HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold....

54
HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA BAYI USIA 0 -12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH CIPUTAT 2013 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Cika Irlia Azzahra NIM 1110103000001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1434/2013 M

Transcript of HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold....

Page 1: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN

RINITIS PADA BAYI USIA 0 -12 BULAN

DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH CIPUTAT

2013

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Cika Irlia Azzahra

NIM 1110103000001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

1434/2013 M

Page 2: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study
Page 3: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study
Page 4: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study
Page 5: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh :

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA

BAYI USIA 0 – 12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH

CIPUTAT 2013. Shalawat serta salam saya sampaikan kepada nabi besar

Muhammad SAW, suri tauladan kita dengan sebaik-baiknya akhlak. Penulisan

laporan penelitian ini saya susun dalam rangka memenuhi syarat kelulusan

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syaruf Hidayatullah

Jakarta.

3. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Silvia

Fitrina Nasution, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II yang telah

banyak menyempatkan waktu dalam membimbing saya untuk

menyelesaikan penelitian ini.

4. Direktur serta semua staf RS Syarif Hidayatullah yang sudah memberikan

izin dan membantu saya untuk melakukan penelitian ini sampai selesai di

RS Syarif Hidayatullah.

5. Orangtua pasien di poli anak RS Syarif Hidayatullah yang telah bersedia

untuk mengisi kuesioner.

Page 6: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

vi

6. Kedua orang tuaku tersayang Irwan Benyamin dan Elly Julyawati yang

senantiasa selalu mendoakan, memberikan dukungan moril dan materi

kepada saya hingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat waktu.

7. Keluarga saya dan adik saya tersayang Aulia Irlia Zafirah yang selalu

memberi dukungan kepada saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. M. Ichsan Pribadi yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada

saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman sekelompok penelitian saya yaitu Maulina Sulpi, M.

Fernando Pratama, Ummi Habibah, dan Mutiara Qori Akbar yang

senantiasa saling membantu memberi masukan dan mengajari satu sama

lain sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

10. Seluruh teman sejawat mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2010 yang

selalu bersama-sama menempuh pendidikan selama ini.

Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

dari semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat membawa manfaat bagi plerkembangan ilmu

khususnya dalam bidang kedokteran.

Ciputat, 11 September 2013

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

vii

ABSTRAK

Cika Irlia Azzahra. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan ASI

Eksklusif dengan Kejadian Rinitis Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah Ciputat 2013.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, dengan salah satu

penyebab utamanya yaitu infeksi saluran pernapasan. Penyakit infeksi saluran

pernapasan atas tersering pada anak yaitu rinitis / common cold. WHO

menyebutkan bahwa infeksi saluran pernapasan dapat dicegah dengan pemberian

ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemberian

ASI eksklusif dengan kejadian rinitis pada bayi usia 0-12 bulan. Penelitian ini

bersifat analitik deskriptif dengan metode cross sectional (potong lintang).

Sampel diambil secara consecutive sampling, dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah bayi usia 0-12 bulan yang

datang ke RS Syarif Hidayatullah pada 2 Mei-2 Juli 2013. Jumlah sampel pada

penelitian ini sebesar 91 orang. Dari hasil analisa silang sebaran data didapatkan

bahwa frekuensi rinitis lebih jarang terjadi pada kelompok ASI eksklusif yaitu

sebesar 96,5% dibandingkan dengan ASI non eksklusif. Hasil uji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji Fisher didapatkan nilai p = 0.005. Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian rinitis

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif

Hidayatullah.

Kata Kunci : Rinitis, ASI eksklusif, Bayi 0-12 bulan

ABSTRACT

Cika Irlia Azzahra. Medical Education Programe. The Correlation of ASI

Exclusive and the Incidence of Rhinitis in Infants of 0-12 Months at Syarif

Hidayatullah Hospital Ciputat 2013.

Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is still quite high, with one of the main

causes of respiratory tract infections. Upper respiratory tract infections are

common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be

prevented by ASI exclusive. The study aimed to investigate the correlation

between ASI exclusive with the incidence of rhinitis in infants of 0-12 months.

The study designed in descriptive analytic by crosssectional method. Samples

collected by consecutive sampling method and data was perfomed by

questionnaires and interviews. Criteria of the sample defined as infants of 0-12

months who came at Syarif Hidayatullah Hospital on 2 May-2 July 2013. Selected

samples by the criteria were 91 respondent. From the cross analysis of data

showed that the frequency of rhinitis is less common in the group of ASI

exclusive in the amount of 96.5% compared to ASI non-exclusive. The analytical

statistic perfomed by Fisher’s test resulted p=0,05, which defined a significant

different of the incidence of rhinitis and ASI exclusive in infant of 0-12 month at

RS Syarif Hidayatullah in 2013.

Keywords: Rhinitis, ASI Exclusive, Infant 0-12 month

Page 8: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

viii

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………….... i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.3 Hipotesis ......................................................................................................... 1

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 2

1.4.2 TujuanKhusus .............................................................................................. 2

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

2.1 ISPA ............................................................................................................... 3

2.2 Rinitis dan Penyebabnya ................................................................................ 5

2.3 Patofisiologi Rinitis ........................................................................................ 5

2.4 Gejala dan Komplikasi Rinitis........................................................................ 6

2.5 ASI dan Komposisinya ................................................................................... 7

2.6 Manfaat Pemberian ASI ............................................................................... 10

2.7 Pengaruh ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Rinitis .................................... 12

2.8 ASI dalam Pandangan Islam ........................................................................ 14

2.9 Kerangka Teori ............................................................................................. 16

2.10 Kerangka Konsep ....................................................................................... 17

2.11 Definisi Operasional ................................................................................... 18

Page 9: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

ix

BAB III .................................................................................................................. 19

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 19

3.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 19

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 19

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 19

3.3 Jumlah Sampel ............................................................................................. 20

3.4 Kriteria Sampel ............................................................................................. 20

3.4.1 Kriteria Inklusi ....................................................................................... 20

3.4.2 Kriteria Eksklusi .................................................................................... 21

3.5 Cara Kerja Penelitian .................................................................................... 21

3.6 Managemen Data .......................................................................................... 22

3.6.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 22

3.6.2 Pengolahan Data .................................................................................... 22

3.6.3 Analisis Data .......................................................................................... 22

BAB IV .................................................................................................................. 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 23

4.1 Karakteristik Responden Penelitian ............................................................. 23

4.2 Analisa Silang Sebaran Data Antara 2 Variabel .......................................... 24

4.3 Analisa Silang Sebaran Data ASI dengan Frekuensi Rinitis ........................ 25

BAB V .................................................................................................................... 27

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 27

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 27

5.2 Saran ............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

LAMPIRAN .......................................................................................................... 31

Page 10: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 19

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Penelitian ................................................. ….23

Tabel 4. 2 Analisa Silang Sebaran Data Antara 2 Variabel ................................... 24

Tabel 4. 3 Analisa Silang Sebaran Data ASI dengan Frekuensi Rinitis .............. 25

Page 11: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Pembentukan sIgA ................................................................ 12

Page 12: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

xii

DAFTAR SINGKATAN

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

SKN : Survei Kesehatan Nasional

WHO : World Health Organization

ASI : Air Susu Ibu

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

RSV : Respiratory Syncitial Virus

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

ICAM : Intracellular Adhesion Molecular

IL : Interleukin

TNF : Tumor Necrosis Factor

PMN : Polimorfonuklear

DHA : Asam Dokosaheksanoik

AA : Asam Arakidonat

IQ : Intelligence Quotien

sIgA : Sekretori Imunoglobulin A

BSSL : Bile Salt Stimulated Lipase

G-CSF : Granulocyte colony-stimulating factor

Page 13: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 31

Lampiran 1.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia.............................................. 31

