Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

35
Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. RM : Berkas Pembinaan Keluarga Nama pasien : Nn. S PKM Cemoro Donomulyo Nama KK : Tn. Y KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. Y Alamat lengkap : Desa Banjar Rejo Rt.10 Rw.08 Bentuk Keluarga : Nuclear Family No Nama Stat us L/ P Umur Pendidik an Pekerjaa n Pasi en PKM Ket 1 Tn. Y Suam i(KK ) L 37 Th SD Petani T - 2 Ny. B Istr i P 37 Th SD Petani T - 3 Nn. S Anak ke 1 P 25 Th SMP Buruh Y DKI 4 Nn. Y Anak ke 2 P 22 SMA Pegawai honorer T - Sumber : Data Primer, 05 Juni 2012 Kesimpulan : 1 Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah

Transcript of Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Page 1: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. RM :

Berkas Pembinaan Keluarga Nama pasien : Nn. S

PKM Cemoro Donomulyo Nama KK : Tn. Y

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. Y

Alamat lengkap : Desa Banjar Rejo Rt.10 Rw.08

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

PKM

Ket

1 Tn. Y Suam

i(KK)

L 37 Th SD Petani T -

2 Ny. B Istri P 37 Th SD Petani T -

3 Nn. S Anak

ke 1

P 25 Th SMP Buruh Y DKI

4 Nn. Y Anak

ke 2

P 22 SMA Pegawai

honorer

T -

Sumber : Data Primer, 05 Juni 2012

Kesimpulan :

Keluarga pasien merupakan nuclear family yang terdiri atas 4 orang.

Pasien adalah Nn. S, umur 25 tahun, beralamat di Desa Banjar Rejo Rt.10 Rw.08.

Diagnosa klinis pasien adalah Dermatitis Kontak Iritan (DKI). Pasien tinggal

bersama dengan kedua orang tua, yaitu ayah (Tn. Y, 37 th), ibu (Ny.B, 37 th) dan

sdiknya (Nn. Y, 22 Th).

1

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah

Page 2: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB ISTATUS PASIEN

1.1 PENDAHULUAN

Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita

Dermatitis Kontak Iritan, berjenis kelamin perempuan dan berusia 25 tahun.

Mengingat kasus dermatitis masih sering terjadi di masyarakat, beserta

permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang

tepat sehingga dapat menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, penting kiranya

bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya dan kemudian bisa

menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

1.2 ANAMNESIS

1.2.1 Identitas Pasien

Nama : Nn. S

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Swasta (Buruh Cuci)

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Desa Banjar Rejo Rt.10 Rw.08

Status Perkawinan : Belum Menikah

Suku : Jawa

Tanggal Periksa : 05 Juni 2012

1.2.2 Keluhan utama : Perih dan panas pada tangan kiri dan kanan.

1.2.3 Riwayat penyakit sekarang :

Penderita datang ke Balai Pengobatan PKM Cemoro Donomulyo

dengan keluhan perih dan panas pada kedua tangan yang dialami sejak ± 3

minggu yang lalu, tampak kemerahan, basah dan bengkak.

2

Page 3: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Awalnya berupa bercak kemerahan, kemudian muncul bintik-bintik

berisi cairan yang kemudian pecah digaruk sehingga menjadi basah, dan

ada yang bernanah.

Penderita sempat berobat ke Puskesmas sekitar 1 minggu yang lalu

dan mendapat salep namun tetap tidak ada perubahan.

Disamping sebagai seorang anak perempuan yang sering

membantu ibunya dirumah, sejak 1 bulan ini pasien juga bekerja sebagai

buruh/tukang cuci.

1.2.4 Riwayat penyakit Dahulu

- Riwayat sakit serupa : Pasien belum pernah menderita

penyakit seperti ini sebelumnya

- Riwayat kontak : dengan sabun cuci

- Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal

- Riwayat diabetes melitus : disangkal

1.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat keluarga sakit serupa : Tidak ada yang mengalami penyakit yg

serupa dalam satu rumah

1.2.6 Riwayat kebiasaan

- Riwayat olahraga : disangkal

- Riwayat pengisian waktu luang : membersihkan rumah dan membantu

orang tua dirumah

1.2.7 Riwayat sosial ekonomi

Penghasilan keluarga relatif cukup. Penghasilan didapat dari kedua

orang tua maupun dari pasien yang bekerja sebagai buruh cuci, dan adik

pasien yang bekerja sebagai petugas kantor PLN. Keluarga Nn.S memiliki

hubungan sosial dengan tetangga yang cukup baik.

