DESTILASI

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap. Miasal, larutan A, B dan C, yang sejenisnya didihkan dengan titik didih yang berbeda, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relative lebih banyak di bandingkan dengan fase cair. Destilasi juga merupakan proses pemisahan termal yang di gunakan secara luas di bidang teknik untuk memisahkan campuran (larutan ) dalam jumlah besar. Minyak dan bensin merupakan salah satu hasil dari proses destilasi. Uap yang dilakukan dari campuran di sebut uap bebas dengan penguapan atau destilasi sederhana yang dapat di pisahkan hanya campuran yang komponen-komponen nya memiliki tekanan uap atau titik didih yang sangat rendah. Pada campuran bahan padat dalam cair tidak mungkin di capai pemisahan yang sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran akan memiliki tekanan uap yang besar. 89

description

destilasi

Transcript of DESTILASI

Page 1: DESTILASI

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan

panas sebagai pemisah. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang

cukup mudah menguap. Miasal, larutan A, B dan C, yang sejenisnya didihkan

dengan titik didih yang berbeda, maka fase uap yang terbentuk akan

mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relative lebih

banyak di bandingkan dengan fase cair. Destilasi juga merupakan proses

pemisahan termal yang di gunakan secara luas di bidang teknik untuk

memisahkan campuran (larutan ) dalam jumlah besar.

Minyak dan bensin merupakan salah satu hasil dari proses destilasi.

Uap yang dilakukan dari campuran di sebut uap bebas dengan penguapan atau

destilasi sederhana yang dapat di pisahkan hanya campuran yang komponen-

komponen nya memiliki tekanan uap atau titik didih yang sangat rendah. Pada

campuran bahan padat dalam cair tidak mungkin di capai pemisahan yang

sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran akan memiliki

tekanan uap yang besar.

Pada percobaan ini di gunakan bensin sebagai bahan untuk proses

destilasi dan mengetahui bagaimana proses destilasi bensin hingga

menghasilkan petroleum eter dan petroleum benzene oleh karena itu di lakukan

lah percobaan ini. Pada destilasi terjadi pemisahan dalam proses penguapan

salah satu komponen dari campuran, yaitu komponen yang memiliki titik didih

yang rendah.

Dengan menggunakan metode destilasi bertingkat di dapat zat atau

cairan petroleum eter dan petroleum benzene sehingga untuk mempelajari sifat

masing-masing pembentukan suatu larutan pun dapat di lakukan dengan

mudah. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan ini yaitu untuk mendapatkan

suatu larutan atau cairan dari bensin.

89

Page 2: DESTILASI

1.2 Tujuan Percobaan

- mengetahui proses destilasi pada bensin

- mengetahuai karakteristik destilasi

- menghitung volume dari hasil destilasi

1.3 Prinsip Percobaan

prinsip percobaan destilasi berdasarkan pada perbedaan kecepatan atau

kemudahan menguap (volatilitas) dan berdasarkan titik didih. dalam destilasi

campuran di didihkan sehingga menguap dan kemudian didinginkan kembali

ke dalam bentuk cairan zat yang memiliki titik didih lebih rendah atau berat

molekul ringan. pemisahan suatu campuran(bensin) atau fraksi-fraksinya dalam

hal ini petroleum eter dan petroleum benzene akan menguap yang berdasarkan

pada perbedaan titik didih masing-masing fraksinya yaitu petroleum eter pada

40 0 – 600 C dan petroleum benzene 60 – 800 C.

90

Page 3: DESTILASI

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi adalah proses pemisahan termala yang di gunakan secara luas

di banding teknik untuk memisahkan campuran(larutan) dalam jumlah besar.

Contohnya, destilasi atau penyulingan larutan untuk mengurangi volumenya,

untuk meningkatkan konsentrasi zat terlarut atau mengkristalkan bahan padat

yang terlarut. Selain itu destilasi produk akhir yang di peroleh pada reaksi

kimia.

Destilasi berupa atau di artikan memisahkan komponen-komponen

yang mudah menguap dari suatu campuran cair dengan cara menguapkannya.

