Case Hernia

45
1 Identitas pasien Nama : Tn.D Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 70 tahun Alamat : Sukabumi Pekerjaan : Petani Tgl Masuk RS : 27 Desember 2012 Autoanamnesis KU : Benjolan di lipat paha kanan sejak 1 minggu SMRS RPS : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha sebelah kanan dan tidak dapat masuk lagi sejak 1 minggu SMRS, pasien mengatakkan benjolan berawa lsejak 10 tahun yang lalu ,awalnya benjolannya berukuran kecil, dan hilang timbul, benjolan muncul saat pasien berdiri dan melakukan aktivita sberat (menganggkat benda-benda yang berat), lalu benjolan hilang atau dapat masuk kembali saat pasien berbaring, Kemudian benjolan menjadi bertambah besar dan tidak dapat masuk sendiri sejak 3 tahun yang lalu, tetapi benjolan masih bias dimasukkan dengan bantuan tangan, 1 minggu

description

MINII PROJEK

Transcript of Case Hernia

Page 1: Case Hernia

1

Identitas pasien

Nama :  Tn.D

Jenis kelamin :  Laki-laki

Umur  :  70 tahun

Alamat  :  Sukabumi

Pekerjaan : Petani

Tgl Masuk RS :  27 Desember 2012

Autoanamnesis

KU : Benjolan di lipat paha kanan sejak 1 minggu SMRS

RPS : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di

lipat paha sebelah kanan dan tidak dapat masuk lagi sejak 1 minggu SMRS, pasien

mengatakkan benjolan berawa lsejak 10 tahun yang lalu ,awalnya benjolannya

berukuran kecil, dan hilang timbul, benjolan muncul saat pasien berdiri dan

melakukan aktivita sberat (menganggkat benda-benda yang berat), lalu benjolan

hilang atau dapat masuk kembali saat pasien berbaring, Kemudian benjolan menjadi

bertambah besar dan tidak dapat masuk sendiri sejak 3 tahun yang lalu, tetapi

benjolan masih bias dimasukkan dengan bantuan tangan, 1 minggu terakhir SMRS

pasien mengatakkan benjolan tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan

tangan ,dan pasien sering merasa perutnya sakit, mual dan muntah disangkal, BAB

dan BAK tidak ada keluhan,penurunan berat badan disangkal.

RPD : Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat

operasi disangkal. Riwayat trauma pada abdomen disangkal.

RPK : Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

R. Pengobatan : Pasien belum pernah berobat ke dokter atau berobat dengan

pengobatan alternatif

Page 2: Case Hernia

2

R. Alergi : Alergi obat dan makanan disangkal.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis

Tanda – tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 78 x/ m

Suhu : 36,5 C

Pernafasan : 18 x/m

Status Gizi :

BB : 49 kg

TB :155 cm

Kesan : 40/1,552 = 20,39 Normal.

Status generalis

Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata

Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/-, Refleks cahaya (+/+)

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)

Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)

Mulut : Faring tidak hiperemis

Leher : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)

Page 3: Case Hernia

3

Thorax :

Paru-paru

Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka

bekas operasi.

Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, vokal

fremitus sama simetris dekstra sinistra.

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-),

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis terlihat di linea midclavicula sinistra

Palpasi : Ictus cordis teraba

Perkusi : Batas Jantung normal

Auskultasi : BJ I dan II murni regular, Murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Abdomen datar, Steifung (-), Countur (-)

Auskultasi : Bising usus normal

Palpasi : Defans muskular (-), Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan

4 kuadran abdomen (-), tidak teraba pembesaran hepar dan limpa.

Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen.

Ekstremitas

Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Status lokalis

Inspeksi : terdapat benjolan di inguinalkanan, berbentuk lonjong , hiperemis (-)

Palpasi : ukuran ± 15 x 7 cm, nyeri tekan (-), hangat (-), permukaan halus (+), batas

tegas, tes valsava (-)

Auskultasi : bising usus tidak terdengar

Pemeriksaan Laboratorium 27/12/12

Page 4: Case Hernia

4

Hb : 14,5 g/dl Trombosit : 128.000

Leukosit : 7500 µL GDS : 86 mg/dl

Ht : 41,8 %

Resume

Laki-laki 70 tahun terdapat benjolan di lipat paha sebelah kanan dan tidak dapat

masuk lagi sejak 1 minggu SMRS, benjolan sejak 10 tahun yang lalu, awalnya

benjolannya berukuran kecil dan hilang timbul, benjolan muncul saat pasien berdiri

danmenganggkat benda yang berat, benjolan hilang atau dapat masuk kembali saat

pasien berbaring, Benjolan menjadi bertambah besar dan tidak dapat masuk sendiri

sejak 3 tahun yang lalu, tetapi benjolan masih bisa dimasukkan dengan bantuan

tangan , 1 minggu terakhir SMRS benjolan tidak dapat masuk kembali walaupun

dengan bantuan tangan ,dan pasien sering merasa perutnya sakit.

Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, HR : 78x/menit,

RR :18x/menit, Suhu : 36,5o C. Status generalis dalam batas normal. Status

Lokalis terdapat benjolan pada inguinalis dextra, terdapat benjolan di lipat paha

kanan, berbentuk lonjong , hiperemis (-) ukuran ± 15 x 7 cm, nyeri tekan (-), hangat

(-), permukaan halus (+), batas tegas, tes valsava (-), bising usus tidak terdengar.

Working Diagnosis

Page 5: Case Hernia

5

Hernia inguinalis lateralis dextra ireponibel

Differential Diagnosis

Hernia femoralis dextra ireponibel

Rencana terapi

Hernioraphy dextra

Ranitidin 2x1 amp iv

Cefotaxime 2x1 gr iv

Ketorolac 2x30mg iv.

Metronidazole inf 3x500mg iv.

Hernia

Definisi

Page 6: Case Hernia

6

Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari

dinding rongga yang bersangkutan.Terdapat beberapa poin penting dalam hernia,

yaitu :defek/ bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin

hernia (daerah penyempitan kantung hernia akibat defek tersebut).

Bagian-bagian Hernia :

Pintu hernia terdiri dari lapisan- lapisan dinding perut dan pangggul, jadi tebentuk dari

otot, tendon, jaringan perut dan juga tulang. Penamaan berdasarkan lokasi pintu atau

tempat masuknya.

Kantung hernia yaitu peritoneum parietalis. Terdiri dari kolum, korpus dan basis.

Kantung hernia dapat terdiri dari 2 kantung (bilokularis) dan salah satu kantungnya

dapat terletak di dalam atau diantara dinding perut (Zwerchsackform).

Kanal hernia, membentang antara cincin interna dan eksterna. Kanal ini dapat berjalan

horizontal ataupun miring. Pada hernia inguinalis, kanalnya adalah kanalis inguinalis.

Isi hernia, dapat bermacam-macam, misalnya usus halus, omentum, caecum, ovarium.

Bila isinya divertikulum meckelmaka disebut Hernia Littre, bila isinya sebagian

dinding usus disebut Hernia Richler.

Selubung hernia, merupakan lapisan-lapisan yang menyelubungi kantung hernia. Pada

hernia inguinalis selubung hernia dibentuk oleh kantung peritoneum, lemak

preperotoneal, fascia transversalis, m.cremaster, fascia superficialis perineal dan

epidermis. Pengetahuan mengenai selubung hernia ini penting untuk pembedahan.

Epidemiologi

Page 7: Case Hernia

7

Tujuh puluh lima persen dari semua hernia terjadi di inguinal. Hernia reponible lebih

banyak dibandingkan hernia irreponible yaitu dengan perbandingan sekitar 2:1, hernia

femoralis membuat sebuah proporsi yang jauh lebih kecil. Perbandingan hernia inguinal pada

perempuan dengan laki-laki adalah 7:1. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan sekitar

750.000 herniorraphies inguinal dilakukan pertahun di Amerika Serikat, dibandingkan

dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 untuk hernia umbilical, 97.000 untuk hernia

insisional dan 76.000 untuk aneka hernia dinding perut.

Etiologi

Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan intrakavitas dan

melemahnya dinding abdomen.

Tekanan yang meningkat pada abdomen terjadi karena :

1. Mengangkat beban berat

2. Batuk – PPOK

3. Tahanan saat miksi – BPH atau karsinoma

4. Tahanan saat defekasi – konstipasi atau obstruksi usus besar

5. Distensi abdomen – yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan intraabdomen

6. Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas,

kehamilan,lemak tubuh.

Kelemahan dinding abdomen terjadi karena :

1. Umur yang semakin bertambah

2. Malnutrisi–baik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya: Vit. C)

3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik

4. Abnormal metabolisme kolagen.

Seringkali, berbagai faktor terlibat. Sebagai contoh, adanya kantung kongenital yang

telah terbentuk sebelumnya mungkin tidak menyebabkan hernia sampai kelemahan dinding

abdomen akuisita atau kenaikan tekanan intraabdomen mengizinkan isi abdomen memasuki

kantong tersebut.

Embriologi

Page 8: Case Hernia

8

Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih 90%

prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosessus

vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya berperan beberapa

persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten kontralateral lebih dari

setengah, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya disimpulkan bahwa

adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia

tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar.

Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi

prostat, konstipasi dan ascites sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia meningkat

dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan

tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan

relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada

keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih ventrikel,

sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal

dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis

inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis

dan n. Iliofemoralis setelah apendektomi.

