Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

20
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah tim penulis dapat menyelesaikan makalah Patologi yang berjudul “Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit”. Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Patologi. Dalam makalah ini akan tim penulis paparkan tentang imun dan segala penyakit defisiensi imun, disebabkan oleh apa saja, dan bagaimana pengklasifikasiannya. Dan juga tentang kekurangan nutrisi akibat penyakit serta macam-macam penyakitnya. Dalam pembentukan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembentukan makalah ini hingga pada akhirnya makalah inipun dapat terselesaikan dengan baik. Harap penulis semoga makalah ini akan bermanfaat kelak sebagai salah satu referensi atau bahan materi yang lain. Bandung, Mei 2011 Tim Penulis i

Transcript of Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Page 1: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya lah tim penulis dapat menyelesaikan makalah

Patologi yang berjudul “Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit”.

Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Patologi.

Dalam makalah ini akan tim penulis paparkan tentang imun dan segala

penyakit defisiensi imun, disebabkan oleh apa saja, dan bagaimana

pengklasifikasiannya. Dan juga tentang kekurangan nutrisi akibat penyakit serta

macam-macam penyakitnya.

Dalam pembentukan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pembentukan makalah ini hingga pada

akhirnya makalah inipun dapat terselesaikan dengan baik. Harap penulis semoga

makalah ini akan bermanfaat kelak sebagai salah satu referensi atau bahan materi

yang lain.

Bandung, Mei 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

i

Page 2: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3

2.1 Penyakit Defisiensi Imun..........................................................................3

2.2 Penyebab Defisiensi Imun.........................................................................3

2.3 Klasifikasi Penyakit Imun.........................................................................4

a. Defisiensi Imun Primer.............................................................................4

b. Defisiensi Imun Sekunder.........................................................................5

2.4 Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit........................................................6

a. Kwashiorkor..............................................................................................7

b. Luka Bakar Yang Luas..............................................................................8

c. Arterioskleriosis........................................................................................8

d. Gaucher’s dan Niemann Pick....................................................................8

e. Diabetes Melitus........................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii

Page 3: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan

membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam

pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,

bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan

memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat

berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan

memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi

yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri

dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.

Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada

keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut

termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem

komplemen. Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif

baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti

manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang

berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon

imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui

patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis

dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan

dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari

vaksinasi.

Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh

juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit.

Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada

biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab

dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi

1

Page 4: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)

yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem

imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut

merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid

arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting

imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.

Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas tentang defisinsi imum

kekurangan nutrisi akibat penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah

yaitu :

a. Apa yang dimaksud penyakit defisiensi imun?

b. Apa saja penyebab defisiensi imun?

c. Berdasarkan apa saja penyakit imun dapat di klasifikasikan?

d. Apa itu kekurangan nutrisi akibat penyakit?

e. Apa saja penyakit yang mengakibatkan kekurangan nutrisi akibat

penyakit?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk :

a. Mengetahui penyakit defisiensi imun.

b. Mengetahui penyebab dari defisiensi imun

c. Memahami klasifikasi penyakit imun

d. Memahami kekurangan nutrisi aakibat penyakit

e. Mengetahui macam-macam penyakit yang mengakibatkan kekurangan

nutrisi akibat penyakit?

2

Page 5: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

BAB II

ISI

2.1 Penyakit Defisiensi Imun

Penyakit defisiensi imun  adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena

memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan

terhadap infeksi meningkat. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan

penyakit lain yang mengganggu sistem imun, dan banyak yang merupakan akibat

kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.

Defisiensi imun sekunder terjadi sebagai akibat dari penyakit lain, umur,

trauma, atau pengobatan.Meskipun kemungkinan defisiensi imun harus dipikirkan

pada seseorang yang sering mengalami infeksi, tetapi sejatinya penyakit

imunodefiensi angka kejadiannya tidak tinggi. Karena itu selalu pertimbangkan

kondisi lain yang membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, seperti

penyakit sickle cell, diabetes, kelainan jantung bawaan, malnutrisi, splenektomi,

enteropati, terapi imunosupresif dan keganansan.

2.2 Penyebab Defisiensi Imun

Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik

berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola

menurunnya terkait  pada X-linked recessive, resesif autosomal, atau dominan

autosomal.

