Chapter III-VI
-
Upload
pujianto-slamet -
Category
Documents
-
view
639 -
download
0
Transcript of Chapter III-VI
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 1/16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survai dengan pendekatan
deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan abortus
inkompletus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010
(Notoatmodjo, 2002).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan, karena Rumah sakit
tersebut merupakan salah satu tempat rujukan baik di wilayah sekitarnya maupun
klinik bersalin dan banyak kejadian abortus inkompletus yang tercatat di rekam
medisnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul sampai hasil penelitian
(Januari - Juli 2010).
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dengan abortus di Rumah
Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 dan semua populasi dijadikan
sampel yaitu sebanyak 81 orang.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 2/16
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam
medik RS Haji Medan kemudian dicatat sesuai variabel yang diteliti, data yang
digunakan adalah data Januari 2008 – April 2010 (Notoatmodjo, 2005).
3.5 Definisi operasional
1. Umur adalah umur ibu abortus yang tercatat dalam berkas rekam medis pasien.
2. Usia kehamilan adalah jumlah minggu kehamilan ibu yang tercatat dalam berkas
rekam medis pasien.
3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang tercatat dalam
berkas rekam medis pasien.
4. Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita ibu yang tercatat dalam
berkas rekam medis pasien.
5. Riwayat abortus adalah jumlah abortus yang pernah dialami ibu yang tercatat
dalam berkas rekam medis pasien.
6. Abortus inkompletus adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi ibu sebelum umur
kehamilan lengkap 20 minggu dan sebelum berat janin 500 gram yang merupakan
hasil diagnosa dokter tercatat dalam berkas rekam medis.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi. Adapun
langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa
kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 3/16
kepada masing-masing kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master table atau database komputerisasi.
3.7 Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara
karakteristik ibu dengan abortus inkompletus melalui dua tahap yaitu analisis
deskriptif dan analisis korelasi dengan menggunakan bantuan komputer.
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik ibu dilihat dari umur, usia kehamilan, paritas, riwayat penyakit, dan
riwayat abortus dengan abortus inkompletus.
3.7.2 Analisis Korelasi
Untuk menguji hipotesis penelitian dan menghitung hubungan pada variabel
independen skala nominal digunakan uji Chi Square, dengan rumus sebagai berikut:
))()()((
)(2
2
d bcad cba
bcad N
++++
−= χ
Keterangan :
χ² = Nilai chi kuadrat
N = Jumlah sampel (Sugiyono, 2007 dan Murti, 1996).
a = Ibu abortus inkompletus yang ada riwayat penyakit atau riwayat abortus
b = Ibu tidak abortus inkompletus yang ada riwayat penyakit atau riwayat abortus
c = Ibu abortus inkompletus yang tidak ada riwayat penyakit atau riwayat abortus
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 4/16
d = Ibu tidak abortus inkompletus yang tidak ada riwayat penyakit atau riwayat
abortus
Namun apabila terdapat frekuensi harapan < 5 melebihi 20% dari total sel, maka di
analisis dengan uji Exact Fisher dengan rumus sebagai berikut.
p =
Keterangan : p = Nilai exact fisher
Untuk menghitung hubungan pada variabel independen skala interval digunakan
korelasi poin biserial, dengan rumus sebagai berikut:
pqs
q X p X r pbi
−=
Keterangan :
= pbir Koefisien korelasi poin biserial
X p = rata-rata hitung data interval yang mengalami abortus inkompletus
X q = rata-rata hitung data interval yang tidak mengalami abortus inkompletus
s = simpangan baku dari keseluruhan data interval
p = proporsi kejadian abortus inkompletus
q = proporsi kejadian bukan abortus inkompletus (Nurgiyantoro, 2004)
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 5/16
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Medan
Rumah Sakit Haji Medan didirikan pada tanggal 11 Maret 1991 melalui Surat
Keputusan Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar pada tanggal 7 Maret 1991
No. 445.05/712K, dan diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992 oleh Presiden Soeharto.
Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dengan ketua
Gubernur Sumatera Utara.
Rumah Sakit Haji Medan berlokasi di jalan Rumah Sakit Haji Estate di areal
tanah seluas 6 ha dengan luas bangunan 13.017,59 m2. Secara operasional Rumah
Sakit Haji Medan dibuka pada tanggal 15 Juni 1992 untuk kegiatan poliklinik, di
samping itu juga memberikan pelayanan bagi jamaah haji yang baru tiba dari Arab
Saudi. Pada tanggal 1 Juli 1992 secara penuh Rumah Sakit Haji Medan mempunyai
tipe setara dengan tipe B dengan kapasitas 139 tempat tidur.
Rumah Sakit Haji Medan pada tanggal 1 Juni 2001 telah mendapat sertifikat
dari Menteri Kesehatan RI No: YM.00.03.2.2.835 yang menyatakan bahwa Rumah
Sakit Haji Medan telah mendapat status akreditasi penuh tingkat dasar meliputi
pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, pelayanan rekam medik, pelayanan
keperawatan, pelayanan administrasi manajemen.
4.2 Karakteristik Ibu Abortus
Karakteristik Ibu Abortus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 –
April 2010 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 6/16
Table 4.1 Gambaran Umur, Usia Kehamilan dan Paritas ibu Abortus di Rumah
Sakit Haji Medan Periode Januari 2008 – April 2010Variabel Total Persentase (%) Mean SD Min-Max
Umur19 tahun
20 tahun21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
25 tahun
26 tahun
27 tahun
28 tahun
29 tahun
30 tahun
31 tahun
32 tahun
33 tahun34 tahun
35 tahun
36 tahun
37tahun
38 tahun
39 tahun
40 tahun
41 tahun
42 tahun
44 tahun
1
11
1
3
5
3
4
3
6
5
4
6
2
19
2
7
3
6
2
1
1
3
1
1,2
1,21,2
1,2
3,7
6,2
3,7
4,9
3,7
7,4
6,2
4,9
7,4
2,5
1,211,1
2,5
8,6
3,7
7,4
2,5
1,2
1,2
3,7
1,2
31,40 5,854 19 – 44
Total 81 100
Usia Kehamilan
7 minggu8 minggu
9 minggu
10 minggu
11 minggu
12 minggu
13 minggu
14 minggu
15 minggu
16 minggu
17 minggu
18 minggu
19 minggu
413
7
9
10
9
15
3
5
2
1
1
2
4,916
8,6
11,1
12,3
11,1
18,5
3,7
6,2
2,5
1,2
1,2
2,5
11,36 2,843 7 – 9
Total 81 100Paritas0
1
2
3
4
34
6
22
13
6
42
7,4
27,2
16
7,4
1,40 1,366 0 – 4
Total 81 100
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 7/16
Table 4.2 Gambaran Riwayat Penyakit dan riwayat Abortus ibu Abortus di
Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari 2008 – April 2010Variabel Total Persentase (%)
Riwayat Penyakit Ibu
• Ada
• Tidak ada
2
79
2,5
97,5
Total 81 100%
Riwayat abortus
• Ada (Abortus)
• Tidak ada
16
65
19,8
80,2
Total 81 100%
Table 4.3 Gambaran Kejadian Abortus Inkompletus di Rumah Sakit Haji
Medan Periode Januari 2008 – April 2010Kejadian Abortus Inkompletus
• Abortus Inkompletus
• Tidak Abortus inkompletus
52
29
64,2
35,8
Total 81 100%
Dari tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji
medan periode Januari 2008 – April 2010 paling banyak berumur 34 tahun yaitu
sebanyak 9 orang (11,1%), rata-rata 30,88 tahun, dan standar deviasi 5,85 dengan
umur termuda 19 tahun dan umur tertua 44 tahun. Bila dilihat dari usia kehamilan
paling banyak usia kehamilan 13 minggu yaitu sebanyak 15 orang (18,5%), rata-rata
usia kehamilan ibu abortus adalah 11,36 minggu, dan standar deviasi 2,843 dengan
usia kehamilan termuda 7 minggu dan usia kehamilan tertua 19 minggu. Sementara
