Referat Cerebral Palsy

24
5/17/2018 ReferatCerebralPalsy-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 1/24 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little  pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak- anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah memburuk. Kondisi tersebut disebut little 's disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai  spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminologi cerebralpalsy atau umunya disingkat CP. Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat  persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan fungsi pergerakan. Tetapi pada tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah lain misalnya retardasi mental, gangguan visual dan kejang, Freud menyatakan bahwa penyakit tersebut mungkin sudah terjadi pada awal kehidupan, selama perkembangan otak janin. Kesulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan yang menimbulkan efek yang lebih buruk dimana sangat mempengaruhi  perkembangan fetus. Disamping pengamatan oleh Freud, keyakinan yang menyatakan bahwa komplikasi  persalinan menyebabkan banyak kasus CP tersebar luas diantara dokter, keluarga dan tenaga riset medis. Ditahun 1980, dianalisis data penelitian pemerintah pada >35.000 persalinan dan hasilnya sangat mengejutkan dengan ditemukan kasus komplikasi hanya <10%. Sebagian besar kasus CP sering dijumpai kasus tanpa faktor resiko. Penemuan dari NINDS tersebut dapat mengubah teori medis mengenai CP dan sangat memotivasi peneliti masa kini untuk mencari lebih lanjut penyebab lain dari CP. Pada saat yang sama, penelitian biomedis juga telah memulai penelitian untuk lebih memahami perubahan pemahaman secara bermakna dalam diagnosis dan penanganan penderita CP. Faktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidentifikasi, khususnya paparan intrauterine terhadap infeksi dan penyakit koagulasi, dll. Identifikasi dini CP pada bayi akan memberikan kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan optimal dalam upaya memperbaiki kecacatan sensoris dan mencegah timbulnya kontraktur. Riset biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging cerebral canggih dan analisis gait modern. Kondisi tertentu yang sudah diketahui menyebabkan CP, misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini 1

Transcript of Referat Cerebral Palsy

Page 1: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 1/24

BAB I

PENDAHULUAN

Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little

 pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang

anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-

anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut

tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah memburuk.

Kondisi tersebut disebut little 's disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai

 spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian

fungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminologi cerebralpalsy atau umunya disingkat CP.

Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat

 persalinan dan Little menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama

kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan

fungsi pergerakan. Tetapi pada tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud  tidak sependapat.

Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah lain misalnya

retardasi mental, gangguan visual dan kejang, Freud menyatakan bahwa penyakit tersebut mungkin

sudah terjadi pada awal kehidupan, selama perkembangan otak janin. Kesulitan persalinan hanya

merupakan satu keadaan yang menimbulkan efek yang lebih buruk dimana sangat mempengaruhi

 perkembangan fetus.

Disamping pengamatan oleh Freud, keyakinan yang menyatakan bahwa komplikasi

 persalinan menyebabkan banyak kasus CP tersebar luas diantara dokter, keluarga dan tenaga riset

medis. Ditahun 1980, dianalisis data penelitian pemerintah pada >35.000 persalinan dan hasilnya

sangat mengejutkan dengan ditemukan kasus komplikasi hanya <10%. Sebagian besar kasus CP

sering dijumpai kasus tanpa faktor resiko. Penemuan dari NINDS tersebut dapat mengubah teori

medis mengenai CP dan sangat memotivasi peneliti masa kini untuk mencari lebih lanjut penyebab

lain dari CP.

Pada saat yang sama, penelitian biomedis juga telah memulai penelitian untuk lebih

memahami perubahan pemahaman secara bermakna dalam diagnosis dan penanganan penderita

CP. Faktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidentifikasi, khususnya paparan

intrauterine terhadap infeksi dan penyakit koagulasi, dll. Identifikasi dini CP pada bayi akan

memberikan kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan optimal dalam upaya

memperbaiki kecacatan sensoris dan mencegah timbulnya kontraktur. Riset biomedis berhasil

dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging cerebral canggih dan analisis gait modern.

Kondisi tertentu yang sudah diketahui menyebabkan CP, misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini

1

Page 2: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 2/24

sudah dapat diterapi dan dicegah. Terapi fisik, psikologis dan perilaku yang optimal dengan

metode khusus misalnya gerakan, bicara membantu kematangan sosial dan emosional sangat

 penting untuk mencapai kesuksesan. Terapi medikasi, pembedahan dan pemasangan braces

 banyak membatu dalam hal perbaikan koordinasi saraf dan otot, sebagai terapi penyakit yang

 berhubungan dengan CP, disamping mencegah atau mengoreksi deformitas.

2

Page 3: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 3/24

BAB II

CEREBRAL PALSY

I. DEFINISI

Cerebral Palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak 

 progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan

otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan

dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis, gangguan

ganglia basal dan serebelum juga kelainan mental. 1

Terminology ini digunakan untuk mendeskripisikan kelompok penyakit kronik yang

mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang tampak pada beberapa

tahun pertama kehidupan dan secara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia

selanjutnya. Istilah cerebral ditujukan pada kedua belahan otak, atau hemisfer dan palsi

mendeskripsikan bermacam penyakit yang mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh.

Jadi penyakit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan saraf tepi,

melainkan terjadi perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan

mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur secara adekuat. 2

Gejala CP tampak sebagai spektrum yang menggambarkan variasi beratnya penyakit.

Seseorang dengan CP dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus, misalnya

menulis atau menggunakan gunting, masalah keseimbangan dalam berjalan atau mengenai

gerakan involunter, misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis. Gejala dapat berbeda

 pada setiap penderita, dan dapat berubah pada seorang penderita. Penderita CP derajat berat

akan mengakibatkan tidak dapat berjalan atau membutuhkan perawatan yang ekstensif dan

 jangka panjang, sedangkan CP derajat ringan mungkin hanya sedikit canggung dalam gerakan

dan membutuhkan bantuan yang tidak khusus. CP bukan penyakit menular atau bersifat

herediter.

II. EPIDEMIOLOGI

Asosiasi CP dunia memperkirakan > 500.000 pendertia CP di Amerika. Disamping

 peningkatan dalam prevensi dan terapi penyakit penyebab CP, jumlah anak – anak dan dewasa

yang terkena CP tampaknya masih tidak banyak berubah atau mungkin lebih meningkat sedikit

selam 30 tahun terakhir. Angka harapan hidup penderita CP tergantung dari tipe CP dan beratnya kecacatan motorik 2

3

Page 4: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 4/24

III. KLASIFIKASI KLINIS

CP dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis neurologis. Spastic

diplegia untuk pertama kali dideskripsikan oleh dr.Little (1860), merupakan salah satu bentuk 

 penyakit yang dikenal selanjutnya sebagai CP. Hingga saat ini, CP diklasifikasikan berdasarkan

kerusakan gerakan yang terjadi dan dibagi dalam 4 kategori, yaitu : 2

1. CP Spastik 

Merupakan bentukan CP yang terbanyak (70-80%), otot mengalami kekakuan dan

secara permanen akan menjadi kontraktur. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas,

 pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus.