ANATOMI

Abdomen

Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak di antara diafragma

di bagian atas dan opertura pelvis superior di bagian bawah.

Struktur dinding abdomen

Di bagian superior dinding abdomen dibentuk oleh diaphragma, yang memisahkan

cavitas abdomialis dari cavitas thoracis. Di bagian inferior, cavitas abdominalis melanjutkan

diri menjadi cavitas pelvis melalui apertura pelvis superior. Di bagian anterior, dinding

abdomen dibentuk di atas oleh bagian bawah cavea thoracis dan di bawah oleh musculus

rectus abdominis, musculus obliqus externus abdominis, musculus obliqus internus

abdominis, dan musculus transversus abdominis serta fascianya. Di bagian posterior, dinding

abdomen di garis tengah dibentuk oleh kelima vetebrae lumbales dan discus

Page 9: Case Hernia

9

intervetebralisnya; bagian lateral dibentuk oleh 12 costae, bagian atas oleh os coxae,

musculus psoas major, musculus quadratus lumborum, dan aponeurosis origo musculus

tranversus abdominis. Musculus iliacus terletak pada bagian os coxae. Dinding abdomen

dibatasi oleh selubung fascia dan peritoneum paarietaale.

Struktur dinding abdomen

Dinding anterior abdomen dibentuk oleh kulit, fascia superfisialis, fascia profunda,

otot-otot, fascia extraperitonealis, dan peritoneum parietale.

Kulit

Garis – garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal disekitar

tubuh. secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan sembuh

dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang garis-garis ini akan sembuh

dengan jaringan parut yang menonjol.

Persyarafan

Persyarafan kulit dinding anterior abdomen berasal dari rami anteriores enam nervi

thoracici bagian bawah dan nervus limbalis bagian 1. Nervi thoracici tersebut merupakan

lima nervi intercostalis bagian bawah dan nervus subcostalis, dan nervus lumbalis 1 diwakili

oleh nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis, cabang-cabang dari pleksus lumbalis.

Dermatom T7 terletak pada epigastrium, tepat di atas procecus xipoideus, dermatom T10

Page 10: Case Hernia

10

meliputi umbilicus; dan dermatom L1 terletk tepat di atas ligamentum inguinale dan sympisis

pubica.

Pendarahan

Kulit disekitar garis tengah diperdarahi oleh cabang-cabang arteria epigastrica

superior 9 sebuah cabang arteria thoracica interna) dan arteria epigastrica inferior (sebuah

cabang arteria iliaca interna). Kulit pinggang diperdarahi oleh cabang-cabang dari arteria

intercostalis, arteria lumbalis, dan arteria circumfleksa ilium profunda.

Darah vena dikumpulkan melalui jejaring vena yang memancar dari umbiicalis.

Anyaman vena terseut dialirkan ke atas vena axilaris melalui vena thoracica lateralis, dan ke

bawah ke vena femoralis melalui vena epigasrica superficialis dan vena saphena magna.

Beberapa vena kecil, vena paraumbilicalis menghubungkan jejaring vena melalui umbilicus

dan sepanjang ligamentum teres hepatis ke vena porta. Vena-vena tersebut membentuk

anastomosis porta-sistemik.

Drainase limf

Pembuluh limf kulit di atas umbilikus bermuara ke atas ke dalam limfonodus

aksilaris. Pembuluh di bawah umbilicus bermuara ke dalam nodus inguinalis superfisial.

Page 11: Case Hernia

11

Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan luar, panniculus adiposus (fascia

camper) dan lapisan dalam, stratum membranosum (fascia scarpe). Panniculus adiposus

berhubungan dengan lemak superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat

tebal (8 cm) atau lebih pada pasien obesitas.

Stratum membranosum tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas, tempat lapisan ini

melanjut sebagai fascia superfisialis di daerah punggung dan thorax, berturut-turut. Dibagian

inferior, stratum membranosum berjalan di depan paha dan di sini bersatu dengan fascia

profunda pada satu jari di bawah ligamentum inguinale. Di garis tengah bawah, stratum

membranosum fascia tidak melekat pada os pubis, tetapi membentuk selubung berbentuk

tubular untuk penis (atau clitoris). Di bawah perineum stratum membranosum masuk ke

dinding scrotum 9ataulabium majus pudendi). Dari sini stratum membranosum berjalan dan

melekat pada masing-masing sisi ke pinggir arcuspubicus; di sini stratum membranosum

disebut fascia collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu dengan corpus perineale

dan pinggir posterior membrana perinei.

Di dalam scrotum,panniculus adiposus fascia superficialis menjadi lapisan tipis otot

polos yang disebut musculus dartos. Stratum membranososum fascia superficialis tetap

merupakan lapisan yang terpisah.