Pasien adalah seorang Perempuan berusia 25 tahun. Pasien bekerja

sebagai buruh cuci dalam 1 bulan terakhir, sebelumnya pasien hanya

3

Page 4: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

membantu ibu di rumah. Saat ini pasien tinggal di rumah dengan ayah,

ibu, dan adiknya. Saat ini kebutuhan sehari-hari penderita ditanggung oleh

kedua orang tua, adik, maupun pasien sendiri.

Hubungan Nn.S dan keluarga nampak saling mendukung, karena

adik pasien tampak menemani saat pasien berobat di Puskesmas Cemoro.

1.2.8 Riwayat Gizi :

Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali/hari. Berupa nasi

sepiring, sayur, dan lauk pauk. Lauk pauk dengan telur, tahu, tempe, ikan.

Jarang makan buah-buahan, namun terkadang makan pisang. Minum air

putih ± 5 gelas setiap harinya.

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Compos mentis

Tanda vital

T : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit, regular, isi tegangan cukup

RR : 20 x/ menit, kedalaman cukup, reguler

Suhu : 36,2 0C peraksila

BB : 46 kg

TB : 155 cm

- Kulit

Kulit sawo matang, terdapat kelainan kulit

- Kepala

Bentuk Normocephal, luka (-).

- Mata

konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor

(3mm/3mm)

- Hidung

Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)

- Mulut

bibir pucat (-), sianosis (-),

4

Page 5: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

- Telinga

Daun telinga bentuk normal, sekret (-/-)

- Tenggorok

Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1 - T1.

- Leher

Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak

membesar.

- Thoraks

Bentuk : normochest, retraksi (-/-), terdapat kelainan kulit.

Cor :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V LMCS, tidak kuat angkat

Perkusi :

Batas kiri atas : SIC II Linea parasternalis Sinistra

Batas kiri bawah : SIC IV Linea Mid clavicularis sinistra

Batas kanan atas : SIC II Linea parasternalis Dextra

Batas kanan bawah : SIC IV Linea parasternalis Dextra

Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo :

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : fremitus raba sulit dievaluasi

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

- Abdomen

Inspeksi : Dinding perut sama dengan dinding dada, caput medusae (-).

Auskultasi: bising usus (+) N

Perkusi : pekak

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

5

Page 6: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

- Ekstremitas

Akral Dingin

- -

- -

Capillary refill time < 2 detik

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

Ekstremitas atas: Terdapat kelainan kulit

Status lokalis:

Regio Dorsum Manus, Effloresensi: Tampak makula eritema berbatas jelas,

vesikel (+), pustula (+), erosi (+), eksudasi (+), skuama (+), dan edema (+).

1.4 RESUME

Nn. S, 25 tahun datang ke IGD PKM Cemoro Donomulyo dengan

keluhan datang dengan keluhan perih dan panas pada kedua tangan yang

dialami sejak ± 3 minggu yang lalu, tampak kemerahan, basah dan

bengkak. Awalnya berupa bercak kemerahan, kemudian muncul bintik-

bintik berisi cairan yang kemudian pecah digaruk sehingga menjadi basah,

dan ada yang bernanah.

Penderita sempat berobat ke Puskesmas sekitar 1 minggu yang lalu

dan mendapat salep namun tetap tidak ada perubahan.

Disamping sebagai seorang anak perempuan pertama yang sering

membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah, sejak 1 bulan ini pasien

juga bekerja sebagai buruh cucian.

Pemeriksaan fisik didapatkan status lokalis: Regio Dorsum Manus,

Effloresensi: Tampak makula eritema berbatas jelas, vesikel (+), pustula

(+), erosi (+), eksudasi (+), skuama (+), dan edema (+).

6

Oedem

- -

- -

Page 7: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

1.5 DAFTAR MASALAH

1. Perih dan panas pada kedua telapak tangan

2. Kedua telapak tangan tampak kemerahan

3. Kedua telapak tangan bengkak dan basah

4. Penderita sempat berobat ke Puskesmas sekitar 1 minggu yang lalu dan

mendapat salep namun tetap tidak ada perubahan.