Lampiran 1.3 Frekuensi Kejadian Rinitis .............................................................. 32

Lampiran 1.4 ASI Pada Responden ....................................................................... 32

Lampiran 1.5 Analisa Silang Sebaran Data Jenis Kelamin dan Frekuensi Rinitis 33

Lampiran 1.6 Grafik Karakteristik Jenis Kelamin pada Frekuensi Rinitis ............ 33

Lampiran 1.7 Analisa Silang Sebaran Data Usia dan Frekuensi Rinitis.. .............. 34

Lampiran 1.8 Grafik Karakteristik Usia Responden pada Frekuensi Rinitis ......... 34

Lampiran 1.9 Analisa Silang Sebaran Data ASI dan Frekuensi Rinitis... .............. 35

Lampiran 1.10 Grafik Karakteristik ASI pada Frekuensi Rinitis ......................... 35

Lampiran 1.11 Uji Fisher ASI dengan Frekuensi Kejadian Rinitis ....................... 36

Lampiran 2.1 Informed Consent ............................................................................ 37

Lampiran 2.2 Kuesioner ......................................................................................... 38

Lampiran 3.1 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 41

Page 14: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab terpenting

morbiditas dan mortalitas pada anak berusia dibawah 5 tahun dengan insiden

tertinggi terjadi selama 2 tahun pertama. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional

(SKN) 2001, kematian bayi di Indonesia 27,6% diakibatkan oleh ISPA. Penyakit

ISPA tersering pada anak yaitu rinitis / common cold.1,2

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pemberian Air

Susu Ibu (ASI) secara eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi akibat

ISPA.3

Penelitian yang dilakukan oleh Areefen tahun 2001 menunjukan bahwa

bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif berisiko mengalami kematian akibat

ISPA 3,94 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberikan ASI eksklusif.4 ASI

mengandung zat-zat protektif yang penting untuk mencegah infeksi selama

beberapa bulan pertama kehidupan bayi ketika kekebalan tubuh bayi belum

berkembang, ASI mengandung immunoglobulin yang tidak terdapat dalam susu

formula jenis apapun. Antibodi tersebut yang berperan sebagai faktor anti virus

dan anti bakteri terhadap infeksi.5

Prevalensi pemberian ASI eksklusif dari data Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997-2007 menunjukkan penurunan dari tahun ke

tahun yaitu dari 40,2% (1997) menjadi 39,5% (2003) dan semakin menurun pada

tahun 2007 yaitu sebanyak 32%. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

2010 menunjukan bahwa rendahnya pemberian ASI eksklusif (15,3%) di

Indonesia, masih jauh dari target Nasional pemberian ASI eksklusif yaitu 80%.

Selain itu terjadi peningkatan pemberian susu formula dari 10,8% menjadi

32,4%.6,7

Melihat tingginya angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut dan

rendahnya pemberian ASI eksklusif, maka peneliti ingin mengetahui apakah

pemberian ASI eksklusif berhubungan terhadap kejadian ISPA yaitu rinitis pada

bayi 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan.

1

Page 15: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

2

1.2 Rumusan Masalah

Infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyebab terpenting mortalitas

dan morbiditas pada anak. Dari beberapa teori dan berbagai penelitian

menunjukan bahwa bayi yang diberikan ASI secara eksklusif dapat menurunkan

risiko terjadi infeksi saluran pernapasan akut, salah satunya yaitu rinitis. “Apakah

terdapat hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian rinitis pada bayi usia 0-

12 bulan di RS Syarif Hidayatullah ? “

1.3 Hipotesis

ASI eksklusif berhubungan dengan kejadian rinitis pada bayi usia 0-12 bulan

di RS Syarif Hidayatullah.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian rinitis pada

bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan yang mendapatkan ASI

ekslusif dan ASI non eksklusif.

Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan berdasarkan kelompok usia

dengan kejadian rinitis.

Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan berdasarkan jenis kelamin

dengan kejadian rinitis.

Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan yang medapatkan ASI

eksklusif dan mengalami rinitis.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi bagi masyarakat umum mengenai hubungan ASI

eksklusif dengan kejadian rinitis, serta sebagai data tambahan bagi dinas

kesehatan setempat dalam program kesehatan masyarakat.

Page 16: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA yaitu infeksi yang terjadi mulai dari infeksi saluran pernapasan bagian

atas dan adneksanya hingga parenkim paru yang berlangsung hingga 14 hari. Bayi

dan anak prasekolah mengalami 6 sampai 10 penyakit pernapasan pertahun dan

remaja mengalami 3 sampai 5 penyakit pertahunnya. Demam terjadi pada sekitar

30 sampai 40% penyakit pernapasan dan berlangsung sekitar 3 hari, maksimum 5

sampai 6 hari. Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai

mikroorganisme.1,9

Terdapat berbagai faktor yang mendasari perjalanan penyakit ISPA pada anak

yaitu :

Usia

Usia mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya ISPA.

WHO melaporkan bahwa penyebab utama dari empat penyebab kematian

anak di negara berkembang adalah ISPA, dengan kasus terbanyak pada

anak berusia dibawah 1 tahun. Kejadian ISPA pada bayi dan balita akan

memberikan gambaran klinis yang lebih buruk, disebabkan ISPA pada

bayi merupakan kejadian infeksi pertama serta belum terbentuknya secara

optimal proses kekebalan alamiah. Pada orang dewasa sudah banyak

terbentuk proses kekebalan alamiah yang lebih optimal.1,8

Jenis kelamin

Pada umumnya tidak ada perbedaan kejadian ISPA pada laki-laki dan

perempuan, namun berdasarkan hasil berbagai penelitian menemukan

bahwa kejadian ISPA lebih sering terjadi pada anak laki-laki

dibandingkan perempuan.1,8

Status gizi

Status gizi merupakan faktor predisposisi terjadinya ISPA pada anak.

Dalam keadaan status gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup

3

Page 17: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

4

kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap infeksi. Apabila status

gizi menjadi buruk maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun.

Pemberian ASI

Berbagai penelitian menunjukan adanya hubungan antara pemberian ASI

dengan kejadian ISPA. ASI berfungsi sebagai proteksi karena kandungan

imunologik yang dimilikinya.1,8

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram. Sebanyak 22% kematian

akibat ISPA terjadi pada bayi dengan BBLR. Hal ini disebabkan oleh

pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna dan otot

pernapasan yang masih lemah.1,8

Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi mempunyai pengaruh terhadap faktor lain seperti

nutrisi, penerimaan layanan kesehatan, dan lingkungan. Status sosial

ekonomi yang rendah mempunyai risiko yang lebih besar utnuk

mengalami ISPA.1,8

Imunisasi

Anak yang telah mendapatkan imunisasi memiliki kekebalan terhadap

penyakit tertentu. Maka jika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh,

secara langsung tubuh akan membentuk antibodi terhadap kuman

tersebut.1,8

Lingkungan.