Fascia profunda

Fascia profunda pada dinding anterior abdomen hanya merupakan laisan tipis jaringan

ikat yang menutupi otot-otot; fascia profunda terletak tepat disebelah profunda stratum

membranosum fascia superficialis.

Otot dinding anterior abdomen

Otot-otot dinding abdomen anterior terdiri atas tiga lapisan otot yang lebar, tipis dan

di depan berubah menjadi aponeurosis; otot-otot tersebut dari luar ke dalam yaitu musculus

oblicus externus abdominis, musculus obliqus internus abdominis, musculus transversus

abdominis. Sebagai tambahan, pada masing-masing sisi garis tengah bagian anterior terdapat

sebuah otot vertikal yang lebar, musculus rectus abdominis. Oleh karena ketiga lapisan

aponeurosis itu membungkus muskulus rectus abdominis dan membentuk vagina musculi

recti abdominis. Bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin berisi sebuah otot

kecil yang dinamakan musculus pyramidalis.

Page 12: Case Hernia

12

Musculus cremaster yang berasal dari serabut-serabut bagian bawah musculus obliqu

internus abdominis, berjalan ke inferior sebagai pembungkus funiculus spermaticus dan

masuk ke scorotum.

Nama otot Origo Insertio Persyarafan Kerja

m. obliqus

ekternus

abdominalis

Delapan costae

bagian bawah

Processus

xipoideus, linea

alba, crista ubica

tuberculum

pubicum, crista

iliaca

Enam nn.

Thoracici bagian

bawah dan n.

Iliohypogastricus

serta n,

ilioingunalis

(L1)

Melindungi isi

abdomen;

menekan isi

abdomen;

membantu

fleksio dan

rotasi tubuh;

membantu

ekspirasi kaut;

miksi; defekasi;

partus dan

muntah

m. obliqua

internus

abdominalis

Fascia

lumbbalis, crista

iliaca, 2/3 lateral

ligamentum

inguinale

Tiga costae

bagian bawah

dan crtilagines

costales,

processus

xipoideus, linea

alba, symphisis

pubis.

Enam nn.

Thoracici bagian

bawah dan n.

Iliohypogastricus

serta n.

Ilioinguinlis (L1)

Sama seperti di

atas

M. transversus

abdominis

Nam

cartilagines

costales bagian

bawah, fascia

lumbalis, crista

iliaca, 1/3 lateral

ligamentum

ingunale

Procesus

xipoideus, linea

alba, symphisis

pubis

Enam nn.

Thoracici bagian

bawah dan n.

Iliohypogastricus

serta n.

Ilioingunalis

(L1)

Menekan isi

abdomen

m. rectus Sympisis pubis Cartilagines Enam nn. Menekan isi

Page 13: Case Hernia

13

abdominis dan crista

pubica

costales ke 5, 6

dan 7 processus

xipoideus

Thoracici bagian

bawah

abdomen dan

fleksi columna

vertebralis; otot

tambahan

ekspirasi

m. pyramidalis

(jika ada)

Permukaan

anterior pubis

Linea abla Dua bela nn.

thoracici

Meregangkan

line alba

Canalis ingunalis

Canalis ingunalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah dinding

anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Saluran ini merupakan tempat

lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen dan sebaliknya pada laki-laki.

Pada perempuan saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus ke

labium majus pudendi. Selain itu saluran ini dilewati oleh nervus ilioingunalis baik pada laki-

laki maupun perempuan.

Canalis inguinalis panjangnya sekitar 4 cm pada orang dewasa dan terbentang dari

anulus inguinalis profundus, suatu lubang pada fascia transversalis berjalan ke bawah dan

medial samapi anulus inguinalis superficialis, yaitu suatu lubang pada aponeurosis obliqus

externus abdominis. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale.

Pada bayi baru lahir, anulus inguinalis profundus terletak hampir tepat di posterior anulus

inguinalis superficialis sehingga canalis inguinalis sangat pendek pada usia ini. Kemudian

sebagai akibat pertumbuhan, anulus inguinalis profundus bergeser ke lateral.

Page 14: Case Hernia

14

Dinding canalis inguinalis

Seluruh panjang dinding anterior canalis guinlais dibentuk oleh aponeurosis musculus

obliqua externus abdominis. Dinding anterior ini diperkuat sepertiga lateralnya oleh serabut-

serabut origo muscuus obliqus internus abdominis yang berasal dari ligamentum inguinale.

Oleh karena itu dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan bagian yang paling

lemah dari dinding posterior, yaitu anulus inguinalis profudus.

Seluruh panjang dinding posterior canalis inguinalis dibentuk oleh fascia

transversalis. Dinding posterior ini diperkuat di sepertiga medialnya oleh tendo conjungtivus,

yaitu gabungan tendo dari insertio musculus obliqus internus abdominis dan musculus

trasnversus abdominis yang melekat pada crista pubica dan pecten ossis pbis. Oleh karena itu

dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan bagian paling lemah dari dinding

anterior yaitu anulus inginalis superficialis.

