repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB...

40
42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik yaitu penelitian untuk melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek. Dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu (efek). Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel bebas (faktor resiko) dan variabel terikat (efek) yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada saat situasi yang sama (Notoatmojo,2012). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pekerja bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit desa Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai selesai. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan pekerja bagian pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit desa Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 32 orang. Universitas Sumatera Utara

Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB...

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik yaitu penelitian

untuk melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor

resiko dengan faktor efek. Dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh

kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu (efek).

Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan

Cross Sectional karena variabel bebas (faktor resiko) dan variabel terikat (efek)

yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan dan dilakukan pada saat situasi yang sama (Notoatmojo,2012).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pekerja bagian pengolahan di Pabrik Kelapa

Sawit desa Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan pekerja bagian pengolahan

di Pabrik Kelapa Sawit desa Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam,

Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 32 orang.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

43

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan pekerja bagian pengolahan

di Pabrik Kelapa Sawit desa Pagar Merbau III, Kecamatan Lubuk Pakam,

Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 32 orang dengan teknik pengambilan

total sampling.

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan bila jumlah populasi relative

kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil (Sugiono, 2006).

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data mengenai pengukuran stress kerja dan kelelahan

kerja yang diperoleh langsung dari responden menggunakan kuesioner dengan

data responden (umur, pendidikan, masa kerja, gejala stress kerja dan gejala

kelelahan kerja).

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder berupa data produksi perusahaan, tugas dan tanggungjawab

serta struktur organisasi perusahaan diperoleh dari pihak manajemen yaitu PKS

Pagar Merbau PTPN II .

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel independen dalam penelitian ini adalah stress kerja:

Gejala stress kerja adalah kombinasi dari gejala-gejala termasuk kondisi

ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi dan kondisi pekerja. Pada

penelitian ini, stress kerja diukur dengan menggunakan kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

44

3.5.2 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja

Kelelahan kerja adalah kombinasi dari gejala-gejala termasuk menurunnya

penampilan yang melemah dan perasaan subjektif dari rasa capek. Pada penelitian

ini, kelelahan kerja diukur dengan menggunakan kuesioner.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Stress Kerja

Pengukuran tingkat stress kerja pada pekerja menggunakan kuesioner.

Setiap pertanyaan kuesioner menggunakan Skala Likert dan tingkat stress pada

pekerja diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan (Siregar,

2013).

Jumlah skor diberikan dengan penilaian sebagai berikut:

a. Nilai 1 : tidak pernah merasakan

b. Nilai 2 : kadang-kadang merasakan (jika 1-2 hari terasa dalam satu

minggu)

c. Nilai 3 : sering merasakan (jika 3-4 hari terasa dalam satu minggu)

d. Nilai 4 : sangat sering merasakan (jika hamper tiap hari terasa)

Nilai untuk stress kerja adalah:

a. ringan, jika responden memperoleh total skor 30-52

b. sedang, jika responden memperoleh total skor 53-75

c. tinggi, jika responden memperoleh total skor 76-98

d. sangat tinggi, jika responden memperoleh total skor 99-120

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

45

3.6.2 Kelelahan Kerja

Pengukuran tingkat kelelahan kerja dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Setiap pertanyaan kuesioner menggunakan Skala Likert dan tingkat

kelelahan pada pekerja diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan

(Siregar, 2013).

Jumlah skor diberikan dengan penilaian sebagai berikut:

a. Nilai 1 : tidak pernah merasakan

b. Nilai 2 : kadang-kadang merasakan (jika 1-2 hari terasa dalam satu

minggu)

c. Nilai 3 : sering merasakan (jika 3-4 hari terasa dalam satu minggu)

d. Nilai 4 : sangat sering merasakan (jika hamper tiap hari terasa)

Nilai untuk kelelahan kerja adalah:

a. ringan, jika responden memperoleh total skor 30-52

b. sedang, jika responden memperoleh total skor 53-75

c. tinggi, jika responden memperoleh total skor 76-98

d. sangat tinggi, jika responden memperoleh total skor 99-120 (Tarwaka,

2015)

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Seluruh data primer yang telah diperoleh, dianalisis melalui proses

pengolahan data yang mencakup kegiata-kegiatan sebagai berikut:

1. Editing, penyuntingan data dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

46

2. Coding, pemberian code atau scoring pada tiap jawaban untuk

memudahkan entry data.

3. Entry data, data yang telah diberi kode tersebut kemudian dimasukkan

dalam program computer untuk selanjutnya akan diolah.

4. Cleaning, dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang masuk

sebelum data dianalisis.

3.7.2 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian ini

berupa gambaran karakteristik berupa usia, pendidikan dan masa kerja, gejala

stress kerja dan gejala kelelahan kerja..

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel

independen dengan dependen (Notoadmodjo, 2012). Analisis bivariat dilakukan

dengan menggunakan uji Chi Square. Jika p value < 0,05 maka perhitungan secara

statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

4.1.1 Sejarah perusahaan

PTP Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang sebelumnya perusahaan ini dikuasai oleh Veringe Dely My

(VDM). VDM adalah salah satu maskapai Belanda yang terbatas pada sector

perkebunan.

PKS Pagar Merbau diresmikan secara simbolis oleh Bapak Presiden

Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan

prasasti di Perkebunan Adolina PTPN IV. Dalam usaha peningkatan kapasitas

pabrik dari 30 ton TBS per jam menjadi 50 ton TBS per jam telah dibangun secara

bertahap instalasi kedua (second line) mulai tahun 1983 dan selesai tahun 1985.

Pada awalnya PKS Pagar Merbau dikelola oleh PTP IX yang kemudian

menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang administrator.

Namun, pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan

pabrik. Dimana untuk kebun dipimpin oleh seorang administrator, sedangkan

untuk pabrik dipimpin oleh seorang manager pabrik sesuai SKPTS Direksi PTP

Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1/1999.

