Prosedur Pengujian Destilasi Surya

download Prosedur Pengujian Destilasi Surya

of 29

Transcript of Prosedur Pengujian Destilasi Surya

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Pegujian ini bertujuan untuk mencari alternatif tipe kaca penutup kolektor plat datar yang dapat menghasilkan kondensat tinggi. Hal ini berhubungan dengan aplikasi dari alat distilasi surya yaitu dapat menghasilkan air bersih dari air laut bagi masyarakat yang tinggal dipinggir pantai.

3.1 Waktu dan tempat pengujian Pengujian dilakukan di daerah pesisir pantai permai kecamatan pantai cermin tanggal 22, 26 maret dan 15 Mei 2009 pukul 08.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan adalah : 1. Termometer 100 C Termometer digunakan untuk mengukur temperatur air lat dan temperatur pemukaan kaca.

Gambar 3.1 termometer 2. Gelas ukur 1000 cc Gelas ukur digunakan untuk menggukur hasil destilasi air laut.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.2 Gelas ukur 1000 cc 3. Stopwacth Stopwacth digunakan untuk mengukur waktu destilasi air laut 4. Alat destilasi surya Sedangkan untuk bahan yang digunakan dalam percobaan adalah air laut

Pandangan Samp. Kanan

Pandangan Depan

Pandangan Atas

Bagian dalam alat (Basin)

Universitas Sumatera Utara

Tangki air laut

Pandangan Bawah Gambar 3.3 Alat destilasi surya

3.3 Prosedur pengujian Adapun prosedur pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Permulaan pengujian 1. Mencatat temperatur udara 2. Mencatat temperatur air laut Sebanyak 1 liter air laut dimasukkan ke dalam kolam destilasi. Kemudian alat distalsi ini diletakan ditempat terbuka yang banyak terdapat sinar mataharinya. Energi panas matahari tersebut akan diserap oleh kolektor kemudian akan memanasi air laut yang terletak didalam kolam (basin).

Universitas Sumatera Utara

1 liter air laut

Destilasi air laut tenaga surya Dipanaskan secara radiasi

Residu

Distilat

Rendemen Gambar 3.4 Proses Destilasi air laut 3.4 Bagian-bagian destilasi tenaga surya 1. Gabus (Foam) Gabus yang digunakan adalah gabus untuk tempat pendingin minuman yang banyak dijual di pasaran. Gabus ini memiliki ukuran tebal 30 mm dengan ukuran 430 mm 500 mm, yang nantinya pada bagian dalam dilapisi oleh plat alumunium dan pada bagian luar oleh papan tripleks tebal 6 mm.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.5 Gabus (Foam) 2. Rangka destilasi Rangka destilasi dibuat dari bahan kayu ring ketam 1 1, pada rangka ini natinya digunakan sebagai tempat pembatas antar papan tripleks dengan gabus.

Gambar 3.6. Rangka destilasi 3. Papan tripleks Papan tripleks digunakan untuk menutupi bagian luar alat destilasi, papan tripleks harus dipotong sesuai dengan panjang, lebar dan tinggi rangka.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.7 Potongan papan tripleks 4. Plat kolektor Kolektor dibuat dari kaca yang dicat hitam doof dengan tebal 6 mm. Plat kolektor akan mengumpulkan panas yang diterima dari reflektor dan kemudian akan diteruskan ke basin. Ukuran kolektor adalah 0,43 m 0,5 m.

Gambar 3.8 Plat Kolektor

Universitas Sumatera Utara

4. Kaca Penutup (Kaca Transparan) Kaca bening digunakan untuk meneruskan sinar matahari ke kolektor berbentuk seperti prisma dengan ukuran bidang alas adalah 430 mm 500 mm, tinggi 220 mm, ketebalan kaca 6 mm dengan kemiringan 24. Kaca Transfaran

