengontrol

 pencetus

$. Penilaian berat asma

%. ;edikasi *apa yang dipakai,

 bagaimana G kapan, adakah

masalah dengan pengobatan tsb.+

&. Penanganan serangan asma di

rumah

". Penderita menunjukkan cara

menggunakan obat inhalasi

spacer, koreksi oleh dokter bila

 perlu

$. Penggunaan peak flow meter 

%. ;onitor asma G tindakan apa yang

dapat dilakukan

Kunjungan ke

dua $second 

 follow-up%

 

". Bdentifikasi G mengontrol

 pencetus

$. Penanganan serangan asma di

rumah%. ;edikasi

&. ;onitor asma *gejala G faal paru

AP1+

'. Penanganan asma mandiri *bila

 penderita mampu+

". Penderita menunjukkan cara

menggunakan obat inhalasi G

koreksi bila perlu

$. Demonstrasi penggunaan  peak  flow meter *oleh penderita dokter+

 

Setia#

kunjungan

berikut

". 2trategi mengontrol pencetus

$. ;edikasi

%. ;onitoring asma.

". 5bat inhalasi

$.  Peak flow meter 

 

4paya meningkatkan kepatuhan penderita)

". 1dukasi dan mendapatkan persetujuan penderita untuk setiap tindakan

 penanganan yang akan dilakukan. Celaskan sepenuhnya kegiatan tersebut dan

manfaat yang dapat dirasakan penderita.

$. Eindak lanjut * follow-up+. 2etiap kunjungan, menilai ulang penanganan yang

diberikan dan bagaimana penderita melakukannya. #ila mungkin kaitkan dengan

 perbaikan yang dialami penderita *gejala G faal paru+

%. ;enetapkan rencana pengobatan bersama-sama dengan penderita

&. ;embantu penderita keluarga dalam menggunakan obat asma

'. Bdentifikasi dan atasi hambatan yang terjadi atau yang dirasakan penderita,

sehingga penderita merasakan manfaat penatalaksanaan asma secara konkrit

. ;enanyakan kembali tentang rencana penanganan yang disetujui bersama dan

yang akan dilakukan, pada setiap kunjungan

7. ;engajak keterlibatan keluarga

9. Pertimbangkan pengaruh agama, kepercayaan, budaya dan status sosioekonomi

yang dapat berefek terhadap penanganan asma#. Penilaian Dan Pemantauan 2ecara #erkala

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 7/22

Penilaian klinis berkala antara " - bulan dan monitoring asma oleh penderita

sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma. (al tersebut disebabkan

 berbagai faktor antara lain )

". !ejala dan berat asma berubah, sehingga membutuhkan perubahan terapi

$. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada asmanya

%. Daya ingat *memori+ dan motivasi penderita yang perlu direview, sehingga

membantu penanganan asma terutama asma mandiri.

rekuensi kunjungan bergantung kepada berat penyakit dan kesanggupan

 penderita dalam memonitor asmanya. 4mumnya tindak lanjut * follow-up+ pertama

dilakukan 6 " bulan *"-$ minggu+ setelah kunjungan awal. Pada setiap kunjungan

layak ditanyakan kepada penderita apakah keadaan asmanya membaik atau

memburuk dibandingkan kunjungan terakhir.emudian dilakukan penilaian pada keadaan terakhir atau $ minggu terakhir 

sebelum berkunjung dengan berbagai pertanyaan.

 

Pemantauan tanda gejala asma

2etiap penderita sebaiknya diajarkan bagaimana mengenal gejala dan tanda

 perburukan asma serta bagaimana mengatasinya termasuk menggunakan medikasi

sesuai anjuran dokter. !ejala dan tanda asma dinilai dan dipantau setiap kunjungan ke

dokter melalui berbagai pertanyaan dan pemeriksaan fisik. 2egala pertanyaan

mengenai gejala asma penderita sebaiknya meliputi % hal, yaitu )

". !ejala asma sehari-hari *mengi, batuk, rasa berat di dada dan sesak napas+

$. Asma malam, terbangun malam karena gejala asma

%. !ejala asma pada dini hari yang tidak menunjukkan perbaikan setelah "'

menit pengobatan agonis beta-$ kerja singkatPemeriksaan faal paru

Pemeriksaan faal paru penting untuk memonitor keadaan asma dan menilai

respons pengobatan. Pemeriksaan faal paru adalah parameter objektif dan

 pemeriksaan berkala secara teratur mutlak dilakukan.

 Spirometri 

2ebaiknya spirometri dilakukan pada )

". awal penilaian kunjungan pertama

$. setelah pengobatan awal diberikan, bila gejala dan AP1 telah stabil

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 8/22

%. pemeriksaan berkala "-$ tahun untuk menilai perubahan fungsi jalan napas, atau

lebih sering bergantung berat penyakit dan respons pengobatan.

