80681248 Hernia Inguinal is Anak Case Harry
-
Upload
ilham-k-arief -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of 80681248 Hernia Inguinal is Anak Case Harry
Laporan Kasus
HERNIA INGUINALIS ANAK
Harry Hadi Saputra
0508111067
Pembimbing :
dr. Tubagus Odih RW, SpBA
Kepaniteraan Klinik Senior
Bagian Ilmu Bedah RSUD Arifin Achmad
Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Pekanbaru
2011
HERNIA INGUINALIS ANAK
1.1 Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.1 Berdasarkan
terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau
akuisita.1 Hernia diberi nama menurut letaknya, hernia diafragma, inguinal,
umbilikal dan femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila
isi hernia dapat keluar masuk dan bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut disebut hernia ireponibel.1
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang di dapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki
dari pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu
masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia.1 Selain itu diperlukan faktor yang mendorong isi hernia
melewati pintu masuk hernia.1 Faktor yang dipandang berperan dalam hernia yaitu:
a) Prosesus vaginalis yang terbuka, kurang dari 90% prosessus vaginalis tetap
terbuka, sedangkan pada bayi umur 1 tahun sekitar 30% prosessus vaginalis
belum tertutup. Tidak sampai 10% dari anak dengan prosessus vaginalis paten
menderita hernia. Pada lebih dari separuh populasi anak dapat dijumpai
prosessus vaginalis paten kontralateral, tetapi insiden hernia tidak melebihi
20%. Umumnya disimpulkan adanya prosessus vaginalis yang paten bukan
merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan vaktor lain,
seperti anulus inguinalis yang cukup lebar.
b) Peninggian tekanan di rongga abdomen yang kronis, seperti batuk kronik,
hipertropi prostat, konstipasi dan acites sering disertai inguinalis
c) Kelemahan otot dinding perut karena faktor usia.
1.2 Klasifikasi
Hernia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:2
1. Hernia Eksterna (tampak dari luar)
a. Hernia inguinalis lateralis
b. Hernia inguinalis medialis
c. Hernia femoralis
d. Hernia umbilikalis
2. Hernia interna (tidak tampak dari luar)
a. Hernia Obturatoria
b. Hernia diafragmatika
c. Hernia foramen winslowi
d. Hernia ligament treit, dll
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:2
1. Hernia Indirek
- hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.
- hernia inguinalis indirek sliding.
2. Hernia Direk
- suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum
pubicum.
- hernia divertikular di dinding posterior.
- hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh permukaan
segitiga Hesselbach
1.3 Anatomi
Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:3
1. Kulit (kutis).
2. Jaringan sub kutis (Camper’s dan Scarpa’s) yang berisikan lemak
3. Muskulus Obl. Abd.Eksternus (MOE),bagian medial berbentuk
Apponeurosis dan mendekati tuberkulum pubikum membentuk crus
superior dan inferior.
4. Muskulus Obl.Abd.Internus dan Muskulus Transversus Abd sebagai
Conjoined tendon
5. Ligamentum Inguinale (Poupart),mulai dari SIAS sampai tuberkulum
pubikum, ini merupakan tepi bawah MOE.
6. Ligamentum Lakunare Gimbernati.
7. Fascia Transversa, ligamentum COOPER.
8. Anulus Internus yang dibentuk oleh Lig.Ing, Conjoined tendon dan vasa
epigastrika inferior,ini merupakan tempat keluarnya hernia inguinalis
lateralis.
9. Kanalis Inguinalis panjang 3-5 cm, dibentuk oleh :
Bag.ventral : App. M.O.E.
Bag. Kaudal : Lig.Inguinale.
Bag. Dorsal : Fascia transversa.
Bag. Kranial : Conjoined tendon.
10. Funikulus Spermatikus, isi dari kanalis inguinalis,keluar melalui anulus
internus,menuju an.ekst dan ke skrotum, pada wanita berisi ligamentum
rotundum.
11. Segitiga HASSELBACH, dibentuk oleh bagian medial: tepi leteral
musk.rektus, bg. lateral Vasa epigastrika inferior dan bg. bawah:
lig.Inguinal. Ini merupakan tempat keluarnya hernia ing. Medialis.
12. Anulus femoralis, tempat keluarnya hernia femoralis.yang menuju fossa
ovalis.Anulus(kanalis) ini dibentuk oleh : lig.ing.,lig.lacunare
Gimbernati,fascia pectinea dan vasa femoralis.