Gambaran klinis ini membentuk karakterisitik berupa ritme berjalan yang dikenal

dengan gait gunting (scissor gait) (Bryers, 1941).

Anak dengan spastic hemiplegia dapat disetai tremor hemiparesis, dimana seseorang

tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada satu sisi tubuh.

Jika tremor memberat, akan terjadi gangguan gerakan berat.

a. Monoplegi bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan

 b. Diplegia keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat

daripada kedua lengan

c. Triplegia bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah

mengenai kedua lengan dan kaki

d. Quadriplegia keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama

e. Hemiplegia Mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih

 berat

4

Page 5: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 5/24

Gambar anggota gerak yang mengalami kelainan 5

2. CP Atetoid / diskinetik 

Bentuk CP ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan

 perlahan. Gerakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan atau tungkai dan pada

sebagian besar kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak tampak selalu

menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama

 periode peningkatan stress dan hilang pada saat tidur. Penderita juga mengalami

masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria). CP atetoid terjadi pada 10-20%

 penderita CP.

3. CP Ataksid

Jarang dijumpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang terkena

sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan tidak stabil dengan gaya

 berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi yang saling

 berjauhan, kesulitan dalam melakukan gerkan cepat dan tepat, misalnya menulis

atau mengancingkan baju. Mereka juga sering mengalami tremor, dimulai dengan

gerakan volunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti

menggigil pada bagian tubuh yang baru akan digunakan dan tampak memburuk 

sama dengan saat pendertia akan menuju obyek yang dikehendaki. Bentuk ataksid

ini mengenai 5-10% penderita CP. 4

5

Page 6: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 6/24

4. CP Campuran

Sering ditemukan pada seorang penderita mempunyai lebih dari satu bentuk CP yang

akan dijabarkan di atas. Bentuk campuran yang sering dijumpai adalah spastic dan

gerakan atetoid tetapi kombinasi lain juga mungkin dijumpai.

 

Dari defisit neurologis, CP terbagi :

1. Tipe spastis atau piramidal

Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah:

•  Hipertoni (fenomena pisau lipat)

•  Hiperfleksi yang disertai klonus

• 

Kecenderungan timbul kontraktur •  Refleks patologis

2. Tipe ekstrapiramidal

Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis, distonia,

ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retradasi mental. Disamping

itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperfleksi ringan, jarang sampai timbul klonus. Pada

tipe ini kontraktur jarang ditemukan apabila mengenai saraf otak bisa terlihat wajah

yang asimetris dan disartri3. Tipe campuran

Gejala-gejala merupakan campuran kedua gejala di atas, misalnya hiperrefleksi dan

hipertoni disertai gerakan khorea.

CP juga dapat diklasifikan berdasarkan estimasi derajat beratnya penyakit dan kemampuan

 penderita untuk melakukan aktivitas normal (Tabel 1.)

Tabel 1. Klasifikasi CP berdasarkan Derajat Penyakit

Klasifikasi Perkembangan motorik Gejala Penyakit penyerta

Minimal Normal, hanya terganggu

secara kualitatif 

• Kelainan tonus sementar 

• Refleks primitif menetap terlalu

lama

• Kelainan postur ringan

• Gangguan gerak motorik kasar 

dan halus, misalnya clumpsy

• Gangguan

komunikasi

• Gangguan belajar 

spesifik 

Ringan Berjalan umur 24 bulan • Perkembangan refleks primitif 

abnormal

• Respon postular terganggu

6

Page 7: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 7/24

• Gangguan motorik seperti

tremor 

• Gangguan koordinasi

Sedang Berjalan umur 3 tahun

kadang memerlukan bracing. Tidak perlu alat

khusus

• Berbagai kelainan neurologis

• Refleks primitif menetap

• Respon postural terlambat

• Retardasi mental

• Gangguan belajar 

dan komunikasi

• Kejang

Berat Tidak bisa berjalan atau

 berjalan dengan alat

 bantu, kadang butuh

operasi

• gejala neurologis dominan

• refleks primitif menetap

• respon postural tidak muncul

PENYAKIT LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN CEREBRAL PALSY

Banyak penderita CP juga menderita penyakit lain. Kelainan yang mempengaruhi otak 

dan menyebabkan gangguan fungsi motorik dapat menyebabkan kejang dan mempengaruhi

 perkembangan intelektual seseorang, atensi terhadap dunia luar, aktivitas dan perilaku, dan

 penglihatan dan pendengaran. 4 Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan CP adalah :

1. Gangguan mental

Sepertiga anak CP memiliki gangguan intelektual ringan, sepertiga dengan gangguan

sedang hingga berat dan sepertiga lainnya normal. Gangguan mental sering

dijumpai pada anak dengan klinis spastik quadriplegia.

2. Kejang atau epilepsi

Setengah dari seluruh anak CP menderita kejang. Selam kejang, aktivitas elektri dengan

 pola normal dan teratur di otak mengalami gangguan karena letupan listrik yang

tidak terkontrol. Pada pendertia CP dan epilepsi, gangguan tersebut akan tersebar 

keseluruh otak dan menyebabkan gejala pada seluruh tubuh, seperti kejang tonik-

klonik atau mungkin hanya pada satu bagian otal dan menyebabkan gejala kejang

 parsial. Kejang tonik-klonik secara umum menyebabkan penderita menjerit dan

diikuti dengan hilangnya kesadaran, twitching kedua tungkai dan lengan, gerakan

tubuh konvulsi dan hilangnya kontrol kandung kemih.

3. Gangguan pertumbuhan

Sindroma gagal tumbuh sering terjadi pada CP derajat sedang hingga berat, terutama

tipe quadriparesis. Gagal tumbuh secara umum adalah istilah untuk 

7

Page 8: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 8/24

mendeskripsikan anak – anak yang terhambat pertumbuhan dan perkembangannya

walaupun dengan asupan makanan yang cukup. Tampak pendek dan tidak tampak 

tanda maturasi seksual. Sebagai tambahan, otot tungkai yang mengalami spastisitas

mempunyai kecenderungan lebih kecil dibanding normal. Kondisi tersebut juga

mengenai tangan dan kaki karena gangguan penggunaan otot tungkai (disuse

atrophy).

4. Gangguan penglihatan dan pendengaran

Mata tampak tidak segaris karena perbedaan pada otot mata kanan dan kiri sehingga

menimbulkan penglihatan ganda. Jika tidak segera dikoreksi dapat menimbulkan

gangguan berat pada mata.

5. Sensasi dan persepsi normal

Sebagian pendertia CP mengalami gangguan kemampuan untuk merasakan sensasi

misalnya sentuhan dan nyeri. Mereka juga mengalami stereognosia, atau kesulitan

merasakan dan mengidentifikasi obyek melalui sensasi.