;anfaat lain pemeriksaan spirometri berkala )

". #ila dilakukan berkala, setahun sekali, untuk menilai akurasi peak flow meter 

$. #ila diinginkan ketepatan pengukuran faal paru, misalnya evaluasi respons

 bronkodilator pada uji provokasi bronkus, menilai respons tindakan step down

therapy pada pengobatan *lihat tahapan penanganan asma+

%. #ila hasil pemeriksaan AP1 dengan peak flow meter  tidak dapat dipercaya,

misalnya pada penderita anak, orangtua, terdapat masalah neuromuskular atau

ortopedik, sehingga dibutuhkan konfirmasi dengan pemeriksaan spirometri.

 Pemantauan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan Peak Flow Meter 

;onitoring AP1 penting untuk menilai berat asma, derajat variasi diurnal,respons pengobatan saat serangan akut, deteksi perburukan asimptomatik sebelum

menjadi serius, respons pengobatan jangka panjang, justifikasi objektif dalam

memberikan pengobatan dan identifikasi pencetus misalnya pajanan lingkungan

kerja.

Pengukuran AP1 dianjurkan pada)

". Penanganan serangan akut di darurat gawat, klinik, praktek dokter, dan oleh

 penderita di rumah

$. Pemantauan berkala di rawat jalan, klinik, praktek dokter 

%. Pemantauan sehari-hari di rumah, idealnya dilakukan pada asma persisten usia di

atas > ' tahun, terutama bagi penderita setelah perawatan di rumah sakit, penderita

yang sulittidak mengenal perburukan melalui gejala padahal berisiko tinggi untuk 

mendapat serangan yang mengancam jiwa.

Pada asma mandiri pengukuran AP1 dapat digunakan untuk membantu

kesepakatan dokter dan penderita dalam pengobatan  self medication seperti)

". ;engetahui apa yang membuat asma memburuk $. ;emutuskan apa yang akan dilakukan bila rencana pengobatan berjalan baik 

%. ;emutuskan apa yang akan dilakukan jika dibutuhkan penambahan atau

 penghentian obat

&. ;emutuskan kapan penderita meminta bantuan medis dokter B!D

0. Bdentifikasi Dan ;engendalikan aktor Pencetus

2ebagian penderita dengan mudah mengenali faktor pencetus, akan tetapi

sebagian lagi tidak dapat mengetahui faktor pencetus asmanya. 2ehingga identifikasi

faktor pencetus layak dilakukan dengan berbagai pertanyaan mengenai beberapa hal

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 9/22

yang dapat sebagai pencetus serangan. Pada tabel $ dapat dilihat daftar pertanyaan

untuk mengetahui faktor pencetus.

Eabel $. Daftar pertanyaan untuk identifikasi faktor pencetus

A"ergen &ang dihiru# Apakah memelihara binatang di dalam rumah, dan binatang apaH

Apakah terdapat bagian di dalam rumah yang lembabH *kemungkinan jamur+

Apakah di dalam rumah ada dan banyak didapatkan kecoaH

Apakah menggunakan karpet berbulu atau sofa kainH *mite+

#erapa sering mengganti tirai, alas kasur kain sprei H *mite+

Apakah banyak barang di dalam kamar tidurH *mite+

Apakah penderita *asma anak+ sering bermain dengan boneka berbuluH *mite+

Pajanan "ingkungan kerja

Apakah penderita batuk, mengi, sesak napas selama bekerja , tetapi keluhan menghilang

 bila libur kerja *hari minggu+H Apakah penderita mengalami lakrimasi pada mata dan hidung sebagai iritasi

segera setelah tiba di tempat kerja H

Apakah pekerja lainnya mengalami keluhan yang samaH

#ahan-bahan apa yang digunakan pada pabrik pekerjaan anda H

Anda bekerja sebagai apa H

Apakah anda bekerja di lingkungan jalan rayaH

P"utan ' Iritan di da"am dan di "uar ruangan

Apakah kontak dengan bau-bauan merangsang seperti parfum, bahan pembersih, spray,

dllH

Apakah menggunakan kompor berasap atau bahkan kayu bakar di dalam rumah H Apakah sering memasak makanan yang menghasilkan bau merangsang *tumisan+ H

Apakah penderita sering terpajan dengan debu jalanH

Asa# rkk 

Apakah penderita merokokH

Adakah orang lain yang merokok di sekitar penderita saat di rumahdi lingkungan kerja H

Apakah orangtua penderita *asma anak+ merokok H

(e)"uks gastres)agus

Apakah penderita mengeluh nyeri ulu hati *heart burn+ H

Apakah penderita kadangkala regurgitasi atau bahkan makanan kembali ke tenggorokan H

Apakah penderita mengalami batuk, sesak dan mengi saat malam H Apakah penderita *asma anak+ muntah diikuti oleh batuk atau mengi malam hariH Atau

gejala memburuk setelah makanH

Sensiti) dengan bat*batan

5bat-obat apa yang digunakan penderita H

Apakah ada obat penghambat beta blocker H

Apakah penderita sering menggunakan aspirin atau antiinflamasi nonsteroid H

Apakah penderita sering eksaserbasi setelah minum obat tersebut H

D. Perencanaan Pengobatan Cangka Panjang

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 10/22

Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut sebagai asma

terkontrol. Dalam menetapkan atau merencanakan pengobatan jangka panjang untuk 

mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol, terdapat % faktor yang

 perlu dipertimbangkan, yaitu medikasi *obat-obatan+, tahapan pengobatan dan

 penanganan asma mandiri.

