Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

26
Diagnosis Dermatitis Kontak Iritan dan Penanganannya Stacy Vania 102012043 / F9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 [email protected] Pendahuluan Kulit merupakan suatu organ pelindung tubuh yang penting, karena kulit dapat melindung tubuh dari lingkungan luar. Berbagai reaksi dapat tibul apabila kulit terpapar sesuatu, namun kelainan kulit yang paling sering terjadi adallah dermatitis kontak. Dermatitis kontak mencapai 4-7% dari seluruh penyakit kulit yang terpapar diseluruh dunia, insiden yangterjadi sangat tergantung pada paparan. 1 Dermatitis kontak adalah dermatitis yang terjadi akibat paparan sesuatu bahan pada kulit. Kelainan kulit uang terjadi bergantung pada paparannya, bila terpapar allergen akan timbul dermatitis kontak alergi sedangkan iritan akan menimbulkan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak allergen adalah dermatitis yang terjadi alobat kontak dengan bahan dari luar pada kulit yang terlah tersensitisasi. Sedangkan dermatitis kontak iritan adalah dermatitis yang terjadi akibat paparan suatu bahan yang menimbulkan kerusakan pada kulit tanpa melalui proses imunologi. Pada umunya dermatitis konta iritan lebih banyak ditemukan dari pada dermatitis kontak allergen. 1 Kasus Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan kedua tangan gatal sejak 2 minggu lalu. Makin lama gatal semakin 1 | Page

Transcript of Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Page 1: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Diagnosis Dermatitis Kontak Iritan dan Penanganannya

Stacy Vania

102012043 / F9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510

[email protected]

Pendahuluan

Kulit merupakan suatu organ pelindung tubuh yang penting, karena kulit dapat melindung

tubuh dari lingkungan luar. Berbagai reaksi dapat tibul apabila kulit terpapar sesuatu, namun kelainan

kulit yang paling sering terjadi adallah dermatitis kontak. Dermatitis kontak mencapai 4-7% dari

seluruh penyakit kulit yang terpapar diseluruh dunia, insiden yangterjadi sangat tergantung pada

paparan. 1

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang terjadi akibat paparan sesuatu bahan pada kulit.

Kelainan kulit uang terjadi bergantung pada paparannya, bila terpapar allergen akan timbul dermatitis

kontak alergi sedangkan iritan akan menimbulkan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak allergen

adalah dermatitis yang terjadi alobat kontak dengan bahan dari luar pada kulit yang terlah

tersensitisasi. Sedangkan dermatitis kontak iritan adalah dermatitis yang terjadi akibat paparan suatu

bahan yang menimbulkan kerusakan pada kulit tanpa melalui proses imunologi. Pada umunya

dermatitis konta iritan lebih banyak ditemukan dari pada dermatitis kontak allergen. 1

Kasus

Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan kedua tangan gatal sejak 2 minggu lalu.

Makin lama gatal semakin parah,disertai perih dan kemerahan. Kulit tangan juga menjadi kering.

Paseian merupakan seorang ibu rumah tangga yang pembantunya pulang.

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan

memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Riwayat

pasien merupakan suatu komunikasi yang harus dijaga kerahasiaannya, yaitu segala hal yang

diceritakan oleh penderita. Anamnesis atau medical history adalah informasi yang dikumpulkan oleh

seorang dokter  dengan cara melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

spesifik baik itu  terhadap pasien itu sendiri (auto-anamnesis) maupun dari orang yang dianggap 

dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan keadaan pasien (allo-anamnesis/hetero-

anamnesis). Berdasarkan anamnesis yang baik, seorang dokter biasanya akan menanyakan identitas

dan keadaan pasien meliputi:2

1 | P a g e

Page 2: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

1. Nama lengkap

2. Jenis kelamin

3. Umur

4. Tempat tanggal lahir

5. Alamat tempat tinggal

6. Status perkawinan

7. Pekerjaan

8. Suku bangsa

9. Agama

10. Pendidikan

Hal pertama yang ditanyakan kepada pasien adalah mengenai riwayat pribadi pasien. Riwayat

pribadi adalah segala hal yang menyangkut pribadi pasien; mengenai peristiwa penting pasien dimulai

dari keterangan kelahiran, serta sikap pasien terhadap keluarga dekat. Termasuk dalam riwayat

pribadi adalah riwayat kelahiran, riwayat imunisasi, riwayat makan, riwayat pendidikan dan masalah

keluarga.2

Setelah mendapatkan data pribadi pasien, anamnesis selanjutnya adalah menanyakan keluhan

utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga dan riwayat

sosial.2

Keluhan utama adalah gangguan atau keluhan yang terpenting yang dirasakan

penderita sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta

menjelaskan tentang lamanya keluhan tersebut. . Riwayat penyakit sekarang adalah penyakit yang

