CBD pediatri KDK

38
CASE BASED DISCUSSION SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak Disusun Oleh: RIENTY RAHMAWATI 012116506 Pembimbing: dr. Chatarina Rini Pratiwi, Sp.A FAKULTAS KEDOKTERAN 1

description

CBD pediatri KDK

Transcript of CBD pediatri KDK

Page 1: CBD pediatri KDK

CASE BASED DISCUSSION

SEORANG ANAK PEREMPUAN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

Disusun Oleh:

RIENTY RAHMAWATI

012116506

Pembimbing:

dr. Chatarina Rini Pratiwi, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

1

Page 2: CBD pediatri KDK

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Rienty Rahmawati

NIM : 012116506

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Judul : Seorang Anak Perempuan dengan Kejang Demam Kompleks

Demak, September 2015

Mengetahui dan Menyetujui

Pembimbing Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Kab. Demak

Pembimbing

dr. Chatarina Rini Pratiwi, Sp.A

2

Page 3: CBD pediatri KDK

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

a. Nama : An. N. A. F.

b. Usia : 1 Tahun 11 bulan

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Alamat : Banjarsari, Gajah, Demak

e. Tanggal Masuk : 19 September 2015

f. Tanggal Pulang : 22 September 2015

Nama Ibu : Ny. Z

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMP

Nama Ayah : Tn. T

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Karyawan PDAM

Pendidikan : SD

II. ANAMNESISDilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 21 September 2015

di bangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak:

a. Keluhan Utama

Kejang

b. Riwayat Penyakit Sekarang

3

Page 4: CBD pediatri KDK

SMRS pasien demam sejak siang hari, demam dirasa mendadak, terus-

menerus, demam tidak diukur dengan thermometer, dan tidak diberi

penurun panas hanya dikompres air hangat. Tidak ada keluhan mual dan

muntah. Nafsu makan menurun, minum agak susah. BAK dan BAB dalam

batas normal.

± pukul 17.00 pasien kejang ± 2 menit. Kejang seluruh tubuh, kaki dan

tangan kaku, menggenggam, mata melihat ke atas. Sebelum kejang pasien

sadar, saat kejang tidak sadar, setelah kejang sadar. Pasien kemudian

dibawa ke bidan dan diberi penurun panas, demam tetap tinggi dan tidak

turun.

± pukul 18.00 pasien kejang berulang yang kedua selama ± 2 menit.

Kejang seluruh tubuh, kaki dan tangan kaku, menggenggam, mata melihat

ke atas. Sebelum kejang pasien sadar, saat kejang tidak sadar, setelah

kejang menangis. Kemudian pasien langsung dibawa ke RS. Diperjalanan

ke RS pasien muntah 3 kali, yang dimuntahkan tidak banyak dan berupa

yang diminum pasien.

± pukul 20.00 dan ± pukul 22.50 pasien di bangsal dahlia, kejang berulang

yang ketiga dan keempat selama masing-masing ± 2 menit. Kejang

seluruh tubuh, kaki dan tangan kaku, menggenggam, mata melihat ke atas.

Sebelum pasien kejang sadar, saat kejang tidak sadar, setelah kejang

menangis.

Sebelumnya pasien pernah kejang usia 1 tahun dengan didahului demam

tinggi. Orangtua dan keluarga tidak ada riwayat kejang. Riwayat trauma

disangkal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien pernah mengalami demam tinggi yang diikuti kejang

pada usia 1 tahun. Saat kejang tangan menggenggam, seluruh tubuh kaku.

Saat kejang tidak sadar, sebelum kejang sadar dan setelah kejang anak

menangis. Kemudian anak dibawa ke bidan, tidak dirawat di RS.

4

Page 5: CBD pediatri KDK

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang pernah kejang.

e. Riwayat Persalinan dan Kehamilan

Anak perempuan lahir dari ibu G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu, lahir

secara normal di bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3200 gram,

panjang badan saat lahir 50 cm, lingkar kepala dan lingkar dada saat lahir

ibu lupa.

Kesan: neonatus aterm, vigorous baby, lahir normal pervaginam.

f. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal

Ibu rutin memeriksakan kehamilan di bidan 1x setiap bulan ke bidan. Ibu

juga mendapat suntikan TT 1x. Ibu tidak pernah menderita penyakit

selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal,

riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa

resep dokter dan jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama

masa kehamilan adalah vitamin.