". ;edikasi Asma

;edikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan

napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.

Pengntr" $Controllers%

Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma,

diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma

terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering disebut pencegah, yang

termasuk obat pengontrol )

a. ortikosteroid inhalasi

Eabel %. Dosis glukokortikosteroid inhalasi dan perkiraan kesamaan potensi

De!asa Dsis rendah Dsis medium Dsis tinggi

5bat

#eklometason dipropionat

#udesonid

lunisolidlutikason

Eriamsinolon asetonid

 

$::-':: ug

$::-&:: ug

'::-"::: ug"::-$': ug

&::-"::: ug

 

'::-"::: ug

&::-9:: ug

":::-$::: ug$':-':: ug

":::-$::: ug

 

>"::: ug

>9:: ug

>$::: ug>':: ug

>$::: ug

Anak Dsis rendah Dsis medium Dsis tinggi

5bat

#eklometason dipropionat

#udesonid

lunisolid

lutikason

Eriamsinolon asetonid

 

"::-&:: ug

"::-$:: ug

'::-7': ug

"::-$:: ug

&::-9:: ug

 

&::-9:: ug

$::-&:: ug

":::-"$': ug

$::-':: ug

9::-"$:: ug

 

>9:: ug

>&:: ug

>"$': ug

>':: ug

>"$:: ug

urva dosis-respons steroid inhalasi adalah relatif datar, yang berarti

meningkatkan dosis steroid tidak akan banyak menghasilkan manfaat untuk 

mengontrol asma *gejala, faal paru, hiperesponsif jalan napas+, tetapi

meningkatkan risiko efek samping. 2ehingga, apabila dengan steroid inhalasi

tidak dapat mencapai asma terkontrol *walau dosis sudah sesuai dengan

derajat berat asma+ maka dianjurkan untuk menambahkan obat pengontrol

lainnya daripada meningkatkan dosis steroid inhalasi tersebut.

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 11/22

1fek samping steroid inhalasi adalah efek samping lokal seperti

kandidiasis orofaring, disfonia dan batuk karena iritasi saluran napas atas.

2emua efek samping tersebut dapat dicegah dengan penggunaan spacer , atau

mencuci mulut dengan berkumur-kumur dan membuang keluar setelah

inhalasi. Penggunaan spacer  juga dapat menurunkan bioavailabiliti sistemik 

dan mengurangi efek samping sistemik untuk semua glukokortikosteroid

inhalasi.

 b. ortikosteroid sistemik 

0ara pemberian melalui oral atau parenteral. Digunakan sebagai

 pengontrol pada keadaan asma persisten berat *setiap hari atau selang sehari+,

tetapi penggunaannya terbatas mengingat risiko efek sistemik. (arus selalu

diingat indeks terapi *efek efek samping+, steroid inhalasi jangka panjang

lebih baik daripada steroid oral jangka panjang. #eberapa hal yang harus

dipertimbangkan saat memberi steroid oral )

"+ gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon karena mempunyai

efek mineralokortikoid minimal, waktu paruh pendek dan efek striae pada

otot minimal

$+ bentuk oral, bukan parenteral

%+ penggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari

 1fek samping sistemik penggunaan glukokortikosteroid oral

 parenteral jangka panjang adalah osteoporosis, hipertensi, diabetes, supresi

aksis adrenal pituitari hipotalamus, katarak, glaukoma, obesiti, penipisan kulit,

striae dan kelemahan otot. Perhatian dan supervisi ketat dianjurkan pada

 pemberian steroid oral pada penderita asma dengan penyakit lain seperti

tuberkulosis paru, infeksi parasit, osteoporosis, glaukoma, diabetes, depresi

 berat dan tukak lambung. !lukokortikosteroid oral juga meningkatkan risiko

infeksi herpes Ioster. Pada keadaan infeksi virus herpes atau varisela, maka

glukokortikosteroid sistemik harus dihentikan.

c.  Kromolin (sodium kromoglikat dan nedokromil sodium)

;ekanisme yang pasti dari sodium kromoglikat dan nedokromil

sodium belum sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui merupakan antiinflamasi

nonsteroid, menghambat penglepasan mediator dari sel mast melalui reaksi

yang diperantarai Bg1 yang bergantung kepada dosis dan seleksi serta supresi

sel inflamasi tertentu *makrofag, eosinofil, monosit+ selain kemungkinan

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 12/22

menghambat saluran kalsium pada sel target. Pemberiannya secara inhalasi.