Yang di ikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung kondesat

yang di hasilkan (Sastrohamidjojo, 2004).

Uap yang di keluarkan dari campuran di tersebut sebagai uap bebas,

kondesat yang jatuh sebagai destilat dan bagian cairan yang tidak menguap

sebagai residu. Apabila yang di inginkan adalah bagian campuran yang tidak

teruapkan dan bukan destilatnya, maka proses tersebut biasanya di namakan

pengentalan dengan evaporasi. Dalam hal ini sering kali bukan pemisahan

sempuran yang di kehendaki, melainkan peningkatan konsentrasi bahan-bahan

yang terlarut dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut. Cara ini di

lakukan misalnya bila volume larutan harus di kurangi atau konsentrasinya

harus di naikan sebelum di lakukan pengolahan lebih lanjut, atau bila bahan-

bahan padat yang terlarut dalam cairan harus di kristalisasi dengan mengurangi

jumlah pelarutnya (Sastrohamidjojo, 2004).

Dengan penguapan atau destilasi sederhana di atas dapat di pisahkan

hanya campuaran yang komponen-komponennya memiliki tekanan uap atau

titik didih yang sangat berlainan. Pada campuran padat dalam cairan,

persyaratan tadi praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya pada larutan cairan dalam

cairan besarannya tidak mungkin di capai pemisahan yang sempurna, karena

semua komponen pada titik didh campuran akan memiliki tekanan uap yang

91

Page 4: DESTILASI

besar. Destilasi yang murni praktis hanya akan dapat diperoleh jika cairan yang

sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sehingga dapat di adaikan.

Dari diagram dapat di peroleh kesetimbangan di lihat apakah dengan

destilasi sederhana pemisahan yang di harapkan dapat dicapai, juga apakan

derajat kemurnian destilasi yang di inginkan dapat di penuhi, baik

pemisahannya atau pun kesetimbangannya. Sering kali destilasi di gunakan

semata-mata sebagai tahap awal dari suatu proses repriklasi. Dalam hal ini

campuran di pisahkan menjadi dua yaitu:

Bagian yang mudah menguap dan sukar munguap. Kemudian di olah

lebih lanjut dengan cara reflikasi. Peristiwa yang terjadi pada destilasi adalah :

- penguapan komponen yang mudah menguap dari campuran(yang di

isikan secar kontinu) dalam alat penguap

- pengeluaran uap yang terbentuk melalui sebuah pipa uap yang lebar dan

kosong, tanpa perpindahan panas dan perpindahan massa yang di

sengaja atau di paksakan yang dapat memyebabkan kondesat mengalir

kembali kealat penguap.

- Bila perlu, tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam

uap di pisahkan dengan bantuan seklon dan di salurkan kembali

kedalam alat penguap.

- Kondensasi uap dalam sebuah kondensor.

- Pendingin lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendidngin

- Penampungan destilat dalam sebuah bejana(penampung)

- Pengeluaran residu(secara kontinu) dari alat penguap

- Pendinginan lanjut dari residu yang di keluarkan

- Pemanpungan residu dalam sebuah bejana

Proses destilasi adalah penguapan destilasi umum merupakan proses

pemisah satu tahap. Proses ini dapat di lakukan secara tak kontinu atau kontinu,

pada tekanan mornal atau vakum. Pada destilasi sederhana yang paling sering

di lakukan adalah operasi tak kontinu. Dalam hal ini campuran yang akan di

pisahkan di masukan kedalam alat penguap.

92

Page 5: DESTILASI

Pendidihan harus di langsungkan hingga jumlah tertentu komponen

yang mudah menguap terpisahkan. Selama pendidihan fraksi komponen yang

sukar menguap dalam cairan bertambah besar, sehingga komposisi destilat

yang di hasilkan juga berubah terus.hal khusus dari desilasi sederhana adalah

kukus, destilasi molsular dan destilsai refluks (Bernasconi, 1995).

