Case

22
Kategori Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Judul Rhinitis Alergika pada Wanita 35 Tahun Abstrak Identitas Pasien Nama Pasien : Ny . W Umur : 35 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Status : Menikah Alamat : Sidomukti, Salatiga Tanggal masuk RS : 25 November 2014 Isi Keluhan Utama: Sering bersin terutama tiap pagi hari. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poli THT RUD Salatiga dengan keluhan utama sering bersin terutama pada pagi hari dan apabila terpapar debu yang kemudian hilang saat siang hari. Keadaan ini dirasakan sudah sejak muda kira-kira sejak usia 15 tahun. Bersin dirasakan sampai ±3-5x tiap kali bersin bahkan bisa lebih. Keluhan ini disertai dengan hidung meler dan tersumbat. Cairan yang keluar dari kedua hidung dirasakan meler terus terutama saat bersin warna putih bening, encer, tidak berdarah, dan tidak berbau. Sedangkan hidung tersumbat terjadi pada satu sisi hidung dan kadang bias berlanjut kedua sisi terutama apabila untuk berbicara dan beraktivitas. Os juga mengeluhkan hidungnya gatal sehingga membuatnya bersin. Keadaan seperti ini dikeluhkan hampir terus menerus, ±3x perminggu. Hal ini membuat os terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Alergi makan (-), debu (+), dingin (+), obat- obatan (-). Keluhan berhubungan dengan pekerjaan atau stress (-). Pembauan dbn. Nyeri kepala (±) gangguan tidur (-).Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat asma : (+) dari kakek pasien. Inspeksi Simetris (+), deformitas (-), deviasi nasal (-), massa (-), rhinorea (-), pembengkakan (-),hiperemis (-) SPN: edema(-), warna normal. Palpasi: nyeri tekan (-), massa (-/-) SPN : nyeri tekan sinus (-) transluminasi (+/+) Aliran udara tak ada hambatan (-/-).Rhinoskopi Anterior : Septum letak sentral, deviasi septum (-), deformitas os nasal(-), perforasi septum (-), discharge (-). ND/NS : Mukosa hiperemis(-/-), mukosa pucat (+/+), edema concha (+/+) ukuran d=0,5 cm, warna pucat keunguan (+/+) , permukaan concha licin dan bersih, massa (-), vimbrissae (+/+), discharge (-/-), darah (-), polip (-). Diagnosis Rhinitis Alergika Terapi Antihistamin oral : Cetirizin 1x10mg Decongestan : pseudoefedrin 3-4x60mg/hari Mukolitik : Ambroxol 10 mg 3x1 Kortikosteroid : Fluticasone intranasal spray 1 dd 2 spray . evaluasi setelah 2-4 minggu Diskusi . Kesimpulan . Referensi

description

jkjkjjl

Transcript of Case

Page 1: Case

Kategori

Ilmu Telinga Hidung TenggorokanJudul

Rhinitis Alergika pada Wanita 35 TahunAbstrak

Identitas PasienNama Pasien : Ny . WUmur : 35 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Agama : IslamStatus : MenikahAlamat : Sidomukti, SalatigaTanggal masuk RS : 25 November 2014IsiKeluhan Utama: Sering bersin terutama tiap pagi hari. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poli THT RUD Salatiga dengan keluhan utama sering bersin terutama pada pagi hari dan apabila terpapar debu yang kemudian hilang saat siang hari. Keadaan ini dirasakan sudah sejak muda kira-kira sejak usia 15 tahun. Bersin dirasakan sampai ±3-5x tiap kali bersin bahkan bisa lebih. Keluhan ini disertai dengan hidung meler dan tersumbat. Cairan yang keluar dari kedua hidung dirasakan meler terus terutama saat bersin warna putih bening, encer, tidak berdarah, dan tidak berbau. Sedangkan hidung tersumbat terjadi pada satu sisi hidung dan kadang bias berlanjut kedua sisi terutama apabila untuk berbicara dan beraktivitas. Os juga mengeluhkan hidungnya gatal sehingga membuatnya bersin. Keadaan seperti ini dikeluhkan hampir terus menerus, ±3x perminggu. Hal ini membuat os terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Alergi makan (-), debu (+), dingin (+), obat-obatan (-).  Keluhan berhubungan dengan pekerjaan atau stress (-). Pembauan dbn. Nyeri kepala (±) gangguan tidur (-).Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat asma : (+) dari kakek pasien. Inspeksi Simetris (+), deformitas (-), deviasi nasal (-), massa (-), rhinorea (-), pembengkakan (-),hiperemis (-) SPN: edema(-), warna normal. Palpasi: nyeri tekan (-), massa (-/-) SPN : nyeri tekan  sinus (-) transluminasi (+/+) Aliran udara tak ada hambatan (-/-).Rhinoskopi Anterior : Septum letak sentral, deviasi septum (-), deformitas os nasal(-), perforasi septum (-), discharge (-). ND/NS : Mukosa hiperemis(-/-), mukosa pucat (+/+), edema concha (+/+) ukuran d=0,5 cm, warna pucat keunguan (+/+) , permukaan concha licin dan bersih, massa (-), vimbrissae (+/+), discharge (-/-), darah (-), polip (-).