Defek genetic :

Defek gen-tunggal yang diekspresikan di banyak jaringan (misal ataksia-

teleangiektasia, defsiensi deaminase adenosin) Defek gen tunggal khusus pada

sistem imun ( misal defek tirosin kinase pada X-linked agammaglobulinemia;

abnormalitas rantai epsilon pada reseptor sel T)   Kelainan multifaktorial dengan

kerentanan genetik  (misal common variable immunodeficiency) 

Obat atau toksinI

munosupresan (kortikosteroid, siklosporin)Antikonvulsan (fenitoin)

Penyakit nutrisi dan metabolic

Malnutrisi ( misal kwashiorkor)Protein losing enteropathy (misal limfangiektasia

3

Page 6: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

intestinal)Defisiensi vitamin (misal biotin, atau transkobalamin II)

Defisiensi mineral (misal Seng pada Enteropati Akrodermatitis)

Kelainan kromosom

Anomali DiGeorge (delesi 22q11)Defisiensi IgA selektif (trisomi 18)

Infeksi

Imunodefisiensi transien (pada campak dan varicella )Imunodefisiensi permanen

(infeksi HIV, infeksi rubella kongenital)

(Dikutip dengan modifikasi dari Stiehm dkk, 2005)

2.3 Klasifikasi Penyakit Imun

Pada awalnya penamaan imunodefisiensi melekat pada nama penemu,

tempat kasus ditemukan, pola imunoglobulin, atau dugaan patomekanisme.

Karenanya dapat terjadi ada dua penamaan pada penyakit defisiensi yang sama,

dan sering menimbulkan kerancuan. Karenanya International Union of

Immunological Societies (IUIS, dahulu  WHO Expert Committee) membuat

nomenklatur penyakit defisiensi imun primer dan sekunder seperti pada tabel

berikut.

a. Defisiensi Imun Primer

Defisiensi imun humoral (sel B)Hipogamaglobulinemia x-linked

(hipogamaglobulinemia kongenital) Hipogamaglobulinemia transien (pada

bayi) Defisiensi imun tak terklasifikasi, umum, bervariasi (hipogamaglobulinemia

didapat) 

Defisiensi imun dengan hiperIgM 

Defisiensi IgA selektif 

Defisiensi imun IgM selektif 

Defisiensi sub kelas IgG selektif 

Defisiensi sel B sekunder berhubungan dengan obat, kehilangan protein 

Penyakit limfoproliferatif x-linked 

 

Defisiensi imun selular (sel T)Aplasia timus kongenital (sindrom

DiGeorge)Kandidiasis mukokutaneus kronik (dengan atau tanpa

4

Page 7: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

endokrinopati)Defisiensi sel T berhubungan dengan defisiensi purin nukleosid

fosforilase

Defisiensi sel T berhubungan dengan defek glikoprotein membran

Defisiensi sel T berhubungan dengan absen MHC kelas I dan atau kelas II

(sindrom limfosit telanjang)

Defisiensi imun gabungan humoral (sel B) dan selular (sel T)Defisiensi imun

berat gabungan (autosom resesif, x-linked, sporadik)Defisiensi imun selular

dengan gangguan sintesis imunoglobulin (sindrom Nezelof)Defisiensi imun

dengan ataksia teleangiektasis

Defisiensi imun dengan eksim dengan trombositopenia (sindrom Wiskott-

Aldrich)

Defisiensi imun dengan timoma

Defisiensi imun dengan short-limbed dwarfism

Defisiensi imun dengan defisiensi adenosin deaminase

Defisiensi imun dengan defisiensi nukleosid fosforilase

Defisiensi karboksilase multipel yang tergantung biotin

Penyakit graft-versus-host

Sindrom defisiensi imun didapat (AIDS)

Disfungsi fagositPenyakit granulomatosis kronikDefisiensi glukosa-6-fosfat

dehidrogenaseDefisiensi mieloperoksidase

Sindrom Chediak-Higashi

Sindrom Job

Defisiensi tuftsin

Sindrom leukosit malas

Peninggian IgE, defek kemotaksis dan infeksi rekuren

(Dikutip dari AJ Amman, 1991)

b. Defisiensi Imun Sekunder

Penyebab sekunder defisiensi imun lebih umum dibandingkan penyebab

primer. Kadar komponen imun yang rendah menunjukkan produksi yang menurun

atau katabolisme (“hilangnya” komponen imun) yang dipercepat.