5. Pasien bekerja sebagai buruh cucian yang menggunakan tangan.

6. Pemeriksaan fisik didapatkan status lokalis: Regio Dorsum Manus,

Effloresensi: Tampak makula eritema berbatas jelas, vesikel (+), pustula

(+), erosi (+), eksudasi (+), skuama (+), dan edema (+).

1.6 DIAGNOSIS HOLISTIK

Nn. S, 25 Th, dengan keluhan perih dan panas pada kedua tangan yang

dialami sejak ± 3 minggu yang lalu, dengan keluarga yang saling memperhatikan,

serta saling mendukung.

1.6.1 Diagnosis Biologis

Dermatitis Kontak Iritan dengan sekunder infeksi

1.6.2 Diagnosis Psikologis

Hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari

adik pasien yang sangat memperhatikan kesehatan pasien dengan ikut

mengantarkan pasien berobat ke puskesmas.

1.6.3 Diagnosis Sosial Ekonomi

Keluarga Nn.S memiliki hubungan sosial dengan tetangga yang

cukup bagus. Status ekonomi Penghasilan keluarga relatif cukup.

Penghasilan didapat dari kedua orang tua, adik pasien, maupun dari pasien

yang bekerja sebagai buruh cuci.

1.7 PENATALAKSANAAN

1.7.1 Non Medika mentosa

Menghindari kontak dengan substansi yang menyebabkan iritasi pada kulit

Penggunaan peralatan proteksi terhadap zat iritan, misalnya sarung tangan,

dll

Pencucian sesegera mungkin pada area yang terpapar zat iritan

7

Page 8: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Bila gatal tidak boleh digaruk

1.7.2 Medikamentosa

Kompres dengan P. Z (NaCl 0,9 %)

Setelah lesi mengering: Kortikosteroid topikal à Hidrokortison cream

2,5% untuk tangan. Anti inflamasi (menghambat sintesa prostaglandin).

P. O : Amoxicillin 3 x 500 mg. Menghambat sintesa dinding sel bakteri

(Antibiotik spektrum luas yang bersifat bakterisida)

1.8 PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam Ad Functionam : Dubia ad bonam Ad Sanationam : Dubia ad bonam

8

Page 9: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB IIIDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

2.1 FUNGSI HOLISTIK

2.1.1 Fungsi Biologis

Keluarga terdiri dari ayah (Tn.Y, 37 tahun), istri (Ny.B, 37

tahun), anak pertama (Nn.S, 25 tahun), dan anak kedua (Nn.Y, 22

tahun).

2.1.2 Fungsi Psikologis

Penderita tinggal bersama kedua orang tua dan adik

perempuannya di rumah. Nn.S adalah seorang anak perempuan pertama

yang bekerja sebagai buruh cuci. Hubungan Nn.S dan keluarga cukup

terjalin dengan baik dan saling memperhatikan, walaupun Nn.S dan

keluarga kesehariannya sibuk bekerja, tetapi selalu bertemu setiap hari

saat sore hari. Hal ini terbukti pada saat pasien berobat ke puskesmas,

adik pasien ikut mengantar pasien berobat.

2.1.3 Fungsi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Nn.S hanya sebagai

anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu

dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial Nn.S kurang berperan aktif

dalam kegiatan kemasyarakatan, dikarenakan sibuk dengan pekerjaan di

rumah dan sebagai buruh cuci.

2.1.4 Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan keluarga relatif cukup. Penghasilan didapat dari kedua

orang tua, adik pasien, maupun dari pasien yang bekerja sebagai buruh

cuci.

Kesimpulan :

Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga

kesimpulannya adalah Keluarga Nn.S umur 25 tahun dengan Dermatitis

kontak iritan dengan sekunder infeksi, fungsi psikologis dan fungsi sosial

ekonomi cukup baik.

9

Page 10: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

2.2 FUNGSI FISIOLOGIS

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score

adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut

pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga

yang lain. APGAR score meliputi :

1. Adaptasi

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga

yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang

lain.

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu

yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang, 6-7 cukup

dan 8-10 adalah baik.

Tabel 3. APGAR score Nn.S =

APGAR Nn.S Terhadap Keluarga Sering/Selalu

Kadang-kadang

Jarang/Tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah

   

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

A Saya puas dengan cara keluarga saya

10

Page 11: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

 

Untuk Nn.S APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Adaptation : Nn.S merasa nyaman dan mendapat dukungan serta penerimaan

yang baik dari keluarganya, terutama bila mendapat masalah.