Destilasi bertingkat adalah proses deslitasi yang srderhanan yang dapat

memisahkan natrium klorida dan air misalnya, mka solven yang mudah

menguap di uapkan dari suatu larutan kemudian di kondensasikan untuk

mendapatkan cairan murni, bila prosesini di lnjutkan akhirnya semua solven

akan di hilangkan sehingga hanya tinggal solute padatnya yang tinggal.

Pemisahan campuran dari cairan yang menguap menghadapi lebih banyak

persoalannya. Suatu cara yang di gunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik di sebut destilat bdertingkat. Misalnya kita mempunyai suatu campurab

dari cairan A dan B yang mudsh mengusp dsn membentuk larutan ideal.

Campuran ini akan medidih bila jumlah dari tekanan persial dari A dan B =

tekanan atmosfer saat itu (Sastrohamidjojo, 2004).

Pat M: PA + BB

Titik didih dari berbagai campuran A dan B akan naik secara bertahap

dimulai dari yang lebih mudah menguap (misalnya A )kemudian oleh juga

agak sukar menguap yaitu (Bhady, 1999).

Macam – Macam destilasi

Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua yaitu :

1. Destilasi kontinu

2. Destilasi batch

Berdasarkan baris tekanan operasinya terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

a) Destilasi atmosteris ( 0,4 -5,5 atm mutlak)

b) Destilasi vakum (≤ 300 mmHg pada bagian atas kolom)

c) Destilasi tekanan (≥ 80 psea pada bagian atas kolom)

Berdasarkan komponen penyusunnya

1. Destilasi sistem biner

2. Destilasi sistem multi komponen

93

Page 6: DESTILASI

Berdasarkan sistem operasinya terbagi 2 yaitu:

1. Single – stage destilation

2. Multi – stage destilation

Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300

mmHg absolut). Destilasi yang di alkukan dalam tekanan operasinya ini

biasanya karena beberapa alasan yaitu:

a) Sifat penguapan relatif antara komponen besarnya meningkat seiring

dengan menurunnya buliong temperature

b) Destilasi pada temperatur rendah di lakukan ketika mengolah produk yang

sensitive terhadap variable temperatur.

c) Proses pemisahan dapat di lakukan terhadap komponen dangan tekanan

uap yang sangat rendah

d) Reboiler dengan temperatur yang rendah yang menggunakan sumber

energi.

Penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling

bercampur, hingga menbentuk dua fase atau dua lapisan keadaan ini terjadi

pada pemisahan minyak atsiri dengan uap air penyulingan dengan uap air di

sebut juga hidrodestilasi pengertian umum ini memberikan gambaran bahwa

penyulingan dapat di lakukan dengan cara mendidihkan bahan tanaman atau

minyak dengan air. Pada proses ini akan di hasilkan uap air yang di butuhkan

oleh alat pembangkit uap air tersebut dapat juga di hasilkan dari alat

pembangkit uap air yang terpisah. Penyulingan suatu cairan yang tercampur

sempurna sehingga hanya membentuk satu fase (Sastrohamidjojo, 2004).

Destilasi berarti memisahkan komponen-komponen yang mudah

menguap dari suatu campuran cair dengan cara menguapkannya, yang diikuti

dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung derajat yang di

hasilkan. Uap yang di keluarkan dari campuran di sebut sebagai uap bebas.

Kondensat yang jatuh sebagai destilasi dan bagian cairan yang tidak menguap

sebagai residu, apabila yang di inginkan adalah bafian campuran yang tak

teruapkan dan bukan destilatnya, maka proses tersebut biasanya di namakan

94

Page 7: DESTILASI

pengentalan dengan evaporasi dalam hal ini sering kali bukan pemisahan

sempurna yang di kehendaki (Bernasconi, 1995).