IV. PATOFISIOLOGI

CP bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab. CP merupakan grup

 penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi dapat mempunyai penyabab yang berbeda.

Untuk menentukan penyebab CP, harus digali mengenai hal : bentuk CP, riwayat kesehatan ibu

dan anak, dan onset penyakit. 2

Adanya malformasi hambatan pada vaskuler, atrofi, hilangnya neuron dan degenerasi

laminar akan menimbulkan narrowergyiri, suluran sulci dan berat otak rendah. CP digambarkan

sebagai kekacauan pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh cacat nonprogressive

atau luka otak pada saat anak-anak. Suatu presentasi CP dapat diakibatkan oleh suatu dasar 

kelainan (struktural otak : awal sebelum dilahirkan, perinatal, atau luka-luka / kerugian setelah

kelahiran dalam kaitan dengan ketidakcukupan vaskuler, toksin atau infeksi). 1

Di USA, sekitar 10 – 20% CP disebabkan oleh karena penyakit setelah lahir. Dapat juga

merupakan hasil dari kerusakan otak pada bulan – bulan pertama atau tahun pertama kehidupan

yang merupakan sisa infeksi otak, misalnya meningitis bakteri atau ensefalitis virus, atau

merupakan hasil dari trauma kepala yang sering akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh atau

 penganiayaan anak.

Penyebab CP kongenital sering tidak diketahui. Diperkirakan terjadi kejadian spesifik 

 pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran dimana terjadi kerusakan pusat motorik pada otak 

yang sedang berkembang. Beberapa penyebab CP kongenital adalah :

8

Page 9: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 9/24

Infeksi pada kehamilan

Rubella dapat menginfeksi ibu hamil dan fetus dalam uterus, akan menyebabkan

kerusakan sistem saraf yang sedang berkembang. Infeksi lain yang dapat menyebabkan

cedera otak fetus meliputi cytomegalovirus dan toxoplasmosis.

2. Ikterus neonatorum

Pada keadaan Rh/ABO inkompatibilitas, terjadi kerusakan eritrosit dalam waktu

singkat, sehingga bilirubin indirek akan menngkat dan menyebabkan ikterus. Ikterus

 berat dan tidak diterapi dapat merusak sel otak secara permanen. 6

3. Kekurangan oksigen berat pada otak atau trauma kepala selama proses persalinan.

Asfiksia sering dijumpai pada bayi bayi dengan kesulitan persalinan. Asfiksia

menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi dalam periode lama, anak 

tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal dengan hipoksik iskemik 

ensefalopati. Angka mortalitas meningkat pada kondisi asfiksia berat, dimana daat

 bersama dengan gangguan mental dan kejang. 6 

Kriteria yang digunakan untuk memastikan hipoksik intrapartum sebagai penyebab CP : 4

1. Metabolik asidosis pada janin dengan pemeriksaan darah arteri tali pusat janin, atau

neonatal dini pH=7 dan BE=12mmol/L

2. Neonatal encephalopathy dini berat sampai sedang pada bayi >34minggu gestasi

3. Tipe CP spastik quadriplegia atau diskinetik 

4. Tanda hipoksik pada bayi segera setelah lahir atau selama persalinan

5. Penurunan detak jantung janin cepat, segera dan cepat memburuk segera setelah tanda

hipoksik terjadi dimana sebelumnya diketahui dalam batas normal

6. Apgar score 0-6 = 5 menit

7. Multi sistim tubuh terganggu segera setelah hipoksik 

8. Imaging dini abnormalitas cerebral

4. Stroke

Kelainan koagulasi pada ibu atau bayi dapat menyebabkan stroke pada fetus atau bayi baru

lahir. Stroke ini menyebabkan kerusakan jaringan otak dan menyebabkan terjasinya masalah

neurologis.

Faktor – faktor yang menyatakan penyebab selain hipoksik intrapartum sebagai penyebab CP : 4

1. Pada pemeriksaan analisis gas darah arteri umbilikal <1mmol/L atau pH>7

9

Page 10: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 10/24

2. Bayi dengan kelainan kongenital mayor atau multipel atau kelainan metabolik 

3. Infeksi SSP atau siskemik 

4. Bayi dengan tanda hambatan pertumbuhan intra uterin

5. Mikrocefali

6. Adanya faktor resiko antenatal lain untuk CP, misalnya prematuritas, kehamilan

ganda dan penyakit autoimun

7. Adanya faktor resiko postnatal untuk CP seperti postnatal ensefalitis, hipotensi

memanjang atau hipoksik karena penyakit respirasi

V. FAKTOR RESIKO CEREBRAL PALSY

Faktor-faktor resiko yang menyebabkan kemungkinan terjadinya CP semakin besar antara

lain adalah: 2

a. Letak sungsang.

 b. Proses persalinan sulit.

Masalah vaskuler atau respirasi bayi selama persalinan merupakan tanda awal yang

menunjukkan adanya masalah kerusakan otak atau otak bayi tidak berkembang secara

normal. Komplikasi tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

c. Apgar score rendah.

Apgar score yang rendah hingga 10-20 menit setelah kelahiran.

d. BBLR dan prematuritas.

Resiko CP lebih tinggi diantara bayi dengan berat lahir <2500gram dan bayi lahir 

dengan usia kehamilan <37 minggu. Resiko akan meningkat sesuai dengan rendahnya

 berat lahir dan usia kehamilan.

e. Kehamilan ganda.

f. Malformasi SSP.

Sebagian besar bayi-bayi yang lahir dengan CP memperlihatkan malformasi SSP yang

nyata, misalnya lingkar kepala abnormal (mikrosefali). Hal tersebut menunjukkan

 bahwa masalah telah terjadi pada saat perkembangan SSP sejak dalam kandungan.

g. Perdarahan maternal atau proteinuria berat pada saat masa akhir kehamilan. Perdarahan

vaginal selama bulan ke 9 hingga 10 kehamilan dan peningkatan jumlah protein dalam

urine berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya CP pada bayi

h. Hipertiroidism maternal, mental retardasi dan kejang.

i. Kejang pada bayi baru lahir 

VI. DIAGNOSIS CEREBRAL PALSY

10

Page 11: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 11/24

a. Gejala Awal

Tanda awal CP biasanya tampak pada usia <3 tahun, dan orang tua sering mencurigai

ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. Bayi dengan CP sering mengalami

kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan.1

1) Spastisitas

Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus dan reflek 

Babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang

meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya

 pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sifat yang khas dengan kecenderungan

terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi siku dan

 pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari

melintang di telapak tangan. Tungkai dalam sikap aduksi, fleksi pada sendi paha dan

lutut, kaki dalam flesi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. Tonic neck reflex dan

refleks neonatal menghilang pada waktunya. Kerusakan biasanya terletak di traktus

kortikospinalis. Bentuk kelumpuhan spastisitas tergantung kepada letak dan besarnya

kerusakan yaitu monoplegia/ monoparesis. Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi

salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya; hemiplegia/ hemiparesis adalah

kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama; diplegia/ diparesis adalah

kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi tungkai lebih hebat daripada lengan;

tetraplegia/ tetraparesis adalah kelimpuhan keempat anggota gerak, lengan lebih atau

sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.

