CR PTPN BAB II

16
BAB II ILUSTRASI KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. W Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 54 tahun Status : Menikah Pekerjaan : Penyadap karet di PTPN VII Unit Kedaton Pendidikan : SMP Suku : Jawa Agama : Islam Alamat : Lempuyang Bandar,Way Pengubuan, Lampung Tengah Datang ke BP : 17 November 2014 B. RIWAYAT PENYAKIT Anamnesa (diambil dari autoanamnesa, tgl 17 November 2014). 5

description

efhetht

Transcript of CR PTPN BAB II

Page 1: CR PTPN BAB II

BAB II

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. W

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 54 tahun

Status : Menikah

Pekerjaan : Penyadap karet di PTPN VII Unit Kedaton

Pendidikan : SMP

Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Lempuyang Bandar,Way Pengubuan, Lampung Tengah

Datang ke BP : 17 November 2014

B. RIWAYAT PENYAKIT

Anamnesa (diambil dari autoanamnesa, tgl 17 November 2014).

Keluhan Utama : Nyeri pada daerah pinggang

Keluhan tambahan: Kedua kaki sering kesemutan

5

Page 2: CR PTPN BAB II

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang sejak 2 minggu yang lalu

yang dirasakan hilang timbul. Keluhan semakin berat dirasakan saat pasien

selesai bekerja menyadap getah karet. Posisi saat menyadap sedikit

membungkuk lalu berdiri kembali, saat berdiri inilah pasien merasakan nyeri

teramat sangat. Pada awal membungkuk juga pasien merasakan kesulitan

karena terasa kaku. Namun keluhan berkurang dan terasa lebih nyaman jika

dipijit. Keluhan disertai dengan kedua kaki sering kesemutan. Keluhan ini

tetap ada saat pasien beristirahat, tetapi tidak seberat saat pasien bekerja.

Keluhan demam sebelumnya disangkal pasien. Keluhan BAK dan BAB diakui

pasien tidak ada kelainan. Pasien mengaku bahwa dalam sehari biasanya

menghabiskan ± 4,5 liter air minum (3 botol besar air mineral). Pasien bekerja

di PTPN selama ± 27 tahun yang lalu dengan jam kerja 8 jam perhari dan

mendapat pergantian shift setiap minggu.

Selama pasien bekerja, pasien lebih banyak berada pada posisi membungkuk.

Sesekali pasien berjalan sambil mengontrol pekerjaan anak buahnya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sudah sering mengalami keluhan seperti ini sejak 1 tahun yang lalu,

namun karena keluhan hilang dengan istirahat pasien hanya minum jamu-

jamuan untuk memulihkan stamina dan kadang berobat ke Balai Pengobatan

dan diberikan obat minum. Pasien merasa lebih baik setelah mendapat

pengobatan tersebut namun keluhan akan berulang lagi jika pasien kembali

bekerja.

Riwayat trauma sebelumnya disangkal

Riwayat memiliki tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat memiliki asam urat dan kolesterol tinggi sebelumnya disangkal

Riwayat memiliki penyakit kencing manis disangkal 6

Page 3: CR PTPN BAB II

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat darah tinggi, kencing manis pada keluarganya disangkal.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present (Tgl 17 - 11 – 2014)

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 86 x/mnt/ reguler, isi dan tegangan cukup

Nafas : 20 x /menit

Suhu : 36,7 oC

TB : 160 cm

BB : 52 kg

Status Generalis:

Keadaan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh:

pucat : (-)

sianosis : (-)

ikterus : (-)

oedema : (-)

turgor : cukup

Kepala

Muka : simetris

Rambut : hitam , lurus, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva ananemis, sklera anikterik, udem palpebra -/-

Telinga : Liang lapang, serumen -/-7

Page 4: CR PTPN BAB II

Hidung : septum deviasi (-), sekret -/-, pernafasan cuping hidung (-)