bermula pada saat pertama kali penderita merasakan keluhan itu. Tentang sifat keluhan itu yang harus

diketahui adalah:2

1. Tempat

2. Kualitas penyakit

3. Kuantitas penyakit

4. Urutan waktu

5. Situasi

6. Faktor yang memperberat atau yang mengurangi

7. Gejala-gejala yang berhubungan

Keluhan pada penyakit kulit biasanya adalah

1. Gatal

Pertama perlu dilakukan identifikasi lokasi dari rasa gatal tersebut. Tanyakan pula sejak

kapan dia merasakan perasaan gatal tersebut selain itu perlu ditanyakan apakah gatal tersebut

hilang timbul atau gatal terus menerus? Jika hilang timbul kapan merasa paling tidak gatal

dan kapan paling gatal? Atau misalnya saat melakukan apa pasien merasa lebih baik,

misalnya pada saat mandi pasien merasa lebih baik. Karena pasien merupakan ibu rumah

tangga yang pembantunya pulang perlu ditanyakan pula adakah kegiatan atau

rutinatas yang berubah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dari tidak pernah

2 | P a g e

Page 3: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

mencuci baju, setelah pembantu pulang menjadi setiap hari mencuci baju sendiri dan

bisa juga kegiatan-kegiatan lain seperti mengepel, mencuci piring dan kegiatan-

kegiatan rumah tangga lainnya yang biasanya dikerjakan oleh pembantu dan sekarang

dikerjakan sendiri oleh pasien.3

2. Bercak

Bila ada bercak tanyakan pula lokasinya dan apa warnanya. Selain itu tanyakan pula apakah

bercak tersebut bersisik? Jika bercak tersebut berwarna putih tanyakan apakah ada rasa baal?

Lalu bila bercak tersebut berwarna tanyakan apakah ada rasa gatal atau tidak enak pada

bercak tersebut dan tanyakan pula ukuran bercak tersebut pad awalnya, membesar atau tidak,

ada dimana saja pada awalnya, adakah pertambahan bercak ditempat lain. Dikarenakan

pasien mengeluh gatal-gatal pada awalnya, tanyakan pula apakah gatal-gatalnya

digaruk sehingga menimbulkan bercak kemerahan lalu tanyakan pula perasaan perih

yang dirasakan dimana lokasinya dan apakah perasaan perih tersebut ada dari awal

atau terjadi setelah digaruk oleh pasien. 3

3. Keputihan

Pada keputihan harus ditanyakan warna keputihannya, apakah ada rasa bau, apakah ada gatal,

kira-kira banyaknya seberapa, tanyakan pula tentang pakaian yang pasien kenakan sehari-

hari, apakah rak atau celana, jika mengenakan celana harus juga ditanyakan apa bahannya dan

apakah celanya pas badan atau terasa longgar, tanyakan pula tentang bahan pakaian dalam

yang dikenakan pasien apakah dapat menyerap keringat atau tidak. 3

Pada kasus ini keluhan utama yang dirasakan pasien adalah gatal-gatal pada kedua

tangannya sejak 2 minggu lalu disertai kemerahan dan rasa perih.

Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita di masa lampau yang

mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang. Riwayat penyakit keluarga

merupakan segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antar anggota keluarga

mengenai penyakit yang dialami pasien. Dalam hal ini faktor-faktor sosial keluarga turut

mempengaruhi kesehatan penderita. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pendidikan,

pekerjaan dan segala aktivitas di luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan pekerjaan,

perkawinan, tanggungan keluarga, dan lain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang

dihadapi pasien. Pada kasus ini harus ditanyakan pula apakah dahulu sebelum ada pembantu

sudah sering melakukan pekerjaan rumah tangga, serta tanyakan pula tentang urutan kejadian

dan apa saja yang pasien lakukan sebelum pasien merakan gatal-gatal disertai kemerahan dan

nyeri pada tangannya. 2

3 | P a g e

Page 4: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Pemeriksaan fisik

Tujuan pemeriksaan fisik umum adalah untuk mengidentifikasi keadaan umum pasien saat

pemeriksaan dengan penekanan pada tanda-tanda vital, keadaan sakit, gizi dan aktivitasnya baik

dalam keadaan berbaring atau berjalan.2

Setelah anamnesis selesai dilakukan, maka pemeriksaan fisik biasanya dimulai dengan

pemeriksaan objektif yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran, serta

pemeriksaan tanda-tanda vital dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.2

Namun pada kasus ini cukup dengan pemeriksaan inspeksi dan palpasi saja.2

Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan inspeksi lokal. Pada inspeksi umum

pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan

umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya.

