Chapter III-VI

16
 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survai dengan pendekatan deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan abortus inkompletus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 (Notoatmodjo, 2002). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan, karena Rumah sakit tersebut merupakan salah satu tempat rujukan baik di wilayah sekitarnya maupun klinik bersalin dan banyak kejadian abortus inkompletus yang tercatat di rekam medisnya. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul sampai hasil penelitian (Januari - Juli 2010). 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dengan abortus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 dan semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 81 orang. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Chapter III-VI

Page 1: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 1/16

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survai dengan pendekatan

deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan abortus

inkompletus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010

(Notoatmodjo, 2002).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian 

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan, karena Rumah sakit

tersebut merupakan salah satu tempat rujukan baik di wilayah sekitarnya maupun

klinik bersalin dan banyak kejadian abortus inkompletus yang tercatat di rekam

medisnya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul sampai hasil penelitian

(Januari - Juli 2010).

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dengan abortus di Rumah

Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 dan semua populasi dijadikan

sampel yaitu sebanyak 81 orang.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 2/16

 

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam

medik RS Haji Medan kemudian dicatat sesuai variabel yang diteliti, data yang

digunakan adalah data Januari 2008 – April 2010 (Notoatmodjo, 2005).

3.5 Definisi operasional

1. Umur adalah umur ibu abortus yang tercatat dalam berkas rekam medis pasien.

2. Usia kehamilan adalah jumlah minggu kehamilan ibu yang tercatat dalam berkas

rekam medis pasien.

3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang tercatat dalam

berkas rekam medis pasien.

4. Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita ibu yang tercatat dalam

berkas rekam medis pasien.

5. Riwayat abortus adalah jumlah abortus yang pernah dialami ibu yang tercatat

dalam berkas rekam medis pasien.

6. Abortus inkompletus adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi ibu sebelum umur

kehamilan lengkap 20 minggu dan sebelum berat janin 500 gram yang merupakan

hasil diagnosa dokter tercatat dalam berkas rekam medis.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi. Adapun

langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa

kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 3/16

 

kepada masing-masing kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master table atau database komputerisasi.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antara

karakteristik ibu dengan abortus inkompletus melalui dua tahap yaitu analisis

deskriptif dan analisis korelasi dengan menggunakan bantuan komputer.

3.7.1 Analisis Deskriptif  

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

karakteristik ibu dilihat dari umur, usia kehamilan, paritas, riwayat penyakit, dan

riwayat abortus dengan abortus inkompletus.

3.7.2 Analisis Korelasi 

Untuk menguji hipotesis penelitian dan menghitung hubungan pada variabel

independen skala nominal digunakan uji Chi Square, dengan rumus sebagai berikut:

))()()((

)(2

2

d bcad cba

bcad  N 

++++

−= χ   

Keterangan :

χ² = Nilai chi kuadrat 

N = Jumlah sampel (Sugiyono, 2007 dan Murti, 1996).

a = Ibu abortus inkompletus yang ada riwayat penyakit atau riwayat abortus

b = Ibu tidak abortus inkompletus yang ada riwayat penyakit atau riwayat abortus

c = Ibu abortus inkompletus yang tidak ada riwayat penyakit atau riwayat abortus

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 4/16

 

d = Ibu tidak abortus inkompletus yang tidak ada riwayat penyakit atau riwayat

abortus

Namun apabila terdapat frekuensi harapan < 5 melebihi 20% dari total sel, maka di

analisis dengan uji Exact Fisher dengan rumus sebagai berikut.

p =

Keterangan : p = Nilai exact fisher

Untuk menghitung hubungan pada variabel independen skala interval digunakan

korelasi poin biserial, dengan rumus sebagai berikut:

 pqs

q X  p X r  pbi

−=  

Keterangan :

= pbir  Koefisien korelasi poin biserial

 X p = rata-rata hitung data interval yang mengalami abortus inkompletus

 X q = rata-rata hitung data interval yang tidak mengalami abortus inkompletus

s = simpangan baku dari keseluruhan data interval

p = proporsi kejadian abortus inkompletus

q = proporsi kejadian bukan abortus inkompletus (Nurgiyantoro, 2004)

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 5/16

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Medan

Rumah Sakit Haji Medan didirikan pada tanggal 11 Maret 1991 melalui Surat

Keputusan Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar pada tanggal 7 Maret 1991

No. 445.05/712K, dan diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992 oleh Presiden Soeharto.

Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dengan ketua

Gubernur Sumatera Utara.

Rumah Sakit Haji Medan berlokasi di jalan Rumah Sakit Haji Estate di areal

tanah seluas 6 ha dengan luas bangunan 13.017,59 m2. Secara operasional Rumah

Sakit Haji Medan dibuka pada tanggal 15 Juni 1992 untuk kegiatan poliklinik, di

samping itu juga memberikan pelayanan bagi jamaah haji yang baru tiba dari Arab

Saudi. Pada tanggal 1 Juli 1992 secara penuh Rumah Sakit Haji Medan mempunyai

tipe setara dengan tipe B dengan kapasitas 139 tempat tidur.

Rumah Sakit Haji Medan pada tanggal 1 Juni 2001 telah mendapat sertifikat

dari Menteri Kesehatan RI No: YM.00.03.2.2.835 yang menyatakan bahwa Rumah

Sakit Haji Medan telah mendapat status akreditasi penuh tingkat dasar meliputi

pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, pelayanan rekam medik, pelayanan

keperawatan, pelayanan administrasi manajemen.

4.2 Karakteristik Ibu Abortus

Karakteristik Ibu Abortus di Rumah Sakit Haji Medan periode Januari 2008 –

April 2010 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 6/16

 

Table 4.1 Gambaran Umur, Usia Kehamilan dan Paritas ibu Abortus di Rumah

Sakit Haji Medan Periode Januari 2008 – April 2010Variabel Total Persentase (%) Mean SD Min-Max

Umur19 tahun

20 tahun21 tahun

22 tahun

23 tahun

24 tahun

25 tahun

26 tahun

27 tahun

28 tahun

29 tahun

30 tahun

31 tahun

32 tahun

33 tahun34 tahun

35 tahun

36 tahun

37tahun

38 tahun

39 tahun

40 tahun

41 tahun

42 tahun

44 tahun

1

11

1

3

5

3

4

3

6

5

4

6

2

19

2

7

3

6

2

1

1

3

1,2

1,21,2

1,2

3,7

6,2

3,7

4,9

3,7

7,4

6,2

4,9

7,4

2,5

1,211,1

2,5

8,6

3,7

7,4

2,5

1,2

1,2

3,7

1,2

31,40 5,854 19 – 44

Total 81 100

Usia Kehamilan

7 minggu8 minggu

9 minggu

10 minggu

11 minggu

12 minggu

13 minggu

14 minggu

15 minggu

16 minggu

17 minggu

18 minggu

19 minggu

413

7

9

10

9

15

3

5

2

1

1

2

4,916

8,6

11,1

12,3

11,1

18,5

3,7

6,2

2,5

1,2

1,2

2,5

11,36 2,843 7 – 9

Total 81 100Paritas0

1

2

3

4

34

6

22

13

6

42

7,4

27,2

16

7,4

1,40 1,366 0 – 4

Total 81 100

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 7/16

 

Table 4.2 Gambaran Riwayat Penyakit dan riwayat Abortus ibu Abortus di

Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari 2008 – April 2010Variabel Total Persentase (%)

Riwayat Penyakit Ibu

•  Ada

•  Tidak ada

2

79

2,5

97,5

Total 81 100%

Riwayat abortus

•  Ada (Abortus)

•  Tidak ada

16

65

19,8

80,2

Total 81 100%

Table 4.3 Gambaran Kejadian Abortus Inkompletus di Rumah Sakit Haji

Medan Periode Januari 2008 – April 2010Kejadian Abortus Inkompletus

•  Abortus Inkompletus

•  Tidak Abortus inkompletus

52

29

64,2

35,8

Total 81 100%

Dari tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji

medan periode Januari 2008 – April 2010 paling banyak berumur 34 tahun yaitu

sebanyak 9 orang (11,1%), rata-rata 30,88 tahun, dan standar deviasi 5,85 dengan

umur termuda 19 tahun dan umur tertua 44 tahun. Bila dilihat dari usia kehamilan

paling banyak usia kehamilan 13 minggu yaitu sebanyak 15 orang (18,5%), rata-rata