2) Tonus otot yang berubah

Bayi pada golongan ini, pada usia bulan pertama tampak flaksid (lemas) dan berbaring

seperti kodok terlentang sehingga tampak seperti kelainan pada lower motor neuron.

Menjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot dari rendah hingga tinggi.

Bila dibiarkan berbaring tampak fleksid dan sikapnya seperti kodok terlentang, tetapi

 bila dirangsang atau mulai diperiksa otot tonusnya berubah menjadi spastis, Refleks

otot yang normal dan refleks babinski negatif, tetapi yang khas ialah refelek neonatal

dan tonic neck reflex menetap. Kerusakan biasanya terletak di batang otak dan

disebabkan oleh afiksia perinatal atau ikterus.

3) Koreo-atetosis

11

Page 12: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 12/24

Kelainan yang khas yaitu sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan

sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama tampak flaksid, tetapa

sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut. Refleks neonatal menetap dan tampak 

adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia,

kerusakan terletak diganglia basal disebabkan oleh asfiksia berat atau ikterus kern pada

masa neonatus.

4) Ataksia

Ataksia adalah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flaksid dan

menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan keseimbangan tamapak 

 bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan semua pergerakan canggung

dan kaku. Kerusakan terletak diserebelum.

5) Gangguan pendengaran

Terdapat 5-10% anak dengan serebral palsi. Gangguan berupa kelainan neurogen

terutama persepsi nadi tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata. Terdapat pada

golongan koreo-atetosis.

6) Gangguan bicara

Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retradasi mental. Gerakan yang terjadi

dengan sendirinya dibibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut

sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.

7) Gangguan mata

Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi.pada

keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak.

 b. Pemeriksaan fisik 

Dalam menegakkan diagnosis CP perlu melakukan pemeriksaan kemampuan motorik bayi

dan melihat kembali riwayat medis mulai dari riwayat kehamilan, persalinan dan kesehatan bayi.

Perlu juga dilakukan pemeriksaan refleks dan mengukur perkembangan lingkar kepala anak.4

Perlu juga memeriksa penggunaan tangan, kecenderungan untuk menggunakan tangan

kanan atau kiri. Jika dokter memegang obyek didepan dan pada sisi dari bayi, bayi akan

mengambil benda tersebut dengan tangan yang cenderung dipakai, walaupun obyek didekatkan

 pada tangan yang sebelahnya. Sampai usia 12 bulan, bayi masih belum menunjukkan

kecenderungan menggunakan tangan yang dipilih. Tetapi bayi dengan spastik hemiplegia, akan

12

Page 13: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 13/24

menunjukkan perkembangan pemilihan tangan lebih dini, sejak tangan pada sisi yang tidak terkena

menjadi lebih kuat dan banyak digunakan.

Langkah selanjutnya dalam diagnosis CP adalah menyingkirkan penyakit lain yang

menyebabkan masalah pergerakan. Yang terpenting, harus ditentukan bahwa kondisi anak tidak 

 bertambah memburuk. Walaupun gejala dapat berubah bersama waktu, CP sesuai dengan

definisinya tidak dapat menjadi progresif. Jika anak secara progresif kehilangan kemampuan

motorik, ada kemungkinan terdapat masalah yang berasal dari penyakit lain, misalnya penyakit

genetik, penyakit muskuler, kelainan metabolik, tumor SSP. Penelitian metabolik dan genetik tidak 

rutin dilakukan dalam evaluasi anak dengan CP. Riwayat medis anak, pemeriksaan diagnostik 

khusus, dan, pada sebagian kasus, pengulangan pemeriksaan akan sangat berguna untuk konfirmasi

diagnostik dimana penyakit lain dapat disingkirkan.

PEMERIKSAAN NEURORADIOLOGIK 

Pemeriksaan khusus neuroradiologik untuk mencari kemungkinan penyebab CP perlu

dikerjakan, salah satu pemeriksaan adalah CT scan kepala, yang merupakan pemeriksaan imaging

untuk mengetahui struktur jaringan otak. CT scan dapat menjabarkan area otak yang kurang

 berkembang, kista abnormal, atau kelainan lainnya. Dengan informasi dari CT Scan, dokter dapat

menentukan prognosis penderita CP.

MRI kepala, merupakan tehnik imaging yang canggih, menghasilkan gambar yang lebih

 baik dalam hal struktur atau area abnormal dengan lokasi dekat dengan tulang dibanding dengan

CT scan kepala.

Dikatakan bahwa neuroimaging direkomendasikan dalam evaluasi anak CP jika etiologi

tidak dapat ditemukan.

Pemeriksaan ketiga yang dapat menggambarkan masalah dalam jaringan otak adalah USG

kepala. USG dapat digunakan pada bayi sebelum tulang kepala mengeras dan UUB tertutup.

Walaupun hasilnya kurang akurat dibanding CT dan MRI, tehnik tersebut dapat mendeteksi kista

dan struktur otak, lebih murah dan tidak membutuhkan periode lama pemeriksaannya.

PEMERIKSAAN LAIN 7

Pada akhirnya, klinisi mungkin akan mempertimbangkan kondisi lain yang berhubungan

dengan CP, termasuk kejang, gangguan mental, dan visus atau masalah pendengaran untuk 

menentukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.

Jika dokter menduga adanya penyakit kejang, EEG harus dilakukan (Level A, Class I-II

evidence. EEG akan membantu dokter untuk melihat aktivitas elektrik otak dimana akan

menunjukkan penyakit kejang. Pemeriksaan intelegensi harus dikerjakan untuk menentukan derajat

13

Page 14: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 14/24

gangguan mental. Kadangkala intelegensi anak sulit ditentukan dengan sebenarnya karena

keterbatasan pergerakan, sensasi atau bicara, sehingga anak CP mengalami kesulitan melakukan tes

dengan baik.

Jika diduga ada masalah visus, dokter harus merujuk ke optalmologis untuk dilakukan

 pemeriksaan; jika terdapat gangguan pendengaran, dapat dirujuk ke dokter THT. Identifikasi

kelainan penyerta sangat penting sehingga diagnosis dini akan lebih mudah ditegakkan. Banyak 

kondisi diatas dapat diperbaiki dengan terapi spesifik, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup

 penderita CP.

VII. TATALAKSANA CEREBRAL PALSY

VII.1. MASALAH UTAMA PENDERITA CEREBRAL PALSY

Masalah utama yang dijumpai dan dihadapi pada anak yang menderita CP antara lain 2 :

1. Kelemahan dalam mengendalikan otot tenggorokan, mulut dan lidah akan menyebabkan

anak tampak selalu berliur.