Diagnosis

Rhinitis AlergikaTerapi

Antihistamin oral : Cetirizin 1x10mgDecongestan : pseudoefedrin 3-4x60mg/hariMukolitik : Ambroxol 10 mg 3x1Kortikosteroid : Fluticasone intranasal spray 1 dd 2 spray .evaluasi setelah 2-4 mingguDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123). SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok RSUD Salatiga.dokter pembimbing : dr. Yunnie wulandarie Sp.THT-KL

Page 2: Case

Kategori

Ilmu AnestesiJudul

Anastesi pada Hipertensi dan laparatomi ASA IIIAbstrak

Identitas PasienNama Pasien : Tn . MUmur : 62 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pensiunan PNS Agama : IslamStatus : MenikahAlamat : Tuntang, SalatigaTgl Operasi : 15 Desember 2014IsiKeluhan Utama : Nyeri perut. Riwayat Penyakit Dahulu : 1 hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati. Nyeri timbul mendadak saat pasien sedang tidur. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak menjalar, dan tidak berkurang saat istirahat. Untuk mengurangi rasa nyerinya pasien menekan bagian perut yang terasa sakit. Mual (+), muntah (-), demam (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan.Riwayat Penyakit dahulu: Pasien menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, Pasien mengalami stroke 2 tahun yang lalu.Riwayat Operasi : Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan. Pasien sedang mengkonsumsi obat aspilet. Pasien puasa 6 jam sebelum tindakan operasi.Keadaan umum :tampak sakit berat. Kesadaran: Komposmentis, GCS 15. TD :170/110 Mmhg, nadi :92 x/menit, nafas:25 x/menit,Suhu:36,4 C, berat badan : 60 kg. Airway : Clear, tidak ada sumbatan jalan nafas. Breathing : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan,Suara napas vesikuler, tidak ada retraksi iga, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan. Circulation :Akral hangat, tidak pucat, tegangan volume kuat dan cepat,capillarity refill time (CRT) < 2 detik.Diagnosis

Peritonitis et causa Perforasi GasterHipertensi Grade IITerapi

Rencana Penatalaksanaan : Laparotomy dan Repair gasterAnestesi : General Anestesi dan Endotracheal TubeASA : IIIDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Anestesi dan Reanimasi RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Tinon Anindita, Sp.An

Page 3: Case

Ilmu RadiologiJudul

Cholelitiasis pada Wanita 34 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama Pasien : Ny. SUsia : 34 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : islamStatus perkawinan : Menikahpendidikan :SMApekerjaan : WiraswataAlamat : Pasar Sapi, SalatigaMasuk Rumah Sakit :13-11-2014IsiKeluhan utama : Demam dan nyeri perut. RPS : pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 HSMRS demam terus menerus tidak kunjung turun setelah minum obat di warung, pasien juga merasakan nyeri perut kanan atas sejak 1 HSMRS. Nyeri perut Hilang timbul, muncul biasanya saat atau setelah makan dan beraktivitas. Nyeri perut menjalar ke punggung belakang di bawah skapula kanan. Pasien tidak pusing, tidak mual, tidak muntah, tidak demam. nafsu makan menurun, BAB tidak cair , BAK dalam batas normal. RPD : tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat penyakit DM, Hipertensi dan jantung disangkal. Riwayat alergi obat (-). pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak sakit sedang. Kesadaran : Compos mentis. TD : 131/73. Nadi : 73x/menit, suhu : 36oC.pemeriksaan penunnjang dilakukan USG abdomen hasilnya : tampak lesi hiperechoic intravesikal dengan acoustic shadow diameter 8,8mm. tak tampak gambaran sludge intravesikal, dinding tak tampak menebal. Kesan : menyokong gambaran cholelitiasis dengan diameter batu 8,8mm, tak tampak gambaran cholesistitis, tak tampak gambaran cholestasis intrahepatal maupun extra hepatal. Hepar, lien, pankreas, kedua rem VU dan uterus tak tampak kelainan secara sonografiDiagnosis

CholelitiasisTerapi

1. Inf. Ringer Laktat 20tpm2. Inj. Ceftriaxon 2x1 gr3. Inj. Ketorolac 3x 30mg4. Pro. CholecystectomyDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Radiologi RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Ahmad Kardinto Sp.Rad