usia kehamilan ibu abortus adalah 11,36 minggu, dan standar deviasi 2,843 dengan

usia kehamilan termuda 7 minggu dan usia kehamilan tertua 19 minggu. Sementara

itu, paritas ibu abortus paling banyak adalah paritas 0 yaitu sebanyak 34 orang (42%),

rata-rata paritas ibu abortus adalah 1,40 dan standar deviasi 1,366 dengan paritas

terendah paritas 0 dan paritas tertinggi paritas 4. Pada riwayat penyakit ibu abortus

terbanyak berada pada kelompok tidak memiliki riwayat penyakit yakni 79 orang

(97,5%), sedangkan pada kelompok memiliki riwayat penyakit berjumlah 2 orang

(2,5%). Riwayat abortus ibu terbanyak berada pada kelompok memiliki riwayat

abortus yakni 65 orang (80,2%), sedangkan pada kelompok tidak memiliki riwayat

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 8/16

 

abortus berjumlah 16 orang (19,8%). Kejadian abortus inkompletus yakni 52 orang

(64,2%), sedangkan tidak abortus inkompletus berjumlah 29 orang (35,8%).

4.3  Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hubungan karakteristik ibu dengan kejadian abortus inkompletus di Rumah

Sakit Haji Medan periode Januari 2008 – April 2010 dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.4 Hubungan Umur, Usia Kehamilan dan Paritas Ibu dengan Kejadian

Abortus Inkompletus

Variabel NpNq

 X p  X q 

SD p q  pbir    t

Hitung

Umur52

29

30.88

32,315,854 0,64 0,36 -0,117 0,984

Usia

Kehamilan

52

29

9,67

14,382,843 0,64 0,36 -0,795 5,274

Paritas52

29

1,25

1,661,366 0,64 0,36 -0,144 1,197

Keterangan :

Np = Jumlah Ibu Abortus Inkompletus

Nq = Jumlah Ibu Tidak Abortus Inkompletus

 X p = Rata – rata umur, usia kehamilan dan paritas Ibu Abortus Inkompletus

 X p = Rata – rata umur, usia kehamilan dan paritas Ibu Tidak Abortus Inkompletus

p = Proporsi Ibu Abortus Inkompletus

q = Proporsi Ibu Tidak Abortus Inkompletus

 pbir = Nilai Korelasi Poin biserial

 

t Hitung = Nilai t hitung 

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 9/16

 

Tabel 4.5 Hubungan Riwayat Penyakit dan Riwayat Abortus Ibu dengan

Kejadian Abortus Inkompletus

Variabel Independen

Abortus Inkompletus

Totalp

(Chi Square)p

(Exact Fisher)Ya Tidak

N NRiwayat Penyakit Ibu

•  Ada

•  Tidak ada

151

128

279

0,672 1,000

Total 52 29 81

Riwayat abortus

•  Ada (Ab 1 dan 2)

•  Tidak ada

10

42

6

23

16

65

0,874 1,000

Total 52 29 81

4.3.1  Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata umur abortus inkompletus adalah

30,88 tahun, sedangkan rata-rata umur ibu tidak abortus inkompletus adalah 32,31

tahun. Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan

r pbi = - 0,117. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf 

signifikansi 5% t hitung (0,984) < t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol

(Ho) diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara umur ibu dengan

abortus inkompletus.

4.3.2 Hubungan Usia Kehamilan Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata usia kehamilan ibu abortus

inkompletus adalah 9,67 minggu, sedangkan rata-rata usia kehamilan ibu tidak 

abortus inkompletus adalah 14,38 minggu.

Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan

r pbi = - 0,795. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf 

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 10/16

 

signifikansi 5% t hitung (5,274) > t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol

(Ho) ditolak. Hal ini menunjukan ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan

abortus inkompletus.

4.3.3 Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata paritas ibu abortus inkompletus

adalah 1,25, sedangkan rata-rata paritas ibu tidak abortus inkompletus adalah 1,66.