Walaupun terjadi pemisahan antara pabrik dengan kebun, namun keduanya

saling mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap

harinya sebagian besar berasal dari kebun PTP Nusantara II.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

48

4.1.2 Uraian proses produksi

Secara garis besar, prosedur pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)

menjadi minyak dan inti sawit dibagi atas 6 tahapan,yaitu: penerimaan buah,

perebusan, pembantingan, pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak.

1. Penerimaan buah

TBS hasil pemanenan dari tiap afdeling diangkut kepabrik dengan

menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui

jumlah TBS yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih

TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta

isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong.

Setelah itu, TBS dibawa kebagian penimbunan buah yaitu loading ramp.

Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang

didasrkan pada jumlah buah yang membrondol sampai dim loading ramp yang

dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan TBS

yang diterima dipabrik yang ditunjukkan dengan tabel:

Tabel 4.1 Derajat kematangan Tandan Buah Segar

Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Berondolan

00 Sangat mentah Tidak ada berondolan yang sehat

0 Mentah 12,5% dari permukaan luar

1 Kurang matang 12.5%-25% dari permukaan luar

2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar

3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar

4 Lewat matang 75%-100% dari permukaan luar

5 Sangat matang Buah dalam ikut membrondol

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

49

Buah yang telah disortasi dimasukkan kedalam loading ramp dengan

tujuan memuahkan masuknya buah kedalam lori atau basket. Lantai loading ramp

dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 22 pintu. Pintu dari

setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik.

Cara kerja pengisian lori adalah:

a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit

ditarik dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lori

berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS.

b. Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk kedalam lori.

c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasuin perebusan.

2. Perebusan

TBS yang ada didalam lori ditarik dengan menggunakan capstand ke

transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan kedalam sterilizer, yaitu bejana uap

tekan yang digunakan untuk merebus buah. Di PKS Pagar Merbau terdapat 4 unit

sterilizer dan yang masih berfungsi ada 3 unit. Dimana kapasitas tiap sterilizer

adalah 10 lori dengan tekanan 2,6-2,8 kg/cm3 dan temperature sebesar 125-130

0c.

Proses perebusan beerlangsung sekitar 90-100 menit.

Sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan system 2

puncak. Jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah

perebusan atau penutupan dari steam inlet.

Pada dasarnya tujuan perebusan adalah:

a. Murusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB

b. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

50

c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan

d. Mengendapkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak

e. Menguraikan kadar air dalam buah

f. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam

protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat

keluar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan:

a. Tekanan uap dan lamanya perebusan

b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada di dalam rebusan harus

dikeluarkan karena menurunkan tekanan (panas tidak sempurna). Cara

pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat

5-10 menit.

3. Pembantingan

Setelah proses perebusan selesai, lori dalam sterilizer dikeluarkan dan

ditarik dengan capstand menuju stasiun pembantingan. Stasiun pembantingan

adalah stasiun pemisahan berondolan dengan tandan kosong. Di PKS Pagar

Merbau terdapat 2 line stasiun pembantingan, yang setiap line terdiri dari:

a. Hoisting crane

Alat ini digunakan untuk mengangkot lori yang berisi buah masak dan

dituangkan isi lori ke dalam hopper dan menurunkan kembali lori ke nail track.

b. Hopper

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

51

Alat ini berupa tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori

sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Pengisian hopper tidak terlalu

penuh agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak

tersendat.

c. Automatic feeder

Setelah di hopper buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan

mengatur pemasukan uah kedalam thresser, dimana kecepatannya diatur sesuai

dengan kapasitas thresser.

d. Penebahan (stripper)

Alat ini digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari

tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ±23-25 rpm.

Dengan bantuan sudu-sudu yang ada didalam drum, buah terangkat dan jatuh

terbanting sehingga buah berondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi drum,

buah masuk kedalam fruit conveyor under thresser dan tandan kosong terdorong

keluar dibawa ke empty bunch conveyor.

Pengisian yang baik tidak terlampau penuh agar berondolan terlepas

sempurna dari tandannya sehingga losis pada tandan kosong tidak meningkat.

e. Empty bunch conveyor

Alat ini berfungsi membawa tandan kosong dari hasil bantingan ke dalam

truk ataupun ketempat penumpukan sementara. Alat ini berupa rantai yang

ditambahkan screpper.

f. Fruit conveyor under thresser

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

52

Alat ini digunakan untuk mengangkut berondolan-berondolan ke fruit

elevator dan terletak dibawah thresser.

g. Fruit elevator

Alat ini digunakan untuk mengangkut berondolan-berondolan kedalam

distributing conveyor pada stasiun press. Alat ini menggunakan timba-timba yang

terikan pada rantai yang digerakkan oleh electromotor dan digunakan untuk

mengangkut buah masak atau berondolan masak.

4. Pengepresan

Stasiun press adalah stasiun awal dalam pengambilan minyak dari buah

dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun press ini terdiri dari 2 line

yang masing-masing line terdiri dari 5 alat yaitu:

a. Distributing conveyor

Alat ini digunakan untuk mendistribusikan buah atau berondolan yang

diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester.

b. Ketel adukan (digester)

Alat ini digunakan untuk melumatkan berondolan sehingga daging buah

teerpisah dari biji. Merupakan bejana silinder berdiri vertical yang di dalamnya

terdapat pisau-pisau pengadul (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat pada

poros dan digerakkan oleh motor listrrik. Pisau bagian bawah disamping sebagai

pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju talang dan

pess cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90-1100 untuk mempermudah

proses pelumatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam digester adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

53

1. Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau ¾

2. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak

banyak tergenang

3. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap

lancer mengalir keoil gutter

4. Kebocoran minyak dihindari

5. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digaster

c. Pengempa atau Press

Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari

daging buah (pericarp) yang berasal dari digaster. Alat ini terdiri dari sebuah

silinder (press cylinder) yang berlubang didalamnya dipasang dua buah ulir atau

screw yang berputar berlawanan arah.

