Cr Pascumdocx

26
1 LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Ny. R, 45 tahun, Islam, tidak bekerja, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Negara Batin Kota Agung, masuk rumah sakit tanggal 3 Desember 2014. II. RIWAYAT PSIKIATRI ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Ny.R Alloanamnesis : Tn. M (kakak pasien) Anamnesis dilakukan di ruangan Melati pada tanggal 11 februari 2015 dan alloanamnesis via telepon tanggal 12 februari 2015. A. Keluhan Utama Sering tertawa sendiri dan mengamuk sampai merusak barang B. Riwayat Penyakit Sekarang Alloanamnesis : Menurut penuturan kakak pasien, pasien memang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa 4x sebelum masuk kembali untuk yang ke5 kalinya, lalu setelah keluar dan meminum habis obat, pasien rutin kontrol dan menebus obat. Namun yang menjadi kendala adalah suami yang terkadang takut dengan pasien bila tidak minum obat dikarenakan takut mengamuk dan marah

description

CR

Transcript of Cr Pascumdocx

Kharisma

1

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN Ny. R, 45 tahun, Islam, tidak bekerja, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Negara Batin Kota Agung, masuk rumah sakit tanggal 3 Desember 2014.

II. RIWAYAT PSIKIATRI ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Ny.RAlloanamnesis : Tn. M (kakak pasien)Anamnesis dilakukan di ruangan Melati pada tanggal 11 februari 2015 dan alloanamnesis via telepon tanggal 12 februari 2015.

A. Keluhan Utama Sering tertawa sendiri dan mengamuk sampai merusak barang

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Alloanamnesis :

Menurut penuturan kakak pasien, pasien memang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa 4x sebelum masuk kembali untuk yang ke5 kalinya, lalu setelah keluar dan meminum habis obat, pasien rutin kontrol dan menebus obat. Namun yang menjadi kendala adalah suami yang terkadang takut dengan pasien bila tidak minum obat dikarenakan takut mengamuk dan marah dengan suami. Sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, timbul gejala pada pasien yaitu sering gelisah, sulit tidur, berbicara ngelantur dan berteriak teriak, mondar-mandir tanpa tujuan serta mudah marah, kakak pasien juga mengatakan bahwa pasien selalu merasa curiga dengan orang-orang disekitarnya dan merasa ada yang ingin mengambil emas yang dia miliki dibelakang rumahnya, sehingga membuat ia selalu menyendiri dan tidak mau keluar rumah. Menurut keluarga, penyakit pasien mulai timbul semenjak umur 12 tahun yang disebabkan takut melihat darah yang keluar saat pasien menstruasi untuk pertama kali dan sering menyendiri.

Autoanamnesis

Dari hasil wawancara, pasien mengatakan bahwa ia dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan ini adalah yang kedua kalinya. Dibawa ke rumah sakit oleh kakak laki-lakinya ketika dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Pasien tidak tau kenapa ia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, padahal sebelumnya sudah dirawat di rumah sakit. Menurut pasien, sudah sejak dahulu sering mendengar bisikan yang disebutnya, bisikan tersebut mengajak pasien pulang ke kota bumi untuk tinggal di tempat kakaknya. Pasien juga sering melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain yang disebutnya sebagai setan. Wujud berupa lelaki, dan sering menghantui pasien kemana pun pasien pergi pasti diikuti oleh setan. Pasien merasa baru saja dihidupkan kembali dari kematianya oleh kedua orang tuanya yang sudah meninggal terlebih dahulu. Pasien merasa diangkat oleh kedua orangtuanya dari kubur dan dihidupkan kembali. Pasien juga merasa curiga terhadap saudara,tetangga serta teman temannya akan mengambil harta pasien yang berupa tambang emas di belakang rumah pasien. Pasien merasa tidak pernah dikendalikan dan tidak ada yang ingin masuk kedalam tubuhnya, tidak pernah merasa orang lain bisa membaca pikiran dan ia bisa membaca pikiran orang lain.

C. Riwayat Gangguan Dahulu

1. Riwayat gangguan psikiatri Menurut keluarga, pasien pertama kali memiliki riwayat gangguan psikiatri pada saat umur 12 tahun dan telah 4x masuk ke rumah sakit jiwa provinsi lampung namun keluarga pasien lupa akan tepatnya waktu saat pasien masuk untuk dirawat dirumah sakit jiwa provinsi lampung.

2. Riwayat gangguan fisik Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat infeksi dan penyakit berat lainnya disangkal, riwayat kejang disangkal

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi zat psikoaktif atau alkohol.