Score : 2

Partnership : Hubungan komunikasi Nn. S dengan anggota keluarga lain baik,

tidak ada hambatan dalam berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan

kedua orangtuanya.

Score : 2

Growth : Nn.S kurang mendapatkan dukungan yang baik dari kedua

orangtuanya untuk melakukan hal-hal yang positif, kemungkinan karena adanya

kekurangsepahaman.

Score : 1

Affection : Nn.S dan keluarganya akrab dan saling menyayangi.

Score : 2

Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga cukup.

Score : 2

Tabel 4. APGAR score Tn.Y =

APGAR Tn.Y Terhadap Keluarga Sering/Selalu

Kadang-kadang

Jarang/tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

11

Page 12: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Untuk Tn.Y APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

Adaptation : Tn.Y merasa nyaman dan mendapat dukungan serta penerimaan

yang baik dari keluarganya, terutama bila mendapat masalah.

Score : 2

Partnership : Hubungan komunikasi Tn. Y dengan anggota keluarga lain baik,

tidak ada hambatan dalam berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan

kedua orangtuanya.

Score : 2

Growth : Tn.Y mendapatkan dukungan yang baik dari kedua orangtuanya

untuk melakukan hal-hal yang positif.

Score : 2

Affection : Tn.Y dan keluarganya akrab dan saling menyayangi.

Score : 2

Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga dirasa

cukup menurut Tn. Y.

Score : 2

Tabel 4. APGAR score Ny.B =

APGAR Ny.B Terhadap Keluarga Sering/Selalu

Kadang-kadang

Jarang/tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Untuk Ny.B APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

12

Page 13: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Adaptation : Ny.B merasa nyaman dan mendapat dukungan serta penerimaan

yang baik dari keluarganya, terutama bila mendapat masalah.

Score : 2

Partnership : Hubungan komunikasi Ny. B dengan anggota keluarga lain baik,

tidak ada hambatan dalam berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan

kedua orangtuanya.

Score : 2

Growth : Ny.B mendapatkan dukungan yang baik dari kedua orangtuanya

untuk melakukan hal-hal yang positif

Score : 2

Affection : Ny.B dan keluarganya akrab dan saling menyayangi.

Score : 2

Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga cukup.

Score : 2

Tabel 4. APGAR score Nn.Y =

APGAR Nn.Y Terhadap Keluarga Sering/Selalu

Kadang-kadang

Jarang/tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.

A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama

Untuk Nn.Y APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :

13

Page 14: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Adaptation : Nn.Y merasa nyaman dan mendapat dukungan serta penerimaan

yang baik dari keluarganya, terutama bila mendapat masalah.

Score : 2

Partnership : Hubungan komunikasi Nn. Y dengan anggota keluarga lain baik,

tidak ada hambatan dalam berbagi masalah yang dihadapi sehari-hari dengan

kedua orangtuanya.

Score : 2

Growth : Nn.Y kurang mendapatkan dukungan yang baik dari kedua

orangtuanya untuk melakukan hal-hal yang baru menurut Nn. Y.

Score : 1

Affection : Nn.Y dan keluarganya kurang begitu dekat karena sibuk bekerja.

Score : 1

Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga kurang.

Score : 1

APGAR score keluarga Nn.F = (9+10+10+7) : 4 = 9

Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Nn.S adalah baik.

2.3 FUNGSI PATOLOGIS

Fungsi patologis dari keluarga Nn.S dinilai dengan menggunakan alat

S.C.R.E.E.M sebagai berikut :

Tabel 6. SCREEM keluarga pasien

SUMBER PATOLOGIS KETSocial Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya -

CultureKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, dapat dilihat pada pergaulan mereka yang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

-

Religious Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya dalam beribadah.

-

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil -

EducationalTingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup -

Medical

Keluarga ini cukup mampu membiayai pelayanan kesehatan, sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit akan segera dibawa ke tenaga medis setempat.

-

Kesimpulan

14

Page 15: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Tn. Y, 37 th th

Ny. B, 37 th Nn. S, 25 th Nn. Y, 22 th

Keluarga Nn.S tidak mempunyai fungsi patologis

2.4 GENOGRAM KELUARGA

Alamat lengkap : Desa Banjar Rejo Rt.10 Rw.08.