Kesan: riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.

g. Riwayat Makan dan Minum Anak

i. 0 – 5 bulan : ASI semau anak.

ii. 5 bulan – 7 bulan : ASI, susu dengan frekuensi 2 – 4x

sehari habis diminum, bubur susu 3x sehari sejak usia 5 bulan

@ ½ mangkok kecil habis dimakan.

iii. 7 bulan – 12 bulan : ASI, susu dengan frekuensi 3 – 4x

sehari habis diminum, nasi tim, sayur, dan lauk

(tempe/tahu/telur/ikan/daging ayam) 3x sehari @ 1/2 piring

habis dimakan.

iv. 1 tahun – sekarang : ASI, susu dengan frekuensi 3 – 4x

sehari habis diminum, nasi, sayur, dan lauk (tempe/

5

Page 6: CBD pediatri KDK

tahu/telur/ikan/daging ayam) 3x sehari @ 1 piring habis

dimakan. Buah diberikan dengan frekuensi tidak teratur.

Kesan : ASI tidak eksklusif

MP-ASI terlalu dini

Kualitas baik

Kuantitas baik

h. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

i. Pertumbuhan

BB Lahir : 3200 gram

PB lahir : ibu lupa

BB sekarang : 9500 gram

PB sekarang : 80 cm

LK : 47 cm (mesosefal)

6

Page 7: CBD pediatri KDK

ii. Perkembangan (DENVER II) :

7

Page 8: CBD pediatri KDK

8

Page 9: CBD pediatri KDK

• Motorik kasar

– Lari +

– Berjalan naik tangga +

• Bahasa

– 6 kata +

– Kombinasi kata +

– Bicara dengan dimengerti +

• Adaptif- motorik halus

– Menara dari 6 kubus +

• Personal sosial

– Membuka pakaian +

– Gosok gigi dengan bantuan +

Kesan : perkembangan sesuai umur

Status Gizi

Anak perempuan, usia 1 tahun 11 bulan

• Berat Badan : 9,5 kg

• Tinggi Badan : 80 cm

• Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :

– WAZ = BB – median = 9,5 – 11,7 = - 1,83 ( normoweight)

SD 1,20

– HAZ = TB – median = 80- 85,6 = - 1,75 ( perawakan normal )

SD 3,20

– WHZ = BB – median = 9,5 – 10,6 = -1,22 ( gizi baik )

SD 0,9

Kesan : Normoweight, perawakan normal, gizi baik

9

Page 10: CBD pediatri KDK

i. Riwayat Imunisasi

BCG 1 kali usia lupa

Polio 4 kali usia lupa

Hepatitis B 3 kali usia lupa

DPT 3 kali usia lupa

Campak 1 kali usia umur 9 bulan

Kesan: tanpa disertai bukti KMS, riwayat imunisasi dasar sulit dinilai.

j. Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah seorang karyawan swasta. Ibu tidak bekerja. Menanggung 1 anak

yang belum mandiri. Biaya pengobatan dengan Jamkesda.

Kesan : Tingkat sosial ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 21 September 2015, di bangsal dahlia

RSUD Sunan Kalijaga Demak:

Kesan umum : composmentis, tampak lemah

a. Tanda Vital

i. Tekanan darah : -

ii. Nadi : 130 x/menit, reguler, isi tegangan cukup

iii. Suhu : 37,2 0C

iv. Pernapasan : 40 x/menit

b. Status gizi

BB: 9,5 kg

TB: 80 cm

LK: 47 cm

Kesan status gizi: baik

c. Status Generalis

i. Kepala : mesocephal (LK: 46 cm), rambut hitam, tidak mudah

dicabut

10

Page 11: CBD pediatri KDK

ii. Mata : edem palpebra (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik

(-), sekret (-)

iii. Telinga : serumen (-), nyeri (-), bengkak (-)

iv. Hidung : simetris, sekret (-), napas cuping hidung (-)

v. Mulut : sianosis(-)bibir kering (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1,

faring hiperemis (-)

vi. Kulit : hipopigmentasi (-), hiperpigmentasi (-)

vii. Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)

viii. Thorax

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5 linea

midclavikula 2 cm ke medial, pulsus parasternal (-),

pulsus epigastrium (-)