Destilasi dan penguapan umumnya merupakan proses pemisahan satu

tahap, proses ini dapat di lakukan secara tak kontinu atau kontinu pada tekanan

normal atau vakum. Pada destilasi sederhana, yang sering di gunakan adalah

operasi tak kontinu campuran akan di pisahkan di masukkan kedalam alat

penguap dan didihnya yang di lakukan hingga sejumlah tertentu komponen

yang mudah menguap di pisahkan, yang sukar menguap dalam cairan

bertambah besar, sehingga komposisi destilat yang di hasilkan juga terus

berubah. Pada destilasi kukus ( destilasi kukus pembawa ), kukus di masukkan

kedalam campuran yang akan di pisahkan agar bahan yang sukar menguap

dapat di uapkan. Selain berfungsi sebagai sumber panas juga media

pengangkut apabila yang di inginkan adalah bagian campuran yang tidak

teruapkan dan bukan destilatnya, maka proses tersebut biasanya di namakan

pengentalan dengan evaporasi dalam hal ini sering kali bukan pemisahan

sempurna yang di kehendaki melainkan peningkatan konsentrasi bahan-bahan

yang terlarut dengan cara menguapan sebagian dari pelarut (Brandy, 1999).

Bahan-bahan dengan berat molekul yang tinggi (misalnya yang

khususnya peka terhadap suhu atau oksidasi) hanya dapat di destilasi dalam

vakum sedang atau vakum tinggi, tetapi tekanan mutlak yang serendah itu

hanya dapat apabila tidak terdapat kerugian tekanan pada transportasi uap ke

kondensor. Hal ini di mugkinkan pada destilasi moekuler dalam alat penguap

molekuler dalam alat ini jarak antara permukaan penguapan (lapisan cairan

yang terbentuk secara mekanis ) dan permukaan kondensasi demikian kecilnya

(beberapa cm) sehingga jalan bebas rata-rata molekul uap lebih besar dari pada

jarak tersebut, dalam hal ini tidak terdapat hambatan karena tumbukan antara

molekul artinya setelah satu kali

Penguapan molekul-molekul uap dapat mengalir ke permukaan

kondensasi hampir tanpa hambatan, untuk dapat mencapai kondisi vakum

sedang dan tinggi di perlukan biaya peralatan yang lebih besar ( pompa-pompa

vakum, penyekat vakum tinggi), karena itu alat penguap molekuler hanya di

95

Page 8: DESTILASI

buat dengan konstruksi yang kecil, dengan sendirinya kerjanya uga kecil. Pada

destilasi refluks, tergantung pada jenis destilasi, kadang-kadang di perlukan

alat-alat lain seperti pompa vakum, pompa cairan, decanter( untuk destilasi

khusus) (Bernasconi, 1995).

Contoh macam-macam destilasi yaitu destilasi kukus (juga di sebut

destilasi kukus pembawa). Kukus di masukan ke dalam campuran yang akan

di pisahkan agar bahan yang sukar menguap ( tekanan uapnya sangat kecil)

atau bahan yang peka terhadap suhu dapat di uapkan di samping sebagai

sumber panas untuk penguapan, kukus juga di fungsikan sebagai media

pengangkut (kukus pembawa) dari bahan yang akan di pisahakan syarat pada

destilasi kukus adalah campuran yang akan di pisahkan tidak larut dalam air,

karena itu titik didih campuran pada destilasi ini lebih rendah dari pada titik

didih air (pada tekanan normal lebih rendah dari 100 0 C) agar volume cairan

yang di peroleh pada kondensasi tidak terlalu besar biasanya alat juga di

panaskan dari luar. Setelah kondensasi air dan bahan yang teruapkan dapat di

pisahkan dengan cara penguapan.

Titik didih di definisikan sebagai suhu tekanan atmosfer atau pada

tekanan atau pada tekanan tertentu di mana suatu cairan berubah menjadi uap.

Pengertiannya adalah suhu di mana tekanan uap cairan sama dengan tekanan

gas atau uap sekeliling. Di katakana bila penyulingan di lakukan pada tekanan

atmosfer, maka tekanan uap secara dengan berat air raksa dalam kolom

setinggi 760 mm, bila tekanan di atas cairan di turunkan maka terjadi

penurunan titik didih (Brandy, 1999).

Sebaliknya bila tekanan sistem di naikkan maka akan menaikan titik

didih yang tinggi pengertian campuran senyawa yang memiliki kisaran titik

didih dapat di jelaskan sebagai berikut. Misalnya senyawa murni, senyawa

tunggal pada tekanan atmosfer memiliki titik didih yang tertentu. Katakanlah

150 0C, sekarang misalnya kalau kita memepunyai cairan yang berasal dari

campuran senyawa A, B, C, dan D maka titik didih cairan tersebut (Brandy,

1999).

