Case Vasicolithiasis
-
Upload
arianrizkiamalia -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of Case Vasicolithiasis
LAPORAN KASUSVESICOLITHIASIS
Oleh : Arian Rizki AmaliaPembimbing : dr. H. Usman Wahid, Sp.B
KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH RSUD SEKARWANGI
2015
Identitas Pasien Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 80 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Sekarwangi
Tanggal Masuk RS : 21 April 2015
No. CM : 24.xx.xx
Keluhan utama:
Nyeri pada saat Buang
Air Kecil (BAK) sejak 3 hair
SMRS
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang dengan keluhan nyeri pada saat BAK
sejak 5 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul namun 1 minggu terakhir ini dirasakan terus menerus. Nyeri dirasakan hingga di ujung kemaluan. Keluhan nyeri disertai dengan BAK yang keluar sedikit-sedikit dan kadang-kadang mendadak berhenti keluar namun lancar kembali jika pasien merubah posisi. Pasien mengaku pada akhir BAK, pasien merasa tidak puas. Pasien juga mengaku lebih sering ingin BAK terutama di malam hari. 4 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh buang air kecilnya bercampur pasir dan disertai darah. Namun hal itu hanya terjadi sebanyak 2 kali. Keluhan nyeri pinggang disangkal. Keluhan mual, muntah dan demam disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat operasi batu buli 10 tahun yang lalu
Riwayat trauma, hipertensi, kencing manis, sakit jantung, sakit ginjal, asma, alergi, batuk dalam jangka waktu yang lama disangkal. Riwayat konsumsi obat-obatan disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini
Riwayat Psikososial
Pasien mengaku jarang sekali minum air putih. Dalam sehari pasien mengaku hanya menghabiskan kira-kira sebanyak 1 botol air mineral 600 ml. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan disangkal.
Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas: 20 x/menit, reguler
Suhu : 36,7⁰C
BB : 65 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kulit : warna kulit sawo matang, tak tampak kelainan
kulit, turgor kulit baik
Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : simetris kanan kiri, kelopak mata cekung, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, kornea jernih, lensa jernih.
Leher : pembesaran KGB(-), trakea ditengah
Telinga : bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-),
hiperemis (-/-)
Hidung : septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung (-), sekret (-/-)
Tenggorok: faring hiperemis(-), tonsil T1-T1, perdarahan (-)
Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-), lidah kotor (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Ukuran/Bentuk: normocephal/mesocephal, deformitas (-), vL di daerah frontal, nyeri tekan (+).Kepal
a
• KA-/-, SI -/-, hematom palpebra +/-.
• Pupil: bentuk bulat , D= 3mm, isokor, reflek cahaya (+/+), isokor, eye movement (+)Mata
• Bentuk normal
• Pembesaran KGB (-)
Leher
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial dari linea midklavikularis sinistra
Perkusi: batas jantung kanan pada ICS V linea parasternal dextra, batas jantung kiri pada ICS V 2 jari lateral llinea midklavikula sinistra,
Auskultasi : BJ 1 BJ 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksan Paru Inspeksi :simetris,
bentuk normal
Palpasi :Vocal fremitus kanan=kiri normal,
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Thorax
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), bekas operasi (-)
Auskultasi : peristaltik (+) (7x/menit)
Perkusi : timpani (+), nyeri ketok CVA (-/-),pekak alih(-),pekak sisi (-)
Palpasi : supel(+), nyeri tekan (+) suprasimpisis, massa (-),ballottement ginjal (-/-), hepar dan lien tidak teraba.2.
Regio suprasimpisis :inspeksi : datar, massa (-),bekas operasi(-)Palpasi : tegang(+), nyeri tekan
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- Edema -/-
Sianosis -/- Sianosis -/-
CRT<2 dtk CRT<2 dtk
STATUS LOKALIS Regio Lumbalis
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan (-) ballottement ginjal (-), tak teraba massa
Perkusi : Nyeri ketok (-)
Regio Suprapubic
Inspeksi : Tak tampak massa, bulging (-)
Palpasi : VU teraba penuh, tak teraba massa, nyeri tekan (-)
Regio Genitalia Eksterna
Inspeksi : Tak tampak kelainan
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan USG Renal dan VU
Vesica Urinaria : Besar, bentuk baik, dinding menebal dan ireguler berukuran 1,02 x 1,01 cm. tampak batu berukuran 2,36 x 2,61 cm. Kesan : Vesicolithiasis dan Cystitis
Vesicolithiasis
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Operatif : Vesicolitotomi (Sectio Alta)
PROGNOSA
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
VESICOLITHIASIS
DEFINISI
Urolithiasis adlah terbentuknya batu di dalam saluran kemih
EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang masih ditemukan batu saluran kemih,misalnya di Indonesia, Thailand, India, Kamboja, dan Mesir.