Gambar 3.9 Kaca transparan

Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data hasil pengujian destilasi air laut dan Perhitungan Intensitas Surya Data hasil pengujian pada proses destilasi air laut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Air Laut = 1 Liter dengan temperatur awal = 30 C Tabel 4.1 Pengujian pertama destilasi air laut Waktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 46 59 73 82 91 97 102 106 111 110 108 104 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 36 40 50 60 75 80 88 90 86 70 62 44 Air yang tersisa didalam basin 530 cc Air bersih yang dihasilkan 300 cc

Universitas Sumatera Utara

Dari data-data hasil percobaan diatas maka dapat dihitung intensitas suryanya (IT) sebagai berikut : I T = (Tc 4 TL4 ) (lit :8 hal :423)

Dimana untuk kaca harga absortivitas () adalah 0,93 (Lampiran B-1), sehingga untuk percobaan pertama pada pukul 09.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (319 4 3014 ) = 110 W/m2 Pada pukul 09.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (332 4 3014 ) = 205 W/m2 Pada pukul 10.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (346 4 303 4 ) = 310 W/m2 Pada pukul 10.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (355 4 303 4 ) = 390 W/m2 Pada pukul 11.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (364 4 303 4 ) = 480 W/m2 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung intensitasnya untuk tiap jam, dan dapat dilihat pada tabel berikut

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Nilai intensitas surya pada percobaan pertamaWaktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 46 59 73 82 91 97 102 106 111 110 108 104 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 36 40 50 60 75 80 88 90 86 70 62 44 IT (W/m2) 110 205 310 390 480 535 590 632 680 670 660 605 550 480 410

Intensitas rata-rata adalah 487 W/m2 dengan waktu 8 jam, dengan debit produksi air bersih300 cc 300 10 6 m3 3 = = 6,25 10 7 m3 /menit = 0,625 cm /menit = 0,0375 Liter/jam 8 jam 480 menit

Pada percobaan pertama Intensitas surya dari awal percobaan setelah satu jam adalah 110 W/m2. Intensitas tertinggi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan nilai 680 W/m2, intensitas menurun setelah pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dengan nilai intensitasnnya 410 W/m2, penurunan intensitas disebabkan karena perubahan altitude (tinggi) matahari yang merupakan sudut antara sinar matahari dengan proyeksi pada bidang harizontal . Bila dirata-ratakan intensitas surya dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 adalah 487 W/m2. Perbandingan intensitas surya tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut :

Universitas Sumatera Utara

800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

Gambar 4.1 Laju Intensitas surya tiap jamnya (Percobaan I) Bila dikaitkan dengan temperatur air laut maka temperatur maksimal air laut adalah 90 C pada pukul 14.00 WIB dengan intensitas surya 660 W/m2. dan setelah itu temperaturnya menurun sampai pada pukul 16.00 WIB temperatur sanggup dipertahankan sampai pada 44 C dengan intensitas surya 410 W/m2 Perbandingan intensitas surya terhadap kenaikan temperatur air laut dapat dilihat pada grafik berikut :800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Temperatur air (C)

Gambar 4.2 Laju Intensitas surya terhadap temperature air (Percobaan I)

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Pengujian kedua destilasi air laut Waktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 44 58 72 81 88 96 101 106 110 109 108 104 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 90 85 70 65 45 Air yang tersisa didalam basin 500 cc Air bersih yang dihasilkan 310 cc

Dari data-data hasil percobaan kedua diatas maka dapat dihitung intensitas suryanya (IT) sebagai berikut : I T = (Tc 4 TL4 ) (lit :8 hal :423)

Dimana untuk kaca harga absortivitas adalah 0,93, sehingga untuk percobaan kedua pada pukul 09.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (317 4 3014 ) = 100 W/m2 pada pukul 09.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (3314 3014 ) = 200 W/m2 pada pukul 10.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (345 4 303 4 ) = 300 W/m2

Universitas Sumatera Utara

pada pukul 10.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (354 4 303 4 ) = 380 W/m2 pada pukul 11.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (3614 303 4 ) = 450 W/m2 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung intensitasnya untuk tiap jam, dan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.4 Nilai intensitas surya pada percobaan keduaWaktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 44 58 72 81 88 96 101 106 110 109 108 104 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 90 85 70 65 452