Dinding inferior atau dasar canalis inguinalis dibentuk oleh lipatan pinggir bawah

aponeurosis musculus obliqus externus abdominis yang disebut ligamentum inguinale dan

ujung medialnya disebut ligamentum lacunare.

Dinding superior atau atap canalis inguinalis dibentuk oleh serabut-serabut terbawah

musculus obliqus internus abdominis dan musculus transversus abdominis yang melengkung.

Fungsi canalis inguinalis

Canalis inguinalis memungkinkan struktur-struktur yang terdapat di dalam funiculus

spermaticus berjalan dari atau ke testis menuju abdomen dan sebaliknya pada laki-laki. Pada

perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil emungkinkan ligamentum teres uteri berjalan

dari uterus menuju ke labium majus. Pada laki-laki maupun pada perempuan , canalis

inguinalis juga dilalui oleh nervus ilioinguinalis.

Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior abdomen pada laki-laki

dan perempuan merupakan suatu tempat lemah.

1. Kecuali pada bayi baru lahir, canalis inguinalis merupakan saluran obliq dengan

daerah terlemah, yaitu anulus inguinalis superficialis dan anulus inguinalis profundus,

yang terletak pada suatu jarak tertentu.

Page 15: Case Hernia

15

2. Dinding anterior canalis inguinalis diperkkuat oleh serabut-serabut musculus obliqus

internus abdominis tepat di depan anulus inguinalis profundus.

3. Dinding posterior inguinalis diperkuat oleh tendo conjungtivus yang kuat tepat

dibelakang anulus inguinalis superficialis.

4. Pada waktu batuk dan mengedan, seperti pada miksi, defekasi, dan partus, serabut-

serabut paling bawah musculus obliqus internus abdominis dan musculus transversus

abdominis yang melengkung berkontraksi sehingga atap yang melengkung menjadi

datar dan turun mendekati lantai. Atap mungkin menekan isi canalis inguinalis ke

arah dasar sehingga sebenarnya canalis inguinalis menutup.

5. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan partus, secara

alamiah orang cenderung dalam possi jongkok, articulatio coxae fleksi, an permukaan

anterior tungksi atas mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara

ini bagian bawah dinding nterior andomen dilindungi oleh tungkai atas.

Klasifikasi Hernia

A. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

1. Hernia bawaan atau congenital

Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi

sebagaiakibat dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine –

paten prosesus vaginalis adalah salah satu contohnya.

2. Hernia dapatan atau akuisita

Terdapat dua tipe hernia akuisita :

a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :

- Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh darah

femoralis yang melalui kanalis femoralis.

- Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti

pada regio lumbal

- Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek,

seperti pada umbilikus

b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding,

seperti pada laparatomi dan trauma tembus.

Page 16: Case Hernia

16

 B. Hernia diberi nama menurut letaknya,contohnya diafragma, inguinal, umbilical, femoral,

dll.

C. Hernia menurut  riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah

perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan.  Pengecualian

untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonatus, dimana orifisium dapat menutup beberapa

tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan kecenderungan untuk

terjadi komplikasi yang mengancam jiwa semakin bertambah. Hernia dapat reponibel,

ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi inflamasi.

1. Hernia reponibel 

Bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap. Isinya tidak

serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau

tekanan intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan

masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau

gejala obstruksi usus.

Gambar Hernia reponibel

2. Hernia Ireponibel 

Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini

biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.

Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan

tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri

Page 17: Case Hernia

17

ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar untuk

terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel.

Gambar Hernia Ireponibel

3. Hernia obstruksi

Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi

terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan

berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya

suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah

’inkarserata’terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi

tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi

dapat juga disebut dengan inkarserata. Operasi darurat untuk hernia inkarserata

merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu,

hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.

Page 18: Case Hernia

18

Gambar Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus

4. Hernia Strangulata

Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah

oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan

pembengkakan lebih lanjut ; dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena.

Terjadi perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan

pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya mengalami iskemi

dan nekrosis. Jika isi hernia abdominal  bukan usus, misalnya omentum, nekrosis

yang terjadi bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi

dan  menyebabkan nekrosis yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan

dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke

dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah. Usus yang infark dan rentan,

mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan cairan lumen

yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan peritonitis.

Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian. Bila strangulasi hanya

menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter. Ileus obstruksi

mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru

terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter adalah strangulasi

sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia femoralis tampak seperti abses di

daerah inguinal.

Gambar Hernia Strangulata

Page 19: Case Hernia

19

5. Hernia Inflamasi

Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai penyebab pada jaringan

atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia, misalnya :

1. Apendisitis akut

2. Divertikulum Meckel

3. Salpingitis akut

Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan yang

mengalami strangulasi.