13. Nervus ileo hipogastrika(T12,L1) dan ileo inguinalis(L1).
Gambar 1: Anatomi Inguinal4
Funikulus spematikus pada pria terdiri atas:3
a. Duktus deferens
b. 3 arteri yaitu :
Arteri spermatika interna
Arteri diferential
Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus: Cabang genital dari nervus genitofemoral
Gambar 2 : Feniculus Spermaticus4
1.4 Epidemiologi
Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak
17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. 5 Di Indonesia diperkirakan 102 ribu anak
menderita penyakit hernia. Untuk data di jawa tengah, mayoritas usia penderita
selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur
kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 2-5 tahun berkisar antara
150.214 penderita.6
Hernia inguinalis merupakan kelainan bedah anak yang paling sering
dijumpai.7 Insiden hernia pada bayi dan anak belum diketahui dengan pasti, tapi
antara 10-20: 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah antara 1-5%.8 Perbandingan
antara hernia inguinalis lateralis kanan, kiri dan bilateral adalah 60% : 25% : 15%.7
Prosentase kejadian hernia inguinalis lateralis kanan lebih sering dibandingkan hernia
lateralis kiri disebabkan karena adanya keterlambatan descensus testicularis kanan
dari pada yang kiri, sesuai dengan obliterasi yang lambat dari proscessus peritonei
yang kanan.7 Rasio antara anak laki-laki dan wanita adalah 4:1.8 Pieter dan
syamsuhidayat menyimpulkan bahwa 93,4% hernia terdapat pada laki-laki dan 6,6%
pada wanita.7 Namun kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibandingkan
laki-laki kira-kira sama (10%) walaupun frekuensi prosessus vaginalis yang tetap
terbuka lebih tinggi pada perempuan.1 anak yang pernah menjalani operasi hernia
pada waktu bayi, mempunyai kemungkinan 16% mendapat hernia kontralateral pada
usia dewasa.1 Sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun; kebanyakan akan
muncul pada umur 6 bulan. Hernia inguinalis yang paling lazim pada anak adalah
hernia inguinalis tidak langsung.8 Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis
dan inkarserata yang lebih tinggi.8 7% anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30
minggu usia kehamilan menderita hernia inguinalis dibandingkan dengan hanya 0,6%
bayi laki-laki yang lahir lebih lama dari 36 minggu usia kehamilan.8
Insiden hernia inguinalis yang inkarserata terjadi kira-kira 10-15% dari
seluruh kasus hernia pada anak. Pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari
1000 g insiden inkarserata mendekati 30%.8 Pada RSCM kasus hernia inguinalis
lateralis dengan inkarserta berjumlah 39,7% dari 446 kasus hernia pada anak.7 Insiden
inkarserata tertinggi pada umur tahun pertama kehidupan, hal ini sejalan dengan
tingginya kasus hernia pada umur tersebut. Pada bayi dan anak-anak isi kantong
hernia yang terbanyak ditemukan adalah usus halus, sedangkan omentum jarang
mengingat omentumnya masih pendek.7
1.5 Embriologi
Mayoritas hernia inguinalis pada anak adalah hernia inguinalis lateralis akibat
dari prosesus vaginalis yang patent. Secara embriologi penurunan processus vaginalis
bersama sama testis terjadi pada bulan ke 3 kehidupan foetus. Testis turun dari
dinding belakang abdomen melalui kanalis inguinalis menuju kantong scrotum; hal
ini amat erat hubungannya dengan kejadian hernia inguinalis lateralis dan hydrocele
pada anak-anak. Pada waktu perkembangan lebih lanjut bagian distal prosessus
vaginalis bersatu dan menutupi testis yang disebut sebagai procesus vaginalis
peritonei sedangkan bagian proximal berobliterasi. Kegagalan obliterasi
mengakibatkan berbagai anomali inguinal dan dapat terjadi hernia akibat masuknya
organ intraperitoneal seperti usus, ovarium dan sebagainya ke dalam kantong hernia
dengan atau tanpa hydrocele.7,8 Kegagalan total obliterasi akan menghasilkan hernia
inguinalis total. Obliterasi distal dengan bagian distal patensi akan menghasilkan
hernia inguinalis lateralis Apabila bagian proximal processus vaginalis peritonei
tidak menutup sempurna.1
1.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah
inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan
datang dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.