IT (W/m2) 100 200 300 380 450 530 580 630 670 665 660 605 550 480 410

Intensitas rata-rata adalah 480,67 W/m dengan waktu 8 jam dengan debit produksi air bersih310 cc 310 10 6 m 3 = = 6,45 10 7 m 3 /menit 0,03875 Liter/jam 8 jam 480 menit

Pada percobaan kedua Intensitas surya dari awal percobaan setelah satu jam adalah 100 W/m2. Intensitas tertinggi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan nilai 670 W/m2, intensitas menurun setelah pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00

Universitas Sumatera Utara

WIB dengan nilai intensitasnnya 410 W/m2 penurunan intensitas disebabkan karena perubahan altitude (tinggi) matahari yang merupakan sudut antara sinar matahari dengan proyeksi pada bidang harizontal. Bila dirata-ratakan intensitas surya dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 adalah 480,67 W/m2. Perbandingan intensitas surya tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

Gambar 4.3 Laju Intensitas surya tiap jamnya (Percobaan II) Bila dikaitkan dengan temperatur air laut maka temperatur maksimal air laut adalah 90 C pada pukul 14.00 WIB dengan intensitas surya 660 W/m2. dan setelah itu temperaturnya menurun sampai pada pukul 16.00 WIB temperatur sanggup dipertahankan sampai pada 45 C dengan intensitas surya 410 W/m2 Perbandingan intensitas surya terhadap kenaikan temperatur air laut dapat dilihat pada grafik berikut :

Universitas Sumatera Utara

800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Temperatur air (C)

Gambar 4.4 Laju Intensitas surya terhadap temperatur air (Percobaan II) Tabel 4.5 Pengujian ketiga destilasi air laut Waktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 44 58 69 79 88 96 101 106 110 109 108 103 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 29 29 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 92 85 70 65 45 Air yang tersisa didalam basin 500 cc Air bersih yang dihasilkan 300 cc

Universitas Sumatera Utara

Dari data-data hasil percobaan ketiga diatas maka dapat dihitung intensitas suryanya (IT) sebagai berikut : I T = (Tc 4 TL4 ) (lit :8 hal :423)

Dimana untuk kaca harga absortivitas adalah 0,93, sehingga untuk percobaan kedua pada pukul 09.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (317 4 3014 ) = 100 W/m2 pada pukul 09.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (3314 3014 ) = 200 W/m2 pada pukul 10.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (342 4 302 4 ) = 285 W/m2 pada pukul 10.30 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (352 4 302 4 ) = 375 W/m2 pada pukul 11.00 WIB nilai intensitasnya adalah : I T = 0,93 5,67 10 8 (3614 303 4 ) = 450 W/m2 Dengan cara yang sama maka dapat dihitung intensitasnya untuk tiap jam, dan dapat dilihat pada tabel berikut

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6 Nilai intensitas surya pada percobaan ketigaWaktu (WIB) 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 Kolektor 44 58 69 79 88 96 101 106 110 109 108 103 99 91 84 Temperatur (C) Lingkungan 28 28 29 29 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 302

IT Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 92 85 70 65 45 (W/m2) 100 200 285 375 450 530 580 630 670 665 660 600 550 480 410

Intensitas rata-rata adalah 479 W/m dengan waktu 8 jam dengan debit produksi air bersihLiter/jam300 cc 300 10 6 m3 3 = = 6,25 10 7 m3 /menit = 0,625 cm /menit = 0,0375 8 jam 480 menit

Pada percobaan ketiga Intensitas surya dari awal percobaan setelah satu jam adalah 100 W/m2. Intensitas tertinggi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan nilai 670 W/m2, intensitas menurun setelah pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB dengan nilai intensitasnnya 410 W/m2 penurunan intensitas disebabkan karena perubahan altitude (tinggi) matahari yang merupakan sudut antara sinar matahari dengan proyeksi pada bidang harizontal. Bila dirata-ratakan intensitas surya dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 adalah 479 W/m2. Perbandingan intensitas surya tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut :

Universitas Sumatera Utara

800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

Gambar 4.5 Laju Intensitas surya tiap jamnya (Percobaan III) Bila dikaitkan dengan temperatur air laut maka temperatur maksimal air laut adalah 92 C pada pukul 14.00 WIB dengan intensitas surya 660 W/m2. dan setelah itu temperaturnya menurun sampai pada pukul 16.00 WIB temperatur sanggup dipertahankan sampai pada 45 C dengan intensitas surya 410 W/m2 Perbandingan intensitas surya terhadap kenaikan temperatur air laut dapat dilihat pada grafik berikut :800 700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Temperatur air (C)

Gambar 4.6 Laju Intensitas surya terhadap temperatur air (Percobaan III)

Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Analisa perbandingan dari ketiga percobaan Laju Intensitas surya tiap jamnya Untuk ketiga percobaan dapat dibandingan intensitas surya tiap jamnya. Bila dilihat dari grafik dibawah Intensitas rata-rata tertinggi terjadi pada percobaan I yaitu 487 W/m2, bedanya hanya 7,667 W/m2 dengan percobaan II dan 8 W/m2 dengan percobaan III.700Intensitas Surya (W/m2)

600 500 400 300 200 100 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam) I II III

Gambar 4.7 Perbandingan Laju Intensitas surya tiap jamnya dari ke tiga percobaan Laju Intensitas surya terhadap temperatur air Untuk ketiga percobaan dapat dibandingan intensitas surya terhadap temperatur air. Bila dilihat dari grafik dibawah temperatur maksimal air dari tertinggi terjadi pada percobaan III yaitu 92C dengan intensitas surya 660 W/m2 pada pukul 14.00 WIB, bedanya hanya 2C dengan percobaan I dan percobaan II.

Universitas Sumatera Utara

700 600Intensitas Surya (W/m2)

500 400 300 200 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Temperatur air (C) I II III

Gambar 4.8 Perbandingan Laju Intensitas surya terhadap temperatur air dari ke tiga percobaan 4.2 Analisa Kalor yang Berguna Energi yang berguna persatuan luas pada percobaan pertama dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : q / A = I U L (TC T A ) (Lit:6 Hal:4)

Untuk Nilai koefesien pindahan kalor menyeluruh diambil 2,3 W/m2C lihat pada lampiran B-2. Pada pukul 09.00 WIB :

q / A = 0,93 110 2,3(46 28) = 61,98 W/m2Pada pukul 09.30 WIB :

q / A = 0,93 205 2,3(59 28) = 120,19 W/m2Pada pukul 10.00 WIB :

q / A = 0,93 310 2,3(73 30) = 189,74 W/m2

Universitas Sumatera Utara

Pada pukul 10.30 WIB :

q / A = 0,93 390 2,3(82 30) = 243,84 W/m2Pada pukul 11.00 WIB :

q / A = 0,93 480 2,3(91 30) = 306,38 W/m2Dengan cara yang sama maka dapat dihitung energi yang berguna persatuan luas, dan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7 Nilai Energi yang berguna persatuan luas pada percobaan pertamaWaktu (WIB) Temperatur (C) Kolektor 46 59 73 82 91 97 102 106 111 110 108 104 99 91 84 Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 30 Air laut 30 32 34 36 40 50 60 75 80 88 90 86 70 62 44 IT (W/m2) 110 205 310 390 480 535 590 632 680 670 660 605 550 480 410 Q/A W/m2

% penyerapan

09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00

61,98 120,19 189,74 243,84 306,38 346,38 386,97 417,49 453,81 446,45 437,98 397,84 358,14 306,38 257,59

56,34 58,63 61,20 62,52 63,83 64,74 65,59 66,06 66,74 66,63 66,36 65,76 65,12 63,83 62,83

Q/A rata-rata adalah 315 W/m2 Pada percobaan pertama hanya 56,34 % kalor yang berguna dari awal percobaan setelah satu jam dengan intensitas 110 W/m2. sedangkan bila dilihat pada pukul 13.00 WIB kalor yang berguna sekitar 66,74 % dan itu merupakan

