CR - Gangguan Bipolar Dm Laras
-
Upload
marlintan-sukma-ambarwati -
Category
Documents
-
view
23 -
download
5
description
Transcript of CR - Gangguan Bipolar Dm Laras
LAPORAN KASUS
F31.1 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
EPISODE KINI MANIK TANPA GJALA PSIKOTIK
Dokter Pembimbing :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ
Disusun oleh :
M. Rizki Darmawan M., S Ked 0918011060
Laras Maranatha Tobing, S.Ked 0918011055
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
2014
0
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. YTW
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Mongolia
Alamat : Jl. Gotong Royong no.1 RT.15 imo puro,
Metro Pusat
Status perkawinan : Menikah, memiliki satu anak
Nomor CM : 00-08-06
Tanggal Pemeriksaan : 31 Desember 2013. Pukul 13.00 WIB
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Cukup Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6 °C
Pernapasan : 20 x/menit
Sistem Respiratorik : dalam batas normal
Sistem Kardiovaskuler : dalam batas normal
Sistem Gastrointestinal : dalam batas normal
Sistem Urogenital : dalam batas normal
Kelainan Khusus : tidak ada
1
B. STATUS NEUROLOGIS
Rangsang meningeal : tidak ada
Urat saraf kepala : normal
Sistem motorik : normal
Saraf vegetatif : normal
Fungsi luhur : normal
C. LABORATORIUM
Hb : 12,1 g/dl
Ht : 36%
LED 1 jam : -
Eritrosit : 4.200.000 sel/mm
Leukosit : 5.400 sel/mm
GDS : -
Protein total : -
SGPT/SGOT : 16/16
Ureum : 26
Creatinin : 1
Kolesterol total : -
Uric acid : -
Trigliserida : -
III. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
A. AUTOANAMNESA
A1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengaku ingin menjual tanah yang diakui pasien diberikan
oleh orang tuanya
2
A2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
–Tahun 1984
Pasien mengaku sering ditampar oleh ayah kandungnya, dan pasien
merasa ibunya pilih kasih terutama dalam pembagian porsi makanan,
sejak saat itu pasien merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang
tuanya dan pasien merasa stress.
– Tahun 1990
Pada tahun 1990 ketika pasien duduk di bangku kelas II SMP, pasien
mengaku dipermalukan oleh gurunya di depan kelas, selain itu ia juga
kecewa terhadap nilai beberapa mata pelajaran di sekolah yang
diperoleh yang diyakini oleh pasien tidak sesuai dengan kemampuan
dia. Pasien merasa seharusnya ia mendapatkan nilai yang lebih baik,
sejak itu pasien merasa stress dan suka mudah marah tanpa sebab,
kemudian pasien dipindahkan sekolah ke Salatiga. Di Yogyakarta,
pasien dibawa berobat ke RS Puri Nirmala oleh keluarganya dan
pasien mendapatkan obat yang diminum selama satu tahun, lalu ia
kembali dibawa ke Lampung dan melanjutkan pendidikannya di
Metro.
–Tahun 1992
Pasien dipisahkan dengan teman dekat lelaki pasien oleh orang tuanya,
sejak saat itu pasien stress. Pasien banyak bicara dan tidak jelas. Lalu
keluarga membawa pasien ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung dan
dirawat selama 1 minggu. Setelah 1 minggu dirawat, pasien pulang,
dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur.
– Tahun 2008
Pasien kembali dibawa berobat oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah
Provinsi Lampung dikarenakan pasien sulit tidur dan terlalu gembira.
Pasien dirawat selama 2 bulan. Setelah 2 bulan dirawat, pasien pulang,
dalam keadaan tenang, rutin kontrol dan makan obat teratur.
–Tahun 2012 (Januari)
3
Pasien dibawa oleh keluarganya dirawat di RS. Jiwa Daerah Provinisi
Lampung karena ia tidak dapat diatur, dan pasien dirawat selama 5
bulan.
– Tahun 2013 (Desember)
Pasien dibentak oleh kakak kandungnya dikarenakan ingin menjual
tanah yang diakui milik dirinya. Pasien merasa ia sangat sedih
dikarenakan kakak yang paling disayanginya membentak dirinya,
kemudian pasien dibawa oleh keluarganya ke RS Jiwa Daerah
Provinisi Lampung pada tanggal 21 Desember 2013.
A3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat cedera kepala dan kejang disangkal
A4. RIWAYAT PENYAKIT FISIK & PEMAKAIAN OBAT
TERLARANG
Menurut pasien, selama ini pasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat
psikoaktif. Pasien juga menyatakan bahwa dia tidak pernah
mengkonsumsi alkohol dan merokok.