Untuk bahan perbandingan perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya.2

Pemeriksaan dengan inspeksi dapat dibantu dengan menggunakan kaca pembesar. Pada

pemeriksaan inspeksi, mutlak harus dilakukan di tempat yang terang. Anamnesis terarah biasanya

ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Misalnya

penderita menderita kelainan di tangannya, perlu juga ditanyakan ada tidaknya kelainan di tempat

lain. Dalam hal ini juga perlu dilakukan inspeksi seluruh tubuh penderita. Pada inspeksi, diperhatikan

lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, dan efloresensi yang khusus.2

1. Ukuran4

Miliar : sebesar kepala jarum pentul.

Lentikular : sebesar biji jagung.

Numular : sebesar uang logam 5 rupiah atau 100 rupiah.

Plakat : en plaque, lebih besar dari numular.

2. Susunan kelainan/bentuk4

Liniar : seperti garis lurus.

Sirsinar/anular : seperti lingkaran.

Arsinar : berbentuk bulan sabit.

Polisiklik : bentuk pinggiran yang sambung menyambung.

Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya.

3. Bentuk lesi4

Teratur : misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan sebagainya.

Tidak teratur : tidak mempunyai bentuk yang teratur.

4. Penyebaran dan lokalisasi4

Sirkumskrip : berbatas tegas.

Difus : tidak berbatas tegas.

Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh.

4 | P a g e

Page 5: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Regional : mengenai daerah tertenty badan.

Universalis : mengenai seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%).

Solitar : hanya satu lesi.

Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti pada herpes zooster.

Konfuens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu.

Diskret : terpisah satu dengan yang lain.

Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian

yang ditinggalkan.

Irisformis : eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna yang lebih gelap di

tengahnya.

Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama.

Bilateral : mengenai kedua belah badan.

Unilateral : mengenai sebelah badan.

Setelah inspeksi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi, yaitu pemeriksaan dengan meraba,

mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak dan jari

tangan. Dengan palpasi kita dapat menentukan bentuk; besar; tepi; permukaan; konsistensi organ;

adanya tanda-tanda radang akut atau tidak misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat

pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.

Permukaan organ dinyatakan apakah rata atau berbenjol-benjol; konsistensi lunak, keras, kenyal,

kistik atau berfluktuasi; sedangkan tepi organ dinyatakan dengan tumpul atau tajam.4,5

Dalam kasus kelainan kulit, seorang dokter harus melihat bagaimana kelainan kulit yang

ditemukan. Kelainan kulit bisa berupa ruam, ulkus, benjolan, dan sebagainya:5

a. Makula

Daerah perubahan warna kulit yang berbatas jelas dengan kulit normal tanpa tonjolan atau

lekukan kulit disekitarnya.

b. Papula

Lesi menonjol padat dengan diameter <0.5cm.

c. Nodul

Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, dapat menonjol, diameter >0,5cm.

d. Tumor

Istilah umum untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan.

e. Plak

Penonjolan di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrat),

diameternya 2cm atau lebih.

f. Indurasi

5 | P a g e

Page 6: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Papula atau plak berbentuk lingkaran atau memiliki puncak yang datar, berwarna merah pucat

yang menghilang dalam beberapa jam.

g. Pustula

Penonjolan kulit berbatas tegas yang berisi eksudat purulen atau vesikel yang berisi nanah.

h. Vesikula/bulla

Lesi menonjol berbatas tegas yang berisi cairan. Vesikula memiliki diameter <0,5cm sedangkan

bulla memiliki diameter >0,5 cm.

i. Ulkus

Lesi yang menunjukkan kerusakan epidermis dan dermis.

j. Kista

Rongga tertutup yang berisi cairan atau bahan semi-padat.

Selain itu, perlu juga diperiksa apakah terdapat perubahan kulit sekunder yang memperberat

atau merupakan akibat dari proses primer misalnya:2

a. Skuama

Lapisan deskuamasi dari stratum korneum.

b. Krusta

Serum, darah, atau eksudat purulen yang mengering.

c. Erosi

Daerah lekukan berbatas tegas akibat hilangnya epidermis, suatu kelainan kulit yang disebabkan

kehilangan jaringan tidak melampaui stratum basal.

d. Likenifikasi

Penebalan kulit akibat sering digosok atau digaruk yang menyebabkan semakin jelasnya garis-

garis kulit normal.

e. Atrofi

Atrofi epidermal disebabkan karena berkurangnya lapisan sel epidermal. Atrofi dermal terjadi

akibat berkurangnya jaringan ikat dermal.

f. Parut

Lesi yang terbentuk akibat kerusakan dermal.

g. Ekskoriasi

Ekskavasi superfisial epidermis akibat garukan. Bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores

sampai ujung papil, maka akan terlihat darah yang keluar selain serum. Ekskoriasi merupakan

kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan sampai stratum papilare.

h. Fisura

Celah kulit berupa garis yang terasa nyeri.