Tekanan pengepresan diatur oleh dua buah konus yang berada pada bagian

ujung press, yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa

yang keluar dari digaster melalui talang masuk kedalam press silinder dan

mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung

as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak

terperas. Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press

silinder yang selanjutnya ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan

dilanjutkan ke vibro separator dan masuk ke crude oil tank, sedangkan cake

keluar dari bagian muka atau sela-sela cone yang ditampung di cake breaker

conveyor.

d. Cake breaker conveyor

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

54

Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang

berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil

mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah

biji (depericarper). Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan

uap (steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah teruirai.

Disamping untuk pengeringan, pemanasan juga berfungsi untuk memudahkan

pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan diabwa ke stasiun pengolahan biji

(kernel plant) sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler.

e. Pemisah ampas dan biji (depericarper)

Alat ini digunakan untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan

biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah

(separating colomn) dan polishing drum. Ampas dan biji dari cake breaker

conveyor masuk kedalam kolom pemisah. System pemisahan terjadi karena

hampa udara didalam kolom pemisah yang disebabkan oleh isapan blower.

Ampas kering terhisap kedalam siklon ampas dan melalui air lock mesuk

kedalam konveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar

jatuh kebawah dan dihantar oleh konveyor ke dalam polishing drum. Drum

pemolis ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada polishing drum biji akan

saling bergesekan satu dengan yang lainnya atau bergesekan dengan blade-blade

polishing drum, sehingga selama biji melewati polishing drum ,serabut-serabut

halus yang masih menempel pada biji akan terlepas.

5. Pengolahan biji (kernel plant)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

55

Untuk memperoleh inti sawit,pada bagian pengolahan ini biji diolah untuk

diperam,dipecahkan dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh

selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan

sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat

dalam stasiun ini adalah:

a. Nut Elevator

Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah

biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemisah biji. Alat ini terdiri dari

timba-timba yang dikaitkan pada rantai, dan digerakkan oleh electromotor dan

berputar tegak.

b. Nut Silo

Alat ini berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan mengurangi kadar

air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya. Dengan

demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh

dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan

udara yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian atas

sebesar 60°C, tengah sebesar 50°C dan bagian bawah sebesar 40°C. Pemanasan

dan pemeraman dilakukan selama 8-9 jam sampai kadar air ±9%.

c. Nut Grading Drum

Alat ini digunakan untuk menyeleksi/memisahkan biji menurut besarnya

diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Ripple Mill atau Cracker diusahakan

merata. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah

disesuaikan dan berputar selanjutnya biji-biji masuk kedalam Ripple Mill atau

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

56

Cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk ke

penampungan untuk dibuang, sedangkan sampah-sampah kasar keluar dari bagian

ujung drum.

d. Ripple Mill

Alat ini berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari

cangkang. Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Rotating Rotor

Terdiri dari 30 batang rotor (ripple bar) yang terbuat dari high carbon

steel. Dimana, 15 batang dipasang dibagian dalam dan 15 pasang lagi dibagian

luarnya.

2. Stationary Plate (Ripple Pad)

Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Alat

ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam Nut Silo dengan proses

perebusan yang dilaksanakan dengan baik.

e. Ligh Tenera Dust Separating (LTDS)

Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti,serat dan cangkang

diantarkan melalui timba masuk kedalam LTDS. Pada alat ini, inti dan cangkang

dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya

gravitasi melalui kolom pemisag vertikal. Dimana abu, cangkang halis dan seram

halus yang lebih ringan akan terhisap dan masuk kedalam silicon penampung abu

(dust cyclone), kemudian mengantarkannya keboiler. Inti bulat yang lebih berat

akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan

cangkang akan diproses lanjut dengan clay bath.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

57

f. Clay Bath

Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur

dengan air dan kaolin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan

keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang

kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu

cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk kesilo inti untuk dikeringkan.

g. Silo Inti

Silo inti berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih

mengandung air sebesar 15-25%. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti

pda silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan

juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang

disyaratkan adalah 6-7%. Prroses pengeringan dalam silo ini ±7 jam dengan

pemberian panas yang continue. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan

udara panas ke silo. Udara yang masuk kebagian atas, tengah dan bawah silo

dengan temperature masing-masing adalah 60°C-70°C pada bagian atas, 50v-

60°C pada bagian tengah, dan 40°C-50°C pada bagian bawah. Setelah dirasakan

cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan

untuk dikirim ke kernel bin (bucling).

6. Pemurnian minyak (clarification)

Klarifikasi adalah pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir

dalam pengolahan minyak. Minyak kasar (CPO) dari stasiun pressan dikirim ke

stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak hasil produksi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

58

yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Adapun peralatan

yang terdapat pada stasiun ini adalah:

a. Talang minyak (oil gutter)

Minyak hasil pengempaan srew press dialirkan ketalang minyak. Talang

minyak ini dibawah srew press dan dialirkan oleh air panas ke vibro. Air untuk

mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas dan cukup agar pemisahan

minyak cepat terjadi.

b. Ayakan getar (vibro separator)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa

srat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini

menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan

saringan bawah 40 mesh. Bendaa-benda padat berupa ampas yang disaring pada

saringan ini dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali. Sedangkan

cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude

oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram

dengan air panas.

c. Pompa minyak kasar (crude oil pump)

Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Di

dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah

dalam mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan

injeksi uap. Temperature pada tangki ini diharapkan ±900c. Minyak dalam tangki

ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan pompa minyak

kasar (crude oil pump).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

59

d. Tangki pemisah (continuous tank)

Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang

terkandung kedalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka

temperature dipertahankan 900c-95

0c.

