Cerebral Palsy

24
CEREBRAL PALSY 201 4 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah memburuk. Kondisi tersebut disebut little’s disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan di golongkan dalam terminologi cerebral palsy atau umumnya di singkat CP. 1 Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan fungsi pergerakan. Tetapi pada tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada Ilmu Kesehatan Anak Page 1

description

cerebral palsy

Transcript of Cerebral Palsy

CEREBRAL PALSY 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama

William Little pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu

membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang

menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami

kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak

bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah

memburuk. Kondisi tersebut disebut little’s disease selama beberapa tahun, yang

saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari

penyakit yang mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan di golongkan dalam

terminologi cerebral palsy atau umumnya di singkat CP.1

Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami

komplikasi saat persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan

hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut

merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan fungsi pergerakan.

Tetapi pada tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat.

Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah

lain misalnya retardasi mental, gangguan visual dan kejang. Freud menyatakan

bahwa penyakit tersebut mungkin sudah terjadi pada awal kehidupan, selama

perkembangan otak janin. Kesulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan

yang menimbulkan efek yang lebih buruk di mana sangat mempengaruhi

perkembangan fetus.1

Di tahun 1980, di analisis data penelitian pemerintah pada >35.000

persalinan dan hasilnya sangat mengejutkan dengan ditemukan kasus komplikasi

hanya <10%. Sebagian besar kasus CP sering dijumpai kasus tanpa faktor resiko.

Penemuan dari NINDS tersebut dapat mengubah teori medis mengenai CP dan

Ilmu Kesehatan Anak Page 1

CEREBRAL PALSY 2014

sangat memotivasi peneliti masa kini untuk mencari lebih lanjut penyebab lain

dari CP.1,2

Pada saat yang sama, penelitian biomedis juga telah memulai penelitian

untuk lebih memahami perubahan pemahaman secara bermakna dalam diagnosis

dan penanganan penderita CP. Faktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui

mulai dapat diidentifikasi, khususnya paparan intrauterine terhadap infeksi dan

penyakit koagulasi, dll. Identifikasi dini CP pada bayi akan memberikan

kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan optimal dalam upaya

memperbaiki kecacatan sensoris dan mencegah timbulnya kontraktur. Riset

biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging

cerebral canggih dan analisis gait modern. Kondisi tertentu yang sudah diketahui

menyebabkan CP, misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini sudah dapat diterapi

dan dicegah. Terapi fisik, psikologis dan perilaku yang optimal dengan metode

khusus misalnya gerakan, bicara membantu kematangan sosial dan emosional

sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Tetapi medikasi, pembedahan dan

pemasangan braces banyak membantu dalam hal perbaikan koordinasi saraf dan

otot, sebagai terapi penyakit yang berhubungan dengan CP, disamping mencegah

atau mengoreksi deformitas.1,2

Ilmu Kesehatan Anak Page 2

CEREBRAL PALSY 2014

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Cerebral palsy adalah ensefalopati statis yang mungkin didefinisikan

sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan epilepsi

dan ketidaknormalan bicara, penglihatan dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi

otak yang sedang berkembang.2

Cerebral palsy adalah kelainan pada postur dan pergerakan yang

menyebabkan oleh lesi non progresif pada otak yang sedang berkembang.3

Cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan

tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi

perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup

dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan

neurologis berupa kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan serebelum dan

kelainan mental.5

2. EPIDEMIOLOGI

Collaborative Perinatal Project, dimana sekitar 45.000 anak secara teratur

dipantau sejak dalam kandungan hingga umur 7 tahun, melaporkan angka

prevalensi CP sekitar 4/1.000 bayi lahir hidup. Asfiksia lahir merupakan penyebab

