DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
-
Upload
anggarani-nia -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 1/22
I. DIAGNOSIS
Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk,
sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan hal-hal yang berkaitan dengan
cuaca. Anamnesis yang baik cukup membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan fisik dan pengukuran faal paru terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan
lebih meningkatkan nilai diagnostik.
A. Riwayat Penyakit !ejala
". #ersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
$. !ejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
%. !ejala timbul memburuk terutama malam dini hari
&. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
'. Respons terhadap pemberian bronkodilator
(al lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit )". Riwayat keluarga *atopi+
$. Riwayat alergi atopi
%. Penyakit lain yang memberatkan
&. Perkembangan penyakit dan pengobatan
#. Pemeriksaan isik
!ejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik dapat
normal. elainan pemeriksaan fisik yang paling sering ditemukan adalah mengi pada
auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada
pengukuran objektif *faal paru+ telah terdapat penyempitan jalan napas. Pada keadaan
serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi dapat
menyumbat saluran napas maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume
paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas. (al itu
meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas,
mengi dan hiperinflasi. Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu
ekspirasi paksa. /alaupun demikian mengi dapat tidak terdengar *silent chest+ pada
serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis,
gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas
0. Pemeriksaan aal Paru
Pemeriksaan faal paru digunakan untuk menilai)
". obstruksi jalan napas
$. reversibiliti kelainan faal paru
%. variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperesponsif jalan napas
Pemeriksaan faal paru yang umum digunakan adalah pemeriksaan spirometri dan arus
puncak ekspirasi *AP1+.
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 2/22
". 2pirometri
Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama *31P"+ dan kapasiti vital paksa
*3P+ dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang
standar. Pemeriksaan itu sangat bergantung kepada kemampuan penderita
sehingga dibutuhkan instruksi operator yang jelas dan kooperasi penderita. 4ntuk
mendapatkan nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari $-% nilai
yang reproducible dan acceptable. 5bstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio
31P" 3P 6 7'8 atau 31P" 6 9:8 nilai prediksi.
;anfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma )
a. 5bstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio 31P" 3P 6 7'8
atau 31P" 6 9:8 nilai prediksi.
b. Reversibiliti, yaitu perbaikan 31P" < "'8 secara spontan, atau setelah inhalasi
bronkodilator *uji bronkodilator+, atau setelah pemberian bronkodilator oral
":-"& hari, atau setelah pemberian kortikosteroid *inhalasi oral+ $ minggu.
Reversibiliti ini dapat membantu diagnosis asma
c. ;enilai derajat berat asma
$. Arus Puncak 1kspirasi *AP1+
=ilai AP1 dapat diperoleh melalui pemeriksaan spirometri atau pemeriksaan yang
lebih sederhana yaitu dengan alat peak expiratory flow meter *P1 meter+. Alat
P1 meter relatif mudah digunakan dipahami baik oleh dokter maupun
penderita, sebaiknya digunakan penderita di rumah sehari-hari untuk memantau
kondisi asmanya. ;anuver pemeriksaan AP1 dengan ekspirasi paksa
membutuhkan koperasi penderita dan instruksi yang jelas.
;anfaat AP1 dalam diagnosis asma )
a. Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai AP1 "'8 setelah inhalasi bronkodilator *uji
bronkodilator+, atau bronkodilator oral ":-"& hari, atau respons
terapi kortikosteroid *inhalasi oral , $ minggu+ b. 3ariabiliti, menilai variasi diurnal AP1 yang dikenal dengan variabiliti AP1
harian selama "-$ minggu. 3ariabiliti juga dapat digunakan menilai derajat
berat penyakit *lihat klasifikasi+
=ilai AP1 tidak selalu berkorelasi dengan parameter pengukuran faal paru lain, di
samping itu AP1 juga tidak selalu berkorelasi dengan derajat berat obstruksi. 5leh
karenanya pengukuran nilai AP1 sebaiknya dibandingkan dengan nilai
terbaik sebelumnya, bukan nilai prediksi normal kecuali tidak diketahui nilai
terbaik penderita yang bersangkutan..
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 3/22
0ara pemeriksaan variabiliti AP1 harian
Diukur pagi hari untuk mendapatkan nilai terendah, dan malam hari untuk
mendapatkan nilai tertinggi. Rata-rata AP1 harian dapat diperoleh melalui $ cara)
a. #ila sedang menggunakan bronkodilator, diambil variasi perbedaan nilai
AP1 pagi hari sebelum bronkodilator dan nilai AP1 malam hari sebelumnya
sesudah bronkodilator. Perbedaan nilai pagi sebelum bronkodilator dan malam
sebelumnya sesudah bronkodilator menunjukkan persentase rata-rata nilai
AP1 harian. =ilai > $:8 dipertimbangkan sebagai asma. APEmalam− APE pagi
1 /2( APE malam+ APE pagi) ? ":: 8 @ variabiliti harian
b. ;etode lain untuk menetapkan variabiliti AP1 adalah nilai terendah AP1 pagi
sebelum bronkodilator selama pengamatan $ minggu, dinyatakan dengan
persentase dari nilai terbaik *nilai tertinggi AP1 malam hari+.
0ontoh )
2elama " minggu setiap hari diukur AP1 pagi dan malam, misalkan
didapatkan AP1 pagi terendah %::, dan AP1 malam tertinggi &:: maka
persentase dari nilai terbaik *8 of the recent best + adalah %::&:: @ 7'8.
;etode tersebut paling mudah dan mungkin dilakukan untuk menilai
variabiliti.D. Peran Pemeriksaan ain 4ntuk Diagnosis
". 4ji Provokasi #ronkus
4ji provokasi bronkus membantu menegakkan diagnosis asma. Pada penderita
dengan gejala asma dan faal paru normal sebaiknya dilakukan uji provokasi
bronkus . Pemeriksaan uji provokasi bronkus mempunyai sensitiviti yang tinggi
tetapi spesifisiti rendah, artinya hasil negatif dapat menyingkirkan diagnosis asma
persisten, tetapi hasil positif tidak selalu berarti bahwa penderita tersebut asma.
(asil positif dapat terjadi pada penyakit lain seperti rinitis alergik, berbagai
gangguan dengan penyempitan jalan napas seperti PP5, bronkiektasis dan
fibrosis kistik.