6 | P a g e

Page 7: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Pada pemeriksaan fisik juga perlu ditentukan apakah ada perluasan ataupun pola distribusi

(simetris atau asimetris, daerah pajanan, tempat tekanan, lipatan kulit), serta bagaimana warna dan

bentuk lesi (bulat, lonjong).5

Pada pemeriksaan fisik ditemukan kulit tangan menjadi kering dan ditemukan

kemerahan pada tangan.

Diagnosis kerja : Dermatitis kontak iritan komulatif

Dermatitis adalah peradangan kulit terjadi pada epidermis dan dermis secara sekaligus

sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, dermatitis menimbulkan

gejala klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama dan likenifikasi).

Dan keluhan gatal. Tanda-tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya

beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.Penyebab penyakit

dermatitis bisa dari luar (eksogen) yaitu bahan kimia (misalnya detergen, asam, basa, oli, semen), fisik

(misalnya sinar dan suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen),

misalnya dermatitis atopic. Sebagian lain tidak diketahui etiologinya dengan pasti.4

Pada umumnya penderita dermatitis merasa gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium

penyakit, batasnya sirkrumskrip, dapat pula difus. Penyebarannya dapat setempat, generalisata dan

universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan

eksudasim sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, eritema dan edema berkurang,

eksudat mongering lalu menjadi krusta. Sedangkan pada stadium kronis lesi tampak kering, skuama,

hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atu ekskoriasi karena garukan.

Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal member gambaran klinis

berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polimorfis,

mungkin juga dapat oligomorfis. 4

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang

menempel pada kulit. Ada 2 jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis

kontak allergen. Kedua-duanya dapat bersifat akut dan kronis. Dermatitis iritan merupakan reaksi

peradangan nonimunologik , jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitifitas.

Sebaliknya dermatitis kontak allergen terjadi pada seseorang yang telah mengalami sesitifitas

terhadap suatu bahan allergen. 4

Dermatitis kontak iritan

1. Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan

pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainna kulit yang terjadi

ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut dan vehikulum, juga

dipengaruhi faktor-faktor lain contohnya lama kontak, intensitas, adanya oklusi menyebabkan

7 | P a g e

Page 8: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

kulit lebih permeable, demikian pula gesekan dan trauma fisis, suhu dan kelembapan juga ikut

berpengaruh. 4

Faktor individu juga berpengaruh pada penderita dengan dermatitiskonta iritan, misalnya

perbedaan ketebalan kulit diberbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas : usia (anak

dibawah 8 tahundan usia lanjut lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dengan bahan

iritan dibandingkan dengan kulit putih); jenis kelamin ( insiden dermatitis kontak iritan lebih

sering terjadi kepada perempuan dibandingkan dengan laki-laki); penyakirtt kulit yang pernah

atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun), misalkan dermatitis

atopic. 4

2. Pathogenesis

Keadaan kulit yang timbul akibat dari kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui

kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan

lemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air pada kulit. Kebanyakan bahan iritan atau toksin

merusak membrane lemak (lipid bilayer) keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membrane

sel dan merusak lisosom, mitokondria atau komponen inti. Kerusakanmembran mengaktifkan

fosfolipase dan melepaskan asam arakidona, diasligliserida, platelet activating factor, dan

inositida. Asam arakidonat akan dirubah menjadi prostaglandin dan leukotrien. Lalu prostaglandin

dan leukotrien akan menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vascular sehingga

mempermudahkan transudasi komplemen dan kinin. Prostaglandin dan leukotrien juga bertindak

sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan nautrofil serta mengaktifasi sel mast yang akan

menyebabkan sel mast akan melepaskan histamine, leukotrien dan prostaglandin lain dan platelet

activating factor sehingga memperkuat perubahan vascular. 4

Diasilgliserida dan second messenger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein

misalnya interleukin-1 (IL-1), dan granulocytemacrophage colony stimulatunf factor (GACSF).

IL-1 akan mengaktifkan sel-T helper sehingga akan mengeluarkan IL-2 dan mengekspresi

reseptor IL-2, yang menimbulkkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.