Digunakan sebagai pengontrol pada asma persisten ringan. 1fek samping

umumnya minimal seperti batuk atau rasa obat tidak enak saat melakukan

inhalasi .

d. ;etilsantin

Eeofilin adalah bronkodilator yang juga mempunyai efek 

ekstrapulmoner seperti antiinflamasi. 1fek bronkodilatasi berhubungan dengan

hambatan fosfodiesterase yang dapat terjadi pada konsentrasi tinggi *>":

mgdl+, sedangkan efek antiinflamasi melalui mekanisme yang belum jelas

terjadi pada konsentrasi rendah *'-": mgdl+. Eeofilin juga digunakan sebagai

 bronkodilator tambahan pada serangan asma berat. 2ebagai pelega,

teofilinaminofilin oral diberikan bersamakombinasi dengan agonis beta-$

kerja singkat, sebagai alternatif bronkodilator jika dibutuhkan. Eeofilin atau

aminofilin lepas lambat dapat digunakan sebagai obat pengontrol.

!ejala gastrointestinal nausea, muntah adalah efek samping yang

 paling dulu dan sering terjadi. 1fek kardiopulmoner seperti takikardia, aritmia

dan kadangkala merangsang pusat napas. Bntoksikasi teofilin dapat

menyebabkan kejang bahkan kematian.

e. Agonis beta-$ kerja lama

Eermasuk di dalam agonis beta-$ kerja lama inhalasi adalah salmeterol

dan formoterol yang mempunyai waktu kerja lama *> "$ jam+. 2eperti

laIimnya agonis beta-$ mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan

 pembersihan mukosilier, menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan

memodulasi penglepasan mediator dari sel mast dan basofil. Bnhalasi agonis

 beta-$ kerja lama yang diberikan jangka lama mempunyai efek protektif 

terhadap rangsang bronkokonstriktor. Pemberian inhalasi agonis beta-$ kerja

lama, menghasilkan efek bronkodilatasi lebih baik dibandingkan preparat oral.

Eabel &. 5nset dan durasi *lama kerja+ inhalasi agonis beta-$

Onset Durasi $Lama kerja%

  Singkat Lama

0epat enoterol

Prokaterol

2albutamol Albuterol

Eerbutalin

Pirbuterol

ormoterol

ambat 2almeterol

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 13/22

Penambahan agonis beta-$ kerja lama inhalasi pada pengobatan harian

dengan glukokortikosteroid inhalasi, memperbaiki gejala, menurunkan asma

malam, memperbaiki faal paru, menurunkan kebutuhan agonis beta-$ kerja

singkat *pelega+ dan menurunkan frekuensi serangan asma.

Agonis beta-$ kerja lama inhalasi dapat memberikan efek samping

sistemik *rangsangan kardiovaskular, tremor otot rangka dan

hipokalemia+ yang lebih sedikit atau jarang daripada pemberian oral.

f.  Leukotrien modifiers

Pemberiannya melalui oral. ;ekanisme kerjanya menghambat '-

lipoksigenase sehingga memblok sintesis semua leukotrin *contohnya

Iileuton+ atau memblok reseptor-reseptor leukotrien sisteinil pada sel target

*contohnya montelukas, pranlukas, Iafirlukas+. ;ekanisme kerja tersebutmenghasilkan efek bronkodilator minimal dan menurunkan bronkokonstriksi

akibat alergen, sulfurdioksida dan exercise. 2elain bersifat bronkodilator, juga

mempunyai efek antiinflamasi. #erbagai studi menunjukkan bahwa

 penambahan leukotriene modifiers dapat menurunkan kebutuhan dosis

glukokortikosteroid inhalasi penderita asma persisten sedang sampai berat,

mengontrol asma pada penderita dengan asma yang tidak terkontrol walau

dengan glukokortikosteroid inhalasi. Antihistamin generasi ke dua *antagonis

-("+

g. ain-lain

Pe"ega $ Reliever %

Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,

memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan dengan gejala

akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki inflamasi

 jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan napas.

Eermasuk pelega adalah )

a. Agonis beta$ kerja singkat

Eermasuk golongan ini adalah salbutamol, terbutalin, fenoterol, dan

 prokaterol. ;empunyai waktu mulai kerja *onset+ yang cepat. ormoterol

mempunyai onset cepat dan durasi yang lama. Pemberian dapat secara

inhalasi atau oral, pemberian inhalasi mempunyai onset yang lebih cepat dan

efek samping minimaltidak ada. ;ekanisme kerja sebagaimana agonis beta-$

yaitu relaksasi otot polos saluran napas, meningkatkan bersihan mukosilier,

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 14/22

menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan modulasi penglepasan mediator 

dari sel mast.

;erupakan terapi pilihan pada serangan akut. ebutuhan yang

meningkat adalah petanda perburukan asma dan menunjukkan perlunya terapi

antiinflamasi.

 b. ortikosteroid sistemik *steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila

 penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai,

 penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain+

c. Antikolinergik 

Pemberiannya secara inhalasi. ;ekanisme kerjanya memblok efek 

 penglepasan asetilkolin dari saraf kolinergik pada jalan napas. ;enimbulkan

 bronkodilatasi dengan menurunkan tonus kolinergik vagal intrinsik, selain itu

 juga menghambat refleks bronkokostriksi yang disebabkan iritan. Eidak 

mempengaruhi reaksi alergi tipe cepat ataupun tipe lambat dan juga tidak 

 berpengaruh terhadap inflamasi.