Page 4: Case

Kategori

Ilmu Penyakit SyarafJudul

Epilepsi pada Wanita 33 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama Pasien : Ny.BUsia : 33 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : islamStatus perkawinan : Belum Menikahpendidikan :SMPpekerjaan : tidak bekerjaAlamat : Rejosari Raya, Cukil, Tengaran, Salatiga.Masuk Rumah Sakit :16 Agustus 2014IsiKeluhan utama : susah buang air kecil dan Kejang. RPS : pasien datang dengan keluhan kemeng pada daerah kantung kemih karena susah buang air kecil sejak 1 minggu  yang lalu, sebelumnya tidak pernah mengeluh nyeri saat berkemih maupun kencing tersendat sendat, keluar darah, maupun tidak puas saat berkemih. pasien tidak merasakan nyeri pinggang, sebelum timbul gejala pasien tidak memiliki riwayat trauma kecuali saat berumur 5 tahun. pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Tiga hari SMRS pasien mengalami kejang, kejang sebanyak 3 kali dengan lama 5-10 menit dan fase istirahat sekitar 10 menit, saat jkejang pasien tidak sadarkan diri, badan kaku seluruh tubuh, mata melotot, tidak mengeluarkan air liur dari mulut, tidak mengompol, setelah kejang pasien merasa lemas, kadang timbul nyeri kepala dan tampak seperti orang bingung serta mengantuk. Kejang lebih sering pada saat kelelahan dan saat bengong. hari pertama masuk RS pasien mengalami diare 5x dalam sehari, berwarna kuning, cair, tidak ada lendir darah. Dalam setahun terakhir pasien mengalami kejang dengan frkuensi lebih kurang 2 bulan sekali. pasien mengalami kejang pertama kali sekitar kelas 2 SMP, saat itu rata rata kejang 3 kali seminggu dan kemudian pasien dibawa berobat rutin ke dokter. RPD : Riwayat epilepsi sejak umur 5 tahun, riwayat trauma (+). RPK : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa. Pemeriksaan fisi : kedaaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Compos mentis. TD : 120/80, Nadi : 75x /menit, pernafasan : 20x/menit, sushu : 36,3o C. N.cranialis : Dbn, motorik : ekstermitas bergerak bebas, kekuatan 4 ekstremitas : 5. tonus : normotonus, tidak terdapat atrofi otot. reflek fisiologis : (+), reflek patologis (-) . fungsi kognitif kurang baik, fungsi memori kurang baik.Diagnosis

Epilepsi tipe tonic clonic seizureDiare akutTerapi

1.Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit2.Inj. Citicolin 2 x 500mg3.Piracetam 2 x 800 mg4.Clobazam 1 x 10 mg5.Carbamazepin 2 x 100 mg6.Diatabs 3 x1 tabletDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Penyakit Syaraf RSUD Salatiga.Dokter pembimbing : dr. Gama sita Sp.S

Page 5: Case

Ilmu Penyakit DalamJudul

Hematemesis Melena pada Wanita 58 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama Pasien : Ny. SUsia : 58 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : KristenStatus perkawinan : Menikahpendidikan :SMPpekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat :Banjaran RT 7 RW 7 Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti, Salatiga Masuk Rumah Sakit :20 januari 2014IsiKeluhan utama : muntah darah. RPS : Pasien  mengeluh mual dan muntah sejak 8 hari SMRS, pasien mengatakan muntah darah berwarna merah bercampur hitam, dengan jumlah kurang lebih 2 gelas. Merasa lemas dari beberapa hari.Pasien mengatakan merasa mual-mual terus menerus yang disertai rasa sakit pada daerah diulu hati. Riwayat demam disangkal pada pasien. Pasien mengatakan BAB lembek dan berwarna kehitaman (+) setelah 3 hari dari muntah dan BAK dalam batas normal. Batuk dan pilek disangkal oleh pasien. Sesak napas hanya kadang-kadang dirasakan oleh pasien (+) timbul hanya ketika muntah yang terlalu banyak. RPD: Pasien belum pernah terkena gejala yang sama sebelumnya. Riwayat Hipertensi, DM, Astma disangkal oleh keluarga pasien. RPK: Keluarga pasien mengatakan bahwa pada anggota keluarga tidak ada yang memiliki gejala yang sama terhadap pasien. Riwayat pengobatan :Keluarga pasien dan pasien mengatakan sering minum obat-obatan yang dibeli diwarung seperti paramex dan jamu untuk mengurangi pegal-pegal sejak berusia 40 tahun.Keadaan Umum tampak sakit sedang,Kesadaran:Compos Mentis (Lemah).TD  : 80/50 mmHg.Nadi: 60 x/menit reguler teraba kuat. Pernapasan: 20 x/menit, suhu: 36,6oC. Pemeriksaan Fisik yang ditemukan konjungtiva anemis, bibir dan mukosa lidah anemis. Nyeri tekan epigastrium dan kulit tampak pucat. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya anemia dengan Hb 4,4 g/dL, hematocrit 14 %, dan trombositosis (421.000/uL).Diagnosis