Polutan lingkungan berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan karena

dapat mengiritasi mukosa saluran respiratori. Orangtua yang merokok

juga menyebabkan anak lebih rentan untuk terkena ISPA.1,8

ISPA dikelompokkan menjadi infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi

saluran pernapasan bawah. Infeksi saluran pernapasan atas terjadi pada bagian

saluran pernapasan di atas laring yang terdiri dari rinitis, faringitis, tonsillitis,

ronosinusitis, dan otitis media. Infeksi saluran pernapasan bawah terjadi pada

bagian saluran pernapasan di bawah laring yang terdiri dari epiglotitis,

laringotrakeobronkitis (croup), bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.9

Page 18: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

5

2.2 Rinitis dan Penyebabnya

Rinitis (common cold atau selesma) adalah terjadinya proses inflamasi pada

mukosa hidung. Rinitis merupakan salah satu penyakit ISPA yang sering terjadi

pada anak. Rinitis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Pada

anak-anak sekitar 6-8 kali per tahun, sedangkan pada dewasa 2 sampai 4 kali per

tahun.10

Mikroorganisme penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri non spesifik,

bakteri spesifik, dan jamur. Infeksi hidung dapat disebabkan oleh satu

mikroorganisme atau beberapa mikroorganisme dan mengakibatkan infeksi

primer, sekunder, atau infeksi multipel. Rinovirus merupakan penyebab tersering

rinitis di semua usia dan penyebab 30 sampai 50% rinitis pertahun. Penyebab

lainnya yaitu RSV (Respiratory Syncitial Virus), virus influenza, virus para

influenza, dan coronavirus. Penyakit ini sangat menular dan gejala dapat timbul

akibat tidak adanya kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh.1,11

2.3 Patofisiologi Rinitis

Penularan rinitis bisa melalui kontak tangan dengan sekret yang mengandung

virus yang berasal dari lingkungan atau inhalasi aerosol. Infeksi dimulai dengan

deposit virus di mukosa hidung. Virus memasuki epitel dengan cara berikatan

dengan reseptor spesifik di epitel yaitu intracellular adhesion molecular (ICAM)

1. Setelah berada di dalam epitel, virus bereplikasi dengan cepat. Infeksi pada

mukosa hidung menyebabkan adanya peranan mediator-mediator inflamasi seperti

leukotrien, kinin, histamin, interleukin (IL) 2, IL-6, IL-8, dan Tumor Necrosis

Factor (TNF). Mediator-mediator inflamasi tersebut menyebabkan vasodilatasi

dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga menimbulkan gejala

utama rinitis yaitu hidung tersumbat dan adanya sekret hidung. Mediator tersebut

juga dapat menyebabkan peningkatan set point di hipotalamus, sehingga

menimbulkan gejala berupa demam.1,11

Page 19: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

6

2.4 Gejala dan Komplikasi Rinitis

Gejala rinitis yaitu pilek, bersin, hidung tersumbat, dan iritasi tenggorokan.

Rata-rata lama gejala berlangsung sekitar 7-14 hari. Gejala yang sering ditemukan

pada 3 hari pertama yaitu sekret hidung yang encer dan bening. Sekret akan

berubah menjadi lebih kental dan purulen bila terjadi infeksi sekunder bakteri,

yang berhubungan dengan adanya aktivitas sel polimorfonuklear (PMN). Gejala

lain berupa nyeri tenggorokan, rewel, penurunan nafsu makan, dan gangguan

tidur. Pemeriksaan fisik tidak ada tanda khas, tetapi dapat dijumpai eritema dan

edema mukosa hidung.1,11

Rinitis bisa menimbulkan komplikasi karena infeksi primer maupun sekunder

oleh bakteri yaitu :

Otitis Media

Merupakan komplikasi tersering pada anak. Infeksi telinga tengah (otitis

media) didiagnosis pada 30 sampai 35% anak dengan penyakit saluran

pernapasan akut. Pada anak memiliki tuba eustachius lebih pendek, lebih

lebar, dan lebih horizontal daripada orang dewasa. Panjang tuba eustachius

orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

Infeksi pada saluran pernapasan bisa menyebabkan disfungsi tuba

eustachius, sehingga infeksi bisa menyebar ke telinga tengah dan tekanan

telinga tengah menjadi abnormal yang akan menimbulkan otitis media.10,11

Rinosinusitis

Komplikasi ini terjadi pada 6 sampai 13% anak. Perlu dicurigai adanya

infeksi sekunder bakteri pada sinus paranasalis apabila gejala nasal

menetap sampai lebih dari 10-14 hari.11

Infeksi pada saluran pernapasan bawah

Terkenanya saluran pernapasan bawah terjadi pada 5 sampai 30% infeksi

saluran pernapasan. Pneumonia adalah komplikasi yang sering didapatkan.

Terjadi bisa karena infeksi sekunder oleh bakteri ataupun penyebaran

infeksi primer oleh virus.10,11

Page 20: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

7

2.5 ASI dan Komposisinya

ASI mempunyai nilai nutrisi yang unggul. Komposisi nutrien yang terdapat di

dalam ASI sangat tepat dan ideal untuk tumbuh kembang anak. ASI eksklusif

yaitu pemberian ASI tanpa disertai makanan dan minuman tambahan lain sampai

usia 6 bulan. ASI non eksklusif yaitu pemberian ASI disertai makanan atau

minuman tambahan lain sebelum usia 6 bulan. Menurut WHO, bayi dianjurkan

untuk diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan pertama, ASI

tetap di lanjutkan disertai dengan pemberian makanan pendamping untuk

melengkapi nutrisi ASI sampai bayi berusia 2 tahun.3,12

Tahapan sekresi ASI diawali dengan pengeluaran kolostrum pada saat lahir.

Kolostrum adalah cairan kekuningan yang disekresi hingga hari ke 4.

Mengandung lebih sedikit laktosa, lemak, dan vitamin-vitamin yang larut air

dibandingkan dengan ASI matur, namun lebih banyak mengandung protein dan

vitamin-vitamin yang larut lemak. Kandungan zat-zat imunologik dalam

kolostrum 10 sampai 17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur.13

ASI transisi atau peralihan yaitu ASI yang keluar setelah kolostrum (setelah

hari ke 4 sampai dengan hari ke 14). Kadar protein semakin turun, tetapi kadar

laktosa dan lemak meningkat. Volume ASI juga semakin meningkat. ASI matur

keluar setelah hari ke 14 sampai seterusnya. Kandungan dari setiap tahapan

berguna untuk bayi baru lahir, terutama upaya adaptasi fisiologis terhadap

kehidupan di luar kandungan. Semakin matang ASI, konsentrasi immunoglobulin

total, protein, dan vitamin yang larut di dalam lemak menurun, sedangkan laktosa,

lemak, kalori, dan vitamin yang larut dalam air meningkat.13,14

ASI mengandung makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien pada ASI

berupa lemak, karbohidrat, dan protein. Mikronutriennya yaitu vitamin dan

mineral. ASI juga mengandung sebanyak 87,5% air, sehingga bayi tidak perlu lagi

mendapatkan tambahan air.14

Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI. Kadar laktosa pada ASI dua

kali lipat dibandingkan laktosa yang terdapat pada susu sapi. Sebagian

laktosa akan difermentasi oleh flora usus di usus besar yaitu lactobacillus.