Mulut : bibir sianosis (-), lidah tidak kotor (-), faring hiperemis (-),

tonsil T1-T1 tenang

Leher

Bentuk : simetris

Trakhea : di tengah

KGB : tidak teraba

JVP : distensi vena leher (-)

Thoraks

Bentuk : simetris

Retraksi suprasternal : tidak ada

Retraksi substernal : tidak ada

Retraksi intercostal : tidak ada

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di linea axila anterior sinistra ICS V

Perkusi : Batas atas jantung linea parasternal kiri ICS III

Batas kanan jantung linea parasternal kanan ICS IV

Batas kiri jantung linea axillaris anterior kiri ICS V

Auskultasi : murmur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : pergerakan hemithoraks kanan dan kiri simetris

Palpasi : fremitus taktil hemithoraks kanan dan kiri simetris

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

8

Page 5: CR PTPN BAB II

Auskultasi : ronkhi basah basal (-), wheezing (-)

Abdomen

Inspeksi : cembung, simetris

Palpasi : NT (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba

Perkusi : tympani

Auskultasi : BU (+) normal

Flank Area

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Nyeri tekan (+)

Perkusi : Nyeri ketuk Costo Vertebral (-)

Genitalia Eksterna

Kelamin : Laki-laki, dalam batas normal

Saraf dan Otot

(-) Anestesi (-) Sukar menggigit

(+) Parestesi (-) Ataksia

(-) Otot Lemah (-) Hipo/Hiper-estesi

(-) Kejang (-) Pingsan

(-) Afasia (-) Kedutan(Tick)

(-) Amnesia (-) Pusing(Vertigo)

(-) Lain-Lain (-) Gangguan Bicara(disartri)

9

Page 6: CR PTPN BAB II

Ekstremitas

Superior : edema -/-, sianosis -/-, kekuatan 5/5

Lengan Kanan Kiri

Otot Tonus Normotonus Normotonus

Massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Normal

Gerakan Aktif Aktif

Inferior : edema -/-, sianosis -/- ,kekuatan 5/5

Tungkai

Varises (-) (-)

Otot Tonus,massa) Normotonus Normotonus

Massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Nomal

Gerakan Aktif Aktif

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Asam Urat : Tidak dilakukan

E. RESUME

Tn. W, Laki-laki, 52 tahun

10

Page 7: CR PTPN BAB II

Anamnesa : Diambil dari autoanamnesa, tgl 17 November 2014.

Keluhan Utama : Rasa pegal pada daerah pinggang

Keluhan tambahan: Kedua kaki sering kesemutan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan rasa pegal pada pinggang sejak 7 hari yang lalu

hilang timbul. Keluhan semakin berat saat pasien bekerja.

Keluhan berkurang jika pinggang dipijit atau baristirahat.

Pasien bekerja di PT GGP sebagai supir traktor sejak ± 27 tahun yang lalu,

jam kerja 8 jam perhari dan mendapat pergantian shift setiap minggu ( 2 shift

perhari ).

Pasien juga sering merasakan kesemutan saat sedang bekerja pada kedua kaki

Selama bekerja berada pada posisi duduk tanpa sandaran.

Keluhan mulai dirasakan sejak 5 tahun yang lalu

Pasien hanya minum jamu-jamuan untuk memulihkan stamina dan kadang

berobat ke Balai Pengobatan dan diberikan obat minum serta salep oles.

Pemeriksaan Fisik

Status Present

Keadaan umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 86 x/mnt/ reguler, isi dan tegangan cukup

11

Page 8: CR PTPN BAB II

Nafas : 21 x /menit

Suhu : 36,7 oC

TB :160 cm

BB :52 kg

Pemeriksaan Fisik Kepala, Thorax, Abdomen, Extremitas dalam batas normal

Status Lokalis (Flank Area)

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Nyeri tekan (+)

Perkusi : Nyeri ketuk Costo Vertebral (-)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Asam Urat : Tidak dilakukan