1. Hematemis dan Melena et causa Gastropati penggunaan NSAID 2. Anemia ec perdarahanTerapi

1. Rencana transfusi PRC 2 x 500 cc (sampai Hb 12 gr %) dilanjutkan dengan pemberian RL / NaCl 0.9%2. Inj. Ranitidine 1 x 50mg/ 2ml3. Inj. Omeprazole 1x40 mg iv4. Sukralfat 3 x 1 gram/ hari5. Asam Traneksamat 3 x 500 mg/hari 6. Vit K 500 mg 3 x1Diskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Muntilandokter pembimbing : dr. Ferry Sp.PD

Page 6: Case

Ilmu Penyakit JiwaJudul

Episode Depresi Ringan dengan Gejala Somatik pada Wanita 57 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama : Ny. MJenis Kelamin : Perempuan Umur : 57 tahunAgama : IslamStatus Perkawinan : MenikahPendidikan : SMPPekerjaan : IRTAlamat : Punjong, wonosariIsiKeluhan utama : nyeri kepala dan susah tidur Riwayat penyakit sekaramg : Pasien datang dengan keluhan kepala terasa sakit, mata terasa tebel. Pasien juga merasa cepat lelah, susah untuk mengawali tidur, nafsu makan menurun, kurang bersemangat sering merasa berdebar debar dan kadang cepat marah.  Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak dua tahun terakhir, pasien sudah pernah berobat ke puskesmas dan dan dokter umum namun tidak kunjung sembuh. Pasien juga pernah di periksa laboratorium darah oleh dokter dengan hasil normal. Pasien tidak pernah mendengar suara suara atau bisikan dan melihat bayangan yang hanya dilihat pasien sendiri. Kegiatan pasien sehari hari sebagai ibu rumah tangga, dan mengurus ibu pasien yg mengalami stroke sejak 4 tahun yang lalu tidak pernah menyendiri, 5  bulan yang lalu adik pasien meninggal dijakarta namun pasien tidak bisa datang karena mengurus ibu. Gejala tersebut datang kumat kumatan, bertambah parah jika pasien terasa kecape’an dan memikirkan ibu yang makin lama semakin parah kondisinya. Riwayat Gangguan sebelumnya : Pada tahun 2012 skitar bulan November, pasien mulai merasakan nyeri nyeri pada badan, kepala dan kadang berpindah. Gejala tersebut hilang timbul jika muncul dapat menganggu aktifitas. Pasien pernah berobat ke dokter dan puskesmas sebelumnya tapi tidak sembuh. Pasien belum pernah merasakan hal serupa sebelumnya, pasien tidak pernah merasa bergembira berlebih, melakukan aktifitas yg berlebih sebelum timbul gejala pada saat ini. pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala yang sama. Keluarga pasien juga mengatakan sbelumnya tidak pernah melihat pasien tersenyum sendiri, melakukan aktifitas yang berlebih ataupun berbicara sendiri. Deskripsi umum : Penampilan Tampak seorang perempuan wajah sesuai umur, penampilan sangat santai, memakai rok dan baju berwarna putih, postur tubuh kurus. Kesadaran : Baik. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Saat di autoanamnesis, pasien duduk tenang pembicaraan : lancar, intonasi biasa sikap terhadap pemeriksaan : kooperatif keadaan afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian, mood : tampak sedih, afek : normo afek, empati : dapat diraba rasakan, fungsi intelektual (kognitif) taraf pendidikan pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan tingkat pendidikan, daya konsentrasi : Baik, Orientasi (waktu, tempat dan orang) waktu: baik orang : baik Tempat :baik daya ingat jangka panjang: baik, jangka pendek: baik, segera : baik.Diagnosis

Episode Depresi Ringan dengan Gejala SomatikTerapi

1. Amitryptilin 1 x 25 mg 2. Psikoterapi : dilakukan ventilasi dan konseling3. SosioterapiDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Wonosaridokter pembimbing :dr Ida Rochmawati, Sp.KJ