CP yang tidak lazim; lagipula, kehamilan yang paling beresiko tinggi

membuahkan anak yang normal secara neurologis. Meskipun penyebab CP tidak

dapat dikenali pada sebagian besar kasus, sejumlah besar anak dengan CP

mengalami anomaly congenital diluar Sistem Saraf Sentral (SSS), yang dapat

Ilmu Kesehatan Anak Page 3

CEREBRAL PALSY 2014

menempatkan mereka pada peningkatan resiko untuk terjadinya asfiksia selama

periode perinatal. Studi Australia yang membandingkan anak dengan CP spastik

dengan sekelompok control yang cocok menunjukkan temuan serupa. Kurang dari

10% anak dengan CP menunjukkan bukti adanya asfiksia intrapartum. Meskipun

peningkatan tahanan hidup bayi premature karena perbaikan perawatan perinatal

telah mengakibatkan lebih banyak anak dengan CP, frekuensinya tidak meningkat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan dimasa mendatang yang

diarahkan pada perbaikan perawatan perinatal akan mempunyai dampak minimal

pada insidensi CP dan bahwa riset mungkin diarahkan secara lebih

menguntungkan pada bidang biologi perkembangan agar memahami pathogenesis

CP.2

3. ETIOLOGI

Penyebabnya dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu pranatal, perinatal dan

pascanatal.

1. Pranatal

Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin,

misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit inklusi sitomegalik.

Kelainana yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental.

Anoksia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-X dan keracunan kehamilan

dapat menimbulkan cerebral palsy.4

2. Perinatal

a. Anoksia/hipoksia

Penyebab yang terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah ‘brain

injury’. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini

terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, disporporsi sefalo-pelvik,

partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan

bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan sectio caesar.

b. Perdarahan otak

Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar

membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak,

Ilmu Kesehatan Anak Page 4

CEREBRAL PALSY 2014

mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah sehingga terjadi

anoksia. Perdarahan dapat terjadi di ruang subarakhnoid akan

menyebabkan penyumbatan CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus.

Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga

timbul kelumpuhan spastis.

c. Prematuritas

Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak

lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah,

enzim, faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.

d. Ikterus

Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak

yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada

kelainan inkompatibilitas golongan darah.

e. Meningitis purulenta

Meningitis purulenta pada masa bayi terlambat atau tidak tepat

pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa cerbral palsy.4

3. Pascanatal

Setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan dapat

menyebabkan ‘cerebral palsy’. Misalnya pada trauma kapitis, meningitis,

ensefalitis dan luka parut pada otak pasca-operasi.4

4. KLASIFIKASI

Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan dengan gambaran cacat motorik

dalam kaitannya dengan kategori fisiologis, topografis dan etiologi dan kapasitas

fungsional. Klasifikasi fisiologis mengenali kelainan motorik utama, sedang

taksonomi topografis mengenali kelaianan motorik utama, sedang taksonomi

topografis menunjukkan keterlibatan tungkai. CP juga lazim disertai dengan

spectrum kecacatan perkembangan, termasuk retardasi mental, epilepsy dan

kelainan penglihatan, pendengaran, bicara, kognitif dan perilaku. Cacat motorik

mungkin merupakan masalah anak yang paling ringan.2

Ilmu Kesehatan Anak Page 5

CEREBRAL PALSY 2014

Bayi yang menderita hemiplegia spastic mengalami penurunan gerakan

spontan pada belahan tubuh yang terkena dan menunjukkan preferensi tangan

pada usia dini. Lengan lebih sering terlibat daripada kaki dan kesulitan pada

manipulasi tangan nyata pada usia 1 tahun. berjalan biasanya terlambat sampai

18-24 bulan dan gaya berjalan tampak melingkar. Pemeriksaan tungkai dapat

menunjukkan henti pertumbuhan, terutama pada tangan dan kuku ibu jari,

terutama jika lobus parietalis kontralateral abnormal, karena pertumbuhan tungkai

dipengaruhi oleh daerah otak ini. Spastisitas nyata pada tungkai yang terkena,

terutama pergelangan kaki, menyebabkan deformitas equinonovarus kaki. Anak

sering berjalan pada ujung jari kaki karena peningkatan tonus dan tungkai atas

yang terkena mendapat postur distonik ketika anak lari. Klonus pergelangan kaki

dan tanda babinski mungkin ada, reflex tendo dalam meningkat dan kelemahan

tangan dan dorsofleksi kaki nyata. Sekitar sepertiga penderita dengan hemiplegia

spastic menderita gangguan kejang yang biasanya berkembang selama tahun

pertama atau kedua dan sekitar 25% menderita kelainan kognitif yang termasuk

retardasi mental. CT-Scan atau MRI dapat memperlihatkan atrofi hemisfer serebri

dengan ventrikel lateral kontralateral dilatasi pada sisi tungkai yang terkena.