D. Riwayat tumbuh kembang

1. Prenatal dan perinatalKeluarga pasien hanya menyampaikan pasien lahir normal dan dibantu oleh bidan namun tidak mengetahui berat badan lahir. Pasien lahir dalam keadaan sehat pada tahun 1970.

2. Masa kanak awal (0-3 tahun)Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah terdapat masalah perkembangan.

3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pada masa ini, ia tidak terlalu berbeda dari anak-anak biasanya. Pasien memiliki banyak teman dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4. Masa kanak akhir dan remaja Pasien memiliki sifat sensitif dan menyimpan semua keluh kesahnya. Terkadang mudah marah jika ia tersinggung. Keinginan pasien jarang terpenuhi karena keluarga memiliki status ekonomi yang rendah. Dan merasa aneh atau sering memikirkan darah yang keluar dari kemaluanya saat menstruasi pertama kali.

E. Masa-masa dewasa

1. Riwayat pendidikan Pasien lulusan SD, tidak pernah tinggal kelas selama pendidikan. Ia menempuh SD dalam kurun waktu enam tahun, dan tidak melanjutkan ke SMP karena orang tua tidak sanggup untuk membiayai.

2. Riwayat pekerjaanPasien tidak memiliki riwayat pernah bekerja.

3. Riwayat Pernikahan Telah menikah pada tahun 2002 dan mempunyai 1 anak yaitu laki-laki berumur delapan tahun.

4. Riwayat kehidupan keluargaMerupakan anak keenam dari 7 bersaudara. Sejak lahir ia tinggal bersama kedua orang tuanya di Lampung. Lalu pada saat menikah pasien tinggal dengan sumainya yang bekerja sebagai petani. Ia hidup dalam keluarga yang memiliki status ekonomi kurang sehingga apa yang diingkinkan tidak selalu tercapai.

Keterangan: Pasien: Perempuan :Laki-laki X:Meninggal

:Satu rumah 5. Riwayat sosial ekonomiPasien saat ini tidak bekerja. Sehari-hari hanya dirumah dengan anak dan suaminya. Sehingga untuk kehidupan ekonomi tergolong kurang. Biaya untuk sekolah anaknya pun susah untuk dipenuhi hingga putus sekolah.

6. Riwayat agama Pasien beragama Islam dan selalu melakukan salat lima waktu7. Riwayat sosial Pasien lebih senang menyendiri dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar rumah.

E. Persepsi Pasien tentang dirinya Pasien merasa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa. Ia merasa orang lainlah yang tidak mengerti akan dirinya.

III. STATUS PSIKIATRI

A. Deskripsi Umum1. Sikap : kooperatif 2. Kesadaran : kompos mentis3. Penampilan :Seorang wanita terlihat sesuai usianya memakai seragam RSJ Prov. Lampung, penampilan terkesan tidak rapi, perawakan sedikit gemuk, kulit hitam, rambut panjang ikal dan tidak rapi, kuku panjang dan kebersihan diri cukup baik.4. Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sesekali mengubah posisi duduk kedepan dan kesamping, sesekali menggerakkan kedua kaki dan menggaruk kepalanya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup.5. Pembicaraan Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi jelas.

B. Suasana perasaan1. Mood : eutimia2. Afek : terbatas 3. Keserasian : appropiate

C. Persepsi 1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (pasien mengatakan bahwa sudah masih mendengar suara seperti bisikan untuk menyuruh pulang) dan halusinasi visual (masih melihat "setan" yang berjalan disekitarnya)2. Ilusi : tidak ada3. Depersonalisasi: tidak ada4. Derealisasi : tidak ada

D. Pikiran 1. Proses berpikir Produktivitas : meningkat, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan tetapi terkadang banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti Kontuinitas: koheren Hendaya berbahasa : tidak ada2. Isi pikiran Waham kejar dan Waham rujuk

E. Fungsi kognitif1. Memori : jangka panjang: terganggu menengah, pendek, segera : baik2. Daya konsentrasi :distraktibilitas 3. Orientasi : waktu, tempat, orang : baik4. Pikiran abstrak : baik

F. Tilikan Tilikan derajat 1, pasien menyangkal dirinya sakit jiwa dan pasien tidak mengetahui apa penyakitnya sehingga dibawa ke rumah sakit.

IV. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum baik, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 100x/menit, napas: 16x/menit Kondisi medis umum : tidak ditemukan kelainanV. IKHTISAR PENEMUAN

Ny.R, wanita, 45 tahun, Islam, tidak bekerja, alamat Negara Batin Kota Agung, pendidikan terakhir sd, telah menikah dan mempunyai 1 orang anak, masuk rumah sakit tanggal 3 desember 2014 diantar adik laki-laki. Telah dilakukan anamnesis pada tanggal 12 februari 2015 dan alloanamnesis kepada kakaknya pada tanggal 12 februari 2015.

