KASUS Cerebral palsy

27
BAB I LAPORAN KASUS

description

laporan kasus

Transcript of KASUS Cerebral palsy

Diapositiva 1

BAB ILaporan kasusIdentitas PasienNama pasien: An. JUmur: 6 tahunJenis kelamin: laki-lakiAlamat: Bayan, Krajan, KadipiroAnak ke: 4 dari 2 bersaudaraNama Ayah: Bp.SJUmur: 46 tahunPekerjaan: KaryawanNama Ibu: Ny. SWUmur: 38 tahunPekerjaan: pegawai pabrikAnamnesisKELUHAN UTAMA:

berjalan dengan kedua kaki berjinjitKeluhan tambahan: berjalan masih dengan kedua kaki berjinjit dan kurang tegakALLOANAMNESISPasien datang bersama ibunya ke poli rawat jalan RSOP dengan berjalan dengan kedua kaki berjinjit. Ibu pasien mengaku bahwa pasien mengalami keluhan tersebut sejak pasien berusia 1 tahun 6 bulan. Setiap berjalan pasien terlihat kurang tegap dengan kedua kaki berjinjit dan seperti kehilangan keseimbangan sehingga pada saat usia 1 tahun 6 bulan pasien masih berjalan dengan bantuan. Selain itu, kaki pasien terlihat tidak lurus ketika berdiri dan berjalan. Kedua kaki pasien sering mengalami kaku terutama saat pasien dalam kondisi rewel dan kaku berkurang saat pasien sudah dalam kondisi tenang. Pasien sudah mampu bicara, mengikuti perintah dan dapat berkonsentrasi terhadap satu hal. Namun pasien masih memerlukan bantuan dalam memakai pakaian. Pasien dapat berkomunikasi dan bergaul dengan teman-temannya saat ini kecuali dengan teman-teman perempuannya. Saat ini pasien duduk di kelas 1 Sekolah Dasar.Riwayat Penyakit SekarangAnak lahir prematur dengan usia kehamilan 8 bulan di rumah sakit, persalinan normal, berat badan lahir 2100 gram, bayi tampak ikterus. Ibu pasien mengaku pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 2 bulan setelah dilahirkan. Ibu memiliki riwayat persalinan premature sebelumnya (+).Riwayat demam tinggi: (-)Riwayat kejang: (-)Riwayat trauma kepala: (-)Riwayat Penyakit DahuluAnak laki-laki P4A0, usia ibu saat hamil 32 tahun. Selama semasa kehamilan, pasien rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas terdekat. Riwayat ibu kejang, tekanan darah tinggi, minum jamu atau obat diluar resep bidan disangkal.

PRENATALNATALPOSTNATALRiwayat Penyakit KeluargaKeluhan serupa: (-)Riwayat alergi: (-)Riwayat pemakaian obat dalam jangka waktu lama :(-)Riwayat penyakit hepatitis (+) ibu

Tengkurap: 5-6 bulanDuduk: 9 bulanBerdiri: 11 bulanBerjalan: 1-2 tahunBerbicara: 2 tahunRiwayat pertumbuhan dan perkembanganUmur 6 tahun, BBL: 2100 gramBB sekarang: 16 kg, TB sekarang: 107 cm, BMI= 13,9Kesan: status gizi kurang

PertumbuhanPerkembangan Ibu mengaku ada imunisasi yang terlewat karena pasien saat itu sedang sakit, namun ibu lupa jenis imunisasinya.

Pasien tidak mendapatkan ASI semasa bayi, pasien mengkonsumsi susu formula semasa bayi karena ibu sedang menderita hepatitis. Pasien mulai makan makanan padat saat usia 6 bulan seperti bubur susu, pisang halusRIWAYATMAKANANRIWAYAT IMUNISASI PEMERIKSAAN FISIKCukupKUKompos MentisKesadaranVital SignSuhu: 36,6 CN: 110 x/menitR : 20 x/mnt-Kepala : Normochepal, rambut warna hitam, ubun-ubun besar sudah menutupRambut: hitam, sukar dicabutMata: kanan-kiri simetris, edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+), isokorHidung : bentuk normal, deviasi (-/-) nafas cuping hidung (-)Telinga: bentuk normal, kelainan kongenital (-), discharge (-)Mulut: sianosis(-), lidah menjulur simetris kanan-kiri, sudut mulut tertinggal (-)Leher: simetris, kaku kuduk (-), PKGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)PEMERIKSAAN FISIK THORAXCORPULMOIctus cordis tidak tampak, BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)PemeriksaanKananKiriInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n) massa (-)PerkusiSonor (+)Sonor (+)AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)PEMERIKSAAN FISIK ABDOMENInspeksiSimetris dengan dinding dadaAuskultasi Bising usus normalPalpasi Nyeri tekan (-) hepar dan lien tidak ada pembesaranPerkusi Timpani (+)STATUS LOKALISPEMERIKSAAN MUSKULOSKELETALPanggulFleksi kontraktur-/-Rotasi internal kontraktur-/-Rotasi eksternal kontraktur-/-Thomas test-/-Ely test-/-Aduktor kontraktur-/-Popliteal angle0/0Lutut STATUS LOKALISPEMERIKSAAN MUSKULOSKELETALSuperior InferiorScissor gait+Valgus +Spastik -/-+/+Tonus +/+/Klonus -/--/-Asworth scale+1/+1+1/+1Ekstremitas Skoliosis +Asimetris +Punggung STATUS LOKALISPEMERIKSAAN REFLEKSEkstremitas superiorEkstremitas inferiorReflek fisiologis+/+/Reflek patologisHofman tromnerBabinskiChadock +/++/++/+Reflek primitifAsymetric tonik neck reflekNeck righting reflekGrasp reflek-/--/--/-Reflek protektif terlambatParachute reflek-/-Ducan ely test-/-Adductor reflek-/-Hamstring reflek-/-Gross Motorik Function Classification System (GMFCS)GMFCS Dimensi E yaitu dimensi berjalan, berdiri dan berlariBerjalan tanpa bantuan, keterbatasan berjalan di luar rumah (2)