96

Page 9: DESTILASI

Perhitungan destilasi multi komponen lebih rumit di banding dengan

perhitungan destilasi biner karena tidak dapat di gunakan secara grafis dasar

perhitungannya adalah penyelesaian persamaan-persamaan neraca-neraca

energi dan kesetimbangan secara semultan . Bila destilasi mengakibatkan C

komponen dengan N buah tahap kesetimbangan maka jumlah persamaan yang

terlibat dalam perhitungan adalahN xCpersamaan neraca massa N xC relasi

kesetimbangan dan N persamaan neraca energi. Perhitungan destilasi

multikomponen di lakukan dengan 2 tahap:

a) Perhitungan awal, di lakukan dengan metode pintas. Perhitungan awal

di gunakan untuk analisis kualitatif dari suatu kolom destilasi atau

perhitungan awal rancangan dengan tujuan, tekanan sistem jumlah

tahap kesetimbangan.

b) Perhitungan tahap demi tahap di lakukan dengan metode eksak yang

merupakan penyelesaian banyak persamaan aljabar

- Metode sederhana dengan kalkulator

- Metode mesin dengan program computer.

97

Page 10: DESTILASI

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- labu alas bulat

- heat mantel

- kondensor

- selang keluar dan masuk

- Erlenmeyer

- thermometer

- ember

- wadah atau panic

- gelas kimia

- plastik

- kolom fraksionasi

- gunting

- gelas ukur

- pompa air

- shitif klem

- corong kaca

- pipa

3.1.2 Bahan

- es batu

- bensin

- Vaseline

- batu didih

- tissue

98

Page 11: DESTILASI

3.2 Prosuder Percobaan

3.2.1 Destilasi Petrolium eter

- di rangkai alat destilasi

- di masukan 150 ml bensin, ke dalam labu alas bulat

- di nyalakan heat mantel untuk menaikan suhu 40 0 c – 60 0 c

- diamati alat destilasi jika mencapai 60 0 c

- di ukur petrolium eter yang di hasilkan dari destilasi

3.2.2 Destilasi Petrolium Benzene

- di rangkai alat destilasi - di masukan 150 ml bensin ke dalam labu alas bulat

- di nyalakan tombol head mantel untuk menaikan suhu 60 0 c – 80 0c

- di matikan alat destilasi apabila mencapai 80 0 c

- di ukur petrolium benzen yang di hasilkan

99

Page 12: DESTILASI

Di masukan dalam labu alas bulat

Bensin

Di rangkai alat

destilasi

Di ukur volumenya

Di hitung rendaman

3.3 Flowsheet

3.3.1 Petrolium Eter

100

Di panaskan pada suhu 40 0 c – 600 c

bensin

Di kondensasi dengan kondensor

Fase uap

45 ml petrolium eter

Destilasi petrolium eter

22,5 % petrolium eter

150 ml bensin

Page 13: DESTILASI

Di masukan dalam labu alas bulat

Bensin

Di rangkai alat destilasi

Di ukur volumenya

Di hitung rendaman

3.3.2 Petrolium Benzene

101

150 ml bensin

Di panaskan pada suhu 60 0 c – 800 c

Bensin

Di kondensasi dengan kondensor

Fase uap

20 ml petrolium benzene

Destilasi petrolium eter

11,5 % petrolium benzene

Page 14: DESTILASI

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No

.