itu, paritas ibu abortus paling banyak adalah paritas 0 yaitu sebanyak 34 orang (42%),
rata-rata paritas ibu abortus adalah 1,40 dan standar deviasi 1,366 dengan paritas
terendah paritas 0 dan paritas tertinggi paritas 4. Pada riwayat penyakit ibu abortus
terbanyak berada pada kelompok tidak memiliki riwayat penyakit yakni 79 orang
(97,5%), sedangkan pada kelompok memiliki riwayat penyakit berjumlah 2 orang
(2,5%). Riwayat abortus ibu terbanyak berada pada kelompok memiliki riwayat
abortus yakni 65 orang (80,2%), sedangkan pada kelompok tidak memiliki riwayat
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 8/16
abortus berjumlah 16 orang (19,8%). Kejadian abortus inkompletus yakni 52 orang
(64,2%), sedangkan tidak abortus inkompletus berjumlah 29 orang (35,8%).
4.3 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hubungan karakteristik ibu dengan kejadian abortus inkompletus di Rumah
Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.4 Hubungan Umur, Usia Kehamilan dan Paritas Ibu dengan Kejadian
Abortus Inkompletus
Variabel NpNq
X p X q
SD p q pbir t
Hitung
Umur52
29
30.88
32,315,854 0,64 0,36 -0,117 0,984
Usia
Kehamilan
52
29
9,67
14,382,843 0,64 0,36 -0,795 5,274
Paritas52
29
1,25
1,661,366 0,64 0,36 -0,144 1,197
Keterangan :
Np = Jumlah Ibu Abortus Inkompletus
Nq = Jumlah Ibu Tidak Abortus Inkompletus
X p = Rata – rata umur, usia kehamilan dan paritas Ibu Abortus Inkompletus
X p = Rata – rata umur, usia kehamilan dan paritas Ibu Tidak Abortus Inkompletus
p = Proporsi Ibu Abortus Inkompletus
q = Proporsi Ibu Tidak Abortus Inkompletus
pbir = Nilai Korelasi Poin biserial
t Hitung = Nilai t hitung
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 9/16
Tabel 4.5 Hubungan Riwayat Penyakit dan Riwayat Abortus Ibu dengan
Kejadian Abortus Inkompletus
Variabel Independen
Abortus Inkompletus
Totalp
(Chi Square)p
(Exact Fisher)Ya Tidak
N NRiwayat Penyakit Ibu
• Ada
• Tidak ada
151
128
279
0,672 1,000
Total 52 29 81
Riwayat abortus
• Ada (Ab 1 dan 2)
• Tidak ada
10
42
6
23
16
65
0,874 1,000
Total 52 29 81
4.3.1 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata umur abortus inkompletus adalah
30,88 tahun, sedangkan rata-rata umur ibu tidak abortus inkompletus adalah 32,31
tahun. Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan
r pbi = - 0,117. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf
signifikansi 5% t hitung (0,984) < t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol
(Ho) diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara umur ibu dengan
abortus inkompletus.
4.3.2 Hubungan Usia Kehamilan Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata usia kehamilan ibu abortus
inkompletus adalah 9,67 minggu, sedangkan rata-rata usia kehamilan ibu tidak
abortus inkompletus adalah 14,38 minggu.
Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan
r pbi = - 0,795. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 10/16
signifikansi 5% t hitung (5,274) > t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol
(Ho) ditolak. Hal ini menunjukan ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan
abortus inkompletus.