Air liur dapat menyebabkan iritasi berat kulit dan menyebabkan seseorang sulit diterima

dalam kehidupan sosial dan pada akhirnya menyebabkan anak akan terisolir dalam

kehidupan kelompoknya. Walaupun sejumlah terapi untuk mengatasi drooling telah dicoba

selama bertahun-tahun, dikatakan tidak ada satupun yang selalu berhasil. Obat yang dikenal

dengan antikholinergik dapat menurunkan aliran saliva tetapi dapat menimbulkan efek 

samping yang bermakna, misalnya mulut kering dan digesti yang buruk. Pembedahan,

walaupun kadang-kadang efektif, akan membawa komplikasi, termasuk memburuknya

masalah menelan. Beberapa penderita berhasil dengan teknik biofeedback yang dapat

memberitahu penderita saat drooling atau mengalami kesulitan untuk mengendalikan otot

yang akan membuat mulut tertutup. Terapi tersebut tampaknya akan berhasil jika penderita

mempunyai usia mental 2-3 tahun, dimana dapat dimotivasi untuk mengendalikan drooling,

dan dapat mengerti bahwa drooling akan menyebabkan seseorang secara sosial sulit

diterima.

2. Kesulitan makan dan menelan, yang dipicu oleh masalah motorik pada mulut, dapat

menyebab gangguan nutrisi yang berat.

 Nutrisi yang buruk, pada akhirnya dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi dan

menyebabkan gagal tumbuh. Untuk membuat menelan lebih mudah, disarankan untuk 

membuat makanan semisolid, misalnya sayur dan buah yang dihancurkan. Posisi ideal,

misalnya duduk saat makan atau minum dan menegakkan leher akan menurunkan resiko

tersedak. Pada kasus gangguan menelan berat dan malnutrisi, klinisi dapat

merekomendasikan penggunaan selang makanan, yang digunakan untuk memasukkan

14

Page 15: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 15/24

makanan dan nutrien ke saluran makanan, atau gastrostomy, dimana dokter bedah akan

meletakkan selang langsung pada lambung.

3. Inkontinentia Urin.

Inkontinentia urin adalah komplikasi yang sering terjadi. Inkontinentia urin ini disebabkan

karena penderita CP kesulitan mengendalikan otot yang selalu menjaga supaya kandung

kemih selalu tertutup. Inkontinentia urin dapat berupa enuresis, dimana seseorang tidak 

dapat mengendalikan urinasi selama aktivitas fisik (stress inkonentia), atau merembesnya

urine dari kandung kemih. Terapi medikasi yang dapat diberikan untuk inkonensia meliputi

olah raga khusus, biofeedback, obat- obatan, pembedahan atau alat yang dilekatkan dengan

 pembedahan untuk mengganti atau membantu otot.

CP tidak dapat disembuhkan, terapi yang dilakukan ditujukan untuk memperbaiki

kapabilitas anak. Dalam perkembangannya, hingga saat ini tujuan terapi pada CP adalah

mengusahakan penderita dapat hidup mendekati kehidupan normal dengan mengelola problem

neurologis yang ada seoptimal mungkin. Disini tidak ada terapi standar yang berlaku untuk semua

 penderita CP. Klinisi diharapkan dapat bekerja sama dalam tim, untuk mengidentifikasi kebutuhan

khusus masing-masing anak dan kelainan-kelainan yang ada dan kemudian menentukan terapi

individual yang cocok untuk setiap penderita (Goldberg, 1991; Champbell, 1996).

Beberapa pendekatan tatalaksana yang direncanakan meliputi obat-obatan untuk 

mengontrol kejang dan spasme otot, penyangga khusus untuk kompensasi keseimbangan otot,

 pembedahan, peralatan mekanis untuk membantu kelainan yang timbul, konseling emosional dan

kebutuhan psikologis, dan fisik, okupasi, bicara dan terapi perilaku.

TIM TERAPI CEREBRAL PALSY

Tim Penanganan CP adalah multidisipliner dan anggota tim terapi CP berdasarkan

 profesionalisme dengan berbagai spesialisasi, antara lain:2

1. Dokter.

Misalnya spesialis anak, spesialis saraf anak atau psikiatri anak, dilatih untuk 

membantu memonitoring dan memperbaiki kecacatan perkembangan anak. Klinisi

tersebut, sering menjadi pemimpin tim, bekerja untuk membuat kesimpulan/rangkuman

semua nasihat profesional dari seluruh anggota tim hingga dicapai kesepakatan rencana

terapi, implementasi terapi, dan mengikuti perkembangan penderita selama beberapa

tahun

2. Orthopedist

15

Page 16: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 16/24

Dokter spesialisasi dalam bidang tulang, otot, tendon, dan bagian lain dari sistim

skeletal tubuh. Orthopedis dilibatkan untuk menentukan prediksi, diagnosis atau terapi

masalah otot yang berkaitan dengan CP

3. Terapis fisik 

Membuat dan mengimplementasikan program latihan khusus untuk memperbaiki

gerakan dan kekuatan

4. Terapis okupasi

Merupakan orang yang dapat membantu kemampuan pemahanan penderita untuk 

kehidupan sehari-hari, sekolah dan bekerja

5. Pelatih bicara dan bahasa

Spesialisasi dalam diagnosis dan terapi masalah komunikasi

6. Pekerja sosial

Bertugas untuk membantu penderita dan keluarga yang hidup dalam komunitas dan

 program edukasi

7. Psikolog

Psikolog dibutuhkan agar dapat membantu penderita dan keluarga menghadapi tekanan

khusus dan kebutuhan dari penderita CP. Pada banyak kasus, psikolog dapat mengatur 

terapi dengan memodifikasi perilaku yang tidak membantu atau destruktif 

8. Guru

Seseorang yang dapat berperan penting jika terdapat gangguan mental atau gangguan

 proses belajar 

Penderita, keluarga dan pengasuh merupakan kunci dari keberhasilan terapi, mereka

seharusnya terlibat jauh pada semua tingkat rencana, pembuatan keputusan, dan mengaplikasikan

terapi. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan determinasi personal adalah dua dari

 prediktor-prediktor yang sangat penting untuk mencapai kemajuan jangka panjang

VII.2. TERAPI SPESIFIK CEREBRAL PALSY

VII.2.1. Terapi Fisik, Perilaku dan Lainnya 3

Terapi, apakah untuk pergerakan, bicara atau kemampuan mengerjakan tugas sederhana,

merupakan tujuan dari terapi CP. Terapi CP ditujukan pada perubahan kebutuhan penderita sesuai

dengan perkembangan usia.