Page 7: Case

Kategori

Ilmu Obstetri dan GinekologiJudul

Pre Eklampsia Berat pada Wanita Usia 35 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama : Ny. TUmur/Jenis Kelamin : 35 tahun/ perempuanPekerjaan : ibu rumah tanggaAlamat : jl. Imam Bonjol no 23, SalatigaAgama : IslamStatus perkawinan : menikah Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMAtanggal pemeriksaan : 4 mei 2014IsiKeluhan Utama: pasien mengaluh kenceng-kenceng kiriman dari bidan RPS : Pasien baru kiriman dari bidan praktek mandiri, datang dengan keluhan kenceng-kenceng sejak tadi malam pukul 00.00 wib dan keluar lendir dan darah dari jalan lahir sejak pukul 00.30 wib, pasien mengatakan belum keluar air berwarna jernih. Penderita tidak mengeluhkan nyeri perut. Penderita tidak mengeluhkan pusing, mual/ muntah (-), nyeri epigastrium (-), pandangan kabur (-), kejang (-). Pada kehamilan sebelumnya menurut penderita, tekanan darahnya dalam batas normal. Gerakan anak masih dirasakan.Hari pertama haid terakhir : 2 mei 2014. Selama kehamilannya penderita memeriksa kehamilannya ke Puskesmas setiap 1 bulan 1x. Pemeriksaan USG belum pernah dilakukan. Selama pemeriksaan kehamilan dikatakan keadaan janinnya sehat dan tekanan darahnya dalam batas normal. Riwayat persalinan Anak perama :♂, lahir dengan vakum ekstraksi  3 thn yang lalu. Riwayat Penyakit Terdahulu: Penderita mengaku tidak memiliki riwayat penyakit yang kronis ataupun berat seperti: DM, asma, hipertensi, kelainan jantung, penyakit paru,dan penyakit berat lainnya.Pemeriksaan fisik :Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: compos mentis BB: 89 kg, TB: 155 cm, TD: 180/120 mmHg, Nadi: 92 x/menit, Respirasi: 28 x/menit. Mata: dbn, Thorax:  Cor/paru : dbn, Abdomen: membesar sesuai status obstetric, Ekstremitas: edema (-/-,+/+), Status Obstetri Abdomen: Leopold I : teraba bagian lunak (bokong), Leopold II : teraba bagian punggung di perut kanan (puka), Leopold III : teraba bagian bulat, keras (kepala), Leopold IV : letak kepala, masuk PAP ↓ 4/5,Tinggi Fundus Uteri (TFU): 34 cm, Taksiran Berat Janin (TBJ) : 3.565 gram, His: (positif) 2 x /10 menit selama 30 detik,Denyut Jantung Janin:(148 x/menit), Protinuria (+3)Diagnosis

G2 P1 A0 Usia Kehamilan 37 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif dengan Pre Eklampsi BeratTerapi

1. Observasi Ibu dan Janin2. Cek Laboratorium : Darah Lengkap (DL), HbSAg, Urine Lengkap (UL)3. MgSO4 40% 15 cc dalam 500 cc larutan RL (drip 28 tetes/ menit) dan MgSO4 40% 4 g IV (bolus) dan Nifedipin 3 x 10 mg.4. Pasang Dawer Catheter (DC) 5. EvaluasiDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Agung Supriandono Sp.OG

Page 8: Case

Ilmu Kesehatan AnakJudul

Dengue Haemorrhagic Fever pada Anak Perempuan Usia 10 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama : An. NJenis kelamin : PerempuanUmur : 10 tahunTempat Tanggal Lahir : Salatiga, 19 November 2004Suku bangsa/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : IslamAlamat : Jl Osamaliki 12, SalatigaPendidikan : Pelajar SDStatus Perkawinan : Belum MenikahTanggal masuk RS : 2-12-2014IsiPasien Perempuan umur 10 tahun, berat badan 35 kg, datang ke UGD RSUD Salatiga dengan keluhan utama demam tinggi sejak 3 hari SMRS.  Demam naik secara mendadak, terus menerus sepanjang hari, disertai dengan keringat, menggigil, tidak  mengigau dan tidak ada penurunan kesadaran. Pasien merasa lemas sejak demam, lemas akan berkurang bila beristirahat. Pasien mengatakan tidak ada pilek, batuk, tidak ada nyeri menelan, tidak ada nyeri telinga. Pasien merasa mual,  muntah setiap makan dan nyeri perut. paasien mengeluh sakit kepala berdenyut, tidak berputar, sakit kepala diperberat saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Pasien merasakan nyeri pada seluruh badan dan sendi. BAK + 5x/hari, berwarna kuning jernih, tidak ada busa, tidak ada darah, tidak ada pasir, volume + 300 cc/sekali BAK, nyeri saat berkemih tidak ada. BAB (-) dua hari. Pasien hanya minum obat penurun panas namun demam hanya turun selama + 4 jam lalu kemudian demam naik lagi. Tidak timbul bercak-bercak kemerahan pada lengan bawah dan kaki, tidak ada gusi berdarah, tidak ada mimisan. 1 hari SMRS Pasien merasakan demamnya semakin tinggi, disertai keringat yang banyak, tidak menggigil, sakit kepala mulai dirasakan menyeluruh. Beberapa jam SMRS, Pasien merasa demam tinggi tidak ada perbaikan dan karena takut makin parah keadaannya, Ibu pasien memutuskan untuk datang ke UGD RSUD Salatiga. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah sakit DBD sebelumnya. riwayat alergi (-). Riwayat Penyakit Keluarga : di dalam keluarga ada yang menderita keluhan yang sama yaitu kakak kandung tetapi sudah sembuh. Keadaan umum : Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, berat badan 40 Kg, tinggi Badan 148 cm, Tanda-tanda vital: TD= 90/60 mmHg. Nadi 88 x/menit teraba kuat,isi cukup, reguler,equal kiri dan kanan, pernapasan 20 x/menit, suhu 38 °C. Pemeriksaan fisik : kepala, leher thorak dan abdomen dalam batas normal, udem (-). bintik merah pada tubuh (-), perdarahan gusi (-). pemeriksaan lab : hemoglobin 14,4 g/dl, hematokrit 34 %,leukosit 4.250/uL,trombosit 47.000/uL.