Tangki pemisah ini terdiri dari 3 ruang yaitu:

ruang pertama: untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan

penambahan panas

ruang kedua: merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat

jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam oil tank, sedangkan sludge yang

mempunyai berat jenis lebih besar daripada minyak masuk kedalam ruang ke tiga

melalui lubang bawah sekat.

ruang ketiga: ruang penampungan sludge sebelum dialirkankedalam

sludge tank..

e. Tangki masakan minyak (oil tank)

Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil

tank sedangkan sludge yang masih mengandung 7-9% yang berada pada lapisan

bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk dipanasi

lagi sebelum dioleh lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan agar tetap penuh

untuk menjaga pemanasan tetap 950c-100

0c. Tangki ini berbentuk silinder, dengan

dasar berbentuk kerucut.

f. Sentrifusi minyak (oil purifer)

Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal

dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ±0.5-0.17% dan kotoran

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

60

0.1-0.3%. kadar air dalam minyak setelah diproses oil perifer ini diusahakan 0.3-

0.4% dan kadar kotoran 0.01-0.15% dengan temperature 900c-95

0c.

g. Transfer tangki

Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari

oil perifer dan mmengatur jumlah minyak yang masuk kedalam tangki pompa

udara (vacuum drier) agar merata dan tetap.

h. Pengeringan minyal (vacuum drier)

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan

cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah

minyak yang berkadar air 0.1-0.15% dengan kadar kotoran 0.013-0.015%. Alat ini

merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector.

Tekanan vacuum drier ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank)

sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO)

i. Tangki timbun (storage tank)

Tangki ini merupakan alat panampungan minyak produksi (CPO) sebelum

dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara

dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperature didalam storage tank diatur

±50oc-55

0c agar minyak yang terdapat didalamnya tidak membeku dan untuk

menghindarkan kenaikan asam lemak bebas dan kadar air dalam minyak ditangki.

j. Tangki lumpur (sludge tank)

Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil

pemisahan ditangki pemisah. Suludge yang berada pada tangki lumpur ini masih

mengandung minyak 7-9%. Dalam tangki ini dipasang pipa steam infection untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

61

memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperature sludge tank ini

diusasahan sekitar 900c-100

0c.

k. Saringan berputar (brush strainer)

Dari sludge tank selanjutnya lumpur dialirkan ke brush strainer. Brush

strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan kotoran-

kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Alat ini

terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang sikat-sikat

kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar.

l. Sand cyclone

Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga

harus dipompakan lagi ke sandd cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan

adanya gaya sentrifugal dan di blow down stiap 20 menit sekali. Untuk

mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutkan sludge diproses

pada sludge separator.

m. Sludge separator

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge,

dan kotoran. Sludge yang masuk kea lat ini memiliki kadar air ±80-85%, minyak

5-10% dan 8-12% berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar

dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke continuous tank.

Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge separator diharapkan

0.3-0.5%.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

62

n. Fat pit

Fat pit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan

minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat pada stasiun klarifikasi yang

dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian

sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk

ke dalam crude oil tank dan selanjutnya siproses kembali ke stasiun klarifikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

63

4.1.3 Struktur organisasi PKS Pagar Merbau

Manager Ops. PKS

Kepala Dinas

Teknik/Pengolahan Kepala Dinas

Tata Usaha

Ass.

Pengolahan Ass.

Maintenance

Ass.

Laboratorium

Kary.

Pengolahan

BKL

Umum

BKL

Listrik

BKL

Traksi Serba-

Serbi

Adm Labor UPL

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

64

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis

Kelamin, Pendidikan dan Lama Bekerja

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia (Tahun)

38-46

47-55

Jenis Kelamin

Pria

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Lama Bekerja (Tahun)

15-22

23-30

10

22

32

1

9

22

21

11

31,2

68,8

100,0

3,1

28,1

68,8

65,6

34,4

Dari tabel 4.2 diatas, dapat dilihat distribusi frekuensi karakteristik

responden. Berdasarkan jenis kelamin semua responden berjenis kelamin pria.

Berdasarkan kelompok umur mayoritas responden berada pada kelompok umur

47-55 yaitu sebanyak 22 orang (68,8%). Berdasarkan pendidikan mayoritas

responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 22 orang (68,8%).

Berdasarkan lama bekerja mayoritas responden bekerja selama 15-22 tahun yaitu

sebanyak 21 orang (65,6%).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

65

4.2.2 Stress Kerja

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Stress Kerja

Pernyataan Sangat

Sering

Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

N % n % n % n %

1. Sakit kepala

2. Tidur tidak teratur

(insomnia)

3. Mulut dan

kerongkongan anda

terasa kering

4. Telapak tangan dan

kaki terasa dingin

5. Badan anda terasa

panas

6. Otot-otot tegang

terutama pada leher

dan bahu

7. Pencernaan terganggu

8. Sembelit

9. Letih yang tidak

beralasan

10. Tekanan darah tinggi

11. Keringat berlebihan

12. Salah urat

13. Gelisah

14. Daya ingat menurun

15. Kesalahan yang

sembrono

16. Gagal menyelesaikan

pekerjaan

17. Sering salah paham

18. Kehilangan semangat

19. Sulit konsentrasi

20. Sulit membuat

keputusan

21. Hilangnya kreatifitas

22. Hilangnya gairah

dalam berpenampilan

23. Hilangnya gairah dan

minat terhadap orang

lain

24. Cemas yang

berlebihan

25. Merana jiwa dan hati

6

7

6

1

8

2

4

6

2

5

4

3

3

3

1

3

6

4

5

6

8

2

2

4

18,8

21,9

18,8

3,1

25,0

6,2

12,5

18,8

6,2

15,6

12,5

9,4

9,4

9,4

3,1

9,4

18,8

12,5

15,6

18,8

25,0

6,2

6,2

12,5

13

18

18

16

19

16

16

15

13

21

18

16

16

14

8

13

12

15

12

15

12

14

14

13

12

40,6

56,2

56,2

50,0

59,4

50,0

50,0

46,9

40,6

65,6

56,2

50,0

50,0

43,8

25,0

40,6

37,5

46,9

37,5

46,9

37,5

43,8

43,8

40,6

37,5

13

7

7

8

11

7

10

6

12

6

7

8

11

10

14

9

12

9

15

8

13

8

13

15

11

40,6

21,9

21,9

25,0

34,4

21,9

31,2

18,8

37,5

18,8

21,9

25,0

34,4

31,2

43,8

28,1

37,5

28,1

46,9

25,0

40,6

25,0

40,6

46,9

34,4

1

7

2

1

4

7

1

3

2

4

2

5

7

9

5

2

1

4

1

2

3

2

5

3,1

21,9

6,2

3,1

12,5

21,9

3,1

9,4

6,2

12,5

6,2

15,6

21,9

28,1

15,6

6,2

3,1

12,5

3,1

6,2

9,4

6,2

15,6

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

66

atau mood cepat

berubah-ubah

26. Kurang percaya diri

27. Gugup

28. Mudah tersinggung

29. Mudah marah (emosi

meledak-ledak)