Perlakuan Pengamatan

1 Di rangkai alat destilasi dan di

masukkan bensin 200 ml ke dalam labu

alas bulat dengan suhu 40 – 60 0 C

Menghasilkan

petrolium eter 45 ml

2 Di rangkai alat destilasi bertingkat dan

di masukkan 200 ml bensin ke dalam

labu alas bulat dan di destilasi dengan

suhu 60 – 80 0 C

Menghasilkan

petrolium benzene 23

ml

4.2 Perhitungan

- Petrolium eter = volume destilat

volume awal(bensin)× 100 %

= 45

200100 %

= 22,5 %

- Petrolium benzene = volume destilat

volume awal(bensin)× 100 %

= 23

200×100 %

= 11,5%

4.3 Pembahasaan

Macam-macam destilasi yaitu:

a). Destilasi sederhana

Di gunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didihnya rendah, atau

memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses ini di lakukan

102

Page 15: DESTILASI

dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu lintasnya di

tampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau

bisa di katakana tak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik

didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

b). Destilasi fraksionasi

Proses ini di gunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang

berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja

memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua

komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses

ini akan di dapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati

kondensor yang banyak.

c). Destilasi azeotrop

Di gunakan dalam memisahkan azeotrop (campuran dua atau lebih

komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya di gunakan

senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau dengan

menggunakan tekanan tinggi.

d). Destilasi vakum( destilasi tekanan rendah)

Destilasi ii digunakan untuk zat yang tak tahan suhu tinggi atau bisa

rusak pada pemanasan yang tinggi. Sehingga dengan menurunkan tekanan

maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang terjadi harus

dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat di lakukan pada suhu rendah dengan

menurunkan tekanan.

e). Refluks destruksi

Refluks dan destruksi bisa di masukkan dalam macam-macam destilasi

walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks di lakukan untuk

mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak mengurangi jumlah

zat yang ada. Di mana pada umumnya reaksi-reaksi senyawa organik adalah

lambat maka campuran reaksi perlu di panaskan tetapi biasanya pemanasan

akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu

campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap

jumlahnya tetap reaksinya di lakukan secara refluks.

103

Page 16: DESTILASI

Fungsi alat adalah:

- Labu alas bulat di guankan untuk menampung hasil dari destilasi

- Heat mantel di gunakan untuk memanaskan atau memdidihkan bensin

dan menjaga agar labu alas bulat tidak pecah atau memuai

- Kondensor di gunakan sebagai penghambat laju gas yang menguap dari

bensin agar tidak keluar dan cepat mencair

- Vaselin di gunakan untuk merekatkan atau menempelkan rangakaian

alat satu dengan yang lain.

- Mesin pompa air di guankan untuk memompa air yang masuk dan

keluar dalam kondensor .vaselin berfungsi sebagai pelican agar kaca

kondensor tidak pecah sehingga dapat mudah dilepaskan setelah

melakukan praktikum.

Macam perlakuan yaitu di masukkan es batu kedalam ember yang berisi

air yang langsung berhubung dengan kondensor berfungsi untuk pendingin

pada pipa kondensor, agar petroleum yang terkandung dalam bensin tersebut

menguap dan cepat mencair ketika melewati kondensor dan hasilnya di

tampung di dalam labu alas bulat.

- Fungsi perlakuan pemanasan dengan heat mantel yaitu agar bensin

yang ada di dalam labu alas bulat menguap naik keatas melewati

kondensor dan di dalam kondensor akan mencair karena suhu

kondensor dingin.

- Fungsi perlakuan dengan penambahan suhu yaitu dari 60 – 800 C untuk

mendapatkan petroleum benzene, mangapa suhunya harus di naikkan

Karena petroleum benzene hanya bisa menguap jika suhunya tinggi dan

petroleum benzene tertampung dalam labu alas bulat.

Hasil yang di dapat yaitu petroleum eter dan petroleum

benzene.Petrolium eter di dapat ketika suhu di kondensor atau alat destilasi 40

– 60 0 C. ketika suhu tersebut telah tercapai maka di hasilkan petroleum eter.

Petroleum benzene di dapat ketika suhu kondensor atau alat destilasi 60 – 80 0

C. Hal ini di sebabkan karena petroleum benzene memiliki titik didih 60 – 80 0

C, ketika suhu tersebut di capai maka di dapatkan petroleum benzene .