Terapi fisik selalu dimulai pada usia tahun pertama kehidupan, segera setelah diagnostik 

ditegakkan. Program terapi fisik menggunakan gerakan spesifik mempunyai 2 tujuan utama yaitu

16

Page 17: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 17/24

mencegah kelemahan atau kemunduran fungsi otot yang apabila berlanjut akan menyebabkan

 pengerutan otot (disuse atrophy) dan yang kedua adalah

menghindari kontraktur, dimana otot akan menjadi kaku yang pada akhirnya akan menimbulkan

 posisi tubuh abnormal.

Kontraktur adalah satu komplikasi yang sering terjadi. Pada keadaan normal, dengan

 panjang tulang yang masih tumbuh akan menarik otot tubuh dan tendon pada saat berjalan dan

 berlari dan aktivitas sehari-hari. Hal ini memastikan bahwa otot akan berkembang dalam kecepatan

yang sama. Tetapi pada anak dengan CP, spastisitas akan mencegah peregangan otot dan hal

tersebut akam menyebabkan otot tidak dapat berkembang cukup pesat untuk mengimbangi

kecepatan tumbuh tulang. Kontraktur dapat mengganggu keseimbangan dan memicu hilangnya

kemampuan yang sebelumnya. Dengan melakukan terapi fisik saja atau dengan kombinasi

 penopang khusus (alat orthotik), kita dapat mencegah komplikasi dengan cara melakukan

 peregangan pada otot yang spastik. Sebagai contoh, jika anak mengalami spastik pada otot

hamstring, terapis dan keluarga seharusnya mendorong anak untuk duduk dengan kaki diluruskan

untuk meregangkan ototnya.

Tujuan ketiga dari program terapi fisik adalah meningkatkan perkembangan motorik anak.

Cara kerja untuk mendukung tujuan tersebut dengan tehnik Bobath. Dasar dari program tersebut

adalah refleks primitif akan tertahan pada anak CP yang menyebabkan hambatan anak untuk 

 belajar mengontrol gerakan volunter. Terapis akan berusaha untuk menetralkan refleks tersebut

dengan memposisikan anak pada posisi yang berlawanan. Jadi, sebagai contoh, jika anak dengan

CP normalnya selalu melakukan fleksi pada lengannya, terapis seharusnya melakukan gerakan

ekstensi berulang kali pada lengan tersebut.

Pendekatan kedua untuk terapi fisik adalah membuat pola, berdasarkan prinsip bahwa

kemampuan motorik seharusnya diajarkan dalam ururtan yang sama supaya berkembang secara

normal. Pada pendekatan kontrovesial tersebut, terapis akan membimbing anak sesuai dengan

gerakan sepanjang alur perkembangan motorik normal. Sebagai contoh, anak belajar gerakan dasar 

seperti menarik badannya pada posisi duduk dan merangkak sebelum anak mampu berjalan, yang

 berhubungan dengan tanpa melihat usianya.

Terapi perilaku merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan kemampuan anak. Terapi

ini, menggunakan teori dan tehnik psikologi, yang dapat melengkapi terapi fisik, bicara dan

okupasi. Sebagai contoh, terapi perilaku meliputi menyembunyikan boneka dalam kotak dengan

harapan anak dapat belajar bagaimana meraih kotak dengan menggunakan tangan yang lebih

lemah. Seperti anak belajar untuk berkata dengan huruf depan b dapat menggunakan balon untuk 

menciptakan kata tersebut. Pada kasus yang lain, terapis dapat mencoba menghindari perilaku yang

17

Page 18: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 18/24

tidak menguntungkan atau perilaku merusak, misalnya menarik rambut atau menggigit, dengan

menunjukkan hadiah pada anak yang menunjukkan aktivitas yang baik.

Pada saat anak CP tumbuh lanjut, kebutuhan mereka untuk dan tipe terapi dan pelayanan

 bantuan lain akan berlanjut dan berubah. Terapi fisik berkelanjutan berdasarkan masalah

 pergerakan dan disuplementasi dengan latihan vokal, rekreasi dan program yang menyenangkan,

dan edukasi khusus jika diperlukan. Konseling untuk perubahan emosi dan psikologis dapat

dibutuhkan pada setiap usia, tetapi paling sering pada masa remaja.

Tergantung pada kemampuan fisik dan intelektual, orang dewasa mungkin membutuhkan pengasuh

yang peduli, akomodasi hidup, transportasi atau pekerjaan.

Dengan tanpa memandang usia dan bentuk terapi yang digunakan, terapi tidak berhenti saat

 penderit keluar dari ruangan terapi. Pada kenyataannya, sebagian besar pekerjaan sering dilakukan

di rumah. Terapis berfungsi sebagai pelatih, menyiapkan orang tua dan penderita dengan strategi

dan melatihnya dimana dapat membantu meningkatkan penampilan di rumah, sekolah dan

dimasyarakat.

Alat Mekanik 

Mulai dengan bentuk yang sederhana misalnya sepatu velcro atau bentuk yang canggih

seperti alat komunikasi komputer, mesin khusus dan alat yang diletakkan dirumah, sekolah dan

tempat kerja dapat membantu anak atau dewasa dengan CP untuk menutupi keterbatasannya.

Komputer merupakan contoh yang canggih sebagai alat baru yang dapat membuat

 perubahan yang bermakna dalam kehidupan penderita CP. Sebagai contoh, anak yang tidak dapat

 berbicara atau menulis tetapi dapat membuat gerakan dengan kepala mungkin dapat belajar untuk 

mengendalikan komputer dengan menggunakan pointer lampu khusus yang diletakkan di ikat

kepala. Dengan dilengkapi dengan komputer dan sintesiser suara, anak akan berkomunikasi dengan

orang lain. Pada kasus lain, tehnologi telah mendukung penemuan versi baru dari alat lama,

misalnya kursi roda tradisional dan bentuk yang lebih baru yang dapat berjalan dengan

menggunakan listrik.

VII.2.2. Terapi Medikamentosa 6

Untuk penderita CP yang disertai kejang, dokter dapat memberi obat anti kejang yang

terbukti efektif untuk mencegah terjadinya kejang ulangan. obat yang diberikan secara individual

dipilih berdasarkan tipe kejang, karena tidak ada satu obat yang dapat mengontrol semua tipe

kejang. Bagaimanapun juga, orang yang berbeda walaupun dengan tipe kejang yang sama dapat

membaik dengan obat yang berbeda, dan banyak orang mungkin membutuhkan terapi kombinasi

dari dua atau lebih macam obat untuk mencapai efektivitas pengontrolan kejang

18

Page 19: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 19/24

Tiga macam obat yang sering digunakan untuk mengatasi spastisitas pada penderita CP

adalah:

1. Diazepam

Obat ini bekerja sebagai relaksan umum otak dan tubuh.

Pada anak usia <6 bulan tidak direkomendasikan, sedangkan pada anak usia >6 bulan

diberikan dengan dosis 0,12 - 0,8 mg/KgBB/hari per oral dibagi dalam 6 - 8 jam, dan

tidak melebihi 10 mg/dosis

2. Baclofen

Obat ini bekerja dengan menutup penerimaan signal dari medula spinalis yang akan

menyebabkan kontraksi otot.