Keratinosit juga membuat molekul permukaan HLA-DR dan adesi intrasel-1. Pada kontak dengan

iritan, keratinosit juga akan melepaskan TNF-alfa, suatu sitokin proinflamasi yang dapat

mengaktifkan sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan

pelepasan sitokin. 4

Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik ditempat terjadinya kontak

dikulit beru eritema, edema, panas, nyeri. Gejala-gejala yang terjadi juga dapat dipengaruhi oleh

faktor bahan iritan yangterkena oleh kulit, bila bahan iritan lemahakan menimbulkankelainan kulit

setelah berulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum olehkarena delipidasi

yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan

sel dibawahnya oleh bahan-bahan iritan. 4

8 | P a g e

Page 9: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

3. Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai umur, ras dan jenis

kelamin. Jumlah penderita dermatitis konta iritan diperkirakan cukup banyak, terutama

berhubungan dengan pekerjaan. Namun angka tetapi penderita dermatitis kontak iritan sulit

didapatkan secara pasti. Ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang didapati dermatitis

konta iritan ringan tidak datang berobat dan bahkan tidak mengeluh4

4. Gejala klinis

Kelainan kulit yang terjadi sangan beragam, tergantung pada sifat iritannya. Iritan kuat biasanya

akan member gejala akut, sedang iritan lemah akan memberikan gejala kronis. Selain itu juga

banyak faktor yang dapat mempengaruhi antara lain faktor individu (ras, usia, lokasi), faktor

lingkungan ( suhu, kelembapan udara dll). Berdasarkan faktor tersebut dermatitis kontak iritan

dibagi menjadi 8 macam.1

Dermatitis kontak iritan akut

Gambaran iritasi klasik yang akan terlihat dengan cepat dalam beberapa menit atau jam, bila

terpapar bahan iritan yang poten. Kelainan yang timbul pada semua orang tidak bergantung

pada tingkat kepekaan seseorang berupa eritema, edema dengan vesikel atau bulla, bahkan

dapat terjadi nekrosis, biasanya akan disertairasa terbakar, umumnya kelainan hanya akan

timbul pada daerah paparan. Keadaan ini juga sering terjadi akibat kecelakaan, dermatitis

cepat timbul dan akan menghilang dengan cepat pula, walaupun terjadi nekrosis.

Dermatitis kontak iritan akut lambat

Beberapa bahan iritan yang menimbulkan iritasi akut yang terlambat, inflamasi baru akan

terlihat 12-24 jam setelah paparan. Gambaran klinis menyerupai dermatitis iritan akut. Iritasi

akibat tretinoin dapat timbul setelah beberapa hari, ditandai dengan eritema diikut dengan

pengelupasan stratum korneum berupa skuama yang kasar disertai dengan keluhan rasa

terbakar. Kulit menjadi sensitive terhadap air dan perabaan.

Dermatitis kontak iritan reaksi iritan

Reaksi iritan merupakan dermatitis kontak iritan yang subklinis pada orang-orang yang

terpapar cairan misalkan piñata rambut. Gambaran klinis biasanya monomorfisberupa eritem,

skuama vesikel, pustule atau erosi. Sering kali kelainan kulit tersebut sembuh spontan dan

menimbulkan penebalan, namun kadang-kadang berlanjut menjadi dermatitis iritan komulatif.

Dermatitis kontak iritan komulatif

Dermatitis kontak iritan tipe ini paling sering dijumpai, disebut juga traumiterative dermatitis.

Kelainan kulit timbul dikarenakan paparan yang berulang-ulang. Selain iritasi bahan kimia,

iritasi dapat berupa gesekan, mikrotrauma, kelembapan rendah, panas, dingin, bedak, tanah

dan air. Paparan berlangsung dalambeberapa hari, minggu atau bahkan bertahun-tahun, oleh

berbagai macam iritan dan tidak disadari penderita. Gambaran klinisnya bervariasi tergantung

9 | P a g e

Page 10: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

pada tingkat kepekaan seseorang, berupa kulit yang kering, eritema dan skuama yang timbul

perlahan-lahan, pnderita tisak menyaari adanya kelainan kulit. Pada kebanyakan kasus terjadi

dermatitis kronis yang ditandai dengan sedikit skuama tanpa eritema maupun tanda-tanda

inflamasi lainnya. Hal ini terjadi karena paparan berulang dan kulit yang memerlukan waktu

yang lebih lama untuk penyembuhan. Dermatitiskontak iritan tipe ini sulit dibedakan dengan

dermatitis kontak alergan sehingga diperlukan uji temple.

Dermatitis kontak iritan traumateratif

Kelainan kulit yang timbul karena trauma, misalnya luka bakar, luka lecet atau dermatitis

kontak iritan akut. Harus ditanyakan kepada penderita apakah luka dicuci menggunaka sabun

atau detergen. Luka tidak sembuh seperti apa yang diharapkan, tetapi akan timbul eritema,

papula, papulovesikel, vesikel dan skuama. Perjalanan penyakit akhirnya menyerupai

dermatitis numularis, dapat terjadi komplikasi berupa infeksi dan penyembuhan

membutuhkan waktu yang lama.