104

Page 17: DESTILASI

Fungsi percobaan kali ini adalah es batu untuk mendinginkan larutan

benzene sebagai sempel atau bahan yang di gunakan atau yang diambil

destilasinya aquadest atau air berfungsi sebagai pelarut, batu didih sebagai alat

untuk menyebarkan titik tekanan uap.

Fungsi perlakuan dalam percobaan ini adalah di tambahkannya air

karena air berfungsi sebagai pelarut yang di gunakan untuk membuktikan

bahwa dengan menggunakan air akan lebih cepat menguap atau tidak.Di

tambahkan batu alas bulat agar labu alas bulat tidak pecah di tutupi plastin

pada labu erlenmayer agar destilat tidak keluar di tambahkan es batu agar

minyak yang di dapat tetap dalam bentuk cairan dan tidak menguap di pasang

termometer pada labu alas bulat untuk mementukan suhu agar larutan benzen

tidak melebihi suhu 80 0 C Proses pemisahan petroleum eter dan petroleum

pada kolom fraksinasinya adalah hasil yang di dapat pada petrolium eter ketika

suhu kondensor atau alat destilat 40 0 C – 60 0 C . Hal ini di sebabkan karena

petroleum eter memiliki titik didih 40 0 C – 60 0 C dan tidak di perolehkan suhu

melebihi 60 0 C dan ketika tersebut telah mencapai maka di hasilkan petrolium

eter. Yang kita ingin kan dalam proses pemisahan.

Pada percobaan ini dilakukan pemisahan zat murni dengan cara

destilasi bertingkat. Pertama –tama, sebelum melakukan proses destilasi di

rangkai alat-alat destilasi setiap penyambung alat diolesi dengan vaselin, ini

bertujuan agar memudahkan dalam melepaskan alat tersebut dan tidak

terjadinya pemuaian pada dalam tabung kemudian di masukan es batu dalam

panic yang akan di hubungkan pada kondensor pendingin(libiq), setelah itu di

tambahkan bensin ke dalam labu alas bulat dan di nyalakan heat mantel dan

pompa air suhu mencapai 40 – 60 0 C sampai bensin menguap kekolom

fraksinasi. Bensin yang menguap ini selanjutnya akan terkondensasi di

pendingin libiq dan akhirnya akan berubah lagi menjadi fase cair seperti

semula. Sehingga fase cair yang turun kembali melalui kolom fraksinasi di

sebabkan bensin tersebut. Belum menguap sempurna karena titik didih yang di

cari belum mencapai suhu 60 0 C untuk mendapatkan petrolium benzen cara

penguapannya sama namun suhu yang di gunakan lebih tinggi yaitu 60 – 80 0

105

Page 18: DESTILASI

C. pada hasil praktikum yang di lakukan petrolium benzene yang di dapatkan

tidak banyak karena tidak di lakukan penambahan bensin. Dalam petrolium

benzen pada panjangnya ikatan ini dapat di lihat dari titik didihnya, semakin

besar titik didih semakin panjang dan kuat ikatannya karena mempunyai ikatan

panjang maka semakin berat massa yang di miliki, Karena itu di gunakan suhu

60 – 80 0 C. sedangkan pada petrolium eter merupakan fraksi benzen apa bila

termasuk pada titik didih hanya 60 0 C, tetapi pada titik beku 8,5 0C yaitu

merupakan logam baik dalam organik logam.Biasanya wujudnya bereaksi

subtitusi, tidak berwarna karena mengalami hidrosenasi, sulfanasi, dan dapat

berbau khas dengan nitrasi.

Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu

dasar prosesnya adalah kesetimbangan senyawa volatile antara fase cair dan

fase uap. Semakin kecil titik didih suatu senyawa maka akan semakin lama

terjadi penguapan namun juga tergantung konsentrasi komponen yang ada.

Destilasi merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan

titik didih dari komponen-komponen yang akan di pisahkan destilasi berarti

memisahkan komponen-komponen yang mudah menguap dari suatu campuran

cair dengan cara menguapkannya, yang diikuti dengan kondensasi uap yang

terbentuk dan menampung kondensat yang di hasilkan.