Page 21: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

8

Flora usus tersebut akan menciptakan keadaan asam dalam usus sehingga

menekan pertumbuhan kuman patogen. Selain itu laktosa juga akan

dirubah menjadi galaktosa untuk membentuk galaktolipid yang penting

dalam perkembangan otak.17,18

Lemak

ASI mengandung lemak yang lebih tinggi dibandingkan susu formula. ASI

banyak mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat (omega 6),

asam α linolenat (omega 3), serta derivatnya yaitu asam dokosaheksanoik

(DHA) dan asam arakidonat (AA). Asam linoleat (omega 6) dan asam α

linolenat (omega 3) berperan dalam perkembangan otak bayi. Sedangkan

AA dan DHA berperan dalam perkembangan jaringan saraf dan retina

mata. Susu sapi tidak mempunyai komponen tersebut, sehingga pada

beberapa susu sapi ditambahkan AA dan DHA, namun tidak sebaik yang

terdapat dalam ASI. Asam lemak jenuh dan tidak jenuh lebih seimbang

pada ASI dibandingkan pada susu sapi yang lebih banyak mengandung

asam lemak jenuh.15

Protein

Protein yang terkandung dalam ASI terdapat dalam bentuk whey (70%)

dan kasein (30%). Pada ASI lebih banyak protein whey, yang tahan

terhadap asam dan mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan pada susu

sapi lebih banyak kasein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Protein

whey pada ASI terutama mengandung alfalaktalbumin, sedangkan protein

whey pada susu sapi adalah betalaktoglobulin. ASI juga mengandung

nukleotida yang lebih banyak dibanding susu sapi. Nukleotida ini berperan

dalam meningkatkan penyerapan besi, merangsang pertumbuhan bakteri

baik dalam usus, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Asam amino lain

yang terkandung dalam ASI yaitu taurin, tirosin, dan triptofan. Taurin

ditemukan dalam ASI dengan konsentrasi yang tinggi, sedangkan susu

sapi dan susu formula lainnya hanya sedikit mengandung taurin. Taurin

berperan sebagai neurotransmitter, pengatur aktivitas sel saraf,

menstabilkan dinding sel saraf, dan sebagai antioksidan. Tirosin dan

triptofan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter.

Page 22: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

9

Neurotransmiter yang dibentuk oleh triptofan yaitu serotonin dan

melatonin, sedangkan tirosin membentuk noradrenalin dan dopamin.15

Vitamin

ASI mengandung vitamin A, D, E, dan K. Kandungan vitamin A dan

vitamin E tinggi dalam ASI, terutama pada kolostrum dan ASI transisi

awal. Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, mendukung pembelahan

sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Vitamin E salah satu fungsinya

yaitu untuk ketahanan dinding sel darah merah. ASI hanya mengandung

sedikit vitamin K dan vitamin D. Vitamin K berfungsi sebagai faktor

pembekuan. Selain terdapat vitamin larut lemak, ASI juga mempunyai

vitamin larut air seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C. Makanan

yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin tersebut. Kadar

vitamin B6, B12, dan asam folat rendah pada ibu dengan gizi kurang.

Vitamin B6 (piridoksin) diperlukan untuk membentuk enzim

dekarboksilase dan transaminase yang diperlukan dalam metabolisme

jaringan saraf serta penting untuk pembentukan DNA.15,16

Mineral

Mineral utama yang terdapat dalam ASI yaitu kalsium. Berfungsi untuk

pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan

pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah

dibandingkan susu sapi, tetapi tingkat penyerapannya lebih besar. Zat besi

yang terdapat dalam ASI juga kadarnya lebih rendah bila dibandingkan

dengan susu sapi maupun susu formula yang difortifikasi zat besi. Namun

zat besi yang terdapat dalam ASI, 5 kali lebih tinggi penyerapannya.

Sehingga bayi yang mendapatkan ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk

mengalami kekurangan zat besi dibandingkan bayi yang mendapatkan susu

formula.16

Page 23: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

10

2.6 Manfaat Pemberian ASI

ASI memiliki banyak manfaat untuk bayi maupun untuk ibunya. Manfaat

pemberian ASI pada bayi yaitu :

ASI sebagai pencegah infeksi pada bayi

ASI bermanfaat untuk perlindungan kesehatan bayi. Pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan pertama akan menurunkan tingkat kerentanan

terhadap berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang terdapat dalam

ASI akan di transfer ke bayi untuk melengkapi sistem imun bayi yang

pada awal-awal kehidupan masih belum terbentuk sepenuhnya serta

merangsang pembentukan antibodi pada tubuh bayi. Hal tersebut tidak

didapatkan pada bayi yang mendapat susu formula. Selain itu, ASI keluar

langsung dari payudara sehingga tidak terkontaminasi oleh air dan botol

tercemar yang dapat menimbulkan penyakit.17,18

ASI menjaga kesehatan saluran cerna bayi

ASI lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. ASI membuat

lingkungan di dalam usus besar menjadi asam sehingga meningkatkan

pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik (Bifidobacterium dan

Lactobacillus), serta menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Bifidobacterium mempunyai aktivitas seperti enzim laktase yang dapat

mengurangi gejala klinis intoleransi laktosa. Suasana asam juga

merupakan sinyal untuk pembentukan mukus di dalam saluran cerna.

Pembentukan mukus yang melapisi epitel saluran cerna berfungsi sebagai

barrier agar mikroorganisme tidak dapat masuk. Di dalam ASI, banyak

terkandung oligosakarida yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan

aktivitas bakteri bifidobacterium (bakteri baik) di dalam saluran cerna.

Bakteri tersebut dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen.

Selain itu ASI mengandung sIgA yang merupakan faktor proteksi mukosa,

salah satunya yaitu mukosa saluran cerna.17,18

ASI menurunkan kejadian alergi pada bayi

Protein whey pada ASI berbeda dengan protein whey yang terdapat dalam

susu sapi. Pada ASI terutama mengandung alfalaktalbumin, sedangkan

protein whey pada susu sapi adalah betalaktoglobulin. Betalaktoglobulin

Page 24: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

11

pada susu sapi ini merupakan jenis protein yang berpotensi menyebabkan

alergi karena mempunyai berat molekul yang besar. Pada bayi yang

memiliki risiko alergi, maka masuknya molekul protein yang besar ini

akan menyebabkan timbulnya gejala alergi. 17,18

ASI membantu tumbuh kembang bayi

ASI mengandung hormon dan faktor pertumbuhan (growth factor) yang

merupakan komponen bioaktif protein. ASI juga mengandung leptin yang

berfungsi untuk mengatur asupan makanan dan metabolism energi.

Hormon leptin tersebut menyebabkan berat badan bayi yang diberikan ASI

lebih seimbang (tidak mengalami kegemukan) dibandingkan bayi yang

mendapatkan susu formula.18

ASI meningkatkan kecerdasan bayi

ASI juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi bayi. Bayi

yang mendapat ASI mempunyai nilai Intelligence Quotien (IQ) 3 sampai 5

kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula. Hal

tersebut disebabkan adanya kandungan nutrisi pada ASI yang tidak

didapatkan di susu formula. ASI mengandung kolin dalam jumlah tinggi.

Kolin berperan dalam pembentukan fosfolipid di dinding sel saraf,

metabolisme sel saraf, dan kerja neurotransmitter yang mempengaruhi

fungsi memori. Asam amino yang terdapat dalam ASI seperti taurin,

tirosin, triptofan juga berperan dalam perkembangan otak. Serotonin yang

dibentuk oleh triptofan berfungsi untuk mengontrol nafsu makan, pola

tidur, memori, proses belajar, mood, dan perilaku. Noradrenalin yang

dibentuk oleh tirosin berfungsi untuk mengatur kewaspadaan,

mempertahankan atensi, memori, proses belajar, dan bersifat

neuroprotektor. Mineral dalam ASI yaitu zat besi bersama dengan triptofan

dan tirosin membentuk neurotransmitter dan membantu sel oligodendrisit

untuk membuat mielin dari kolesterol dan lipid.18

Page 25: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

12

Manfaat pemberian ASI bagi ibu

Selain mempunyai banyak manfaat untuk bayi, menyusui juga memberi

keuntungan untuk ibu. Menyusui merangsang uterus untuk berkontraksi

kembali ke ukurannya semula, sehingga membantu mengurangi

perdarahan setelah melahirkan. Peningkatan konsentrasi oksitoksin

menyebabkan perdarahan post partum berkurang. Menyusui eksklusif

selama 6 bulan akan meningkatkan kadar antibodi ibu sehingga dapat

menurunkan risiko terjadinya infeksi setelah melahirkan. Risiko kanker

payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis pasca menopause juga lebih

kecil pada ibu menyusui. Pemberian ASI eksklusif juga dapat

meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.19

2.7 Pengaruh ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Rinitis

ASI mengandung komponen imunologik. Saat awal kehidupan, imunitas bayi

masih belum terbentuk dengan sempurna sehingga lebih rentan terkena infeksi.