A5. RIWAYAT PRAMORBID
a. Riwayat kehamilan dan persalinan
Pasien tidak mengetahui.
b. Riwayat bayi dan balita
Pasien tidak mengetahui.
c. Riwayat anak dan remaja
Pasien merupakan anak yang aktif, manja dan ingin selalu
diperhatikan. Pasien mengaku mudah bergaul dengan teman
sebayanya. Pasien mulai berobat dengan gangguan suasana perasaan.
A6. RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD : SD, tamat 6 tahun.
- SMP : SMP Xaverius Teluk Betung, SMP Satwa Wacana
4
Salatiga, dan SMP Kartika Tamat Metro tamat 3 tahun
- SMA : Tamat sekolah 3 tahun
- Sarjana : Mengaku tamat sarjana ISIP
Pasien mengaku selalu mendapatkan peringkat teratas di kelasnya.
A7. RIWAYAT AGAMA
Pasien mengaku beragama islam sejak menikah (usia 28 tahun),
sebelumnya pasien mengaku menganut agama katolik yang
merupakan kepercayaan kedua orang tua kandungnya.
A8. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL
Sebelum ia mengalami gejala psikiatria sangat aktif dalam kegiatan
sehari-hari, namun setelah mengalami gangguan pasien menjadi
penyendiri dan mudah marah.
A9. RIWAYAT PELANGGARAN HUKUM
Pasien mengaku tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian.
A10. RIWAYAT PEKERJAAN
Pasien belum pernah bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.
A11. RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien pernah menikah sekali pada tahun 2004 dan memiliki seorang anak.
Pada awal pernikahannya pasien hidup harmonis dengan suaminya, namun
setelah melahirkan, penyakitnya menjadi lebih sering kambuh. Pasien juga
menambahkan suaminya mengalami skizofrenia. Ia sering dimarahi dan
5
pernah ingin ditusuk oleh suaminya. Hal ini membuat ia dan suaminya
berpisah.
A12. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak keenam dari 6 bersaudara. Sejak usia 3 bulan, ia
dibesarkan oleh orang tua angkat. Ia mempunyai seorang kakak dan
seorang adik angkat. Ia hidup dengan ekonomi yang pas-pasan karena
orang tua angkatnya mengalami kebangkrutan. Hubungan pasien baik
dengan orang tua angkatnya.
Pada usia 13 tahun, pasien baru mengetahui statusnya sebagai anak angkat.
Sejak sakit ini, pasien dikembalikan kepada orang tua kandungnya karena
masalah ekonomi untuk pengobatannya. Pasien mengaku orang tua
kandungnya adalah orang yang kaya. Hubungan pasien dengan keluarga
kandungnya tidak begitu harmonis. Pasien merasa orang tua kandungnya
pilih kasih dan tidak pernah mendengarkannya.
Pasien memiliki seorang anak laki-laki. Namun, sejak kecil ia tidak
mengenalkan dirinya sebagai orang tua. Ia menganggap lebih baik menjadi
sahabat bagi anaknya karena takut anaknya malu dengan keadaan dirinya
sebagai orang gila. Pasien merasa anaknya tetap menyayanginya.
Skema pohon keluarga :
(kandung) (angkat)
Keterangan:
6
: Laki-laki
: Wanita
: pasien
A13. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien tidak memiliki pekerjaan, dengan statusnya sebagai orang gila tidak
ada yang menerimanya bekerja. Namun, sebelum masuk rumah sakit, ia
mengaku pernah berinvestasi dan menyewakan rumah.
B. AUTOANAMNESIS
Dilakukan pada hari Senin, tanggal 31 Deseember 2013 pukul 14.00 WIB.
Autoanamnesa kepada pasien dilakukan oleh M. Rizki Darmawan M, S.Ked
dan Laras Maranatha L.T, S.Ked.
T : Siang mba saya laras yang ini rizki. kami dokter muda disini,
mau ngobrol sebentar bisa?
J :Bisa. Mau ngobrol disini (di ruang rawat) apa mau di luar ? Di
luar aja ya sebab di dalam panas.
T : iya boleh mba. Silahkan duduk. Nama mba siapa?
J : Yulia Titi Wijaya, kamu boleh panggil Tiwi, Wiwi, Yuli atau
whatever lah supaya akrab (benar)
T : Umurnya mba Yuli sekarang berapa ya?
J : 38 tahun, tapi masih keliatan muda kan? Pasti kalian berfikir saya
seumuran kalian kan? (tertawa) (benar)
T : memang mba Yuli lahir tanggal berapa?
J : tanggal 11 Juni 1976 (benar)
T : mba tinggalnya dimana?
J : Metro (Benar)
7
T : Terakhir sekolah atau kuliah?
J : Kuliah sarjana ISIP dengan IPK 3,34
T : Mba Yuli biasanya kalau sehari hari kerjanya apa?
J : ibu rumah tangga ajah, paling masak, ama beres-beres. (benar)
T : mba yuli dari kapan disini ?
J : sejak tanggal 21 Desember 2013 (benar)
T : Mba Yuli tau atau tidak kenapa dibawa kesini ?
J : Iya tau, jadi waktu itu gue mau ngejual tanah gue yang dikasih
sama bokap gue, terus gue dimarahin sama abang gue, setelah
dimarahin gue sedih banget sampe badan gue tremor. Gue paling
gak bisa dimarahin sama orang yang paling gue sayang. Buat gue,
hal tersedih adalah dimarahin orang yang paling gue sayang dan
yang paling gue sayang itun adalah abang gue
T : yang membawa Yuli kesini siapa?
J : Semua keluarga. Jadi ceritanya waktu itu gue mau ke bandung,
gue udah packing terus tiba-tiba ditengah jalan gue dibilang mau
dianter ke Rumah Sakit Jiwa. Gue langsung teriak-teriak gak mau,
habis itu gue langsung nyanyi lagu rohani kenceng-kenceng dan
pelung koko yang bentak gue tadi sambil bisikin ”koko Yuli
sayang banget sama koko” dari situ koko gue keluar air mata.
T : dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana?
J : gak taulah lupa..
T : dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu?
J : ga kayaknya
T : Mba Yuli tau kalau mba yuli sakit ?
J : Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo
Penyakit gue gak bisa sembuh.
T : Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?
J : Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali,
Kadang sangat bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue dari
kecil dan searching di internet
T : Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ?
8
J : Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai
sakit.
Waktu itu gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah
keluarga gue sendiri. Waktu kecil ayah kandung gue suka
namparin gue, ya dari situ gue sakit
T : Memang Yuli ada berapa ayah ?
J : Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue
dari kecil tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua
kandung gue.
T : Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur
13 tahun itu sering sakit ?
J : Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 kambuh, 14 sembuh, 15
kambuh,
16 sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004
sembuh kambuh lagi setelah melahirkan karena sebenernya gue
kan gak boleh hamil sama dokter udah gitu gue ngelahirinnya gak
disesar berarti gue makin besar dong kemungkinan gue buat
kambuh, udah gitu suami gue skizofrenia juga, kan skizofrenia
bisa mencetuskan gangguan bipolar iya kan ? biasanya gue paling
sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.
T : Noe letto ? artis ?
J : Iya, tau kan ? Yang nyanyi lagu (menyanyi lagu letto) itu kan
liriknya gue yang ngarang makanya di albumnya itu ada tulisan
kepada jiwa yang sakit, itu gue.
T : selama sekolah ada ga masalah?
J : Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru
bahasa lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya
susu terus gue dipanggil ke depan kelas dari situ gue stress gue
kambuh lagi sakitnya (stressor).
T : mba dewi sudah menikah?
J : sudah tahun 2004 udah 10 tahun, tapi suami gue skizofrenia juga
T : mba dewi sudah punya anak?
9
J : sudah satu orang laki-laki
T : sekarang hubungan dengan suami mba gimana?
J : udah ga pernah ketemu lagi soalnya dia sakit juga, anak gue aja
tinggalnya sama orang tua gue
T : Kalau anak Yuli gimana? Dia tau Yuli ibunya?
J : Gak, dia kalo kesini panggil gue tante. Gue gak mau anak seperti
ayah ataupun ibunya. Gue mau jadi sahabat dia aja, gue cukup
memperhatikan dia dari jauh dan jadi temen cerita gue. Buat gue
yang terpenting anak gue hidup bahagia di masa depan (mata
berkaca-kaca)
T : mba Yuli sempet kerja?
J : ngga, kan gue gila (stresor)
T : kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga?
J : enggak
T : kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga?
J : gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-
macem sama gue, kalo dia macem-macem y ague marah
T : dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (familly
history)
J : ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter)
T : mba Yuli selama disini apa yang dirasakan?
J : Senang punya teman teman tapi kangen dengan orang tua tiri gue
karena dia lebih perhatian sama gue. (mood baik)
T : mba kayanya ga suka ngerokok ya?
J : ga bisa saya (rokok -)
T : kalo minum kayanya enggak pernah..
J : ga pernah, ga suka. (alkohol -)
T : kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah
yah.
J : ga pernah saya kaya gitu gitu.. (psikotropika -)
T : mba pernah denger bisikan-bisikan gak?
J : ga pernah.(halusinasi akustik -)
10
T : kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?
J : ga pernah juga (halusinasi visual -)
T : pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?
J : ga pernah (halusinasi olfaktorik -)
T : kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?
J : ga pernah (halusinasi taktil -)
T : pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga
mba?
J : ngga..
T : mba dewi ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?
J : iya gue lebih pinter disbanding kakak-kakak gue, orang gue
ranking terus dari SD. IPK gue aja 3,34, gue suka belajar bahasa
inggris yang baukunya tebel-tebel (Waham kebesaran)
T : lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba
yuli?
T : terimakasih mba
J : ya terimakasih
C. STATUS PSIKIATRIKUS
1. Deskripsi Umum
i. Penampilan
Seorang perempuan memakai seragam RSJ, baju kaos orange motif
polos dan celana panjang hitam, perawakan gemuk, kulit kuning
langsat, rambut sepinggang tampak lembab tersisir rapi, kuku
pendek dan cukup bersih.
ii. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor
Mondar-mandir, sebentar duduk sebentar ingin berdiri, bercerita
disertai gerakan anggota tubuh.
iii. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, cenderung seduktif
11
2. Mood dan afek
i. Mood : elevated mood
ii. Afek : luas
iii. Kesesuaian : sesuai
3. Bicara
Bicara spontan, cepat, flight of idea, artikulasi jelas, kuantitas cukup,
volume besar, kualitas lebih banyak cenderung ingin mendominasi.
4. Gangguan Perseptual : tidak ada
5. Pikiran
i. Proses atau bentuk pikiran :
ii. Isi pikiran : tidak ada gangguan
6. Sensorium dan kognisa
i. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran : cukup baik
ii. Orientasi
tempat : tidak ada
orang : tidak ada
waktu : tidak ada
iii. Daya ingat
segera : kurang baik
jangka pendek : baik
jangka menengah : baik
jangka panjang : baik
iv. Konsentrasi : baik
v. Pikiran abstrak : cukup baik
vi. Sumber informasi dan intelegensia : luas
7. Kontrol impuls : cukup baik
8. Pertimbangan dan tilikan : derajat 4
12
9. Kejujuran : sulit dinilai
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien TN. YTW, 38 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, cara
berpakaian rapi dan perawatan diri baik. Dibawa ke RS. Jiwa dengan
keluhan ingin menjual tanah milik orang tuanya. Pasien mengaku dibentak
oleh kakak kandungnya karena ingin menjual tanah. Sejak saat itu pasien
merasa sangat sedih, susah tidur, dan mudah marah tanpa sebab. Pasien
merasa dirinya pintar dan bangga jika diperhatikan oleh orang lain.
Pasien juga merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya
terutama dalam pembagian porsi makanan, ia merasa kakaknya lebih
disayang dibandingkan dengan dirinya. sering menangis dan merenung
bila setelah sholat dan saat berdoa. Diakui pasien, dia ingat tentang
kematian kedua orang tuanya. Menurut istri pasien hal tersebut hanya
berlangsung beberapa hari saja.
Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum, perawatan diri baik,
bersikap kooperatif selama wawancara. Mood elasi (hipertim), Afek,
appropriate, serasi. Bicara spontan dan lancar, logorrhea, volume keras.
Proses pikir flight of ideas. Isi pikir terdapat gagasan yang berlebihan dan
waham kebesaran. Tidak ada halusinasi. Penilaian realita terganggu,
dengan tilikan derajat 3.
V. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pikiran yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
13
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan
fisik dan neurologis, dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma
kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik.
Tidak pernah ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi
dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik dan
penggunaan zat psikoaktif.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien. Didapat:
pasien banyak bicara, sering marah, cenderung berlebihan, pekerjaannya
terganggu, mengalami masalah dengan orang-orang disekitarnya, pernah
mengalami periode depresi; mood elasi (hipertim) dan afek luas, serasi;
logorrhea; proses pikir flight of ideas; dan terdapat waham kebesaran.
Perilaku pasien dalam menjawab pertanyaan terkadang hiperaktif.
Sehingga berdasarkan PPDGJ-III, diagnosis F 31.2 Gangguan afektif
bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik dapat ditegakkan.
Didiagnosis banding dengan Skizoafektif tipe manik (PPDGJ-III diagnosis
F25.0), karena onset timbulnya skizofrenia yang bersamaan dengan
gangguan afektif belum dapat diketahui dengan jelas.
Aksis II
Pada pasien didapatkan memiliki suatu rasa kepercayaan diri yang besar
(misalnya, merasa paling pintar dibandingkan sadara kandungnya). Pasien
mengaku bahwa ia adalah "spesial" memiliki IQ 141. Pernyataan tersebut
merupakan ciri kepribadian narsisistik.
Aksis III
Tidak ada
14
Aksis IV
Memiliki masalah dengan kakak kandungnya. Pasien kecewa dikarenakan
kakak kandungnya membentak pasien oleh karena pasien ingin menjual
tanah yang diakui miliknya.
Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam
kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of
Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa
gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik). GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala
sedang, disabilitas sedang).
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis : F 31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik
DD/ F 25.0 Skizoafektif tipe manik
Aksis II : Kesan ciri kepribadian narsisistik
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Bertengkar dengan kakak kandungnya
Aksis V : GAF 70 – 61 (saat ini)
GAF 60 – 51 (HLPY)
VII. TERAPI
PSIKOFARMAKA
15
Carbamazepin 2 x 200 m
Asam valproat 3 x 250 mg
Risperidone 2 x 3 mg
PSIKOTERAPI
Terhadap pasien
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya
sehingga pasien dapat mengenali keadaannya
Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur dengan mengajarkan
manfaat dari obat-obatan yang diberikan
Bila pasien berobat jalan, dianjurkan agar selalu rutin kontrol ke poliklinik
Terhadap keluarga
Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan
pentingnya rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien
Mendorong suami agar lebih berperan dalam kesembuhan pasien,
misalnya dalam mengawasi minum obat, atau menjenguk sesekali bila
pasien dirawat.
VIII. PROGNOSA
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
IX DISKUSI
Pada pasien ditegakkan diagnosis gangguan afektif bipolar, epidose kini
manik dengan gejala psikotik, dengan diagnosis banding skizoafektif tipe
manik. Hal ini disesuaikan dengan PPDGJ III, di mana episode sekarang
memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik:
16
Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang – kurangnya dua
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi
dan aktivitas (mania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi) . Yang khas adalah bahwa
biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan cukup
berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan
aktivitas sosial yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai dengan
energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan
dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide – ide perihal
kebesaran/ “grandiose ideas” dan terlalu optimistik. Harga diri yang
membumbung dan gagasan kebesaran. Pada pasien ini dapat diberikan
terapi :
Karbamazepin
Pada pasien ini dapat diberikan karbamazepin yang dapat digunakan untuk
bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan)
dan sebagai mood modulator. Saat ini karbamazepin merupakan
antiepilepsi utama di Amerika Serikat. Karbamazepin juga dapat
digunakan sebagai antimania dan terapi profilaksis. Indikasi penggunaan
terapeutik penggunaan karbamazepin adalah :
- Epilepsi
- Gangguan bipolar (mania, depresi)
- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif
- Gangguan depresif
- Gangguan pengendalian impuls
Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam
3 atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir
minggu pertama pengobatan. Seperempat dari jumlah pasien yang diobati
17
mengalami efek samping gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat
berupa stupor atau koma, kejang dan depresi nafas.
Valproat
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan
cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali
diperkenalkan sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di
samping itu valproat dan karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi
gangguan bipolar.
Indikasi pemberian asam valproat adalah :
- Epilepsi
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizoafektif
Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250
per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan.
Dosis dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3
sampai 6 hari. Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna,
sistem saraf, hati, ruam kulit dan allopesia.
Risperidon
Risperidon sebagai antipsikotik atipikal pada pasien ini dengan
pertimbangan efektivitasnya dalam mengatasi gejala positif maupun gejala
negatif yang sama baik serta efek samping yang lebih kecil disbanding
antipsikotik tipikal. Penggunaan antipsikotik atipikal kini merupakan lini
pertama untuk mengaasi gejala psikotik. Obat ini tidak memiliki efek
samping ekstrapiramidal, kecil kemungkinan dalam peningkatan berat
badan dan lebih kecil dalam menyebabkan terjadinya sindrom metabolik.
Dosis terapi risperidon adalah 2-8 mg yang setara dengan dosis haloperidol
5-20 mg, dengan dosis efektif 6 mg/hari.
18