5

Page 8: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Hilangnya protein yang sampai menyebabkan hipogamaglobulinemia dan

hipoproteinemia terjadi terutama melalui ginjal (sindrom nefrotik) atau melalui

saluran cerna (protein-losing enteropathy). Hilangnya imunoglobulin melalui

renal setidaknya bersifat selektif parsial, sehingga kadar IgM masih dapat normal

meskipun kadar IgG serum dan albumin menurun. Protein juga dapat hilang dari

saluran cerna melalui penyakit inflamatorius aktif seperti penyakit Crohn, kolitis

ulseratif dan penyakit seliak.

Kerusakan sintesis paling nampak pada malnutrisi. Defisiensi protein

menyebabkan perubahan yang mendalam pada banyak organ, termasuk sistem

imun. Kerusakan produksi antibodi spesifik setelah imunisasi, dan defek pada

imunitas seluler, fungsi fagosit dan aktivitas komplemen dihubungkan dengan

nutrisi yang buruk, dan membaik setelah suplementasi diet protein dan kalori yang

cukup.

Pasien dengan penyakit limfoproliferatif sangat rentan terhadap infeksi.

Leukemia limfositik kronik yang tidak diobati umumnya berhubungan dengan

hipogamaglobulinemia dan infeksi rekuren yang cenderung bertambah berat

dengan progresifitas penyakit. Limfoma Non-Hodgkin mungkin berhubungan

dengan defek pada imunitas humoral dan seluler. Penyakit Hodgkin biasanya

berhubungan dengan kerusakan yang nyata dari imunitas seluler, namun

imunoglobulin serum masih normal sampai fase akhir penyakit.

Risiko infeksi pasien dengan mieloma multipel 5-10 kali lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Frekuensi infeksi oportunistik pada pasien

dengan keganasan diseminata menandakan adanya defek imun, meskipun sulit

membedakan efek imunosupresif dari penyakit ataupun efek pengobatan.

Obat imunosupresif mempengaruhi beberapa aspek fungsi sel, terutama

limfosit dan polimorf, namun hipogamaglobulinemia berat jarang terjadi. Pasien

dengan obat untuk mencegah penolakan organ transplan juga dapat timbul infeksi

oportunsistik meskipun tidak biasa. Bentuk iatrogenik lain dari defisiensi imun

sekunder adalah yang berhubungan dengan splenektomi.

2.4 Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis

yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali

6

Page 9: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,

buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya

juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan

berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.

Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau

kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang

cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,

penyakit, dan infeksi.

Berikut akan kami paparkan beberapa penyakit yang menyebabkan

kekurangan nutrisi :

a. Kwashiorkor

Definisi kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh

defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang

tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu

bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein

(MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan

pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.

Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di

dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada wilayah-wilayah yang masih

terkebelakangan bidang industrinya.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D. Williams pada

rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935. Beliau pada

tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi

dari nutrien apa. Akhirnya baru diketahui defisiensi protein menjadi penyebabnya.

Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena

biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien

lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering

penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.

Gejala-gejala kwasiorkor diantaranya :

Kulit kering

7

Page 10: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Rambut menjadi rontok

Adanya edema

Sirosis (hati mengeras)

Hipoproteinemia (kadar protein rendah dalam darah)

b. Luka Bakar Yang Luas

Pada luka bakar yang luas terjadi hipoproteinemia. Hal ini bukan saja

disebabkan karena penghancuran protein dalam sel karena pembakaran, tetapi

juga pembuatan plasma pada lepuh-lepuh ini tinggi, oleh karena itu kebiasaan

untuk memecahkan lepuh-lepuh ini adalah salah satu cara yang salah yang dapat

menghilangkan plasma atau protein yang diperlukan. Pengambilan plasma atau

protein mempengaruhi tekanan osmotik, akibatnya dapat menimbulkan gangguan

dalam keseimbangan cairan intra atau ekstra vaskular. Turunnya kadar protein

bukan suatu sebab yang menimbulkan edema. Kekurangan protein ekstra dan

intravaskular dapat mendorong terjadinya edema, oleh karena itu dapat

mengganggu keseimbangan cairan.

