pemhasan destilasi
description
Transcript of pemhasan destilasi
Yang digunakan destilasi sederhana
Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya
dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan
silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.. Fungsi penambahn batu didih adalah
untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan
Untuk menghindari titik lewat didih pada larutan tersebut. Pori-pori dalam batu didih akan
membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa
batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu
tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping).
Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu
didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas
dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun
kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai
dipanaskan (Anonim, 2012).
Keberhasilan suatu proses destilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu
penempatan posisi termometer pada alat destilasi. Penempatan posisi yang salah dapat
menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel pada termometer dan tidak
melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan, tetapi akan kembali pada labu
destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal.
Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi. Suhu
termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan yang ingin
dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan diperoleh sebagai destilat.
Pada awalnya sampel asam benzoat kotor yang berwarna biru muda keputihan di larutkan dalam pelarut panas dan di tambah norit untuk menyerap berbagai pengotor yang ada dalam sampel. Hal ini dapat terjadi karena norit mempunyai daya absorpsi yang sangat besar. Sifat ini berkaitan erat dengan struktur kimia norit yang berbentuk cincin dan didalamnya terdapat rongga yang memiliki kekuatan untuk mengabsorpsi. Larutan kemudia dipanaskan dengan tujuan untuk menghindari penyempitan rongga pada struktur norit agar dapat menyerap pengotor dengan baik sehingga menghasikan kristal yang benar – benar murni.
Campuran antara air, metanol (CH3OH) dan benzena (C6H6) merupakan campuran azeotrop, yaitu campuran yang memiliki komposisi tertentu dengan titik didih yang sama, sehingga campuran ini menyerupai zat cair murni dan memiliki titik didih yang konstan. Komponen-komponen yang menyusun campuran azeotrop tidak dapat dipisahkan melalui proses distilasi sederhana karena uap yang
berkesetimbangan dengan zat cair memiliki komposisi yang sama (Wilcox & Wilcox, 1995). Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
M
etode Pemisahan Komponen AzeotropB
anyak metode yang bisa digunakan untuk menghilangkan titik azeotrop pada campuran heterogen.Contoh
campuran heterogen yang mengandung titik azeotrop yang paling populer adalah campuranethanol-air, campuran ini dengan metode distilasi biasa tidak bisa menghasilkan ethanol teknis (99%lebih)
melainkan maksimal hanya sekitar 96,25 %. Hal ini terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggiharus melewati terlebih dahulu titik azeotrop, dimana komposisi kesetimbangan cair-
ressure Swing Distillation2. Ex
tractive DistillationPressure Swing DistillationDalam pemisahan campuran propanol-
ethyl acetate, digunakan metode p
ressure swing distillation.Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi
azeotropsuatu campuran akan berbeda pula
Destilasi azeotrop
Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan
tekanan tinggi.
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen
pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki
komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga
constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran
tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :
Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi
sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan
dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan
terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya
hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan
karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop
digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid.
(ditandai dengan garis vertikal putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada
komposisi 95.6%-massa etanol pada keadaan standar.
Prak 2
Titrasi ion karbonat.
Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan
biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator MO ini berubah warna dari merah
pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi warna transisinya adalah
orange.Campuran dari karbonat dan bikarbonat atau karbonat, dapat dititrasi dengan HCl standar
sampai kedua titik titrasi
Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam suatu larutan banyak
terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan warna kuning, sedangkan dalam suasana
asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur
dan memberikan warna merah dari ion-ionnya.
Indikator Asam -Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat elektrolit yang sangat lemah, dapat merupakan senyawa asam, basa, dan atau garam organik yang memiliki warna berbeda pada larutan asam dan basa. Perbedaan warna pada larutan asam dan larutan basa merupakan karakteristik dari indikator, yang perubahannya tiba-tiba tetapi menempati interval(range) pH kecil. Di bawah ini diberikan tebel beberapa indikator asam basa yang umum digunakan dalam titrasi beserta perubahan warna yang terjadi. Contoh ini pernah diberikan pada modul menyiapkan bahan dan alat sesuai keperluan dengan judul nama dan sifat bahan.
Reaksi penggandengan, reaksi kopling, ataupun Penggandengan (kopling) oksidatif merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi kimia organologam di mana dua radikal hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan katalis yang mengandung logam.
Logam yang digunakan dalam reaksi kimia jenis ini adalah paladium, sering digunakan dalam bentuk tetrakis(trifenilfosfina)paladium(0). Senyawa ini sensitif terhadap udara dan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menggandengkan senyawa halogen takjenuh menggunakan senyawa organologam seperti tributiltimah hidrida.
reaksi penggandengan melibatkan reagen-reagen yang sangat mudah terurai dengan keberadaan air atau oksigen, adalah tidak beralasan untuk berasumsi bahwa semua reaksi penggandengan perlu dilakukan dalam kondisi tanpa air. Adalah mungkin untuk melakukan reaksi penggandengan berbasis paladium dalam larutan akuatik dengan menggunakan fosfina tersulfonasi yang larut dalam air, yang dibuat dari reaksi trifenil fosfina dengan asam sulfat. Secara umum, oksigen yang terdapat pada udara lebih dapat mengganggu reaksi penggandengan, hal ini dikarenakan reaksi-reaksi ini terjadi via kompleks logam takjenuh yang tidak memiliki elektron valensi 18. Sebagai contoh pada reaksi penggandengan silang nikel dan paladium, kompleks valensi nol dengan dua ligan labil beraksi dengan ikatan halogen karbon, membentuk ikatan logam halogen dan logam karbon. Kompleks valensi nol dengan ligan labil atau bagian koordinasi yang kosong umumnya reaktif terhadap oksigen.
Jenis-jenis penggandengan