Diagnosis

Dengue Haemorrhagic FeverTerapi

Inf. RL 30 tetes/ menit Paracetamol tablet 3 x 300 mgImboost Force 3 x 1 kapletcek Cek HHTL setiap 8 jamDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Dwi Ambarwati Sp.A

Page 9: Case

Kategori

Ilmu BedahJudul

Appendisitis Akut pada Wanita Usia 18 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. SUmur/Jenis Kelamin : 18 tahun/ perempuanPekerjaan : PelajarAlamat : jl. Jendral Sudirman, SalatigaAgama : IslamStatus Perkawinan : belum menikah Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMATanggal Pemeriksaan : 5 maret 2014IsiPasien perempuan usia 18 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah, nyeri dirasakan sejak 1 hari yang lalu, nyeri dirasakan terus menerus sehingga pasien tidak bisa pergi bekerja, awalnya nyeri dirasakan pada daerah pusar kemudian berpindah dibagian perut kanan bawah dan tidak menjalar. Pasien juga merasakan pusing, mual namun tidak muntah. Buang air kecil dan buang air besar normal, pasien merasakan badan agak panas sejak 2 hari yang lalu. RPD : pasien tidak pernah merasakan sakit serupa sebelumnya, riwayat alergi (-), riwayat DM dan hipertensi disangkal. RPK : dikeluarga pasien tidak ada yang mengeluh hal yang sama. Tanda vital : keadaan umum tampak sakit dan compos mentis, HR : 88x/menit, RR : 20x /menit , TD : 110/70 mmhg, t : 37,8 C. pemeriksaan fisik : kepala, leher dan thorak dalam batas normal. Abdomen : inspeksi perut datar, tidak kembung dan tidak terdapat luka. Auskultasi : bising usus normal. Perkusi : timpani (+) nyeri ketok didaerah Mc.burney (+). Palpasi : nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba. Rovsing sign (+), obturator sign (+), psoas sign (+), defans muskular (+) terlokalisir diperut kanan bawah.Diagnosis

Appendisitis AkutTerapi

inj. ketorolak 2 x 1 ampulinj. ranitidin 2 x 1 ampulinj. cefadroxil 2 x 1 ampulpro appendektomiDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Bedah RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Andik Nurcahyo Sp.B

Page 10: Case

Kategori

Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminJudul

Dermatitis Numularis pada Wanita Usia 16 TahunAbstrak

Nama : Nn. AUmur/Jenis Kelamin : 16 tahun/ perempuanPekerjaan : PelajarAlamat : jl. Kemiri no 19 salatigaAgama : IslamStatus perkawinan : belum menikah Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMPtanggal pemeriksaan : 21 Februari 2015IsiPasien perempuan berumur 16 tahun datang dengan keluhan gatal dan bercak berwarna kemerahan sejak 1 bulan yang lalu pada kaki sebelah kanan, disertai lenting berisi air, dan terasa sangat gatal. Kemudian pasien sering menggaruk pada daerah tersebut sehingga lama kelamaan  bertambah lebar. Lesi juga sempat mengering kemudian timbul kembali. hanya terdapat satu lesi dan tidak menyebar hanya pada bagian tungkai bawah. Pesien mengaku tidak pernah tersengat serangga sebelumnya dan sudah pernah diobati dengan salep 88 namun tidak sembuh. Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya, riwayat alergi (-), diabetes melitus (-). Riwayat penyakit keluarga anggota keluarga tidak ada yang mengalami hal serupa. Dari hasil pemeriksaan keadaan umum : CM, TD : 110/70mmhg, N : 78 x/mnt, RR : 20 x/menit, T:36,5 C. Pemeriksaan status dermatologis: distribusi regional, regio tungkai bawah kaki, lesi tunggal, tidak simetris berbatas tegas, bentuk koin, ukuran 5 cm, eflurosensi plak, eritem, permukaan basah, skuama (-), ulkus (-), pustul (+) centra healling (-).Diagnosis