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Diagram 2. Genogram keluarga Nn.S

Kesimpulan:

• Riwayat DKI tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya, dan bukan

penyakit yang ditularkan oleh anggota keluarga yang lain.

2.5 POLA INTERAKSI KELUARGA

Diagram 1. Pola interaksi keluarga Nn.S

Keterangan :

Hubungan baik

Hubungan tidak baik

Kesimpulan : Hubungan antara Nn.S dengan keluarga baik

BAB III

15

Tn. Y

Nn. S Nn. Y

Ny. B

Page 16: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

3.1 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

3.1.1 Faktor Perilaku Keluarga

Nn.S adalah seorang perempuan dengan keluhan perih dan panas

pada kedua tangan yang dialami sejak ± 3 minggu yang lalu, tampak

kemerahan, basah dan bengkak, pasien kemudian berobat ke Puskesmas

Cemoro Donomulyo. Keluarga Nn.S belum banyak memiliki pengetahuan

tentang kesehatan khususnya komplikasi dari dermatitis.

Saat sakit keluarga Nn. S cukup memperhatikan penderita bahkan

peduli dan mengantarkan untuk berobat ke tempat pelayanan kesehatan

terdekat

3.1.2 Faktor Non Perilaku

Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga

berkecukupan. Sumber penghasilan berasal dari kedua orang tua, adik

pasien, maupun dari pasien sendiri. Rumah yang dihuni keluarga ini cukup

memadai, karena cukup memenuhi standar kesehatan. Pencahayaan ruangan

cukup, ventilasi cukup, fasilitas WC dan kamar mandi yang cukup bersih.

Dapur memiliki akses udara yang bebas dan pencahayaannya cukup. Fasilitas

kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah

puskesmas, karena dekat dengan tempat tinggal pasien.

Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku

16

Page 17: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Keluarga Nn. S

Pengetahuan :Keluarga kurang mengetahui penyakit pasien

Pelayanan Kesehatan:Jika sakit Nn. S berobat ke puskesmas

Sikap:Komunikasi baik. Keluarga cukup memperhatikan penyakit pasien

Lingkungan:Keluarga cukup memahami pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan pasien

: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

3.2 Identifikasi Lingkungan Rumah

3.2.1 Gambaran Lingkungan

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang berdempetan dengan

rumah tetangganya. Memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas.

Terdiri dari ruang tamu dan ruang keluarga, dua kamar tidur, satu

dapur,dan memiliki fasilitas jamban keluarga. Pintu masuk dan keluar ada

dua, di bagian depan rumah dan di belakang. Jendela kaca ada. Lantai

rumah sebagian sudah memakai ubin, sebagian berbahan tanah. Ventilasi

dan penerangan rumah cukup. Perabotan rumah tangga cukup.

3.2.2 Denah Rumah

17

Tindakan :Nn. S diantar

keluarganya berobat

Keturunan :Tidak ada factor

keturunan

Page 18: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Diagram 4. Denah Rumah Nn. S

Kesimpulan :Lingkungan rumah cukup memenuhi syarat kesehatan

18

Kamar tidur 2

Kamar tidur 1

Dapur + ruang makan

Ruang tamu + Ruang

keluarga

Kamar mandi

Teras

8 m

12 m

Page 19: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB IVDAFTAR MASALAH

4.1 MASALAH MEDIS :

1. Dermatitis Kontak Iritan dengan sekunder infeksi

4.2 MASALAH NON MEDIS :

1. Tingkat pengetahuan keluarga Nn.S tentang kesehatan kurang.

4.3 PERMASALAHAN PASIEN

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada

dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

Diagram 5. Permasalahan Nn.S

4.4 MATRIKULASI MASALAH

Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996)

Tabel 7. Matrikulasi masalah

No Daftar Masalah I T R Jumlah

IxTxRP S SB Mn Mo Ma

1. Tingkat pengetahuan

keluarga Nn.S tentang

kesehatan kurang

5 5 4 2 4 3 4 9.600

Keterangan :

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

T : Technology (teknologi yang tersedia)

R : Resources (sumber daya yang tersedia)

Mn: Man (tenaga yang tersedia)

Mo: Money (sarana yang tersedia)

Ma : Material (pentingnya masalah)

19

Nn.S 25 thDermatitis Kontak Iritan dengan sekunder infeksi

Tingkat pengetahuan keluarga Nn.S tentang kesehatan kurang

Page 20: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

Kriteria penilaian :

1 : tidak penting

2 : agak penting

3 : cukup penting

4 : penting

5 : sangat penting

4.5 PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga

Nn.S adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan keluarga Nn.S tentang kesehatan kurang.

