CRS - Cephalgia

20
Case Report Session CEPHALGIA Oleh : RIJALUL ABRAR 05923036 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ROTASI II PUSKESMAS KURANJI PADANG 1

description

gfdaugd

Transcript of CRS - Cephalgia

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Case Report Session

CEPHALGIA

Oleh :RIJALUL ABRAR 05923036

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALASROTASI II PUSKESMAS KURANJIPADANG2011

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher. Struktur di kepala yang peka terhadap rasa nyeri adalah kulit, fasia, otot-otot, arteri ekstra dan intraserebral, meningen, dasar fossa anterior, fossa posterior, tentorium serebeli, sinus venosus, nervus V, VII, IX, X, radix posterior C2,C3, bola mata, rongga hidung, rongga sinus, dentin dan pulpa gigi. Sedangkan otak tidak sensitif terhadap nyeri. Pada struktur terdapat ujung saraf nyeri yang mudah dirangsang oleh :1. traksi atau pergeseran sinus venosus dan cabang cabang kortikal2. traksi, dilatasi atau inflamasi pada arteri intra dan ekstrakranial3. traksi, pergeseran atau penyakit yang mengenai saraf kranial dan servikal4. perubahan tekanan intrakranial5. penyakit jaringan kulit kepala, wajah, mata, hidung, telinga dan leher

Cephalgia akan menjadi masalah, baik bagi penderitanya maupun dokter yang mengobatinya, apabila terjadi secara menahun atau kronik berulang. Dalam hal ini sering sefalgia merupakan gejala tunggal atau gejala yang paling menyolok.

II. Manifestasi klinisAnamnesis khusus nyeri kepala meliputi :1. jenis nyeri berat, denyut, tarik, ikat, pindah pindah, rasa kosong2. awitan (onset)onset pada orang tua peningkatan TIK (hidrocephalus, tumor, perdarahan sub arachnoid)kronis post trauma, neurosis, sinusitisakut perdarahan non trauma, meningitis, glaucoma3. frekuensi (periodisitas)terus-menerus tension headacheepisode migren 4. lama nyerimigren dalam jamtension headache harineuralgia trigeminal menyengat, detik-menit5. kapan nyericluster headache: sewaktu tidur nyeri waktu bangun tidurtension headache: rangsangan emosimigren; pencetus cahaya, cuaca, alkoholneuralgia trigeminal: tercetus waktu menelan, bicara, sikat gigi6. kualitas dan intensitasmigren: denyut hebat (susah kerja)cluster headache: denyut seperti bortension headache: seperti memakai topi baja berat7. gejala penyertamigren: muntah, fotofobia, fonofobiacluster: ptosis ipsilateral, mioasis, konjungtiva merah

Tanyakan pula tentang faktor presipitasi, faktor yang memperberat atau mengurangi nyeri kepala, pola tidur, faktor emosional/ stress, riwayat keluarga, riwayat trauma kepala, riwayat penyakit medik (peradangan selaput otak, hipertensi, demam tifoid, sinusitis, glaucoma dan sebagainya), riwayat operasi, riwayat alergi, prahaid (pada wanita), riwayat pemakaian obat (analgetik, narkotik, penenang, vasodilator dll)Pemeriksaan khusus meliputi palpasi pada tengkorak untuk mencari kelainan bentuk, nyeri tekan dan benjolan. Palpasi pada otot untuk mengetahui tonus dan nyeri tekan daerah tengkuk. Perabaan arteri temporalis superfisialis dan arteri carotis komunis. Pemeriksaan leher, mata, hidung, tenggorok, telinga, mulut dan gigi geligi perlu dilakukan. Pemeriksaan neurologis lengkap, ditekankan pada fungsi saraf otak termsuk funduskopi, fungsi motorik, sensorik serta koordinasi.Nyeri kepala dapat primer berupa migren, nyeri kepala cluster, nyeri kepala tegang otot, dan sekunder seperti nyeri kepala pasca trauma, nyeri kepala organik sebagai bagian penyakit lesi desak ruang (tumor otak, abses, hematom subdural dll), perdarahan subarachnoid, neuralgia trigeminus pasca herpetik, penyakit sistemik (anemia, polisitemia, hipertensi, hipotensi dll), sesudah pungsi lumbal, infeksi intrakranial sistemik, penyakit hidung dan sinus paranasal, akibat bahan toksis dan penyakit mata.Nyeri kepala yang menunjukkan tanda bahaya dan memerlukan evaluasi penunjang: nyeri kepala hebat pertama kali yang timbul mendadak nyeri kepala yang paling berat yang pernah dialami nyeri kepala berat yang progresif selama beberapa hari atau minggu nyeri kepala yang timbul bila latihan fisik, batuk, bersin, atau membungkuk. Nyeri kepala yang disertai penyakit umum atau demam, mual, muntah atau kaku kuduk Nyeri kepala yang disertai gejala neurologis (afasia, koordinasi buruk, kelemahan fokal atau rasa baal, mengantuk, fungsi intelek menurun, perubahan keperibadian dan penurunan visus).

III. Pemeriksaan Tambahan1. Ro foto kepala melihat struktur tengkorak2. Ro foto servikal menentukan adanya spondiloartrosis dan fraktur servikal3. CT Scan/ MRI pada nyeri kepala yang menunjukkan kemungkinan penyakit intrakranial (tumor, perdarahan subarachnoid, AVM dll)4. EEG dilakukan bila ada riwayat kejang, kesadaran menurun, tauma kepala atau presinkop5. Foto sinus paranasal melihat adanya sinusitis6. Angiografi untuk kasus spesifik seperti aneurisma7. LP infeksi, perdarahan intrakranial8. EMG kontraksi otot yang terus menerus pada tengkuk, belakang dan depan kepala9. Labor pemeriksaan kimia darah

IV. Kriteria DiagnostikKriteria diagnostik disusun berdasarkan ketentuan dari American Headache Society.

Namun, pada Konsensus Nasional III Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala PERDOSSI, tension type headache yang episodik dibagi lagi menjadi infrequent dan frequent. Perbedaannya terletak pada tipe infrequent yang hanya menetapkan rata-rata serangan tiap bulannya kurang dari satu hari, sedangkan yang frequent sama dengan yang tercantum pada tabel diatas (Episodic Tension Type Headache).Selain itu, penulisan diagnosis tension type headache ditambah dengan ada atau tidaknya nyeri tekan perikranial. Nyeri tekan perikranial adalah nyeri tekan pada otot perikranial (otot frontal, temporal, masseter, pterygoid, sternokleidomastoid, splenius, dan trapezius) pada waktu palpasi manual, yaitu dengan menekan secara keras dengan gerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa. Hal ini adalah tanda yang paling signifikan pada pasien tension type headache.

V. TerapiPada nyeri kepala primer (migrain, tension type headache, klaster), tatalaksana nyeri kepala berbeda untuk masing-masing jenis. Namun, pada dasarnya, penatalaksanaannya berupa:- Langkah umumYaitu langkah yang diambil dalam mencegah pencetus nyeri, seperti emosi, makanan, perubahan pola tidur, dan perubahan cuaca.- Terapi farmakologisTerapi farmakologis berbeda tiap jenis nyeri kepala. Obat yang biasa digunakan adalah obat golongan analgetik, triptans, ergotamin, dan kadang bisa diberikan antidepressan dan antianxietas.- Terapi non-farmakologisIni adalah salah satu kunci dalam tatalaksana nyeri kepala. Dengan terapi ini, frekuensi nyeri kepala bisa menurun. Contohnya adalah latihan postural untuk tension type headache, terapi fisik, behavioral, dan kontrol diet.- Terapi preventifPrinsip terapi ini adalah mengurangi frekuensi berat dan lamanya serangan dan meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan. Terapi preventif ini bisa berupa farmakologis dan non-farmakologis. Contohnya adalah dengan tidak menggunakan obat yang dibeli di warung, tidak meminum alkohol, atau menggunakan obat -blocker sebagai profilaksis migrain.

LAPORAN KASUSSTATUS PASIEN1. Identitas Pasiena. Nama/Kelamin/Umur: Tn. A / Pria/ 65 tahunb. Pekerjaan/pendidikan: Pensiunan PNSc. Alamat: Taruko Padang 2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluargaa. Status Perkawinan: Menikahb. Jumlah Anak: 3 orangc. Status Ekonomi Keluarga: Kurang, penghasilan pensiun Rp.1.500.000,-d. Kondisi Rumah: Rumah permanen, perkarangan kurang luas, luas bangunan 60m2 Listrik ada Sumber air : air PDAM Jamban ada 1 buah, di dalam rumah Sampah di angkut petugas Jumlah penghuni 3 orang, pasien, istri, 1 orang anak Kesan : higine dan sanitasi baike. Kondisi Lingkungan Keluarga Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk3. Aspek Psikologis di keluarga Pasien tinggal bersama istri dan 1 orang anaknya Hubungan dengan keluarga baik Faktor stress dalam keluarga : kondisi keuangan yang kurang bagus

4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi pada keluarga, DM, dislipidemia, PJK, penyakit ginjal disangkal.5. Keluhan UtamaNyeri kepala sejak 1 hari yang lalu.6. Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu, nyeri dirasakan di seluruh kepala. Nyeri terasa menekan kepala hingga mengganggu aktifitas sehari-hari, namun nyeri tidak dirasakan bertambah dengan aktifitas fisik rutin. Nyeri tidak dirasakan bertambah saat melihat cahaya silau dan mendengar suara ribut. Pasien sudah mengalami nyeri kepala seperti ini sejak 10 tahun yang lalu sebanyak 2x tiap bulannya yang hilang dengan minum obat yang dibeli di warung. Mual tidak ada, muntah tidak ada. Tidak ada riwayat trauma kepala. Demam (-) Riwayat kebiasaan merokok ada sejak 40 tahun yang lalu, 2 bungkus sehari. Kebiasaan minum kopi ada sejak 30 tahun yang lalu. Kebiasaan minum alkohol tidak ada.

7. Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran: CMCNadi: 88x/ menitNafas: 22x/menitTD: 130/70 mmHgSuhu: 36,8 0CBB: 68 kgTB: 165 cmBMI : 24,9 (overweight)Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterikKulit: Turgor kulit baikLeher: JVP 5 2 cmH20, pembesaran kelenjar tiroid (-)

DadaParuInspeksi: Simetris ki = kaPalpasi: Fremitus ki = kaPerkusi: SonorAuskultasi: Vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)JantungInspeksi: Iktus tidak terlihatPalpasi: Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC VPerkusi: Kiri: 1 jari medial LMCS RIC VKanan: LSDAtas: RIC IIAuskultasi: Bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)AbdomenInspeksi : Perut tidak tampak membuncitPalpasi: Hati dan lien tidak teraba, nyeri tekan ( - )Perkusi : TimpaniAuskultasi : BU (+) N

Anggota gerak: Reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, oedem tungkai -/-

Status NeurologikusGCS 15 : E4 M6 V5Tanda rangsangan selaput otak (-)Tanda peningkatan tekanan intrakranial (-)Nervus kranialis: dalam batas normalPemeriksaan lain: - Pericranial tenderness (+)- Invisible pillow (-)- Arm-chair sign (-)

8. Laboratorium Anjuran : -9. Diagnosis Kerja: Tension type headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial10. Diagnosis Banding : -11. Manajemena. Preventif: Mengurangi makan makanan produk gandum, gula, dan susu. Menghindari pemakaian harian obat analgetik dan sedatif. Hindari stress. Istirahat yang cukup.b. Promotif: Memberi edukasi kepada pasien tentang penyakitnya serta pencegahan yang bisa dilakukan. Menganjurkan kepada pasien untuk memanajemen stressnya. Mengajarkan kepada pasien tentang latihan postur dan posisi.c. Kuratif: Asam mefenamat 3 x 500 mgd. Rehabilitatif : Kontrol teratur ke Puskesmas untuk memeriksa perkembangan sakit kepalanya.

DISKUSI

Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang ke Puskesmas Pembantu Taruko dengan keluhan nyeri kepala dan didiagnosa dengan tension type headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Dari anamnesis, berdasarkan kriteria diagnostik, pasien ini bisa dikategorikan ke dalam tension type headache tipe frequent karena episode serangan 1-15 hari/bulan yang telah dialami selama > 3 bulan.Selain itu, kriteria diagnostik yang mendukung adalah lokasi yang bilateral, tidak berdenyut, tidak bertambah dengan aktivitas fisik, dan tidak disertai mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri kepala bertambah dengan palpasi manual pada perikranial.Faktor risiko yang terdapat pada pasien ini adalah faktor stress yang dialami pasien akibat kondisi keuangan keluarga. Sedangkan kebiasaan merokok dan minum kopi merupakan faktor risiko untuk timbulnya migrain, namun dari gambaran klinisnya, diagnosa pasien ini lebih dekat dengan tension type headache.Terapi yang diberikan adalah asam mefenamat sebagai analgetiknya. Pada pasien ini tidak diberikan terapi yang lain karena masih efektifnya obat yang dibeli di warung oleh pasien untuk menghilangkan sakit kepalanya. Terapi lebih diutamakan pada preventif dan promotifnya. Jadi, untuk terapi tetap diberikan asam mefenamat saja walaupun pasien sudah mengalaminya sejak 10 tahun yang lalu.

DAFTAR PUSTAKA1. Sastrodiwijo S, Kusuma P, Markam S, Nyeri Kepala Menahun. Bagian Neurologi: FKUI. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 1986.2. Nyeri Kepala : Gangguan Kesadaran di Bidang Penyakit Syaraf. Bagian Neurologi FK UNAND Padang.3. Nyeri Kepala. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Editor Mansjoer A. Penerbit Media Ausclapius. FKUI. Jakarta . 2000 : hal 34 36.4. Perdossi: Konsensus Nasional III Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. 2010.5. ICSI Health Care Guideline: Diagnosis and Treatment of Headache, Tenth Edition. January 2011.

8