Perkusi :

Kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra

Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra

Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra

Kiri jantung : ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke

medial

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)

Kesan: Normal

Paru

Inspeksi : simetris, retraksi (-)

Palpasi : Sterm fremitus simetris

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+), Ronki (-), Wheezing(-)

ix. Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (+) normal

Perkusi : Tymphani

11

Page 12: CBD pediatri KDK

Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba besar

x. Ekstremitas

Superior InferiorEdema -/- -/-Akral dingin -/- -/-Pelebaran vena -/- -/-Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”

xi. Status Neurologis

Rangsang Meningeal:

a. Kaku kuduk : negatif

b. Brudzinsky I – IV

- Neck sign : negatif

- Cheek sign : negatif

- Symphisis sign : negatif

- Leg sign : negatif

c. Kernig sign : negatif

Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas InferiorGerakan Bebas BebasKekuatan 5 5Refleks fisiologis (+) N / (+) N (+) N / (+) NRefleks patologis (-) / (-) (-) / (-)Tonus Normotonus/ Normotonus Normotonus/ NormotonusKlonus (-) / (-)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

12

Page 13: CBD pediatri KDK

Pemeriksaan Darah Rutin, Elektrolit

Kesan : Darah rutin normal, GDS normal, elektrolit normal

IV. DIAGNOSIS BANDING

Kejang demam kompleks

Kejang demam simpleks

Meningitis

Meningoensefalitis

V. DIAGNOSIS KERJA

1. Diagnosis utama : Kejang Demam Kompleks

2. Diagnosis komorbid : -

3. Diagnosis komplikasi : -

4. Diagnosis gizi : gizi baik

5. Diagnosis sosial ekonomi : kurang

6. Diagnosis Imunisasi : imunisasi dasar sulit dinilai

13

Darah rutin Hasil Lab(tanggal 20-9-2015)

Nilai normal

Hb 11,8 gr% 11,5-13

Ht 35 33-39

Leukosit 12.320 u/l 5.500-15.500

Trombosit 351.000 u/l 250.000-550.000

GDS dan Elektrolit Hasil Lab(tanggal 20-9-2015)

Nilai normal

GDS 116 75-120Na 133,2 135-155K 4,09 3,5-5,5Ca 9,42 8,1-10,4Mg 1,7 1,9-2,5Cl 99,8 95-106

Page 14: CBD pediatri KDK

7. Diagnosis Pertumbuhan : normoweight, perawakan normal, gizi baik

8. Diagnosis Perkembangan : sesuai umur

VI. INITIAL PLAN

Ip Dx: Subyektif: -

Obyektif: -

Ip Tx:

• Infus D5 ¼ NS 12 tpm

• Inj. Paracetamol 3 x 100 mg iv

• Bila kejang : diazepam 3 mg pelan

• Bila suhu >38,50 C : diazepam 3 x 2 mg (po)

• Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg iv

Ip Mx:

• Kondisi Umum

• Tanda Vital

Ip Ex:

a. Menjelaskan pada orang tua tentang bagaimana tahapan penanganan

pertama kejang demam di rumah, yaitu:

- Saat anak kejang, dibawa ke tempat yang aman

- Longgarkan pakaian

- Kompres dengan air hangat seluruh badan untuk menurunkan panas

- Jika anak sadar, beri penurun panas

- Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat

b. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali jika anak

mengalami demam. Dan diberikan paracetamol jika panas.

c. Kompres hangat apabila anak panas

d. Menjelaskan kepada orang tua efek samping dari terapi seperti

mengantuk, depresi pernapasan.