KOMPOSISI BATU
Asam urat hiperuremia
Oksalat kalsium idiopatik
Fosfat hiperkalsiuria tanpa hiperkalsemia
Sistin
Xantin
ETIOLOGI
Idiopatik Gangguan aliran air
kemih
Gangguan metabolismeISK
Dehidrasi
Benda asing
Jaringan mati
Multi faktor
GAMBARAN KLINIS
Tanda dan gejala batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya.
Tanda umum
1. Hematuria (nyata/mikroskopik)
2. Endapan urin
3. Demam
4. Tanda sistemik lain
Letak batu
VESICOLITHIASIS
Aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai dengan nyeri.
Bila pada saat sakit penderita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat keluar karena letak batu yang berpindah.
Bila terjadi infeksi sekunder, selain nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap suprapubik.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
1. Radiologik :
- Radiolusen dengan kontras defek pengisian
pada tempat batugambaran kosong pada batu.
- Radiopak foto polos 2 arah dan ditunjang
dengan foto pielografi intavena pada keadaan
istimewa.
2. Laboratorium
PEMERIKSAAN PASIEN UROLITHIASIS
1. Urin :
Mikroskopik-endapan, biakan, sensitivitas kuman.
2. Faal ginjal :
Ureum, kreatinin, elektrolit
3. Foto polos perut
(90% batu radioopak)
4. USG ginjal
DIAGNOSIS BANDING
Tumor kandung kemih (terutama bila batu bersifat radiolusen)
KOMPLIKASI
Obstruksi
Infeksi sekunder
Iritasi yang berkepanjangan pada urotelium keganasan ca epidermoid
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas sehingga bukan hanya mengeluarkan batu saja, tetapi harus disertai dengan terapi penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit dengan terapi pencegahan.
Pengeluaran batu baru diperlukan bila batu menyebabkan gangguan pada saluran kemih. Penanganannya berupa terapi medis dan simptomatik atau dengan bahan pelarut, pembedahan atau dengan tindakan pembedahan, gelombang kejut.
Indikasi pengeluaran batu
Obstruksi saluran kemih
Infeksi Nyeri menetap
atau nyeri berulang-ulangbatu metabolik
yang tumbuh cepat
TERAPI MEDIS DAN SIMPTOMATIK
Terapi medis :
Berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu
Pengobatan simptomatik :
Mengusahakan agar nyeri, khususnya kolik yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik
PELARUTAN
Jenis batu : asam urat (pH 6,2)
Pemberian natrium bikarbonat dan makanan alkalis
Menurunkan kadar asam urat : alopurinol
Batu struvit
Tidak dapat dilarutkan, tetapi dicegah pembesarannya
Pengasaman kemih dan pemberian antiurease
Batu kandung kemih
Solutin G
LITOTRIPSI
Batu kandung kemih :
Batu dipecahan melalui litotriptor secara mekanis melalui sistoskop / gelombang elektrohidrolik / ultrasonik
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Memecahkan batu tanpa tanpa perlukaan di tubuh.
Gelombang kejut dialirkan melalui air ke tubuh dan dipusatkn di batu yang akan dipecahkan.
PEMBEDAHAN
Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu dilakkan tindakan pengeluarannya.
Litotriptor hanya dapat memecahkan batu dalam ukuran < 3cm, jika ukuran batu lebih besar dapa ditangani dengan gelombang kejut atau sistolitotomi melalu sayatan Pfannenstiel
PENCEGAHAN
Fosfat amonium magnesium (struvit)
Asam urat :
Diet dan diberikan alopurinol bila kadar asam urat tinggi
Oktokalsium fosfat
Bila nilai pH urin > 6,4 biasanya disebabkan ISK
Kalsium Oksalat
Makanan yang rendah oksalat. Contoh makanan yang tinggi oksalat (bayam, teh, kopi, cokelat)
DAFTAR PUSTAKA
R, Sjamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta : 2013
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi- Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC ; 2010.
Bagian Bedah Staf Pengajar FKUI. Buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah ; 2012