Kesimpulan :

Prioritas masalah yang diambil adalah tingkat pengetahuan keluarga Nn.S

tentang kesehatan kurang, sehingga mempengaruhi kondisi kesehatannya.

20

Page 21: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB V HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

DENGAN KASUS DKI

A. EKONOMI KELUARGA

Status ekonomi Penghasilan keluarga relatif cukup. Penghasilan

didapat dari kedua orang tua, adik pasien, maupun dari pasien yang bekerja

sebagai buruh cuci. Untuk pemenuhan kesehatan Nn. S tidak memiliki kartu

jaminan kesehatan, apabila sakit selalu ke puskesmas dan minum obat yang

diberikan oleh dokter.

B. HAMBATAN SOSIAL BUDAYA PENANGANAN DKI

Secara garis besar hambatan sosial budaya dalam penanggulangan

DKI tidaklah terlalu besar walaupun pengetahuan pasien kurang, namun

apabila pasien ada masalah pasien dapat mengakses pusat kesehatan

terdekat.

Baik faktor kebiasaan, kepercayaan, sikap, dan juga nilai tidak

terlalu bepengaruh pada penanganan DKI.

21

Page 22: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB VITINJAUAN PUSTAKA

DKI merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, dimana

kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. DKI

merupakan respon non spesifik kulit terhadap kerusakan kimia langsung yang

melepaskan mediator-mediator inflamasi yang sebagian besar berasal dari sel

epidermis. DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci

tangan atau paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan atau iritan

lainnya. Penyebab munculnya DKI adalah bahan yang bersifat iritan.

Kelainan kulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor, meliputi

faktor dari iritan itu sendiri, faktor lingkungan dan faktor individu penderita.

Untuk kepentingan pengobatan, berdasarkan perjalanan penyakit dan gejala

klinis DKI dapat dikelompokkan menjadi DKI akut, lambat akut dan

kumulatif. Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat khususnya

adanya riwayat paparan iritan dan pengamatan gambaran klinis.

Upaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan

bahan iritan dan menyingkirkan faktor yang memperberat. Apabila diperlukan

untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal.

22

Page 23: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Diagnosis Holistik :

Nn.S 25 tahun, dengan dermatitis kontak iritan dengan sekunder

infeksi, dengan hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat

dari ibu pasien yang sangat memperhatikan kesehatan pasien.

1. Segi Biologis

Dermatitis Kontak Iritan dengan sekunder infeksi

2. Segi Psikologis

Penderita tinggal bersama kedua orang tua dan adik perempuannya di

rumah. Nn.S adalah seorang anak perempuan pertama yang bekerja

sebagai buruh cuci. Hubungan Nn.S dan keluarga cukup terjalin dengan

baik dan saling memperhatikan, walaupun Nn.S dan keluarga

kesehariannya sibuk bekerja, tetapi selalu bertemu setiap hari saat sore

hari. Hal ini terbukti pada saat pasien berobat ke puskesmas, adik

pasien ikut mengantar pasien berobat.

3. Segi Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Status ekonomi mencukupi kebutuhan

c.Kondisi lingkungan dan rumah yang cukup memenuhi standar kesehatan.

d. Cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

7.2 SARAN

Memberikan pengertian kepada keluarga pasien mengenai pentingnya berobat

secara teratur untuk mencegah komplikasi dari penyakit Nn.S agar dapat

menangani secepat mungkin penyakit yang diderita, serta edukasi kepada

keluarga perilaku hidup bersih sehat.

23

Page 24: Dermatitis Kontak Iritan Dengan Sekunder Infeksi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularsito, S. A., dan Djuanda, S. Dermatitis. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2005. hal:129-153.

2. Contact Dermatitis. University of Virginia Health System; 2005. Available at: http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd

3. Lehrer, M. S. Contact dermatitis. Medline Plus Medical Encyclopedia; 2006. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus.html

4. Michael, J. A. Dermatitis, Contact. Emedicine; 2005. Available at: http://www.emedicine.com/specialties.htm

5. Schalock, P. C. Dermatitis. Merck Manual Home Edition; 2006. Available at: http://www.merck.com

24