Terlihat sesuai usianya, cara berpakaian dan perawatan diri terkesan cukup baik. Menurut keluarga, pasien memang memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa 4x sebelum masuk kembali untuk yang ke5 kalinya, lalu setelah keluar dan meminum habis obat, pasien rutin kontrol dan menebus obat. Namun yang menjadi kendala adalah suami yang terkadang takut dengan pasien bila tidak minum obat dikarenakan takut mengamuk dan marah dengan suami. Sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit, timbul gejala pada pasien yaitu sering gelisah, sulit tidur, berbicara ngelantur dan berteriak teriak, mondar-mandir tanpa tujuan serta mudah marah. Halusinasi auditorik dan visual (+), sering mendengar bisikan yang disebutnya, bisikan tersebut mengajak pasien pulang ke kota bumi untuk tinggal di tempat kakaknya. Pasien juga sering melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain yang disebutnya sebagai setan. Wujud berupa lelaki, dan sering menghantui pasien kemana pun pasien pergi pasti diikuti oleh setan.pasien. Waham kejar dan rujuk (+), pasien merasa baru saja dihidupkan kembali dari kematianya oleh kedua orang tuanya yang sudah meninggal terlebih dahulu. Pasien merasa diangkat oleh kedua orangtuanya dari kubur dan dihidupkan kembali. Pasien juga merasa curiga terhadap saudara,tetangga serta teman temannya akan mengambil harta pasien yang berupa tambang emas di belakang rumah pasien..

Sudah menjalani pengobat medis untuk kejiwaannya rutin kontrol Namun yang menjadi kendala adalah suami yang terkadang takut dengan pasien bila tidak minum obat dikarenakan takut mengamuk dan marah dengan suami. Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sesekali mengubah posisi duduk, sesekali menggerakkan kedua kaki dan menggaruk kepalanya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup. Pembicaraan pasien spontan, lancar, intonasi cukup, volume cukup, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi jelas. Jawaban atas pertanyaan koheren, konsentrasi pasien mudah terganggu. Memori segera, jangka pendek, menengah baik dan jangka panjang terganggu. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa ( kriteria WHO).Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang sebelumnya ataupun adanya kelainan organik. Serta tidak pernah didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alcohol. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.20) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1). Pada pasien didapatkan halusinasi visual dan audiorik, waham kejar serta rujuk. Hal ini sudah berlangsung sejak umur 12 tahun dan hilang timbul. Gejala mulai muncul kembali sekitar satu bulan sebelum masuk rumah sakit sehingga didapatkan aksis I diagnosis skizofrenia paranoid (F.20.0). Karena keadaan yang dialami merupakan gejala perulangan atau gejala kekambuhan yang dikarenakan pasien kurang patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga mengalami gejala yang sama seperti sebelumnya. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid remisi parsial (F.20.x4). Dikarenakan pasien selalu naik kelas walaupun tidak melanjutkan ke SMP karena masalah ekonomi, menurut keluarga pasien tidak ada masalah pendidikan sebelum ia menderita sakit. Ini dapat menyingkirkan diagnosis adanya retardasi mental. Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda gangguan kepribadian pada pasien ini, sehingga pada aksis II tidak ada diagnosis. Dari alloanamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik, sehingga pada aksis III tidak ada diagnosis. Pasien dan keluarga mengalami pengetahuan yang sedikit mengenai penyakit sehingga berdampak dengan putus obat, memiliki status ekonomi yang rendah menjadi diagnosis untuk aksis IV. Penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 50-41 karena terdapat gejala yang berat dan disabilitas yang berat, sedangkan GAF tertinggi selama satu tahun terahir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) menjadi diagnosis untuk aksis V.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : skizofrenia paranoid remisi parsial (F20.x4)2. Aksis II : tidak ada 3. Aksis III : tidak ada4. Aksis IV : kurangnya pemahaman terkait penyakit oleh pasien dan keluarga dan status ekonomi yang rendah5. Aksis V : GAF 70-61 (HLPY) GAF current 50-41

VIII. DAFTAR MASALAH

1. OrganobiologikTidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, adanya riwayat genetik, diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter2. PsikologikPada pasien ditemukan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual, serta gangguan isi pikir yang berupa waham kejar dan rujuk sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.3. SosiologikPada pasien ditemukan kesulitan dalam berhubungan sosial dengan lebih suka meyendiri dan juga ditemukan kesulitan salam status ekonomi sehingga membutuhkan sosioterapi

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka : Risperidon 2x1 mg selama 5 hari, dipertimbangkan peningkatan dosis berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan.

B. Psikoterapi 1. Psikoterapi supportifa. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatanb. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.d. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.e. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.

2. PsikoedukasiKepada keluarga :a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien.b. Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan pasien secara teratur seperti memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrol

X. Prognosis Kondisi yang memberatkan: kekambuhan penyakit, penyakit pasien sendiri, kondisi ekonomi kurang, kepatuhan minum obat kurang, pengawasan minum obat di keluarga yang kurang baik, perhatian keluarga yang kurang hanya suami yang merawat pasien.Kondisi yang meringankan: Tidak ada riwayat keluarga menderita skizofrenia, pengobatan ditanggung BPJS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam

XI. PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga. Didapatkan Halusinasi auditorik dan visual (+), sering mendengar bisikan yang disebutnya, bisikan tersebut mengajak pasien pulang ke kota bumi untuk tinggal di tempat kakaknya. Pasien juga sering melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain yang disebutnya sebagai setan. Wujud berupa lelaki, dan sering menghantui pasien kemana pun pasien pergi pasti diikuti oleh setan.pasien. Waham kejar dan rujuk (+), pasien merasa baru saja dihidupkan kembali dari kematianya oleh kedua orang tuanya yang sudah meninggal terlebih dahulu. Pasien merasa diangkat oleh kedua orangtuanya dari kubur dan dihidupkan kembali. Pasien juga merasa curiga terhadap saudara,tetangga serta teman temannya akan mengambil harta pasien yang berupa tambang emas di belakang rumah pasien. Gejala ini diderita sejak pasien berumur 12 tahun. Dari data ini menjadi dasar diagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20) sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23).

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis bervariasi, namun sangat mengganggu, psikopatologi yang mencakup kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku. Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi pada semua pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek dari penyakit ini selalu berat dan biasanya berlangsung lama. Untuk diagnosis Dimana gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih, dan harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi. Pada pasien ini didapatkan adanya halusinasi auditorik dan visual, waham kejar dapat didiagnosis sebagai suatu Skizofrenia. Pada pasien ini menonjol pada halusinasi auditorik dan visual serta waham kejar. Saat ini gejala sudah mulai berkurang dibandingkan gejala awal sehingga didiagnosis sebagai skizofrenia paranoid remisi parsial.

Pada pasien dan keluarga didapatkan masalah pengetahuan mengenai penyakit yang diderita, pasien tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, merasakan pengobatan terlalu lama dan merasa dirinya telah sembuh membuat pasien terkadang jenuh dan tidak minum obat. Masalah status ekonomi rendah memperberat keadaan pasien, sehingga didapatkan penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 50-41 karena terdapat gejala yang berat dan disabilitas yang berat, sedangkan GAF tertinggi selama satu tahun terahir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

Rencana terapi yang diberikan adalah risperidon 2 x 1 mg per hari selama lima hari. Lalu dievalusi setiap dua minggu mengenai kondisi pasien, naikan sampai dosis optimal, lalu dipertahankan sampai 8-12 minggu lalu diturunkan tiap dua minggu perlahan lahan selanjutnya dipertahankan sampai dengan dua tahun. Alasan penggunaan risperidon, risperidon memiliki efek samping yang kecil untuk terjadinya sindrom ekstrapiramidal dan efek sedatif, juga tidak membuat perubahan fungsi kognitif pada pasien, dan obat ini juga mudah didapatkan. Pada kasus ini diberikan terapi sampai minimal dua tahun karena pasien ini mengalami kekambuhan yang berulang-ulang dan telah mengalami putus obat sebelumya.

Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Menurut penelitian pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien terhadap penyakit yang diderita. Pada kasus ini dimana pasien tidak berobat dan tidak rajin minum obat dikarenakan pengawasan dan perhatian yang kurang dari keluarga, sehingga penyakit sering mengalami kekambuhan, maka itu harus selalu diberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pengobatan bagi pasien jika kualitas hidup pasien ingin kembali baik lagi.

Prognosis pada pasien adalah dubia ad malam karena penyakit skizofrenia sendiri, gejala timbul berulang-ulang, kepatuhan minum obat kurang baik, interaksi sosial terhadap lingkungan kurang, kurangnya perhatian keluarga.