Klasifikasi Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis Medialis Hernia Inguinalis Lateralis

Hernia masuk canalis inguinalis

karena kelemahan dinding

posterior dan tidak melewati

cincin internal

Terdapat di posterior funiculus

spermaticus

Tidak pernah masuk scrotum

Jarang terjadi strangulata

Biasanya pada pria dan usia tua

Biasanya pada peroko dengan

kelemahan jaringan conective

Faktor predisposisi :aktifitas

berat, batuk, dan ketegangan.

Hernia melewati cincin interna

sampai ke cincin externa

Dapat masuk ke scrotum

Jika kongenital dapat terjadi

karena patent procesuss

vaginalis

Biasa terjadi pada pria dan

wanita

Pada semua umur

Biasanya hernia inguinalis

dextra lebih sering daripada

hernia inguinalis sisnistra

Page 20: Case Hernia

20

Dapat mencederai

n.illioinguinal

DIAGNOSIS HERNIA

A. GEJALA

Gejala lokal termasuk :

- benjolan yang bervariasi ukurannya, dapat hilang saat berbaring, dan timbul

saatadanya tahanan.

- nyeri tumpul lokal namun terkadang tajam,  rasa tidak enak yang selalu memburuk

disenja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan

herniaberkurang.

Secara khas, kantung hernia dengan isinya membesar dan mengirimkan impuls yangdapat

teraba jika pasien mengedan atau batuk.

Gejala dari adanya komplikasi adalah :

- obstruksi usus : colic, muntah, distensi, konstipasi

- strangulasi : tambahan dari gejala obstruksi, rasa nyeri yang menetap pada hernia,

demam, takikardi.

B. TANDA

Pertama kali pasien diperiksa dalam keadaan berbaring, kemudian berdiri untuk

semua hernia abdominal eksterna, tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang

bereduksi pada saat pasien berbaring. Area pembengkakan di palpasi untuk menentukan

posisi yang tepat dan karakteristiknya. Benjolan dapat dikembalikan ke atau dapat semakin

membesar saat batuk – merupakan suatu yang khas. Semakin nyata saat pasien berdiri.

Kontrol terhadap hernia untuk mencegah ia keluar adalah dengan menekannya dengan

jari di titik dimana reduksi dapat dilakukan. Pasien diminta untuk batuk : jika hernia tidak

muncul, berarti ia sudah dikendalikan dan menunjukkan letak leher dari sakus sudah tepat.

Tanda yang berkaitan dengan adanya komplikasi :

Page 21: Case Hernia

21

- Ireponibel : benjolan yang iredusibel, tanpa rasa nyeri3.

- Obstruksi  : hernia tegang, lunak, dan iredusibel. Mungkin ada distensi abdomen,

dangejala lain dari obstruksi usus

- Strangulasi : tanda-tanda dari hernia obstruksi, tetapi ketegangan semakin nyata.

Kulitdi atasnya dapat hangat, inflamasi, dan berindurasi.Strangulasi menimbulkan

nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi, dan

tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika

ada sepsis atau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hernia didiagnosis berdasarkan gejala klinis. Pemeriksan penunjang jarang dilakukan dan

jarang mempunyai nilai.

a. Pencitraan

- Herniografi. Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum

peritonealdan dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk

mengidentifikasihernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk

memastikanadanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.

- USG. Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis,

misalnyapada Spigelian hernia.

- CT dan MRI. Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya :

hernia obturator)

b. Laparaskopi

Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeriperut yang

tidak dapat didiagnosa.

c. Operasi Eksplorasi

Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak ditemukansecara

klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.

DIAGNOSIS DIFERENSIAL

Page 22: Case Hernia

22

Tabel Benjolan lain yang harus dibedakan dari hernia pada dinding abdomen

 

H er

ni a

inguinalis

 

Faktor yang dipandang berperan kausal adalah  :

1. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka

Jaringan Benjolan

Kulit Kista sebasea atau epidermoid

Lemak Lipoma

Fasia Fibroma

Otot Tumor yang mengalami hernia melalui pembungkusnya

Arteri Aneurisma

Vena Varikosa

Limfe Pembesaran KGB

Gonad Ektopik testis / ovarium

Page 23: Case Hernia

23

2. Peninggian tekanan di dalam rongga perut

3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.

1. Adanya prosesus vaginalis yang tetap terbuka

Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih 90%

prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus

vaginalis belum tertutup Akan tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen.

Tidak sampai 10 % dengan anak dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada

lebih dari separuh populasi anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral, tetapi

insidens hernia tidak melebih 20 %. Umumnya disimpulkan adanya prosesus vaginalis yang

paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor lain,

seperti anulus inguinalis yang cukup besar.

Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2 %. Kemungkinan terjadi

hernia pada sisi kanan 60 %, sisi kiri 20-25 % dan bilateral 15 %. Kejadian hernia bilateral

pada anak perempuan dibandingkan lelaki kira-kira sama (10%) walaupun frekuensi prosesus

vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada perempuan.

Anak yang pernah menjalani operasi hernia pada waktu bayi, mempunyai

kemungkinan 16% mendapat hernia kontralateral pada usia dewasa. Insidens hernia

inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2 %. Kemungkinan terjadi hernia bilateral dari

insidens tersebut mendekati 10 %.

2. Peninggian tekanan intraabdomen

Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertropi

prostat, konstipasi, dan asites, sering disertai hernia inguinalis.Insidens hernia meningkat

dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan

tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.  Hernia dapat terjadi

setelah peningkatan tekanan intra-abdominal yang tiba-tiba dan kuat seperti waktu

mengangkat barang yang sangat berat, mendorong, batuk, atau mengejan dengan kuat pada

waktu miksi atau defekasi.

3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.

Page 24: Case Hernia

24

Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus

turur kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis

berjalan lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis

berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya

usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat

kerusakan n. ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah apendektomi.

Diagnosis Hernia Inguinalis

a. Anamnesa

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia

reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu

bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang

dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di darah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri

viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam

kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi

karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

b. Pemeriksaan Fisik

Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat

pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio

inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong

kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang

memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar

ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin

teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking,

pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus

eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal

hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta

mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau

bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi hernia, pada bayi

perempuan, yang teraba seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium.Diagnosis

ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan

jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus . Hernia ini

Page 25: Case Hernia

25

harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai

sebagai pegangan untuk membedakannya.

Hernia Inguinalis Indirek

Disebut juga henia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum melalui

anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian

hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan, jika cukup panjang, menonjol keluar dari

anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum,

ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam m.kremaster, terletak

anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma.

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika

inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis

inguinalis; berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui segitiga

Hasselbach dan disebut sebagai hernia direk2.  Kantung dari inguinalis indirek berjalan

melalui anulus inguinalis profunda, lateral pembuluh epigastrika inferior, dan akhimya ke

arah skrotum.

Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong sedangkan

hernia medial berbentuk tonjolan bulat.

Page 26: Case Hernia

26

Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak

menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke

skrotum. Hernia geser dapat terjadi di sebeblah kanan atau kiri. Hernia yng di kanan biasany

berisi sekum dan sebagian kolon ascendens, sedangkan yng di kiri berisi sebagian kolon

desendens.

Hernia inguinalis indirecta yang merupakan hernia paling sering terjadi dan dipercaya

bersifat congenital, menonjol melalui annulus inguinalis profundus, canalis inguinalis dan

keluar melalui annulus inguinalis superficialis ke scrotum atau labium majus. Sesuai dengan

bentuk dan letaknya maka disebut juga hernia inguinalis obliqua/lateralis. Hernia inguinalis

indirecta lebih sering daripada yang directa dan dua puluh kali lebih banyak pada pria

daripada wanita, sepertiganya bilateral serta lebih sering pada sisi kanan. Sesuai dengan

mekanisme terjadinya, diselubungi oleh ketiga lapisan ductus deferens.

Ada dua macam hernia inguinalis indirecta, yaitu yang congenitalis dan acquisita

(didapat). Perbedaannya secara anatomis terletak pada apakah prosesus vaginalis telah atau

belum menutup. Pada yang congenitalis processus vaginalis belum menutup sehingga isi

abdomen (usus) dapat mengisi sampai pada cavum scroti. Pada yang acquisita (didapat)

kantong hernia tidak berhubungan dengan cavum scroti karena processus vaginalis telah

menutup. Hernia inguinalis congenitalis yang sudah terjadi sejak lahir sering tidak diketahui

sampai usia anak, atau bahkan usia dewasa. Kantong hernianya berupa peritoneum, sisa

processus vaginalis yang telah menutup (ligamentum vaginale), lapisan-lapisan fascia

spermatica interna, m.cremaster, dan fascia spermatica externa serta bagi yang congenitalis

processus vaginalis tetap terbuka.

Pada wanita dimana processus vaginalis menetap (canalis Nucki), hernia dapat

menuju sampai labium majus. Jika tempat keluar hernia inguinalis indirecta terletak di

sebelah lateralis dari arteria epigastrica, hernia ingunalis directa menonjol keluar melalui

trigonum inguinale di sebelah medial dari arteria tersebut. Hernia inguinalis directa

menembus keluar melalui annulus inginalis superficialis yang melebar menonjol ke dinding

abdomen, ada juga yang berpendapat bahwa hernia ini tidak melalui annulus inguinalis

superficialis, tetapi menonjol melalui “conjoint tendon” dan mencapai annulus.