Diagnosis : Dermatitis NumularisTerapi

1. Cefadroxil tab 2x 500mg2. Desoxymetason cream 2x1 ue 3. Cetirizin tab 1 x 10mgDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Salatigadokter pembimbing : dr. Lucky handaryati Sp.KK

Page 11: Case

Kategori

Ilmu Penyakit MataJudul

Keratitis Pungtata Superfisialis pada Laki Laki Usia 38 TahunAbstrak

IDENTITAS PASIENNama : Tn. NUmur : 38 tahunJenis kelamin : Laki LakiAgama : IslamPekerjaan : swastaAlamat : Sidorejo lor SalatigaStatus perkawinan : menikah Agama : Islam Pekerjaan : wiraswastaPendidikan terakhir : smatanggal pemeriksaan :15 januari 2015IsiPasien laki laki umur 38 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Salatiga dengan keluhan mata kanan merah, nyeri,sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengaku 4 hari yang lalu kelilipan masuk debu, setelah itu mata kanannya menjadi merah, nyeri, terasa nganjel. Nyeri dan nganjel dirasakan sepanjang hari dan terus menerus sehingga mengganggu aktivitas, Pasien juga mengeluh matanya silau dan berair bila terkena sinar matahari. Pasien juga merasakan penglihatan sebelah kanan kabur. pasien ke puskesmas diberi alletrol namun tidak kunjung sembuh. Pasien  mengeluh mata belekan 2hari sebelum ke RSUD salatiga, namun saat diperiksa di RSUD Salatiga sudah tidak ada belekan,  pasien juga tidak mengeluh pusing, pasien tidak pernah memakai kacamata sebelumnya. Riwayat penyakit dahulu pasien tidak pernah mengeluh dengan keluhan yang sama sebelumnya, DM (-), HT(-),Asma(-). Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang mengalami hal yang serupa.Dari hasil pemeriksaan keadaan umum : CM, TD : 120/80mmhg, N : 80 x/mnt , RR : 20 x/menit , T:36,5 C, hasil pemeriksaan umum kepala,leher,dada,perut,dan ekstremitas dalam batas normal.Hasil pemeriksaan oftamologis visus OD:6/12 OS:6/6, konjungtiva OD:injeksi silier (+), pingeukula (+) OS : normal, sklera OD:merah OS:putih, kornea OD:infiltrat(+),injeksi kornea (+), test flurosensi dengan slitlamp : terdapat lesi pungtata pada kornea kanan, shadow test tidak dilakukan.

Diagnosis

Diagnosis :OD Keratitis Pungtata Superfisialis

Diagnosis Banding :1. Konjungtivitis2. Ulkus KorneaTerapi

1.Cendo fenicol 6 dd Gtt 12.Becom-C 1 dd 1 kapletDiskusi

.Kesimpulan

.Referensi

.Penulis

Nicky Adi Saputra (20090310123), SMF ilmu penyakit mata RSUD Salatiga.Dokter Pembimbing : dr, Awang Wimbo Sp,M

Page 12: Case

JenisPemeriksaan

PLKriteria

PembunuhanNama

Tn.KJenisKelamin

PriaUmur

33Tgl.Pemeriksaan

28-04-2015WaktuPemeriksaan

14:30:00Peristiwa

Menurut keterangan penyidik tanggal 28 April 2015 seorang pelapor yang akan makan di angkringan sekitar pukul 07.00 WIB, melihat percikan darah di timur angkringan dan melihat korban terkapar. Kemudian pukul 08.30 petugas datang ke TKP, ditemukan korban dalam kondisi tergeletak dengan posisi tengkurap dan berlumuran darah dan sudah dalam keadaan meninggal. Pada pukul 08.45 WIB jenazah tiba di RSUP SardjitoInformasiKasus

Dilakukan pemeriksaan luar oleh tim kedokteran forensik RSUP dr.Sardjito pada hari selasa 28 April 2015 pukul 14.30-15.30 WIB dengan kelengkapan : berita acara penerimaan jenazah, surat permintaan VeR penyidik, lembar pernyataan keluarga dan label jenazah.PemeriksaanLuar