4.3.3 Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata paritas ibu abortus inkompletus
adalah 1,25, sedangkan rata-rata paritas ibu tidak abortus inkompletus adalah 1,66.
Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan r pbi =
- 0,144. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf signifikansi
5% t hitung (1, 197) < t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima.
Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan abortus
inkompletus.
4.3.4 Hubungan Riwayat Penyakit Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji Medan
periode Januari 2008 – April 2010 berdasarkan sampel yang tidak memiliki riwayat
penyakit yakni 51 orang mengalami kejadian abortus inkompletus dan 28 orang
diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus. Sedangkan sampel yang
memiliki riwayat penyakit yakni 1 orang mengalami kejadian abortus inkompletus
dan 1 orang diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus.
Hasil uji statistik dengan Exact Fisher menunjukkan bahwa nilai p (1,000) > α
(0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat
penyakit ibu dengan kejadian abortus inkompletus.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 11/16
4.3.5 Hubungan Riwayat Abortus Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji Medan
periode Januari 2008 – April 2010 berdasarkan sampel yang tidak memiliki riwayat
abortus yakni 42 orang mengalami kejadian abortus inkompletus dan 23 orang
diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus. Sedangkan sampel yang
memiliki riwayat abortus yakni 10 orang mengalami kejadian abortus inkompletus
dan 6 orang diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus.
Hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan bahwa probabilitas nilai
p (0,874) > α (0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan
antara riwayat abortus ibu dengan kejadian abortus inkompletus.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 12/16
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hasil uji poin biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur
ibu dengan abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Dr.Nyol dalam blognya
tahun 2008 dan Erlina tahun 2008 menyatakan bahwa usia seorang ibu memiliki
peranan yang penting dalam terjadinya abortus. Semakin tinggi usia maka risiko
terjadinya abortus semakin tinggi pula. Umur maternal merupakan faktor risiko
independen terhadap terjadinya keguguran selanjutnya karena semakin tua umur ibu
berpengaruh terhadap fungsi ovarium, dimana sel telur yang berkualitas akan semakin
sedikit, yang berakibat abnormalitas kromosom hasil konsepsi yang selanjutnya akan
sulit berkembang (Cunningham dkk.,2000).
Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus justru banyak
terjadi pada umur reproduktif ibu yaitu umur 20 - 35 tahun, dimana paling banyak
dengan paritas 0 dan usia kehamilan < 12 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa umur
ibu tidak secara independen dapat menyebabkan abortus inkompletus tetapi secara
bersamaan dengan paritas dan usia kehamilan ibu.
5.2 Hubungan Usia Kehamilan Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hasil uji poin biserial menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia
kehamilan ibu dengan kejadian abortus inkompletus dengan nilai korelasi -0,795
artinya apabila bertambah usia kehamilan ibu maka kejadian abortus inkompletus
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 13/16
berkurang atau sebaliknya pada usia kehamilan ibu lebih muda kejadian abortus
inkompletus lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan Eastman 80% dari abortus terjadi pada bulan 2 – 3
dari kehamilan. Simens juga mendapat 76% abortus terjadi pada bulan ke 2 – 3 dari
kehamilan. Penelitian Gilbert dan Harmon, tahun 2003 juga menunjukkan bahwa
hampir 60 % abortus awal (sebelum 12 minggu pertama kehamilan) memiliki
abnormalitas kromosom (Mochtar, 1998).
Diperkirakan frekuensi abortus spontan, termasuk abortus inkompletus berkisar
antara 10-15%, kira – kira 8% terjadi pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Lebih
dari 80 % abortus terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan (Cunningham dkk,
2000). Hal ini berkaitan dengan batasan usia kehamilan pada kejadian abortus
inkompletus (< 20 minggu). Selain itu, usia kehamilan saat terjadinya abortus
inkompletus bisa memberikan gambaran tentang penyebabnya seperti kelainan
sitogenetik konsepsi yang menyebabkan abortus inkompletus pada awal kehamilan.
