Depresi Mania

9
204 Gambaran Klinis Dua pola gejala dasar didalam gangguan mood adalah gejala yang terdapat pada depresi dan mania. Episode depresif dapat terjadi pada gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I. Pada banyak studi, para peneliti berupaya mencari perbedaan yang dapat diandalkan antara gangguan bipolar I episode depresif dan episode gangguan depresif berat, tetapi perbedaan tersebut sukar ditentukan. Pada suatu situasi klinis, hanya riwayat pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan gangguan masa mendatang yang dapat membantu membedakan kedua keadaan tersebut. Sejumlah pasien dengan gangguan bipolar I memiliki keadaan campuran dengan ciri manik dan depresif, serta beberapa dari mereka tampaknya mengalami episode singkat-beberapa menit sampai beberapa jam- episode depresi selama episode manik. Episode Depresif Mood yang depresif serta hilangnya minat atau kesenangan adalah kunci gejala depresi. Pasien dapat mengatakan bahwa mereka merasa sedih, tidak ada harapan, bersusah hati, atau tidak berharga. Untuk seorang pasien, mood yang depresif sering memiliki kualitas yang khas yang membedakannya dengan emosi normal kesedihan atau berkabung. Pasien sering menggambarkan gejala depresi sebagai satu penderitaan emosi yang sangat mendalam serta kadang-kadang

Transcript of Depresi Mania

Page 1: Depresi Mania

204

Gambaran Klinis

Dua pola gejala dasar didalam gangguan mood adalah gejala yang terdapat pada depresi dan

mania. Episode depresif dapat terjadi pada gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I. Pada

banyak studi, para peneliti berupaya mencari perbedaan yang dapat diandalkan antara gangguan

bipolar I episode depresif dan episode gangguan depresif berat, tetapi perbedaan tersebut sukar

ditentukan. Pada suatu situasi klinis, hanya riwayat pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan

gangguan masa mendatang yang dapat membantu membedakan kedua keadaan tersebut.

Sejumlah pasien dengan gangguan bipolar I memiliki keadaan campuran dengan ciri manik dan

depresif, serta beberapa dari mereka tampaknya mengalami episode singkat-beberapa menit

sampai beberapa jam-episode depresi selama episode manik.

Episode Depresif

Mood yang depresif serta hilangnya minat atau kesenangan adalah kunci gejala depresi. Pasien

dapat mengatakan bahwa mereka merasa sedih, tidak ada harapan, bersusah hati, atau tidak

berharga. Untuk seorang pasien, mood yang depresif sering memiliki kualitas yang khas yang

membedakannya dengan emosi normal kesedihan atau berkabung. Pasien sering menggambarkan

gejala depresi sebagai satu penderitaan emosi yang sangat mendalam serta kadang-kadang

mengeluh tidak dapat menangis, gejala yang pulih ketika pasien membaik.

Sekitar duapertiga pasien depresi berpikir untuk melakukan bunuh diri, dan 10-15% melakukan

bunuh diri. Mereka yang baru-baru ini dirawat di rumah sakit dengan percobaan bunuh diri atau

memiliki gagasan bunuh diri memiliki risiko seumur hidup yang lebih besar untuk berhasil

melakukan bunuh diri daripada mereka yang belum pernah dirawat di rumah sakit. Terkadang

pasien sendiri tidak menyadari adanya ganguan mood dalam diri mereka, yang ditunjukkan

melalui penarikan diri dari lingkungan, baik teman maupun keluarga. Hamper semua pasien

depresi (97%) mengeluh berkurangnya energy, mereka sulit mengerjakan tugas, terganggu

disekolah dan tempat kerja, serta memiliki motivasi yang menurun untuk menangani proyek

baru. Sekitar 80% pasien mengeluh sulit tidur terutama terbangun saat dini hari (yang merupakan

Page 2: Depresi Mania

insomnia terminal) serta terbangun berulang di malam hari, saat terbangun itu pasien

menggunakan waktunya untuk merenung setiap permasalahannya. Banyak pasien yang

mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan, tetapi tidak sedikit pula yang

mengalami peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan dan waktu tidur yang

memanjang. Pasien ini digolongkan dalam DSM-IV-TR memiliki ciri tipikal.