Universitas Sumatera Utara

pemanfaatan yang paling tinggi, kemudian menurun hingga 62,83 % sampai dengan pukul 16.00 WIB. Perbandingan persetase kalor yang berguna tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut :68.00 66.00 64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 54.00 52.00 50.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

% Kalor yang berguna

Gambar 4.9 Persentase kalor yang berguna tiap jamnya (Percobaan I) Dengan cara yang sama maka dapat dihitung energi yang berguna persatuan luas, pada percobaan kedua dan dapat dilihat pada tabel berikut

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8 Nilai Energi yang berguna persatuan luas pada percobaan keduaWaktu (WIB) Temperatur (C) Kolektor 44 58 72 81 88 96 101 106 110 109 108 104 99 91 84 Lingkungan 28 28 30 30 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 302

Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 90 85 70 65 45

IT (W/m2) 100 200 300 380 450 530 580 630 670 665 660 605 550 480 410

Q/A W/m2

% penyerapan

09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00

56,08 117,04 183,08 236,99 285,35 342,81 379,74 416,03 446,45 442,77 437,98 397,84 358,14 306,38 257,59

56,08 58,52 61,03 62,37 63,41 64,68 65,47 66,04 66,63 66,58 66,36 65,76 65,12 63,83 62,83

Q/A rata-rata adalah 311 W/m

Pada percobaan kedua hanya 56,08 % kalor yang berguna dari awal percobaan setelah satu jam dengan intensitas 100 W/m2. sedangkan bila dilihat pada pukul 13.00 WIB kalor yang berguna sekitar 66,63 % dan itu merupakan pemanfaatan yang paling tinggi, kemudian menurun hingga 62,83 % sampai dengan pukul 16.00 WIB. Perbandingan persetase kalor yang berguna tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut :

Universitas Sumatera Utara

68.00 66.00 64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 54.00 52.00 50.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

% Kalor yang berguna

Gambar 4.10 Persentase kalor yang berguna tiap jamnya (Percobaan II) Tabel 4.9 Nilai Energi yang berguna persatuan luas pada percobaan ketigaWaktu (WIB) Temperatur (C) Kolektor 44 58 69 79 88 96 101 106 110 109 108 103 99 91 84 Lingkungan 28 28 29 29 30 31 32 32 33 33 32 32 32 30 302

Air laut 30 32 34 38 40 55 60 75 80 85 92 85 70 65 45

IT (W/m2) 100 200 285 375 450 530 580 630 670 665 660 600 550 480 410

Q/A W/m2

% penyerapan

09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00

56,08 117,04 172,44 232,73 285,35 342,81 379,74 416,03 446,45 442,77 437,98 394,21 358,14 306,38 257,59

56,08 58,52 60,51 62,06 63,41 64,68 65,47 66,04 66,63 66,58 66,36 65,70 65,12 63,83 62,83

Q/A rata-rata adalah 310 W/m

Universitas Sumatera Utara

Pada percobaan ketiga hanya 56,08 % kalor yang berguna dari awal percobaan setelah satu jam dengan intensitas 100 W/m2. sedangkan bila dilihat pada pukul 13.00 WIB kalor yang berguna sekitar 66,63 % dan itu merupakan pemanfaatan yang paling tinggi, kemudian menurun hingga 62,83 % sampai dengan pukul 16.00 WIB. Perbandingan persetase kalor yang berguna tiap jamnya dapat dilihat pada grafik berikut :

68.00 66.00 64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 54.00 52.00 50.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

4.2.1 Analisa Perbandingan Kalor yang Berguna dari percobaan Dari ketiga percobaan diperoleh bahwa persentase penyerapan kalor adalah hapir sama dan dapat dilihat dari grafik perbandingan dibawah ini.