30. Bersikap tertutup

(tidak terbuka

terhadap orang lain)

3

4

5

5

9,4

12,5

15,6

15,6

15

14

18

16

12

46,9

43,8

56,2

50,0

37,5

12

4

8

7

14

37,5

12,5

25,0

21,9

43,8

2

10

1

4

6

6,2

31,2

3,1

12,5

18,8

Dari tabel 4,3 diatas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban dari tiap

responden tentang stress kerja. Pada pernyataan 1, mayoritas responden menjawab

sering merasakan sakit kepala yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Pada pernyataan

2, mayoritas responden menjawab sering mengalami insomnia yaitu sebanyak 18

orang (56,2%). Pada pernyataan 3, mayoritas responden menjawab sering

merasakan mulut dan tenggorokan kering yaitu sebanyak 18 orang (56,2%). Pada

pernyataan 4, mayoritas responden menjawab sering merasakan telapak tangan

dan kaki terasa dingin yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 5,

mayoritas responden menjawab sering merasakan badan yang terasa panas yaitu

sebanyak 19 orang (59,4%). Pada pernyataan 6, mayoritas responden menjawab

sering merasakan otot-otot tegang terutama pada bagian leher dan bahu yaitu

sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 7, mayoritas responden menjawab

sering mengalami pencernaan terganggu yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada

pernyataan 8, mayoritas responden menjawab sering mengalami sembelit yaitu

sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan 9, mayoritas responden menjawab

sering merasakan letih yang tidak beralasan yaitu sebanyak 13 orang (40,6%).

Pada penyataan 10, mayoritas responden menjawab sering mengalami tekanan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

67

darah tinggi yaitu sebanyak 21 orang (65,6%). Pada pernyataan 11, mayoritas

responden sering mengalami keringat yang berlebihan yaitu sebanyak 18 orang

(56,2%). Pada pernyataan 12, mayoritas responden menjawab sering merasakan

salah urat yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 13, mayoritas

responden menjawab sering merasa gelisah yaitu sebanyak 16 orang (50,0%).

Pada pernyataan 14, mayoritas responden menjawab sering mengalami daya ingat

menurun yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 15, mayoritas

responden menjawab kadang-kadang mengalami kesalahan yang sembrono yaitu

sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 16, mayoritas responden menjawab

sering gagal menyelesaikan pekerjaan yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Pada

pernyataan 17, mayoritas responden menjawab sering mengalami salah paham

yaitu sebanyak 12 orang (37,5%). Pada pernyataan 18, mayoritas responden

menjawab sering kehilangan semangat yaitu sebanyak 15 orang (46,9). Pada

pernyataan 19, mayoritas responden menjawab kadang-kadang sulit

berkonsentrasi yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan 20, mayoritas

responden menjawab sering merasakan sulit untuk membuat keputusan yaitu

sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan 21, mayoritas responden menjawab

kadang-kadang mengalami hilangnya kreatifitas yaitu sebanyak 13 orang (40,6).

Pada pernyataan 22, mayoritas responden menjawab sering merasa kehilangan

gairah dalam berpenampilan yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan

23, mayoritas responden menjawab sering merasa kehilangan gairah dan minat

terhadap orang lain yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 24,

mayoritas responden menjawab kadang-kadang merasakan cemas yang berlebihan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

68

yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan 25, mayoritas responden

menjawab sering mengalami mood yang cepat berubah-ubah yaitu sebanyak 12

orang (37,5%). Pada pernyataan 26, mayoritas responden menjawab sering

mengalami kurang kepercayaan diri yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada

pernyataan 27, mayoritas responden menjawab sering merasa gugup yaitu

sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 28, mayoritas responden menjawab

sering merasa mudah tersinggung yaitu sebanyak 18 orang (56,2%). Pada

pernyataan 29, mayoritas responden menjawab sering merasakan emosi yang

mudah meledak-ledak yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 30,

mayoritas responden menjawab kadang-kadang bersikap tertutup terhadap orang

lain yaitu sebanyak 14 orang (43,8%).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Stress Kerja

Stress Kerja Frekuensi(n) Persentase (%)

Ringan

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

1

8

22

1

3,1

25,0

68,8

3,1

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat tingkat stress kerja yang dirasakan

responden. Mayoritas responden merasakan gejala stress kerja yang tinggi yaitu

sebanyak 22 orang (68,8%).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

69

4.2.3 Kelelahan Kerja

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kelelahan Kerja

Pernyataan Sangat

Sering

Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

N % n % n % N %

1. Kepala anda terasa berat

2. Merasa lelah diseluruh

badan

3. Kaki anda terasa berat

4. Frekuensi menguap

5. Pikiran anda kacau

6. Anda mengantuk

7. Mata terasa berat (ingin

dipejamkan)