Kantung hernia indirek sebenarnya adalah suatu prosesus vaginalis yang berdilatasi

secara persisten. Hernia ini berjalan melalui anulus inguinalis profunda dan mengikuti

Page 27: Case Hernia

27

selubungnya ke skrotum. Pada anulus profunda, kantung mengisi sisi lateral dari korda.

Lemak properitoneal sering kali berkaitan dengan kantung indirek dan dikenal sebagai

lipoma dari korda, meskipun lemak tersebut bukan tumor.

Organ-organ retroperitoneal seperti misalnya kolon sigmoid, sekum, dan ureter dapat

tergelincir ke dalam kantung indirek. Dalam kantung itu, organ-organ tersebut menjadi

bagian dari dinding kantung dan rentan terhadap cedera selama perbaikan. Hernia sliding ini

sering kali besar dan sebagian iredusibel.

Gambaran Klinis Hernia inguinalis indirek

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul

pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat

baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya

diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak

menangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia

strangulata.

Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau

labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk

sehingga  adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam

keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan

dapat direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada

anak-anak, kadang cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalis yang melebar.

Pada hernia insipien tonjolan hanya dapat dirasakan menyentuh ujung jari di dalam

kanalis inguinalis dan tidak menonjol keluar. Pada bayi dan anak-anak kadang tidak terlihat

adanya benjolan pada waktu menangis, batuk, atau mengedan. Dalam hal ini perlu dilakukan

palpasi tali sperma dengan membendingkan yang kiri dan yang kanan; kadang didapatkan

tanda sarung tangan sutra.

Tabel Perbedaan antara hernia inguinalis indirek dan hernia inguinalis direk

  Indirek Direk

Page 28: Case Hernia

28

Usia pasien

Usia berapapun, terutama

muda Lebih tua

Penyebab Dapat kongenital Didapat

Bilateral 20 % 50 %

Penonjolan saat batuk Oblik Lurus

Muncul saat berdiri

Tidak segera mencapai

ukuran terbesarnya

Mencapai ukuran terbesar

dengan segera

Reduksi saat berbaring

Dapat tidak tereduksi

segera Tereduksi segera

Penurunan ke skrotum Sering Jarang

Oklusi cincin internus Terkontrol Tidak terkontrol

Leher kantong Sempit Lebar

Strangulasi Tidak jarang Tidak biasa

Hubungan dengan

pembuluh darah epigastric

inferior Lateral Medial

  

Tata Laksana Hernia Inguinalis

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang utnuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi

tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi

Page 29: Case Hernia

29

dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan

tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang

tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur

dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia

jarang terjadi dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih

elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian

sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk

operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus

dilakukan operasi segera.

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi

dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun, cara yang

sudah berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara

ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot

dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-

anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang

mengandung pembuluh darah testis.

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri

atas herniotomi dan hernioplastik.

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong

dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia

dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam

mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode

hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus,

menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.transversus

internus abdominis dan m.obliqus obliqus internus abdominis yang dikenal dengan nama

conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan

fasia transversa, m.transversus abdominis, m. obliqus internus abdominis ke ligamentum

Cooper pada metode McVay.

Page 30: Case Hernia

30

Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi tahun 1887.

Setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha dengan cara

mengaproksimasi muskulus obliqus internus, muskulus transversus abdominis, dan fasia

transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat diterapkan,

baik pada hernia direk maupun indirek.

Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi

Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. Untuk mengatasi

masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan.

Pada teknik itu digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia transversalis yang

membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal.

Pada hernia kongenital pada bayi dan anak-anak yang faktor penyebabnya adalah

prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena anulus inguinalis

internus cukup elastis dan dinding belakang kanalis cukup kuat.

Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap.

Mengingat kejadian hernia bilateral cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi

kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sisnistra. Hernia bilateral pada

orang dewasa, dinajurkan melakukan operasi dalam satu tahap,kecuali jika ada

kontraindikasi.

Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakang kanalis inguinalis dengan hernia

inguinalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini, diperlukan hernioplastik

yang dilakukan secara cermat dan teliti. Tidak satu pun teknik yang dapat menjamin bahwa

tidak akan terjadi residif. Yang penting diperhatikan ialah mencegah terjadinya tegangan

pada jahitan dan kerusakan pada jaringan. Umumnya dibutukan plastik dengan bahan

prostesis mesh misalnya.

Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi dibandingkan dengan

faktor konstitusi.Pada hernia inguinalis lateralis penyebab resididf yang paling sering ialah

penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai, di antaranya karena diseksi

kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantung hernia tidak

ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang

berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.

Page 31: Case Hernia

31

Pada operasi hernia secara laparoskopi diletakkan prostesis mesh di bawah

peritoneum dinding perut.