pemhasan destilasi

18
Yang digunakan destilasi sederhana Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.. Fungsi penambahn batu didih adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan Untuk menghindari titik lewat didih pada larutan tersebut. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping). Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan (Anonim, 2012).

description

sssssssssssssssssssiyuhgeuyugernnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnneeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeejjjjjjjjjjj

Transcript of pemhasan destilasi

Yang digunakan destilasi sederhana

Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya

dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan

silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.. Fungsi penambahn batu didih adalah

untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan

Untuk menghindari titik lewat didih pada larutan tersebut. Pori-pori dalam batu didih akan

membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa

batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu

tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping).

Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu

didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas

dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun

kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai

dipanaskan (Anonim, 2012).

Keberhasilan suatu proses destilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu

penempatan posisi termometer pada alat destilasi. Penempatan posisi yang salah dapat

menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel pada termometer dan tidak

melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan, tetapi akan kembali pada labu

destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal.

Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi. Suhu

termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan yang ingin

dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan diperoleh sebagai destilat.

Pada awalnya sampel asam benzoat kotor yang berwarna biru muda keputihan di larutkan dalam pelarut panas dan di tambah norit untuk menyerap berbagai pengotor yang ada dalam sampel. Hal ini dapat terjadi karena norit mempunyai daya absorpsi yang sangat besar. Sifat ini berkaitan erat dengan struktur kimia norit yang berbentuk cincin dan didalamnya terdapat rongga yang memiliki kekuatan untuk mengabsorpsi. Larutan kemudia dipanaskan dengan tujuan untuk menghindari penyempitan rongga pada struktur norit agar dapat menyerap pengotor dengan baik sehingga menghasikan kristal yang benar – benar murni.

Campuran antara air, metanol (CH3OH) dan benzena (C6H6) merupakan campuran azeotrop, yaitu campuran yang memiliki komposisi tertentu dengan titik didih yang sama, sehingga campuran ini menyerupai zat cair murni dan memiliki titik didih yang konstan. Komponen-komponen yang menyusun campuran azeotrop tidak dapat dipisahkan melalui proses distilasi sederhana karena uap yang

berkesetimbangan dengan zat cair memiliki komposisi yang sama (Wilcox & Wilcox, 1995). Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.

M

etode Pemisahan Komponen AzeotropB

anyak metode yang bisa digunakan untuk menghilangkan titik azeotrop pada campuran heterogen.Contoh

campuran heterogen yang mengandung titik azeotrop yang paling populer adalah campuranethanol-air, campuran ini dengan metode distilasi biasa tidak bisa menghasilkan ethanol teknis (99%lebih)

melainkan maksimal hanya sekitar 96,25 %. Hal ini terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggiharus melewati terlebih dahulu titik azeotrop, dimana komposisi kesetimbangan cair-

gas ethanol-airsaling bersilangan.B

eberapa metode yang populer digunakan adalah:1

. P

ressure Swing Distillation2. Ex

tractive DistillationPressure Swing DistillationDalam pemisahan campuran propanol-

ethyl acetate, digunakan metode p

ressure swing distillation.Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi

azeotropsuatu campuran akan berbeda pula

Destilasi azeotrop

Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua

atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan

senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan

tekanan tinggi.

Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran

campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya

digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan

menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen

pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui

distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki

komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga

constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran

tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi

sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan

dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan

terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya

hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan

karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop

digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid.

(ditandai dengan garis vertikal putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada

komposisi 95.6%-massa etanol pada keadaan standar.

Prak 2

Titrasi ion karbonat.

Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan

biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator MO ini berubah warna dari merah

pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah

orange.Campuran dari karbonat dan bikarbonat atau karbonat, dapat dititrasi dengan HCl standar

sampai kedua titik titrasi

Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam suatu larutan banyak

terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan warna kuning, sedangkan dalam suasana

asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur

dan memberikan warna merah dari ion-ionnya.

Indikator Asam -Basa

Indikator asam basa adalah suatu zat elektrolit yang sangat lemah, dapat merupakan senyawa asam, basa, dan atau garam organik yang memiliki warna berbeda pada larutan asam dan basa. Perbedaan warna pada larutan asam dan larutan basa merupakan karakteristik dari indikator, yang perubahannya tiba-tiba tetapi menempati interval(range) pH kecil. Di bawah ini diberikan tebel beberapa indikator asam basa yang umum digunakan dalam titrasi beserta perubahan warna yang terjadi. Contoh ini pernah diberikan pada modul menyiapkan bahan dan alat sesuai keperluan dengan judul nama dan sifat bahan.

Reaksi penggandengan, reaksi kopling, ataupun Penggandengan (kopling) oksidatif merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi kimia organologam di mana dua radikal hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan katalis yang mengandung logam.

Logam yang digunakan dalam reaksi kimia jenis ini adalah paladium, sering digunakan dalam bentuk tetrakis(trifenilfosfina)paladium(0). Senyawa ini sensitif terhadap udara dan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menggandengkan senyawa halogen takjenuh menggunakan senyawa organologam seperti tributiltimah hidrida.

reaksi penggandengan melibatkan reagen-reagen yang sangat mudah terurai dengan keberadaan air atau oksigen, adalah tidak beralasan untuk berasumsi bahwa semua reaksi penggandengan perlu dilakukan dalam kondisi tanpa air. Adalah mungkin untuk melakukan reaksi penggandengan berbasis paladium dalam larutan akuatik dengan menggunakan fosfina tersulfonasi yang larut dalam air, yang dibuat dari reaksi trifenil fosfina dengan asam sulfat. Secara umum, oksigen yang terdapat pada udara lebih dapat mengganggu reaksi penggandengan, hal ini dikarenakan reaksi-reaksi ini terjadi via kompleks logam takjenuh yang tidak memiliki elektron valensi 18. Sebagai contoh pada reaksi penggandengan silang nikel dan paladium, kompleks valensi nol dengan dua ligan labil beraksi dengan ikatan halogen karbon, membentuk ikatan logam halogen dan logam karbon. Kompleks valensi nol dengan ligan labil atau bagian koordinasi yang kosong umumnya reaktif terhadap oksigen.

Jenis-jenis penggandengan