Dermatitis kontak iritan noneritematosa

Pada stadium awal, kulit sudah terpapar bahan iritan belum terlihat tanda-tanda inflamasi,

walaupun tidak ditemukan kelainan kulit

Dermatitis kontak iritan subyektif

Pada beberaoa orang yang terpapar bahan kimia misalnya asam laktat, mengeluh rasa gatal,

rasa terbakar atau rasa panas, walaupun tidak ditemukan kelainan kulit.

Dermatitis kontak iritan pustular dan akneiformis

Kelainan kulit yangtimbul setelah terpapar metal, oli dan minyak. Gambaran klinisnya berupa

lesi akneiformis, pustule atau akne yang timbul bersifat steril dan timbul diluar usia akne

vulgaris. Pada umumnya terjadi pada penderita dermatitis seboroik, orang-orang yang

mempunyai lubang pori-pori yang besar dan lebar, sebelumnya menderita aknevulgaris atau

orang atopi.

Gambar 1. Gambaran Dermatitis Kontak Iritan6

10 | P a g e

Page 11: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Diagnosis banding

1. Dermatitis kontak allergen

Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak

allergen (DKA) lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat

peka (hipersensitif). Diramalkan jumlah DKA bertambah seiring bertambahnya produk yang

memakai bahan kimia yang beredar bebas di masyarakat. Penyebab DKA adalah bahan kimia

sederhana dengan berat molekul umumnya renda (<1000 dalton), merupakan allergen yang

belum diproses, disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif dan dapat menembus stratum

corneum sehingga mencapai sel epidermis yang masih hidup. Berbagai faktor timbulnya

DKA misalnya potensi sensitisasi aergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama

pajanan, oklusi, suhu dan kelembapan lingkungan, vehikulum dan ph. Juga dapat dipengaruhi

oleh faktor individu, misalnya keadaan kulit pada tempat yang terpapar (ketebalan epidermis,

keadaan stratum corneum), status imunoligik penderita. Gejala klinis penderita umumnya

mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan lokasinya.

Pasayang akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti

edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah dan menimbulkan

erosi dan eksudasi sehingga membuat kulit basah. DKA akutterjadi ditempat tertentu,

misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema, da edema ebih dominan daripada vesikel.

Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur,

batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan DKI kronis; mungkin juga

penyebabnya campuran. Jarang sekali ditemukan DKA pada telapak tangan dan telapak kaki.

Jika terjadi pada tangan hal ini mungkin terjadi karena tangan merupakan organ tubuh yang

paling sering digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Pada pekerjaan yang

membuat tangan menjadi basah misalnya memasak, mencuci pakaian pengatur rambut

disalon, angka kejadian dermatitis pada tangan menjadi lebih tunggi. Hal ini juga dipengaruhi

oleh bahan-bahan kimia yang dapatterpapar pada tangan misalnya detergen, antiseptic, getah

sayuran, semen, dan pestisida. 4

2. Dermatitis atopic

Dermatitis atopic (DA) adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal,

yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan

peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A,

rinitis alergik atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian

mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural). 4

DA cenderung diturunkan. Bila seorang ibu menderita atopi maka lebih dari seperempat

anaknya akan menderita DA pada 3 bulan pertama. Bila salah satu orang tua menderita atopi

maka lebih separuh anaknya menderita alergi sampai usia 2 tahun dan bila kedua orang tua

11 | P a g e

Page 12: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

menderita atopi, angka ini meningkat sampai 75%. Risiko mewarisi DA lebih tinggi bila ibu

yang menderita DA dibandingkan dengan ayah. 4

Gejala klinis yang tampak pada balita adalah ditemukan eritema di daerah wajah yaitu dahi

dan pipi, papul-vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya

terbentuk krusta. Sebagian besar penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian lagi berlanjut

ke fase anak. Tempat predileksi ialah kedua pipi (sering disebut melk eczema karena air susu),

lipat siku dan lipat lutut, biasanya simetris.Biasanya setelah balita mulai terlihat likenifikasi

dan hipopigmentasi dengan papula miliaris dan mungkin terjadi infeksi sekunder. Pada

remaja - dewasa lokasi lesi di Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi,

hiperkeratosis. Lokasi lesi pada remaja adalah di lipatan siku/lutut, samping leher, dahi,

sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan

pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecah,

bersisik), vulva, puting susu atau skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling parah di

daerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul datar cenderung

berkonfluens menjadi plak likenifikasi dan sedikit skuama. Bisa didapati ekskoriasi dan

eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi hiperpigmentasi. DA paling sering muncul

pada tahun pertama kehidupan yaitu pada bulan kedua. Umumnya DA remaja dan dewasa

berlangsung lama kemudian cenderung membaik setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia

pertengahan dan sebagian kecil sampai tua. 4

Pada sekitar 80% penderita ditemukan peningkatan kadar IgE terutama bersamaan dengan

penyakit atopi saluran penafasan, karena 80% anak dengan dermatitis atopik mengalami asma

bronkial atau rinitis alergik. Peningkatan IgE sejalan dengan tingkat keparahan penyakit.