$. Pengukuran 2tatus Alergi
omponen alergi pada asma dapat diindentifikasi melalui pemeriksaan uji kulit
atau pengukuran Bg1 spesifik serum. 4ji tersebut mempunyai nilai kecil untuk
mendiagnosis asma, tetapi membantu mengidentifikasi faktor risiko pencetussehingga dapat dilaksanakan kontrol lingkungan dalam penatalaksanaan.
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 4/22
4ji kulit adalah cara utama untuk mendiagnosis status alergiatopi, umumnya
dilakukan dengan prick test . /alaupun uji kulit merupakan cara yang tepat untuk
diagnosis atopi, tetapi juga dapat menghasilkan positif maupun negatif
palsu. 2ehingga konfirmasi terhadap pajanan alergen yang relevan dan
hubungannya dengan gejala harus selalu dilakukan.
II. DIAGNOSIS BANDING
A. Dewasa
". Penyakit Paru 5bstruksi ronik
$. #ronkitis kronik
%. !agal Cantung ongestif
&. #atuk kronik akibat lain-lain
'. Disfungsi larings
. 5bstruksi mekanis *misal tumor+
7. 1mboli ParuB. Anak
". #enda asing di saluran napas
$. aringotrakeomalasia
%. Pembesaran kelenjar limfe
&. Eumor
'. 2tenosis trakea
. #ronkiolitis
III. PENATALAKSANAAN
Eujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas
hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Eujuan penatalaksanaan asma)
;enghilangkan dan mengendalikan gejala asma
;encegah eksaserbasi akut
;eningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
;engupayakan aktiviti normal termasuk exercise
;enghindari efek samping obat
;encegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel
;encegah kematian karena asma
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol
bila )
!ejala minimal *sebaiknya tidak ada+, termasuk gejala malam
Eidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
ebutuhan bronkodilator *agonis F$ kerja singkat+ minimal *idealnya tidak
diperlukan+
3ariasi harian AP1 kurang dari $:8
=ilai AP1 normal atau mendekati normal 1fek samping obat minimal *tidak ada+
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 5/22
Eidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen, yaitu edukasi, menilai dan
monitor berat asma secara berkala, identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus,
merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang, menetapkan pengobatan pada serangan akut, kontrol secara teratur, dan pola hidup sehat.
A. 1dukasi
1dukasi yang baik akan menurunkan morbiditas dan mortalitas, menjaga
penderita agar tetap beraktivitas dan mengurangi biaya pengobatan karena
berkurangnya serangan akut terutama bila membutuhkan kunjungan ke unit gawat
darurat perawatan rumah sakit.
1dukasi penderita dan keluarga, untuk menjadi mitra dokter dalam penatalaksanaan
asma
1dukasi kepada penderita keluarga bertujuan untuk)
". meningkatkan pemahaman *mengenai penyakit asma secara umum dan pola
penyakit asma sendiri+
$. meningkatkan keterampilan *kemampuan dalam penanganan asma+
%. meningkatkan kepuasan
&. meningkatkan rasa percaya diri
'. meningkatkan kepatuhan *compliance+ dan penanganan mandiri.
Dengan kata lain, tujuan dari seluruh edukasi adalah membantu penderita agar dapat
melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma.
omunikasi yang jelas antara dokter dan penderita dalam memenuhi
kebutuhan informasi yang diperlukan dalam penatalaksanaan, adalah kunci
peningkatan compliancekepatuhan penderita dalam melakukan penatalaksanaan
tersebut. 1dukasi sudah harus dilakukan saat kunjungan pertama baik di gawat
darurat, klinik dengan bahan edukasi terutama mengenai cara dan waktu penggunaanobat, menghindari pencetus, mengenali efek samping obat dan kegunaan kontrol
teratur pada pengobatan asma.
Eabel ". /aktu dan bahan edukasi, saat kunjungan berobat
Waktu
berkunjungBahan Edukasi Demnstrasi
Kunjungan
a!a"
". Apa itu asma
$. Diagnosis asma
%. Bdentifikasi dan mengontrol
pencetus&. Dua tipe pengobatan asma
". Penggunaan obat inhalasi spacer
$. ;onitor asma sendiri melalui )
a. mengenali intensitas
G frekuensi gejala b. tanda perburukan asma untuk
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 6/22
*pengontrol G pelega+
'. Eujuan pengobatan
. ualiti hidup
reevaluasi pengobatan
asma malam
kebutuhan obat meningkat
toleransi aktiviti menurun
Kunjungan
#ertama
$First follow-up%
". Bdentifikasi G mengontrol
pencetus
$. Penilaian berat asma
%. ;edikasi *apa yang dipakai,
bagaimana G kapan, adakah
masalah dengan pengobatan tsb.+
&. Penanganan serangan asma di
rumah
". Penderita menunjukkan cara
menggunakan obat inhalasi
spacer, koreksi oleh dokter bila
perlu
$. Penggunaan peak flow meter
%. ;onitor asma G tindakan apa yang
dapat dilakukan
Kunjungan ke
dua $second
follow-up%
". Bdentifikasi G mengontrol
pencetus
$. Penanganan serangan asma di
rumah%. ;edikasi
&. ;onitor asma *gejala G faal paru
AP1+
'. Penanganan asma mandiri *bila
penderita mampu+
". Penderita menunjukkan cara
menggunakan obat inhalasi G
koreksi bila perlu
$. Demonstrasi penggunaan peak flow meter *oleh penderita dokter+
Setia#
kunjungan
berikut
". 2trategi mengontrol pencetus
$. ;edikasi
%. ;onitoring asma.
". 5bat inhalasi
$. Peak flow meter
4paya meningkatkan kepatuhan penderita)
". 1dukasi dan mendapatkan persetujuan penderita untuk setiap tindakan
penanganan yang akan dilakukan. Celaskan sepenuhnya kegiatan tersebut dan
manfaat yang dapat dirasakan penderita.