  Eermasuk dalam golongan ini adalah ipratropium bromide dan

tiotropium bromide. Eidak bermanfaat diberikan jangka panjang, dianjurkan

sebagai alternatif pelega pada penderita yang menunjukkan efek samping

dengan agonis beta-$ kerja singkat inhalasi seperti takikardia, aritmia dan

tremor. 1fek samping berupa rasa kering di mulut dan rasa pahit.

d. Aminofillin

Eermasuk dalam golongan metil?antin yang mempunyai efek 

 bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah dibandingkan agonis

 beta-$ kerja singkat.

e. Adrenalin

Dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat, bila

tidak tersedia agonis beta-$, atau tidak respons dengan agonis beta-$ kerja

singkat. Pemberian secara subkutan harus dilakukan hati-hati pada penderita

usia lanjut atau dengan gangguan kardiovaskular. Pemberian intravena dapat

diberikan bila dibutuhkan, tetapi harus dengan pengawasan ketat *bedside

monitoring+.

(ute #emberian medikasi

;edikasi asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral

dan parenteral *subkutan, intramuskular, intravena+. elebihan pemberian

medikasi langsung ke jalan napas *inhalasi+ adalah )

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 15/22

a. lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas

 b. efek sistemik minimal atau dihindarkan

c. beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi

 pada pemberian oral *antikolinergik dan kromolin+. /aktu kerja bronkodilator 

adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral.

Taha#an #enanganan asma

Pendekatan dalam memulai pengobatan jangka panjang harus melalui

 pemberian terapi maksimum pada awal pengobatan sesuai derajat asma termasuk 

glukokortikosteroid oral dan atau glukokortikosteroid inhalasi dosis penuh

ditambah dengan agonis beta-$ kerja lama untuk segera mengontrol asma setelah

asma terkontrol dosis diturunkan bertahap sampai seminimal mungkin dengan

tetap mempertahankan kondisi asma terkontrol. 0ara itu disebut stepdowntherapy. Pendekatan lain adalah step-up therapy yaitu memulai terapi sesuai berat

asma dan meningkatkan terapi secara bertahap jika dibutuhkan untuk mencapai

asma terkontrol.

Pengbatan berdasarkan derajat berat asma

Eabel '. Pengobatan sesuai berat asma

Semua taha#an + ditambahkan agnis beta*, kerja singkat untuk #e"ega bi"a dibutuhkan- tidak me"ebihi

*/ ka"i sehari.

BeratAsma

0edikasi #engntr"harian

A"ternati) 1 Pi"ihan "ain A"ternati) "ain

Asma

Bntermite

n

Eidak perlu -------- -------

Asma

Persisten

Ringan

!lukokortikosteroid

inhalasi

*$::-&:: ug

#Dhari atau ekivalennya+

Eeofilin lepas lambat

romolin

 Leukotriene modifiers

------

Asma

Persisten2edang

ombinasi inhalasi

glukokortikosteroid*&::-9:: ug

#Dhari atau ekivalennya+

dan

agonis beta-$ kerja lama

!lukokortikosteroid inhalasi *&::-

9:: ug #D atau ekivalennya+ditambah Eeofilin lepas lambat

,atau

!lukokortikosteroid inhalasi *&::-

9:: ug #D atau ekivalennya+

ditambah agonis beta-$ kerja

lama oral, atau

!lukokortikosteroid inhalasi dosis

tinggi *>9:: ug #D atau

ekivalennya+ atau

!lukokortikosteroid inhalasi *&::-

9:: ug #D atau ekivalennya+ditambah leukotriene modifiers

Ditambah agonis beta-$

kerja lama oral, atau Ditambah teofilin lepas

lambat

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 16/22

Asma

Persisten

#erat

 

ombinasi inhalasi

glukokortikosteroid

*> 9:: ug #D atau

ekivalennya+ dan agonis

 beta-$ kerja lama,

ditambah " di bawah ini) teofilin lepas lambat

leukotriene modifiers

glukokortikosteroid

oral

Prednisolon metilprednisolon

oral selang sehari ": mg

ditambah agonis beta-$ kerja lama

oral, ditambah u teofilin lepas lambat

 

Semua taha#an + Bi"a ter2a#ai asma terkntr"- #ertahankan tera#i #a"ing tidak bu"an- kemudian

turunkan bertaha# sam#ai men2a#ai tera#i seminima" mungkin dengan kndisi asma teta# terkntr"

 Eabel . Eujuan penatalaksanaan asma jangka panjang

Tujuan+

Asma &ang terkntr"