8. Kaku dan canggung untuk

bergerak

9. Tidak seimbang dalam

berdiri

10. Merasa ingin berbaring

11. Merasa susah untuk

berfikir

12. Lelah berbicara

13. Merasa gugup

14. Sulit untuk

berkonsentrasi

15. Sulit untuk

memusatkan perhatikan

16. Cenderung untuk lupa

17. Kurang kepercayaan

18. Cemas terhadap

sesuatu

19. Tidak dapat

mengontrol sikap

20. Tidak dapat tekun

dalam bekerja

21. Sakit kepala

22. Bahu terasa kaku

23. Merasa nyeri di

bagian punggung

24. Sesak nafas/sulit

untuk bernafas

25. Merasa haus

26. Suara anda serak

27. Merasa pening/pusing

28. Kelopak mata terasa

3

9

8

4

1

8

10

4

2

3

3

8

5

5

4

2

3

4

4

6

10

5

2

9

4

2

4

9,4

28,1

25,0

12,5

3,1

25,0

31,2

12,5

6,2

9,4

9,4

25,0

15,6

15,6

12,5

6,2

9,4

12,5

12,5

18,8

31,2

15,6

6,2

28,1

12,5

6,2

12,5

14

13

14

16

18

14

14

13

13

12

12

10

14

10

15

15

16

16

14

11

13

14

19

8

12

10

11

16

43,8

40,6

43,8

50,0

56,2

43,8

43,8

40,6

40,6

37,5

37,5

31,2

43,8

31,2

46,9

46,9

50,0

50,0

43,8

34,4

40,6

43,8

59,4

25,0

37,5

31,2

34,4

50,0

12

10

9

11

12

10

8

11

10

15

11

12

4

16

12

9

11

9

10

17

13

7

7

15

8

11

18

11

37,5

31,2

28,1

34,4

37,5

31,2

25,0

34,4

31,2

46,9

34,4

37,5

12,5

50,0

37,5

28,1

34,4

28,1

31,2

53,1

40,6

21,9

21,9

46,9

25,0

34,4

56,2

34,4

3

1

1

1

4

7

2

6

2

9

1

1

6

2

3

4

4

1

1

7

3

7

1

1

9,4

3,1

3,1

3,1

12,5

21,9

6,2

18,8

6,2

28,1

3,1

3,1

18,8

6,2

9,4

12,5

12,5

3,1

3,1

21,9

9,4

21,9

3,1

3,1

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

70

berat

29. Gemetaran pada

bagian tubuh tertentu

30. Merasa kurang sehat

2

1

6,2

3,1

11

14

34,4

43,8

15

13

46,9

40,6

4

4

12,5

12,5

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat distribusi frekuensi jawaban dari tiap

responden. Pada peryataan 1, mayoritas reponden menjawab sering merasakan

kepala yang terasa berat yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 2,

mayoritas responden menjawab sering merasa lelah diseluruh badan yaitu

sebanyak 13 orang (40,6%). Pada pernyataan 3, mayoritas responden menjawab

sering merasakan kaki yang terasa berat yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada

pernyataan 4, mayoritas responden menjawab sering menguap yaitu sebanyak 16

orang (50,0%). Pada pernyataan 5, mayoritas responden menjawab sering

mengalami pikiran yang kacau yaitu sebanyak 18 orang (56,2%). Pada pernyataan

6, mayoritas responden menjawab sering mengantuk yaitu sebanyak 14 orang

(43,8%). Pada pernyataan 7, mayoritas responden menjawab sering merasakan

mata yang terasa berat yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada pernyataan 8,

mayoritas responden menjawab sering merasa kaku dan canggung untuk bergerak

yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Pada pernyatan 9, mayoritas responden

menjawab sering merasakan tidak seimbang dalam berdiri yaitu sebanyak 13

orang (40,6%). Pada pernyataan 10, mayoritas responden menjawab kadang-

kadang merasa ingin berbaring yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan

11, mayoritas responden menjawab sering merasa susah untuk berpikir yaitu

sebanyak 12 orang (37,5%). Pada pernyataan 12, mayoritas responden menjawab

kadang-kadang merasakan lelah berbicara yaitu sebanyak 12 orang (37,5%). Pada

Universitas Sumatera Utara

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

71

pernyataan 13, mayoritas responden menjawab sering merasa gugup sebanyak 14

orang (43,8%). Pada pernyataan 14, mayoritas responden menjawab kadang-

kadang merasa sulit untuk berkonsentrasi yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada

pernyataan 15, mayoritas responden menjawab sering merasa sulit untuk

memusatkan perhatian yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada pernyataan 16,

mayoritas responden menjawab sering cenderung untuk lupa yaitu sebanyak 15

orang (46,9%). Pada pernyataan 17, mayoritas responden menjawab sering merasa

kurang percaya diri yaitu sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 18,

mayoritas responden menjawab sering merasa cemas terhadap sesuatu yaitu

sebanyak 16 orang (50,0%). Pada pernyataan 19, mayoritas responden menjawab

sering tidak dapat mengontrol sikap yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Pada

pernyataan 20, mayoritas responden menjawab kadang-kadang tidak dapat tekun

dalam bekerja yaitu sebanyak 17 orang (53,2%). Pada pernyataan 21, mayoritas

responden menjawab sering merasa sakit kepala yaitu sebanyak 13 orang (40,6%).

Pada pernyataan 22, mayoritas responden menjawab sering merasa kaku pada

bahu yaitu sebanyak 14 orang (43,8). Pada pernyataan 23, mayoritas responden

menjawab sering merasa nyeri dibagian punggung yaitu sebanyak 19 orang

(59,4%). Pada pernyataan 24, mayoritas responden menjawab kadang-kadang

merasa seak nafas/sulit untuk bernapas yaitu sebanyak 15 orang (46,9%). Pada

pernyataan 25, mayoritas responden menjawab sering merasa haus yaitu sebanyak

12 orang (37,5%). Pada pernyataan 26, mayoritas responden menjawab kadang-

kadang mengalami suara serak yaitu sebanyak 11 orang (34,4%). Pada pernyataan

27, mayoritas responden menjawab kadang-kadang merasa pening/pusing yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

72

sebanyak 18 orang (56,2%). Pada pernyataan 28, mayoritas responden menjawab

sering merasakan kelopak mata yang terasa berat yaitu sebanyak 16 orang

(50,0%). Pada pernyataan 29, mayoritas responden menjawab kadang-kadang

merasa gemetaran pada bagian tubuh tertentu yaitu sebanyak 15 orang (46,9%).