$. Eindak lanjut * follow-up+. 2etiap kunjungan, menilai ulang penanganan yang
diberikan dan bagaimana penderita melakukannya. #ila mungkin kaitkan dengan
perbaikan yang dialami penderita *gejala G faal paru+
%. ;enetapkan rencana pengobatan bersama-sama dengan penderita
&. ;embantu penderita keluarga dalam menggunakan obat asma
'. Bdentifikasi dan atasi hambatan yang terjadi atau yang dirasakan penderita,
sehingga penderita merasakan manfaat penatalaksanaan asma secara konkrit
. ;enanyakan kembali tentang rencana penanganan yang disetujui bersama dan
yang akan dilakukan, pada setiap kunjungan
7. ;engajak keterlibatan keluarga
9. Pertimbangkan pengaruh agama, kepercayaan, budaya dan status sosioekonomi
yang dapat berefek terhadap penanganan asma#. Penilaian Dan Pemantauan 2ecara #erkala
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 7/22
Penilaian klinis berkala antara " - bulan dan monitoring asma oleh penderita
sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma. (al tersebut disebabkan
berbagai faktor antara lain )
". !ejala dan berat asma berubah, sehingga membutuhkan perubahan terapi
$. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada asmanya
%. Daya ingat *memori+ dan motivasi penderita yang perlu direview, sehingga
membantu penanganan asma terutama asma mandiri.
rekuensi kunjungan bergantung kepada berat penyakit dan kesanggupan
penderita dalam memonitor asmanya. 4mumnya tindak lanjut * follow-up+ pertama
dilakukan 6 " bulan *"-$ minggu+ setelah kunjungan awal. Pada setiap kunjungan
layak ditanyakan kepada penderita apakah keadaan asmanya membaik atau
memburuk dibandingkan kunjungan terakhir.emudian dilakukan penilaian pada keadaan terakhir atau $ minggu terakhir
sebelum berkunjung dengan berbagai pertanyaan.
Pemantauan tanda gejala asma
2etiap penderita sebaiknya diajarkan bagaimana mengenal gejala dan tanda
perburukan asma serta bagaimana mengatasinya termasuk menggunakan medikasi
sesuai anjuran dokter. !ejala dan tanda asma dinilai dan dipantau setiap kunjungan ke
dokter melalui berbagai pertanyaan dan pemeriksaan fisik. 2egala pertanyaan
mengenai gejala asma penderita sebaiknya meliputi % hal, yaitu )
". !ejala asma sehari-hari *mengi, batuk, rasa berat di dada dan sesak napas+
$. Asma malam, terbangun malam karena gejala asma
%. !ejala asma pada dini hari yang tidak menunjukkan perbaikan setelah "'
menit pengobatan agonis beta-$ kerja singkatPemeriksaan faal paru
Pemeriksaan faal paru penting untuk memonitor keadaan asma dan menilai
respons pengobatan. Pemeriksaan faal paru adalah parameter objektif dan
pemeriksaan berkala secara teratur mutlak dilakukan.
Spirometri
2ebaiknya spirometri dilakukan pada )
". awal penilaian kunjungan pertama
$. setelah pengobatan awal diberikan, bila gejala dan AP1 telah stabil
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 8/22
%. pemeriksaan berkala "-$ tahun untuk menilai perubahan fungsi jalan napas, atau
lebih sering bergantung berat penyakit dan respons pengobatan.
;anfaat lain pemeriksaan spirometri berkala )
". #ila dilakukan berkala, setahun sekali, untuk menilai akurasi peak flow meter
$. #ila diinginkan ketepatan pengukuran faal paru, misalnya evaluasi respons
bronkodilator pada uji provokasi bronkus, menilai respons tindakan step down
therapy pada pengobatan *lihat tahapan penanganan asma+
%. #ila hasil pemeriksaan AP1 dengan peak flow meter tidak dapat dipercaya,
misalnya pada penderita anak, orangtua, terdapat masalah neuromuskular atau
ortopedik, sehingga dibutuhkan konfirmasi dengan pemeriksaan spirometri.
Pemantauan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan Peak Flow Meter
;onitoring AP1 penting untuk menilai berat asma, derajat variasi diurnal,respons pengobatan saat serangan akut, deteksi perburukan asimptomatik sebelum
menjadi serius, respons pengobatan jangka panjang, justifikasi objektif dalam
memberikan pengobatan dan identifikasi pencetus misalnya pajanan lingkungan
kerja.
Pengukuran AP1 dianjurkan pada)
". Penanganan serangan akut di darurat gawat, klinik, praktek dokter, dan oleh
penderita di rumah
$. Pemantauan berkala di rawat jalan, klinik, praktek dokter
%. Pemantauan sehari-hari di rumah, idealnya dilakukan pada asma persisten usia di
atas > ' tahun, terutama bagi penderita setelah perawatan di rumah sakit, penderita
yang sulittidak mengenal perburukan melalui gejala padahal berisiko tinggi untuk
mendapat serangan yang mengancam jiwa.
Pada asma mandiri pengukuran AP1 dapat digunakan untuk membantu
kesepakatan dokter dan penderita dalam pengobatan self medication seperti)
". ;engetahui apa yang membuat asma memburuk $. ;emutuskan apa yang akan dilakukan bila rencana pengobatan berjalan baik
%. ;emutuskan apa yang akan dilakukan jika dibutuhkan penambahan atau
penghentian obat
&. ;emutuskan kapan penderita meminta bantuan medis dokter B!D
0. Bdentifikasi Dan ;engendalikan aktor Pencetus
2ebagian penderita dengan mudah mengenali faktor pencetus, akan tetapi
sebagian lagi tidak dapat mengetahui faktor pencetus asmanya. 2ehingga identifikasi
faktor pencetus layak dilakukan dengan berbagai pertanyaan mengenai beberapa hal
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 9/22
yang dapat sebagai pencetus serangan. Pada tabel $ dapat dilihat daftar pertanyaan
untuk mengetahui faktor pencetus.