Namun dengan pemberian ASI eksklusif membuat kerentanan terhadap infeksi

berkurang akibat komponen imunologik yang dimilikinya. Kandungan

immunoglobulin yang relatif tinggi pada ASI yaitu sekretori immunoglobulin A

(sIgA), yang belum dimiliki oleh bayi saat awal kehidupan. sIgA yang terdapat

pada ASI berasal dari imunoglobulin A (IgA) di dalam sistem imun saluran cerna

dan pernafasan maternal yang dibawa melalui sirkulasi darah dan limfatik ke

kelenjar payudara.15,20

Gambar 2.1 Proses Pembentukan sIgA

(Sumber: Lars A Hanson, 2007)20

Page 26: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

13

IgA merupakan salah satu sistem imunitas mukosa. Antibodi tersebut dapat

mengikat antigen pada mikroorganisme patogen sehingga tidak dapat menempel

pada mukosa dan menghambat perkembangbiakkannya. Hal tersebut membuat

mikroorganisme patogen penyebab rinitis seperti virus tidak dapat berikatan

dengan reseptor spesifik yang ada di epitel sehingga tidak dapat berkembangbiak.

sIgA tahan terhadap enzim penghancur protein (tripsin, pepsin) dan keasaman

lambung di saluran cerna bayi. Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar tinggi

yang cukup untuk melapisi permukaan mukosa bayi. Selain itu terdapat faktor

pendukung perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan

jaringan.20

Imunoglobulin lainnya yaitu IgM akan ditransfer pada awal kehidupan bayi

sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila ibu sudah pernah terpajan

sebelumnya. IgG dimiliki oleh bayi dari transfer melalui plasenta. IgD hanya

sedikit sekali ditemukan dalam ASI, sedangkan IgE tidak ada.20,21

ASI mengandung sel makrofag yang merupakan sel fagosit sehingga dapat

menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran cerna. Sel makrofag juga

dapat mensintesis komplemen, lisozim, serta laktoferin. Komplemen mempunyai

sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mikroorganisme pada mukosa.

Lisozim yaitu suatu enzim yang diproduksi oleh epitel kelenjar payudara,

makrofag, dan neutrofil. Dapat memecah dinding sel bakteri gram positif yang ada

pada mukosa dan menambah aktifitas bakterisid sIgA. ASI mengandung lisozim

300 kali lebih banyak dibandingkan susu sapi. Laktoferin merupakan protein yang

terikat dengan zat besi, diproduksi oleh epitel kelenjar payudara, makrofag, dan

neutrofil. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan dengan zat

besi sehingga pertumbuhan bakteri patogen menjadi terhambat.15,21

Antioksidan dalam ASI seperti tokoferol-α dan karotin-β merupakan faktor

anti peradangan. ASI juga mengandung glikoprotein, glikolipid, dan oligosakarida

yang menghambat perlekatan bakteri patogen pada mukosa dengan cara berikatan

dengan reseptor dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring

dan usus bayi.20

Page 27: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

14

Di dalam ASI terkandung bile salt stimulated lipase (BSSL) yang berperan

mematikan protozoa. Lipase membentuk asam lemak dan monogliserida yang

menginaktivasi organisme. Komponen-komponen imunologik lain yang terdapat

dalam ASI yaitu Granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) merupakan

sitokin spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek

diferensiasi, proliferasi, dan ketahanan neutrofil. Interferon dan fibronektin

mempunyai aktivitas antiviral. Protein pengikat vitamin B12 dan asam folat, dapat

menjadi antibakteri dengan cara menghalangi bakteri untuk mengikat vitamin

bebas sebagai faktor pertumbuhan. Sitokin yang terdapat dalam ASI berperan

meningkatkan jumlah antibodi IgA pada ASI. Sitokin yang berperan yaitu IL-l

yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan

TNF α dan IL-6 yang mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi IgA

meningkat. ASI juga mengandung musin yang berfungsi melapisi membran lemak

susu, dan mempunyai sifat antimikroba dengan cara mengikat bakteri dan virus

serta segera mengeliminasinya dari tubuh. Lactadherin protein globule fat yang

terdapat pada ASI berfungsi merusak membran pembungkus virus.21

2.8 ASI dalam Pandangan Islam

(Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233)22

Page 28: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

15

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah

memberi makanan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang

tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu

menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan

warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum

dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa

atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran yang patut.

Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan.“22

Al-Qur’an menyatakan bahwa batas waktu boleh menyapih sebaiknya adalah

ketika anak telah berusia dua tahun. Batas waktu ini berkait dengan batas

maksimum kesempurnaan menyusui. Karena itu, sifat batas waktu ini lebih

sebagai keutamaan dan kesempurnaan. Apabila memang hendak disapih sebelum

batas maksimum ini, maka sebaiknya dimusyawarahkan dan dipertimbangkan

secara matang antara ayah dan ibunya. Musyawarah penting dilakukan untuk

menjamin hak-hak anak dalam memperoleh kehidupan dan kesehatan yang layak.

Page 29: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

16

2.9 Kerangka Teori

ASI

Komponen imunologik

pada ASI

Rinitis

Non eksklusif

Mencegah infeksi Faktor Risiko:

-Usia

-Jenis Kelamin

-Status Gizi

-Imunisasi

-BBLR

-Sosial ekonomi

-Lingkungan

Menurunkan

kejadian rinitis

Tanpa pemberian

makanan atau

minuman lain sampai

usia 6 bulan

Disertai pemberian

makanan atau

minuman lain

sebelum usia 6 bulan

Eksklusif

Page 30: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

17

2.10 Kerangka Konsep

Keterangan :

: variabel dependen

: variabel independen

: hubungan yang diteliti

: hubungan yang tidak diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI

ekslusif dengan kejadian rinitis. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu

status gizi, imunisasi, sosial ekonomi, BBLR, dan lingkungan, tidak dilakukan

penelitian untuk faktor tersebut.

Rinitis

ASI eksklusif ASI non eksklusif

Sering

Jarang

Faktor Risiko:

-Status Gizi

-Imunisasi

-Sosial ekonomi

-BBLR

-Lingkungan

ASI

>4 kali dalam

sebulan

<4 kali dalam

sebulan

Page 31: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

18

2.11 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara

Pengukuran

Skala

Pengukuran

Usia Usia responden dalam

penelitian, dikelompokan

menjadi :

0-6 bulan

>6-12 bulan

Kuesioner Wawancara Numerik

Jenis Kelamin Jenis kelamin responden

dalam penelitian, di

kelompokan menjadi:

Perempuan

Laki-laki

Kuesioner Wawancara Kategorik

ASI, terdiri

dari :

ASI Eksklusif

ASI Non

Eksklusif

Pemberian ASI pada bayi

baru lahir sampai dengan

usia 6 bulan tanpa

disertai tambahan

makanan atau minuman

lain.

Pemberian ASI pada bayi

baru lahir disertai

tambahan makanan atau

minuman lain sebelum

usia 6 bulan.

Kuesioner Wawancara Kategorik

Rinitis

Salah satu penyakit

infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA)

bagian atas dengan gejala

utama yaitu pilek.