F. DIAGNOSIS OKUPASI

1. Diagnosa klinis/kerja

Low Back Pain

2. Identifikasi pajanan yang dialami:

Pasien berada dalam posisi yang kurang sesuai (ergonomi)

3. Hubungan pajanan dengan penyakit:

Duduk lama dengan posisi yang salah akan menyebabkan otot-otot

pinggang menjadi tegang (spasme otot) dan dapat merusak jaringan lunak 12

Page 9: CR PTPN BAB II

sekitarnya. Dan, bila ini berlanjut terus, akan menyebabkan penekanan pada

bantalan saraf tulang belakang. Bila tekanan pada bantalan saraf pada orang

yang berdiri dianggap 100 persen, maka orang yang duduk tegak dapat

menyebabkan tekanan pada bantalan saraf tersebut sebesar 140 persen.

Tekanan ini menjadi lebih besar lagi 190 persen bila ia duduk dengan badan

membungkuk ke depan. Namun, orang yang duduk tegak lebih cepat letih

karena otot-otot punggungnya lebih tegang. Sementara orang yang duduk

membungkuk kerja otot lebih ringan, namun tekanan pada bantalan saraf

lebih besar. Keadaan yang terjadi pada kasus ini adalah penyakit yang

diperberat oleh pekerjaan.

4. Signifikansi tingkat pajanan terhadap timbulnya penyakit:

Pekerjaan pasien yang tidak ergonomis memperberat penyakit low back

pain yang sudah diderita pasien.

5. Identifikasi kerentanan individu:

Identifikasi terhadap pasien bahwasanya pasien adalah seorang wanita

berusia 48 tahun. Berdasarkan jenis kelamin dan umur, pasien memiliki

resiko terjadinya osteoporosis, osteoarthritis dan spondilosis.

6. Investigasi pajanan non okupasi:

Kurangnya kesadaran pasein untuk memperhatikan Posisi duduk (ergonomi)

7. Penetapan diagnosis penyakit akibat kerja:

Dapat disimpulkan bahwa penyakit pasien ini adalah Low Back Pain dengan

bahaya potensial berupa ergonomi kerja dimana keluhan sering kambuh bila

13

Page 10: CR PTPN BAB II

pasien sedang bekerja dalam posisi duduk sehingga dikategorikan sebagai

penyakit yang diperberat oleh kerja.

G. DIAGNOSA BANDING

Atralgia

Mialgia

H. PEMERIKSAAN ANJURAN

Foto Rontgen regio vertebralumbalis

I. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

o Piroxicam, 3 dd 1 tab

o Neurodex, 1 dd 1 tab

o Topikal: Less Pain 3 dd 1, uc

Edukasi

o Diet tinggi Protein dan Kalori (konsumsi lauk, sayur dan buah-

buahan)

o Olahraga ringan secara teratur sebelum bekerja

o Sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada di

belakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Seluruh

lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk. Caranya,

duduklah di ujung kursi dan bungkukkan badan seolah terbentuk

huruf C. Setelah itu, tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh

sebisa mungkin. Tahan untuk beberapa detik kemudian lepaskan

posisi tersebut secara ringan (sekitar 10 derajat).

14

Page 11: CR PTPN BAB II

o Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi

panggul. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung.

o Relaksasi setiap 20-30 menit dengan cara berdiri atau jalan-jalan

setiap 1 jam

o Selama duduk, sesekali istirahatkan siku dan lengan pada kursi,

jaga bahu tetap rileks.

o Bila berdiri dari posisi duduk, usahakan berdiri dengan meluruskan

kedua tungkai. Hindari membungkukkan badan ke depan

pinggang, segera luruskan punggung dengan melakukan 10 kali

gerakan membungkukkan badan selama berdiri.

o Selama bekerja menghindari duduk pada kursi yang terlalu tinggi,

duduk dengan membengkokkan pinggang, atau duduk tanpa

sandaran di pinggang bawah

o Banyak minum air putih

J. PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

15