Eabel $. Daftar pertanyaan untuk identifikasi faktor pencetus
A"ergen &ang dihiru# Apakah memelihara binatang di dalam rumah, dan binatang apaH
Apakah terdapat bagian di dalam rumah yang lembabH *kemungkinan jamur+
Apakah di dalam rumah ada dan banyak didapatkan kecoaH
Apakah menggunakan karpet berbulu atau sofa kainH *mite+
#erapa sering mengganti tirai, alas kasur kain sprei H *mite+
Apakah banyak barang di dalam kamar tidurH *mite+
Apakah penderita *asma anak+ sering bermain dengan boneka berbuluH *mite+
Pajanan "ingkungan kerja
Apakah penderita batuk, mengi, sesak napas selama bekerja , tetapi keluhan menghilang
bila libur kerja *hari minggu+H Apakah penderita mengalami lakrimasi pada mata dan hidung sebagai iritasi
segera setelah tiba di tempat kerja H
Apakah pekerja lainnya mengalami keluhan yang samaH
#ahan-bahan apa yang digunakan pada pabrik pekerjaan anda H
Anda bekerja sebagai apa H
Apakah anda bekerja di lingkungan jalan rayaH
P"utan ' Iritan di da"am dan di "uar ruangan
Apakah kontak dengan bau-bauan merangsang seperti parfum, bahan pembersih, spray,
dllH
Apakah menggunakan kompor berasap atau bahkan kayu bakar di dalam rumah H Apakah sering memasak makanan yang menghasilkan bau merangsang *tumisan+ H
Apakah penderita sering terpajan dengan debu jalanH
Asa# rkk
Apakah penderita merokokH
Adakah orang lain yang merokok di sekitar penderita saat di rumahdi lingkungan kerja H
Apakah orangtua penderita *asma anak+ merokok H
(e)"uks gastres)agus
Apakah penderita mengeluh nyeri ulu hati *heart burn+ H
Apakah penderita kadangkala regurgitasi atau bahkan makanan kembali ke tenggorokan H
Apakah penderita mengalami batuk, sesak dan mengi saat malam H Apakah penderita *asma anak+ muntah diikuti oleh batuk atau mengi malam hariH Atau
gejala memburuk setelah makanH
Sensiti) dengan bat*batan
5bat-obat apa yang digunakan penderita H
Apakah ada obat penghambat beta blocker H
Apakah penderita sering menggunakan aspirin atau antiinflamasi nonsteroid H
Apakah penderita sering eksaserbasi setelah minum obat tersebut H
D. Perencanaan Pengobatan Cangka Panjang
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 10/22
Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut sebagai asma
terkontrol. Dalam menetapkan atau merencanakan pengobatan jangka panjang untuk
mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol, terdapat % faktor yang
perlu dipertimbangkan, yaitu medikasi *obat-obatan+, tahapan pengobatan dan
penanganan asma mandiri.
". ;edikasi Asma
;edikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan
napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.
Pengntr" $Controllers%
Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma,
diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma
terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering disebut pencegah, yang
termasuk obat pengontrol )
a. ortikosteroid inhalasi
Eabel %. Dosis glukokortikosteroid inhalasi dan perkiraan kesamaan potensi
De!asa Dsis rendah Dsis medium Dsis tinggi
5bat
#eklometason dipropionat
#udesonid
lunisolidlutikason
Eriamsinolon asetonid
$::-':: ug
$::-&:: ug
'::-"::: ug"::-$': ug
&::-"::: ug
'::-"::: ug
&::-9:: ug
":::-$::: ug$':-':: ug
":::-$::: ug
>"::: ug
>9:: ug
>$::: ug>':: ug
>$::: ug
Anak Dsis rendah Dsis medium Dsis tinggi
5bat
#eklometason dipropionat
#udesonid
lunisolid
lutikason
Eriamsinolon asetonid
"::-&:: ug
"::-$:: ug
'::-7': ug
"::-$:: ug
&::-9:: ug
&::-9:: ug
$::-&:: ug
":::-"$': ug
$::-':: ug
9::-"$:: ug
>9:: ug
>&:: ug
>"$': ug
>':: ug
>"$:: ug
urva dosis-respons steroid inhalasi adalah relatif datar, yang berarti
meningkatkan dosis steroid tidak akan banyak menghasilkan manfaat untuk
mengontrol asma *gejala, faal paru, hiperesponsif jalan napas+, tetapi
meningkatkan risiko efek samping. 2ehingga, apabila dengan steroid inhalasi
tidak dapat mencapai asma terkontrol *walau dosis sudah sesuai dengan
derajat berat asma+ maka dianjurkan untuk menambahkan obat pengontrol
lainnya daripada meningkatkan dosis steroid inhalasi tersebut.
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 11/22
1fek samping steroid inhalasi adalah efek samping lokal seperti
kandidiasis orofaring, disfonia dan batuk karena iritasi saluran napas atas.
2emua efek samping tersebut dapat dicegah dengan penggunaan spacer , atau
mencuci mulut dengan berkumur-kumur dan membuang keluar setelah
inhalasi. Penggunaan spacer juga dapat menurunkan bioavailabiliti sistemik
dan mengurangi efek samping sistemik untuk semua glukokortikosteroid
inhalasi.
b. ortikosteroid sistemik
0ara pemberian melalui oral atau parenteral. Digunakan sebagai
pengontrol pada keadaan asma persisten berat *setiap hari atau selang sehari+,
tetapi penggunaannya terbatas mengingat risiko efek sistemik. (arus selalu
diingat indeks terapi *efek efek samping+, steroid inhalasi jangka panjang
lebih baik daripada steroid oral jangka panjang. #eberapa hal yang harus
dipertimbangkan saat memberi steroid oral )
"+ gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon karena mempunyai
efek mineralokortikoid minimal, waktu paruh pendek dan efek striae pada
otot minimal
$+ bentuk oral, bukan parenteral
%+ penggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari
1fek samping sistemik penggunaan glukokortikosteroid oral
parenteral jangka panjang adalah osteoporosis, hipertensi, diabetes, supresi
aksis adrenal pituitari hipotalamus, katarak, glaukoma, obesiti, penipisan kulit,
striae dan kelemahan otot. Perhatian dan supervisi ketat dianjurkan pada
pemberian steroid oral pada penderita asma dengan penyakit lain seperti
tuberkulosis paru, infeksi parasit, osteoporosis, glaukoma, diabetes, depresi
berat dan tukak lambung. !lukokortikosteroid oral juga meningkatkan risiko
infeksi herpes Ioster. Pada keadaan infeksi virus herpes atau varisela, maka
glukokortikosteroid sistemik harus dihentikan.
c. Kromolin (sodium kromoglikat dan nedokromil sodium)
;ekanisme yang pasti dari sodium kromoglikat dan nedokromil
sodium belum sepenuhnya dipahami, tetapi diketahui merupakan antiinflamasi
nonsteroid, menghambat penglepasan mediator dari sel mast melalui reaksi
yang diperantarai Bg1 yang bergantung kepada dosis dan seleksi serta supresi
sel inflamasi tertentu *makrofag, eosinofil, monosit+ selain kemungkinan
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 12/22
menghambat saluran kalsium pada sel target. Pemberiannya secara inhalasi.