Rinitis dalam penelitian,

dikelompokan menjadi :

Jarang (<4 kali

dalam sebulan)

Sering (>4 kali

dalam sebulan)

Kuesioner Wawancara Kategorik

Page 32: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode

cross sectional (potong lintang).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RS Syarif Hidayatullah Ciputat pada tanggal 2

Mei sampai dengan 2 Juli 2013.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Kegiatan

MATRIKS KEGIATAN

Mei Juni Juli Agustus

M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

Pembuatan

proposal

Kunjungan dan

observasi ke

lapangan

Perizinan dan

persetujuan

lokasi

pengambilan

data

Penelusuran

literature

Validasi

kuesioner

Pengambilan

data

Laporan

Pembimbing

Entry dan

analisis data

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target untuk penelitian ini adalah seluruh bayi yang dibawa

orangtuanya ke RS Syarif Hidayatullah.

Populasi terjangkau untuk penelitian ini adalah bayi usia 0 – 12 bulan yang

dibawa orangtuanya ke bagian anak RS Syarif Hidayatullah dan bersedia

menjadi responden.

19

Page 33: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

20

Sampel penelitian adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

3.3.1 Jumlah Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan cara consecutive

sampling. Jumlah sampel dihitung dengan rumus untuk penelitian analitik

deskriptif kategorik tidak berpasangan 23,24

:

Keterangan :

Zα : deviat baku alfa 1,96

Zβ : deviat baku beta 0,84

P1-P2 : 0,2

P2 : 0,525 (kepustakaan)

P1 : 0,725

Q1 : 1 – P1 = 1 – 0,725 = 0,275

Q2 : 1 – P2 = 1 – 0,525 = 0,475

P : proporsi total ( P1 + P2 ) / 2 = 1,25 / 2 = 0,625

Q : 1 – P = 1 – 0,625 = 0,375

Maka hasil hitung adalah 91. Sampel pada penelitian ini berjumlah 91 dari

bayi 0 – 12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.

3.3.2 Kriteria Sampel

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

Bayi yang berusia 0 – 12 bulan yang berkunjung ke poli anak di RS

Syarif Hidayatullah Ciputat.

Bayi yang diberi ASI ekslusif dan non-ekslusif.

Bersedia menjadi responden dengan persetujuan orangtua.

Page 34: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

21

3.3.2.2 Kriteria Ekslusi

Bersedia menjadi responden namun tidak mengisi data dengan lengkap.

Bayi yang mengalami rinitis karena alergi.

Bayi yang menderita kelainan atau komplikasi dari penyakit lain.

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.5 Managemen Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung melalui

kuesioner dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi di poli anak RS

Syarif Hidayatullah.

Pembuatan surat izin

penelitian ke RS Syarif

Hidayatullah

Pengambilan sampel

Pengumpulan data hasil jawaban responden

Analisis data

Kesimpulan

Informed Consent

Bersedia Tidak bersedia

Pengisian kuesioner

Persetujuan oleh direktur

RS Syarif Hidayatullah

Page 35: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

22

3.5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software statistic yaitu

semua data yang terkumpil dicatat dan dilakukan editing dan coding untuk

kemudian dimasukan kedalam program Statistical Package for Sosial

Sciences (SPSS) versi 16.

3.5.3 Analisis Data

Data diolah lebih lanjut dan dilakukan beberapa uji analisa data sebagai

berikut :

1. Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menyajikan dan mendeskripsikan

karakteristik data setiap variabel yang diteliti.

2. Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji dan menjelaskan hubungan

antara variabel dependen dan variabel independen. Analisis bivariat

dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan Confident Interval

(CI) 95% atau α sama dengan 0,05. Jika variabel independen terdiri dari

dua kategori dan dijumpai expected count<5, maka nilai p dapat dilihat

dari nilai fisher exact.

Adapun hubungan kemanakaan antara variabel independen dan dependen

dari penelitian ini adalah :

a) Hubungan bermakna atau secara statistik terdapat hubungan yang

signifikan, apabila p value ≤ α

b) Hubungan tidak bermakna atau secara statistik terdapat hubungan yang

tidak signifikan, apabila p value ≥ α

Page 36: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah semua bayi yang datang ke bagian anak di

RS Syarif Hidayatullah pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Total sampel

yang memenuhi kriteria pada penelitian ini adalah 91 responden.

Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Variabel Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

48

43

52,7%

47,3%

Total 91 100%

Usia

0-6 bulan

7-12 bulan

61

30

67,1%

32,9%

Total 91 100%

Rinitis

Sering

Jarang

10

81

11%

89%

Total 91 100%

ASI

ASI Eksklusif

ASI NonEksklusif

57

34

62,6%

37,4%

Total 91 100%

Dari tabel 4.1, didapatkan bahwa karakteristik subyek penelitian terbanyak

adalah perempuan sebesar 52,7% dengan usia terbanyak yaitu 0-6 bulan sebesar

67,1%, 62,6% subyek lebih banyak yang diberi ASI eksklusif, dan frekuensi

rinitis lebih jarang terjadi sebesar 89%.

23

Page 37: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

24

4.2 Analisa Silang Sebaran Data Antara 2 Variabel

Tabel 4.2 Analisa Silang Sebaran Data Antara 2 Variabel

Jenis Kelamin Responden

Rinitis Total

Sering Jarang Jumlah %

Perempuan 5 10,4% 43 89,6% 48 52,7%

Laki-laki 5 11,6% 38 88,4% 43 47,3%

Total 10 22% 81 178% 91 100%

Usia Responden

0-6 bulan 4 6,6% 57 93,4% 61 67,1%

7-12 bulan 6 20% 24 80% 30 32,9%

Total 10 26,6% 81 173,4% 91 100%

Dari tabel 4.2, didapatkan bahwa frekuensi rinitis lebih jarang terjadi pada

subyek jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 89,6% dengan kelompok usia 0-6

bulan sebesar 93,4%. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok usia responden

yaitu usia 0-6 bulan dan 7-12 bulan. Namun data kejadian rinitis pada kelompok

usia 7-12 bulan, merupakan data riwayat rinitis saat responden berusia 0-6 bulan.

Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Rumbai Pekanbaru oleh Handayani tahun 2012, bahwa kelompok usia

8-12 bulan lebih sering mengalami kejadian infeksi saluran pernapasan sebanyak

33,8%. Semakin tinggi usia bayi maka semakin tinggi pula tingkat kejadian ISPA,

hal ini dikarenakan bayi telah banyak terpapar lingkungan luar. Pada penelitian

tersebut juga ditemukan bahwa bayi perempuan lebih jarang mengalami infeksi

saluran pernapasan sebanyak 37,3% dibandingkan bayi laki-laki.25

Pada penelitian oleh Sinha tahun 2003 dijelaskan bahwa pada bayi laki-laki

aliran udara pulmonal lebih rendah dan lebih rentan terjadi obstruksi jalan napas,

sehingga lebih sering mengalami kejadian infeksi saluran pernapasan.26

Page 38: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

25

4.3 Uji Hipotesis ASI dengan Frekuensi Rinitis

Tabel 4.3 Analisa Silang Sebaran Data ASI dengan Frekuensi Rinitis

ASI

Rinitis Total P

Sering Jarang Jumlah %

0,005 ASI eksklusif 2 3,5% 55 96,5% 57 62,6%

ASI noneksklusif 8 23,5% 26 76,5% 34 37,4%

Total 10 27% 81 173% 91 100%

Dari tabel 4.3, didapatkan bahwa frekuensi rinitis lebih jarang terjadi pada

kelompok ASI eksklusif yaitu sebesar 96,5% dibandingkan ASI non eksklusif.