Tujuan+

0en2a#ai kndisi sebaik mungkin ;enghilangkan atau meminimalkan

gejala kronik, termasuk gejala malam

;enghilangkan meminimalkan serangan

;eniadakan kunjungan ke darurat gawat

;eminimalkan penggunaan bronkodilator 

Aktivitas sehari-hari normal, termasuk 

latihan fisik *olahraga+

;eminimalkan menghilangkan efek 

samping obat

!ejala seminimal mungkin

;embutuhkan bronkodilator seminimal

mungkin

eterbatasan aktivitas fisik minimal

1fek samping obat sedikit

 

aal paru *mendekati+ normalJ3ariasi diurnal AP1 6 $:8

JAP1 *mendekati+ normal

aal paru terbaik J 3ariasi diurnal AP1 minimal

J AP1 sebaik mungkin

Indikatr asma tidak terkntr"

a. Asma malam, terbangun malam hari karena gejala-gejala asma

 b. unjungan ke darurat gawat, ke dokter karena serangan akut

c. ebutuhan obat pelega meningkat *bukan akibat infeksi pernapasan,

atau exercise-induced asthma)

Penanganan Asma 0andiriEabel 7. Pelangi asma

 Pe"angi Asma- mnitring keadaan asma se2ara mandiri

3ijau

• ondisi baik, asma terkontrol

• Eidak ada minimal gejala

• AP1 ) 9: - ":: 8 nilai dugaan terbaik 

 Pengobatan bergantung berat asma prinsipnya pengobatan dilanjutkan. !ila tetap berada

 pada warna hijau minimal " bulan maka pertimbangkan turunkan terapi

Kuning• #erarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut eksaserbasi

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 17/22

• Dengan gejala asma *asma malam, aktiviti terhambat, batuk, mengi, dada terasa berat

 baik saat aktiviti maupun istirahat+ dan atau AP1 : - 9: 8 prediksi nilai terbaik 

 #embutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi

0erah

• #erbahaya

• !ejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti sehari-hari.

• AP1 6 :8 nilai dugaan terbaik 

 Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai rencana pengobatan yang disepakati

dokter-penderita secara tertulis. !ila tetap tidak ada respons segera hubungi dokter atau ke

rumah sakit.

2istem penanganan asma mandiri membantu penderita memahami kondisi

kronik dan bervariasinya keadaan penyakit asma. ;engajak penderita memantau

kondisinya sendiri, identifikasi perburukan asma sehari-hari, mengontrol gejala

dan mengetahui kapan penderita membutuhkan bantuan medis dokter. Penderita

diperkenalkan kepada % daerah *Iona+ yaitu merah, kuning dan hijau. KonaLmerah

 berarti berbahaya, kuning hati-hati dan hijau adalah baik tidak masalah.

Pembagian Iona berdasarkan gejala dan pemeriksaan faal paru *AP1+. Agar 

 penderita nyaman dan tidak takut dengan pencatatan tersebut, maka diberikan

nama pelangi asma. 2etiap penderita mendapat nasehat anjuran dokter yang

 bersifat individual bergantung kondisi asmanya, akan tetapi aturan umum pelangi

asma adalah seperti pada tabel 7.

1. Penatalaksanaan 2erangan Akut

2erangan asma bervariasi dari ringan sampai berat bahkan dapat bersifat fatal

atau mengancam jiwa. Penilaian berat serangan merupakan kunci pertama dalam

 penanganan serangan akut.

Eabel 9. lasifikasi berat serangan asma akut

Geja"a dan Berat Serangan Akut Keadaan

Tanda (ingan Sedang Berat 0engan2am ji!a

2esak napas #erjalan #erbicara Bstirahat

 

 Posisi apat tidur 

terlentang 

 uduk uduk 

mem!ungkuk 

 

Cara !er!icara $atu kalimat !eberapa

kata

 Kata demi kata

esadaran ;ungkin

gelisah

!elisah !elisah ;engantuk, gelisah,

kesadaran menurun

Frekuensi napas "#$% menit #$-&$% menit ' &$%menit

 adi " $$ $$ *#$ ' #$ +radikardia

Pulsus paradoksus -": mm(g

M - ": N $:mm(g

M> $' mm(g

-elelahan otot

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 18/22

,tot +antu apas

dan retraksi  

suprasternal 

- .orakoa!dominal  

 paradoksal 

 Mengi Ak/ir 

ekspirasi 

 paksa

 Ak/ir 

ekspirasi 

 0nspirasi dan

ekspirasi 

 Silent C/est 

 

 APE ' 1$2 3$ * 1$2 " 3$2  

Pa5$ > 9: m(g 9:-:

mm(g

6 : mm(g

Pa05$ 6 &' mm(g 6 &' mm(g > &' mm(g

2a5$ > O'8 O" N O'8 6 O:8

Eabel O. Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat

 pengobatan

SE(ANGAN PENGOBATAN

TE0PAT

PENGOBATAN

(INGAN

Aktiviti relatif normal

#erbicara satu kalimat

dalam satu napas

 =adi 6"::

AP1 > 9:8

 

SEDANG

Calan jarak jauh

timbulkan gejala#erbicara beberapa

kata dalam satu napas

 =adi "::-"$:

AP1 :-9:8

 