Pada pernyataan 30, mayoritas responden menjawab sering merasa kurang sehat

yaitu sebanyak 14 orang (43,8%).

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja

Kelelahan Kerja Frekuensi(n) Persentase (%)

Ringan

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

1

10

20

1

3,1

31,2

62,5

3,1

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat tingkat kelelahan kerja yang dirasakan

responden. Mayoritas responden merasakan gejala kelelahan kerja tinggi yaitu

sebanyak 20 orang (62,5%).

4.3 Analisis bivariat

4.3.1 Uji chi square

Tabel 4.7 uji chi square

Kelelahan Total p

Ringan Sedang Tinggi Sangat

tinggi

Stress kerja

Ringan

Sedang

Tinggi

Sangat

tinggi

0(0%)

1(12,5%)

0((0%)

0(0%)

1(100,0%)

6(75,0%)

3(13,6%)

0(0%)

0(0%)

1(12,5%)

19(86,4%)

0(0%)

0(0%)

0(0%)

0(0%)

1(3,1%)

1

8

22

1

0.001

Total 1 10 20 1 32

Universitas Sumatera Utara

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

73

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat hasil dari uji chi square. Dari tabel diatas

dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merasakan kelelahan tingkat ringan,

tinggi dan sangat tinggi dengan gejala stress ringan dan responden yang

merasakan gejala stress ringan yang merasakan kelelahan sedang yaitu sebanyak 1

orang (100%).

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang merasakan gejala

stress tingkat sedang dengan tingkat kelelahan yang ringan yaitu sebanyak 1 orang

(12,5%), gejala stress tingkat sedang dengan kelelahan sedang yaitu sebanyak 6

orang (75,0%), gejala stress tingkat sedang dengan tingkat kelelahan tinggi yaitu

sebanyak 1 orang (12,5%) dan tidak ada yang merasakan kelelahan sangat tinggi

dengan gejala stress tingkat sedang.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merasakan

kelelahan ringan dengan gejala stress tinggi, gejala stress tinggi dengan tingkat

kelelahan sedang yaitu sebanyak 3 orang (13,6%), gejala stress tinggi dengan

tingkat kelelahan tinggi yaitu sebanyak 19 orang (86,4%) dan tidak ada yang

merasakan kelelahan yang sangat tinggi dengan gejala stress yang tinggi.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang merasakan

kelelahan tingkat ringan, sedang, dan tinggi dengan gejala stress kerja sangat

tinggi dan gejala stress sangat tinggi dengan tingkat kelelahan sangat tinggi yaitu

sebanyak 1 orang (3,1%).

Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan hasil uji chi square yang digunakan

untuk melihat apakah ada hubungan antara stress kerja (ringan, sedang, tinggi,

sangat tinggi) dengan kelelahan kerja (ringan, sedang, tinggi, sangat tinggi). Hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

74

uji menunjukkan stress kerja berhubungan secara signifikan dengan kelelahan

kerja dengan nilai p<0,05 (p=0,001).

Universitas Sumatera Utara

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

75

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Stress Kerja

Stress kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi

emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan

tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan

eksternal (lingkungan). Stress kerja timbul karena tuntutan lingkungan. Stress

kerja yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan

berkembang berbagai macam gejala stress kerja yang dapat mengganggu

pelaksanaan kerja mereka (Anoraga, 2009).

Pengukuran stress kerja pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner

menurut Herdjana berdasarkan gejala-gejala stress kerja yaitu menggunakan 30

item pertanyaan. Gejala-gejala stress kerja terbagi atas tiga aspek yaitu gejala fisik

(pertanyaan 1-12), gejala perilaku (pertanyaan 13-23) dan gejala emosional

(pernyataan 24-30). Jawaban untuk kuesioner tersebut terbagi menjadi 4 kategori

yaitu sangat sering (SS) dengan diberi nilai 4, sering (S) dengan diberi nilai 3,

kadang-kadang (K) dengan diberi nilai 2, dan tidak pernah (TP) dengan diberi

nilai 1. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar nilai total yang didapat maka

semakin tinggi tingkat stress kerja yang dialami pekerja.

Hasil penelitian stress kerja pada pekerja bagian pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit Pagar Merbau PTPN II menunjukkan bahwa dari 32 pekerja yang

Universitas Sumatera Utara

Page 35: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

76

diteliti seluruhnya masuk kedalam kategori stress kerja meliputi kategori stress

kerja ringan sebanyak 1 orang (3,1%), kategori stress kerja sedang sebanyak 8

orang (25,0%), kategori stress kerja tinggi sebanyak 22 orang (68,8%) dan

kategori stress kerja sangat tinggi sebanyak 1 orang (3,1%).

Kategori stress kerja ringan merupakan tingkat stress dengan skor nilai

berdasarkan skala gejala stress kerja sebesar 30-52. Kategori stress kerja sedang

merupakan tingkat stress dengan skor nilai berdasarkan skala gejala stress kerja

sebesar 53-75. Kategori stress kerja tinggi merupakan tingkat stress dengan skor

nilai berdasarkan gejala stress kerja sebesar 76-98. Stress kerja sangat tinggi

merupakan tingkat stress dengan skor nilai berdasarkan skala gejala stress kerja

sebesar 99-120.

Dari hasil pengukuran gejala stress kerja yang sering dirasakan oleh

pekerja adalah sakit kepala, insomnia, mulut dan tenggorokan kering, telapak

tangan dan kaki terasa dingin, badan yang terasa panas, otot-otot tegang terutama

pada bagian leher dan bahu, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak

beralasan, tekanan darah tinggi, keringat yang berlebihan, salah urat, gelisah, daya

ingat menurun, gagal menyelesaikan pekerjaan, salah paham, kehilangan

semangat, sulit membuat keputusan, kehilangan gairah dalam berpenampilan,

kehilangan gairah dan minat terhadap orang lain, mood yang cepat berubah-ubah,

kurang kepercayaan diri, gugup, mudah tersinggung, dan merasakan emosi yang

mledak-ledak. Berdasarkan jawaban responden tersebut ditemukan bahwa gejala

fisikal merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh pekerja bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

77

5.2 Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar

terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.

Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda pada setiap

individu tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan

kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2015).

Pengukuran kelelahan pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner

menurut skala Industrial Fatigue Research Committe yaitu menggunakan 30 item

pertanyaan. Gejala-gejala kelelahan kerja terbagi atas tiga aspek yaitu pelemahan

kegiatan (pertanyaan 1-10), pelemahan motivasi (pertanyaan 11-20) dan

pelemahan fisik (pernyataan 21-30). Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut

terbagi menjadi 4 kategori besar yaitu sangat sering (SS) dengan diberi nilai 4,

sering (S) dengan diberi nilai 3, kadang-kadang (K) dengan diberi nilai 2, dan

tidak pernah (TP) dengan diberi nilai 1. Hasilnya akan menunjukkan bahwa

semakin besar nilai total yang didapat maka semakin tinggi tingkat kelelahan yang

dialami pekerja.

Hasil penelitian kelelahan kerja pada pekerja bagian pengolahan di Pabrik

Kelapa Sawit Pagar Merbau PTPN II menunjukkan bahwa dari 32 pekerja yang

diteliti seluruhnya masuk kedalam kategori kelelahan kerja meliputi kategori

kelelahan kerja ringan sebanyak 1 orang (3,1%), kategori kelelahan kerja sedang

sebanyak 10 orang (31,2%), kategori kelelahan kerja tinggi sebanyak 20 orang

(62,5%) dan kategori kelelahan kerja sangat tinggi sebanyak 1 orang (3,1%).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

78

Kategori kelelahan kerja ringan merupakan tingkat kelelahan dengan skor

nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 30-52. Kategori kelelahan kerja sedang

merupakan tingkat kelelahan dengan skor nilai berdasarkan skala IFRC sebesar

53-75. Kategori kelelahan kerja tinggi merupakan tingkat kelelahan dengan skor

nilai berdasarkan skala IFRC sebesar 76-98. Kelelahan kerja sangat tinggi

merupakan tingkat kelelahan dengan skor nilai berdasarkan skala IFRC sebesar

99-120.

Dari hasil pengukuran gejala kelelahan kerja yang sering dirasakan oleh

pekerja adalah sering merasakan kepala yang terasa berat, lelah diseluruh badan,

kaki yang terasa berat, menguap, pikiran yang kacau, mengantuk, mata yang

terasa berat, kaku dan canggung untuk bergerak, tidak seimbang dalam berdiri,

susah untuk berpikir, gugup, sulit untuk memusatkan perhatian, cenderung untuk

lupa, kurang percaya diri, sering cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol

sikap, sakit kepala, kaku pada bahu, nyeri dibagian punggung, merasa haus,

kelopak mata yang terasa berat, dan sering merasa kurang sehat. Berdasarkan

jawaban responden tersebut maka didapatkan bahwa gejala kelelahan dalam

bentuk pelemahan kegiatan yang paling sering dirasakan oleh pekerja bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

79

5.3 Hubungan Stress Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian

Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau PTPN II Tanjung Morawa

Tahun 2017

Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square didapatkan p value

sebesar 0,001 yang artinya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stress

kerja (ringan, sedang, tinggi, sangat tinggi) dengan kelelahan kerja (ringan,

sedang, tinggi, sangat tinggi) pada pekerja karena p<0,05. Hasil observasi peneliti

dilapangan menunjukkan gejala streass kerja yang tinggi akan diikuti pula dengan

gejala kelelahan yang tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Brian dkk (2013) dengan

hasil uji statistic chi square yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stress

kerja dengan kelelahan kerja yaitu sebesar p=0,046 pada pekerja bagian SDM PT

Bank Sulut Manado.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

80

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 32 pekerja bagian

pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau PTPN II Tanjung Morawa

Tahun 2017 disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat 10 orang (31,2%) pekerja yang berusia 38-46 tahun dan terdapat 22

orang (68,8%) pekerja yang berusia 47-55 tahun.

2. Terdapat 1 orang (3,1%) pekerja dengan tingkat pendidikan terakhir SD,

terdapat 9 orang (28,1%) pekerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMP dan

terdapat 22 orang (68,8%) pekerja dengan tingkat pendidikan terakhir SMA.

3. Terdapat 21 orang (65,6%) pekerja dengan lama bekerja selama 15-22 tahun

dan terdapat 11 orang (34,4%) pekerja dengan lama bekerja selama 23-30

tahun.

4. Terdapat 1 orang (3,1%) pekerja yang mengalami stress kerja ringan, terdapat

8 orang (25,0%) pekerja yang mengalami stress kerja sedang, terdapat 22 orang

(68,8%) pekerja yang mengalami stress kerja tinggi dan terdapat 1 orang

(3,1%) pekerja yang mengalami stress kerja sangat tinggi.

5. Terdapat 1 orang (3,1%) pekerja yang mengalami kelelahan kerja ringan,

terdapat 10 orang (31,2%) pekerja yang mengalami kelelahan kerja sedang,

terdapat 20 orang (62,5%) pekerja yang mengalami kelelahan kerja tinggi dan

terdapat 1 orang (3,1%) pekerja yang mengalami kelelahan sangat tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67710 › Chapter III-VI... · BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianyaitu bejana uap tekan yang digunakan

81

6. Adanya hubungan yang bermakna antara stress kerja dengan kelelahan kerja

pada pekerja (p=0,001).

6.2 Saran

1. Manfaatkan waktu istirahat yang diberikan PKS Pagar Merbau PTPN II dengan

sebaik-baiknya.

2. Turut serta dalam melaksanakan program-program yang diberikan PTPN II

seperti olahraga dan relaksasi.

3. Pihak PTPN diharapkan dapat terus menjalankan program-program olahraga

dan relaksasi serta melibatkan seluruh pekerja.

Universitas Sumatera Utara