Ansietas adalah gejala depresi yang lazim dan mengenai 90% pasien depresi. Berbagai

perubahan asupan makanan dan istirahat dapat memperburuk penyakit medis yang telah ada,

misalnya diabetes, hipertensi, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit jantung. Gejala

vegetative lainnya adalah menstruasi abnormal dan menurunnya minat serta kinerja di dalam

aktivitas seksual. Ansietas (termasuk serangan panik), penyalahgunaan alkohol, dan keluhan

somatik (misalnya konstipasi dan sakit kepala) sering mempersulit terapi depresi. Sekitar 50%

pasien menunjukkan adanya variasi gejala diurnal yang bertambah parah dipagi hari dan

berkuang disore hari. Gejala kognitif mencakup laporan subjektif adanya ketidakmampuan

berkonsentrasi(84% pasien di satu studi) serta hendaya dalam berpikir (67% pasien pada studi

lain).

Episode Manik

Mood yang meningkat, ekspansif, atau iritabel adalah tanda khas episode manik. Mood yang

meningkat bersifat euforik dan sering menular serta bahkan dapat menyebabkan penyangkalan

counter-transferential penyakit tersebut oleh klinisi yang tak berpengalaman. Walaupun orang

yang tidak terlibat mungkin tidak mengenali sifat mood pasien yang tidak biasa, orang yang

mengenal pasien menyadari bahwa hal tersebut tidak normal. Sebaliknya, mood dapat iritabel,

khususnya ketika rencana seseorang terang-terangan dirintangi. Pasien sering menunjukkan

perubahan mood yang dominan dari euforia pada awal perjalanan penyakit menjadi iritabilitas

dikemudian hari.

Page 3: Depresi Mania

Gangguan Bipolar II

Gambaran klinis pada gangguan bipolar II yaitu adanya gambaran klinis pada gangguan depresi

berat ditambah dengan gambaran klinis episode hipomanik. Sejumlah studi menunjukkan adanya

kaitan gangguan bipolar II dengan gangguan perkawinan. Resiko untuk berusaha dan

melaksanakan bunuh diri lebih tinggi pada gangguan bipolar II dibandingkan dengan gangguan

bipolar I serta gangguan depresif berat.

Gangguan yan timbul bersamaan

Ansietas. DSM-IV-TR mencatat adanya gangguan campuran ansietas signifikan bersamaan

depresi yang signifikan.

Ketergantungan Alkohol. Data yang tersedia menunjukkan bahwa pada perempuan lebih

terkait dengan diagnosis depresi yang juga ada daripada ketergantungan alkohol pada laki-laki.

Keadaan Medis. Banyak studi menunjukkan bahwa terapi gangguan depresif berat yang timbul

bersamaan dapat memperbaiki perjalanan gangguan medis yang mendasari, termasuk kanker.

Pemeriksaan Status Mental

Episode Depresif

Gambaran Umum. Retardasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling lazim

timbul, walaupun agitasi juga terlihat, terutama pada pasien lanjut usia. Meremas-remas tangan

dan menarik-narik rambut merupakan gejala tersering agitasi. Pada berbagai gangguan mood

terdapat gejala yang menyerupai “ciri katatonik” fakta ini dimasukkan dalam DSM-IV-TR.

Mood, Afek, dan Perasaan. 50% pasien menyangkal bahwa dirinya depresi, secara umum

memang tidak memperlihatkan dirinya depresi. Seringkali anggota keluarga membawa pasien

untuk ditangani karena penarikan diri secara social dan aktifitas umum yang berkurang.

Page 4: Depresi Mania

Pembicaraan. Pasien mengalami penurunan laju dan volume bicara; mereka memberikan

jawaban terhadap pertanyaan yang hanya membutuhkan satu kata dan tampak terlambat

menjawab pertanyaan. Pemeriksa dapat menunggu 2 hingga 3menit sebelum pertanyaan dijawab.

Gangguan Persepsi. Pasien depresi dengan waham atau halusinasi dikatakan memiliki episode

depresi berat dengan gambaran psikotik. Bahkan bila tidak ditemukan waham atau halusinasi,

beberapa klinisi menggunakan istilah depresi psikotik terhadap pasien yang secara umum

mengalami depresi dengan keadaan yang tidak mau berbicara, tidak mandii, membuang kotoran

sembarangan. Pasien tersebut lebih baik dijelaskan memiliki ciri katatonik.

Waham yang kongruen mood pada pasien depresi mencakup rasa bersalah, berdosa, tidak

berharga, miskin, gagal, dikejar, serta memiliki penyakit somatik terminal (seperti kanker dan

otak yang membusuk).

Waham yang tidak kongruen mood pada pasien depresi meliputi tema kebesaran berupa

kekuatan, pengetahuan, dan rasa berharga yang berlebihan; misalnya; keyakinan seseorang

disiksa karena ia merupakan seorang Juruselamat.

Walaupun relative jarang, halusinasi dapat terjadi saat episode depresi berat dengan ciri psikotik.