Jumlah eosinofil dalam darah perifer juga meningkat. Tetapi terdapat penurunan jumlah

dan fungsi limfosit T, sehingga respons terhadap hipersensitivitas tipe lambat menurun;

imunitas selular menurun. Pada dermatitis atopik yang berat, kadar histamin di plasma

maupun jaringan meningkat dan menyebabkan pruritus. 4

3. Dermatitis nummular

Dermatitis numularis merupakan dermatitis berupa lesi berbentik mata uang (coin) atau agak

lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah

sehingga basah. Dermatitis ini biasanya terjadi pada orang dewasa, jarang terjadi pada anak.

Bila terjadi pada anak, timbulnya jarang pada usia dibawah 1 tahun. Namun lesi numularis

dapat terjadi pada anak yang menderita dermatitis atopik. 4

Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus, kecuali dalam

periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula.

Penderita dermatitis umumnya mengeluh sangat gatal. Gejala klasik pada dermatitis

numularis adalah lesinya, dimana dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebat, bilateral,

12 | P a g e

Page 13: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar sampai numular, bahkan

plakat. 4

4. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang mengenai 1-3% dari populasi dunia, tetapi

diindonesia sampai sekarang belum pernah dilaporkan data dan epidemiologis psoriasi yang

menyeluruh dan terpadu. Psoriasis adalah penyakit eritropapuloskuamosa dengan sebab tidak

diketahui, ditandai dengan adanya hiperproliferasi epidermis yang cepat dan memendeknya

waktu pematangan keratinosit disertai peradangan pada epidermis dan dermis. Pada psoriasis

terjadi proses peradangan yang kronis yang diperantarai oleh reakti imunitas yaitu limfosit T,

kemudian limfosit T aakan mensekresikan interferon gamma yang akan meningkatkan

proliferasi keratinosit. Etiologi dan mekanisme pathogenesis secara pasti, sampai saat ini

masih berlum diketahui. Hiperprolifearsi yang terjadi disebabkan seharusnya sel yang

terdapat pada fase Go (inaktif) menjadi aktif lebih cepat dari yang normal sehingga proses

mitosis pada epidermis akan menjadi lebih cepat. Biasanya gejala yang didapatkan adalah lesi

berwarna merah ditutupi skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih seperti mika. Bila

skuama ini diangkat akan tampak bintik-bintik perdarahan sebagai adanya hipervaskularisasi

dermis, tempat presileksinya yaitu kepala, kuku, bagian ekstensor tubuh, siku, lutut dan

region sacral. 1

5. Tinea manus

Tinea manus adalah penyakit jamur yang biasa terjadi pada tangan. Biasanya terjadi diantara

sela-sela jari. Pada tinea manus akan terlihat fisura yang dilingkasi sisik halus dan tipis,

kelainan ini dapat meluas kebawah jari dan juga bisa menyebar ke sela-sela jari yang lain.

oleh karena dareah tangan selalu lembab maka akan terlihat pula maserasi. Aspek klinis

maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit mati ini dibersihkan maka akan

terlihat bagian kulit yang baru, pada umumnya juga sudah diserang oleh jamur, penderita juga

akan merasa gatal dan kebanyakan dari lesi akan berbatas tegas bagian tepi lesi akan lebih

jelas terlihat peradangan dibandingkan dengan bagian tengah. Bentuk klinis ini dapat terjadi

bertahun tahun dan dapat menimbulkan keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Kelainan ini

juga dapat disertai infeksi sekunder oleh bakter sehingga menimbulkan selulitis, limfangitis,

limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisiplas yang disertai gejala-gejala umum. 4

Pemeriksaan penunjang

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontak iritan. Ruam kulit

biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapat beberapa tes yang dapat memberikan

indikasi dari substansi yang berpotensi menyebabkan dermatitis kontak iritan. Tidak ada spesifik tes

13 | P a g e

Page 14: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

yang dapat memperlihatkan efek yang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan.

Dermatitiskontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efek  berbagai iritans.