Digunakan sebagai pengontrol pada asma persisten ringan. 1fek samping
umumnya minimal seperti batuk atau rasa obat tidak enak saat melakukan
inhalasi .
d. ;etilsantin
Eeofilin adalah bronkodilator yang juga mempunyai efek
ekstrapulmoner seperti antiinflamasi. 1fek bronkodilatasi berhubungan dengan
hambatan fosfodiesterase yang dapat terjadi pada konsentrasi tinggi *>":
mgdl+, sedangkan efek antiinflamasi melalui mekanisme yang belum jelas
terjadi pada konsentrasi rendah *'-": mgdl+. Eeofilin juga digunakan sebagai
bronkodilator tambahan pada serangan asma berat. 2ebagai pelega,
teofilinaminofilin oral diberikan bersamakombinasi dengan agonis beta-$
kerja singkat, sebagai alternatif bronkodilator jika dibutuhkan. Eeofilin atau
aminofilin lepas lambat dapat digunakan sebagai obat pengontrol.
!ejala gastrointestinal nausea, muntah adalah efek samping yang
paling dulu dan sering terjadi. 1fek kardiopulmoner seperti takikardia, aritmia
dan kadangkala merangsang pusat napas. Bntoksikasi teofilin dapat
menyebabkan kejang bahkan kematian.
e. Agonis beta-$ kerja lama
Eermasuk di dalam agonis beta-$ kerja lama inhalasi adalah salmeterol
dan formoterol yang mempunyai waktu kerja lama *> "$ jam+. 2eperti
laIimnya agonis beta-$ mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan
pembersihan mukosilier, menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan
memodulasi penglepasan mediator dari sel mast dan basofil. Bnhalasi agonis
beta-$ kerja lama yang diberikan jangka lama mempunyai efek protektif
terhadap rangsang bronkokonstriktor. Pemberian inhalasi agonis beta-$ kerja
lama, menghasilkan efek bronkodilatasi lebih baik dibandingkan preparat oral.
Eabel &. 5nset dan durasi *lama kerja+ inhalasi agonis beta-$
Onset Durasi $Lama kerja%
Singkat Lama
0epat enoterol
Prokaterol
2albutamol Albuterol
Eerbutalin
Pirbuterol
ormoterol
ambat 2almeterol
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 13/22
Penambahan agonis beta-$ kerja lama inhalasi pada pengobatan harian
dengan glukokortikosteroid inhalasi, memperbaiki gejala, menurunkan asma
malam, memperbaiki faal paru, menurunkan kebutuhan agonis beta-$ kerja
singkat *pelega+ dan menurunkan frekuensi serangan asma.
Agonis beta-$ kerja lama inhalasi dapat memberikan efek samping
sistemik *rangsangan kardiovaskular, tremor otot rangka dan
hipokalemia+ yang lebih sedikit atau jarang daripada pemberian oral.
f. Leukotrien modifiers
Pemberiannya melalui oral. ;ekanisme kerjanya menghambat '-
lipoksigenase sehingga memblok sintesis semua leukotrin *contohnya
Iileuton+ atau memblok reseptor-reseptor leukotrien sisteinil pada sel target
*contohnya montelukas, pranlukas, Iafirlukas+. ;ekanisme kerja tersebutmenghasilkan efek bronkodilator minimal dan menurunkan bronkokonstriksi
akibat alergen, sulfurdioksida dan exercise. 2elain bersifat bronkodilator, juga
mempunyai efek antiinflamasi. #erbagai studi menunjukkan bahwa
penambahan leukotriene modifiers dapat menurunkan kebutuhan dosis
glukokortikosteroid inhalasi penderita asma persisten sedang sampai berat,
mengontrol asma pada penderita dengan asma yang tidak terkontrol walau
dengan glukokortikosteroid inhalasi. Antihistamin generasi ke dua *antagonis
-("+
g. ain-lain
Pe"ega $ Reliever %
Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan dengan gejala
akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki inflamasi
jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan napas.
Eermasuk pelega adalah )
a. Agonis beta$ kerja singkat
Eermasuk golongan ini adalah salbutamol, terbutalin, fenoterol, dan
prokaterol. ;empunyai waktu mulai kerja *onset+ yang cepat. ormoterol
mempunyai onset cepat dan durasi yang lama. Pemberian dapat secara
inhalasi atau oral, pemberian inhalasi mempunyai onset yang lebih cepat dan
efek samping minimaltidak ada. ;ekanisme kerja sebagaimana agonis beta-$
yaitu relaksasi otot polos saluran napas, meningkatkan bersihan mukosilier,
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 14/22
menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan modulasi penglepasan mediator
dari sel mast.
;erupakan terapi pilihan pada serangan akut. ebutuhan yang
meningkat adalah petanda perburukan asma dan menunjukkan perlunya terapi
antiinflamasi.
b. ortikosteroid sistemik *steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila
penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai,
penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain+
c. Antikolinergik
Pemberiannya secara inhalasi. ;ekanisme kerjanya memblok efek
penglepasan asetilkolin dari saraf kolinergik pada jalan napas. ;enimbulkan
bronkodilatasi dengan menurunkan tonus kolinergik vagal intrinsik, selain itu
juga menghambat refleks bronkokostriksi yang disebabkan iritan. Eidak
mempengaruhi reaksi alergi tipe cepat ataupun tipe lambat dan juga tidak
berpengaruh terhadap inflamasi.
Eermasuk dalam golongan ini adalah ipratropium bromide dan
tiotropium bromide. Eidak bermanfaat diberikan jangka panjang, dianjurkan
sebagai alternatif pelega pada penderita yang menunjukkan efek samping
dengan agonis beta-$ kerja singkat inhalasi seperti takikardia, aritmia dan
tremor. 1fek samping berupa rasa kering di mulut dan rasa pahit.
d. Aminofillin
Eermasuk dalam golongan metil?antin yang mempunyai efek
bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah dibandingkan agonis
beta-$ kerja singkat.
e. Adrenalin
Dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat, bila
tidak tersedia agonis beta-$, atau tidak respons dengan agonis beta-$ kerja
singkat. Pemberian secara subkutan harus dilakukan hati-hati pada penderita
usia lanjut atau dengan gangguan kardiovaskular. Pemberian intravena dapat
diberikan bila dibutuhkan, tetapi harus dengan pengawasan ketat *bedside
monitoring+.