Isi Pikir. Sekitar 10% pasien depresi memiliki gejala nyata gangguan pikiran, biasanya berupa

bloking pikiran dan sangat miskin isi piker.

Sensorium dan Kognisi

Orientasi. Hampir seluruh pasien depresi masih memiliki orietasi terhadap waktu, tempat dan

orang.

Memori. Sekitar 50 hingga 75% pasien depresi memiliki hendaya kognitif, kadang-kadang

disebut dengan istilah pseudo demensia depresif. Pasien ini sering mengeluh konsentrasi

terganggu dan mudah lupa.

Page 5: Depresi Mania

Kontrol impuls. Pasien denganvgangguan depresif beresiko lebih tinggi terhadap bunuh diri saat

keadaan mereka membaik dan memperoleh kembali energy yang dibutuhkan untuk merancang

dan melakukan usaha bunuh diri (bunuh diri paradoks).

Daya Nilai dan Tilikan. Tilikan pasien depresi terhadap kelainan yang mereka alami biasanya

berlebihan; pasien melebih-lebihkan gejala, gangguan, dan masalah hidup mereka.

Taraf Dapat Dipercaya. Pasien depresi seringkali melebih-lebihkan hal yang buruk dan

menutup-nutupi hal yang baik. Psikiater sebaiknya tidak melihat informasi pasien yang salah ini

sebagai suatu kebohongan yang dibuat-buat; penyampaian informasi yang membantu mungkin

mustahil pada seseorang dengan pikiran depresi.

Episode Manik

Gambaran Umum. Pasien manik tereksitasi, banyak bicara, kadang menghibur, dan seringnya

hiperaktif. Pada suatu waktu, mereka secara umum psikotik dan terdisorganisasi serta

membutuhkan pengikatan dan suntikan intramuscular obat sedative.

Mood, Afek, dan Perasaan. Pasien manik biasanya euforik, tapi mereka mungkin juga iritabel,

khususnya ketika muncul mania. Pasien ini juga memiliki toleransi rendah terhadap frustrasi,

yang dapat mengarahkan ke rasa marah dan permusuhan. Pasien manik dapat labil secara emosi,

berganti dari tertawa ke iritabilitas ke depresi dalam hitungan menit atau jam.

Pembicaraan. Pasien manik tidak dapat disela ketika mereka sedang berbicara, dan mereka

sering menjadi/dianggap pengganggu bagi orang-orang disekeliling mereka. Pembicaraan

mereka sering terganggu. Ketika mania menjadi lebih intens, pembicaraan menjadi semakin

keras, semakin cepat, dan sulit diartikan, kemudian diisi dengan lelucon, sajak, bermain dengan

kata-kata, serta tidak relevan ketika keadaan mania semakin meningkat. Masih pada tingkat

aktivitas yang lebih besar, asosiasi menjadi longgar, kemampuan untuk berkonsentrasi semakin

memudar, serta flight of ideas, word salad, dan neologisme timbul. Pada cetusan manik akut,

pembicaraan dapat benar-benar inkoheren dan tidak dapat dibedakan dengan orang dengan

skizofrenia.

Page 6: Depresi Mania

Gangguan Persepsi. Waham timbul pada 75% pasien manik. Waham manik yang kongruen

mood sering berkenaan dengan kemakmuran, kemampuan yang luar biasa, atau kekuatan.

Waham bizar dan tidak kongruen mood dan halusinasi juga terjadi pada mania.

Pikiran. Pasien manik sering teralih perhatiannyadan fungsi kognitif pada keadaan manik

ditandai dengan arus gagasan yang tidak tertahan dan dipercepat.

Sensorium dan Kognisi. Secara kasar, orientasi dan memori masih intak, walaupun sejumlah

pasien manik dapat sedemikian euforik hingga mereka menjawab dengan tidak benar. Emil

Kraepelin menyebut gejala ini sebagai “delirious mania”.

Kendali Impuls. Sekitar 75% pasien manik bersifat menyerang atau mengancam, lebih sering

pada pasien dengan gangguan bipolar I daripada pasien dengan skizofrenia.

Penilaian dan Tilikan. Pasien manik memiliki sedikit tilikan terhadap gangguan mereka,

mereka dapat melanggar hokum dalam hal kartu kredit, aktivitas seksual, serta keuangan dan

kadang-kadang melibatkan keluarga mereka di dalam kehancuran keuangan mereka.

Taraf Dapat Dipercaya. Pasien manik dikenal tidak dapat dipercaya informasinya. Oleh karena

berbohong dan menipu lazim pada mania, klinisi yang tidak berpengalaman munkin mengobati

pasien manik dengan sikap meremehkan yang tidak sesuai.