CEREBRAL PALSY DIPLEGIA SPASTIKTidak dilakukanPEMERIKSAANPENUNJANGDIAGNOSISKLINIKPROBLEM REHABILITASI MEDIKIMPAIRMENTKekakukan pada ekstremitas inferior

DISABILITY- Keterbatasan gerak dalam aktivitas sehari-hari, misalnya memakai pakaian sendiri dan berjalan

PROGRAM REHABILITASI MEDIKFISIOTERAPITERAPI OKUPASITERAPI WICARAORTOTIK PROSTETIKPSIKOLOGISOSIAL MEDIKPROGNOSISAD VITAM: ad bonam

AD FUNGSIONAM: dubia

AD SANATIONAM: dubia

BAB IIPROYEKSI KASUSPasien datang bersama ibunya ke poli rawat jalan RSOP dengan berjalan dengan kedua kaki berjinjit. Ibu pasien mengaku bahwa pasien mengalami keluhan tersebut sejak pasien berusia 1 tahun 6 bulan. Setiap berjalan pasien terlihat kurang tegap dengan kedua kaki berjinjit dan seperti kehilangan keseimbangan sehingga pada saat usia 1 tahun 6 bulan pasien masih berjalan dengan bantuan. Selain itu, kaki pasien terlihat tidak lurus ketika berdiri dan berjalan.Kedua kaki pasien sering mengalami kaku terutama saat pasien dalam kondisi rewel dan kaku berkurang saat pasien sudah dalam kondisi tenang. Pasien sudah mampu bicara, mengikuti perintah dan dapat berkonsentrasi terhadap satu hal. Namun pasien masih memerlukan bantuan dalam memakai pakaian. Pasien dapat berkomunikasi dan bergaul dengan teman-temannya saat ini kecuali dengan teman-teman perempuannya. Saat ini pasien duduk di kelas 1 Sekolah Dasar.Pasien merupakan anak laki-laki P4A0, lahir premature dengan usia kehamilan 8 bulan. Berat badan lahir 2100 gram, bayi tampak ikterus. Ibu pasien mengaku pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 2 bulan setelah dilahirkan. Selama semasa kehamilan, pasien rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas terdekat. Selama kehamilan, ibu tidak pernah menderita penyakit, riwayat trauma (-), riwayat perdarahan (-), riwayat mengkonsumsi obat selama kehamilan (-),memiliki riwayat persalinan premature (+)Dalam kasus ini sesuai dengan anamnesis maupun pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan cerebral palsy diplegia spastik dengan faktor resiko adanya riwayat persalinan yang prematuritas. Pada kondisi imatur, terjadi hipoperfusi yang akan mengakibatkan perdarahan matrik germinal atau leukomalacia periventricular. Dimana area ini dekat dengan ventrikel lateral yang rentan terhadap cedera, daerah ini membawa serat yang bertanggungjawab atas kontrol motor dan tonus otot kaki yang apabila terjadi gangguan atau cedera akan mengakibatkan diplegi spastik.Dalam kasus ini tergolong sebagai cerebral palsy ringan apabila dilihat dari kemampuan fungsionalnya, karena pada kasus ini pasien masih bisa melakukan pekerjaannya sehari-hari dengan tidak atau sedikit bantuan. Selain itu, pada kasus ini berprognosis baik, karena memiliki gejala motorik yang ringan. Makin banyaknya gejala penyerta, misalnya retardasi, kejang, dan lain-lain dan makin beratnya gejala motorik maka akan makin buruk prognosisnyaPenatalaksanaan spastisitas pada umumnya bertujuan untuk memperkecil akibat-akibat hiperrefleksia yang terdiri dari segi rehabiltasi medik maupun pembedahan. Pada penatalaksanaan rehabilitasi medik pada kasus ini bertujuan untuk mobilisasi penderita secara bertahap sehingga dapat dipantau progresivitas dari setiap tahapan tersebut. Tindakan bedah orthopedi dapat berupa; a) osteotomu untuk memperbaiki alignment dan stabilitas, b) arthrodesis, c) pemanjangan tendon untuk memperluas gerak sendi, serta d) pemindahan tendon untuk memfungsionalkan anggota gerak.TERIMA KASIH