Hasil uji statistik dengan poin biserial melalui perhitungan manual didapatkan r pbi =

- 0,144. Tabel nilai kritis t dengan derajat kebebasan (db) 79 pada taraf signifikansi

5% t hitung (1, 197) < t tabel (1,994). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima.

Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan abortus

inkompletus.

4.3.4  Hubungan Riwayat Penyakit Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji Medan

periode Januari 2008 – April 2010 berdasarkan sampel yang tidak memiliki riwayat

penyakit yakni 51 orang mengalami kejadian abortus inkompletus dan 28 orang

diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus. Sedangkan sampel yang

memiliki riwayat penyakit yakni 1 orang mengalami kejadian abortus inkompletus

dan 1 orang diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus.

Hasil uji statistik dengan Exact Fisher  menunjukkan bahwa nilai p (1,000) > α

(0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat

penyakit ibu dengan kejadian abortus inkompletus.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 11/16

 

4.3.5  Hubungan Riwayat Abortus Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa ibu abortus di Rumah Sakit Haji Medan

periode Januari 2008 – April 2010 berdasarkan sampel yang tidak memiliki riwayat

abortus yakni 42 orang mengalami kejadian abortus inkompletus dan 23 orang

diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus. Sedangkan sampel yang

memiliki riwayat abortus yakni 10 orang mengalami kejadian abortus inkompletus

dan 6 orang diantaranya tidak mengalami kejadian abortus inkompletus.

Hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan bahwa probabilitas nilai

 p (0,874) > α (0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan

antara riwayat abortus ibu dengan kejadian abortus inkompletus.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 12/16

 

BAB V

PEMBAHASAN

5.1  Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hasil uji poin biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur

ibu dengan abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Dr.Nyol dalam blognya

tahun 2008 dan Erlina tahun 2008 menyatakan bahwa usia seorang ibu memiliki

peranan yang penting dalam terjadinya abortus. Semakin tinggi usia maka risiko

terjadinya abortus semakin tinggi pula. Umur maternal merupakan faktor risiko

independen terhadap terjadinya keguguran selanjutnya karena semakin tua umur ibu

berpengaruh terhadap fungsi ovarium, dimana sel telur yang berkualitas akan semakin

sedikit, yang berakibat abnormalitas kromosom hasil konsepsi yang selanjutnya akan

sulit berkembang (Cunningham dkk.,2000).

Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus justru banyak 

terjadi pada umur reproduktif ibu yaitu umur 20 - 35 tahun, dimana paling banyak 

dengan paritas 0 dan usia kehamilan < 12 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa umur

ibu tidak secara independen dapat menyebabkan abortus inkompletus tetapi secara

bersamaan dengan paritas dan usia kehamilan ibu.

5.2  Hubungan Usia Kehamilan Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hasil uji poin biserial  menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia

kehamilan ibu dengan kejadian abortus inkompletus dengan nilai korelasi -0,795

artinya apabila bertambah usia kehamilan ibu maka kejadian abortus inkompletus

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 13/16

 

berkurang atau sebaliknya pada usia kehamilan ibu lebih muda kejadian abortus

inkompletus lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan Eastman 80% dari abortus terjadi pada bulan 2 – 3

dari kehamilan. Simens juga mendapat 76% abortus terjadi pada bulan ke 2 – 3 dari

kehamilan. Penelitian Gilbert dan Harmon, tahun 2003 juga menunjukkan bahwa

hampir 60 % abortus awal (sebelum 12 minggu pertama kehamilan) memiliki

abnormalitas kromosom (Mochtar, 1998).

Diperkirakan frekuensi abortus spontan, termasuk abortus inkompletus berkisar

antara 10-15%, kira – kira 8% terjadi pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Lebih

dari 80 % abortus terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan (Cunningham dkk,

2000). Hal ini berkaitan dengan batasan usia kehamilan pada kejadian abortus

inkompletus (< 20 minggu). Selain itu, usia kehamilan saat terjadinya abortus

inkompletus bisa memberikan gambaran tentang penyebabnya seperti kelainan

sitogenetik konsepsi yang menyebabkan abortus inkompletus pada awal kehamilan.