Thromboembolisme intrauterine dengan infark serebri setempat dapat merupakan

satu etiologi; CT atau MRI saat lahir pada bayi dengan kejang –kejang setempat

sering memperagakan daerah infark.2

Diplegia spastic menunjukkan pada spastisitas bilateral kaki. Petunjuk

pertama diplegia spastic sering ditemukan ketika bayi mulai merangkak. Anak ini

menggunakan lengan dalam cara resiprokal normal namun cenderung menyeret

kakinya dibelakang lebih seperti kemudi (gerakan merangkak komando)

bukannya gerakan merangkak kaki-empat normal. Jika spastisitas berat,

pemakaian popok (diaper) suka karena adduksi pinggul berlebihan. Pemeriksaan

anak menunjukkan spastisitas pada kaki dan dengan reflek klonus pergelangan

kaki cepat, dan tanda babinsky bilateral. Bila anak digantung pada aksila, postur

menggunting tungkai bawah dipertahankan. Berjalan sangat terlambat, kaki

tertahan pada posisi equinovarus dan anak berjalan pada ujung jari. Diplegia

spastic berat ditandai dengan atrofi karena tidak digunakan dan dengan

pertumbuhan yang tidak berimbang dengan perkembangan normal tubuh bagian

Ilmu Kesehatan Anak Page 6

CEREBRAL PALSY 2014

atas. Prognosis untuk perkembangan intelektual normal adalah sangat baik dan

pada penderita ini dan kemungkinan kejang minimal. Temuan neuropatologis

yang paling lazim adalah leukomalasia preventrikular, terutama pada daerah

dimana serabut yang menginversi kaki berjalan melalui kapsula interna. Lesi ini

ditemukan pada bayi prematur.2

Kuadriplegia spastic merupakan bentuk CP yang paling berat karena

gangguan motorik yang mencolok semua tungkai dan hubungan yang tinggi

dengan retardasi mental dan kejang.2

CP athetoid relatif jarang, terutama sejak penemuan manajemen agresif

hiperbilirubinemia dan pencegaha kernikterus. Bayi ini secara khas hipotonik dan

memiliki kontrol kepala yang buruk dan kelambanan kepala yang mencolok.2

5. MANIFESTASI KLINIS

Gangguan motorik berupa kelainan fungsi dan lokalisasi serta kelainan

bukan motorik yang menyulitkan gambaran klinis cerebral palsy.

Kelainan fungsi motorik terdiri dari :

1. Spastisitas

Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus

dan refleks babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak

hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama

derajatnya pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sikap yang khas dengan

kecenderungan terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi

siku dan pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga

posisi ibu jari melintang di telapak tangan. Tungkai dalam sikap aduksi, fleksi

pada sendi paha dan lutut, kaki dalam fleksi plantar dan telapak kaki berputar ke

dalam. Tonic neck refleks dan refleks neonatal menghilang pada waktunya.

Kerusakan biasanyak terletak di traktus kortikospinalis.5

2. Tonus otot yang berubah

Ilmu Kesehatan Anak Page 7

CEREBRAL PALSY 2014

Bayi pada golongan ini pada usia bulan pertama tampak flaksid dan

berbaring seperti kodok terlentang, sehingga tampak seperti kelainan pada lower

motor neuron. Menjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot dari

rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring tampak flaksid dan sikapnya

seperti kodok terlentang, tetapi bila dirangsang atau mulai diperiksa tonus ototnya

berubah menjadi spastis. Refleks otot yang normal dan refleks babinski negatif,

tetapi yang khas ialah refleks neonatal dan tonic neck refleks menetap. Kerusakan