Orang tuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang
mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau apabila pada
keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan tanpa adanya benjolan atau
pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum
berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah tanda klasik untuk hernia
inguinalis lateralis.8 Keluhan nyeri jarang dijumpai, bila ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau paraumbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
yang disertai mual dan muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau
strangulasi karena nekrosis atau gangren.1
b. Pemeriksaan Fisik
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.1 Pada
inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul
sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial
bawah. Jika kantong hernia kosong kadang dapat di raba pada fenikulus spermatikus
sebagai gesekan dari dua lapis kantong. Jika kantong hernia berisi organ, tergantung
isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau kelingking, pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia
dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan
apakah isi hernia dapat di reposisi atau tidak. Pada hernia yang dapat direposisi, pada
waktu jari masih berada pada anulus eksternus, pasien diminta batuk atau mengedan
(Finger Test). Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis,
dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi
hernia, pada bayi perempuan, yang teraba seperti sebuah masa padat biasanya terdiri
atas ovarium.1 Tes lain yang bisa digunakan untuk membedakan hernia inguinalis
medialis dan lateral yaitu Zieman Test dan Tumb Test.7
Diagnosa ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat di reposisi, atau, jika
tidak dapat di reposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial
dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus. Hernia harus dapat
dibedakan dari hidrokel atau elevantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai
sebagai pegangan untuk membedakannya.1
Bedasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kogenital dan
hernia akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma,
inguinal, umbilical dan femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia
reponible bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi apabila berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus. Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga disebut hernia irreponibel, hal ini biasanya didisebabkan oleh pelekatan
kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta (perlekatan karena fibrosis). Tidak
ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.1
1.4 Hernia inguinalis
a. Hernia inguinalis direk (medialis)
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol
langsung kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
inguinal dibagian inferior, pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot
rektus dibagian medial. Dasar segitiga hasselbach dibentuk oleh fasia transversal
yang diperkuat oleh serat aponeurisis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang
tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis,
karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak keskrotum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.8 Hernia inguinalis direk ini hampir
selalu disebabkan faktor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach. Oleh karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral,
khususnya pada pria tua. 1
b. Hernia inguinalis indirek (hernia lateralis)
Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena
keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis
inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus.
Apabial hernia inguinalis lateralis berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini
disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada dalam muskulus kremaster terlatak
anteromedial terhadap vas deferen dan struktur lain dalam funikulus spermatikus.
Pada anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak
menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke
skrotum.8
Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa
tidak menutupnya prosessus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan
testis ke skrotum. Hernia yang dikanan biasanya berisi sekum dan sebagian kolon
asendens. Sedangkan yang dikiri berisi sebagai kolon desendens.9
Gambar 3: Hernia inguinalis direk dan indirek10
1.5 Penatalaksanaan
Indikasi operasi pada hernia inguinalis lateralis yaitu pada saat hernia
terdiagnosis. Pertimbangan lain adalah keadaan umum penderita, gizi, penyakit lain
yang menyertai. Operasi dilakukan dengan bius umum dan bila Hb kurang dari 10 gr
% bisa dilakukan anastesi lokal.7 Operasi ini harus segera dilakukan secera elektif
setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi terjadinya inkarserata di
kemudian hari setelah terutama selama tahun pertama kehidupan. Perbaikan elektif
hernia inguinalis lateralis dapat dilakukan pada penderita rawat jalan. Prinsip dasar
dari operasi hernia terdiri dari Herniotomy, Hernioraphy, dan Hernioplasty.1,6
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi.
Kantong diajahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.8 Pada herniaplastik dilakukan
tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis. Pada hernioraphy, leher hernia diikat dan digantungkan pada
conjoint tendon (pertemuan m.transversus internus abdominis dan m. obliqus internus
abdominis).1,8
Strangulasi di tangani dengan nasogastric suction, rehisdrasi, perbaikan defisiensi
elektrolit, dan operasi dapat di lakukan setelah kondisi pasien stabil. Pada hernia
inguinalis lateralis penyebab residitif yang paling sering adalah penutupan annulus
inguinalis internus yang tidak memadai, diantaranya karena diseksi kantong yang
kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal atau kantung hernia tidak ditemukan.
Pada hernia inguinalis medialis penyebab residitif umumnya karena tegangan yang
berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.1
1.6 Komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang dialami
oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis lateralis,
pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri
atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini tidak
timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin
hernia sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih
kaku seperti pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi
jepitan parsial.1
Hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.
Hernia inkarserata ini mengakibatkan gangguan pasase usus berupa penyumbatan
saluran cerna, atau terjadi nekrosis sampai perforasi. Akibat penyumbatan usus terjadi
aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan berbagai
macam akibat lain. Bila telah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi,
terjadi keadaan toksik akibat gangren dan gambaran klinis menjadi kompleks dan
sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan
menetap karena rangsangan peritoneal.1
1.7 Prognosis
Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik. Insiden
terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi pascah bedah
mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya insiden recurrent
ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.7
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : By. G
Umur : 4 Tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Merdeka Gang Rahmad Dumai Timur, Dumai
Anamnesis
Alloanamnesis : diberikan oleh ibu kandung pasien
Keluhan Utama :
Benjolan pada lipat paha kanan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Riwayat Penyakit Sekarang :
- 3 hari SMRS ibu pasien mengeluhkan pada lipat paha sebelah kanan pasien
muncul benjolan ± sebesar telur puyuh berbentuk lonjong pada lipat paha hingga
kantong kemaluan sebelah kanan. Muncul saat pasien menangis dan batuk, tidak
mengecil dengan penekanan. Neri tekan (+), tidak dapat digerakkan. Pasien juga
mengeluhkan muntah setiap kali makan dan minum, Buang air besar tidak ada
sejak terdapatnya benjolan, BAK tidak ada keluhan
- Pasien dibawa ke RSUD dumai dan langsung di rujuk ke RSUD AA dengan
diagnosis hernia
- Pasien tampak gelisah, menangis, muntah setiap kali makan dan minum, BAB
tidak ada sejak 3 hari SMRS, BAK tidak ada keluhan. Pada lipat paha hingga di
bawak kulit kantong kemaluan tampak benjolan dengan ukuran sebesar telur
ayam
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini sebelumnya
- Pernah dirawat dengan keluhan pembesaran pada kepala pada umur 21 hari.