5.3 Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hasil uji poin biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas

ibu dengan abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Kusniati di Rumah Sakit

Ibu dan Anak An Ni'mah Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas Januari-Juni

2007 juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat abortus

spontan dengan paritas.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 14/16

 

Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus banyak terjadi

pada paritas 0. Sementara risiko abortus semakin tinggi dengan bertambahnya paritas

ibu (SPMPOGI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kejadian abortus inkompletus

dapat terjadi karena pengetahuan dan pengalaman ibu yang baru pertama kali hamil

masih kurang.

5.4 Hubungan Riwayat Penyakit Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hasil uji Exact Fisher menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat

penyakit ibu dengan kejadian abortus inkompletus. Penelitian Allen dan Corner pada

tahun 1929, yang mempublikasikan tentang proses fisiologi korpus luteum, dan sejak 

itu diduga bahwa kadar progesteron yang rendah atau riwayat penyakit ibu

berhubungan dengan risiko abortus.

Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi : pneumonia, tifoid,

pielitis, rubeola, demam malta dan sebagainya dapat menyebabkan abortus. Selain itu

kemungkinan penyebab terjadinya abortus adalah infeksi pada alat genital. Tapi bisa

saja dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain. Infeksi vagina pada kehamilan sangat

berhubungan dengan terjadinya abortus atau partus sebelum waktunya. Sebanyak 2%

peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit sistemik maternal (systemic lupus

erythematosus) dan infeksi sistemik maternal tertentu lainnya. 8% peristiwa abortus

berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan uterus kongenital, mioma uteri

submukosa, inkompetensia servik ) (Mochtar, 1998). Dari uraian diatas menunjukkan

penyebab abortus termasuk riwayat penyakit ibu sukar ditentukan karena abortus

buatan banyak dilakukan sehingga terjadi abortus inkompletus.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 15/16

 

5.5 Hubungan Riwayat Abortus Ibu dengan Kejadian Abortus Inkompletus

Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat

abortus ibu dengan kejadian abortus inkompletus. Penelitian yang dilakukan Kusniati

Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak An Ni'mah Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas

Januari - Juni 2007 juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara

riwayat abortus dengan abortus spontan.

Data hasil penelitian diperoleh kejadian abortus inkompletus banyak terjadi

pada ibu yang tidak memiliki riwayat abortus. Sementara 3 – 5 % riwayat abortus

pada penderita abortus merupakan predisposisi terjadinya abortus berulang. Data dari

beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan, termasuk abortus

imkompletus pasangan punya risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi,

sedangkan bila pernah 2 kali, risikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi

meramalkan bahwa risiko abortus setelah 3 kali abortus berurutan adalah 30 – 45%

(Prawirohardjo, 2009). Hal ini menunjukkan penyebab abortus termasuk riwayat

abortus ibu sukar ditentukan karena abortus buatan banyak dilakukan sehingga terjadi

abortus inkompletus.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter III-VI

5/10/2018 Chapter III-VI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-iii-vi-55a0c09510213 16/16

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1  Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian abortus inkompletus.

2. Ada hubungan antara usia kehamilan ibu dengan kejadian abortus inkompletus

dengan nilai korelasi – 0,795 artinya pada usia kehamilan lebih muda kejadian

abortus inkompletus lebih tinggi (meningkat).

3. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian abortus inkompletus.

4. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit ibu dengan kejadian abortus

inkompletus.

5. Tidak ada hubungan antara riwayat abortus dengan kejadian abortus inkompletus.

6.2  Saran

1. Kepada pihak Rumah Sakit Haji agar dapat meningkatkan promosi, konseling dan

penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang

pentingnya pemeriksaan kehamilan terutama pada awal kehamilan sebagai deteksi

dini ibu hamil risiko tinggi dan tanda bahaya kehamilan dalam usaha menurunkan

angka kejadian abortus inkompletus.

2. Kepada Dinas kesehatan agar lebih menekankan kepada petugas kesehatan dalam

pelaksanaan   Ante Natal Care (pemeriksaan kehamilan) untuk mendeteksi faktor

risiko yang berpengaruh kepada kesehatan ibu dan janin sedini mungkin sehingga

dapat menurunkan kejadian abortus inkompletus.

Universitas Sumatera Utara