biasanya terletak di batang otak dan disebabkan oleh asfiksia perinatal atau

ikterus.5

3. Koreo-atetosis

Kelainan yang khas ialah sikap yang abnormal dengan pergerakan yang

terjadi dengan sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama tampak

bayi flaksid, tapi sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut. Refleks neonatal

menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala

spastisitas dan ataksia. Kerusakan terletak di ganglia basal dan disebabkan oleh

asfiksia berat atau ikterus kern pada masa neonatus.5

4. Ataksia

Ataksia ialah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya

flaksid dan menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat. Kehilangan

keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan

semu pergerakan canggung dan kaku. Kerusakan terletak di serebelum.5

5. Gangguan pendengaran

Terdapat pada 5-10% anak dengan cerebral palsy. Gangguan berupa

kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kata-

kata. Terdapat pada golongan koreo-atetosis.5

6. Gangguan bicara

Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan

yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol

otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak

anak berliur.5

7. Gangguan mata

Ilmu Kesehatan Anak Page 8

CEREBRAL PALSY 2014

Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan

refraksi. Pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir 25%

penderita cerebral palsy menderita kelainan mata.5

6. DIAGNOSIS

Anamnesa

Tanda awal CP biasanya tampak pada usia < 3 tahun, dan orang tua sering

mencurigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. bayi dengan

CP sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk,

merangkak, tersenyum atau berjalan.1

Sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus

otot/hipotonia; bayi tampak lemah dan lemas, kadang floppy. Peningkatan tonus

otot/hipertonia, bayi tampak kaku. Pada sebagian kasus, bayi pada periode awal

tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang menjadi hipertonia setelah 2-3

bulan pertama. Anak-anak CP mungkin menunjukkan postur abnormal pada satu

sisi tubuh.1

Pemeriksaan fisik

Dalam menegakkan diagnosis CP perlu melakukan pemeriksaan

kemampuan motorik bayi dan melihat kembali riwayat medis mulai dari riwayat

kehamilan, persalinan dan kesehatan bayi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan

refleks dan mengukur perkembangan lingkar kepala anak.1

Secara normal, refleks moro akan menghilang pada usia 6 bulan, tetapi pada

penderita CP, refleks tersebut akan bertahan lebih lama. Hal tersebut merupakan

salah satu dari beberapa refleks yang harus diperiksa.1

Perlu juga memeriksa penggunaan tangan, kecenderungan untuk menggunakan

tangan kanan atau kiri. Jika dokter memegang obyek didepan dan pada sisi dari

bayi, bayi akan mengambil benda tersebut dengan tangan yang cenderung dipakai,

walaupun obyek didekatkan pada tangan yang sebelahnya. Sampai usia 12 bulan,

Ilmu Kesehatan Anak Page 9

CEREBRAL PALSY 2014

bayi masih belum menunjukkan kecenderungan menggunakan tangan yang

dipilih. Tetapi bayi dengan spastik hemiplegia, akan menunjukkan perkembanan

pemilihan tangan lebih dini, sejak tangan pada sisi yang tidak terkena menjadi

lebih kuat dan banyak digunakan.1

Langkah selanjutnya dalam diagnosis CP adalah menyingkirkan penyakit

lain yang menyebabkan masalah pergerakan. Yang terpenting, harus ditentukan

bahwa kondisi anak tidak bertambah memburuk. Walaupun gejala dapat berubah

bersama waktu, CP sesuai dengan definisinya tidak dapat menjadi progresif. Jika

anak secara progresif kehilangan kemampuan motorik, ada kemungkinan terdapat

masalah yang berasal dari penyakit lain, misalnya penyakit genetik, penyakit

muskuler, kelainan metabolik, tumor SSP. Penelitian metabolik dan genetik tidak

rutin dilakukan dalam evaluasi anak dengan CP.1

Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

b. Urine

c. Foto thorax

d. USG

e. Diagnosis Serologis

f. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis

cerebral palsy ditegakkan

g. Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada cerebral palsy, CSS normal