Dosis obat yang dianjurkan pada penderita CP adalah sebagai berikut:

■ 2 - 7 tahun:

Dosis 10 - 40 mg/hari per oral, dibagi dalam 3 - 4 dosis. Dosis dimulai 2,5 - 5

mg per oral 3 kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 5 - 15 mg/hari, maksimal

40 mg/hari

■ 8 - 11 tahun:

Dosis 10 - 60 mg/hari per oral, dibagi dalam 3 -4 dosis. Dosis dimulai 2,5 - 5

mg per oral 3 kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 5 - 15 mg/hari, maksimal

60 mg/hari

■ > 12 tahun:

Dosis 20 - 80 mg/hari per oral, dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis dimulai 5 mg per 

oral 3 kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 15 mg/hari, maksimal 80 mg/hari

3. Dantrolene

Obat ini bekerja dengan mengintervensi proses kontraksi otot sehingga kontraksi otot

tidak bekerja.

Dosis yang dianjurkan dimulai dari 25 mg/hari, maksimal 40 mg/hari

Obat-obatan tersebut diatas akan menurunkan spastisitas untuk periode singkat, tetapi

untuk penggunaan jangka waktu panjang belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Obat - obatan

tersebut dapat menimbulkan efek samping, misalnya mengantuk, dan efek jangka

 panjang pada sistem saraf yang sedang berkembang belum jelas. Satu solusi untuk menghindari

efek samping adalah dengan mengeksplorasi cara baru untuk memberi obat - obat tersebut

19

Page 20: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 20/24

Penderita dengan CP atetoid kadang-kadang dapat diberikan obat-obatan yang dapat

membantu menurunkan gerakan-gerakan abnormal. Obat yang sering digunakan termasuk 

golongan antikolinergik, bekerja dengan menurunkan aktivitas acetilkoline yang merupakan bahan

kimia messenger yang akan menunjang hubungan antar sel otak dan mencetuskan terjadinya

kontraksi otot. Obat-obatan antikolinergik meliputi trihexyphenidyl, benztropine dan procyclidine

hydrochloride.

Adakalanya, klinisi menggunakan membasuh dengan alkohol atau injeksi alkohol kedalam

otot untuk menurunkan spastisitas untuk periode singkat. Tehnik tersebut sering digunakan klinisi

saat hendak melakukan koreksi perkembangan kontraktur. Alkohol yang diinjeksikan kedalam otot

akan melemahkan otot selama beberapa minggu dan akan memberikan waktu untuk melakukan

 bracing, terapi. Pada banyak kasus, teknik tersebut dapat menunda kebutuhan untuk melakukan

 pembedahan.

Botulinum Toxin (BOTOX)

Merupakan medikasi yang bekerja dengan menghambat pelepasan acetilcholine dari

 presinaptik pada pertemuan otot dan saraf. Injeksi pada otot yang kaku akan menyebabkan

kelemahan otot. Kombinasi terapi antara melemahkan otot dan menguatkan otot yang berlawanan

kerjanya akan meminimalisasi atau mencegah kontraktur yang akan berkembang sesuai dengan

 pertumbuhan tulang. Intervensi ini digunakan jika otot yang menyebabkan deformitas tidak banyak 

 jumlahnya, misalnya spastisitas pada tumit yang menyebabkan gait jalan berjinjit (Toe-heel gait)

atau spastisitas pada otot flexor lutut yang menyebabkan crouch gait. Perbaikan tonus otot sering

akibat mulai berkembangnya saraf terminal, yang merupakan proses dengan puncak terjadi pada

60 hari.

Intervensi botulinum dapat digunakan pada deformitas ekstremitas atas yang secara

sekunder akibat tonus otot abnormal dan tumbuhnya tulang. Kelainan yang sering dijumpai adalah

aduksi bahu dan rotasi internal, fleksi lengan, pronasi telapak tangan dan fleksi pergelangan tangan

dan jari-jari. Botulinum toksin sangat efektif untuk memperbaiki kekakuan siku dan ekstensi ibu

 jari. Seperti sudah diduga sebelumnya, fungsi motorik halus tidak banyak mengalami perbaikan.

Keuntungan dari segi kosmetik untuk memperbaiki fleksi siku sangat dramatik.

Komplikasi injeksi botulinum toksin dikatakan minimal. Nyeri akibat injeksi minimal,

 biasanya akan hilang tidak lebih dari 5 menit setelah injeksi. Efikasi tercapai dalam 48-72 jam dan

akan menghilang dalam 2-4 bulan setelah injeksi. Lama waktu penggunaan botulinum toksi

dilanjutkan tergantung dari derajat abnormalitas tonus otot, respon penderita dan kemampuan

untuk memelihara fungsi yang diinginkan.

20

Page 21: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 21/24

Baclofen Intratekal

Baclofen merupakan GABA agonis yang diberikan secara intratekal melalui pompa yang

ditanam akan sangat membantu penderita dalam mengatasi kekakuan otot berat yang sangat

mengganggu fungsi normal tubuh. Karena Baclofen tidak dapat menembus BBB secara efektif,

obat oral dalam dosis tinggi diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan jika dibandingkan

dengan cara pemberian intratekal. Dijumpai penderita dengan baclofen oral akan tampak letargik.

Baclofen intratekal diberikan pertama kali sejak tahun 1980 sebagai obat untuk 

mengendalikan spasme otot berat akibat trauma pada tulang belakang. Sejak tahun 1990, metode

 pengobatan ini mulai digunakan untuk koreksi pada penderita CP dan menunjukkan efikasi yang

 baik.

21

Page 22: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 22/24

VII.2.3. Terapi Bedah 2

Pembedahan sering direkomendasikan jika terjadi kontraktur berat dan menyebabkan

masalah pergerakan berat. Dokter bedah akan mengukur panjang otot dan tendon, menentukan

dengan tepat otot mana yang bermasalah. Menentukan otot yang bermasalah merupakan hal yang

sulit, berjalan dengan cara berjalan yang benar, membutuhkan lebih dari 30 otot utama yang

 bekerja secara tepat pada waktu yang tepat dan dengan kekuatan yang tepat. Masalah pada satu

otot dapat menyebabkan cara berjalan abnormal. Lebih jauh lagi, penyesuaian tubuh terhadap otot

yang bermasalah dapat tidak tepat. Alat baru yang dapat memungkinkan dokter untuk melakukan

analisis gait. Analisis gait menggunakan kamera yang merekam saat penderita berjalan, komputer 

akan menganalisis tiap bagian gait penderita. Dengan menggunakan data tersebut, dokter akan

lebih baik dalam melakukan upaya intervensi dan mengkoreksi masalah yang sesungguhnya.

Mereka juga menggunakan analisis gait untuk memeriksa hasil operasi.