Keadaan jenazah, jenazah berlabel, terletak di atas meja otopsi, dibungkus dengan kantong jenazah berwarna putih polos. Kantong jenazah dibuka, jenazah dalam keadaan telanjang. Sikap jenazah di atas meja otopsi, jenazah terlentang dengan muka menghadap samping kanan. Kedua lengan sejajar sumbu tubuh. kedua tangan dan jari-jari tangan menelungkup di samping paha. Kedua tungkai lurus, kedua telapak kaki menghadap kebawah, jari-jari keluar. Kaku jenazah, terdapat kaku jenazah yang sukar digerakkan pada seluruh sendi. Bercak jenazah, terdapat bercak jenazah pada merah keunguan yang tidak hilang dengan penekanan pada tengkuk, punggung atas dan pinggang. Pembusukan jenazah : tidak terdapat pembusukan jenazah.Terdapat luka terbuka dan patah tulang terbuka pada dahi kanan akibat kekerasan benda tajam. Terdapat luka memar, robek dan patah tulang terbuka pada pipi kiri akibat kekerasan benda tumpul. Terdapat luka tusuk pada dada kiri dan perut kiri akibat kekerasan benda tajam. Kelainan nomer 2 dan 3 dapat menyebabkan kematian. Sebab kematian tidak dapat diketahui karena tidak dilakukan pemerksaan dalam sesuai surat permintaan penyidik. Waktu kematian diperkirakan 8-12 jam sebelum pemeriksaan.PemeriksaanDalam

Tidak dilakukan atas dasar permintaan penyidikLabatauPengunjung

1.Alkohol positif2.Golongan Darah OAnalisisKasus

.Kesimpulan

.Koasisten

Nicky Adi Saputra (20090310123), Bagian Ilmu kedoteran forensik RSUP dr. Sardjito. dokter pembimbing

Page 13: Case

Nama

Tn.ABJenisKelamin

PriaUmur

32Alamat

Bugisan, YogyakartaPengalaman

Seorang laki – laki berusia 32 tahun mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor dalam perjalanan pwergi ke tempat kerja pada hari Kamis 28 mei 2015 di daerah wirobrajan pada pukul 07.00.00 WIB. Menurut saksi di tempat kejadian, korban akan menyebrang tapi tidak melihat lampu merah sehingga tidak sadar ada mobil dari arah kanan dan menabrak korban. Korban terjatuh ke arah kiri dan terlempar ± 2m dari TKP, helm tidak terlepas. Korban pingsan di TKP kemudian di bawa ke RSUP sardjito dan sadar saat di rumah sakitMasalahYangDikaji

1.Pemeriksaan penunjang apa yang digunakan untuk mencari kemungkinan penyebab kejadian ini? 2.Bagaimanakah peran dokter umum pada kasus ini?AnalisaMasalah

Pada kasus ini berdasarkan anamnesis mengarah bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas.Pasien mendapatkan penatalaksanaan sesuai dengan diagnosis dari bagian bedah saraf. Namun untuk memastikan kondisi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas ini perlu konfirmasi ulang pemeriksaan penunjangnya yaitu mengenai kondisi jasmani pasien itu sendiri saat mengendarai kendaraan bermotor saat kejadian berlangsung apakah dalam kondisi sadar penuh ataukah dalam kondisi setengah sadar dibawah pengaruh zat-zat yang bisa menurunkan kesadaran. Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya alkohol dan narkoba terbukti sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Keracunan karbon monoksida juga terbukti dapat memicu terjadi kecelakaan. Pada semua kecelakaan kendaraan bermotor yang fatal harus dilakukan :1.Screening komplit alkohol dan obat-obatan pada korban maupun pada yang menabrak : uji alkohol saja tidak cukup, lengkapi dengan uji karbon monoksida, obat-obatan.2.Pemeriksaan marijuana dan opiate (merupakan pemeriksaan pilihan, tidak wajib).Pelayanan kesehatan di rumah sakit terhadap publik bukan hanya menyembuhkan namun mencakup pelayanan untuk kepentingan hukum (Kedokteran Forensik, Medikolegal, Bio-Etik, Human Right). Dengan adanya profesi kedokteran forensik dan medikolegal dapat mensosialisasi aspek-aspek hokum dalam pelayanan kesehatan sehingga pelayanan buruk, malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindari. Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik diberi wewenang oleh undang-undang yaitu tercantum dalam pasal 133 KUHAP. Sesuai standar pendidikan profesi dokter, dokter umum selama pendidikan sudah mempelajari forensik klinik dan patologi forensik, maka dokter umum berwenang memberikan pelayanan forensik berupa pemeriksaan korban hidup karena kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dalam rumah tangga (KDRT), kasus penganiayaan, dan pemeriksaan luar korban meninggal meliputi pemeriksaan label, benda di samping mayat, pakaian, cirri identitas fisik, ciri tanatologis, perlukaan dan patah tulang.Kesimpulan

Perlu dilaksanakan manajemen holistik dalam menangani suatu kasus dan dengan adanya profesi kedokteran forensik dan medikolegal dapat mensosialisasi aspek-aspek hokum dalam pelayanan kesehatan sehingga pelayanan buruk, malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindariReferensi

.Reflektor

Nicky Adi Saputra (20090310123), Bagian Ilmu Forensik RSUP dr.Sardjito, dokter pembimbing : dr. Wika