% Kalor yang berguna

Gambar 4.11 Persentase kalor yang berguna tiap jamnya (Percobaan III)

Universitas Sumatera Utara

68.00 66.00 64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 54.00 52.00 50.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 Waktu (Jam)

% Kalor yang berguna

I II III

Gambar 4.12 Persentase kalor yang berguna tiap jamnya dari tiap percobaan

4.3 Perhitungan Effesiensi Kolektor Dari data-data diatas dapat diketahui effesiansi untuk tiap jamnya, maka effesiensi kolektor pada percobaan pertaman didapat dengan merata-rata kan nilai effesiensi tiap jamnya adalah 64 %,untuk percobaan kedua adalah 64%, dan untuk percobaan ketiga adalah 64% maka effesiensi kolektor keseluruhan adalah 64%.

4.4 Perhitungan Effesiensi Destilasi Effesiensi destilasi adalah energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air laut dibagi dengan energi panas yang diserap kolektor, maka effesiensi destilasi untuk percobaan pertama adalah :

=

((mCp(Ta Tl) + (m hl)) 1000 A I Rata rata t

Dimana : m = massa air bersih [liter] Cp = kalor jenis air [kJ/kgC]

Universitas Sumatera Utara

Hl = Heat laten [kJ/kg] I = intensitas surya rata-rata dalam percobaan [W/m2] t = waktu pemanasa [8 jam]

1 =

((0,3 4,184 (90 30) + (0,3 2260)) 1000 = 0,2498 0,215 487 28800

Luas permukaan kolektor yang telah direncanakan adalah 0,215 m2 Sedangkan untuk percobaan kedua :

2 =

((0,31 4,184 (90 30) + (0,31 2260)) 1000 = 0,2615 0,215 480,67 28800

Sedangkan untuk percobaan ketiga :

2 =

((0,31 4,184 (92 30) + (0,31 2260)) 1000 = 0,2633 0,215 479 28800

Jadi effesiensi destilasi keseluruhan adalah : 0,2853 = 28,53 %

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari data hasil percobaan pada destilasi air laut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Intensitas tertinggi dari tiap percobaan adalah : a. Pada percobaan pertama intensitas tertinngi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan intensitas 680 W/m2, Temperatur kolektor 111 C, Temperatur lingkungan 33 C dan Temperatur air laut 80 C b. Pada percobaan kedua intensitas tertinngi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan intensitas 670 W/m2, Temperatur kolektor 110 C, Temperatur lingkungan 33 C dan Temperatur air laut 80 C c. Pada percobaan keketiga intensitas tertinngi terjadi pada pukul 13.00 WIB dengan intensitas 670 W/m2, Temperatur kolektor 110 C, Temperatur lingkungan 33 C dan Temperatur air laut 80 C 2. Intensitas rata-rata tiap percobaan adalah : a. Pada percobaan pertama 315 W/m2 b. Pada percobaan kedua 311 W/m2 c. Pada percobaan kedua 310 W/m2 3. Panas yang diserap plat kolektor pada tiap percobaan adalah : a. Pada Percobaan pertama, bila dirata-ratakan maka panas yang diserap plat kolektor adalah 63,74 % dari rata-rata intensitas surya

Universitas Sumatera Utara

b. Pada Percobaan Kedua, bila dirata-ratakan maka panas yang diserap plat kolektor adalah 63,65% dari rata-rata intensitas surya c. Pada Percobaan Ketiga, bila dirata-ratakan maka panas yang diserap plat kolektor adalah 63,59% dari rata-rata intensitas surya 4. Jadi perbedaan intensitas rata antara ketiga percobaan kedua adalah 1,27 % 5. Jadi perbedaan intensitas antara ketiga percobaan adalah 1,47 % 6. Air bersih yang dapat dihasilkan dari 1 liter air laut adalah 305 cc air bersih dengan pemanasan selama 8 jam. Debit air 0,635 cm3/menit 7. Intensitas surya dari ketiga percobaan adalah 482 W/m2 8. Effesinsi Kolektor 64 % 9. Effesiensi destilasi 28,53 %

5.2 Saran 1. Untuk percobaan lebih lanjut sebaiknya dibuat model destilasi dengan beberapa plat kaca miring. 2. Disarankan untuk menggunakan kaca reflektor agar semua sinar dapat terarah pada kolektor.

Universitas Sumatera Utara