Oleh karena pemanjangan otot akan menyebabkan otot tersebut lebih lemah, pembedahan

untuk koreksi kontraktur selalu diamati selama beberapa bulan setelah operasi. Karena hal tersebut,

dokter berusaha untuk menentukan semua otot yang terkena pada satu waktu jika memungkinkan

atau jika lebih dari satu produser pembedahan tidak dapat dihindarkan, mereka dapat mencopba

untuk menjadwalkan operasi yang terkait secara bersama-sama.

Teknik kedua pembedahan, yang dikenal dengan selektif dorsal root rhizotomy, ditujukan

untuk menurunkan spastisitas pada otot tungkai dengan menurunkan jumlah stimulasi yang

mencapai otot tungkai melalui saraf. Dalam prosedur tersebut, dokter berupaya melokalisir dan

memilih untuk memotong saraf yang terlalu dominan yang mengontrol otot tungkai. walaupun

disini terdapat kontroversi dalam pelaksanaannya.

Teknik pembedahan eksperimental meliputi stimulasi kronik cerebellar dan stereotaxic

thalamotomy. Pada stimulasi kronik cerebelar, elektroda ditanam pada permukaan cerebelum yang

merupakan bagian otak yang bertanggung jawab dalam koordinasi gerakan, dan digunakan untuk 

menstimulasi saraf-saraf cerebellar, dengan harapan bahwa teknik tersebut dapat menurunkan

spastisitas dan memperbaiki fungsi motorik, hasil dari prosedur invasif tersebut masih belum jelas.

Beberapa penelitan melaporkan perbaikan spastisitas dan fungsi, sedang lainnya melaporkan hasil

sebaliknya (Pape et al, 1993).

Stereotaxic thalamotomy meliputi memotong bagian thalamus, yang merupakan bagian

yang melayani penyaluran pesan dari otot dan organ sensoris. Hal ini efektif hanya untuk 

menurunkan tremor hemiparesis.

Page 23: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 23/24

VIII. PROGNOSIS CEREBRAL PALSY

Beberapa faktor sangat menentukan prognosis CP, tipe klinis CP, derajat kelambatan yang

tampak pada saat diagnosis ditegakkan, adanya refleks patologis, dan yang sangat penting adalah

derajat defisit intelegensi, sensoris, dan emosional. Tingkat kognisi sulit ditentukan pada anak kecil

dengan gangguan motorik, tetapi masih mungkin diukur (McCarthy et al, 1986). Tingkat kognisi

sangat berhubungan dengan tingkat fungsi mental yang akan sangat menentukan kualitas hidup

seseorang.

Anak-anak dengan hemiplegia tetapi tidak menderita masalah utama lainnya selalu dapat

 berjalan pada usia 2 tahun; kegunaan short brace hanya dibutuhkan sementara saja. Adanya tangan

yang kecil pada sisi yang hemiplegi, dengan kuku ibu jari yang lebih runcing dibanding dengan

kuku lainnya, dapat diasosiasikan dengan disfungsi sensoris parietalis dan defek sensori tersebut

akan membatasi kemampuan fungsi motorik halus pada tangan tersebut. 25% anak dengan

hemiplegia akan mengalami hemianopsia, karena hal ini anak sebaiknya diberi tempat duduk 

dikelas untuk memaksimalkan fungsi visus. Kejang dapat merupakan masalah yang terjadi pada

anak yang hemiplegik. 10

Lebih dari 50% anak-anak dengan spastik diplegia dapat belajar berjalan tesering pada usia

3 tahun, tetapi tetap menunjukkan gait abnormal, dan beberapa kasus membutuhkan alat bantu,

misalnya kruk. Aktivitas tangan secara umum akan terkena dengan derajat yang berbeda, walaupun

kerusakan yang terjadi minimal. Abnormal gerakan ekstraokuler relatif sering dijumpai.

Anak dengan spastik quadriplegia, 25% membutuhkan perawatan total; paling banyak 

hanya 3% yang dapat berjalan, biasanya setelah usia 3 tahun. Fungsi intelektual sering seiring

dengan derajat CP dan terkenanya otot bulbar akan menambah kesulitan yang sudah ada.

Hipotonia trunkus, dengan refleks patologis atau kekakuan yang persisten merupakan

gambaran yang menunjukkan buruknya keadaan. Mayoritas anak-anak tersebut memiliki limitasi

intelektual.

Sebagian besar anak yang tidak memiliki masalah lain yang serius yang berhubungan

dengan spastisitas tipe athetoid kadang-kadang dapat berjalan. Keseimbangan dan penggunaan

kemampuan tangan tampaknya masih sulit. Sebagian besar anak-anak yang baru duduk pada usia 2

tahun dapat belajar berjalan. Sebaliknya, anak-anak yang masih menunjukkan moro refleks, tonik 

neck refleks asimetrik, kecenderungan ekstensi, dan tidak menunjukkan refleks parasut tidak 

mungkin dapat belajar berjalan; sebagian dari mereka yang tidak dapat duduk pada usia 4 tahun

dapat belajar berjalan.

Page 24: Referat Cerebral Palsy

5/17/2018 Referat Cerebral Palsy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-cerebral-palsy 24/24

IX. PENCEGAHAN CEREBRAL PALSY

Beberapa penyebab CP dapat dicegah atau diterapi, sehingga kejadian CP pun bisa

dicegah. Adapun penyebab CP yang dapat dicegah atau diterapi antara lain: 3

1. Pencegahan terhadap cedera kepala dengan cara menggunakan alat pengaman pada saat

duduk di kendaraan dan helm pelindung kepala saat bersepeda, dan eliminasi kekerasan

fisik pada anak. Sebagai tambahan, pengamatan optimal selama mandi dan bermain.

2. Penanganan ikterus neonatorum yang cepat dan tepat pada bayi baru lahir dengan

fototerapi, atau jika tidak mencukupi dapat dilakukan transfusi tukar. Inkompatibilitas

faktor rhesus mudah diidentifikasi dengan pemeriksaan darah rutin ibu dan bapak.

Inkompatibilitas tersebut tidak selalu menimbulkan masalah pada kehamilan pertama,

karena secara umum tubuh ibu hamil tersebut belum memproduksi antibodi yang tidak 

diinginkan hingga saat persalinan. Pada sebagian besar kasus-kasus, serum khusus yang

diberikan setelah kelahiran dapat mencegah produksi antibodi tersebut. Pada kasus yang

 jarang, misalnya jika pada ibu hamil antibodi tersebut berkembang selama kehamilan

 pertama atau produksi antibodi tidak dicegah, maka perlu pengamatan secara cermat

 perkembangan bayi dan jika perlu dilakukan transfusi ke bayi selama dalam kandungan

atau melakukan transfusi tukar setelah lahir.

3. Rubella, atau campak jerman, dapat dicegah dengan memberikan imunisasi sebelum

hamil.