14

Page 15: CBD pediatri KDK

e. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

f. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

VII. PROGNOSIS

Qua ad vitam = dubia ad bonam

Qua ad sanam = dubia ad bonam

Qua ad fungsional = dubia ad bonam

IX. PROGRES NOTE

Perawatan Hari 1Panas hari ke-1

(19/9/15)

Perawatan Hari 2Panas hari ke-2

(20/9/15)

Perawatan Hari 3Panas hari ke-3

(21/9/15)

Perawatan Hari 4Panas hari ke-4

(22/9/15) Kejang (+) 4x Demam (+) Mual (-) Muntah (+) 3x Batuk (-) Pilek (-) Makan tidak mau Minum sedikit Lemas (+)

Kejang (-) Demam (+) Mual (-) Muntah (-) Batuk (-) Pilek (-) Makan tidak mau Minum sedikit Lemas (+)

Kejang (-) Demam (-) Mual (-) Muntah (-) Batuk (-) Pilek (-) Makan mau sedikit Minum banyak Lemas (-)

Kejang (-) Demam (-) Mual (-) Muntah (-) Batuk (-) Pilek (-) Makan banyak Minum banyak Lemas (-)

Sadar, tampak lemah Sadar, tampak lemah Sadar, mulai aktif Sadar, aktif

HR = 130x/mntRR = 28x/mntt = 38,9 ºC

HR 140x/mntRr30x/mnt t 38,8 ºC

HR = 110x/mntRR = 25x/mntt = 37,5 º C

HR = 124x/mntRR = 25x/mntt = 36, 9 º C

Kepala : mesocephalMata : Cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-) Hidung : sekret (-/-), Telinga : serumen (-/-), bengkak (-/-), nyeri (-/-)Mulut:sianosis(-), bibir kering (-)Leher:simetris, pembesaran KGB (-)Thorax:simetris, retraksi (-)Pulmo : vesiculer,

Kepala : mesocephalMata : Cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-) Hidung : sekret (-/-), Telinga : serumen (-/-), bengkak (-/-), nyeri (-/-)Mulut:sianosis(-), bibir kering (-)Leher:simetris, pembesaran KGB (-)Thorax:simetris, retraksi (-)Pulmo : vesiculer,

Kepala : mesocephalMata : Cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-) Hidung : sekret (-/-), Telinga : serumen (-/-), bengkak (-/-), nyeri (-/-)Mulut:sianosis(-), bibir kering (-)Leher:simetris, pembesaran KGB (-)Thorax:simetris, retraksi (-)Pulmo : vesiculer,

Kepala : mesocephalMata : Cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-) Hidung : sekret (-/-), Telinga : serumen (-/-), bengkak (-/-), nyeri (-/-)Mulut:sianosis(-), bibir kering (-)Leher:simetris, pembesaran KGB (-)Thorax:simetris, retraksi (-)Pulmo : vesiculer,

15

Page 16: CBD pediatri KDK

Cor:reguler,bising(-)Abd: datar, supel, peristaltik(+),nyeri tekan epigatrium(-)Ekst: akral dingin (-)

Cor:reguler,bising(-)Abd: datar, supel, peristaltik(+),nyeri tekan epigatrium(-)Ekst: akral dingin (-)

Cor : reguler,bising(-)Abd: datar, supel, peristaltik(+),nyeri tekan epigatrium(-)Ekst : akral dingin (-)

Cor : reguler,bising(-)Abd: datar, supel, peristaltik(+),nyeri tekan epigatrium(-)Ekst : akral dingin (-)

Hasil lab (20/9/15)Hb 11,8 gr%Ht 35Leukosit 12.320 u/lTrombosit 351.000 u/l

GDS : 116

Na : 133,2K : 4,09Ca : 9,42Mg : 1,7Cl : 99,8

Kejang Demam

Kompleks

Kejang Demam

Kompleks

Kejang Demam

Kompleks

Kejang Demam

Kompleks

Infus D5 ¼ NS 12 tpm

Bila kejang : diazepam 3 mg pelan

Bila suhu >38,50 C : diazepam 3 x 2 mg (po)

Inj. Paracetamol 3 x 100 mg iv

Infus D5 ¼ NS 12 tpm

Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg iv

Bila kejang : diazepam 3 mg pelan

Bila suhu >38,50 C : diazepam 3 x 2 mg (po)

Inj. Paracetamol 3 x 100 mg iv

c

Infus D5 ¼ NS 12 tpm

Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg iv

Bila kejang : diazepam 3 mg pelan

Bila suhu >38,50 C : diazepam 3 x 2 mg (po)