Hasil tersebut juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di Semarang oleh

Abbas tahun 2011, bahwa frekuensi infeksi saluran pernapasan akut lebih jarang

terjadi pada kelompok ASI eksklusif yaitu sebesar 52,9% dibandingkan ASI non

eksklusif. Pada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, frekuensi kejadian

infeksi saluran pernapasan akut lebih sering sebesar 40,8% dibandingkan ASI

eksklusif.27

Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah menunjukan bahwa infeksi

saluran pernapasan akut 63,3% terjadi pada bayi yang tidak mendapat ASI

eksklusif, sedangkan bayi mendapat ASI eksklusif terserang infeksi saluran

pernapasan akut sebesar 23,5%. Simpulan pada penelitian tersebut, pemberian

ASI memberikan efek protektif 39,8% terhadap infeksi saluran pernapasan akut.28

Hasil uji Fisher pada penelitian ini, didapatkan nilai p=0.005, yang berarti

terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian rinitis dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.29

Penelitian dengan

hasil yang sama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yatmihatun di Yogyakarta

tahun 2008, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara bayi yang

diberi ASI eksklusif dengan non eksklusif. Kejadian infeksi saluran pernapasan

akut pada bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan ditemukan

lebih sedikit daripada bayi yang diberikan ASI noneksklusif (ρ<0,05). Bayi yang

diberi ASI eksklusif 27,3% yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut dan

72,7% tidak mengalami saluran pernapasan akut.30

Penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan di Kabupaten Konawe oleh

Utomo tahun 2009, menunjukkan prevalensi infeksi saluran pernapasan akut 1,84

Page 39: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

26

kali lebih banyak pada anak yang riwayat pemberian ASI tidak eksklusif

dibandingkan anak yang diberi ASI secara eksklusif.31

Secara teoritis dijelaskan bahwa kandungan imunologik yang terdapat pada

ASI berupa sIgA dapat membuat kerentanan terhadap infeksi berkurang. Hal ini

sangat membantu terutama saat awal kehidupan, imunitas bayi masih belum

terbentuk dengan sempurna. IgA merupakan salah satu sistem imunitas mukosa.

Antibodi tersebut dapat mengikat antigen mikroorganisme penyebab rinitis seperti

virus, sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor spesifik di epitel yaitu

ICAM-1.32

ASI juga mengandung faktor protektif lain seperti oligosakarida dan

laktoferin. Oligosakarida berfungsi berikatan dengan reseptor spesifik di mukosa

sehingga menghambat perlekatan bakteri patogen pada mukosa. Laktoferin juga

mempunyai beberapa fungsi yaitu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif

maupun gram negatif dengan cara berikatan dengan zat besi yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan, menghambat virus berikatan dengan reseptor spesifik di sel

target, memodulasi aktivasi komplemen, dan menstimulasi sel Natural Killer

(NK). Komplemen mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit

mikroorganisme pada mukosa.32

Selain karena kompisisi ASI yang membuat lebih tahan terhadap infeksi, ASI

keluar langsung dari payudara sehingga tidak terkontaminasi oleh air dan botol

tercemar seperti pada pemberian susu formula yang dapat meningkatkan risiko

terkena infeksi. Sehingga pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih

jarang mengalami infeksi seperti rinitis.21

Page 40: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Persentase responden yang diberi ASI eksklusif 62,6% dan yang diberi

ASI non eksklusif sebesar 37,4%.

2. Responden yang mengalami frekuensi rinitis lebih jarang terjadi pada

subyek jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 89,6% dan pada

kelompok usia 0-6 bulan sebesar 93,4%.

3. Terdapat hubungan bermakna antara ASI eksklusif dengan kejadian rinitis.

5.2 SARAN

1. Pada penelitian selanjutnya dalam memperoleh data perlu dilakukan

pengambilan data dari rekam medis pasien.

2. Perlu dilakukan studi kohort untuk mengetahui riwayat perjalanan rinitis

selama pemberian ASI.

27

Page 41: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe N, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak,

edisi ke 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2013. h. 268-83.

2. Wiryawan Y, Maisya IB. Trend of Causes of Death of Infant and Children

Under-Five Year Old in Indonesia in the Year Period 1992-2007. Jurnal

Ekologi Kesehatan; 2009. 1100-7.

3. World Health Organization. Global Strategy for Infant and Young Child

Feeding. Geneva: World Health Organization; 2002.

4. Arifeen S, dkk. Exclusive Breastfeeding Reduces Acute Respiratory

Infection and Diarrhea Deaths Among Infants in Dhaka Slums. Pediatrics;

2001. 1-7.

5. Work Group on Breastfeeding. Breastfeeding and the Use of Human Milk.

Pediatrics. 1035-37.

6. Fikawati S, Syafiq A. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik

Pemberian ASI Eksklusif. 2011.

7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset Kesehatan

Dasar. Persentase Pola Menyusui Menurut Kelompok Umur. 2010.

8. Alpers A, dkk. Buku Ajar Pediatri Rudolph, volume 1, edisi ke 20.

Jakarta: EGC; 2006. h. 159-60.

9. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, volume ke 2,

edisi ke 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. h. 1455-6.

10. Davey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga; 2005. h.174-7.

11. Wardani RS, Mangunkusumo E. Infeksi Hidung. Dalam: Hendra U, dkk,

penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

dan Leher, edisi ke 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. h.139-41.

12. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak, volume ke 1,

edisi ke 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. h.192-3.

13. Roesli, Utami. Mengenal ASI Eksklusif: Niaga Swadaya; 2000. h. 60-85.

14. Heinig MJ, Dewey KG. Health Advantages of Breast Feeding for Infants.

Nutrition Research Reviews; 1996. 89-110.

Page 42: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

29

15. Anhari E, Hernawati I, Suradi R, Rochani S. Pemberian Makanan untuk

Bayi: Dasar-Dasar Fisiologi. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. h. 86-117.

16. Mexitalia M. ASI Sebagai Pencegah Malnutrisi pada Bayi. Dalam: Suradi

R, Hegar B, Partiwi I, Ananta Y, penyunting. Indonesia Menyusui.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010. h. 220-22.

17. Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. h. 60-92.

18. Hegar B, Suradi R, Hendrato A. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

2008. h. 45-97.

19. Hegar B. Nilai Menyusui. Dalam: Suradi R, Hegar B, Partiwi I, Ananta Y,

penyunting. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.

h.3-6.

20. Hanson L. Breastfeeding and Immune Function. Proceedings of the

Nutrition Society; 2007. 384–96.

21. Aldy O, Lubis B, Sianturi P, Azlin E, Tjipta G. Dampak Proteksi Air Susu

Ibu terhadap Infeksi, volume ke 11. Sari Pediatri; 2009. 167-71.

22. Kitab Suci Al-qur’an. Juz 1. Surah Al-Baqarah ayat 233.

23. Dahlan MS. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan

Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2009. h. 84-8.

24. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. h.

46-60.

25. Handayani Y, Novayelinda R, Misrawati. Hubungan Pemberian ASI

terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Pekanbaru; 2012.

26. Sinha A, Madden J, Degnan RD, Soumerai S, Platt R. Reduced Risk of

Neonatal Respiratory Infections Among Breastfed Girls but Not Boys.

Pediatrics; 2003. 303-7.

27. Abbas P, Haryati AS. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan

Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi. Semarang;

2012. 79-83.

28. Abdullah. Pengaruh Pemberian ASI terhadap Kasus ISPA pada Bayi Usia

0-6 bulan. Jakarta; 2003.

Page 43: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

30

29. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika; 2009. h. 126-8.

30. Yatmihatun S. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi Usia 7-12 Bulan.

Yogyakarta; 2008.

31. Utomo B. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Usia 6-23 Bulan di

Kabupaten Konawe. Yogyakarta; 2009.