5.3 Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hasil uji poin biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas
ibu dengan abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Kusniati di Rumah Sakit
Ibu dan Anak An Ni'mah Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas Januari-Juni
2007 juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat abortus
spontan dengan paritas.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 14/16
Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus banyak terjadi
pada paritas 0. Sementara risiko abortus semakin tinggi dengan bertambahnya paritas
ibu (SPMPOGI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kejadian abortus inkompletus
dapat terjadi karena pengetahuan dan pengalaman ibu yang baru pertama kali hamil
masih kurang.
5.4 Hubungan Riwayat Penyakit Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hasil uji Exact Fisher menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat
penyakit ibu dengan kejadian abortus inkompletus. Penelitian Allen dan Corner pada
tahun 1929, yang mempublikasikan tentang proses fisiologi korpus luteum, dan sejak
itu diduga bahwa kadar progesteron yang rendah atau riwayat penyakit ibu
berhubungan dengan risiko abortus.
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi : pneumonia, tifoid,
pielitis, rubeola, demam malta dan sebagainya dapat menyebabkan abortus. Selain itu
kemungkinan penyebab terjadinya abortus adalah infeksi pada alat genital. Tapi bisa
saja dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain. Infeksi vagina pada kehamilan sangat
berhubungan dengan terjadinya abortus atau partus sebelum waktunya. Sebanyak 2%
peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit sistemik maternal (systemic lupus
erythematosus) dan infeksi sistemik maternal tertentu lainnya. 8% peristiwa abortus
berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan uterus kongenital, mioma uteri
submukosa, inkompetensia servik ) (Mochtar, 1998). Dari uraian diatas menunjukkan
penyebab abortus termasuk riwayat penyakit ibu sukar ditentukan karena abortus
buatan banyak dilakukan sehingga terjadi abortus inkompletus.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 15/16
5.5 Hubungan Riwayat Abortus Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus
Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat
abortus ibu dengan kejadian abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Kusniati
Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak An Ni'mah Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas
Januari - Juni 2007 juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara
riwayat abortus dengan abortus spontan.
Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus banyak terjadi
pada ibu yang tidak memiliki riwayat abortus. Sementara 3 – 5 % riwayat abortus
pada penderita abortus merupakan predisposisi terjadinya abortus berulang. Data dari
beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan, termasuk abortus
imkompletus pasangan punya risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila pernah 2 kali, risikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi
meramalkan bahwa risiko abortus setelah 3 kali abortus berurutan adalah 30 – 45%
(Prawirohardjo, 2009). Hal ini menunjukkan penyebab abortus termasuk riwayat
abortus ibu sukar ditentukan karena abortus buatan banyak dilakukan sehingga terjadi
abortus inkompletus.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 16/16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian abortus inkompletus.
2. Ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan kejadian abortus inkompletus
dengan nilai korelasi – 0,795 artinya pada usia kehamilan lebih muda kejadian
abortus inkompletus lebih tinggi (meningkat).
3. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian abortus inkompletus.
4. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian abortus
inkompletus.
5. Tidak ada hubungan antara riwayat abortus dengan kejadian abortus inkompletus.
6.2 Saran
1. Kepada pihak Rumah Sakit Haji agar dapat meningkatkan promosi, konseling dan
penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan terutama pada awal kehamilan sebagai deteksi
dini ibu hamil risiko tinggi dan tanda bahaya kehamilan dalam usaha menurunkan
angka kejadian abortus inkompletus.
2. Kepada Dinas kesehatan agar lebih menekankan kepada petugas kesehatan dalam
pelaksanaan Ante Natal Care (pemeriksaan kehamilan) untuk mendeteksi faktor
risiko yang berpengaruh kepada kesehatan ibu dan janin sedini mungkin sehingga
dapat menurunkan kejadian abortus inkompletus.
Universitas Sumatera Utara