LAMPIRAN

Riwayat Perjalanan Penyakit

- Pasien menikah.- Ayah pasien meninggal dunia- Mudah marah/mengamuk,- halusinasi visual- halusinasi auditori- waham kejar- waham rujuk- Mulai sering menyendiri- Pasien melahirkan seorang anak laki laki- Ayah pasien meninggal dunia- Menurut kakak pasien terkahir kali pasien masuk ke RSJ-- Mudah marah/mengamuk,- halusinasi visual- halusinasi auditori- waham kejar- waham rujuk- Ibu pasien meninggal dunia

1970 1973 1982 2002 2006 2010 2012 Sekarang 0-1 thn 3 thn 12 thn 32 thn 36 thn 40 thn 42 thn 45 thn

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN

AutoanamnesisDilakukan pada tanggal 11 februari 2015, pada pukul 09.00 WIBDM: PemeriksaP : Pasien (Ny.R)

DM : Selamat siang bu, perkenalkan saya dokter muda Pasca yang sedang bertugas diruangan ini. Sekarang saya mau bertanya sedikit tentang kondisi, sekaligus ingin melihat beberapa besar perkembangannya ibu. Bagaimana bu, apakah bersedia ??P: Boleh boleh. DM : oh, baik pak. Ada beberapa pertanyaan tentang kondisi ibu sekarang, ditambah riwayat penyakit sebelumnya. Maaf ibu namanya siapa ya?P: RatnaDM: Umurnya sekarang berapa tahun ya bu ?P: umurnya 45 tahun.DM: tanggal lahirnya kapan ya mas?P: saya lupa dok.DM: sekarang tanggal brp ya?P: waduh udah lupa dok kalo tanggal berapa tapi ini hari selasaDM: ibu alamatnya dimana?P: alamatnya di tanggamus dokDM: disana tinggal sama siapa aja?P: dengan suami dan anak saya dokDM: pekerjaan ibu apa ya? P: saya engak kerja dok beres beres rumah ajaDM: sudah menikah belum?P: Sudah dok punya anak1 ,cowok dokDM: berapa usianya ?P: umurnya 8 tahunDM: oh, begitu yah...ibu tahu sekarang sedang dimana?P: lagi dirumah sakit DM: Iya sekarang berada di RSJ Provinsi Lampung. Masih ingat , siapa yang bawa kesini?P: Sama kakak saya dokDM : Bapak sudah berapa lama masuk kesini?P: Kurang lebih 2 bulan dokDM: udah berapa kali dirawat disini? P: ini yang kedua dokDM: Setelah obat habis periksa ke RS lagi gak?P: Iy gak, kan aku gak sakit, sakit aku itu cuman emosi dalam ilmu pengetahuan, sama keluarga, sama kenyataan aja.DM: Kok ibu bisa di bawa kesini?P: Saya juga gak tau, waktu itu saya di rumah lagi beres beres rumah diajak kakak buat berobat padahal saya gak sakit dokDM: sebelum dibawa kesini suka gelisah gak? Atau marah-marah dirumah?P: Iya, saya suka gelisah, susah tidur juga, banyak yang bisik bisik dok sama ngeliatin sayaDM: bisik bisik apa bu ?P: Ada yang bisik bisik nyuruh saya ke kota bumi ke tempat kakak saya dokDM: oh gitu, kalo yang ngeliatin ibu itu siapa ?P: setan dok, dia ngikutin terus dokDM: sekarang kalo disini lagi ada setanya ga ?P: ada dok, satu di deket meja dok,cowok diem ajaDM: Ehmmm,dia jahat ga atau ngajak ibu ngobrol gituP: enggak dok,dia diem aja cuman ada terusDM: ibu pernah ada yang masuk kedalam pikiran bapak tidak?P: Nggak ada, dok cuman saya baru aja dihidupin dari kematian dokDM: maksudnya ?P: saya baru dari meninggal dok,dan dihidupin lagi sama orang tua saya ,arwah saya diangkat gitu dokDM: pernah ngeliat benda tapi sebenernya bukan benda itu berubah, misalnya pohon berubah atau benda lainP: Gak pernah, yaDM: pernah ngerasa asing gak di lingkungan rumah bapak?P: enggak dok cuman saya ngerasa kalau tetangga kakak adek saya pengen ngambil harta saya dibelakang rumah saya dokDM: harta apa bu P: harta saya dok, dibelakang rumah saya ada tambang emas ,emasnya banyak dokDM: oh gitu,kalo pendidikan terakhir ibu apa ya P: saya lulus smea akutansi dokDM: ohhh,pinter dong ya ibu kalo gitu,arti pribahasa tong kosong nyaring bunyinya apa ya bu P: orang goblok banyak ngomongnya dok,cuman ngomong doang

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI; 2013.

Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika Edisi Ketiga. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007