(ute #emberian medikasi
;edikasi asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral
dan parenteral *subkutan, intramuskular, intravena+. elebihan pemberian
medikasi langsung ke jalan napas *inhalasi+ adalah )
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 15/22
a. lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas
b. efek sistemik minimal atau dihindarkan
c. beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi
pada pemberian oral *antikolinergik dan kromolin+. /aktu kerja bronkodilator
adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral.
Taha#an #enanganan asma
Pendekatan dalam memulai pengobatan jangka panjang harus melalui
pemberian terapi maksimum pada awal pengobatan sesuai derajat asma termasuk
glukokortikosteroid oral dan atau glukokortikosteroid inhalasi dosis penuh
ditambah dengan agonis beta-$ kerja lama untuk segera mengontrol asma setelah
asma terkontrol dosis diturunkan bertahap sampai seminimal mungkin dengan
tetap mempertahankan kondisi asma terkontrol. 0ara itu disebut stepdowntherapy. Pendekatan lain adalah step-up therapy yaitu memulai terapi sesuai berat
asma dan meningkatkan terapi secara bertahap jika dibutuhkan untuk mencapai
asma terkontrol.
Pengbatan berdasarkan derajat berat asma
Eabel '. Pengobatan sesuai berat asma
Semua taha#an + ditambahkan agnis beta*, kerja singkat untuk #e"ega bi"a dibutuhkan- tidak me"ebihi
*/ ka"i sehari.
BeratAsma
0edikasi #engntr"harian
A"ternati) 1 Pi"ihan "ain A"ternati) "ain
Asma
Bntermite
n
Eidak perlu -------- -------
Asma
Persisten
Ringan
!lukokortikosteroid
inhalasi
*$::-&:: ug
#Dhari atau ekivalennya+
Eeofilin lepas lambat
romolin
Leukotriene modifiers
------
Asma
Persisten2edang
ombinasi inhalasi
glukokortikosteroid*&::-9:: ug
#Dhari atau ekivalennya+
dan
agonis beta-$ kerja lama
!lukokortikosteroid inhalasi *&::-
9:: ug #D atau ekivalennya+ditambah Eeofilin lepas lambat
,atau
!lukokortikosteroid inhalasi *&::-
9:: ug #D atau ekivalennya+
ditambah agonis beta-$ kerja
lama oral, atau
!lukokortikosteroid inhalasi dosis
tinggi *>9:: ug #D atau
ekivalennya+ atau
!lukokortikosteroid inhalasi *&::-
9:: ug #D atau ekivalennya+ditambah leukotriene modifiers
Ditambah agonis beta-$
kerja lama oral, atau Ditambah teofilin lepas
lambat
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 16/22
Asma
Persisten
#erat
ombinasi inhalasi
glukokortikosteroid
*> 9:: ug #D atau
ekivalennya+ dan agonis
beta-$ kerja lama,
ditambah " di bawah ini) teofilin lepas lambat
leukotriene modifiers
glukokortikosteroid
oral
Prednisolon metilprednisolon
oral selang sehari ": mg
ditambah agonis beta-$ kerja lama
oral, ditambah u teofilin lepas lambat
Semua taha#an + Bi"a ter2a#ai asma terkntr"- #ertahankan tera#i #a"ing tidak bu"an- kemudian
turunkan bertaha# sam#ai men2a#ai tera#i seminima" mungkin dengan kndisi asma teta# terkntr"
Eabel . Eujuan penatalaksanaan asma jangka panjang
Tujuan+
Asma &ang terkntr"
Tujuan+
0en2a#ai kndisi sebaik mungkin ;enghilangkan atau meminimalkan
gejala kronik, termasuk gejala malam
;enghilangkan meminimalkan serangan
;eniadakan kunjungan ke darurat gawat
;eminimalkan penggunaan bronkodilator
Aktivitas sehari-hari normal, termasuk
latihan fisik *olahraga+
;eminimalkan menghilangkan efek
samping obat
!ejala seminimal mungkin
;embutuhkan bronkodilator seminimal
mungkin
eterbatasan aktivitas fisik minimal
1fek samping obat sedikit
aal paru *mendekati+ normalJ3ariasi diurnal AP1 6 $:8
JAP1 *mendekati+ normal
aal paru terbaik J 3ariasi diurnal AP1 minimal
J AP1 sebaik mungkin
Indikatr asma tidak terkntr"
a. Asma malam, terbangun malam hari karena gejala-gejala asma
b. unjungan ke darurat gawat, ke dokter karena serangan akut
c. ebutuhan obat pelega meningkat *bukan akibat infeksi pernapasan,
atau exercise-induced asthma)
Penanganan Asma 0andiriEabel 7. Pelangi asma
Pe"angi Asma- mnitring keadaan asma se2ara mandiri
3ijau
• ondisi baik, asma terkontrol
• Eidak ada minimal gejala
• AP1 ) 9: - ":: 8 nilai dugaan terbaik
Pengobatan bergantung berat asma prinsipnya pengobatan dilanjutkan. !ila tetap berada
pada warna hijau minimal " bulan maka pertimbangkan turunkan terapi
Kuning• #erarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut eksaserbasi
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 17/22
• Dengan gejala asma *asma malam, aktiviti terhambat, batuk, mengi, dada terasa berat
baik saat aktiviti maupun istirahat+ dan atau AP1 : - 9: 8 prediksi nilai terbaik
#embutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi
0erah
• #erbahaya
• !ejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti sehari-hari.
• AP1 6 :8 nilai dugaan terbaik
Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai rencana pengobatan yang disepakati
dokter-penderita secara tertulis. !ila tetap tidak ada respons segera hubungi dokter atau ke
rumah sakit.
2istem penanganan asma mandiri membantu penderita memahami kondisi
kronik dan bervariasinya keadaan penyakit asma. ;engajak penderita memantau
kondisinya sendiri, identifikasi perburukan asma sehari-hari, mengontrol gejala
dan mengetahui kapan penderita membutuhkan bantuan medis dokter. Penderita
diperkenalkan kepada % daerah *Iona+ yaitu merah, kuning dan hijau. KonaLmerah
berarti berbahaya, kuning hati-hati dan hijau adalah baik tidak masalah.
Pembagian Iona berdasarkan gejala dan pemeriksaan faal paru *AP1+. Agar
penderita nyaman dan tidak takut dengan pencatatan tersebut, maka diberikan
nama pelangi asma. 2etiap penderita mendapat nasehat anjuran dokter yang
bersifat individual bergantung kondisi asmanya, akan tetapi aturan umum pelangi
asma adalah seperti pada tabel 7.
1. Penatalaksanaan 2erangan Akut
2erangan asma bervariasi dari ringan sampai berat bahkan dapat bersifat fatal
atau mengancam jiwa. Penilaian berat serangan merupakan kunci pertama dalam
penanganan serangan akut.
Eabel 9. lasifikasi berat serangan asma akut
Geja"a dan Berat Serangan Akut Keadaan
Tanda (ingan Sedang Berat 0engan2am ji!a
2esak napas #erjalan #erbicara Bstirahat
Posisi apat tidur
terlentang
uduk uduk
mem!ungkuk
Cara !er!icara $atu kalimat !eberapa
kata
Kata demi kata
esadaran ;ungkin
gelisah
!elisah !elisah ;engantuk, gelisah,
kesadaran menurun
Frekuensi napas "#$% menit #$-&$% menit ' &$%menit
adi " $$ $$ *#$ ' #$ +radikardia
Pulsus paradoksus -": mm(g
M - ": N $:mm(g
M> $' mm(g
-elelahan otot
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 18/22
,tot +antu apas
dan retraksi
suprasternal
- .orakoa!dominal
paradoksal
Mengi Ak/ir
ekspirasi
paksa
Ak/ir
ekspirasi
0nspirasi dan
ekspirasi
Silent C/est
APE ' 1$2 3$ * 1$2 " 3$2
Pa5$ > 9: m(g 9:-:
mm(g
6 : mm(g
Pa05$ 6 &' mm(g 6 &' mm(g > &' mm(g
2a5$ > O'8 O" N O'8 6 O:8
Eabel O. Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat
pengobatan
SE(ANGAN PENGOBATAN
TE0PAT
PENGOBATAN
(INGAN
Aktiviti relatif normal
#erbicara satu kalimat
dalam satu napas
=adi 6"::
AP1 > 9:8
SEDANG
Calan jarak jauh
timbulkan gejala#erbicara beberapa
kata dalam satu napas
=adi "::-"$:
AP1 :-9:8
BE(AT
2esak saat istirahat
#erbicara kata perkata
dalam satu napas =adi >"$:
AP16:8 atau
":: ldtk
0ENGAN4A0 5IWA
esadaran berubah
menurun
!elisah
2ianosis!agal napas
Eerbaik)
Bnhalasi agonis beta-$
Alternatif)
ombinasi oral agonis beta-$
dan teofilin
Eerbaik
=ebulisasi agonis beta-$ tiap & jam
Alternatif)-Agonis beta-$ subkutan
-Aminofilin B3
-Adrenalin ""::: :,%ml 2
5ksigen bila mungkin
ortikosteroid sistemik
Eerbaik
=ebulisasi agonis beta-$ tiap & jam
Alternatif)
-Agonis beta-$ 2 B3-Adrenalin ""::: :,%ml 2
Aminofilin bolus dilanjutkan drip
5ksigen
ortikosteroid B3
2eperti serangan akut berat
Pertimbangkan intubasi dan
ventilasi mekanis
Di rumah
Di praktek dokter
klinik puskesmas
Darurat !awat R2
linik Praktek dokter
Puskesmas
Darurat !awat R2
linik
Darurat !awat R2
B04
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 19/22
. ontrol Eeratur
Pada penatalaksanaan jangka panjang terdapat $ hal yang penting diperhatikan oleh
dokter yaitu )
". Eindak lanjut * follow-up+ teratur
$. Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penanganan lanjut bila diperlukan
Dokter sebaiknya menganjurkan penderita untuk kontrol tidak hanya bila terjadi
serangan akut, tetapi kontrol teratur terjadual, interval berkisar "- bulan bergantung
kepada keadaan asma. (al tersebut untuk meyakinkan bahwa asma tetap terkontrol
dengan mengupayakan penurunan terapi seminimal mungkin.
Rujuk kasus ke ahli paru layak dilakukan pada keadaan )
". Eidak respons dengan pengobatan
$. Pada serangan akut yang mengancam jiwa%. Eanda dan gejala tidak jelas *atipik+, atau masalah dalam diagnosis banding, atau
komplikasi atau penyakit penyerta *komorbid+ seperti sinusitis, polip hidung,
aspergilosis *A#PA+, rinitis berat, disfungsi pita suara, refluks gastroesofagus dan
PP5
&. Dibutuhkan pemeriksaan uji lainnya di luar pemeriksaan standar, seperti uji kulit
*uji alergi+, pemeriksaan faal paru lengkap, uji provokasi bronkus, uji latih
*cardiopulmonary exercise test +, bronkoskopi dan sebagainya.
!. Pola (idup 2ehat
0eningkatkan kebugaran )isis
5lahraga menghasilkan kebugaran fisik secara umum, menambah rasa percaya
diri dan meningkatkan ketahanan tubuh. /alaupun terdapat salah satu bentuk asma
yang timbul serangan sesudah exercise *exercise-induced asthma 1BA+, akan tetapi
tidak berarti penderita 1BA dilarang melakukan olahraga. #ila dikhawatirkan terjadi
serangan asma akibat olahraga, maka dianjurkan menggunakan beta$-agonis sebelum
melakukan olahraga.
2enam Asma Bndonesia *2AB+ adalah salah satu bentuk olahraga yang
dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-otot pernapasan khususnya, selain
manfaat lain pada olahraga umumnya. ;anfaat senam asma telah diteliti baik manfaat
subjektif *kuesioner+ maupun objektif *faal paru+ didapatkan manfaat yang bermakna
setelah melakukan senam asma secara teratur dalam waktu % N bulan, terutama
manfaat subjektif dan peningkatan 35$ ma?.
Berhenti atau tidak #ernah merkk
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 20/22
Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan menyebabkan
ketidak seimbangan protease antiprotease. Penderita asma yang merokok akan
mempercepat perburukan fungsi paru dan mempunyai risiko mendapatkan bronkitis
kronik dan atau emfisema sebagaimana perokok lainnya dengan gambaran
perburukan gejala klinis, berisiko mendapatkan kecacatan, semakin tidak produktif
dan menurunkan kualiti hidup. 5leh karena itu penderita asma dianjurkan untuk tidak
merokok. Penderita asma yang sudah merokok diperingatkan agar menghentikan
kebiasaan tersebut karena dapat memperberat penyakitnya.
Lingkungan Kerja
#ahan-bahan di tempat kerja dapat merupakan faktor pencetus serangan asma,
terutama pada penderita asma kerja. Penderita asma dianjurkan untuk bekerja pada
lingkungan yang tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mencetuskan serangan
asma. Apabila serangan asma sering terjadi di tempat kerja perlu dipertimbangkan
untuk pindah pekerjaan. ingkungan kerja diusahakan bebas dari polusi udara dan
asap rokok serta bahan-bahan iritan lainnya.
I6. PEN4EGA3AN
Pencegahan meliputi pencegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi dengan
bahan yang menyebabkan asma, pencegahan sekunder adalah mencegah yang sudah
tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma dan pencegahan tersier adalah
mencegah agar tidak terjadi serangan bermanifestasi klinis asma pada penderita yang
sudah menderita asma.
A. Pencegahan Primer
Perkembangan respons imun jelas menunjukkan bahwa periode prenatal dan perinatal
merupakan periode untuk diintervensi dalam melakukan pencegahan primer penyakit
asma. #anyak faktor terlibat dalam meningkatkan atau menurunkan sensitisasi alergen
pada fetus, tetapi pengaruh faktor-faktor tersebut sangat kompleks dan bervariasi
dengan usia gestasi, sehingga pencegahan primer waktu ini adalah belum mungkin.
#. Pencegahan sekunder
2ebagaimana di jelaskan di atas bahwa pencegahan sekunder mencegah yang sudah
tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma. 2tudi terbaru mengenai
pemberian antihitamin (-" dalam menurunkan onset mengi pada penderita anak
dermatitis atopik. 2tudi lain yang sedang berlangsung, mengenai peran imunoterapi
dengan alergen spesifik untuk menurunkan onset asma.
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 21/22
Pengamatan pada asma kerja menunjukkan bahwa menghentikan pajanan alergen
sedini mungkin pada penderita yang sudah terlanjur tersensitisasi dan sudah dengan
gejala asma, adalah lebih menghasilkan pengurangan resolusi total dari gejala
daripada jika pajanan terus berlangsung.
0. Pencegahan Eersier
2udah asma tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat ditimbulkan oleh
berbagai jenis pencetus. 2ehingga menghindari pajanan pencetus akan memperbaiki
kondisi asma dan menurunkan kebutuhan medikasi obat.
Eabel ":. ;engontrol alergen di dalam dan di luar ruangan
7aktr Pen2etus Asma Kntr" Lingkungan
Debu rumah *Domestik
mite+
0uci sarung bantal, guling, sprei, selimut dengan air panas *''-
:0+ paling lama " minggu sekali!anti karpet dengan linoleum atau lantai kayu
!anti furnitur berlapis kain dengan berlapis kulit
#ila gunakan pembersih vakum, pakailah filter (1PA dan
kantung debu $ rangkap
0uci dengan air panas segala mainan kain
2erpihan kulit *Alergen
binatang+
Pindahkan binatang peliharaan dari dalam rumah, atau paling
tidak dari kamar tidur dan ruang utama.
!unakan filter udara *(1PA+ terutama di kamar tidur dan ruang
utama
;andikan binatang peliharaan $ ? minggu
!anti furniture berlapis kain dengan berlapis kulit!anti karpet dengan tikar atau lantai kayu
!unakan pembersih vakum dengan filter (1PA dan kantung
debu $ rangkap
ecoa
1liminasi lingkungan yang disukai kecoa seperti tempat lembab,
sisa makanan, sampah terbuka dll
!unakan pembasmi kecoa
Camur
Perbaiki semua kebocoran atau sumber air yang berpotensi
menimbulkan jamur , misalnya dinding kamar mandi, bakmandi,
kran air, dsb. Cangan gunakan alat penguap.
Pindahkan karpet basah atau yang berjamur Eepung sari bunga dan
jamur di luar ruangan
#ila di sekitar ruangan banyak tanaman berbunga dan
merupakan pajanan tepung sari bunga, tutup jendela rapat-rapat,
gunakan air conditioning . (indari pajanan tepung sari bunga
sedapat mungkin.
Eabel "". ;engontrol polusi udara di dalam dan di luar ruangan
7aktr Pen2etus Asma Kntr" Lingkungan
7/23/2019 DIAGNOSIS+DD+PX+PENCEGAHAN
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosisddpxpencegahan 22/22
P"usi udara da"am ruangan
Asap rokok *perokok pasif+
Asap kayu masak
2pray pembersih rumah
5bat nyamuk
Dll
Eidak merokok di dalam rumah
(indari berdekatan dengan orang yang sedang
merokok
4payakan ventilasi rumah adekuat
(indari memasak dengan kayu(indari menggunakan spray pembersih rumah
(indari menggunakan obat nyamuk yang
menimbulkan asap atau spray dan mengandung
bahan polutan
P"usi udara di "uar ruangan
Asap rokok
0uaca
5Ion
!as buang kendaraan bermotor
Dll
(indari aktiviti fisis pada keadaan udara dingin dan
kelembaban rendah
Einggalkan hindari daerah polusi
Pajanan di lingkungan kerja (indari bahan polutan
Ruang kerja dengan ventilasi yang baik
indungi pernapasan misalnya dengan masker
#ebaskan lingkungan dari asap rokok
Eabel "$. ;engontrol faktor pencetus lain
7aktr Pen2etus Asma 0engntr" Pen2etus
Refluks gastroesofagus
Eidak makan dalam % jam sebelum tidur.
Pada saat tidur, posisi kepala lebih tinggi dari badan.
!unakan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan tekanan
esofagus bawah dan mengatasi refluks
5bat-obatan
Eidak menggunakan #eta-bloker *termasuk tetes mata, dsb+
Eidak mengkonsumsi aspirin atau antiinflamasi non-steroid
Bnfeksi pernapasan *virus+ ;enghindari infeksi pernapasan sedapat mungkin dengan
hidup sehat,
bila terjadi minta bantuan medis dokter.
3aksinasi influenIa setiap tahun