Inj. Paracetamol 3 x 100 mg iv

Infus D5 ¼ NS 12 tpm

Inj. Cefotaxim 3 x 300 mg iv

Bila kejang : diazepam 3 mg pelan

Bila suhu >38,50 C : diazepam 3 x 2 mg (po)

Inj. Paracetamol 3 x 100 mg iv

Boleh Pulang

16

Page 17: CBD pediatri KDK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEJANG DEMAM

Definisi

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu tubuh (suhu rektal diatas 38% ) yang disebabkan oleh suatu proses

ekstrakranium. Biasanya terjadi pada anak umur 6 bulan-5 tahun. Anak

pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali

tidak termasuk dalam kejang demam. Apabila kejang disertai demam pada

bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila

anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang

didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, epilepsi

yang kebetulan terjadi bersama demam. (Konsensus kejang demam 2006).

Klasifikasi

Klasifikasi kejang demam umumnya dibagi menjadi dua golongan.

Kriteria di bawah ini dikemukakan oleh berbagai pakar dimana terdapat

perbedaan kecil dalam hal penggolongan tersebut.

Livingston membagi kejang demam menjadi dua golongan yaitu :

a. Kejang demam sederhana

b. Epilepsi yang dicetuskan oleh demam

Ciri kejang demam sederhana menurut Livingston yaitu kejang bersifat

sederhana, lama kejang berlangsung singkat ( < 15 menit ), usia waktu kejang

demam pertama muncul < 6 tahun, frekuensi serangan 1 – 4 kali dalam satu

tahun, EEG normal. Kejang demam yang tidak sesuai dengan ciri-ciri

tersebut oleh Livingston disebut sebagai epilepsi yang dicetuskan oleh

demam.

17

Page 18: CBD pediatri KDK

Menurut Fukuyama, kejang demam dibagi menjadi :

a. Kejang demam sederhana

b. Kejang demam kompleks

Kejang demam sederhana menurut Fukuyama harus memenuhi semua

kriteria berikut yaitu :

1. Di keluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi

2. Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun

3. Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6

tahun

4. Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit

5. Kejang tidak bersifat fokal

6. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang

7. Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau

abnormalitas perkembangan

8. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat

Bila tidak memenuhi kriteria di atas, maka digolongkan ke dalam kejang

demam komplek.

Menurut ILAE, Commision on Epidemiology and prognosis.

1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)

Berlangsung singkat (< 15 menit)

Umumnya akan berhenti sendiri

Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan

fokal

Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam

Merupakan 80% diantara seluruh kejang demam

18

Page 19: CBD pediatri KDK

2. Kejang demam komplek (complex fibrile seizure)

Kejang lama > 15 menit

Kejang fokal satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial

Berulang atau lebih dari 1 x dalam 24 jam

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung > 15 menit atau kejang berulang lebih

dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak sadar. Kejang lama terjadi pada 8%

kejang demam.

Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului kejang

parsial

Kejang berulang dalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, diantara 2 bangkitan

kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% di antara anak yang mengalami

kejang demam

Perbedaan kejang demam dengan kejang disertai demam (Proses intrakranial)

Kejang demam Kejang disertai demam

Faktor predisposisi genetik Besar Kecil / tidak bermakna

Lama kejang 1-3 min, jarang kejang lama > 10 mnt

Manifestasi klinis pada saatkejang

Pada saat demam,sebagian besar krn ISPA

Infeksi SSP(ensefalitis,meningitis)

Kelainan patologi yangmendasari

Tidak ada Perubahan vaskular danedema

Status neurologi Post-iktal (paralisis Todds)

Jarang Sering

Insiden

2-4% dari populasi anak 6 bulan - 4 tahun

19

Page 20: CBD pediatri KDK

80 – 90% merupakan kejang demam sederhana

20% kasus kejang demam kompleks

8% berlangsung > 15’

16% berulang dalam waktu 24 jam

2 – 4% berkembang menjadi epilepsy

Penyebab Kejang Demam

Anak-anak pada usia kurang dari 6 tahun mempunyai ambang batas terhadap

kejang yang relatif lebih rendah. Sehingga apabila terjadi demam, anak-anak

mudah terjadi kejang. Risiko terjadinya kejang demam meningkat apabila

terdapat anggota keluarga (orang tua atau saudara) yang pernah kejang demam.