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Perkembangan:
- Prenatal : ibu melakukan ANC teratur di puskesmas.
- Natal : Pasien lahir cukup bulan (9 bulan), cara persalinan pervaginam.
- Postnatal : langsung menangis, berat lahir 3100 gram.
- Bisa berjalan umur 2 tahun
- Bisa berbicara umur 3 tahun
Riwayat Keluarga :
1. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Vital Sign : nadi 112 x/menit, RR 32 x/menit, suhu 36,6 0C, BB 14 kg.
Pemeriksaan Kepala dan Leher : konjungtiva anemis (-/-), skelera ikterik (-/-)
Pemeriksaan Toraks : DBN
Pemeriksaan Abdomen : Status lokalis
Pemeriksaan Ekstremitas : DBN
Pemeriksaan Kelenjar Limfe : DBN
Pemeriksaan genitalia : Status lokalis
Status Lokalis
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : distensi (+), venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) pada semua lapangan
abdomen
Region iliaca sinistra
Inspeksi : terlihat benjolan (+), kemerahan (-), benjolan tidak bertambah besar
pada saat menangis.
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : teraba kenyal, nyeri tekan (+)
Pemeriksaan genitalia
Inspeksi : Tampak benjolan lonjong di regio inguinal dextra hingga scrotum
dextra
Palpasi : pada benjolan, berada di bawah kulit nyeri tekan (+), Permukaan rata,
teraba kenyal (+), Tidak bisa di naikkan ke atas (direposisi)
Pemeriksaan khusus
Transluminasi (-)
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium darah
Hb : 11,4 g/dl
Ht : 34,5 vol%
Leukosit : 11.400/ul
Trombosit : 543.000/ul
Diagnosis :
Hernia Inguinalis lateralis Sinistra inkarserata irreponible
Penatalaksanaan
Herniotomi (14 Mei 2011)
Follow up
16 Mei 2011
S : Nyeri (+) pada bekas operasi, demam (-), BAB (+) warna coklat, BAK tidak ada
kelainan
O : Nadi 121x/menit, suhu 36,5 0C, pernafasan 35x/menit
A : Post Operasi herniotomi ec Hernia Inguinalis lateralis Sinistra inkarserata
irreponible hari ke II
P : Cefadroxil syr 2 x 1 cth
Ketorolac
PCT syr 3 x 1 cth
Follow up
18 Mei 2011
S : Nyeri (-) pada bekas operasi, demam (-), BAB (+) warna kuning, mencret (-) BAK
tidak ada kelainan
O : Nadi 120x/menit, suhu 36,7 0C, pernafasan 28x/menit
A : Post Operasi herniotomi ec Hernia Inguinalis lateralis Sinistra inkarserata
irreponible hari ke IV
P : Cefadroxil syr 2 x 1 cth
PCT syr 3 x 1 cth
Pasien Pulang pada tanggal 18 Mei 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat R, de Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. edisi ke 2. Jakarta.
EGC.528-532.
2. Inguinal Hernia: Anatomy and Management
http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4 [diakse tanggal 15 Mei 2011]
3. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery. Eighth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
4. Hansen JT. Interactive Atlas of Human Anatomy Version 3.0 [CD]. Rochester: NY.
2003.
5. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217
6. Hidayati N. Asuhan keperawatan pada anak dengan henia inguinalis lateralis di
bangsal flamboyan RSUD pandan arang boyolali. Surakarta: Univesitas
Muhammadiyah Surrakarta. 2009.
7. Girl MK, Mantu FN. Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak National
Digestive Disease Information Clearinghouse (NDDIC). Inguinal Hernia. [diakse
tanggal 3 Mei 2011]
8. Henri J. Prevalensi hernia pada anak di RSUP Adam Malik Medan. Universitas
Sumatra utara. 2009.
9. Grace, Pierce A, Borley, Neil. At a Glance Ilmu bedah. Edisi 3. 2006. Jakarta: PT
Erlangga. 118-119.
10. Anatomy of hernia. http//www.aurohealthcare.org. [diakses tanggal 13 Mei
2011]