h. Pemeriksaan EEG dilakukan pada penderita kejang atau pada golongan

hemiparesis baik yang disertai kejang maupun yang tidak

i. Foto rontge kepala

j. Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat pendidikan yang

dibutuhkan

k. Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari retardasi

mental. 1,4

Ilmu Kesehatan Anak Page 10

CEREBRAL PALSY 2014

7. PENATALAKSANAAN

Penilaian menyeluruh secara dini sangat penting karena

Seringkali terdapat kecacatan lain yang berhubungan, misalnya kesulitan

belajar, epilepsi, defek pada penglihatan dan pendengaran

Postur dan pergerakan yang terganggu dapat menyebabkan deformitas

permanen

Palsi serebral dapat menimbulkan masalah besar dalam penatalaksanaan

dirumah dan sekolah. Oleh karena itu, selain riwayat penyakit dan

pemeriksaan umum yang rinci, hal-hal berikut harus dinilai: penglihatan,

pendengaran dan kecerdasan, dan keaadaan emosi dan sosial anak dan

tempat tinggal. Biasanya penilaian dan terapi dilakukan oleh tim

multidisiplin dari Pusat Perkembangan Anak.

Fisioterapi dini bertujuan untuk mengembangkan pola gerakan normal

dengan menfasilitasi refleks-refleks postural yang normal dan mencegah

menetapnya refleks primitif yang janggal serta mencegah deformitas.

Tindakan ini harus segera di mulai secara intensif. Orang tua turut

membantu program latihan dirumah. Untuk mencegah kontraktur perlu

diperhatikan posisi penderita pada waktu istirahat atu tidur. Bagi penderita

yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal disuatu pusat latihan.

Fisioterapi ini dilakukan sepanjang penderita hidup.

Intenvensi ortopedi dan bedah saraf dapat membantu. Bila terdapat

hipertonus otot atu hiperspastisitas, dianjurkan untuk dilakukan

pembedahan otot, tendon atau tulang untuk reposisi kelainan tersebut.

Pembedahan stereotaktik dianjurkan pada penderita dengan pergerakan

koreoatetosis yang berlebihan.

Penderita cerbral palsy dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya, di

sekolah luar biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersama-sama

dengan anak yang normal. Mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti

anak yang normal.

Pada penderita dengan kejang diberikan obat antikonvulsan rumat yang

sesuai dengan karakteristik kejangnya. Pada keadaan tonus otot yang

Ilmu Kesehatan Anak Page 11

CEREBRAL PALSY 2014

berlebihan, obat dari golongan benzodiazepin dapat menolong. Pada

keadaan koreoatetosis diberikan artan. Imipramin (tofranil) diberikan

kepada penderita dengan depresi.2,4

8. DIAGNOSIS BANDING

Mendiagnosa penyakit ini tidak susah. Kerusakan progerif pada bayi

berumur < 3 bulan lebih mungkin menunjukkan gangguan metabolisme,

selanjutnya, itu menandakan gangguan degeneratif saraf pusat.3

a. Proses degeneratif

b. Higroma subdural

c. Arterio-venus yang pecah

d. Kerusakan medula spinalis

e. Tumor intrakranial.4

9. PENCEGAHAN

Beberapa penyebab CP dapat dicegah atau diterapi, sehingga kejadian CP

pun bisa dicegah. Adapun penyebab CP yang dapat dicegah atau diterapi antara

lain :

a. Pencegahan terhadap cedera kepala dengan cara menggunakan alat pengaman

pada saat duduk di kendaraan dan helm pelindung kepala saat bersepeda dan

eliminasi kekerasan fisik pada anak. sebagai tambahan, pengamatan optimal

selama mandi dan bermain.1

b. Penanganan ikterus neonatorum yang cepat dan tepat pada bayi baru lahir

dengan fototerapi, atau jika tidak mencukupi dapat dilakukan transfusi tukar.