32. Alarcon ML, Villalpando S, Fajardo A. Breast-Feeding Lowers the

Frequency and Duration of Acute Respiratory Infection and Diarrhea in

Infants under Six Months of Age. Community and International Nutrition;

2013. 436-42.

Page 44: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

31

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

(Hasil Statistik)

Lampiran 1.1

Jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 48 52.7 52.7 52.7

Laki-laki 43 47.3 47.3 100.0

Total 91 100.0 100.0

Lampiran 1.2

Kategori usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0-6 bulan 61 67.0 67.0 67.0

7-12 bulan 30 33.0 33.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Page 45: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

32

LANJUTAN

Lampiran 1.3

Frekuensi Rinitis Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jarang 81 89.0 89.0 89.0

Sering 10 11.0 11.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

Lampiran 1.4

ASI responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

ASI non eksklusif 34 37.4 37.4 37.4

ASI eksklusif 57 62.6 62.6 100.0

Total 91 100.0 100.0

Frekuensi Kejadian Rinitis

ASI Pada Responden

Page 46: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

33

LANJUTAN

Lampiran 1.5

Jenis kelamin responden * Frekuensi Pilek responden Crosstabulation

Frekuensi Pilek responden

Total Jarang Sering

Jenis kelamin

responden

Perempuan Count 43 5 48

Expected Count 42.7 5.3 48.0

Laki-laki Count 38 5 43

Expected Count 38.3 4.7 43.0

Total Count 81 10 91

Expected Count 81.0 10.0 91.0

Lampiran 1.6

Analisa Silang Sebaran Data Jenis Kelamin dan

Frekuensi Rinitis

Grafik Karakteristik Jenis Kelamin pada Frekuensi Rinitis

Page 47: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

34

LANJUTAN

Lampiran 1.7

Kategori usia * Frekuensi Pilek responden Crosstabulation

Frekuensi Pilek responden

Total Jarang Sering

Kategori usia 0-6 bulan Count 57 4 61

Expected Count 54.3 6.7 61.0

7-12 bulan Count 24 6 30

Expected Count 26.7 3.3 30.0

Total Count 81 10 91

Expected Count 81.0 10.0 91.0

Lampiran 1.8

Analisa Silang Sebaran Data Usia dan Frekuensi Rinitis

Grafik Karakteristik Usia pada Frekuensi Rinitis

Page 48: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

35

LANJUTAN

Lampiran 1.9

ASI responden * Frekuensi Rinitis responden Crosstabulation

Frekuensi Pilek Responden

Total Jarang Sering

ASI responden ASI Non

Eksklusif

Count 26 8 34

Expected

Count

30.3

3.7 34.0

ASI Eksklusif Count 55 2 57

Expected

Count 50.7 6.3 57.0

Total Count 81 10 91

Expected

Count 81.0 10.0 91.0

Lampiran 1.10

Analisa Silang Sebaran Data ASI dan Frekuensi Rinitis

Grafik Karakteristik ASI pada Frekuensi Rinitis

Page 49: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

36

LANJUTAN

Lampiran 1.11

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.727a 1 .003

Continuity Correctionb 6.800 1 .009

Likelihood Ratio 8.595 1 .003

Fisher's Exact Test .005 .005

Linear-by-Linear

Association 8.631 1 .003

N of Valid Casesb 91

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.74.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Fisher ASI dengan Frekuensi Kejadian Rinitis

Page 50: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

37

LAMPIRAN 2

Lampiran 2.1

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan tema Hubungan

Kejadian Rinitis dengan Pemberian ASI Eksklusif sebagai salah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian rinitis dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 0-12 bulan.

Untuk terlaksananya penelitian ini, kami mengharapkan agar Ibu menjadi

responden dalam penelitian ini, dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam

kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya

akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 2013

Responden

( )

Peneliti

( )

Page 51: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

38

LANJUTAN

Lampiran 2.2

KUESIONER

Hubungan Pemberian ASI Ekslusif terhadap Diare, Pilek, Perkembangan

Motorik Kasar dan Halus pada bayi usia 0-12 bulan, serta Faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu di Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013”

Identitas responden :

1. Nama anak :

2. Jenis kelamin :

3. Usia : _____ Bulan

4. Anak ke_____ dari ____ saudara

5. Nama Ayah :

6. Nama Ibu :

7. Pekerjaan Ayah :

8. Pekerjaan Ibu :

9. Usia Ibu :

10. Alamat :

11. No Telp/Ibu :

12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000

b. 1.000.000-3.000.000

c. > 3.000.000

ASI EKSLUSIF

IMD (Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit

setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri)

bayi dengan cara bayi melangkah didada Ibunya.

1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ?

a. Ya

b. Tidak

2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?

a. Beberapa menit setelah lahir IMD

b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD)

c. dan lain-lain, sebutkan (…………)

3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ?

a. Ya

b. Tidak

Page 52: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

39

LANJUTAN

4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI?

a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan

b. Sejak usia 0-6 bulan

c. Sejak usia 3-6 bulan

d. Sejak usia 0- >6 bulan

e. Sampai saaat ini belum diberikan PASI

5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ?

a. Pernah

b. Tidak pernah

6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ?

a. sejak usia 0-6 bulan

b. Sejak usia 3-6 bulan

c. Sejak usia 0->6 bulan

7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ?

a. Ya

b. Tidak

Isilah lembar pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x)

1. Apakah pernah timbul keluhan pilek saat usia 0-6 bulan ?

a. Ya

b. Tidak

2. Berapa kali anak Ibu mengalami pilek saat usia 0- 6 bulan ?

a. Sering ( dalam sebulan > 4 kali)

b. Jarang ( dalam sebulan < 4 kali)

3. Pilek timbul saat waktu kapan ?

a. Pagi hari

b. Malam hari

c. Tidak tentu

4. Apakah pilek yang timbul disertai demam (panas) ?

a. Ya

b. Tidak

5. Berapa lama keluhan pilek berlangsung dalam 1 episode ( dalam 1 kali

timbul) ?

a. 1 hari

b. Beberapa hari ( Kurang dari 1 minggu )

c. Beberapa hari ( Lebih dari 1 minggu )

Page 53: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

40

LANJUTAN

6. Apakah di keluarga ada yg memiliki riwayat alergi ?

a. Ayah

b. Ibu

c. Nenek / Kakek

d. Saudara kandung

e. Tante / Om

f. Tidak ada

g. Dan lain-lain (sebutkan…….)

7. Apakah ibu pernah mengkonsumsi sesuatu yang kemudian menimbulkan

pilek pada bayi?

a. Ikan

b. Udang

c. Telur

d. Susu sapi

e. Daging

f. Tidak pernah

g. Dan lain-lain ( sebutkan : … )

8. Apakah anak ibu pernah dinyatakan oleh dokter keluhan pilek yang timbul

disebabkan oleh alergi ?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah anak ibu pernah diberikan obat alergi ?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah ibu tetap memberikan ASI kepada anak ibu yang sedang pilek ?

a. Ya

b. Tidak

11. Keluhan pilek yang timbul pada anak ibu :

a. Membaik dengan sendirinya (tanpa pengobatan)

b. Membaik bila dengan pengobatan

Page 54: HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN RINITIS PADA …€¦ · common in children rhinitis / cold. WHO stated that respiratory infections can be prevented by ASI exclusive. The study

41

LAMPIRAN 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Cika Irlia Azzahra

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 11 November 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mekarlaksana no.14 Istana Mekarwangi Moh

Toha Bandung

Nomor Telepon/HP : 022-87804163 / 087808075140

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 1999 : Taman Kanak-Kanak Fitriyah

1999 – 2005 : Sekolah Dasar Negeri 2

2005 – 2008 : Sekolah Menengah Pertama Insan Kamil

2008 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Insan Kamil

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta