Common Cold

5
Common Cold A. Definisi Common cold adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) yang disebabkan oleh infeksi virus. Gejala utama common cold adalah pilek baik hidung tersembat maupun hidung meler. Common cold disebabkan oleh infeksi virus sehingga tidak memerlukan pengobatan antibiotik. Common cold dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease) B. Penyebab 1. Virus Salah satu alasan mengapa tidak ada pengobatan untuk common cold adalah lebih dari 200 virus dapat menyebabkan gejala pilek. Salah satunya adalah rhinovirus yang jarang menyebabkan penyakit yang serius. Rhinovirus merupakan penyebab 30-50 % pilek. Peneliti mengindentifikasikan lebih dari 100 tipe rhinovirus. Rhinovirus C ditemukan hanya pada tahun 2007 di seluruh dunia. Rhinovirus tumbuh dengan baik pada temperature 91 o F yang merupakan temperature hidung manusia (National Institute of Allergy and Infection Diseases, 2012). Peneliti juga mengungkapkan bahwa coronavirus dapat menyebabkan 10-15 % pilek pada orang dewasa. Meskipun coronavirus menginfeksi hewan, hanya 5 yang menginfeksi manusia sehingga menyebabkan terjadinya penyakit saluran pernafasan. Tidak seperti rhinovirus, coronavirus sulit untuk dinilai dapat menyebabkan

description

faktor penyebab common col

Transcript of Common Cold

Common ColdA. Definisi Common cold adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) yang disebabkan oleh infeksi virus. Gejala utama common cold adalah pilek baik hidung tersembat maupun hidung meler. Common cold disebabkan oleh infeksi virus sehingga tidak memerlukan pengobatan antibiotik. Common cold dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease)B. Penyebab1. VirusSalah satu alasan mengapa tidak ada pengobatan untuk common cold adalah lebih dari 200 virus dapat menyebabkan gejala pilek. Salah satunya adalah rhinovirus yang jarang menyebabkan penyakit yang serius. Rhinovirus merupakan penyebab 30-50 % pilek. Peneliti mengindentifikasikan lebih dari 100 tipe rhinovirus. Rhinovirus C ditemukan hanya pada tahun 2007 di seluruh dunia. Rhinovirus tumbuh dengan baik pada temperature 91o F yang merupakan temperature hidung manusia (National Institute of Allergy and Infection Diseases, 2012). Peneliti juga mengungkapkan bahwa coronavirus dapat menyebabkan 10-15 % pilek pada orang dewasa. Meskipun coronavirus menginfeksi hewan, hanya 5 yang menginfeksi manusia sehingga menyebabkan terjadinya penyakit saluran pernafasan. Tidak seperti rhinovirus, coronavirus sulit untuk dinilai dapat menyebabkan pilek karena coronavirus sulit tumbuh di laboratorium (National Institute of Allergy and Infection Diseases, 2012). Gejala pilek pada orang dewasa juga disebabkan oleh virus yang bertanggung jawab pada terjadinya penyakit yang lebih parah. Virus-virus tersebut antara lain: coxsackievirus, echovirus, orthomyxovirus (termasuk virus influenza A dan B yang menyebabkan flu), paramyxovirus (termasuk beberapa virus parainfluenza), dan enterovirus (National Institute of Allergy and Infection Diseases, 2012). 2. Musim dinginPilek biasanya muncul pada musim gugur dan dingin. Hal ini berkaitan dengan dimulainya kegiatan sekolah di mana orang-orang menghabiskan banyak waktu di dalam rumah dan memperbesar kesempatan virus menyebar dari orang yang satu ke orang yang lain. Perubahan musim dengan kelembaban relative juga dapat mempengaruhi munculnya pilek. Kebanyakan virus yang menyebabkan common cold lebih menyukai kelembaban rendah. Cuaca dingin juga membuat hidung seseorang menjadi kering dan lebih mudah terinfeksi (National Institute of Allergy and Infection Diseases, 2012). C. Patofisiologi Common ColdRinovirus merupakan virus yang biasanya menyebabkan common cold. Virus lain diantaranya corona virus, enterovirus terutama coxsackie virus A21 dan A24, echovirus 11 dan 20, parainfluenza virus dan adenovirusis. Rhinovirus akan terhirup dalam bentuk droplet yang berasal dari pasien penderita common cold saat pasien tersebut bersin. Setelah masa inkubasi 2-4 hari, pasien akan mengalami gejala-gejala seperti cairan dari hidung yang berlebih atau rinorea, bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, malaise, dan terkadang adanya demam ringan. Gejala-gejala common cold disebabkan oleh adanya kombinasi replikasi virus dan respon imun tubuh (Mediratta, Sharma, and Verma, 2000). Pada infeksi rinovirus yang bertanggung jawab terhadap 70% infeksi saluran pernapasan bagian atas, mampu membuat lepasnya lokal mediator, misalnya histamin, interleukin 6 dan 8, dan nuclear factor kappa beta. Mediator-mediator ini akan berkombinasi dengan respon imun yang menyebabkan timbulnya ciri-ciri gejala common cold (Mediratta, et al., 2000).Rhinovirus yang menyebabkan common cold biasanya tidak merusak nasal epitelium. Makrofag akan mencetuskan produksi sitokin, yang apabila berkombinasi dengan mediator akan menimbulkan gejala-gejala. Sitokin menyebabkan efek sistemik. Mediator bradikinin berperan utama menyebabkan simtom lokal seperti radang tenggorokan dan iritasi nasal. Simtom biasanya bermuka 2-5 hari setelah infeksi awal. Puncak gejala timbul pada 2-3 hari symtomp onset, dapat dibedakan apabila influenza akan memiliki simtom yang konstan dan cepat (News-Medical.net, 2012).

A. Gejala dan tandaGejala pilek biasanya muncul selama 2-3 hari setelah kontak dengan virus, bahkan bisa terjadi hingga seminggu. Gejala yang muncul antara lain : Kongesti nasal Mengeluarkan ingus Tenggorokan gatal BersinOrang dewasa dan anak-anak yang mengalami pilek biasanya juga disertai dengan demam atau tidak disertai dengan demam. Anak-anak biasanya demam dengan suhu 100-120o F. Seseorang juga mengalami hal-hal berikut tergantung pada virus penyebab : Demam Penurunan nafsu maka Sakit kepala Sakit otot Postnasal drip Sakit tenggorokan (Zieve dan Vorvick, 2011)

American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, 2012, Rhinitis (Hay Fever): Tips to Remember, http://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/library/at-a-glance/rhinitis.aspx, diakses tanggal 13 Maret 2015.Zieve, D., dan Vorvick, L.J., 2011, Common Cold, Medline Plus, National Institute of Health, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000678.htm, diakses tanggal 13 Maret 2015.Mediratta, P. K., Sharma, K. K., Verma, V., 2000, A Review On Recent Development of Common Cold Therapeutic Agents, Indian Journal of Medical Sciences, 54, 485.News-Medical.net, 2012, What is Common Cold, http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Common-Cold.aspx, diakses tanggal 13 Maret 2015.