c. Arterioskleriosis

Penyakit ini adalah merupakan penyakit yang umum pada orang – orang

kulit putih. Sering dikemukakakn bahwa sebab utama ialah karena tingginya

kadar zat lemak dalam badan. Di Indonesia Arterioskleriosis ini tidak banyak, bila

dibandingkan dengan negara barat. Pada orang eskimo di kutub utara, tidak sering

kelihatan meskipun makanan mereka terdiri dari daging dan lemak (rata-rata

dalam 1 hari ½ - 1 kg gajih). Tapi apakah memang betul zat lemak ini menjadi

penyebab utama dari Arterioskleriosis (pengapuran dinding pembuluh nadi),

masih menjadi pernyataan.

d. Gaucher’s dan Niemann Pick

Kedua penyakit ini jarang terjadi terdapar di Indonesia. Penyakit ini kerap

kali disebut dengan satu perkataan : “Lipid storage disease” (penimbunan zat

lemak).

Etiologi : belum diketahui dengan tepat, terdapat hubungan erta dengan

dengan metabolisme zat lemak. Terdapat pada anak-anak, biasanya dalam suatu

keluarga.

8

Page 11: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Gejala-gejala :

Disertai dengan splenomegalia (limpa membesar)

Hepatomegalia (hati membesar)

Anemia

Leukopenia

Jika kita lihat hati atau limpa sel-selnya dengan mikroskop, penuh dengan

sel-sel yang membesar dan membengkak. Sel-sel ini dinamakan sel-sel

Gaucher.

Sel-sel yang membengkak itu ternyata mengandung zat lemak

Zat lemak mempunyai susunan yang khusus diberi nama kerosen.

Niemann Pick Disease lebih jarang dari Gaucher. Terdapat pada anak-anak

dalam satu keluarga. Anehnya ditemukan pada keturunan Yahudi.

Gejala-gejalanya meliputi :

Hepatomegalia

Splenomegalia

Anemia

Leukopenia

Berlainan dengan sel-sel Gaucher, sel-sel yang besar tidak mengandung

kerosen, melainkan mengandung sphimyomyelin (salah satu zat lemak)

e. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit dimana terdapat peningkatan

glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang disertai pula dengan tingginya glukosa

dalam urine. Faktor-faktor yang mempengaruhinya belum diketahui seluruhnya,

hanya beberapa saja yang diketahui, diantaranya adalah karena defisiensi insulin.

Hipoglikemia bukan disebabkan oleh diabetes melitus saja, tetapi banyak

penyakit lain yang bersifat hormonal. Penyakit DM adalah kerap kali bersifat

herediter (turun-temurun). Disamping itu adalah sebagian dari penderita DM baru

menunjukan gejala-gejala apabila mereka menjadi gemuk. Keadaan glukosa

dalam darah normalnya adalah : 80 – 120% (mg/100cc). Apabila produksi insulin

mengalami kekurangan maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat.

9

Page 12: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

Gejala-gejala Diabetes Melitus meliputi :

a. Glikosuria (glukosa dalam darah)

b. Poliuria (banyak kencing)

c. Polidipsia (perasaan haus yang berkepanjangan)

d. Polifagia (perasaan lapar yang berkepanjangan)

e. Kurus

f. Asidosis

g. Koma

10

Page 13: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit defisiensi imun  adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena

memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan

terhadap infeksi meningkat. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan

penyakit lain yang mengganggu sistem imun, dan banyak yang merupakan akibat

kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.

Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik

berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola

menurunnya terkait  pada X-linked recessive, resesif autosomal, atau dominan

autosomal.

Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis

yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali

disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,

buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya

juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan

berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.

Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau

kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang

cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,

penyakit, dan infeksi.

11

Page 14: Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1995. Dasar-Dasar Patologi Seri Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Anonim. Imunitas. http://id.wikipedia.com/imunitas/

Anonim. Malnutrisi. http://id.wikipedia.com/malnutrisi/

Anonim. 2009. Malnutrisi Energi Protein (MEP) – Kwashiorkor.

http://idmgarut.worpress.com/

Judarwanto .2009. Penyakit Defisiensi Imun.

http://www.childrenallergycenter.com/

12