Inkompabilitas faktor rhesus mudah diidentifikasi dengan pemeriksaan darah

rutin ibu dan bapak. Inkompabilitas tersebut tidak selalu menimbulkan

masalah pada kehamilan pertama, karena secara umum tubuh ibu hamil

Ilmu Kesehatan Anak Page 12

CEREBRAL PALSY 2014

tersebut belum memproduksi antibodi yang tidak diinginkan hingga saat

persalinan. Pada sebagian besar kasu-kasus, serum khusus yang diberikan

setelah kelahiran dapat mencegah produksi antibodi tersebut.1

c. Rubella atau campak jerman dapat dicegah dengan memberikan imunisasi

sebelum hamil.1

Sebagai tambahan, sangat baik jika kita berpedoman untuk menghasilkan

kehamilan yang baik dengan cara asuhan pranatal yang teratur dan nutrisi optimal

dan melakukan eliminasi merokok, konsumsi alkohol dan penyalah gunaan obat.

Walaupun semua usaha terbaik yang sudah dilakukan oleh orang tua dan dokter,

tetapi masih ada anak yang terlahir dengan CP, hal tersebut karena sebagian besar

kasus CP tidak diketahui sebabnya.1

10. PROGNOSIS

Prognosis sangat bergantung pada ada atau tidaknya kecacatan yang

terkait, dan secara khusus pada kecerdasan anak. Dengan kecerdasan yang normal,

masalah-masalah pada sebagian besar kecacatan motorik dapat diatasi. Kualitas

penatalaksanaan juga mempengaruhi prognosis. Anak dengan kelainan yang parah

mungkin memerlukan pendidikan disekolah khusus yang menyediakan ahli

fisioterapi, terapi okupasi, pengajar, dan fasilitas lainnya.2

Anak yang memiliki kelainan yang tidak terlalu parah, seringkali dengan

hemiplegia, dapat ditempatkan pada sekolah biasa, dan anak mengalami kelainan

yang paling ringan tidak selalu membutuhkan dokter spesialis. Kejanggalan

mereka, ketidakmampuan untuk melangkah, atau kesulitan dalam meniru bentuk-

bentuk dapat membuat mereka sebagai objek cemoohan disekolah tanpa disadari

bahwa mereka menderita palsi serebral ringan.2

Prognosis penderita dengan gejala motorik yang ringan adalah baik, makin

banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk

prognosisnya.4

Ilmu Kesehatan Anak Page 13

CEREBRAL PALSY 2014

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Cerebral palsy adalah kelainan pada postur dan pergerakan yang

menyebabkan oleh lesi non progresif pada otak yang sedang berkembang.

Penyebabnya dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu pranatal, perinatal dan

pascanatal. Tanda awal CP biasanya tampak pada usia < 3 tahun, dan orang tua

sering mencurigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. bayi

dengan CP sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap,

duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan. Sebagian mengalami abnormalitas

tonus otot. Penurunan tonus otot/hipotonia; bayi tampak lemah dan lemas, kadang

floppy. Peningkatan tonus otot/hipertonia, bayi tampak kaku. Pada sebagian

kasus, bayi pada periode awal tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang

menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Anak-anak CP mungkin

menunjukkan postur abnormal pada satu sisi tubuh.

Pengobatan kausal tidak ada, hanya simtomatik, yaitu tindakan fisioterapi,

pembedahan, pendidikan dan obat-obatan. Prognosis penderita dengan gejala

motorik yang ringan adalah baik, makin banyak gejala penyertanya dan makin

berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya.

Ilmu Kesehatan Anak Page 14

CEREBRAL PALSY 2014

DAFTAR PUSTAKA

1. Saharso, Darto. Kuliah Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. FK

UNAIR. 2006

2. Behrman, Richard. Kliegman, Robert. Arvin, Ann. Ilmu Kesehatan Anak

Nelson Jilid 3. Jakarta : EGC. 2000 : 2085-2087

3. Meadow, Roy. Simon, Newell. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta : Erlangga.

2005 : 122-124

4. Hathaway, William. Hay, William. Pediatric Diagnosis dan Treatment.

Jakarta : Appleton & Lange. 1993 : 745-747

5. Hassan, Rusepno. Alatas, Husein. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 :

Jakarta : Infomedika. 2007 : 884-888

Ilmu Kesehatan Anak Page 15