1. Patch Test

Patch test digunakan untuk menentukan substansi yang menyebabkan kontak dermatitis

dan digunakan untuk mendiagnosis DKA. Konsentrasiyang digunakan harus tepat. Jika terlalu

sedikit, dapat memberikan hasi lnegatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi. Dan jika terlalu

tinggi dapat terinterpretasi sebagai alergi (positif palsu). Patch tes dilepas setelah 48 jam, hasilnya

dilihat dan reaksi positif dicatat. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dapat kembali dilakukan

pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik, maka

dapat didiagnosis sebagai DKI, Pemeriksaan patch tes digunakan untuk pasien kronis,dengan

dermatitis kontak yang rekuren. 4

2. Kultur Bakteri

Kultur bakteri dapat dilakukan pada kasus-kasus komplikasi karena adanya infeksi

sekunder oleh bakteri.1

3. Pemeriksaan KOH

Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikologi pada infeksi jamur

superfisial seperti infeksi candida, pemeriksaan ini bergantung dari tempat dan morfologi dari

lesi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil kerukan kulit lalu dilarut dengan KOH 10-

20% lalu spora jamur akan terlihat dibawah mikroskop. 1

Penatalaksanaan

Upaya pengonatan dermatitis kontak iritan yang penting adalah menghindarkan

pajanan dari bahan-bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis maupun kimiawi serta

menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna dan

tidak terjadi komplikasi makan dermatitiskontak iritan ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa

pengobatan topical, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering. 1,4

Apa bila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosterois topikan atau

hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis dapat diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat

yaitu pemberian prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg dosis inisial, dan di tappering 10mg.

Selain itu pemakaian alat pelindung diri yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja

dengan bahan iritan sebagai suatu upaya pencegan kejadian dengan rekurensi. 1,4

Dapat pula diberikan antihistamin dan antibiotic. Pemberian antibiotic dianjurkan agar

menghindarkan komplikasi lanjut yaitu infeksi sekunder pada dermatitis iritan, Sedangkan

antihistamin mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis kontak iritan. Perlu

diketahui bahwa pemberian obat topikal merupakan lini pertama pada penyakit kulit apapun. Bila

14 | P a g e

Page 15: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

gejala menunjukan adanya penyebaran secara sistemik pemberian obat oral atau parental

dapat diindikasikan. 1,4

Komplikasi

·            Dermatitis kontak iritan dapat meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topical. Lesi yang

terjadi pada kulit bisa mengalami infeksi sekunder, khususnya oleh Staphylococcus aureus. Selain itu

dapat terjadi neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis) terutama pada pekerja yang terpapar

iritan di tempat kerjanya atau dengan stres psikologik.Gejala berupa peradangan kulit kronis,

gatal, sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol

(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang

karena berbagai rangsangan pruritogenik. Pruritus memeainkan peran sentral dalam

timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenaio

pruritus berhubungan dengan adanya penyakit yang mendasari dan salah satunya ialah

dermatitis kontak alergi. 1,4

·           Hiperpigmentasi atau hipopignemtasi bisa terjadi pada post inflamasi pada area terkena dermatitis

kontak iritan atau dapat juga muncul jaringan parut pada paparan bahan korosif, ekskoriasi atau

artifak. 1,4

Prognosis

Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan secara sempurna maka

prognosisnya akan menjadi kurang baik. Keadaan ini sering terjadi dengan dermatitis kontak iritan

kronis yang penyebabnya bisa dikarenakan multi faktor. 1,4

Kesimpulan

Dermatitis adalah penyakit kulit dimana kulit mengalami inflamasi. Dermatitis terbagi

menjadi dermatitis eksogen dan dermatitis endogen. Dermatitis eksogen sendiri dibedakan menjadi

dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik dimana keduanya dapat bersifat akut maupun

kronik. Dermatitis kontak sering terjadi akibat pekerjaan misalnya pada tukang cuci, tukang kebun,

dan sebagainya. Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan kulit non-imunologik, jadi kerusakan

kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi

pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen. Kedua dermatitis ini

memiliki prognosis yang baik apabila diobati dengan baik dan benar serta bahan kontak atau iritasi

penyebabnya dapat disingkirkan dengan sempurna.

15 | P a g e

Page 16: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan

Daftar pustaka

1. Sadikin H. Materi symposium penanganan terbaru dermatitis dan psoriasis. Bandung: Bagian

ilmu penyakit kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran; 2001.

2. Santoso M. Pemeriksaan fisik diagnosis. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes

Indonesia; 2004.h.1-4,6,13-5,20,98.

3. Burnside JW, Mcglynn TJ. Diagnosis fisik. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2000. h.

87-97

4. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 6. Jakarta: Badan

Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 2013.h.34,40, 129-161.

5. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2005.h.43.

6. Dermatitis kontak iritan, diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/1049353-

overview, 17 April 2014

16 | P a g e

Page 17: Pbl Blok 15 Dermatitis Kontak Iritan