BE(AT

2esak saat istirahat

#erbicara kata perkata

dalam satu napas =adi >"$:

AP16:8 atau

":: ldtk 

 

0ENGAN4A0 5IWA

esadaran berubah

menurun

!elisah

2ianosis!agal napas

Eerbaik)

Bnhalasi agonis beta-$

Alternatif)

ombinasi oral agonis beta-$

dan teofilin

 

Eerbaik 

 =ebulisasi agonis beta-$ tiap & jam

Alternatif)-Agonis beta-$ subkutan

-Aminofilin B3

-Adrenalin ""::: :,%ml 2 

 

5ksigen bila mungkin

ortikosteroid sistemik 

 

Eerbaik 

 =ebulisasi agonis beta-$ tiap & jam

Alternatif)

-Agonis beta-$ 2 B3-Adrenalin ""::: :,%ml 2 

 

Aminofilin bolus dilanjutkan drip

5ksigen

ortikosteroid B3

 

2eperti serangan akut berat

Pertimbangkan intubasi dan

ventilasi mekanis

Di rumah

 

Di praktek dokter

 klinik puskesmas

 

Darurat !awat R2

linik Praktek dokter 

Puskesmas

 

Darurat !awat R2

linik 

 

Darurat !awat R2

B04

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 19/22

. ontrol Eeratur 

Pada penatalaksanaan jangka panjang terdapat $ hal yang penting diperhatikan oleh

dokter yaitu )

". Eindak lanjut * follow-up+ teratur 

$. Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penanganan lanjut bila diperlukan

Dokter sebaiknya menganjurkan penderita untuk kontrol tidak hanya bila terjadi

serangan akut, tetapi kontrol teratur terjadual, interval berkisar "- bulan bergantung

kepada keadaan asma. (al tersebut untuk meyakinkan bahwa asma tetap terkontrol

dengan mengupayakan penurunan terapi seminimal mungkin.

Rujuk kasus ke ahli paru layak dilakukan pada keadaan )

". Eidak respons dengan pengobatan

$. Pada serangan akut yang mengancam jiwa%. Eanda dan gejala tidak jelas *atipik+, atau masalah dalam diagnosis banding, atau

komplikasi atau penyakit penyerta *komorbid+ seperti sinusitis, polip hidung,

aspergilosis *A#PA+, rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks gastroesofagus dan

PP5 

&. Dibutuhkan pemeriksaan uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji kulit

*uji alergi+, pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji latih

*cardiopulmonary exercise test +, bronkoskopi dan sebagainya.

!. Pola (idup 2ehat

0eningkatkan kebugaran )isis

5lahraga menghasilkan kebugaran fisik secara umum, menambah rasa percaya

diri dan meningkatkan ketahanan tubuh. /alaupun terdapat salah satu bentuk asma

yang timbul serangan sesudah exercise *exercise-induced asthma 1BA+, akan tetapi

tidak berarti penderita 1BA dilarang melakukan olahraga. #ila dikhawatirkan terjadi

serangan asma akibat olahraga, maka dianjurkan menggunakan beta$-agonis sebelum

melakukan olahraga.

2enam Asma Bndonesia *2AB+ adalah salah satu bentuk olahraga yang

dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-otot pernapasan khususnya, selain

manfaat lain pada olahraga umumnya. ;anfaat senam asma telah diteliti baik manfaat

subjektif *kuesioner+ maupun objektif *faal paru+ didapatkan manfaat yang bermakna

setelah melakukan senam asma secara teratur dalam waktu % N bulan, terutama

manfaat subjektif dan peningkatan 35$ ma?.

Berhenti atau tidak #ernah merkk 

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 20/22

Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan menyebabkan

ketidak seimbangan protease antiprotease. Penderita asma yang merokok akan

mempercepat perburukan fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis

kronik dan atau emfisema sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran

 perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan kecacatan, semakin tidak produktif 

dan menurunkan kualiti hidup. 5leh karena itu penderita asma dianjurkan untuk tidak 

merokok. Penderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar menghentikan

kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.

Lingkungan Kerja

#ahan-bahan di tempat kerja dapat merupakan faktor pencetus serangan asma,

terutama pada penderita asma kerja. Penderita asma dianjurkan untuk bekerja pada

lingkungan yang tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mencetuskan serangan

asma. Apabila serangan asma sering terjadi di tempat kerja perlu dipertimbangkan

untuk pindah pekerjaan. ingkungan kerja diusahakan bebas dari polusi udara dan

asap rokok serta bahan-bahan iritan lainnya.

I6. PEN4EGA3AN

Pencegahan meliputi pencegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi dengan

 bahan yang menyebabkan asma, pencegahan sekunder adalah mencegah yang sudah

tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma dan pencegahan tersier adalah

mencegah agar tidak terjadi serangan bermanifestasi klinis asma pada penderita yang

sudah menderita asma.