Petrolium benzen di dalam ketika suhu mencapai 60 0 C - 800 C

suhunya. Hal ini disebabkan petrolium benzene memiliki suhu lebih tinggi di

bandingkan suhu yang di miliki oleh petrolium eter yaitu 40 0 C – 60 0 C.

Namun suhu yang dianjurkan untuk mendapatkan petrolium benzene adalah 60 0 C – 80 0 C dan tidak di perolehkan melebihi suhu 80 0 C. Dan pada suhu 80 0

C petrolium benzene yang di peroleh.

Aplikasi dalam pada kehidupan sehari-hari menguapkan air laut

menjadi air bersih Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia,

ironisnya di tengah kepungan air laut itu, ternyata masih ada beberapa tempat

yang menggalami kekurangan air, terutama mengenai keterbatasan kesediaan

air bersih akibatnya di tempat seperti itu air menjadi barang okskusif. Labu

didih biasanya selalu berasa atau kaset, yang berfungsi sebagai untuk wadah

106

Page 19: DESTILASI

sampel contohnya memisahkan alkohol dan air yang memiliki 2 celah masuk

dan celah keluar.

Titik didih adalah suhu(temperatur) di mana tekanan uap sebuah zat

cair sama dengan tekanan eksternal yang di alami oleh cairan sebuah cairan di

dalam vakum akan memiliki titik didih yang rendah di bandingkan jika cairan

itu berada di dalam tekanan atmosfer. Cairan yang berada di dalam tekanan

tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi jika di bandingkan dari titk

didihnya di dalam tekanan atmosfer(titik didih normal).

Titik uap adalah proses penguapan yang terjadi karena perubahan

wujud dari bentuk cair menjadi gas. Untuk mengubah suatu zat tentunya juga

memerlukan penguapan yang berbeda-beda antara zat yang satu dengan yang

lain tergantung pada jenis zatnya.

Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen

pada komposisi tertentu di mana komposisi tersebut bisa berubah melalui

destilasi biasa. Ketika campuran azeotrop didihkan,fasa uap yang di hasilkan

memiliki komposisi yang sama dengan fase cairnya. Campuran azeotrop ini

sering juga di sebut konstan boiling mixture karena komposisinya yang tetap

jika dicampurkan.

Volalitas adalah kecepatan naik turunnya retrun sebuah reksadana

semakin tinggi volalitasnya maka retrun suatu reksadana semakin rendah.

Sifat kimia dari petrolium benzene karsinogenik(racun)merupakan

senyawa non polar. Tidak begitu reaktif, tetapi mudah terbakar dengan

menghasilkan banyak jelaga lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada

adisi benzene merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis

pereaksi yang akan menyerang cicncin benzene adalah pereaksi yang suka

elektron. Sedangakan sifat fisiknya adalah zat cair tidak berwarna meiliki bau

yang khas, mudah menguap, tidak larut dalam pelarut polar. Seperti air, tetapi

larut dalam pelarut yang kurang polar atau non polar seperti eter dan

tetraklorometana.

Sifat kimia dan fisik dan petrolium eter yaitu senyawa eter rantai C

pendek berupa cair pada suhu kamar dan titik didhnya naik dengan

107

Page 20: DESTILASI

penambahan unsur C. eter rantai C pandek mudah larut dalam air, eter dan

rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut atau larutan organik

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktilum dapat di simpulkan bahwa:

- Proses destilasi pada bensi dapat menghasilkan destilasi pada suhu 40 0

C – 60 0 C menghasilkan petroleum benzene bila di panaskan pada suhu

60 0 C -80 0 C .

- Karakteristik hasil destilat yang di peroleh adalah warna destilat lebih

pudar, lebih jerni dan lebih encer dari sampel yang sebelumnya

didestilasi.

- Dari hasil yang di dapat dari proses destilat di peoleh volume 45 ml

petroleum eter dari suhu 40 -60 0 C dan 23 ml petroleum benzene dari

suhu 60 -80 0 C

5.2 Saran

Di sarankan agar menggunakan metode destilasi lain seperti destilasi

uap.

108

Page 21: DESTILASI

DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi, G. dkk. 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Brandy, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Binarupa Askara.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

109