Sedangkan demam pada anak-anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus

atau bakteri. Sebagian besar demam pada anak-anak disebabkan infeksi saluran

napas atas, diare, otitis media, dan infeksi saluran kemih.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, tapi dapat dikerjakan

untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab, seperti darah

perifer, elektrolit dan gula darah.

2. Pungsi Lumbal

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau

menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis

bakterialis adalah 0,6%-6,7%.

Pada bayi kecil sering manifestasi meningitis tidak jelas secara klinis,

oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:

a. Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan

b. Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan

c. Bayi >18 bulan tidak rutin

20

Page 21: CBD pediatri KDK

Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi

lumbal.

3. Elektroensefalografi

Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi

berulang kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi

pada pasien kejang demam. Oleh karenanya tidak direkomendasikan.

Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam

yang tidak khas. Misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih

dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.

4. Pencitraan

Foto X-ray kepala dan neuropencitraan seperti CT atau MRI jarang

sekali dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi, seperti

a. kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)

b. parese nervus VI

c. papiledema

Penatalaksanaan

Bagan Penghentian Kejang Demam

21

Page 22: CBD pediatri KDK

Antikonvulsan pada saat kejang demam

Pemberian diazepam rektal pada saat kejang sangat efektif dalam

menghentikan kejang. Diazepam rektal diberikan segera saat kejang

berlangsung, dan dapat diberikan di rumah. Diazepam rektal yang dianjurkan

adalah 0,3-0,5mg/kgBB. Untuk memudahkan dapat digunakan dosis: 5 mg

untuk berat badan kurang dari 10 kg, 10 mg untuk berat badan lebih dari 10

kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak di bawah usia 3 tahun

atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.

22

Page 23: CBD pediatri KDK

Kejang yang belum berhenti dengan diazepam rektal dapat diulang lagi

dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila 2 kali

dengan diazepam masih kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Dan disini dapat

diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-05 mg/kgBB.

Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena

dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit

atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-

8 mg/kgBB/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal.

Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di

ruang intensif (ICU).

Pemberian obat pada saat demam

Pemberian antipiretik saat demam dianjurkan, walaupun tidak ditemukan

bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang

demam. Antipiretik diberikan setelah kejang teratasi. Dosis acetaminofen

adalah 10-15 mg/kgBB/kali, diberikan 4x sehari dan max pemberian 5x. Dosis

ibuprofen adalah 5-10 mg/kgBB/kali, diberikan 3-4x sehari

Pemberian Anti Konvulsan dengan diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB

setiap 8 jam saat demam dapat menurunkan resiko berulangnya kejang, begitu

pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu >

38,5⁰ C.

Pemberian obat rumatan

Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam

menurunkan resiko berulangnya kejang. Obat pilihan saat ini adalah asam

valproat meskipun dapat menimbulkan hepatitis namun insidennya kecil.

Dosis asam valproat 15-40 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-4

mg/kgbb/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang

demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu) :

23

Page 24: CBD pediatri KDK

- Kejang lama lebih dari 15 menit

- Adanya kelainan neurologist yang nyata sebelum atau sesudah kejang,

misalnya hemiparesis,cerebral palsy, retardasi mental, hidrosephalus

- Kejang fokal

- Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :

* Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.

* Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan

* Kejang demam 4x atau lebih per tahun.

Lama pengobatan rumat

Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan

secara bertahap selama 1-2 bulan.

Obat untuk menghentikan kejang akut dan mencegah kejang berikutnya

Anti konvulsan dengan masa kerja singkat, penghentian kejang akutObat Pemberian Dosis Ulangan Kecepatan

pemberiankomentar

diazepam IV,IO 0,3 mg/kgMaks 10 mg

5 menit < 2mg/menit Tanpa dilarutkan

diazepam Rectal 0,5 mg/kgMaks 10 mg

Tiap 5-10menit

<2mg/menit

Lorazepam IV, SL, IO 0,1 mg/kgMax 4mg

2x tiap 10 menit

Harus dilarutkan Hipotensi, depresi nafas

midazolam IM 0,2 mg/kg max 10mg

2x tiap 5-10menit

Hipotensi,depresi nafas

fenitoin IV,IO 20mg/kg max 100mg(30 mg/kg)

Tambahkan 5mg/kg iv bila kejang

1 mg/menit Hipotensi, aritmia, harus larut non glukosa

fenobarbital IV 20mg/kg max 600mg (30mg/kg

Pilihan utama neonatus depresi nafas terutama setelah

24

Page 25: CBD pediatri KDK

diazepam Bila telah dengan fenitoin dan fenobarbital dapat diberika lagi 5 mg/kg. Dosis

berikutnya berdasarkan kadar antikonvulsan darah• Iv = intravena, im = intramuskular, SL = sublingual, PR per rektum, IO = intraoseus

Edukasi

- Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya dapat teratasi

- Memberikan cara penanganan kejang

* Tetap tenang dan tidak panik

* Kendorkan pakaian yang ketat terutama sekitar leher

* Bila tidak sadar posisikan terlentang dengan kepala miring, bersihkan

muntahan atau lendir di mulut atau hidung, jangan masukkan sesuatu ke

dalam mulut

* Ukur suhu, catat berapa lama dan bentuk kejang

* Tetap bersama pasien selama kejang

* Beri diazepam rektal hanya saat kejang

* Bawa ke dokter atau pelayanan kesehatan lain

- Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali

Prognosis

a. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis

Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah

dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal

pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif

melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan

ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama/ kejang berulang baik

umum/ fokal

b. Kemungkinan mengalami kematian

Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan

c. Kemungkinan berulangnya kejang demam

Factor resiko berulangnya kejang demam adalah

1. Riwayat kejang demam pada keluarga

2. Usia kurang dari 12 bulan

25

Page 26: CBD pediatri KDK

3. Temperature yang rendah saat kejang

4. Cepatnya kejang setelah demam

Bila seluruh factor diatas ada, kemungkinan berulangnya kejang

demam adalah 80% sedangkan bila tidak terdapat factor tersebut diatas

hanya 10-15%. Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar

pada tahun pertama.

Factor risiko terjadinya epilepsy:

1. Kelainan neurologis/ perkembangan yang jelas sebelum kejang

demam pertama

2. Kejang demam komplek

3. Riwayat epilepsy pada orang tua/ saudara kandung

Masing-masing factor resiko meningkatkan kemungkinan terjadiya

epilepsy 4-6%, kombinasi factor resiko dapat meningkatkan kemungkinan

epilepsy menjadi 10-49%. Kemunginan menjadi epilepsy tidak dapat

dicegah dengan pemberian obat rumatan kejang demam.

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Annegers JF, dkk. Factor prognotic of unprovoked seizures after febrile

convulsions. NEJM 1987; 316:493-8

26

Page 27: CBD pediatri KDK

Annegers JF, dkk. Reccurrence of febrile convulsion in a population based cohort.

Anonim., http://www.idai.or.id/tips/artikel.asp?q=2009421101559, Kejang

Demam, IDAI

Behrman RE, dkk . Typhoid Fever. Nelson textbook of pediatrics. 17th edition:

WB Saunders Co. 2004: 916-919.

Berg AT, dkk. Predictors of recurrent febrile seizure: a prospective study of the

circumstances surrounding the initial febrile seizure, NEJM 1992;

327:1122-7

Demam tifoid. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

RSUP Cipto Mangunkusumo. 2007 : 173 -176.

Epilepsy Res 1990; 66:1009-14

Garna H, dkk. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi kedua. Balai

Penerbit FKUI. Jakarta. 2008 :368-375

Knudsen F,1996. Rosman dkk, 1993. Fukuyama Y, 1996.Camfield dkk, 1999.

Knudsen FU. Recurrence risk after first febrile seizure and effect short term

diazepam prophylaxis. Arch Dis Child 1996; 17:33-8

Lumbantobing SM. Kejang Demam (Febrile Convulsions). Jakarta : Balai

Penerbit FK UI. 2002 : 1-45

Nelson KB dan Ellenberg JH. Prognosis in children with febrile seizure. Pediatr

1978; 61:720-7.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2.

Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 1985:847-54, 930-32

Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Konsensus

Penanganan Kejang Demam, Jakarta, 2005

27

Page 28: CBD pediatri KDK

28