A. Pencegahan Primer 

Perkembangan respons imun jelas menunjukkan bahwa periode prenatal dan perinatal

merupakan periode untuk diintervensi dalam melakukan pencegahan primer penyakit

asma. #anyak faktor terlibat dalam meningkatkan atau menurunkan sensitisasi alergen

 pada fetus, tetapi pengaruh faktor-faktor tersebut sangat kompleks dan bervariasi

dengan usia gestasi, sehingga pencegahan primer waktu ini adalah belum mungkin.

#. Pencegahan sekunder 

2ebagaimana di jelaskan di atas bahwa pencegahan sekunder mencegah yang sudah

tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma. 2tudi terbaru mengenai

 pemberian antihitamin (-" dalam menurunkan onset mengi pada penderita anak 

dermatitis atopik. 2tudi lain yang sedang berlangsung, mengenai peran imunoterapi

dengan alergen spesifik untuk menurunkan onset asma.

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 21/22

Pengamatan pada asma kerja menunjukkan bahwa menghentikan pajanan alergen

sedini mungkin pada penderita yang sudah terlanjur tersensitisasi dan sudah dengan

gejala asma, adalah lebih menghasilkan pengurangan resolusi total dari gejala

daripada jika pajanan terus berlangsung.

0. Pencegahan Eersier 

2udah asma tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat ditimbulkan oleh

 berbagai jenis pencetus. 2ehingga menghindari pajanan pencetus akan memperbaiki

kondisi asma dan menurunkan kebutuhan medikasi obat.

Eabel ":. ;engontrol alergen di dalam dan di luar ruangan

7aktr Pen2etus Asma Kntr" Lingkungan

Debu rumah *Domestik 

mite+ 

0uci sarung bantal, guling, sprei, selimut dengan air panas *''-

:0+ paling lama " minggu sekali!anti karpet dengan linoleum atau lantai kayu

!anti furnitur berlapis kain dengan berlapis kulit

#ila gunakan pembersih vakum, pakailah filter (1PA dan

kantung debu $ rangkap

0uci dengan air panas segala mainan kain

2erpihan kulit *Alergen

 binatang+

 

Pindahkan binatang peliharaan dari dalam rumah, atau paling

tidak dari kamar tidur dan ruang utama.

!unakan filter udara *(1PA+ terutama di kamar tidur dan ruang

utama

;andikan binatang peliharaan $ ? minggu

!anti furniture berlapis kain dengan berlapis kulit!anti karpet dengan tikar atau lantai kayu

!unakan pembersih vakum dengan filter (1PA dan kantung

debu $ rangkap

ecoa

 

1liminasi lingkungan yang disukai kecoa seperti tempat lembab,

sisa makanan, sampah terbuka dll

!unakan pembasmi kecoa

Camur 

 

Perbaiki semua kebocoran atau sumber air yang berpotensi

menimbulkan jamur , misalnya dinding kamar mandi, bakmandi,

kran air, dsb. Cangan gunakan alat penguap.

Pindahkan karpet basah atau yang berjamur Eepung sari bunga dan

 jamur di luar ruangan

 

#ila di sekitar ruangan banyak tanaman berbunga dan

merupakan pajanan tepung sari bunga, tutup jendela rapat-rapat,

gunakan air conditioning . (indari pajanan tepung sari bunga

sedapat mungkin.

Eabel "". ;engontrol polusi udara di dalam dan di luar ruangan

7aktr Pen2etus Asma Kntr" Lingkungan

7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN

http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 22/22

P"usi udara da"am ruangan

Asap rokok *perokok pasif+

Asap kayu masak 

2pray pembersih rumah

5bat nyamuk 

Dll 

Eidak merokok di dalam rumah

(indari berdekatan dengan orang yang sedang

merokok 

4payakan ventilasi rumah adekuat

(indari memasak dengan kayu(indari menggunakan spray pembersih rumah

(indari menggunakan obat nyamuk yang

menimbulkan asap atau spray dan mengandung

 bahan polutan

P"usi udara di "uar ruangan

Asap rokok 

0uaca

5Ion

!as buang kendaraan bermotor 

Dll

(indari aktiviti fisis pada keadaan udara dingin dan

kelembaban rendah

Einggalkan hindari daerah polusi

 

Pajanan di lingkungan kerja (indari bahan polutan

Ruang kerja dengan ventilasi yang baik 

indungi pernapasan misalnya dengan masker 

#ebaskan lingkungan dari asap rokok

Eabel "$. ;engontrol faktor pencetus lain

 7aktr Pen2etus Asma 0engntr" Pen2etus

Refluks gastroesofagus

 

Eidak makan dalam % jam sebelum tidur.

Pada saat tidur, posisi kepala lebih tinggi dari badan.

!unakan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan tekanan

esofagus bawah dan mengatasi refluks

5bat-obatan

 

Eidak menggunakan #eta-bloker *termasuk tetes mata, dsb+

Eidak mengkonsumsi aspirin atau antiinflamasi non-steroid

Bnfeksi pernapasan *virus+ ;enghindari infeksi pernapasan sedapat mungkin dengan

hidup sehat,

 bila terjadi minta bantuan medis dokter.

3aksinasi influenIa setiap tahun